Yayayyayaa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 180

LAPORAN KEGIATAN

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN


DESA PEMATANG BANGSAL KECAMATAN PEMULUTAN
SELATAN
KABUPATEN OGAN ILIR

Disusun Oleh :
1. Maksi Rahmiati 10031381924052

2. Tris Agustina 10031381924053


3. Dessy Gita Mandasari 10031381924054
4. Tiara Anissa Putri 10021381924059
5. Amiranda 10021381924060
6. Ulya Farah Atika Wandari 10021381924061
7. Elvira Nadya Putri 10011381924129

8. Ersa Maulidiah 10011381924100

9. Muhammad Thoriq Apririzqi 10011381924114

10. Putri Syifa Syahirah 10011381924135

11. Fitria Ramadhani 10011281924086

12. Hanni Sandra Pratiwi 10011181924001

13. Rafli Harun 10011381924147

14. Rahmi Darma Sari 10011281924198

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini di Desa Pematang


Bangsal telah telah diseminarkan pada Tanggal 23 Juni 2022 dan telah disahkan
oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.

Indralaya, 19 Juni 2022

Mengetahui, Dekan FKM Unsri

Dr. Misnaniarti, S.KM., M.KM


NIP. 19760609200212001

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Laporan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini di Desa Pematang


Bangsal telah melalui proses bimbingan dan disetujui oleh Pembimbing Lapangan
dan Pembimbing Materi pada tanggal 23 Juni 2022.

Indralaya, 19 Juni 2022


Mengetahui,

Pembimbing Lapangan Pembimbing Materi

Yulita, Am.Keb Najmah, S.KM., M.P.H., Ph.D


NRPTT. D.06.14.0061 NIP. 198307242006042003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
ridha serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pengalaman Belajar lapangan (PBL) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sriwijaya tahun 2022 yang dilaksanakan di Desa Pematang Bangsal, Kecamatan
Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir.
Kami berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
segenap civitas akademika Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
serta bagi warga di Desa Pematang Bangsal, Kecamatan Pemulutan Selatan,
Kabupaten Ogan Ilir
Banyak suka maupun duka yang telah dilewati selama perjalanan
Pengalaman Belajar Lapangan ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan segala bentuk dukungan, bantuan,
bimbingan, nasihat dan do‟a yang memacu dan membantu dalam pembuatan
laporan ini:
1. Ibu Misnaniarti, S.K.M., M.K.M. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sriwijaya;
2. Ibu Najmah, S.K.M, M.P.H., Ph.D selaku dosen pembimbing materi
Pengalaman Belajar Lapangan;
3. Ibu Bidan Yulita, Am.Keb selaku pembimbing lapangan yang banyak
membantu kami di setiap kegiatan di desa;
4. Bapak Robinhud, S.Pd.,M.Si selaku Bapak Camat Pemulutan Selatan,
Kabupaten Ogan Ilir yang telah berkenan mendukung kegiatan yang kami
lakukan selama PBL;
5. Ibu Sekretaris Desa Pematang Bangsal, Kecamatan Pemulutan Selatan,
Kabupaten Ogan Ilir yang telah berkenan mendukung dan membantu
kegiatan yang kami lakukan selama PBL;
6. Tenaga Kesehatan Puskesmas Sungai Keli, yang telah membantu kami
selama terlaksananya pencarian data di Desa Pulau Semambu;
7. Kader Desa yang telah terlibat aktif dalam proses kegiatan yang kami
lakukan selama PBL;

iii
8. Orang tua dan keluarga kami yang telah memberikan semangat dan
dukungan tiada henti untuk kami;
9. Perangkat Desa Pematang Bangsal dari dusun 1 sampai dengan dusun 2,
yang telah membantu dalam terlaksananya kegiatan PBL kami;
10. Serta teman-teman, adik-adik, dan seluruh masyarakat Desa Pematang
Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir yang tidak
dapat kami sebutkan satu per satu.
Kami berharap semoga ilmu, pengetahuan, dan bimbingan dari semua
pihak semoga menjadi manfaat bagi kami dan menjadi ladang amal dihadapan
Allah SWT. Kami juga menyadari mungkin masih banyak kesalahan dalam
menjalankan PBL ataupun dalam penulisan laporan ini. Untuk itu segala kritik,
saran dan masukan sangat diperlukan untuk perbaikan kedepannya. Akhir kata
semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan penulis.

Indralaya, 19 Juni 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Tujuan Kegiatan 3

1.2.1. Tujuan Umum 3

1.2.2. Tujuan Khusus 3

1.2.3. Bagi Mahasiswa PBL 4

1.3. Manfaat Kegiatan 4

1.3.1. Bagi Masyarakat Desa Pematang Bangsal 4

1.3.2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1. Stunting 6

2.1.1. Kondisi Stunting di Indonesia 6

2.1.2. Definisi Stunting 7

2.1.3. Faktor Risiko Penyebab Stunting 7

2.1.4 Cara Pengukuran Balita Stunting 10

2.1.5 Ciri – Ciri Stunting 10

2.1.6 Dampak Stunting 11

v
2.1.7 Upaya Pencegahan Stunting 12

2.2. Sanitasi Lingkungan 13

2.2.1. Pengertian Sanitasi 13

2.2.2. Air Bersih 13

2.2.3. Pengelolaan Sampah 14

2.2.4. MCK (Mandi Cuci Kakus) 16

2.3. Vaksinasi Booster Covid -19 21

2.3.1. Pengertian Vaksinasi Booster 21

2.3.2. Manfaat Vaksinasi Booster 21

2.3.3. Jenis Vaksinasi Booster 21

2.3.4. Syarat Penerima Vaksinasi Booster 22

2.3.5. Efek Samping dan Penanganan Vaksinasi Booster 22

2.4. Pernikahan Terlalu Dini 23

2.4.1 Pengertian Pernikahan Terlalu Dini 23

2.4.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Terlalu Dini 23

2.4.3 Dampak Pernikahan Terlalu Dini 25

2.4.4 Cara Pencegahan Pernikahan Terlalu Dini 26

BAB III ANALISIS SITUASI 27

3.1 Gambaran Umum Lokasi PBL 27

3.1.1 Data Geografis 28

3.1.2 Data Topografis 28

3.1.3 Data Demografis 28

3.1.4 Data Sarana dan Prasarana 30

3.1.5 Data Lembaga dan Kemasyarakatan 31

3.2 Gambaran Khusus Lokasi PBL 32

3.2.1 Karakteristik Responden Desa Pematang Bangsal 32

vi
3.2.2 Gambaran Status Gizi 35

3.2.3 Pernikahan Terlalu Dini 37

3.2.4 Hygiene dan Sanitasi (MCK dan Air Bersih) 37

3.2.5 Vaksinasi Covid -19 45

3.2.6 Gambaran Kinerja Kader Posyandu 47

3.2.7 Tugas dan Peran Kader Posyandu 48

BAB IV RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAAN 52

4.1 Tempat, Waktu dan Sasaran Kegiatan 52

4.1.1 Tempat Kegiatan 52

4.1.2 Waktu Kegiatan 52

4.1.3 Sasaran Kegiatan 52

4.2 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) 52

4.2.1 Identifikasi Masalah 52

4.2.2 Prioritas Masalah 53

4.2.3 Perumusan Masalah 54

4.2.4 Penyebab Masalah 55

4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) di Desa Pematang Bangsal 62

BAB V HASIL KEGIATAN 70

5.1 Pelaksanaan Kegiatan 70

5.1.1 Ramah Tamah 70

5.1.2 Penyebaran Kuisioner 70

5.1.3 Kunjungan ke Puskesmas Sungai Keli 70

5.1.4 Pengenalan “Isi Piringku” 70

5.1.5 Penyuluhan Safety Riding K3, CTPS dan PHBS 70

5.1.6 Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Sanitasi (PAUD Ananda) 71

5.1.7 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi, Vaksinasi Booster dan

vii
Posyandu Remaja 71

5.1.8 Kegiatan Kampanye Gerakan Cegah Stunting 71

5.1.9 Kegiatan Pemberian Edukasi Mengenai PMT Ibu Hamil dan Balita
71

5.2 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan 71

5.3 Solusi yang Diusulkan 73

5.3.1 Ramah Tamah 74

5.3.2 Penyebaran Kuisioner 74

5.3.3 Kunjungan ke Puskesmas Sungai Keli 74

5.3.4 Pengenalan “Isi Piringku” 74

5.3.5 Penyuluhan Safety Riding K3, CTPS dan PHBS 74

5.3.6 Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Sanitasi (PAUD Ananda) 74

5.3.7 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi, Vaksinasi Booster dan


Posyandu Remaja 74

5.3.8 Kegiatan Kampanye Gerakan Cegah Stunting 74

5.3.9 Kegiatan Pemberian Edukasi Mengenai PMT Ibu Hamil dan Balita
75

BAB VI PENYUSUNAN POLICY BRIEF 76

6.1 Analisis Rekomendasi Kebijakan 76

6.1.1 Analisis Aktor 76

6.1.2 Analisis Konten 76

6.1.3 Analisis Konteks 77

6.1.4 Analisis Proses 78

6.2 Hasil Policy Brief 79

BAB VII PENUTUP 81

7.1 Kesimpulan 81

7.2 Saran 81

viii
DAFTAR PUSTAKA 83

LAMPIRAN 85

Lampiran. 1 SK PBL dan Nama Anggota Kelompok 85

Lampiran. 2 Instrumen Kuisioner 87

Instrumen 1 89

Instrumen 2 95

Instrumen 3 105

Instrumen 4 110

Lampiran. 3 Output Hasil Perhitungan SPSS 139

Lampiran. 4 Instrumen Kegiatan 162

Lampiran. 5 Dokumentasi Kegiatan 163

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak ...................................... 7


Tabel 2. 2 Jumlah Pengguna MCK dan Banyaknya Bilik yang Diperlukan ......... 17
Tabel 3. 1 Jumlah KK dalam 3 Tahun Terakhir.................................................... 29
Tabel 3. 2 Jumlah Total Penduduk dalam 3 Tahun Terakhir ................................ 29
Tabel 3. 3 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender Dalam 3 Tahun
Terakhir ................................................................................................................. 29
Tabel 3. 4 Distribusi Jumlah Penduduk 1 Tahun Terakhir Berdasarkan Struktur
Usia (Tahun 2021)................................................................................................. 30
Tabel 3. 5 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Desa Pematang Bangsal .................... 30
Tabel 3. 6 Jumlah Peserta Didik di Masing- Masing PAUD ................................ 31
Tabel 3. 7 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Desa Pematang Bangsal ...................... 31
Tabel 3. 8 Jenis Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Desa
Pematang Bangsal ................................................................................................. 31
Tabel 3. 9 Distribusi Frekuensi Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) Pada
Ibu di Desa Pematang Bangsal 2022 ..................................................................... 37
Tabel 3. 10 Distribusi Frekuensi Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)
Pada Anak di Desa Pematang Bangsal 2022......................................................... 39
Tabel 3. 11 Distribusi Frekuensi Riwayat Vaksinasi Covid-19 Responden Desa
Pematang Bangsal 2022 ........................................................................................ 46
Tabel 4. 1 Prioritas Masalah dengan Metode USG ............................................... 53
Tabel 4. 2 Penetapan Prioritas Masalah Di Desa Pematang Bangsal ................... 54
Tabel 4. 3 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dari Prioritas Masalah di Desa
Pematang Bangsal ................................................................................................. 57
Tabel 4. 4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), PBL 2022 Kelompok 18 Desa
Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan ............................................... 63
Tabel 5. 1 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan ......................................................... 71

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Sebaran Stunting Di Indonesia ........................................................... 6


Gambar 2. 2 Ciri-ciri Stunting .............................................................................. 11
Gambar 2. 3 Aspek -Aspek Pengelolaan Sampah Kota ........................................ 15
Gambar 2. 4 Diagram Teknik Operasional Pengolahan Sampah .......................... 16
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pematang Bangsal ............... 27
Gambar 3. 2 Peta Kecamatan Pemulutan Selatan ................................................ 28
Gambar 3. 3 Tingkat Pendidikan Responden ....................................................... 32
Gambar 3. 4 Jenis Pekerjaan Responden ............................................................. 33
Gambar 3. 5 Klasifikasi Umur Responden .......................................................... 33
Gambar 3. 6 Pendapatan Responden .................................................................... 34
Gambar 3. 7 Pengeluaran Belanja Responden ..................................................... 34
Gambar 3. 8 Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) ................................. 35
Gambar 3. 9 Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) ................................. 36
Gambar 3. 10 Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) .................................. 36
Gambar 3. 11 Klasifikasi Usia Ibu saat Menikah ................................................ 37
Gambar 3. 12 Penggunaan Fasilitas MCK ........................................................... 40
Gambar 3. 13 Kondisi Fasilitas MCK .................................................................. 41
Gambar 3. 14 Jenis Kloset yang Digunakan Responden ..................................... 41
Gambar 3. 15 Perilaku Responden dalam Membuang Sampah ........................... 42
Gambar 3. 16 Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga ....................................... 42
Gambar 3. 17 Ketersediaan Tempat Sampah ....................................................... 43
Gambar 3. 18 Sumber Air Responden ................................................................. 43
Gambar 3. 19 Kecukupan Air Bersih ................................................................... 44
Gambar 3. 20 Sumber Air untuk Minum dan MCK ............................................ 44
Gambar 3. 21 Riwayat Covid -19 ........................................................................ 45
Gambar 3. 22 Status Vaksinasi Covid-19 ............................................................ 46
Gambar 3. 23 Keikutaan Posyandu 2021 ............................................................. 48
Gambar 3. 24 Keikutaan Posyandu 2022 ............................................................. 48
Gambar 3. 25 Keikutan Pelatihan Kader Posyandu ............................................. 49
Gambar 3. 26 Pelatihan yang Diikuti Kader Posyandu di Bulan Mei 2022 ........ 49

xi
Gambar 4. 1 Perumusan Masalah di Desa Pematang Bangsal ............................. 55
Gambar 4. 2 Diagram Ishikawa/Fish Bone .......................................................... 56
Gambar 6. 1 Hasil Policy Brief ............................................................................. 79
Gambar 6. 2 Rekomendasi Kebijakan Policy Brief .............................................. 80

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran. 1 SK PBL dan Nama Anggota Kelompok ........................................... 85


Lampiran. 2 Instrumen Kuisioner ......................................................................... 87
Lampiran. 3 Output Hasil Perhitungan SPSS ..................................................... 139
Lampiran. 4 Instrumen Kegiatan......................................................................... 162
Lampiran. 5 Dokumentasi Kegiatan ................................................................... 163

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling menentukan
kelangsungan hidup manusia. Bila manusia terkena penyakit dan menjadi tidak
sehat maka akan membuat hidupnya menjadi tidak produktif sehingga manusia
tidak berdaya dalam menjalani kegiatan sehari-harinya terutama bekerja. Dimana
hal tersebut akan mempengaruhi berbagai hal seperti status sosial dan ekonomi
seseorang. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 kesehatan
merupakan keadaan dimana seseorang tidak hanya sehat secara fisik tetapi sehat
juga secara mental, spiritual dan sosial sehingga memungkinkan setiap orang
dapat hidup dengan produktif secara sosial dan ekonomi (Yamin, 2009).
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) berperan penting dalam upaya
pembangunan kesehatan masyarakat. Faktanya, KIA menjadi indikator utama
dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau dikenal dengan Sustainable
Development Goals (SDGs). Tidak hanya menjadi satu indikator, KIA termaktub
di dalam beberapa tujuan dan target SDGs, seperti tujuan kedua dan target kedua
(SDGs 2.2) yaitu “Mengakhiri segala macam bentuk malnutrisi, termasuk pada
tahun 2025 mencapai target-target yang sudah disepakati secara internasional
tentang gizi buruk dan penelantaran pada anak balita dan mengatasi kebutuhan
nutrisi untuk remaja putri, ibu hamil dan menyusui, serta manula.”
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, proporsi kurang
energi kronis pada wanita usia subur di Indonesia sebesar 14,5% untuk wanita
tidak hamil dan 17,3% untuk wanita hamil. Data riskesdas juga menyebutkan
bahwa proporsi ibu hamil yang mendapat PMT baru mencapai 25,2%, sedangkan
ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah mencapai 73,2%. Proporsi anemia
ibu hamil terjadi peningkatan dari tahun 2013 sebesar 37,1% dan pada tahun 2018
menjadi 48,9%. Selain itu, tren kejadian penyakit menular pada anak di Indonesia
mengalami peningkatan. Prevalensi kejadian diare pada balita di Indonesia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan meningkat dari tahun 2013 sebesar 2,4%
menjadi 11,0% pada tahun 2018. Menurut laporan badan pusat 2 statistik (BPS)

1
angka kematian bayi di Indonesia berfluktatif namun cenderung menurun dalam
beberapa tahun terakhir. Tahun 2017 angka kematian bayi Indonesia sebesar
22,62, tahun 2018 sebesar 21,86 dan tahun 2019 sebesar 21,1(Badan Pusat
Statistik Indonesia, 2019). Angka tersebut masih jauh dari target kementerian
kesehatan Republik Indonesia mengenai kematian bayi tahun 2024 sebesar 16,8.
Besarnya angka tersebut merupakan rata- rata dari angka kematian bayi pada 34
provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu
provinsi yang menyumbang angka kematian cukup tinggi. Menurut badan pusat
statistik Provinsi Sumatera Selatan angka kematian bayi tahun 2018 sebesar 29
bayi per 1.000 kelahiran hidup dan naik menjadi 41 bayi per kelahiran hidup pada
tahun 2019 (Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan, 2019).
Saat ini Indonesia tengah dihadapi dengan tiga beban penyakit (Triple
Burden of Disease) yaitu pertama telah beralihnya penyakit menular ke arah
penyakit tidak menular seperti penyakit Jantung, Kanker, Diabetes Mellitus dan
Hipertensi. Kedua, masyarakat Indonesia masih dihadapkan dengan permasalahan
penyakit menular yang tak kunjung selesai seperti Diare, Demam Berdarah
Dengue (DBD), Malaria, HIV/AIDS, dan Filariasis. Yang ketiga adalah
munculnya ancaman penyakit infeksi baru seperti saat ini yang tengah melanda
dunia termasuk Indonesia yaitu penyakit infeksi Covid-19 (Depkes RI dalam
Prabandita dan Amalia, 2020).
Pada tanggal 2 Maret 2020 Indonesia mengkonfirmasi 2 kasus positif
Covid-19, yang kemudian pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan Covid-19
sebagai pandemi. Dari 2 kasus tersebut, penyebaran semakin luas dan cepat. Saat
ini kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka lebih
dari satu juta jiwa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk provinsi
Sumatera Selatan yang hingga saat ini lebih dari 25.000 kasus terkonfirmasi
positif. Adanya kebijakan PSBB yang dimaksudkan untuk mengurangi dan
memutus rantai penularan Covid-19 berdampak pada pelaksanaan pelayanan
kesehatan di puskesmas, posyandu, kelas ibu, dan lain-lain. Sebagian besar
aktivitas posyandu ditunda, termasuk penimbangan, penyuluhan dan konseling.
Kondisi pandemi juga berpengaruh kepada aturan dan kebijakan di rumah sakit
terkait pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD), pemberian ASI secara langsung

2
serta rooming-in pada bayi baru lahir. Hal ini disesuaikan dalam rangka
menghindari penularan Covid-19 pada bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2021).
Selain beban tiga penyakit, Indonesia saat ini sedang berjuang mengatasi
tiga beban gizi yaitu stunting, kelelahan, obesitas, anemia dan defisiensi
mikronutrien lainnya, menurut data Riskesdas 2018. (Purwo, 2020). Sebanyak 7
juta anak terkena stunting di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai negara
dengan stunting kelima di dunia di antara anak-anak di bawah usia 5 tahun
(UNICEF, 2020).Tahun). Pada tahun 2019, angka stunting Indonesia turun
menjadi 27,67%, namun masih belum mencapai batas 20% yang ditetapkan
WHO (Kemenkes RI, 2018)
1.2. Tujuan Kegiatan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum kegiatan adalah mampu mengidentifikasi sumber penyebab
masalah kesehatan serta melakukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
terhadap intervensi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam
meningkatkan derajat kesehatan, serta memberdayakan masyarakat guna
meningkatkan status kesehatannya dengan alternatif program yang bermanfaat
untuk masyarakat di Desa Pematang Bangsal, Kecamatan Pemulutan Selatan,
Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Melakukan analisis situasi kesehatan masyarakat di Desa Pematang
Bangsal.
2. Mengidentifikasi masalah kesehatan terutama permasalahan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA), Covid-19 serta permasalahan sampah dan sanitasi di
Desa Pematang Bangsal.
3. Menentukan prioritas masalah kesehatan di Desa Pematang Bangsal.
4. Mampu menyusun alternatif pemecahan masalah (intervensi) dan
melaksanakan program kesehatan di Desa Pematang Bangsal.
5. Memberikan rekomendasi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
masyarakat di Desa Pematang Bangsal.
6. Mengetahui karakteristik balita dan keluarga di Desa Pematang Bangsal.

3
7. Menganalisa kondisi sanitasi lingkungan di Desa Pematang Bangsal.
8. Mampu mendeskripsikan implementasi kegiatan di posyandu Desa
Pematang Bangsal
1.2.3. Bagi Mahasiswa PBL
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam
mengidentifikasi serta menganalisis permasalahan kesehatan yang tengah
dihadapi masyarakat secara langsung.
2. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang
telah dipelajari selama perkuliahan kepada masyarakat.
3. Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam beradaptasi secara
langsung dengan masyarakat.
4. Membantu mahasiswa dalam meningkatkan profesionalisme kerja,
memiliki sikap sosial, serta memiliki rasa tanggung jawab dalam
masyarakat.
5. Berpartisipasi secara aktif dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat
di Desa Pematang Bangsal.
1.3. Manfaat Kegiatan
1.3.1. Bagi Masyarakat Desa Pematang Bangsal
1. Masyarakat dapat mengetahui informasi dan gambaran masalah kesehatan
yang ada di Desa Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan
Kabupaten Ogan Ilir.
2. Membantu masyarakat dalam memecahkan permasalahan kesehatan yang
ada di Desa Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten
Ogan Ilir.
3. Masyarakat memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan tentang
kesehatan yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat Desa Pematang
Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir.
1.3.2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat
1. Memperkenalkan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
kepada Desa Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten
Ogan Ilir.
2. Menambah Literatur ilmiah perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat

4
Universitas Sriwijaya.
3. Membantu pengalaman Tridharma Perguruan Tinggi (Pendidikan,
Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Stunting
2.1.1. Kondisi Stunting di Indonesia
Indonesia saat ini masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak
serius terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi
yang menjadi perhatian utama saat ini yaitu masih tingginya anak balita pendek
(Stunting). Berdasarkan Pantauan Status Gizi (PSG) 2017, ternyata balita yang
mengalami stunting di Indonesia tercatat sebesar 26,6%. Angka tersebut terdiri
dari 9,8% masuk kategori sangat pendek dan 19,8% kategori pendek. Berdasarkan
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, terdapat 15 kabupaten/kota di
Indonesia dengan prevalensi stunting diatas 50% (Bhutta et al., 2010; UNICEF,
2017).
Data prevalensi anak balita yang termasuk dalam kategori stunting
berdasarkan data World Health Organization (WHO) yang dirilis tahun 2018
menyebutkan bahwa Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan
prevalensi tertinggi di South-East Asian Region setelah Timor Leste (50,5%) dan
India (38,4%) yaitu sebesar 36,4% (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2018).
Dimana angka kejadian tersebut berada diatas standar yang telah ditetapkan WHO
yakni sebesar 20%.

Gambar 2. 1 Sebaran Stunting Di Indonesia


Sumber : p2ptm.kemkes.go.id, 2018

6
2.1.2. Definisi Stunting
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yg ditimbulkan oleh
asupan gizi yang kurang pada dalam waktu yang relatif lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai
dari janin masih dalam kandungan, namun baru nampak ketika anak berusia dua
tahun (Kemenkes RI, 2016). Menurut Keputusan Menteri Kesehatan nomor
1995/MENKES/SK/XII/2010, wacana standar Antropometri evaluasi Status Gizi
Anak Balita Pendek, Stunting ialah status gizi yang didasarkan di indeks PB/U
atau TB/U dimana pada standar antropometri penilaian status gizi anak, yang akan
terjadi pengukuran tadi berada pada ambang batas (Z-Score) <-2 SD sampai
dengan -3 Sekolah Dasar (pendek/ stunted) serta <-3 Sekolah Dasar (sangat
pendek / severely stunted) (Silva et al., 2019)
Penentuan Stunting dapat menggunakan beberapa standar, antara lain Z-
score baku National Center For Health Statistic/Center For Diseases Control
(NCHS/CDC) atau Child Growth Standars World Health Organization (WHO)
tahun 2005. Di Indonesia sendiri pengklasifikasian status gizi pada anak, baik
laki–laki maupun perempuan mengacu pada Permenkes RI Nomor 02 Tahun 2020
tentang Standar Antopometri Anak, yang dapat dilihat pada tabel 2.1.berikut
(Permenkes RI Nomor 02 Tahun 2020, 2020) :
Tabel 2. 1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak
Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-
Score)
Panjang Badan atau Tinggi Sangat pendek (severely <-3 SD
Badan menurut Umur stunted)
(PB/U atau TB/U) anak Pendek (stunted) - 3 SD s.d <- 2 SD
usia 0 - 60 bulan Normal -2 SD s.d +3 SD
Tinggi > +3 SD
Sumber : Permenkes RI Nomor 02 Tahun 2020.
2.1.3. Faktor Risiko Penyebab Stunting
Stunting tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh
ibu hamil maupun anak balita saja. Beberapa faktor yang menjadi penyebab
stunting menurut Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dalam

7
Buku Ringkasan 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil
(Stunting), yaitu :
1. Praktek pengasuhan yang kurang baik
Pengetahuan ibu mengenai gizi kesehatan sebelum, masa kehamilan,
serta setelah ibu melahirkan sangat diperlukan. Beberapa fakta serta informasi
yang ada menunjukkan bahwa 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak
mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) ekslusif. Dua dari tiga anak usia 0-24 bulan
tidak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). MPASI
diberikan dan mulai diperkenalkan ketika balita berusia diatas 6 bulan. Selain
berfungsi untuk mengenalkan jenis makanan baru pada bayi, MPASI juga
dapat mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh bayi yang tidak lagi dapat didukung
oleh ASI, serta membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan sistem
imunologis anak terhadap makanan maupun minuman.
2. Terbatasnya layanan kesehatan Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu
selama masa kehamilan), Post Natal Care, dan pembelajaran dini yang
berkualitas.
Berdasarkan Informasi yang diperoleh dari publikasi Kemenkes dan
Bank Dunia, anak di Posyandu semakin menurun dari 79% pada tahun 2007
menjadi 64% di tahun 2013 dan diiringi dengan faktor anak belum mendapat
akses yang memadai ke layanan imunisasi. Dan fakta dilapangan menunjukkan
bahwa dua dari tiga ibu hamil belum mengkonsumsi sumplemen zat besi yang
memadai serta masih terbatasnya akses ke layanan pembelajaran dini yang
berkualitas (baru 1 dari 3 anak usia 3-6 tahun belum terdaftar di layanan
PAUD/Pendidikan Anak Usia Dini).
3. Kurangnya makanan bergizi dalam kebutuhan rumah tangga.
Tingginya harga makanan bergizi di Indonesia sangat mempengaruhi
kemampuan ekonomi masyarakat. Sebagaimana menurut sumber seperti
RISKESDAS 2013, SDKI 2012, dan SUSENAS, komoditas makanan di
Jakarta 94% relatif lebih mahal dibandingkan dengan New Delhi, India. Selain
itu, harga buah dan sayuran di Indonesia pun tergolong lebih mahal daripada
Singapura. Terbatasnya akses masyarakat Indonesia akan makanan bergizi,
telah mengakibatkan 1 dari 3 ibu hamil yang mengalami anemia.

8
4. Kurangnya akses terhadap air bersih serta sanitasi
Menurut Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi, dalam Buku Saku Desa menunjukkan bahwa 1 dari 5 rumah
tangga di Indonesia masih buang air besar (BAB) di ruang terbuka, dan 1 dari 3
rumah tangga belum memiliki akses terhadap air minum bersih. Sedangkan
menurut World Health Organization (WHO) 2013, penyebab terjadinya
stunting pada anak terbagi menjadi 4 kategori besar yaitu faktor keluarga dan
rumah tangga; makanan tambahan/komplementer yang tidak memadai;
menyusui; dan infeksi.
a. Faktor keluarga dan rumah tangga
Faktor maternal terkait dengan nutrisi yang kurang pada saat
prakonsepsi, kehamilan, dan laktasi; tinggi badan ibu yang rendah;
infeksi; kehamilan pada usia remaja; kesehatan mental; intrauterine
growth restriction (IUGR) serta kelahiran prematur, jarak kehamilan
yang pendek, dan hipertensi. Sedangkan Faktor lingkungan rumah dapat
berupa stimulasi dan aktivitas anak yang tidak adekuat, perawatan yang
kurang, sanitasi dan pasukan air yang tidak adekuat, akses dan
ketersediaan pangan yang kurang, alokasi makanan dalam rumah tangga
yang tidak sesuai, serta edukasi yang masih minim.
b. Makanan Tambahan/Komplementer Yang Tidak Memadai
Hal ini dapat berkaitan dengan Kualitas makanan yang diberikan
tidak sesuai seperti kualitas micronutrient yang buruk, kurangnya
keragaman dan asupan pangan yang bersumber dari pangan hewani,
kandungan makanan tidak bergizi, dan rendahnya kandungan energi;
serta Praktik pemberian makanan yang tidak memadai dapat berupa
pemberian makan yang jarang, pemberian makan yang tidak memadai
selama dan setelah sakit, konsistensi pangan yang terlalu ringan,
kuantitas pangan yang tidak mencukupi.
c. Masalah dalam pemberian ASI
Pemberian ASI memiliki berbagai manfaat terhadap kesehatan,
dalam hal perkembangan anak. Selain itu, ASI juga memiliki manfaat
lain, seperti meningkatkan imunitas anak terhadap penyakit; menurunkan

9
frekuensi diare, konstipasi kronis, penyakit gastrointestinal, serta infeksi
telinga. Namun, rendahnya kesadaran dan partisipasi ibu dalam
pemenuhan ASI Eksklusif ke balita dapat memberikan kontribusi
terhadap peningkatan kejadian stunting. Dimana bayi yang tidak diberi
ASI eksklusif berisiko 3,7 kali lebih tinggi mengalami stunting
dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI eksklusif. Hal ini
berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh Teshome (2009)
yang menunjukkan bahwa anak yang tidak mendapatkan kolostrum
(makanan pertama untuk bayi yang baru lahir sebelum ASI) lebih
berisiko tinggi terhadap stunting.
d. Infeksi
Penyakit infeksi pada anak merupakan masalah kesehatan yang
penting dan diketahui dapat mempengaruhi pertumbuhan anak,
khususnya di negara berkembang. Adapun beberapa infeksi yang sering
dialami yakni infeksi enterik seperti diare, enteropati, dan cacing, dapat
juga disebabkan oleh infeksi pernafasan (ISPA), malaria, berkurangnya
nafsu makan akibat serangan infeksi, dan inflamasi (Kemenkes RI,
2016).
2.1.4 Cara Pengukuran Balita Stunting
Berdasarkan pengukuran antropometri dengan indikator TB/U(kasus) dan
keluarga yang memiliki balita yang tidak stunting menurut jenis kelamin dan
usia anak yang dikelompokkan berdasarkan kelompok umur. Adapun kriteria
inklusi dan eksklusi sebagai berikut: anak diasuh oleh ibu, anak mengalami
stunting, bersedia untuk ikut dalam penelitian, anak dalam keadaan sehat,
keluarga yang memiliki lebih dari satu anak stunting, maka salah satu balitanya
yang stunting (anak tertua) diambil sebagai sampel sedangkan pada kelompok
kasus : anak diasuh oleh ibu, anak tidak mengalami stunting, bersedia untuk ikut
dalam penelitian, anak dalam keadaan sehat, keluarga yang memiliki lebih
dari satu anak stunting, maka salah satu balitanya yang stunting (anak tertua)
diambil sebagai sampel (Yudianti & Saeni, 2017)
2.1.5 Ciri – Ciri Stunting
Ciri-ciri berdasarkan karakteristik fisik yang tampak dalam anak stunting

10
antara lain; tinggi dibawah rata-rata, terjadi gagal tumbuh, perhatian dan memori
rendah, menghindari hubungan mata, dan lebih pendiam. Stunting juga
diakibatkan oleh kondisi kurang gizi pada usia balita dan berat badan lahir rendah
(BBLR). Pemberantasan kasus stunting di Indonesia krusial dilakukan terutama
untuk menekankan dalam langkah-langkah pencegahan dini menggunakan
gerakan pemugaran asupan gizi dalam remaja, perempuan usia subur, ibu hamil
dan balita. Upaya spesifik dalam balita mencakup hadiah ASI tertentu selama 6
bulan, hadiah pola asuh yang baik, dan pemantauan status pertumbuhan dan
perkembangan anak dalam 1000 hari pertama kelahiran. Masalah gizi pendek
diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama, maka karakteristik kasus gizi
yang ditunjukan oleh anak pendek merupakan kasus gizi yg sifatnya kronis
(Muslim, 2020).

Gambar 2. 2 Ciri-ciri Stunting


Sumber: Kemenkes RI, 2017
2.1.6 Dampak Stunting
Stunting dapat berdampak terhadap perkembangan motorik dan verbal,
peningkatan penyakit degeneratif, kejadian kesakitan dan kematian. Berbagai
penelitian telah membuktikan bahwa terdapat pengaruh stunting terhadap
perkembangan kognitif dan prestasi belajar anak yang dapat menurunkan
produktivitas kerja sehingga pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi dan meningkatkan kemiskinan di suatu negara (Yadika et al., 2019)

11
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada periode
tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam
tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan
adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya
kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya
penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,
stroke, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif
yang berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi.
2.1.7 Upaya Pencegahan Stunting
Untuk mengurangi stunting Pemerintah indonesia berkomitmen bergabung
dalam Scaling Up Nutrition (SUN) movement, SUN adalah gerakan global
dengan prinsip semua orang di dunia berhak mendapatkan makanan dan gizi yang
baik, selain itu upaya yang dilakukan pemerintah indonesia untuk mencegah
stunting adalah menggunakan mengadakan gerakan 1.000 hari pertama kehidupan
yang dikenal menjadi 1.000 HPK, gerakan ini bertujuan meningkatkan kecepatan
perbaikan gizi untuk memperbaiki kehidupan anak-anak Indonesia pada masa
mendatang, gerakan ini melibatkan berbagai sektor dan pemangku kebijakan
untuk bekerjasama menurunkan prevalensi stunting.
Upaya intervensi gizi khusus buat balita pendek difokuskan dalam
kelompok 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu Ibu Hamil, Ibu Menyusui,
& Anak 0-23 bulan, karena penanggulangan balita pendek yg paling efektif
dilakukan dalam 1.000 HPK. Periode 1.000 HPK mencakup yg 270 hari selama
kehamilan & 730 hari pertama sesudah bayi yg dilahirkan telah dibuktikan secara
ilmiah adalah periode yg memilih kualitas kehidupan. Oleh karenanya periode ini
terdapat yg menyebutnya sebagai "periode emas", "periode kritis", dan Bank
Dunia (2006) menyebutnya sebagai"window of opportunity".
Upaya penanggulangan stunting menurut Lancet pada Asia Pasific
Regional Workshop (2010) sebagai berikut;
a. Melakukan Edukasi kesadaran ibu tentang ASI Eksklusif (selama 6 bulan)
b. Melakukan Edukasi tentang MP-ASI yang beragam (umur 6 bulan-2
tahun).

12
c. Melakukan Intervensi mikronutrien melalui fortifikasi dan pemberian
suplemen.
d. Iodisasi garam secara umum.
e. Intervensi untuk pengobatan malnutrisi akut yang parah.
f. Intervensi tentang kebersihan dan sanitasi.
Angka stunting pada anak di bawah 5 tahun dapat dikurangi sejak janin
masih dalam kandungan dengan memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil, artinya
semua ibu hamil perlu makan (Tablet Fe) dan dipantau untuk Kesehatannya (Edy
Susanto, 2019).
Selain itu, setiap bayi hanya dapat disusui sampai usia 6 bulan (jenis
tersendiri atau eksklusif) dan setelah usia 6 bulan mendapat makanan pendamping
ASI (MPASI) dalam jumlah dan kualitas yang cukup. Ibu nifas selain mendapat
nutrisi yang cukup, juga mendapat suplemen gizi berupa kapsul vitamin A. Perlu
dilakukan pemantauan dan pencegahan retardasi pertumbuhan kronis pada balita
jika pemantauan tumbuh kembang pada anak dilakukan secara teratur dan benar.
Pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi gangguan tumbuh kembang sejak dini guna mencegah
terjadinya stunting. (Muslim, 2020).

2.2. Sanitasi Lingkungan


2.2.1. Pengertian Sanitasi
Sanitasi Lingkungan adalah kesehatan lingkungan yang meliputi
perumahan, kebersihan, dan penyediaan air bersih. Sanitasi lingkungan bertujuan
untuk memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat dan nyaman. Upaya sanitasi
dasar meliputi fasilitas pengolahan sampah, fasilitas pengolahan limbah, saluran
pengolahan limbah, dan penyediaan air bersih. Semua keluarga harus memiliki
fasilitas untuk membuang kotoran manusia atau biasa disebut WC. Hal ini untuk
mencegah kontaminasi oleh kotoran manusia dan sebagai tanda agar keluarga
tidak buang air besar sembarangan. Pembuangan sampah juga termasuk sanitasi
dasar, karena setiap orang harus membuangnya (Sidhi et al., 2016).
2.2.2. Air Bersih
Air bersih didefinisikan sebagai air yang memenuhi syarat kesehatan

13
seperti air minum, mandi, dan cuci. Air bersih sangat diperlukan untuk kehidupan
manusia. Air dikatakan bersih jika jernih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Pembangunan sarana air bersih antara lain akan membantu meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kesehatan lingkungan, serta meningkatkan efisiensi
waktu dan efektifitas penggunaan air bersih. Dalam hal ini, air tanah merupakan
sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan. Padahal air tanah yang bisa
dimanfaatkan adalah air permukaan. Kedalaman air tanah 10-14 m pada titik ini
(Sutandi, 2019).
2.2.3. Pengelolaan Sampah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 mengenai
Pengelolaan Sampah, sampah merupakan residu aktivitas sehari-hari manusia atau
proses alam yg berbentuk padat. Sedangkan pengelolaan sampah merupakan
aktivitas yg sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang mencakup
pengurangan & penanganan sampah. Pengelolaan sampah ini bukan hanya
menyangkut aspek teknis, namun pula meliputi aspek-aspek yg lain, misalnya
manajemen, pembiayaan, regulasi, pelibatan warga menjadi pembuat sampah,
pihak partikelir & lain-lain.
Di negara-negara maju, pengelolaan sampah sangat minim didefinisikan
menjadi kontrol terhadap timbulan sampah, mulai dari pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pemrosesan, dan pembuangan akhir menggunakan
penanganan-penanganan terbaik buat kesehatan, ekonomi, estetika, lingkungan,
teknis, konservasi, dan terhadap perilaku warga .Suksesnya pengelolaan sampah,
bukan hanya didasarkan pada aspek teknis saja, tetapi juga mencakup aspek-aspek
non teknis. Untuk menjalankan sistem pengelolaan yang baik, perlu melibatkan
berbagai disiplin ilmu, seperti teknik sipil, perencanaan kota, ekonomi, kesehatan
masyarakat, sosiologi, komunikasi, konservasi, dan lain-lain.
Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Indonesia sesuai dengan
SNI 3242:2008 tentang Pengelolaan Sampah di Permukiman memosisikan bahwa
pengelolaan sampah perkotaan merupakan sebuah sistem yang terdiri dari 5
komponen subsistem, yaitu: aspek kelembagaan, aspek pembiayaan, aspek
pengaturan (hukum), aspek peran serta masyarakat, dan aspek teknik operasional.

14
Kelima aspek tersebut saling terkait dan harus diperhatikan untuk mewujudkan
sistem pengelolaan sampah yang efektif.

Aspek Teknis
Operasional

Aspek Aspek Aspek


Pembiayaan Pengeloaan Sampah Kelembagaan

Aspek Hukum Aspek Peran dan


dan Peraturan Peraturan

Gambar 2. 3 Aspek -Aspek Pengelolaan Sampah Kota


Berdasarkan SNI 19-2454-2002, tata cara teknik operasional pengelolaan
sampah perkotaan meliputi dasar-dasar perencanaan untuk:
1. Daerah pelayanan
2. Tingkat pelayanan
3. Teknik operasional, mulai dari:
a. Pewadahan sampah
b. Pengumpulan sampah
c. Pemindahan sampah
d. Pengangkutan sampah
e. Pengolahan dan pemilahan sampah
f. Pembuangan akhir sampah
Kegiatan pemilahan dan daur ulang semaksimal mungkin dilakukan sejak
dari pewadahan sampai dengan pembuangan akhir sampah (Badan Standarisasi
Nasional, 2002).

Timbulan Sampah

15
Pemilahan, Pewadahan,&
Pengolahan di Sumber

Pengumpulan

Pemindahan Pemilahan dan pengolahan

Pengangkutan

Pembuangan Akhir

Gambar 2. 4 Diagram Teknik Operasional Pengolahan Sampah


2.2.4. MCK (Mandi Cuci Kakus)
MCK singkatan dari Mandi, Cuci, Kakus merupakan Salah satu fasilitas
mandi, cuci dan buang air besar bersama yang digunakan bersama oleh beberapa
keluarga di kawasan pemukiman tertentu, yang dianggap relatif padat
penduduknya dan tidak mampu secara ekonomi (Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan (P2D), 2002). MCK bersama merupakan kawasan pemukiman dengan
kepadatan penduduk sedang sampai tinggi (penduduk 300.500/ha) dan juga
fasilitas umum yang digunakan oleh sebagian keluarga untuk mandi, cuci dan
buang air besar.
Pada umumnya masyarakat memanfaatkan sungai untuk berbagai
keperluan seperti mandi, cuci, dan kakus (MCK). Jenis aktivitas ini merupakan
fenomena umum yang terjadi di berbagai tempat, terutama di kalangan

16
masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran sungai. Pada umumnya masyarakat
memanfaatkan sungai untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari seperti
kegiatan mandi, cuci dan kakus (MCK).
Kegiatan semacam ini merupakan kebiasaan yang terjadi di berbagai
tempat, terutama masyarakat yang tinggal di sekitar sungai.
1. Komponen MCK (Mandi, Cuici, Kakus)
a) Bilik / Ruangan MCK
Desain bilik/ruang MCK dilaksanakan menggunakan
mempertimbangkan norma dan budaya warga penggunanya sebagai
akibatnya perlu dimusyawarahkan. Hal hal tadi umumnya terkait
menggunakan diantaranya rapikan letak, pemisahan pengguna laki laki &
perempuan, jenis jamban & lain lain. Untuk kapasitas pelayanan, seluruh
ruangan pada satu kesatuan bisa menampung pelayanan dalam waktu
(jam-jam) paling sibuk & banyaknya ruangan dalam setiap satu kesatuan
MCK buat jumlah pemakai spesifik tercantum pada tabel dibawah (Badan
Standarisasi Nasional, 2002).
Tabel 2. 2 Jumlah Pengguna MCK dan Banyaknya Bilik yang Diperlukan
Jumlah Bilik / Ruangan
Jumlah Pemakai Mandi Cuci Kakus
10-20 2 1 2
21-40 2 2 2
41-80 2 3 4
81-100 2 4 4
101-120 4 5 4
121-160 4 5 6
161-200 4 6 6
Sumber: Tata Cara Perencanaan Bangunan MCK komunal/umum -SNI 03 -
2399 -2002
Catatan :
Jumlah bilik untuk mandi dan kakus bisa digabungkan menjadi satu dan
didiskusikan dengan warga pemakai. Tempat cuci dalam kondisi lahan
terbatas, dapat ditempatkan di dekat sumur dengan memperhitungkan

17
rembesan air limbah cucian tidak kembali masuk ke:
1) Kamar Mandi
Ini mencakup luas lantai minimal 1,2 m2 (1,0 m x 1,2 m) dan
dirancang untuk memiliki kemiringan non-slip sekitar 1% ke tempat
pembuangan akhir. Pintu, ukuran: lebar 0,6-0,8 m, tinggi minimum 1,8 m,
untuk pengguna kursi roda (defabel), lebar pintu yang digunakan sesuai
dengan lebar kursi roda. Bak mandi dilengkapi dengan gayung.
2) Sarana Tempat Cuci
Luas lantai minimal 2,40 m2 (1,20 m x 2,0 m) dan dibuat tidak licin
dengan kemiringan kearah lubang tempat pembuangan kurang lebih 1 %.
Tempat menggilas pakaian dilakukan dengan jongkok atau berdiri, tinggi
tempat menggilas pakaian dengan cara berdiri 0,75 m di atas lantai dengan
ukuran sekurang-kurangnya 0,60 m x 0,80 m.
3) Kakus / Jamban
Jamban keluarga didefinisikan bangunan yang dipergunakan untuk
membuang kotoran manusia untuk keluarga, dan biasa disebut jamban.
Penyediaan sarana pembuangan kotoran manusia atau tinja (kakus/jamban)
merupakan bagian dari kebersihan yang memegang peranan penting dalam
upaya pencegahan penularan gangguan saluran cerna. Jamban dapat
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu : (Azwar, 1990)
1. Jamban Cubluk (Pit Privy).
2. Jamban Empang (Overhung Latriene).
3. Jamban Kimia (Chemical Toilet)
2. Syarat – Syarat Jamban
Jamban keluarga adalah jamban yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut : (Ribeiro, 2014)
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung
berjarak 10-15 meter dari sumber air bersih.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun
tikus,
3. Cukup luas dan landai / miring kearah lubang jongkok sehingga
tidak mencemari tanah sekitarnya,

18
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunaannya
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindungan dinding kedap air dan
berwarna,
6. Cukup penerangan,
7. Lantai kedap air,
8. Ventilasi cukup baik,
9. Tersedia air dan alat pembersih.
3. Manfaat dan Fungsi Jamban
Jamban berfungsi sebagai pengisolasi tinja dari lingkungan.
Jamban yang baik dan memenuhi syarat kesehatan akan menjamin
beberapa hal, yaitu :
1. Melindungi kesehatan masyarakat dari penyakit,
2. Melindungi dari gangguan estetika, bau dan penggunaan sarana
yang aman,
3. Bukan tempat berkembangbiakan serangga sebagai vector
penyakit,
4. Melindungi pencemarn pada penyediaan air bersih dan lingkungan.
5. Pemeliharaan jamban
Jamban hendaknya selalu dijaga dan dipelihara dengan baik
adapun cara pemeliharaan yang baik menurut Depkes RI, 2004 adalah
sebagai berikut:
1. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan kering,
2. Di sekitar jamban tidak ada genangan air,
3. Tidak ada sampah berserakan,
4. Rumah jamban dalam keadaan baik,
5. Lantai selalu bersih dan tidak ada kotoran yang terlihat,
6. Lalat, tikus dan kecoa tidak ada,
7. Tersedia alat pembersih,
8. Bila terjadi kerusak segera diperbaiki.
9. Selain itu ditambahkan juga pemeliharaan jamban dapat dilakukan
dengan:
10. Air selalu tersedia dalam bak atau dalam ember,

19
11. Sehabis digunakan, lantai dan lubang jongkok harus disiram bersih
agar tidak bau dan mengundang lalat,
12. Lantai jamban diusahakan selalu bersih dan tidak licin, sehingga
tidak membahayakan pemakai,
13. Tidak memasukan bahan kimia dan detergen pada lubang jamban,
14. Tidak ada aliran masuk ke dalam jamban selain untuk membilas
tinja.
4) Pengolahan Limbah (Tangki Septik)
Septic tank (tangki septik) merupakan suatu bak berbentuk empat
persegi panjang yang biasanya terletak di bawah muka tanah dan
menerima atau menampung kotoran dan air penggelontor yang berasal dari
toilet glontor, termasuk juga segala buangan limbah rumah tangga. Periode
tinggal (detention time) di dalam tangki adalah 1-3 hari. Zat padat akan
diendapkan dalam bagian tangki dan akan dicernakan secara anaerobik
(digested anaerobically) dan suatu lapisan busa tebal akan terbentuk di
permukaan.
5) Penyediaan Air Bersih
Tujuan penyediaan air bersih adalah untuk mendukung pemenuhan
persyaratan kesehatan dan pengelolaan kualitas air bagi semua orang. Baik
di perkotaan maupun dipedesaan serta untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam menyediakan dan menggunakan air bersih. Air bersih
yang digunakan tidak hanya cukup kehidupan sehari-hari, tetapi juga harus
memenuhi persyaratan mutu fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif.
Persyaratan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor.416 Tahun 1990 dan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor.907
Tahun 2002 (Kemenkes RI, 1990)
6) Fasilitas Pelengkap
a) Penyaluran Air Bekas
Air bekas cuci dan mandi bisa dibuang langsung ke saluran
drainase namun jika tidak terdapat saluran drainase yang relatif dekat
maka air bekas dialirkan ke tangki septik atau dibuat peresapan tersendiri.
b) Penyediaan Tenaga Listrik

20
Listrik untuk penggerak pompa air dan penerangan harus diadakan
tersendiri bukan tergabung dengan sambungan milik pihak lain untuk
menghindarkan kerancuan perhitungan biayanya (tergantung kondisi dan
didiskusikan dengan warga).

2.3. Vaksinasi Booster Covid -19


2.3.1. Pengertian Vaksinasi Booster
Vaksinasi booster Covid-19 adalah vaksinasi setelah seseorang
mendapatkan vaksin primer dosis lengkap (dosis 1 dan 2), dengan tujuan untuk
memperhatikan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan
diberikan secara Homolog dan Heterolog.
2.3.2. Manfaat Vaksinasi Booster
a) Merangsang Sistem Kekebalan Tubuh
Vaksin yang terdiri dari berbagai produk biologi dan bagian dari virus
yang sudah dilemahkan yang disuntikkan ke dalam manusia, yang akan
merangsang timbulnya imun atau daya tahan tubuh seseorang.
b) Mengurangi Risiko Penularan
Tubuh seseorang yang telah disuntikkan vaksin, akan merangsang
antibodi untuk belajar dan mengenali virus yang telah dilemahkan tersebut.
Dengan demikian, tubuh akan mengenai virus dan mengurang risiko terpapar.
c) Mengurangi Dampak Berat dari Virus
Dengan kondisi kekebalan tubuh yang telah mengenali virus, jika
sistem imun seseorang kalah dan kemudian terpapar, maka dampak atau gejala
dari virus tersebut akan mengalami pelemahan.
d) Mencapai Herd Immunity
Semakin banyak individu yang melakukan vaksin di sebuah daerah
atau negara, maka Herd Immunity akan tercapai, sehingga meminimalisir
risiko paparan dan mutasi dari virus Covid-19.
2.3.3. Jenis Vaksinasi Booster
Heterolog:
a) AstraZeneca + AstraZeneca+1/2 dosis Moderna
b) AstraZeneca + AstraZeneca+1/2 dosis Pfizer

21
c) Sinovac +Sinovac+1/2 dosis AstraZeneca
d) Sinovac + Sinovac+1/2 doses Pfizer
2.3.4. Syarat Penerima Vaksinasi Booster
Syarat untuk menerima vaksin booster:
1) Berusia 18 tahun ke atas
2) Diprioritas untuk lansia dan penderita
immunocompromised/masalah kekebalan tubuh
3) Telah mendapatkan vaksinasi primer dosis lengkap minimal 6 bulan
sebelumnya.
4) Menunjukkan NIK dengan membawa KTP/KK atau melalui
aplikasi Peduli Lindungi
5) Bagi ibu hamil, penggunaan vaksin mengacu pada SE Kementerian
Kesehatan No. HK. 02.01/1/2007/2021*
2.3.5. Efek Samping dan Penanganan Vaksinasi Booster
Efek samping umumnya tidak berbahaya dan muncul sebagai respons
tubuh terhadap kandungan vaksin booster Covid-19.
a) Nyeri di area suntikan
b) Sakit kepala
c) Kelelahan
d) Nyeri otot nyeri sendi demam lebih 38°C
e) Pusing
Ada beberapa tips untuk mengatasi efek samping tersebut, misalnya:
a) Kompres area suntikan dengan air dingin bila terasa nyeri.
b) Mandi dengan air hangat, lalu kompres dahi dengan air hangat pula
jika demam.
c) Banyak-banyak minum air putih
d) Istirahat
e) Minum obat sesuai dengan rekomendasi dokter dan tenaga
kesehatan yang menyuntik.

22
2.4. Pernikahan Terlalu Dini
2.4.1 Pengertian Pernikahan Terlalu Dini
Menurut WHO, pernikahan dini (early married) adalah pernikahan yang
dilakukan oleh pasangan atau salah satu pasangan masih dikategorikan anak-anak
atau remaja yang berusia dibawah usia 19 tahun. Menurut United Nations
Children‟s Fund (UNICEF) yang menyatakan bahwa pernikahan usia dini adalah
pernikahan yang dilaksanakan secara resmi atau tidak resmi yang dilakukan
sebelum usia 18 tahun. Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1
menyatakan bahwa pernikahan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai
umur 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 tahun (Kurniawati,
2021). Apabila masih di bawah umur tersebut, maka dinamakan pernikahan dini.
(Fadilah, 2021)
Pada dasarnya pernikahan dini merupakan ikatan janji suci yang dilakukan
oleh wanita dan pria yang berusia kurang dari ketentuan dengan tujuan membina
rumah tangga. Menurut Ramulyo (dalam Shufiyah 2018) pernikahan dini adalah
pernikahan yang berlangsung saat memasuki usia remaja, belum usia remaja, atau
baru berakhir usia remaja. Di Indonesia itu sendiri meski hukum perundang-
undangan menentang keras pernikahan dini, namun kasus ini acap kali bertambah
di setiap tahunnya. Selain karena faktor tradisi yang melekat, paksaan orang tua,
faktor ekonomi dan sosial atau yang lebih parahnya lagi faktor hamil di luar nikah
sering menjadi penyebab mengapa pernikahan dini dilakukan. (Cookson & Stirk,
2019)
2.4.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pernikahan Terlalu Dini
Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat menikahkan anaknya di
bawah usia. Yang pertama, Faktor Ekonomi, dimana orang tuanya yang sudah
tidak mampu untuk membiayai anaknya tersebut karena mereka memiliki lebih
dari 5 anak misalnya, lalu mereka berkeputusan untuk bisa menikahkan anaknya
dengan orang yang dianggap lebih mampu. Hal ini juga yang menyebabkan
tingkat Pendidikan wanita rendah, karena lebih memilih menikah daripada
melanjutkan Pendidikan, karena walaupun mereka ingin bersekolah, orang tuanya
tidak memiliki biaya yang cukup untuk menyekolahkannya.
Yang kedua, Faktor pendidikan yang rendah adalah yang sangat

23
mempengaruhi pola pemikiran suatu masyarakat, baik dari pendidikan orang tua
maupun si anak sendiri. Suatu masyarakat yang memiliki pendidikan yang tinggi
pasti akan berpikir dua kali untuk menikah dan menganggap bahwa pernikahan
adalah hal yang kesekian. Berbeda dengan masyarakat yang pendidikannya masih
rendah, mereka pasti akan mengutamakan pernikahan karena hanya dengan cara
tersebut mereka dapat mengisi kekosongan hari-hari anak-anak mereka dan untuk
dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Tingkat Pendidikan mempengaruhi tingkat kematangan kepribadian
seseorang, dengan Pendidikan mereka akan lebih menyaring dan menerima suatu
perubahan yang baik, dan merespon lingkungan yang dapat mempengaruhi
kemampuan berpikir mereka. Yang ketiga, Faktor Keinginan sendiri. Faktor ini
yang sangat sulit untuk dihindari, karena pria dan wanita berpikiran bahwa
mereka saling mencintai bahkan tanpa memandang usia mereka, tanpa
memandang masalah apa yang nanti akan dihadapi dan apakah mereka mampu
untuk memecahkan suatu masalah. Apabila suatu masalah tidak dapat dipecahkan,
suatu pernikahan akan terancam bercerai dengan alasan bahwa pikiran mereka
sudah tidak seirama lagi. Itulah seharusnya yang menjadi permasalahan dan
pertimbangan apabila ingin menikah di usia muda.
Yang keempat adalah faktor pergaulan bebas. Kurangnya bimbingan dan
perhatian dari orang tua, anak akan mencari jalan supaya mereka bisa merasa
bahagia, yaitu dengan bergaul dengan orang-orang yang tidak dilihat terlebih
dahulu kelakuannya (bebas). Hal yang sangat sering terjadi yakni hamil duluan
diluar ikatan pernikahan. Sehingga karena hal tersebut, mau tidak mau orang tua
akan memberi izin kepada anaknya yang masih di bawah umur untuk menikah.
Yang kelima adalah dari Faktor Adat istiadat Menurut adat-istiadat
pernikahan sering terjadi karena sejak kecil anak telah dijodohkan oleh kedua
orang tuanya. Bahwa pernikahan anak-anak untuk segera merealisir ikatan
hubungan kekeluargaan antara kerabat mempelai laki-laki dan kerabat mempelai
perempuan yang memang telah lama mereka inginkan bersama, semuanya supaya
hubungan kekeluargaan mereka tidak putus (Wigyodipuro, 1967: 133). Selain itu
adanya kekhawatiran orang tua terhadap anak perempuannya yang sudah
menginjak remaja, sehingga orang tua segera mencarikan jodoh untuk anaknya.

24
Orang tua yang bertempat tinggal di pedesaan pada umumnya ingin cepat-cepat
menikahkan anak gadisnya karena takut akan menjadi perawan tua. (Muntamah et
al., 2019)
2.4.3 Dampak Pernikahan Terlalu Dini
Dampak Pernikahan Usia Dini Dampak yang terjadi akibat pernikahan
usia dini menurut (Kumalasari, 2012) yaitu:
a. Kesehatan perempuan
1) Alat reproduksi belum siap menerima kehamilan sehingga dapat
menimbulkan berbagai komplikasi
2) Kehamilan dini dan kurang terpenuhinya gizi bagi dirinya sendiri
3) Resiko anemia dan meningkatnya angka kejadian depresi
4) Beresiko pada kematian usia dini
5) Meningkatkan angka kematian ibu (AKI)
6) Studi epidemiologi kanker serviks: resiko meningkat lebih dari 10 kali
bila jumlah mitra seks 6/ lebih atau bila berhubungan seks pertama
dibawah usia 15 tahun
7) Semakin muda perempuan memiliki anak pertama, semakin rentan
terkena serviks
8) Resiko terkena penyakit menular seksual
9) Kehilangan kesempatan mengembangkan diri
b. Kualitas anak
1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) sangat tinggi, adanya kebutuhan
nutrisi yang harus lebih banyak untuk kehamilannya dan kebutuhan
pertumbuhan ibu sendiri.
2) Bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang berusia dibawah 18 tahun
rata-rata lebih kecil dan bayi dengan BBLR memiliki kemungkinan 5-
30 kali lebih tinggi untuk meninggal.
c. Keharmonisan keluarga dan perceraian
1) Banyaknya pernikahan usia muda berbanding lurus dengan tingginya
angka perceraian
2) Ego remaja yang masih tinggi
3) Banyaknya kasus perceraian merupakan dampak dari mudanya usia

25
pasangan bercerai ketika memutuskan untuk menikah
4) Perselingkuhan
5) Ketidakcocokan hubungan dengan orang tua maupun mertua
6) Psikologis yang belum matang, sehingga cenderung labil dan
emosional
7) Kurang mampu untuk bersosialisasi dan adaptasi (Cookson & Stirk,
2019)
d. Penyakit Kesehatan Reproduksi Akibat Pernikahan Dini
2.4.4 Cara Pencegahan Pernikahan Terlalu Dini
Pencegahan Pernikahan Usia Dini Cara menghindari pernikahan usia dini
menurut Teguh Firmansyah (2016) memiliki 3 cara, yaitu:
a) Pendidikan Agama
Pendidikan agama adalah cara awal dalam pencegahan pernikahan
usia dini. Hal tersebut dengan memperbanyak 18 beribadah dan
mengetahui batas umur menikah dalam agama Islam.
b) Didikan Orangtua
Didikan orangtua mengutamakan persoalan pribadi anak. Misal
anak putri, selain sekolah juga mengisi waktu dengan cara
mengajarkannya memasak. Sementara untuk anak laki-laki,
tambahannya orangtua mengarahkannya dengan cara membantu
orangtuanya, semisal pergi ke sawah.
c) Menjauhi Pergaulan Negatif
Menjauhi pergaulan negatif, ini sangat perlu dijauhi oleh seorang
anak, sebab pergaulan seperti itu sangat menyesatkan bagi seorang anak
di bawah umur.
d) Melakukan sosialisasi untuk menghilangkan budaya menikah muda
Melakukan sosialisasi untuk menghilangkan budaya menikah muda,
memperbanyak kesempatan kerja dan berperilaku tegas dalam
melaksanakan peraturan perundang-undangan mengenai pernikahan,
yaitu memberi sanksi bagi yang melanggarnya, meningkatkan status
kesehatan masyarakat, dan menyukseskan program keluarga berencana.

26
BAB III
ANALISIS SITUASI

3.1 Gambaran Umum Lokasi PBL

STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH


DESA PEMATANG BANGSAL

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Pematang Bangsal

27
3.1.1 Data Geografis

Gambar 3. 2 Peta Kecamatan Pemulutan Selatan


Desa Pematang Bangsal merupakan salah satu dari 15 Desa yang berada di
wilayah Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir. Desa ini memiliki
luas wilayah sebesar 2.666,09 km2. Desa Pematang Bangsal dipimpin langsung
oleh Robinhud, S.Pd,. M.Si. selaku Camat untuk saat ini. Desa ini terbagi menjadi
2 dusun yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun. Dusun I dipimpin oleh
Bapak Armadi dan Dusun II dipimpin oleh Bapak Mulyadi. Adapun batas-batas
wilayah Desa Pematang Bangsal adalah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Harimau Tandang
b. Sebelah Barat : Desa Lebak Pering
c. Sebelah Timur : Desa Padang Bulan
d. Sebelah Selatan : Desa Mayapati
3.1.2 Data Topografis
Desa Pematang Bangsal termasuk kedalam wilayah dengan hamparan
dataran rendah dengan kawasan rawa yang luas. Jenis tanah alluvial yang terdapat
pada aliran sungai DAS Ogan yang tersebar ke seluruh desa ber/ warna kelabu
atau kecoklatan dengan keadaan tanah liat, berpasir, dan lembab yang apabila saat
musim panas, tanah akan menjadi keras.
3.1.3 Data Demografis
Berdasarkan kuisioner instrumen 1 tentang data karakteristik dan fasilitas
di Desa Pematang Bangsal menunjukkan informasi terkait jumlah KK, total
penduduk, distribusi jumlah penduduk berdasarkan gender serta jumlah penduduk
berdasarkan struktur usia dalam 3 tahun terakhir. Berikut jumlah KK dalam 3

28
tahun terakhir di Desa Pematang Bangsal pada tahun 2019 sebanyak 300, tahun
2020 sebanyak 304, dan tahun 2021 sebanyak 308.

Tabel 3. 1 Jumlah KK dalam 3 Tahun Terakhir


JUMLAH KK
Tahun Jumlah
2019 300
2020 304
2021 308
Adapun total jumlah penduduk di Desa Pematang Bangsal pada tahun
2019 sebanyak 1.018 penduduk, tahun 2020 sebanyak 1.027 penduduk, dan pada
tahun 2021 sebanyak 1.039 penduduk.

Tabel 3. 2 Jumlah Total Penduduk dalam 3 Tahun Terakhir


JUMLAH TOTAL PENDUDUK
Tahun Jumlah
2019 1.018
2020 1.027
2021 1.039
Dilihat berdasarkan gender, jumlah penduduk dalam 3 tahun terakhir di
Desa Pematang Bangsal tidak memiliki perbedaan jauh antara penduduk laki-laki
dan perempuan. Namun, penduduk yang memiliki gender laki-laki selalu lebih
banyak dibandingkan penduduk perempuan setiap tahunnya. Pada tahun 2019,
jumlah penduduk laki-laki sebanyak 520 dan perempuan sebanyak 498 orang.
Lalu, pada tahun 2020, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 525 orang dan
perempuan sebanyak 502 orang. Sedangkan, pada tahun 2021, jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 528 dan perempuan sebanyak 511 orang.

Tabel 3. 3 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Gender Dalam 3 Tahun


Terakhir
Tahun Jenis Kelamin Total

29
Laki-Laki Perempuan
2019 520 498 1.018
2020 525 502 1.027
2021 528 511 1.039
Lalu, jika dilihat berdasarkan struktur usia, jumlah penduduk dengan usia
25-34 tahun menduduki posisi pertama yang terbanyak di Desa Pematang Bangsal
dengan jumlah 271 orang dan jumlah penduduk paling sedikit yaitu usia balita (0-
4 tahun) sebanyak 51 orang.

Tabel 3. 4 Distribusi Jumlah Penduduk 1 Tahun Terakhir Berdasarkan


Struktur Usia (Tahun 2021)
Usia Jumlah
0 – 4 Tahun 51
5 – 9 Tahun 78
10 – 24 Tahun 128
25 – 34 Tahun 271
35 – 49 Tahun 239
50 – 64 Tahun 216
65 Tahun ke atas 56

3.1.4 Data Sarana dan Prasarana


1. Sarana Pendidikan
Desa Pematang Bangsal memiliki fasilitas sarana dan prasarana pendidikan
sebagai berikut :
Tabel 3. 5 Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Desa Pematang Bangsal
No Sarana Tingkat Pendidikan Jumlah
1 TPA 3
2 PAUD 2
3 SD/Sederajat 1
4 SMP/Sederajat 1
Sarana pendidikan di Desa Pematang Bangsal cukup lengkap dari setiap
jenjang pendidikan dan fasilitas yang digunakan di sekolah tersebut memadai

30
untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, untuk sekolah jenjang
pendidikan SMA/Sederajat memang belum tersedia di Desa Pematang Bangsal.
Adapun jumlah peserta didik untuk masing-masing PAUD sebagai berikut :
Tabel 3. 6 Jumlah Peserta Didik di Masing- Masing PAUD
No Nama PAUD Jumlah Siswa
1 Permata Bunda 60
2 Ananda 29
Jumlah peserta didik yang ada di PAUD Permata Bunda lebih banyak
daripada PAUD Ananda. Total peserta didik di 2 PAUD tersebut ialah sebanyak
89 orang.
2. Sarana Kesehatan
Desa Pematang Bangsal memiliki beberapa fasilitas kesehatan berupa
puskesmas, poskesdes, polindes, dan posyandu dengan jumlah sebagai berikut:
Tabel 3. 7 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Desa Pematang Bangsal
No Sarana Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Puskesmas 1 unit
2 Poskesdes 1 unit
3 Polindes 1 unit
4 Posyandu 1 unit
Desa Pematang Bangsal memiliki fasilitas kesehatan yang cukup lengkap
untuk tingkat desa. Namun, memang rumah sakit belum tersedia di desa ini.
3.1.5 Data Lembaga dan Kemasyarakatan
Berdasarkan pendataan kuisioner instrumen 1 yang salah satu didalamnya
mencakup informasi terkait jenis upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) menunjukkan bahwa di Desa Pematang Bangsal memiliki kelembagaan
masyarakat yang cukup lengkap dan partisipasi dan antusiasme masyarakat dalam
membangun desa cukup tinggi.
Tabel 3. 8 Jenis Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
Desa Pematang Bangsal
No Sarana Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Puskesmas 1 unit
2 Poskesdes 1 unit

31
3 Polindes 1 unit
4 Posyandu 1 unit
3.2 Gambaran Khusus Lokasi PBL
3.2.1 Karakteristik Responden Desa Pematang Bangsal
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Sampel yang menjadi responden dalam survei ini berjumlah 40 orang,
yaitu ibu yang memiliki anak usia 0-6 tahun di Desa Pematang Bangsal. Berikut
ini merupakan informasi karakteristik responden Desa Pematang Bangsal
Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir.

Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Desa Pematang Bangsal 2022

Gambar 3. 3 Tingkat Pendidikan Responden


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui dari 40 ibu yang menjadi
responden didapatkan tingkat pendidikan yang paling banyak adalah sekolah
dasar yaitu sebanyak 21 responden (52,5%). Sedangkan tingkat pendidikan paling
sedikit adalah sekolah menengah atas yaitu sebanyak 9 responden (22,5%).

Distribusi Jenis Pekerjaan Responden Desa Pematang Bangsal 2022

32
Gambar 3. 4 Jenis Pekerjaan Responden
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang
menjadi responden didapatkan jenis pekerjaan yang paling banyak adalah Ibu
Rumah Tangga yaitu 30 responden (75,0%), dan jenis pekerjaan yang paling
sedikit yaitu Buruh tani yaitu sebanyak 2 responden (5,0%).

Distribusi Klasifikasi Umur Responden Desa Pematang Bangsal 2022

Gambar 3. 5 Klasifikasi Umur Responden


Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang
menjadi responden didapatkan kelompok umur yang paling banyak adalah usia
26-35 tahun yaitu sebanyak 22 responden ( 55,0%) sedangkan kelompok umur
yang paling sedikit adalah usia 45-55 tahun yaitu sebanyak 3 responden (7,5%).

Distribusi Pendapatan Responden Desa Pematang Bangsal 2022

33
Gambar 3. 6 Pendapatan Responden
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang
menjadi responden didapatkan pendapatan keluarga yang paling banyak adalah
1.000.000 – 3.000.000 yaitu sebanyak 23 responden (57,5%). Sedangkan
penghasilan keluarga yang paling sedikit adalah >5.000.000 yaitu sebanyak 1
responden (2,5%).

Distribusi Pengeluaran Belanja Makanan Responden


Desa Pematang Bangsal 2022

Gambar 3. 7 Pengeluaran Belanja Responden


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa pengeluaran belanja
makanan keluarga responden yang paling besar adalah 500.000 – 1.500.000 yaitu
sebanyak 19 responden (47,5%) dan paling rendah adalah >1.500.000 yaitu
sebanyak 5 responden (12,5%).

34
3.2.2 Gambaran Status Gizi
Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Anak Usia 0-6 Tahun di Desa
Pematang Bangsal 2022

Gambar 3. 8 Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 balita yang
menjadi responden pengukuran IMT/U didapatkan paling banyak balita dengan
gizi baik (normal) yaitu 33 responden (82,5%) dan paling sedikit balita dengan
gizi kurang 3 responden (7,5%), balita berisiko gizi lebih 2 responden (5,0%) dan
balita dengan gizi lebih dan obesitas sebanyak 1 responden (2,5%).
Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Anak Usia 0-6 Tahun di Desa
Pematang Bangsal 2022

35
Gambar 3. 9 Indeks Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 balita yang
menjadi responden pengukuran TB/U didapatkan balita dengan tinggi normal
yaitu 38 responden (95,0%) dan balita yang pendek (stunting) 2 responden
(5,0%).
Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Usia 0-6 Tahun di Desa
Pematang Bangsal 2022

Gambar 3. 10 Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 balita yang
menjadi responden pengukuran BB/U didapatkan paling banyak balita dengan
berat badan normal yaitu 36 responden (90,0%), dan paling sedikit balita dengan

36
risiko berat badan lebih 1 responden (2,5%).

3.2.3 Pernikahan Terlalu Dini


Distribusi Klasifikasi Usia Ibu saat Menikah

Gambar 3. 11 Klasifikasi Usia Ibu saat Menikah


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang
menjadi responden didapatkan kelompok usia ibu saat menikah yang paling
banyak adalah usia 19-24 tahun yaitu sebanyak 23 responden (57,5%) dan usia
ibu saat menikah paling sedikit adalah usia >24 tahun yaitu 7 responden (17,5%).

3.2.4 Hygiene dan Sanitasi (MCK dan Air Bersih)

Tabel 3. 9 Distribusi Frekuensi Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)


Pada Ibu di Desa Pematang Bangsal 2022
Kebiasaan CTPS Frekuensi Persentase (%)
Sebelum menyiapkan makanan untuk
anak, akan menyusui, menyuapi anak
Ya 37 92,5

Menggunakan sabun
Ya 31 77,5
Setelah buang air besar dan kecil
Ya 39 97,5

37
Menggunakan sabun
Ya 35 87,5
Setelah membuang sampah/ uang/ hewan
Ya
35 87,5
Menggunakan Sabun
Ya
32 80,0
Setelah mengganti popok/ membersihkan
BAB /BAK anak
Ya 34 85,0

Menggunakan sabun
Ya 33 82,5
Setelah bersin/batuk
Ya 15 37,5

Menggunakan sabun
Ya 14 35,0
Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang menjadi
responden didapatkan kebiasaan CTPS (cuci tangan pakai sabun) terdapat 92,5%
responden yang selalu mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan untuk anak,
akan menyusui, menyuapi anak dan 77,5% responden yang mencuci tangan
dengan menggunakan sabun; 97,5% responden yang mencuci tangan setelah
buang air besar dan kecil dan 87,5% responden yang mencuci tangan dengan
menggunakan sabun; 87,5% responden yang mencuci tangan setelah membuang
sampah/uang/hewan dan 80,0% responden yang mencuci tangan dengan
menggunakan sabun; 85,0% responden yang mencuci tangan setelah mengganti
popok/membersihkan BAB/BAK anak dan 82,5% responden yang mencuci
tangan dengan menggunakan sabun; 37,5% responden yang mencuci tangan

38
setelah bersin/batuk dan 35,0% responden yang mencuci tangan dengan
menggunakan sabun.

Tabel 3. 10 Distribusi Frekuensi Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai


Sabun) Pada Anak di Desa Pematang Bangsal 2022
Kebiasaan CTPS Frekuensi Persentase (%)
Sebelum anak makan
Ya 32 80,0

Menggunakan sabun
Ya 25 62,5
Sebelum anak buang air besar/kecil
Ya 27 67,5

Menggunakan sabun
Ya 23 57,5
Setelah anak bermain/memegang
hewan
Ya 27 67,5

Menggunakan Sabun
Ya 22 55,0
Setelah anak bersin/batuk
Ya 14 35,0

Menggunakan sabun
Ya 8 20,0
Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 40 anak yang menjadi
responden didapatkan kebiasaan CTPS (cuci tangan pakai sabun) terdapat 80,0%
responden yang selalu mencuci tangan sebelum makan dan 62,5% anak yang
mencuci tangan dengan menggunakan sabun; 67,5% responden yang mencuci

39
tangan sebelum buang air besar/kecil dan 57,5% responden yang mencuci tangan
menggunakan sabun; 67,5% responden yang mencuci tangan setelah anak
bermain/memegang hewan dan 55,0% responden yang mencuci tangan dengan
menggunakan sabun; 35,0% responden yang mencuci tangan setelah bersin/batuk
dan 20,0% responden yang mencuci tangan menggunakan sabun.

Distribusi Penggunaan Fasilitas MCK di Desa Pematang Bangsal 2022

Gambar 3. 12 Penggunaan Fasilitas MCK


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
sebanyak 24 responden (60,0%) menggunakan fasilitas MCK umum. Dan hanya
10 responden (25,0%) responden yang memiliki fasilitas MCK Pribadi.

Distribusi Kondisi Fasilitas MCK yang Berfungsi Baik di Desa Pematang


Bangsal 2022

40
Gambar 3. 13 Kondisi Fasilitas MCK
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang
menjadi responden didapatkan 82,5% responden yang fasilitas MCK yang tersedia
berfungsi dengan baik.

Distribusi Jenis Kloset yang Digunakan Responden di Desa Pematang


Bangsal 2022

Gambar 3. 14 Jenis Kloset yang Digunakan Responden


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
sebanyak 80,0% memiliki kloset jenis kloset jongkok leher angsa, dan sebanyak
2,5% memiliki kloset duduk leher angsa.

Distribusi Perilaku Responden dalam Membuang Sampah

41
Gambar 3. 15 Perilaku Responden dalam Membuang Sampah
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
sebanyak 50,0% responden membuang sampah setiap hari dan 50,0% responden
tidak membuang sampah setiap hari.

Distribusi Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga di Desa Pematang


Bangsal 2022

Gambar 3. 16 Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
didapatkan cara mengolah sampah rumah tangga paling banyak yaitu dengan cara
dikumpulkan, kemudian dibakar yaitu 35 responden (87,5%) dan paling sedikit
yaitu dengan cara dikumpulkan, kemudian diangkut oleh petugas pengumpul
sampah.

Distribusi Ketersediaan Tempat Sampah Responden di Desa Pematang

42
Bangsal 2022

Gambar 3. 17 Ketersediaan Tempat Sampah


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
didapatkan 5,0% responden yang memiliki tempat sampah dan 50,0% responden
tidak memiliki tempat sampah.

Distribusi Sumber Air Responden di Desa Pematang Bangsal 2022

Gambar 3. 18 Sumber Air Responden


Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
didapatkan sumber air yang digunakan oleh responden paling banyak adalah air
dari sumur bor dengan pompa tangan/listrik/mesin yaitu sebanyak 23 responden
(57,5%) dan paling sedikit yaitu air hujan (PAH/penampungan air hujan) yaitu
sebanyak 1 responden (2,5%).

Distribusi Kecukupan Air Bersih di Desa Pematang Bangsal 2022

43
Gambar 3. 19 Kecukupan Air Bersih
Berdasarkan diagram di atas maka dapat diketahui bahwa dari 40
responden didapatkan sebanyak 39 responden (97,5%) memiliki air bersih yang
cukup dan 1 responden (2,5%) tidak memiliki air bersih yang cukup.

Distribusi Sumber Air untuk Air Minum dan MCK dari Sumber Air yang
Sama

Gambar 3. 20 Sumber Air untuk Minum dan MCK


Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
didapatkan 25 responden (62,5%) tidak menggunakan sumber air yang sama
untuk MCK dan untuk air minum, sedangkan 15 responden (37,5%) masih
menggunakan sumber air yang sama untuk MCK dan untuk air minum

44
Maka, dapat diketahui bahwa dari 40 responden 19 responden (47,5%)
mengolah air untuk di minum dengan cara di rebus; 1 responden (2,5%) mengolah
air untuk diminum dengan cara ditambahkan kaporit; 2 responden (5,0%)
mengolah air untuk diminum dengan cara menggunakan filter keramik dan 18
responden (45,0%) mengolah air untuk diminum dengan cara lainnya.

3.2.5 Vaksinasi Covid -19


Distribusi Riwayat Positif Covid-19 pada Responden

Gambar 3. 21 Riwayat Covid -19


Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
sebanyak 100% responden atau semua responden tidak pernah dinyatakan Positif
Covid-19.

Distribusi Status Vaksinasi Covid-19

45
Gambar 3. 22 Status Vaksinasi Covid-19
Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa dari 40 responden
didapatkan 85,0% setiap anggota keluarga telah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Sedangkan sebagian yang lain anggota keluarganya belum melakukan vaksin
Covid-18 yaitu 15,0%.

Tabel 3. 11 Distribusi Frekuensi Riwayat Vaksinasi Covid-19 Responden


Desa Pematang Bangsal 2022
Vaksinasi Covid-19 Frekuensi Persentase (%)
Dosis 1
Ya 38 95,0
Dosis 2
Ya 33 82,5
Booster
Ya 3 7,5
Total 40 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 40 ibu yang menjadi
responden didapatkan sebanyak 95,0% responden sudah mendapatkan dosis 1
vaksinasi Covid-19; sebanyak 82,5% responden sudah mendapatkan dosis 2
vaksinasi Covid-19 sedangkan hanya 7,5% responden yang telah mendapatkan
vaksin Booster.

46
3.2.6 Gambaran Kinerja Kader Posyandu
Di Desa Pematang Bangsal terdapat 1 unit posyandu dengan nama
Posyandu Ikan Patin. Kader di posyandu tersebut tergolong kader aktif yang
berjumlah 10 orang. Para kader tersebut aktif membantu jalannya berbagai
kegiatan di posyandu agar berjalan sebagaimana mestinya.
Posyandu Ikan Patin rutin melakukan kegiatan setiap 1 bulan sekali
dengan persentase pelaksanaan sebesar 100%. Kegiatan posyandu di Desa
Pematang Bangsal dilaksanakan pada tanggal 19 setiap bulannya. Kegiatan
posyandu yang dilakukan terdiri dari pengukuran antropometri, pemberian PMT,
imunisasi serta kegiatan konseling.
Jumlah balita di wilayah kerja Posyandu Ikan Patin selalu mengalami
peningkatan yang signifikan dalam 5 bulan terakhir ini. Untuk jumlah kematian
ibu dan anak (KIA) di wilayah kerja posyandu Desa Pematang Bangsal dalam 5
bulan terakhir ini sebesar 0 atau tidak ada KIA. Seluruh balita di wilayah kerja
Posyandu Ikan Patin telah memiliki KMS dan bertambah banyak seiring
kenaikan angka jumlah balita yang berada di wilayah kerja Posyandu Ikan Patin.
Dilihat dari hasil pengumpulan data, jumlah balita yang berkunjung ke
posyandu semakin meningkat setiap bulannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tingkat kesadaran dan kepedulian ibu terhadap kesehatan balita semakin tinggi.
Diketahui bahwa balita yang datang ke posyandu dan saat dilakukan
penimbangan, jumlah balita yang mengalami kenaikan berat badan meningkat
secara signifikan setiap bulannya.
Berdasarkan data yang didapatkan dalam 5 bulan terakhir, belum ada
terdeteksi balita yang mengalami stunting. Adapun jumlah sasaran yang mendapat
kapsul vitamin A per bulan Februari sebanyak 58 orang. Namun, belum ada
sasaran yang mendapatkan tablet tambah darah (TTD). Dari tabel diatas, diketahui
juga bahwa setiap ibu dan balita yang berkunjung ke Posyandu Ikan Patin
mendapatkan PMT penyuluhan dengan sasaran terbanyak pada bulan Mei, yaitu
72 balita dan yang mendapatkan PMT pemulihan sebanyak 2 balita setiap
bulannya. Diketahui bahwa jenis PMT yang diberikan dalam 5 bulan terakhir
selalu sama, yaitu roti dan bubur kacang.
Pada bulan Februari selama 5 bulan terakhir ini sejumlah 45 sasaran yang

47
mendapatkan obat cacing, sedangkan pada bulan Januari, Maret, April dan Mei
sasaran tidak mendapatkan obat cacing. Dari tabel juga dapat dilihat dalam 5
bulan terakhir tidak ada sasaran yang mendapatkan obat oralit.

3.2.7 Tugas dan Peran Kader Posyandu


Distribusi Keikutsertaan Kader dalam Kegiatan Posyandu Tahun 2021

Gambar 3. 23 Keikutaan Posyandu 2021


Berdasarkan diagram diatas, pada tahun 2021 diketahui bahwa 4 dari 10
kader mengikuti sebanyak kurang dari 12 kali dalam kegiatan posyandu,
sedangkan 6 dari 10 kader selalu mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya
(12 kali).

Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Kader dalam Kegiatan Posyandu Tahun

2022 (Jan-Mei)
Gambar 3. 24 Keikutaan Posyandu 2022
Berdasarkan diagram diatas, diketahui bahwa pada tahun 2022 dalam

48
periode (Januari-Mei), sebanyak 2 dari 10 kader mengikuti kegiatan posyandu
sebanyak kurang dari 5 kali, sedangkan 8 dari 10 kader selalu ikut serta setiap
bulannya (5 kali).

Tabel Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Pelatihan Kader Posyandu

Gambar 3. 25 Keikutan Pelatihan Kader Posyandu


Berdasarkan tabel dan grafik diatas, diketahui bahwa 2 dari 10 kader
menjawab tidak pernah mengikuti kegiatan pelatihan kader posyandu, 7 orang
pernah mengikuti pelatihan sebanyak kurang dari 3 kali, dan 1 orang menjawab
pernah mengikuti kegiatan pelatihan sebanyak lebih dari 3 kali.

Tabel Distribusi Frekuensi Pelatihan yang Diikuti Kader Posyandu di Bulan


Mei 2022

Gambar 3. 26 Pelatihan yang Diikuti Kader Posyandu di Bulan Mei 2022

49
Berdasarkan tabel dan grafik diatas, diketahui bahwa 2 dari 10 kader
menjawab tidak ada jenis pelatihan yang diikuti, lalu, sebanyak 7 orang kader
pernah mengikuti pelatihan mengenai cara penimbangan dan pengukuran, dan 1
orang menjawab pernah mengikuti kegiatan pelatihan mengenai stunting.
Pada tahun 2022 diketahui bahwa banyak aktivitas yang kader lakukan
saat sebelum hari buka posyandu dimana sebanyak 9 kader menjawab selalu
menyebarluaskan hari buka posyandu melalui pertemuan warga setempat,
sedangkan 1 kader menjawab belum pernah. Aktivitas lainnya seperti menyiapkan
tempat pelaksanaan dan sarana posyandu, melakukan pembagian tugas antar kader
dan berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya selalu dilakukan
oleh setiap kader. Lalu, untuk aktivitas menyiapkan bahan PMT penyuluhan, 7
kader menjawab selalu membantu menyiapkan, 1 kader menjawab sering dan 2
kader menjawab jarang.
Selain aktivitas sebelum hari buka posyandu, kader juga membantu
kegiatan pada saat hari buka posyandu. Dilihat berdasarkan tabel, sebanyak 5 dari
10 kader menjawab selalu melakukan pendaftaran pengunjung posyandu dan
penimbangan balita. Lalu, sebanyak 6 dari 10 kader selalu mencatat hasil
penimbangan di buku KIA atau KMS. Sebanyak 5 kader menjawab selalu mengisi
buku register posyandu, sebanyak 6 dari 10 kader sering melakukan pengukuran
LILA pada ibu hamil dan WUS, Lalu, diketahui 3 dari 10 kader sering melakukan
kegiatan penyuluhan dan konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan hasil
penimbangan, 5 orang kader menjawab selalu memberikan PMT untuk bayi
balita, serta 3 kader menjawab sering membantu petugas kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan dan KB sesuai wewenang dan melengkapi pencatatan dan
membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut bersama petugas kesehatan setelah
pelayanan posyandu selesai.
Saat setelah hari buka posyandu, diketahui banyak kegiatan yang tidak
pernah dilakukan oleh kader, seperti kegiatan membuat diagram batang (balok)
SKDN tentang jumlah balita yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu
dan membuat diagram balok (SKDN) tentang jumlah balita yang datang pada hari
buka Posyandu , dimana 10 kader menjawab tidak pernah melakukan kegiatan
tersebut. Lalu, sebanyak 8 dari 10 kader menjawab tidak pernah melakukan

50
pembaharuan data sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui serta
bayi dan balita. Selanjutnya, 9 dari 10 kader menjawab tidak pernah membuat
diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah balita yang mempunyai KMS atau
buku KIA dan membuat diagram balok (SKDN) tentang jumlah balita yang
timbangan berat badannya naik. Lalu, 6 dari 10 kader menjawab tidak pernah
melakukan tindak lanjut terhadap sasaran yang tidak datang dan sasaran yang
memerlukan penyuluhan lanjutan. Diketahui juga 5 dari 10 kader selalu
memberitahu kepada kelompok sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat hari
buka, serta 3 dari 10 kader selalu melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh
masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau
organisasi keagamaan.

51
BAB IV
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAAN

4.1 Tempat, Waktu dan Sasaran Kegiatan


4.1.1 Tempat Kegiatan
Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya (PBL FKM UNSRI) kelompok 18 dilaksanakan di Desa
Pematang Bangsal, Kecamatan Pemulutan Selatan, Kabupaten Ogan Ilir,
Provinsi Sumatera Selatan.
4.1.2 Waktu Kegiatan
Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) dilaksanakan selama 28
hari, dimulai pada tanggal 24 mei 2021 sampai dengan 20 juni 2022.
Pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini disusun berdasarkan waktu
pada saat tiba di desa Pematang Bangsal sampai dengan pelepasan di kantor
bupati Ogan Ilir. Adapun tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan selama di
lapangan ialah Pengambilan Data, Analisis Data, Penyusunan Program,
Pelaksanaan Program dan Penyusunan Laporan.
4.1.3 Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan terbagi menjadi dua
yaitu sasaran umum dan khusus. Adapun sasaran umum kegiatan PBL ini adalah
masyarakat Desa Pematang Bangsal, sedangkan sasaran khususnya yaitu ibu-ibu
yang memiliki anak atau balita yang berusia 0-6 tahun. Jumlah sasarannya yaitu
sebanyak 40 responden. Adapun sasaran tersebut diambil dari populasi dengan
teknik pengambilan sampel secara Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan
sampel dengan mempertimbangkan maksud dan tujuan tertentu.

4.2 Rencana Usulan Kegiatan (RUK)


4.2.1 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukannya analisis situasi di Desa Pematang Bangsal
ditemukan beberapa permasalahan yaitu masih ditemukannya angka stunting
yakni sebanyak 2 anak. Selanjutnya permasalahan Pernikahan Dini dilihat dari
persentase usia ibu saat menikah dibawah 19 tahun sebesar 25%. Selain itu,

52
untuk permasalahan sanitasi berdasarkan frekuensi penggunaan fasilitas MCK
terdapat 60% responden masih menggunakan sungai sebagai tempat untuk MCK.
Selain itu berdasarkan permasalahan sampah juga masih ditemukan karena masih
banyaknya sampah yang berserakan di wilayah desa serta masih banyak warga
desa yang belum mendapatkan vaksin booster. Maka dapat disimpulkan bahwa
ada lima permasalahan utama yang ditemukan di desa Pematang Bangsal, antara
lain :
1. Masih Ditemukan Angka Kejadian Stunting
2. Permasalahan Pernikahan Dini
3. Permasalahan Sampah
4. Permasalahan MCK
5. Belum Mendapatkan Vaksin Booster
4.2.2 Prioritas Masalah
Setelah dilakukannya identifikasi masalah, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan prioritas masalah. Adapun penetapan prioritas masalah
dilakukan dengan metode USG (Urgency, Seriousness, Growth).
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
Dari penjelasan diatas, maka dapat ditetapkan prioritas masalah di Desa
Pematang Bangsal yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. 1 Prioritas Masalah dengan Metode USG
Kriteria M1 M2 M3 M4 M5
U 5 4 5 4 4

S 4 3 4 4 3
G 5 3 4 4 3
Total 100 36 80 64 36
Dalam menentukan prioritas masalah dengan menggunakan metode USG

53
ini, kami melibatkan Sekretaris Desa, Bidan Desa, dan Pihak Puskesmas.Selain
menggunakan metode USG, kami juga menggunakan hasil analisis data
kuisioner yang telah kami sebarkan. Hasil analisis tersebut kami gunakan
sebagai acuan dalam mengidentifikasikan masalah. Selanjutnya hasil identifikasi
masalah tersebut kami diskusikan lebih lanjut kepada Bidan Desa dan Sekretaris
Desa sehingga didapatkan prioritas masalah Desa Pematang Bangsal.

Tabel 4. 2 Penetapan Prioritas Masalah Di Desa Pematang Bangsal


No. Masalah Prioritas
1. Masih ditemukan angka kejadian stunting I
2. Permasalahan sampah II
3. Permasalahan MCK III
4. Permasalahan pernikahan dini IV
5. Belum mendapatkan vaksin booster V

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa masalah yang paling


diprioritaskan dalam kesehatan masyarakat di Desa Pematang Bangsal adalah
masih ditemukan angka kejadian stunting pada balita di Desa Pematang Bangsal.

4.2.3 Perumusan Masalah

Apa Angka Kejadian


Stunting Berdasarkan hasil analisis
data kuisioner yang telah
Berapa disebar didapatkan hasil
sebanyak 2 responden yang
memiliki balita stunting

Permasalahan terjadi di Desa


Pematang Bangsal,
Perilaku
Dimana Kecamatan Pemlutan Selatan,
Kebiasaan
Merokok Kabupaten Ogan Ilir

54
Permasalahan tersebut sudah
Kapan terjadi sejak lama sebelum
PBL dimulai

Permasalahan tersebut bisa terjadi


dikarenakan masih rendahnya
Bagaimana
pengetahuan masyarakat mengenai
stunting, pola makan tidak tepat, serta
hygine dan sanitasi yang kurang baik.

Gambar 4. 1 Perumusan Masalah di Desa Pematang Bangsal

4.2.4 Penyebab Masalah


Berdasarkan prioritas masalah yang ditetapkan dari hasil pengumpulan
data serta dilakukannya analisis diagram fishbone atau sering disebut cause and
effect. Diagram atau Ishakawa dengan diperkenalkan oleh Dr. Kaouru ishakawa
seorang ahli pengendali kualitas dari Jepang, sebagai salah satu tujuan kualitas
dasar suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika
masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan.
Manfaat fishbone dalam penelitian ini dapat menolong kita untuk
menemukan akar penyebab terjadinya masalah dan semuanya menjadi lebih jelas
serta memungkinkan untuk dapat melihat semua kemungkinan “penyebab” dan
mencari “akar “ permasalahan yang sebenarnya. Berikut adalah gambaran
fishbone mengenai masalah yang terjadi di Desa Pematang Bangsal.

55
Ekonomi Kurangnya
Kurangnya PMT keluarga asupan gizi
Ibu hamil dan pada balita
Minimnya rendah
Balita Cakupan Asi
PHBS kurang
gaji kader
diterapkan Eksklusif
Masih Adanya
rendah
Kasus Stunting
MCK yang Kurangnya
masih kurang penyuluhan tentang
Kurangnya gizi balita
Sanitasi dan dukungan keluarga Penyuluhan
pasokan air
kurang
bersih yang
Lingkungan Metode menarik

Gambar 4. 2 Diagram Ishikawa/Fish Bone

56
Tabel 4. 3 Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dari Prioritas Masalah di Desa Pematang Bangsal
No. Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Sumber Daya Indikator Waktu Penanggun
Kesehatan Dana Sarana SDM Keberhasila Pelaksan g Jawab
Fisik n aan
1. Ramah tamah Perkenalan Untuk Perangkat - - Pena dan Mahasisw Mendapatka 25-26 M. Thoriq
(perangkat sekaligus mempermudah desa, bidan kertas a/I PBL n data atau Mei 2022
desa, bidan penyampaian mencari desa, dan FKM informasi
desa, dan maksud dan responden dalam warga desa UNSRI mengenai
warga) tujuan PBL serta pengumpulan ibu-ibu yang
diskusi mengenai data, serta memiliki
penyebaran mempermudah balita
kuisioner dalam
pelaksanaan
program PBL
2. Penyebaran Pengumpulan untuk Setiap ibu 40 Rp.450 Pena,kert Mahasisw Mendapatka 28-29 mei Fitria
Kuisioner data melalui mendapatkan data yang Responde .000 as,timban a/I PBL n data sesuai 2022 Ramadhani
kuisioner dengan responden ibu mempunyai n gan dan FKM dengan
sistem yang memiliki balita microtois UNSRI target

57
wawancara door balita guna e
to door setiap mengetahui
responden permasalahan
Kesehatan
3. Kunjungan ke Perkenalan Untuk mengetahui Kepala - - - Mahasisw Mendapatka 31 Mei Rafli Harun
Puskesmas sekaligus permasalahan puskesmas, a/I PBL n data atau 2022
Sungai Keli penyampaian Kesehatan warga ahli gizi, dan FKM informasi
maksud dan Pematang Bangsal staff UNSRI mengenai
tujuan PBL serta puskesmas stunting
diskusi mengenai
penyebaran
kuisioner
4. Pengenalan „Isi Melakukan Untuk Anak-anak 50 anak Rp.80. Poster, Mahasisw Anak-anak 1 Juni Ulya Farah
Piringku‟ kegiatan meningkatkan PAUD 000 Puzzle isi a/I PBL menjadi tahu 2022 dan Atika
pengenalan pengetahuan Permata piringku FKM dan 9 Juni Wandari
makanan yang anak-anak PAUD Bunda dan UNSRI, mengenal 2022
sesuai dengan mengenai variasi PAUD Guru variasi
pedoman gizi makanan bergizi Ananda PAUD makanan

58
seimbang melalui yang tepat dan anak- bergizi di
permainan sesuai anjuran anak dalam piring
gambar isi PAUD makan
piringku Permata mereka
Bunda dalam
kehidupan
sehari-hari
dan mampu
melaksanaka
n CTPS
dengan baik
dan benar
5. Penyuluhan Memberikan Menambah Anak-anak 40 anak Rp.35. Alat Mahasisw Anak-anak 2 Juni Putri Syifa
Safety Riding edukasi informasi SDN 10 000 peraga a/I PBL mampu 2022 Syahirah
K3,CTPS dan mengenai rambu- mengenai rambu- Pematang rambu- FKM mengetahui
PHBS (SDN 10 rambu lalu lintas rambu lalu lintas Bangsal rambu UNSRI, dan
Pematang dan keselamatan dan keselamatan lalu lintas Guru SD memahami
Bangsal) dalam dalam berkendara dan alat dan anak- tentang
berkendara serta dapat peraga anak SD rambu-

59
memberikan mengimplementas jenis-jenis rambu lalu
edukasi ikan CTPS dengan sampah lintas dan
mengenai CTPS baik dan benar keselamatan
yang baik dan dalam
benar berkendara
dan mampu
mempraktik
an CTPS
dengan baik
dan benar
6. Penyuluhan Memberikan Untuk menambah Orang tua 29 peserta Rp75.. Poster Mahasisw Mampu 9 Juni Rahmi
pencegahan edukasi wawasan dan siswa PAUD 000 a/I PBL mengenali 2022 Darma Sari
stunting dan mengenai apa itu meningkatkan Ananda FKM ciri-ciri anak
sanitasi stunting, kesadaran kepada UNSRI stunting dan
lingkungan dampaknya, masyarakat dan orang mengetahui
(PAUD penyebab dan mengenai stunting tua siswa cara
Ananda) upaya dan sanitasi mencuci
pencegahannya. lingkungan tangan yang
Serta baik dan

60
memberikan benar, dapat
edukasi menggunaka
mengenai jamban n air bersih
sehat, air bersih, dan jamban
dan CTPS sehat
7. Penyuluhan Memberikan Untuk menambah Remaja 30 remaja Rp.40. Poster Mahasisw Mampu 12 Juni Ersa
tentang edukasi dan wawasan dan Pematang 000 a/I PBL menjaga 2022 Maulidiah
Kesehatan informasi pengetahuan Bangsal FKM Kesehatan
reproduksi, mengenai mengenai UNSRI, reproduksi,
vaksinasi Kesehatan Kesehatan Bidan melakukan
booster dan reproduksi, reproduksi, desa dan vaksin
posyandu vaksin booster pentingnya Pihak booster dan
remaja Desa dan cek melakukan vaksin Puskesma mengetahui
Pematang Kesehatan booster s status
Bangsal remaja kesehatan

8. Kegiatan Memberikan Mengajak ibu-ibu Orang tua 30 peserta Rp.35. Poster MahasiswMampu 14 Juni Amiranda

61
kampanye edukasi tentang untuk mencegah siswa PAUD 000 a/I PBL mencegah 2022
Gerakan Cegah upaya stunting sejak dini Permata FKM stunting
Stunting pencegahan Bunda UNSRI
bersama Siswa stunting
beserta orang
tua di PAUD
Permata Bunda
9. Kegiatan Memberikan Untuk Kader 10 Kader Rp.350 Leaflet Mahasisw Mampu 16 Juni Tiara
pemberian edukasi dan meningkatkan Posyandu .000 a/I PBL memberikan 2022 Anissa
edukasi melakukan variasi menu PMT Balita Ikan FKM PMT yang Putri
mengenai PMT diskusi mengenai Balita dan Ibu Patin Desa UNSRI bervariasi
Ibu hamil dan kreasi menu Hamil Pematang
Balita kepada PMT untuk Ibu Bangsal
kader hamil dan Balita
4.3 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) di Desa Pematang Bangsal
Secara umum kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) ini dikelompokkan menjadi 4 kelompok kegiatan pokok yaitu
penyuluhan dan adaptasi, penyusunan program kegiatan, pelaksanaan program kegiatan, dan evaluasi program kegiatan sekaligus
pembuatan laporan. Rencana kegiatan,rincian pelaksanaan ,target dan time schedule yang akan dilaksanakan selama PBL disajikan pada
tabel dibawah ini:

62
Tabel 4. 4 Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK), PBL 2022 Kelompok 18 Desa Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan
No Upaya Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Biaya
. Kesehatan Kegiatan Pelaksanaan
1. Ramah tamah Perkenalan Perangkat - 1 kali -Kegiatan pertama Rumah Mahasisw 25-26 -
(perangkat sekaligus desa, bidan yaitu perkenalan Perangkat a/I PBL Mei
desa, bidan penyampaian desa, dan sekaligus Desa, FKM 2022
desa, dan maksud dan warga desa menyampaikan Bidan UNSRI,
warga) tujuan PBL maksud dan tujuan Desa, dan Perangkat
serta diskusi PBL Warga Desa,
mengenai -Melakukan Bidan
penyebaran diskusi mengenai Desa, dan
kuisioner permasalahan yang Warga
ada di Desa
Pematang Bangsal
2. Penyebaran Pengumpulan Setiap ibu 40 2 kali -Mengunjungi Desa Mahasisw 28-29 Rp.45
Kuisioner data melalui yang Respon setiap rumah warga Pematang a/I PBL Mei 0.000
kuisioner mempunyai den secara door to door Bangsal FKM 2022

63
dengan sistem balita yang memiliki UNSRI
wawancara door balita usia 0-6 dan Kader
to door setiap tahun
responden -Penyebaran
kuesioner dibantu
oleh kader
3. Kunjungan Perkenalan Kepala - 4 kali -Diskusi mengenai Puskesma Mahasisw 1, 6, -
ke sekaligus puskesmas, masalah Kesehatan s Sungai a/I PBL 10, 13
Puskesmas penyampaian ahli gizi, dan di Desa Pematang Keli FKM Juni
Sungai Keli maksud dan staff Bangsal UNSRI, 2022
tujuan PBL puskesmas -Konsultasi dengan Kepala
serta diskusi Ahli Gizi Puskesma
mengenai Puskesmas s, dan
penyebaran mengenai masalah Ahli Gizi
kuisioner gizi pada balita di
Desa Pematang
Bangsal
-Diskusi dengan
Kepala Puskesmas

64
mengenai
kebijakan tentang
stunting dan
sanitasi
4. Pengenalan Melakukan Anak-anak 50 anak 2 kali -Memberikan Anak- Mahasisw 1 Juni Rp.80
„Isi Piringku‟ kegiatan Paud Permata edukasi mengenai anak a/I PBL 2022 .000
pengenalan Bunda Isi Piringku PAUD FKM dan 9
makanan yang -Melakukan games Permata UNSRI Juni
sesuai dengan puzzle Isi Piringku Bunda dan 2022
pedoman gizi -Melakukan senam PAUD
seimbang Isi Piringku Ananda
melalui
permainan
gambar isi
piringku
5. Penyuluhan Memberikan Anak-anak Anak- 1 kali -Pengenalan SDN 10 Mahasisw 2 Juni Rp.35
Safety Riding edukasi SDN 10 anak rambu-rambu lalu Pematang a/I PBL 2022 .000
K3,CTPS mengenai Pematang SDN lintas Bangsal FKM

65
dan PHBS rambu-rambu Bangsal 10 -Edukasi tata cara UNSRI,
(SDN 10 lalu lintas dan Pemata berkendara dan tata Guru SD
Pematang keselamatan ng cara menyebrang dan anak-
Bangsal) dalam Bangsa -Memberikan anak SD
berkendara l games puzzle
memberikan mengenai rambu-
edukasi rambu lalu lintas
mengenai CTPS -Memberikan
yang baik dan edukasi dam games
benar mengenai CTPS
dan pemilahan
sampah
6. Penyuluhan Memberikan Orang tua 29 1 kali - Memberikan PAUD Mahasisw 9 Juni Rp75.
pencegahan edukasi siswa PAUD peserta edukasi Ananda a/I PBL 2022 000
stunting dan mengenai apa Ananda mengenai apa itu FKM
sanitasi itu stunting, stunting, UNSRI,
lingkungan dampaknya, dampaknya, orang tua
(PAUD penyebab dan penyebab dan dan Guru
Ananda) upaya upaya PAUD

66
pencegahannya. pencegahannya Ananda
Serta - Memberikan
memberikan edukasi
edukasi mengenai jamban
mengenai sehat, air bersih,
jamban sehat, dan CTPS
air bersih, dan - Tanya jawab
CTPS
7. Penyuluhan Memberikan Remaja 30 1 kali - Memberikan Polindes Mahasisw 12 Juni Rp.40
tentang edukasi dan Pematang peserta edukasi tentang Desa a/I PBL 2022 .000
Kesehatan informasi Bangsal Kesehatan Pematang FKM
reproduksi, mengenai reproduksi Bangsal UNSRI,
vaksinasi Kesehatan - Memberikan Remaja,
booster dan reproduksi, informasi Bidan
posyandu vaksin booster mengenai jadwal Desa, dan
remaja Desa dan cek dan tempat Pihak
Pematang Kesehatan vaksin booster Puskesma
Bangsal remaja - Melakukan s
pengukuran BB,

67
TB, Tensi, dan
Kadar HB,
Pemberian TTD
8. Kegiatan Memberikan Orang tua 30 1 kali - Memberikan PAUD Mahasisw 14 Juni Rp.35
kampanye edukasi tentang siswa PAUD peserta edukasi Permata a/I PBL 2022 .000
Gerakan upaya Permata mengenai upaya Bunda FKM
Cegah pencegahan Bunda pencegahan UNSRI,
Stunting stunting stunting Siswa,
bersama - Melakukan Orang tua
Siswa beserta jargon dan yel- dan Guru
orang tua di yel cegah PAUD
PAUD stunting Permata
Permata Bunda
Bunda
9. Kegiatan Memberikan Kader 10 1 kali - Memberikan Polindes Mahasisw 16 Juni Rp.35
pemberian edukasi dan Posyandu Kader edukasi Desa a/I PBL 2022 0.000
edukasi melakukan Balita Ikan mengenai PMT Pematang FKM
mengenai diskusi Patin Desa Ibu hamil dan Bangsal UNSRI,

68
PMT Ibu mengenai kreasi Pematang Balita Kader dan
hamil dan menu PMT Bangsal - Diskusi Bidan
Balita kepada untuk Ibu hamil mengenai Desa
kader dan Balita perencanaan
kreasi menu PMT

69
BAB V
HASIL KEGIATAN

5.1 Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan kegiatan dalam program pengalaman belajar lapangan ini
berlangsung dari tanggal 24 Mei 2022 sampai dengan tanggal 20 Juni 2022.
5.1.1 Ramah Tamah
Kegiatan Ramah tamah ini bertujuan untuk pendekatan tahap awal dari
mahasiswa dan juga penduduk setempat guna meningkatkan rasa kebersamaan
antara mahasiswa dan juga masyarakat Desa Pematang Bangsal.
5.1.2 Penyebaran Kuisioner
Kegiatan ini dilakukan dengan pengambilan data terkait status gizi khus
usnya stunting dan covid 19 dengan sasaran ibu-ibu yang mempunyai
balita usia 0 – 6 tahun yang ada di Desa Pematang Bangsal. Pengambilan data
dilakukan dengan wawancara langsung secara door to door dengan dibantu oleh
kader. Tanggal dilakukan pengambilan data yaitu 28-29 Mei 2022.
5.1.3 Kunjungan ke Puskesmas Sungai Keli
Kegiatan ini dilakukan sebagai perkenalan sekaligus penyampaian maksud
dan tujuan PBL serta diskusi mengenai penyebaran kuisioner, masalah Kesehatan
di Desa Pematang Bangsal, Konsultasi dengan Ahli Gizi Puskesmas mengenai
masalah gizi pada balita di Desa Pematang Bangsal serta Diskusi dengan Kepala
Puskesmas mengenai kebijakan tentang stunting dan sanitasi.
5.1.4 Pengenalan “Isi Piringku”
Berupa kegiatan pengenalan makanan yang sesuai dengan pedoman gizi
seimbang melalui permainan edukasi gambar isi piringku dengan sasaran anak-
anak Paud Permata Bunda dan Paud Ananda yang dilaksanakan pada tanggal 1
Juni 2022 dan 9 Juni 2022.
5.1.5 Penyuluhan Safety Riding K3, CTPS dan PHBS
Berupa kegiatan edukasi mengenai rambu-rambu lalu lintas dan
keselamatan dalam berkendara seperti pengenalan rambu lalu lintas dan tata cara
berkendara serta tata cara menyebrang memberikan edukasi mengenai CTPS yang
baik dan benar dengan media games seperti puzzle dengan sasaran anak-anak

70
SDN 10 Pematang Bangsal.
5.1.6 Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Sanitasi (PAUD Ananda)
Pemberian edukasi mengenai apa itu stunting, dampaknya, penyebab dan
upaya pencegahannya. Serta memberikan edukasi mengenai jamban sehat, air
bersih, dan CTPS dengan metode sharing dengan Orang tua siswa Paud Ananda.
5.1.7 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi, Vaksinasi Booster dan Posyandu
Remaja
Pemberian edukasi mengenai Kesehatan reproduksi, vaksin booster dan
cek Kesehatan remaja seperti pengukuran BB, TB, Tensi dan Kadar HB yang
bertempat di Polindes Desa Pematang Bangsal pada tanggal 12 Juni 2022.
5.1.8 Kegiatan Kampanye Gerakan Cegah Stunting
Pemberian edukasi mengenai apa itu stunting, dampaknya, penyebab dan
upaya pencegahannya dengan metode sharing dengan Orang tua siswa Paud
Permata Bunda.
5.1.9 Kegiatan Pemberian Edukasi Mengenai PMT Ibu Hamil dan Balita
Memberikan edukasi dan melakukan diskusi mengenai kreasi menu PMT
untuk Ibu hamil dan Balita dengan Kader Posyandu Balita Ikan Patin Desa
Pematang Bangsal yang bertempat Polindes Desa Pematang Bangsal pada tanggal
16 Juni 2022.
5.2 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan
Tabel berikut merupakan rincian hambatan dari pelaksanaan kegiatan
kelompok 18 (Delapan Belas) PBL UNSRI di Desa Pematang Bangsal.
Tabel 5. 1 Hambatan Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Hambatan
Input Proses Output
1 Ramah Tamah Tidak ada Tidak ada Tidak ada
hambatan hambatan hambatan
yang berarti yang berarti yang berarti
2 Penyebaran Alat untuk Ada beberapa Tidak ada
Kuisioner pengukuran balita yang hambatan yang
berupa tidak mau di berarti
timbangan badan ukur berat

71
yang terbatas badan dan
sehingga tinggi
harus digunakan badannya
secara bergantian sehingga sulit
untuk
melakukan
pengukuran
tersebut serta
cukup
memakan
waktu
dikarenakan
alat yang
kurang
3 Kunjungan ke Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Puskesmas hambatan hambatan hambatan
Sungai Keli yang berarti yang berarti yang berarti
4 Pengenalan Tidak ada Kesulitan Dikhawatirkan
“Isi Piringku” hambatan menertibkan adik-adik tidak
yang berarti adik-adik menyerap
PAUD informasi
secara
maksimal kerana
kondisi yang
kurang kondusif
5 Penyuluhan Tidak ada Kesulitan Dikhawatirkan
Safety Riding hambatan menertibkan adik-adik tidak
K3, CTPS dan yang berarti adik-adik SD menyerap
PHBS sehingga informasi
beberapa adik- secara
adik kelas lain maksimal kerana
masuk kedalam kondisi yang

72
kelas kurang kondusif
6 Penyuluhan Tidak ada Tidak ada Dikhawatirkan
Pencegahan hambatan hambatan Orang tua tidak
Stunting dan yang berarti yang berarti menyerap
Sanitasi informasi
(PAUD secara
Ananda) maksimal kerana
kondisi yang
kurang kondusif
7 Penyuluhan Tidak ada Tidak ada Dikhawatirkan
Kesehatan hambatan hambatan Para remaja
Reproduksi, yang berarti yang berarti tidak
Vaksinasi menyerap
Booster dan informasi
Posyandu secara
Remaja maksimal
8 Kegiatan Tidak ada Tidak ada Dikhawatirkan
Kampanye hambatan hambatan Orang tua tidak
Gerakan yang berarti yang berarti menyerap
Cegah informasi
Stunting secara
maksimal
9 Kegiatan Tidak ada Tidak ada Dikhawatirkan
Pemberian hambatan hambatan Orang tua tidak
Edukasi yang berarti yang berarti menyerap
Mengenai informasi
PMT Ibu secara
Hamil dan maksimal
Balita

5.3 Solusi yang Diusulkan

73
5.3.1 Ramah Tamah
Kegiatan ini harus direncanakan dengan lebih baik lagi dengan cara
berkoordinasi terlebih dahulu dengan perangkat Desa sehingga kegiatan ini dapat
berjalan dengan lebih baik.
5.3.2 Penyebaran Kuisioner
Mahasiswa menyiapkan alat pengukuran yang mencukupi dan dibawa
sebelum kegiatan PBL dimulai seperti timbangan badan agar waktu yang
dibutuhkan saat pengukuran kuesioner lebih diminimalisir.
5.3.3 Kunjungan ke Puskesmas Sungai Keli
Kegiatan ini harus direncanakan dengan lebih baik lagi dengan cara
berkoordinasi terlebih dahulu dengan pihak puskesmas sehingga kegiatan ini
dapat berjalan dengan lebih baik.
5.3.4 Pengenalan “Isi Piringku”
Ada beberapa mahasiswa PBL yang mengalihkan perhatian adik-adik
PAUD agar lebih kondusif dan tertarik mendengarkan materi yang disampaikan
oleh mahasiswa dengan pembawaan materi yang ceria.
5.3.5 Penyuluhan Safety Riding K3, CTPS dan PHBS
Ada beberapa mahasiswa PBL yang mengalihkan perhatian adik-adik SD
agar lebih kondusif dan tertarik mendengarkan materi yang disampaikan oleh
mahasiswa dengan pembawaan materi yang ceria.
5.3.6 Penyuluhan Pencegahan Stunting dan Sanitasi (PAUD Ananda)
Mempertimbangkan manajemen waktu yang baik untuk kegiatan sehingga
kegiatan dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diputuskan sebelumnya.
5.3.7 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi, Vaksinasi Booster dan Posyandu
Remaja
Kegiatan ini harus direncanakan lebih baik lagi, dengan cara menyiapkan
materi dan alat, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
Mempertimbangkan manajemen waktu yang baik untuk kegiatan sehingga
kegiatan dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diputuskan sebelumnya.
5.3.8 Kegiatan Kampanye Gerakan Cegah Stunting
Mempertimbangkan manajemen waktu yang baik untuk kegiatan sehingga
kegiatan dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diputuskan sebelumnya.

74
5.3.9 Kegiatan Pemberian Edukasi Mengenai PMT Ibu Hamil dan Balita
Kegiatan ini harus direncanakan lebih baik lagi, dengan cara menyiapkan
materi dan alat, sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan lancar.
Mempertimbangkan manajemen waktu yang baik untuk kegiatan sehingga
kegiatan dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diputuskan sebelumnya.

75
BAB VI
PENYUSUNAN POLICY BRIEF

6.1 Analisis Rekomendasi Kebijakan


Permasalahan stunting tidak hanya berfokus pada ilmu kesehatan, tetapi
melibatkan banyak sub ilmu, seperti ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, ilmu
kemasyarakatan, dan lain-lain karena permasalahan stunting sangat kompleks.
Kebijakan mengenai stunting di Desa Pematang Bangsal mengacu pada kebijakan
yang dikeluarkan oleh Bupati Ogan Ilir yaitu Peraturan Bupati Ogan Ilir Nomor
11 Tahun 2020 Tentang Konvergensi Percepatan Penurunan dan Pencegahan
Stunting. Selain kebijakan tersebut dalam menanggulangi stunting, bidan desa dan
Puskesmas Sungai Keli membuat dan melaksanakan program kerja dengan
melibatkan beberapa instansi, seperti Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, dan
Perangkat Desa Pematang Bangsal.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan oleh
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya mengenai
permasalahan stunting yang melibatkan banyak faktor, maka perlu dilakukan
intervensi. Untuk mencegah dan penanggulangan stunting di Desa Pematang
Bangsal akan dilakukan penyusunan policy brief yang akan ditunjukkan kepada
bidan desa, Puskesmas Sungai Keli, dan perangkat desa. Dalam membuat
rekomendasi kebijakan ini akan dilakukan dengan menggunakan analisis segitiga
kebijakan yaitu dari segi aktor, konten, konteks, dan proses.
6.1.1 Analisis Aktor
Kegiatan ini melibatkan hampir setiap perangkat desa dalam implementasi
kebijakan di desa. Pelaku dalam kebijakan ini yaitu kades/camat, bidan desa,
tenaga kesehatan Puskesmas Sungai Keli, remaja, BKKBN, Dinas Kesehatan, dan
masyarakat untuk dapat mengeluarkan dan pelaksanaan kebijakan program. Peran
perangkat desa untuk dapat melaksanakan ini sangat penting untuk dapat
terlaksana sesuai dengan program yang sudah ditentukan.
6.1.2 Analisis Konten
Rekomendasi kebijakan dan program yang diberikan untuk Desa

76
Pematang Bangsal sebagai berikut :
1. Pembentukan Komunitas Peduli Stunting (KPS)
Kerjasama antar bidan desa dan Puskesmas Sungai Keli dalam
pembentukan Komunitas Peduli Stunting (KPS) dengan pemberdayaan
masyarakat setempat untuk diberikan pemahaman dalam pencegahan
stunting dan mengontrol batita dan balita yang masuk katagori dalam
pengawasan. Komunitas ini memiliki kegiatan rutin bulanan berupa
pemantauan dan penyuluhan kepada orang tua yang akan memiliki anak,
seperti asi eksklusif, pola asuh, pemenuhan gizi seimbang, dan sanitasi
lingkungan.
2. Variasi dalam Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Kegiatan ini dilakukan guna menarik ibu dan bayi untuk
menambah nafsu makan anak dan wawasan bagi ibu dalam pemberian
makanan. Selain itu, dapat dilakukan kompetisi antar poskesdes dalam
variasi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang akan dijadikan
inovasi untuk pengetahuan dan variasi makanan bayi.
3. Pemberdayaan Remaja
Pemberdayaan ini dilakukan dengan kerjasama bidan desa dan
Puskesmas Sungai Keli untuk memberikan pemberdayaan remaja dengan
cara memberikan edukasi kemudian remaja akan menjadi role model
desa. Pemberdayaan ini dilakukan untuk mencegah pernikahan dini, seks
bebas, sanitasi buruk, dan penggunaan air yang tidak sehat, sehingga
dapat melakukan implementasi program kesehatan yang ada hingga
meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat setempat.
6.1.3 Analisis Konteks
Dalam implementasi suatu kebijakan terdapat beberapa faktor yang akan
mempengaruhi terhadap perumusan kebijakan ini. Dari aspek budaya, terdapat
pengaruh dari warisan sosial yang dapat diturunkan dan menjadi suatu kebiasaan
masyarakat. Budaya mempengaruhi tindakan atas perilaku manusia, seperti pada
segi kesehatan masih banyak masyarakat yang cenderung berobat ke dukun
dibandingkan ke tenaga kesehatan. Salah satu konteks budaya ini menjadi salah
satu alasan untuk dirumuskannya pembentukan Komunitas Peduli Stunting (KPS).

77
Dari aspek sosial, tenaga kesehatan mempengaruhi kesejahteraan sosial yang
menuntut hak dan kewajiban dari segi kesehatan masyarakat. Aspek sosial akan
menjadi pengaruh dalam bentuk pengabdian yang akan dilakukan untuk
memberdayakan remaja dan masyarakat untuk pencegahan stunting. Dari aspek
ekonomi, akan mempengaruhi untuk pembiayaan setiap kegiatan yang akan
dilakukan. Kegiatan ini diperlukan penyusunan anggaran yang jelas dan
kerjasama antar lintas sektor, seperti puskesmas, kades, dinas kesehatan, dan
bidan desa untuk penyusunan dan implementasi dari anggaran yang perlu
disediakan untuk menunjang kebutuhan pelaksanaan rekomendasi program.
6.1.4 Analisis Proses
Dalam menganalisis sebuah kebijakan terdapat sejumlah proses atau yang
harus dilalui, antara lain :
1. Merumuskan masalah kebijakan
2. Rekomendasi aksi-aksi kebijakan
3. Pemantauan hasil kebijakan, dan
4. Evaluasi kinerja kebijakan.
Perumusan masalah kebijakan, terkait dengan informasi mengenai kondisi-
kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. Rekomendasi kebijakan,
mengharuskan analisis kebijakan menentukan alternatif yang terbaik dan
memutuskan alternatif kebijakan yang akan diambil. Selanjutnya, pemantauan
hasil kebijakan merupakan prosedur analisis kebijakan yang digunakan untuk
memberikan informasi tentang sebab dan akibat dari kebijakan. Hasil kebijakan
dibedakan antara keluarga (output), dan dampak (impact). Dan terakhir evaluasi
kinerja kebijakan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan.

78
6.2 Hasil Policy Brief

Gambar 6. 1 Hasil Policy Brief

79
Gambar 6. 2 Rekomendasi Kebijakan Policy Brief

80
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kegiatan pengalaman belajar lapangan yang dilakukan
di Desa Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan Kabupaten Ogan Ilir,
maka didapatkan bahwa :
1. Di Desa Pematang Bangsal terdapat 5 masalah utama yaitu angka kejadian
stunting, pernikahan dini, permasalahan sampah, permasalahan MCK, dan
belum mendapatkan vaksin booster. Setelah dilakukan analisis menggunakan
metode observasi, wawancara dan kuesioner maka yang menjadi prioritas
masalah terbesar di Desa Pematang Bangsal yaitu angka kejadian stunting.
2. Berdasarkan hasil pengukuran, wawancara dan observasi mengenai stunting
diketahui bahwa dari 40 responden, terdapat 2 balita responden (5%) berstatus
pendek (stunting).
3. Berdasarkan hasil pengukuran, wawancara dan observasi mengenai pernikahan
dini diketahui bahwa dari 40 responden, terdapat 25% responden yang usia ibu
saat menikah dibawah 19 tahun.
4. Berdasarkan hasil pengukuran, wawancara dan observasi mengenai
permasalahan penggunaan fasilitas MCK diketahui bahwa dari 40 responden,
terdapat 60% responden masih menggunakan sungai sebagai tempat MCK.
5. Berdasarkan hasil pengukuran, wawancara dan observasi mengenai
permasalahan sampah, masih banyaknya sampah yang berserakan di wilayah
desa tersebut dan masih banyaknya warga desa yang belum mendapatkan
vaksin booster.

7.2 Saran
1. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat sebaiknya ikut berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan
yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan ataupun pemerintah desa.
b. Lebih peduli terhadap kesehatan anggota keluarga dan lingkungan.

81
c. Mencari informasi mengenai kesehatan baik itu mengenai gizi,
sanitasi, dan lain-lain.

2. Bagi Perangkat Desa


a. Membuat kebijakan yang dapat membantu mengatasi masalah angka
kejadian stunting, pernikahan dini, permasalahan sampah,
permasalahan MCK, dan belum mendapatkan vaksin booster. Seperti,
memberikan sanksi bagi warga yang membuang sampah
sembarangan, mengadakan lomba desa terbersih dan sebagainya.
b. Mewajibkan bagi keluarga yang memiliki balita untuk ikut program
posyandu.
c. Melakukan kampanye Kesehatan secara tim ke setiap desa secara
rutin.

82
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan


Sampah Perkotaan. ACM SIGGRAPH 2010 Papers on - SIGGRAPH ’10, ICS
27.180, 1. http://portal.acm.org/citation.cfm?doid=1833349.1778770
Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Pernikahan Usia Dini. 2008, 8–28.
Edy Susanto, M. (2019). Stunting 1. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Fadilah, D. (2021). Tinjauan Dampak Pernikahan Dini dari Berbagai Aspek.
Pamator Journal, 14(2), 88–94.
https://doi.org/10.21107/pamator.v14i2.10590
Kemenkes RI. (1990). Permenkes No. 416 Tahun 1990 Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air. Hukum Online, (416), 1–16. www.ptsmi.co.id
Kemenkes RI. (2016). Situasi Balita Pendek. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, ISSN 2442-(Hari anak Balita 8 April), 1–10.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Kurniawati, R. D. (2021). Efektifitas Perubahan UU No 16 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas UU No 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Terhadap
Penetapan Dispensasi Kawin (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Majalengka
Kelas IA). Journal Presumption of Law, 3(2), 160–180.
https://doi.org/10.31949/jpl.v3i2.1505
Muntamah, A. L., Latifiani, D., & Arifin, R. (2019). Pernikahan Dini Di
Indonesia: Faktor Dan Peran Pemerintah (Perspektif Penegakan Dan
Perlindungan Hukum Bagi Anak). Widya Yuridika, 2(1), 1.
https://doi.org/10.31328/wy.v2i1.823
Muslim, A. S. (2020). Open Acces Acces. Jurnal Bagus, 02(01), 402–406.
Permenkes RI Nomor 02 Tahun 2020. (2020). 3, 1–78.
Ribeiro, N. (2014). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA.
Sidhi, A. N., Raharjo, M., Astorina, N., Dewanti, Y., Lingkungan, B. K.,
Masyarakat, F. K., & Diponegoro, U. (2016). Bakteriologis Air Bersih

83
Terhadap Kejadian. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 4(3), 665–
676. https://media.neliti.com/media/publications/137879-ID-hubungan-
kualitas-sanitasi-lingkungan-da.pdf
Silva, A. O. da, Diniz, P. R. B., Santos, M. E. P., Ritti-Dias, R. M., Farah, B. Q.,
Tassitano, R. M., & Oliveira, L. M. F. T. (2019). Health self-perception and
its association with physical activity and nutritional status in adolescents. In
Jornal de Pediatria (Vol. 95, Issue 4, pp. 458–465).
https://doi.org/10.1016/j.jped.2018.05.007
Sutandi, M. C. (2019). Penelitian Air Bersih di PT. Summit Plast Cikarang. Jurnal
Teknik Sipil, 8(2), 133–141. https://doi.org/10.28932/jts.v8i2.1363
Yadika, A. D. N., Berawi, K. N., & Nasution, S. H. (2019). The Influence of
Stunting on Cognitive Development and Learning Achievement. Jurnal
Majority, 8(2), 273–282.
Yamin. (2009). Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009. Orphanet
Journal of Rare Diseases, 21(1), 1–9.
Yudianti, Y., & Saeni, R. H. (2017). Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita Di Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Kesehatan Manarang, 2(1),
21. https://doi.org/10.33490/jkm.v2i1.9

84
LAMPIRAN

Lampiran. 1 SK PBL dan Nama Anggota Kelompok


Lampiran. 2 Instrumen Kuisioner

KODING KUISIONER :

Responden Yth,
Kami mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Saat
ini kami sedang melakukan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di
Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 dengan tema “Gerakan Mahasiswa Peduli
Stunting”. Kami akan menanyakan kepada anda mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan informasi terkait karakteristik desa dan sarana prasarana di tingkat desa.
Informasi ibu/bapak akan memberikan kontribusi untuk perbaikan dalam program
peningkatan kesehatan dan penanggulangan stunting di Indonesia. Bantuan dan
informasi yang anda berikan akan kami simpan dan jaga kerahasiaannya dan
hanya akan dipergunakan untuk kepentingan akademik saja.
INFORMED CONSENT
Nama
Jabatan di desa
Alamat
No. HP

Menyatakan bersedia diwawancarai untuk kegiatan Pengalaman Belajar


Lapangan (PBL) di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 dengan tema
“Gerakan mahasiswa peduli stunting”. dengan catatan jika ada hal-hal yang
kurang nyaman saya akan menarik diri dari wawancara ini.

....................................................., 2022

Pengumpul Data Responden


_____________________________ ______________________________
(Nama terang dan Ttd) (Nama terang dan Ttd)

Keterangan :
Koding Kuesioner diisi dalam 2 angka
Kolom Kode Kecamatan
1
Kolom Kode Desa
2
Kolom Nomor
3 Responden
Instrumen 1
DATA KARAKTERISTIK DAN FASILITAS DESA
KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022

Petunjuk pengisian: isilah data pada kuisioner ini dengan informasi yang
didapat dari kepala desa atau perangkat desa maupun data sekunder yang
tersedia di desa
A Nama Desa
1
A Kecamatan 1 Pemulutan Selatan
2 (lingkari salah satu jawaban) 2 Indralaya Utara
3 Indralaya
4 Tanjung Raja
A Luas Wilayah Desa
3 (tuliskan data dalam Km2)
A Batas-Batas Desa Sebelah utara
4 :
Sebelah barat
Sebelah timur

A Identitas perangkat desa Kepala desa :


5 (tuliskan nama lengkap)
Sekretaris desa
:
Kaur desa :
Perangkat desa
lain (sebutkan
)
A Jumlah KK (3 tahun terakhir) 2019 :
6
2020 :
2021 :
A Jumlah total Penduduk dalam 2019
7 3 tahun terakhir
2020
2021
A Distribusi Jumlah Penduduk 3 2019 Laki – laki :
8 tahun terakhir berdasarkan Perempuan :
gender 2020 Laki – laki :
Perempuan :
2021 Laki – laki :
Perempuan :
A Distribusi Jumlah Penduduk 1 a. 0-3 tahun
9 tahun terakhir berdasarkan b. 3-6 tahun
struktur usia (tahun 2021)
c. 7-14 tahun

d. 15-39
tahun
e. 40-64
tahun
f. 64 tahun
ke atas
A Jumlah Fasilitas Pendidikan di Universitas/
1 Desa sekolah tinggi
0 SMA:

SMP:
SD:

TK:

TPA:

PAUD:

A Jumlah Peserta didik di 1.PAUD_________= _____________orang


1 masing-masing PAUD 2.
1 (sertakan nama masing2 3.
PAUD) 4.
dst

A Jenis Upaya Kesehatan Jenis UKBM


1 Bersumberdaya Masyarakat keberadaan Keaktifa
1 (UKBM) yang ada di desa n
Kode yang digunakan ada Tidak Ak Tid
0 = Tidak ada /tidak aktif tif ak
1 = Ada/ aktif Karang Taruna
Keterangan :
Remaja Mesjid
Aktif jika terlaksana minimal 1
Kelompok
bulan sekali dalam 3 bulan
Tani
terakhir
Kelompok
pengajian
Kelompok
lainnya
(sebutkan)
Catatan :

A Data fasilitas Kesehatan Jumlah Jarak terdekat (dalam


1 meter)
3 a. Rumah Sakit

b. Rumah Sakit bersalin

c. Tempat Praktik Dokter

d. Puskesmas

e. Puskesmas Pembantu

f. Rumah Bersalin

g. Polindes (Pondok bersalin


desa)
h. Tempat Praktik Dokter

i. Tempat Praktek Bidan

j. Posyandu
k. Poliklinik/Balai
Pengobatan
l. Posbindu (Pos Binaan
Terpadu)
m. Apotek
n.
KODING KUISIONER :

Responden Yth,
Kami mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Saat
ini kami sedang melakukan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di
Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 dengan tema “Gerakan Mahasiswa Peduli
Stunting”. Kami akan menanyakan kepada anda mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan informasi terkait pelaksanaan Posyandu dan sasaran kegiatan Posyandu di
desa. Informasi ibu akan memberikan kontribusi untuk perbaikan dalam program
peningkatan kesehatan dan penanggulangan stunting di Indonesia. Bantuan dan
informasi yang anda berikan akan kami simpan dan jaga kerahasiaannya dan
hanya akan dipergunakan untuk kepentingan akademik saja.

INFORMED CONSENT
Nama
Jabatan di desa
Alamat
No. HP

Menyatakan bersedia diwawancarai untuk kegiatan Pengalaman Belajar


Lapangan (PBL) di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 dengan tema
“Gerakan Mahasiswa Peduli Stunting”. dengan catatan jika ada hal-hal yang
kurang nyaman saya akan menarik diri dari wawancara ini.

....................................................., 2022

Pengumpul Data Responden


_____________________________ ______________________________
(Nama terang dan Ttd) (Nama terang dan Ttd)

Keterangan :
Koding Kuesioner diisi dalam 2 angka
Kolom Kode Kecamatan
1
Kolom Kode Desa
2
Kolom Nomor
3 Responden
Instrumen 2
DATA KARAKTERISTIK DAN FASILITAS POSYANDU
KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022

Petunjuk pengisian : isilah data pada kuisioner ini dengan informasi yang didapat dari bidan desa dan hasil observasi posyandu.
Informasi mengenai posyandu meliputi posyandu bayi/balita dan ibu hamil

DP1. SDM DAN PROSES PELAKSANAAN POSYANDU


Pelaksanaan Posyandu tahun 2022
Jumlah kader Isilah dengan kode 0 = tidak dilaksanakan; 1=
No Nama Posyandu Jumlah kader
aktif dilaksanakan
Januari Februari Maret April Mei
1. Posyandu 1
(………………)
2. Posyandu 2
(………………)
3. Posyandu 3
(………………)
4. Dst

PP. SASARAN PROGRAM


Posyandu 1 Posyandu 2 Posyandu 3
No Sasaran Program Ja Fe Mar Ap Mei Ja Fe Ma Ap Me Ja Fe Ma Ap Me
n b r n b r r i n b r r i
PP1. Jumlah seluruh Balita
yang ada di wilayah kerja
posyandu (S) dalam 5
bulan terakhir
PP2. Jumlah kematian Ibu dan
Anak (KIA) dalam 5
bulan terakhir
PP3. Sasaran yang
Datang/berkunjung ke
Posyandu dalam 5 bulan
terakhir (K)
No Sasaran Program Posyandu 1 Posyandu 2 Posyandu 3
Ja Fe Mar Ap Mei Ja Fe Ma Ap Me Ja Fe Ma Ap Me
n b r n b r r i n b r r i
PP4. Jumlah Balita yang
mempunyai KMS (Kartu
Menuju Sehat) pada bulan
yang bersangkutan
PP5. Jumlah Balita yang
datang ke posyandu (D)
dalam 5 bulan terakhir
PP6. Jumlah Balita yang
datang ke posyandu dan
naik berat badannya (N)
dalam 5 bulan terakhir
PP7. Jumlah Balita terdeteksi
Stunting
PP8. Sasaran yang
mendapatkan Kapsul
Vitamin A pada bulan
Februari 2022
PP9. Sasaran yang
mendapatkan Tablet
Tambah Darah (TTD)
dalam 5 bulan terakhir
PP10 Sasaran yang
. mendapatkan PMT
penyuluhan dalam 5 bulan
terakhir
PP11 Sasaran yang
. mendapatkan PMT
pemulihan dalam 5 bulan
terakhir

No Sasaran Program Posyandu 1 Posyandu 2 Posyandu 3


Ja Fe Mar Ap Mei Ja Fe Ma Ap Me Ja Fe Ma Ap Me
n b r n b r r i n b r r i
PP12 Jenis PMT penyuluhan
. yang diberikan di
Posyandu dalam 5 bulan
terakhir
PP13 Jenis PMT pemulihan
. yang diberikan di
Posyandu dalam 5 bulan
terakhir
PP14 Sasaran yang
. mendapatkan Obat Cacing
dalam 5 bulan terakhir
PP15 Sasaran yang
. mendapatkan Oralit

FP. KETERSEDIAAN SARANA DAN PRASARANA DI POSYANDU (data disi untuk masing – masing posyandu)

Petunjuk Pengisian :
Berikan kode
0 = tidak tersedia ; kondisi rusak
1 = tersedia ; kondisi baik
No. Sarana Prasarana Posyandu 1 Posyandu 2
Ketersediaan Kondisi Ketersediaan Kondisi
Dokumentas Dokumentas
Ad Tidak Jumlah Baik Rusak Ad Tidak Jumlah Baik Rusak
i i
a a
FP1. Dacin
FP2. Timbangan Bayi
FP3. Timbangan Injak
FP4. Microtoise
FP5. Tikar Stunting
FP6. Pita LiLA

Posyandu 1 Posyandu 2
Ketersediaan Kondisi Ketersediaan Kondisi
No. Sarana Prasarana Dokumentas Dokumentas
Ad Tidak Jumlah Baik Rusak Ad Tidak Jumlah Baik Rusak
i i
a a
FP7. Pengukur panjang
badan (Length
Board)
FP8. Leaflet/Lembar
Balik KIA
FP9. Food model
FP10 Lainnya,
sebutkan…

LANJUTKAN JIKA ADA LEBIH DARI 3 POSYANDU


Posyandu 3 Posyandu dst
Ketersediaan Kondisi Ketersediaan Kondisi
No. Sarana Prasarana Dokumentas Dokumentas
Ad Tidak Jumlah Baik Rusak Ad Tidak Jumlah Baik Rusak
i i
a a
FP1. Dacin
FP2. Timbangan Bayi
FP3. Timbangan Injak
FP4. Microtoise
FP5. Tikar Stunting
FP6. Pita LiLA
FP7. Pengukur panjang
badan (Length
Board)

FP8. Leaflet/Lembar
Balik KIA
FP9. Food model
FP1 Lainnya,
0 sebutkan…
KODING KUISIONER :

Responden Yth,
Kami mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya. Saat
ini kami sedang melakukan kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) di
Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 dengan tema “Gerakan Mahasiswa Peduli
Stunting”. Kami akan menanyakan kepada anda mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan informasi terkait aktivitas ibu/bapak sebagai kader Posyandu. Informasi
ibu/bapak akan memberikan kontribusi untuk perbaikan dalam program
peningkatan kesehatan dan penanggulangan stunting di Indonesia. Bantuan dan
informasi yang anda berikan akan kami simpan dan jaga kerahasiaannya dan
hanya akan dipergunakan untuk kepentingan akademik saja.
INFORMED CONSENT
Inisial
Asal Desa/Dusun
Nama Posyandu
Lama menjadi kader
Kehadiran dalam 5 bulan 0 = hadir < 5 kali dalam 5 bulan terakhir
terakhir (Sebutkan berapa kali…….)
1 = selalu hadir 5 bulan terakhir
No. HP

Menyatakan bersedia diwawancarai untuk kegiatan Pengalaman Belajar


Lapangan (PBL) di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2022 dengan tema
“Gerakan mahasiswa peduli stunting” dengan catatan jika ada hal-hal yang
kurang nyaman saya akan menarik diri dari wawancara ini.

....................................................., 2022
Pengumpul Data Responden

_____________________________ ______________________________
(Nama terang dan Ttd) (Nama terang dan Ttd)

Keterangan :
Koding Kuesioner diisi dalam 2 angka
Kolom Kode Kecamatan
1
Kolom Kode Desa
2
Kolom Nomor
3 Responden
Instrumen 3
DATA KINERJA KADER POSYANDU
KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022

KI. IDENTITAS RESPONDEN


Petunjuk pengisian : isilah pertanyaan ataupun tanda centang (√) berikut
dengan mewawancarai semua kader masing – masing posyandu yang
ada di desa.
1. Umur : ………….tahun
2. Pekerjaan :
[ ] Bekerja (Sebutkan………………………)
[ ] Tidak Bekerja
3. Pendidikan :
[ ] Tidak Tamat SD
[ ] Tamat SMP
[ ] Tamat SMA
[ ] Tamat Diploma (DI/DII/DIII/DIV)
[ ] Tamat Sarjana (S1)
[ ] Tamat Magister (S2)
[ ] Tamat Doktoral (S3)
[ ] Lainnya (Sebutkan………………………)
4. Status Perkawinan
[ ] Tidak/Belum Menikah
[ ] Menikah
[ ] Cerai Hidup
[ ] Cerai Mati
5. Jumlah anak yang pernah dilahirkan:…………….orang
6. Jumlah anak yang hidup sampai saat ini:……………..orang
7. Jumlah anak balita (0-4 tahun) saat ini:……………..orang
KT2. TUGAS DAN PERAN KADER POSYANDU
NO. PERTANYAAN
1. Berapa kali ibu ikut serta dalam kegiatan
posyandu tahun 2021?
2. Berapa kali ibu ikut serta dalam kegiatan
posyandu tahun 2022 (Januari-Mei)
3. Berapa kali ibu mengikuti pelatihan terkait
tugas dan peran kader Posyandu?
4 Pelatihan apa saja yang anda ikuti sampai
dengan bulan ini (Mei)?
5 Apa Jenis PMT yang biasanya diberikan
kepada sasaran Posyandu?
6 Jenis PMT apa yang diberikan bulan lalu di
Posyandu?
7 Bagaimana proses penyiapan PMT
penyuluhan selama ini ?

KA. AKTIVITAS SEBAGAI KADER POSYANDU


Petunjuk: Berilah tanda (Ѵ) pada pilihan jawaban yang menurut anda paling
sesuai dengan kondisi Anda.
Sebelum Hari Buka Posyandu
Respon
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
Pernah
KA Saya menyebarluaskan hari buka Posyandu
1 melalui pertemuan warga setempat.
KA Saya menyiapkan tempat pelaksanaan
2 Posyandu
KA Saya menyiapkan sarana Posyandu
3 (peralatan posyandu)
KA Saya melakukan pembagian tugas antar
4 kader
KA Saya berkoordinasi dengan petugas
5 kesehatan dan petugas lainnya
KA Saya menyiapkan bahan PMT penyuluhan
6

Saat Hari Buka Posyandu


Respon
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya melakukan pendaftaran pengunjung
KA7
Posyandu
Saya melakukan penimbangan balita yang
KA8
berkunjung ke Posyandu
Saya melakukan penimbangan ibu hamil
KA9
yang berkunjung ke posyandu
KA1 Saya mencatat hasil penimbangan di buku
0 KIA atau KMS
KA1 Saya mengisi buku register Posyandu
1
KA1 Saya melakukan pengukuran LILA pada
2 ibu hamil dan WUS
Saya melakukan kegiatan penyuluhan dan
KA1
konseling kesehatan dan gizi sesuai
3
dengan hasil penimbangan
KA1 Saya melakukan pemberian PMT bagi
4 bayi balita
Saya membantu petugas kesehatan
KA1
memberikan pelayanan kesehatan dan KB
5
sesuai kewenangan
Saya melengkapi pencatatan dan
KA1 membahas hasil kegiatan serta tindak
6 lanjut bersama petugas kesehatan setelah
pelayanan posyandu selesai

Setelah Hari Buka Posyandu


Respon
No Pernyataan Tidak
Selalu Sering Jarang
Pernah
Saya melakukan pembaharuan data
KA1
sasaran Posyandu: ibu hamil, ibu nifas dan
7
ibu menyusui serta bayi dan anak balita
Saya membuat diagram batang (balok)
KA1 SKDN tentang jumlah Semua balita yang
8 bertempat tinggal di wilayah kerja
Posyandu
Saya membuat diagram batang (balok)
KA1 SKDN tentang jumlah balita yang
9 mempunyai Kartu Menuju Sehat (KMS)
atau Buku KIA
Saya membuat diagram batang (balok)
KA2
SKDN tentang jumlah balita yang Datang
0
pada hari buka Posyandu
Saya membuat diagram batang (balok)
KA2
SKDN tentang jumlah balita yang
1
timbangan berat badannya naik
Saya melakukan tindak lanjut terhadap
KA2
sasaran yang tidak datang dan sasaran
2
yang memerlukan penyuluhan lanjutan
Saya memberitahu kepada kelompok
KA2
sasaran agar berkunjung ke Posyandu saat
3
hari buka
Saya melakukan kunjungan tatap muka ke
KA2 tokoh masyarakat, dan menghadiri
4 pertemuan rutin kelompok masyarakat
atau organisasi keagamaan
Instrumen 4
DATA TINGKAT RUMAH TANGGA DAN INDIVIDU
KEGIATAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2022

1. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah setiap pertanyaan dan alternatif jawaban dengan cermat
2. Periksalah kembali semua pertanyaan, apakah telah diisi dengan benar
3. Kuesioner yang telah diisi lengkap mohon dicek kembali peneliti
AA. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Anak
2. Tanggal Lahir Anak dd-mm-yyyy
3. Usia …..bulan
1. Laki laki
4. Jenis Kelamin Anak
2 . Perempuan
5. Nama Pengasuh
(jika bukan diasuh orang tua
langsung)
1 Ibu 4 Kakek
6. Hubungan antara pengasuh
2 Ayah 5 Kakak Tertua
dan anak
3 Nenek 77 Lainnya
7. Usia ibu (sebutkan nama
…….. tahun
anaknya) saat ini
8. Usia ibu (sebutkan nama
…….. tahun
anaknya) saat menikah
9. Usia ibu (sebutkan nama
anaknya) saat melahirkan …….. tahun
anak pertama
10. Jumlah anak
11. Alamat Anak
12. No Telepon
Pengasuh/Wali
AB. DATA ORANGTUA & ANGGOTA KELUARGA YANG
TINGGAL SERUMAH
Hubungan Usia
Pendidi
Nama dengan (Tahun Pekerjaan
kan
Anak )

Kode pendidikan terakhir Kode Pekerjaan


1 tidak sekolah 1 Tidak 77 lainnya
2 lulus SD bekerja (sebutkan)
3 lulus SMP 2 Ibu rumah 88 Tidak
4 lulus SMA tangga tahu
5 lulus Diploma/perguruan tinggi 3 Buruh tani
88 Tidak tahu 4 Petani
(pemilik
ladang)
5 Nelayan
6 Pedagang
7 PNS/ ABRI
8.Pegawai
swasta

Etnis/ Suku Ayah


_________________________
Etnis/ Suku Ibu
___________________________
Jumlah anggota keluarga di rumah : _______orang
Jumlah balita (0-23
: _______orang
bulan)
Jumlah anak usia 2-5
: _______orang
tahun
Jenis Keluarga 1. Keluarga Inti
2. Keluarga Besar
3. Keluarga dengan USILA
4. Single Parent
5. Commune Family

Paparan rokok
Diantara orang yang tinggal serumah, berapakah jumlah yang merokok?
0= Tidak ada
1= Ada,……….. 1 orang / 2 orang / lebih dari 2 orang

AC. KONDISI EKONOMI


0 :
Pertanyaan Kategori kode Tidak 1
: Ya
AC1. Apakah keluarga 1. Radio/tape/VCD/DVD [..........]
Anda memiliki: 2. TV [..........]
3. HP [..........]
Ket : Tanyakan apakah itu 4. Kulkas [..........]
rumah orangtua atau ikut 5. Sepeda [..........]
tinggal bersama dengan 6. Motor [..........]
nenek/ kakek 7. Mobil [..........]
8. Speedboat/kapal nelayan [..........]
............................................. 9. Perhiasan emas/perak [..........]
............... 10. Rumah sendiri [..........]
11. Sawah/ladang/kebun (lengkapi [..........]
pertanyaan no 4)
12. Hewan ternak (lengkapi
pertanyaan no 5)
AC 2. Rata – rata pendapatan rumah tangga dalam 1 bulan terakhir Rp
...................
AC3. Rata-rata pengeluaran rumah tangga untuk belanja makanan 1 bulan
terakhir Rp............................
AC 4. Rata-rata pengeluaran untuk belanja rokok dalam keluarga 1 bulan
terakhir Rp.................................

AC 5. Kondisi Rumah (88. Tidak tahu)


…………….
a. Luas rumah
m2
b. Jumlah tingkat
.......... Lantai
AC 6. Kondisi Sawah/ladang/kebun (66. Tidak
Relevan) ………………
a. Kepemilikan: sendiri/sewa/milik keluarga ……………..
b. Luas sawah/ladang/kebun m2

AC 7. Kondisi Hewan Ternak (66. Tidak Relevan)


………………
a. Jenis Hewan ternak yang dimiliki
……………
b. Jumlah Hewan ternak yang dimiliki
Ekor
AD.DATA ANTROPOMETRI

Catatan : Lakukan pengukuran dengan menggunakan alat pengukuran


antropometri. Pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital
ketelitian 0,1 Kg dan tinggi badan menggunakan stadiometer/microtoise dan
Panjang badan menggunakan pengukur Panjang badan.

AD1. Pengukuran Berat Badan


a. Pengukuran __ __, Maksimum beda pengukuran: 0.1
1 ___ kg kg
b. Pengukuran __ __ ,
2 ___ kg
AD2. Pengukuran Tinggi Badan
Posisi 1. Maksimum beda pengukuran:
Telentan Panjang Badan= 0.5 cm
g Tinggi Badan = 1.0 cm
2. Jika anak Baduta diukur
Berdiri menggunakan tinggi badan, hasil
pengukuran ditambahkan 0,7 cm
a. Pengukuran ___ ___
1 ___ ,
____ cm

b. Pengukuran ___ ___


2 ___,
____cm
AD3 Hasil Hasil Z- Interpretasi
pengukuran score
IMT/U
TB/U
BB/U
AE. PAUD
AE1. Apakah saat ini anak anda 1. Ya
terdaftar di salah satu 2. Tidak (Lanjut ke no. 6)
PAUD?
AE2. Jika terdaftar, sebutkan 1. TK
jenis satuan PAUD dimana anak 2. RA (Raudlatul Athfal)
anda terdaftar 3. PAUD
4. Lainnya, Sebutkan
……….
AE3. Jika ya, sebutkan nama dan
alamat PAUD
AE4. Jika ya, sejak kapan Tahun masuk PAUD ………
menjadi peserta PAUD? 66. Tidak relevan
AE5. Apakah saat ini anak anda 1. Ya aktif, sampai saat ini
aktif belajar di PAUD? 2. Ya aktif, kadang-kadang
3. Dulu pernah, tapi sekarang tidak
lagi (lanjut no. 6)
4. Tidak (Lanjut no. 6)
66. Tidak relevan
AE6. Jika tidak, kenapa? 1. Usia belum cukup
2. Biaya tidak ada
3. Belum perlu
4. Mengundurkan diri
5. PAUD masih tutup
77. Lainnya, sebutkan ……….
66. Tidak relevan
AE7. Dalam 1 tahun terakhir,
apakah ibu/bapak menghadiri 1. Ya
sesi parenting di 2. Tidak
PAUD/BKB/Posyandu?
AE8. Jika ya, berapa kali dalam
1 tahun
AE9. Dalam 1 tahun terakhir,
apakah ibu/bapak pernah
mendapat sesi parenting terkait
topic berikut (Ya/Tidak)
a. Konsep pengembangan
anak usia dini holistik
integrative (PAUD HI)
b. Pola pengasuhan
c. Tumbuh kembang anak
d. Bermain/stimulasi untuk
anak
e. Pemenuhan gizi untuk
anak
f. Kebersihan diri dan
keamanan makanan
g. Tatalaksana balita sakit
h. Perlindungan, keamanan
dan keselamatan anak

AF. DATA ASUPAN MAKAN RECALL 24 JAM


Tanggal wawancara : …../…../2022
Pencacah data :
Petunjuk pengisian :
1. Tanyakan konsumsi makan anak kemarin (H-1) sejak bangun hingga tidur
2. Responden mengingat semua makanan dan minuman yang dimakan 24 jam yang lalu
3. Responden menguraikan secara mendetail masing-masing bahan makanan yang
dikonsumsi seperti bahan makanan atau makanan jadi pada setiap waktu makan
4. Responden memperkirakan ukuran porsi yang dimakan dengan URT yang biasa
digunakan
5. Pewawancara dan responden mengecek Kembali
6. Pewawancara mengubah ukuran porsi menjadi setara ukuran gram

Waktu Menu Metode memasak Bahan Makanan Ukuran


URT Berat
*diisi oleh enumerator
Hari yang di recall (bukan hari wawancara), adalah asupan pada hari
(Senin/Selasa/Rabu/Kamis/Jumat/Sabtu/Minggu)

________________________
Dibandingkan dengan hari-hari lain, yang dimakan kemarin …………..
1. Lebih banyak
2. Sama saja
3. Lebih sedikit
Jika lebih banyak, apa yang lebih banyak?
Jika lebih sedikit, apa yang lebih sedikit? ___________________________
66 Tidak Relevan
AF1. Pemenuhan energi Kkal
AF2. Pemenuhan Karbohidrat Kkal
AF3. Pemenuhan Protein Kkal
AF4. Pemenuhan Lemak Kkal
AF5. Kategori tingkat kecukupan 1. Kurang (<80%)
2. Baik (80-100%)
3. Lebih (>100%)

AG. KONSUMSI SUPLEMENT/ VITAMIN


AG1. Apa anak anda pernah minum suplemen vitamin/mineral dalam 1
minggu terakhir? 1 Pernah
0Tidak
pernah
AG2.Jika pernah, tanyakan NAMA SUPPLEMENT

66 NA
AG3. Jika minum dalam rentang 1 minggu yang lalu, tanyakan
......................
“Seberapa banyak anak minum?” ...............
*satuan tablet, sendok teh, sendok makan (lingkari unit yang sesuai) (isikan
angka)

AG4. Berapa kali anak minum dalam 1 minggu terakhir?

66 NA ......................
...............
(isikan
angka)

No Jenis Makanan Frekuensi (kali)


Per minggu
1 Makanan utama (sarapan, makan siang, makan
malam)
2 Selingan (pagi, sore)
3 Protein hewani
4 Telur
5 Hati
6 Ayam/ungags
7 Ikan
8 Ikan dengan tulang (e.g teri, sarden)
8 Daging merah
9 Seafood (e.g udang, cumi)
10 Protein nabati
11 Tahu/tempe
11 Kacang-kacangan lainnya
12 Sayur
13 Sayuran hijau daun
14 Sayuran lainnya
15 Buah
16 Buah berwarna merah/oranye
17 Buah lainnya
18 Susu, yoghurt dan olahannya
19 Biskuit kaya vitamin mineral

AH. PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK


AH1 Apakah anak ibu pernah diberikan 1 Ya 88 Tidak Tahu
. ASI? 2 Tidak 99 Tidak
Dijawab
AH2 Jika TIDAK, apa alasan tidak 1 Masalah pada puting susu
. memberikan ASI? 2 Tidak ada ASI yang keluar dari
payudara
JANGAN BACAKAN PILIHAN 3 Saya memiliki penyakit
JAWABAN 4 Disarankan oleh petugas
kesehatan
5 Tidak diijinkan keluarga
6 Mempengaruhi
bentuk/penampilan
payudara
7 Sibuk/bekerja jauh dari rumah
8 Anak menolak disusui
9 Lainnya (sebutkan):
.........................
66 Tidak relevan
88 Tidak tahu
99 Tidak ada jawaban

Berapa lama setelah kelahiran, anak 1 Segera atau dalam satu jam
AH3
diletakkan di dada ibu? setelah
.
kelahiran
JANGAN BACAKAN PILIHAN 2 Dalam 24 jam
JAWABAN (GALI: kapan anak 3 Setelah satu hari
tersebut lahir?) 4 Tidak diletakkan di dada
88 Tidak tahu
99 Tidak ada jawaban
AH4 Pada usia berapa anak ibu diberikan 1 < 2 minggu
. makanan pertama kali selain ASI 2 2-4 minggu
3 < 4 bulan
4 4-6 bulan
5 < 6 bulan
6 ≥ 6 bulan
66 Tidak relevan (jika anak belum
makan)
88 Tidak tahu
99 Tidak ada jawaban
Apakah anak ibu kemarin dan hari 1 Ya
AH5
ini minum sesuatu dari botol dengan 2 Tidak
.
menggunakan dot? 88 Tidak tahu
99 Tidak ada jawaban

BA. Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun)


Petunjuk Pengisian:
Lingkari jawaban dengan kode jawaban, 1 = Ya ; 2 = Tidak
Apakah Ibu
Kapan saja Ibu Mencuci tangan menggunakan
SABUN?
BA1 Sebelum menyiapkan makanan untuk anak, 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. akan menyusui, menyuapi anak Ya Tidak
BA2 Setelah buang air besar dan kecil 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. Ya Tidak
BA3 Setelah membuang sampah/uang/hewa 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. Ya Tidak
BA4 Setelah mengganti popok/membersihkan 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. BAB/BAK anak Ya Tidak
BA5 Setelah bersin/batuk 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. Ya Tidak
Apakah Anak Ibu
Kapan saja Anak Ibu mencuci tangan menggunakan
SABUN?
BA6 Sebelum anak makan 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. Ya Tidak
BA7 Sebelum anak buang air besar/kecil 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. Ya Tidak
BA8 Setelah anak bermain/memegang hewan 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. Ya Tidak
BA9 Setelah anak bersin/batuk 1. 2. 1. Ya 2. Tidak
. Ya Tidak

BB. Air Bersih dan Air Minum


Petunjuk Pengisian:
Lingkari jawaban responden
BB1. Dari manakah sumber air yang 4. Air Ledeng dari PDAM/Proyek/HIPPAM
digunakan? 5. Air dari hidran umum –
PDAM/HIPPAM/Proyek
6. Air dari kran umum –
PDAM/HIPPAM/Proyek
7. Air dari sumur bor dengan pompa
tangan/listrik/mesin
8. Air sumur gali
9. Mata air
10. Air hujan (PAH/ Penampungan Air Hujan)
11. Air sungai
12. Air waduk/danau
BB2. Menurut anda apakah sumber air 1. Ya
tersebut aman? 2. Tidak
BB3. Apakah air yang tersedia bisa 1. Ya
mencukupi kebutuhan sehari- 2. Tidak
hari?
BB4. Jika tidak bisa mencukupi, 1. Ya, sebutkan
apakah sumber air alternatif? 2. Tidak
3. Tidak Relevan
BB5. Apakah sumber air untuk MCK 1. Ya
sama dengan untuk air minum? 2. Tidak
BB6. Jika tidak, dari manakah sumber 1. Air botol kemasan
air minum yang digunakan 2. Air isi ulang – membeli dari penjual air isi
sehari-hari? ulang
3. Air Ledeng dari PDAM/Proyek/HIPPAM
4. Air dari hidran umum –
PDAM/HIPPAM/Proyek
5. Air dari kran umum –
PDAM/HIPPAM/Proyek
6. Air dari sumur bor dng pompa
tangan/listrik/mesin
7. Air sumur gali
8. Mata air
9. Air hujan (PAH/ Penampungan Air Hujan)
10. Air sungai
11. Air waduk/danau

BB7* Bagaimana cara Ibu mengolah 1. Direbus


. air untuk diminum? 2. Ditambahkan kaporit
3. Menggunakan filter keramik
4. Lainnya, sebutkan: ….......
5. Tidak tahu
BB8* Apakah Ibu menyimpan air 1. Tidak disimpan
. yang sudah diolah di tempat 2. Ya, dalam panci terbuka
yang aman? 3. Ya, dalam panci yang mempunyai tutup
4. Ya, dalam teko/ketel/ceret
5. Ya, dalam botol/termos
6. Ya, dalam botol galon
7. Lainnya, sebutkan: ….......
8. Tidak tahu
BB9* Bagaimana Ibu mengambil air 1. Langsung dari dispenser
. untuk minum dan untuk masak, 2. Dengan menggunakan gayung
dari tempat penyimpan air ? 3. Dengan menggunakan gelas
4. Lainnya, sebutkan: …........
5. Tidak tahu
*)Lakukan observasi untuk memastikan jawaban responden

BC. Fasilitas MCK dan Jamban


Petunjuk Pengisian:
Lingkari jawaban responden
BC1. Fasilitas MCK yang biasa 1. Fasilitas MCK Pribadi
digunakan 2. Fasilitas MCK Umum
3. Sungai/Kebun/Tempat terbuka
4. Lainnya, sebutkan
BC2. Apakah fasilitas MCK yang 1. Ya
tersedia berfungsi dengan baik? 2. Tidak
BC3. Apakah jumlah fasilitas MCK 1. Ya
yang tersedia mencukupi 2. Tidak
kebutuhan?
BC4* Jenis kloset apa yang Ibu pakai di 1. Kloset jongkok leher angsa
. rumah ? 2. Kloset duduk leher angsa
3. Plengsengan
4. Cemplung
5. Tidak punya kloset
BC5* Kemana tempat penyaluran 1. Tangki septik
. buangan akhir tinja ? 2. Pipa sewer (sambungan rumah air limbah)
3. Cubluk/Lubang tanah
4. Langsung ke saluran drainase
5. Sungai /danau/pantai/laut
6. Kolam/sawah
7. Kebun/tanah lapang
8. Tidak tahu
9. Lainnya, sebutkan: ….....
BC6. Apakah anak di rumah Ibu 1. YA, sangat sering
masih terbiasa buang air 2. YA, kadang-kadang
besar di lantai, di kebun, di 3. TIDAK, tidak biasa
jalan, di selokan/got atau di 4. Tidak tahu
sungai?
BC7. Ibu biasanya membuang 1. Ke WC/Jamban
TINJA anak kemana ? 2. Ke tempat sampah
3. Ke Kebun/pekarangan/jalan
4. Ke sungai /selokan /got/pantai /laut
5. Lainnya, sebutkan: …......
6. Tidak tahu
BC8. Selama 6 bulan terakhir, apakah
anak pernah mengalami
a. Diare 1. Ya 2.Tidak
b. Tifus (Tipes) 1. Ya 2.Tidak
c. Keracunan makanan 1. Ya 2.Tidak
d. Apakah sampah disekitar anda 1. Ya 2.Tidak
terurus
dengan baik?
e. Apakah terdapat masalah pada 1. Ya 2.Tidak
pembuangan
air/got?
)
* Lakukan observasi untuk memastikan jawaban responden

BD.Sarana Pembuangan Sampah


Petunjuk Pengisian:
Lingkari jawaban responden
Apakah sampah responden 1. Tidak
BD1.
dibuang setiap hari? 2. Ya
1. Dikumpulkan, kemudian dibakar
2. Dikumpulkan, kemudian
diangkut oleh petugas
Bagaimana cara mengolah
BD2. pengumpul sampah
sampah rumah tangga?
3. Dibuang ke sembarang tempat
(ke lahan kosong, kali, sungai)
4. Lainnya ……………….
BD3* 1. Tidak
Apakah ada tempat sampah
. 2. Ya
Jika ada, apakah tempat 1. Tidak
BD4*
sampah dimiliki bersifat 2. Ya
.
permanen
BD5* Sarana pembuangan sampah 1. Tidak
. kuat/tidak mudah rusak 2. Ya
BD6* Sarana pembuangan sampah 1. Tidak
. tertutup rapat 2. Ya
)
* Lakukan observasi untuk memastikan jawaban responden
BE. Riwayat Covid dan Vaksinasi
Petunjuk Pengisian:
Lingkari jawaban dengan kode jawaban, 1 = Ya ; 2 = Tidak
No Riwayat Ya Tidak
BE1. Apakah ibu pernah dinyatakan positif
1. Ya 2. Tidak
Covid-19
BE2. Apakah ada salah satu anggota keluarga
yang serumah 1. Ya 2. Tidak
pernah dinyatakan positif Covid-19
BE3. Memiliki anggota keluarga yang pernah
kontak langsung dengan orang positif
1. Ya 2. Tidak
COVID-19 dalam dua minggu
Terakhir
BE4. Pernah Berada dalam satu
ruangan/lingkungan yang sama dengan
orang positif COVID-19 dengan jarak 1- 1. Ya 2. Tidak
2m &
waktu > 15 menit
BE5. Pernah dinyatakan dokter memiliki salah
satu penyakit berikut: diabetes, hipertensi,
1. Ya 2. Tidak
jantung, stroke, TBC, kanker,
atau penyakit menahun lainnya
BE6. Pernah mengalami demam (suhu 38o C)
1. Ya 2. Tidak
dalam 2 tahun terakhir
BE7. Pernah mengalami salah satu gejala
pernafasan seperti batuk/pilek/sakit
1. Ya 2. Tidak
menelan/sulit bernafas dalam 2 tahun
Terakhir
BE8. Apakah semua anggota keluarga telah
1. Ya 2. Tidak
divaksinasi Covid-19
BE9. Tuliskan satu persatu anggota keluarga Dosis Dosi Boos
yang serumah beserta status 1 s2 ter
vaksinasinya:
(berikan kode 1 = Ya ; 2 = Tidak pada
kolom vaksinasi yang telah didapatkan)
1. Contoh: Ani (Ibu)
2 Contoh: Rati (Anak Pertama)
3
4
5
6
7.
8.
9.
10.
BE1 Apakah ada efek samping yang 1. Demam
0. dirasakan setelah vaksin Covid-19? 2. Nyeri otot seluruh
(jawaban bisa lebih dari satu, lingkari tubuh
jawaban) 3. Nyeri sendi
4. Badan lemah/lemas
5. Sakit kepala
6. Kemerahan dan
bengkak di area
suntikan
7. Tidak ada efek
samping
8. lainnya, sebutkan
BE1 Jika ada anggota keluarga yang belum 1. Takut efek samping
1. divaksinasi Covid-19, sebutkan 2. Tidak percaya
alasannya? vaksin Covid-19
(pilih satu jawaban saja dengan cara 3. Tidak merasa butuh
dilingkari) vaksin
Covid-19
4. Belum
kebagian vaksin
Covid-19
5. Lainnya,
sebutkan

CA. PRAKTIK PENGASUHAN IBU DAN AYAH


No Pertanyaan Jawaban
CA1. Kapan saja ibu menghabiskan waktu Bersama anak ?

CA2. Menurut ibu apakah durasi Bersama anak dalam sehari 1. Ya


sudah mencapai setidaknya 30 menit ? 2. Tidak, masih kurang
dari 30 menit sehari
CA3. Kapan saja ayah menghabiskan waktu Bersama anak ?

CA4. Menurut ibu apakah durasi Bersama anak dalam sehari 1. Ya


sudah mencapai setidaknya 30 menit ? 2. Tidak, masih kurang
dari 30 menit sehari
CA5. Apakah ibu mengawasi/memperhatikan keamanan 1. Ya
anaknya secara langsung atau sambil bekerja? 2. Tidak
CA6. Apakah ayah sering berbicara kepada anaknya selama 1. Sering
mengerjakan sesuatu pekerjaan? 2. Kadang-kadang
3. Tidak pernah

CB. PENGALAMAN KEHAMILAN ANAK TERAKHIR

No Pertanyaan Jawaban

CB1. Selama hamil balita terakhir 0. Tidak


apakah ibu memeriksakan 1. Ya
kesehatan pada petugas
kesehatan?
CB2. Jika ya, berapa kali ibu …………. Kali 0. Tidak
memeriksa kehamilan? 1. Lengkap

TM 1 : ….. Kali
Keterangan :
(Bulan ke 1 sampai ke 3 TM : Trimester

kehamilan)
Lengkap
TM 2 : ….. kali jika melakukan
pemeriksaan ≥ 4
(Bulan ke 4 sampai ke 6
kali dan

kehamilan) Memenuhi syarat


pemeriksaan 1
TM 3 : ……kali kali pada TM 1, 1

(Bulan ke 7 sampai kali pada TM 2, 2


kali pada
melahirkan) TM 3

Tidak lengkap
jika melakukan
pemeriksaan < 4
kali atau tidak
memenuhi
pemeriksaan 1
kali pada TM 1, 1
kali pada TM 2, 2
kali pada
TM 3

CB3. Siapa petugas kesehatan yan 1. Dokter umum


g memeriksa kehamilan saat itu? 2. Dokter spesialis
kandungan
3. Bidan
4. Perawat
5. Lainnya, Sebutkan
…….

CB4. Selama pemeriksaan kehamilan A. Ditimbang berat


tersebut apakah dilakukan badannya?
kegiatan berikut B. Diukur tinggi
badannya?
Jawaban pilihan : C. Diukur lingkar
0.Tidak lengan atasnya?
1.Ya D. Disuntik di lengan
atas untuk
mencegah bayi dari
kejang-kejang
setelah lahir?
E. Diukur tekanan
darahnya?
F. Diukur/diraba
perutnya?
G. Dites darah untuk
mengetahui kadar
Hb darah?
H. Diperiksa/di tes air
kencing?
I. Diberi tablet
penambah
darah/TTD/Fe?
J. Diberi tablet
penambah vitamin
A?
K. Diberi obat
pencegahan anti
malaria?
L. Diberi penyuluhan?

CB5. Selama hamil, apakah ibu pernah 0. Tidak


memeriksa kehamilan pad 1. Ya
a dukun?

CB6. Jika ya, berapa kali ibu


memeriksakan kandungan ……….. kali
kepada
dukun?

CB7. Menurut ibu, tanda bahaya 1. Mual dan muntah


/masalah kesehatan apa saja yang berlebihan
dapat menyulitkan seorang ibu 2. Perdarahan melalui
saat hamil, melahirkan dan jalan lahir
nifas? 3. Mules (terasa
(Jawaban boleh lebih dari 1) kontraksi)
berkepanjangan
4. Tungkai kaki
bengkak dan sakit
kepala
5. Kejang-kejang
6. Tekanan darah
tinggi
7. Demam/panas
tinggi
8. Ketuban pecah
sebelum waktunya
9. Lainnya, Sebutkan
………
10. Tidak tahu
CC. PENGALAMAN PERSALINAN ANAK TERAKHIR USIA 0-6
TAHUN

No Pertanyaan Jawaban

CC1. Dimana ibu melahirkan anak 1. Rumah Sakit


terakhir usia 0-6 tahun ibu? 2. Puskesmas
(jika rumah sakit atau klinik: 3. Klinik
lakukan probing “milik pemerintah 4. Rumah Bersalin
atau swasta?” 5. Dokter Praktek
6. Bidan Praktek
7. Polindes
8. Di Rumah Sendiri
9. Lainnya, Sebutkan..........

CC2. Siapa penolong utama persalinan 1. Dokter Umum


ibu saat itu? 2. Dokter Spesialis Kebidanan
3. Bidan
4. Perawat
5. Dukun
6. Teman/Keluarga
7. Lainnya, Sebutkan.............
8. Tidak Ada Penolong

CC3. Apakah persalinan dilakukan 1. Normal/spontan


normal atau dengan alat bantuan 2. Bantuan oksitosin
atau operasi? 3. Vakum/Forcep/Alat bantu lainnya
4. Operasi
CC4. Selama persalinan, apakah ibu 1. Air ketuban pecah sebelum waktunya
mengalami masalah berikut ini? 2. Perdarahan banyak selama melahirkan
(Jawaban bisa lebih dari 1) 3. Mules(kontraksi)
berkepanjangan/persalinan lama/tidak
ada kemajuan dalam 12 jam
4. Tekanan darah naik/tinggi secara
mendadak
5. Kejang-kejang
6. Plasenta tidak keluar
7. Lainnya,
Sebutkan............
8. Tidak mengalami komplikasi

CD. RIWAYAT IMUNISASI


Petunjuk pengisian : tuliskan kode 0 = tidak diberikan atau 1= diberikan
pada setiap data imunisasi

No Pertanyaan Jawaban
CD1 Jenis imunisasi apa saja A. BCG [ ]
. yang sudah diterima oleh B. POLIO 1 [ ]
balita ibu? C. POLIO 2 [ ]
D. POLIO 3 [ ]
Kalau tersedia E. POLIO 4 [ ]
COCOKKAN dengan buku F. DPT 1 [ ]
KIA/KMS G. DPT 2 [ ]
H. DPT 3 [ ]
Keterangan bantu : I. CAMPAK [ ]
1. BCG (suntikan di lengan J. HEPATITIS 1 [ ]
atas dan biasanya K. HEPATITIS 2 [ ]
meninggalkan bekas L. HEPATITIS 3 [ ]
parut) M. Belum diberikan vaksin apapun
2. POLIO (vaksinasi yang N. Tidak ingat
diteteskan di mulut)
3. DPT (suntikan di paha,
biasanya menimbulkan
demam disuntik)
4. CAMPAK (suntikan di
lengan atas mencegah
campak)
5. HEPATITIS (suntikan
pada bagian luar paha)

CD2 Jika tidak, sebutkan alasan 1. Tidak tahu


. ibu tidak memberikan 2. Tidak mau
imunisasi pada balita 3. Takut anak sakit
terakhir? 4. Pengalaman buruk
(Jawaban boleh lebih dari 1) 5. Lainnya, Sebutkan
.…………
CE. PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DALAM 6 BULAN
TERAKHIR
No Pertanyaan Jawaban
CE1. Dari beberapa fasilitas pelayanan 1. Rumah sakit pemerintah
kesehatan berikut, mana yang 2. Rumah sakit swasta
paling sering digunakan untuk 3. Rumah sakit bersalin
memeriksa kesehatan anak? 4. Puskesmas/ Pustu
5. Klinik praktik dokter
6. Klinik praktik bidan/mantri
7. Polindes/ Poskesdes
8. Praktek Naked lainnya
9. Fasilitas kesehatan di luar negeri
10. Lainnya, …………..
CE2. Seberapa sering Anak dibawa ke 1. Tiap Bulan
Posyandu 6 bulan terakhir? 2. >3 kali
3. 1- 3 kali
4. Tidak pernah

CE3. 2a. Jika tidak pernah kenapa? 1. Periksa di tempat lain


2. Tidak suka ke Posyandu
3. Lupa jadwal Posyandu
4. Tidak ada kegiatan Posyandu
5. Lainnya, Sebutkan………
6. Tidak relevan

CE4. Rata-rata, berapa lama tempuh ke 1. <5 menit, jalan kaki


Posyandu? 2. 5-10 menit, jalan kaki
3. 10-<30 menit, jalan kaki
4. ≥30 menit, jalan kaki
CE5. Pelayanan apa saja yang Anda 1. Penimbangan
dapatkan dari Posyandu? 2. Imunisasi
(Jawaban lebih dari 1) 3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
4. Konseling Kesehatan Anak
5. Kapsul vitamin A
6. Lainya, sebutkan…
7. Tidak relevan

CE6. Topik apa yang Anda 1. Makanan bayi dan balita


dapatkan saat sesi konseling 2. Kehamilan dan perencanaan persalinan
di Posyandu? dan pencegahan komplikasi (P4K)
(Jawaban lebih dari 1) 3. KB paska-persalinan
4. Perawatan bayi baru lahir dan tanda-
tanda bahaya bayi dan balita
5. Pentingnya ASI eksklusif dan gizi
6. Lainnya, sebutkan ………
7. Tidak relevan (tidak mendapat
konseling)
CE7. Apakah anak anda ditimbang 1. Ya
secara rutin di Posyandu? 2. Tidak
CE8. Apakah anda masih memiliki 1. Ya
buku KIA (pink)? 2. Tidak
Jika ya, catat BB dan TB
terakhir
BB : kg TB : cm
CE9. Jika Tidak, ingatkah anda hasil 1. Ingat
terakhir pengukuran berat dan BB : kg TB : cm
tinggi badan anak anda ? 2. Tidak ingat
3. Tidak ingat pasti, hanya dikatakan oleh
petugas posyandu sebagai normal/tidak
ada masalah apa-apa
4. Tidak ingat pasti, hanya dikatakan oleh
petugas posyandu sebagai kurus/berat
kurang
5. Tidak ingat pasti, hanya dikatakan oleh
petugas posyandu sebagai pendek
6. Tidak relevan

CF. MORBIDITAS
Petunjuk pengisian : tuliskan kode 0 = tidak atau 1= ya pada setiap data
penyakit

No Pertanyaan Jawaban
CF1. Selama dua minggu terakhir,
apakah anak ibu mengalami gejala
dibawah ini?
1. Batuk [..........]
2. Pilek [..........]
3. sakit tenggorokan [..........]
4. demam [..........]
5. diare [..........]
Ket : (Frekuensi buang air besar > 3
kali per hari dan memiliki konsistensi
yang cair)

Dalam
CF2. satu tahun terakhir, apakah anak ibu
pernah dirawat inap di rumah [..........]
sakit/puskesmas?
CF3. Jika YA, apakah nama penyakitnya? ....................
66. Tidak relevan
3a. Berapa lama dirawat inap
..................Hari
66. Tidak relevan
Lampiran. 3 Output Hasil Perhitungan SPSS

Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden


Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%)
Lulus SD 21 52,5
Lulus SMP 10 25,0
Lulus SMA 9 22,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden


Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 30 75,0
Buruh Tani 2 5,0
Petani (Pemilik 3 7,5
Ladang)
Lainnya 5 12,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Klasifikasi Umur Responden


Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%)
17 – 25 tahun 8 20,0
26 – 35 tahun 22 55,0
36 – 45 tahun 7 17,5
46 – 55 tahun 3 7,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Pendapatan Responden


Pendapatan Rumah
Frekuensi Persentase (%)
Tangga
< 1.000.000 13 32,5
1.000.000 - 3.000.000 23 57,5
3.000.000 - 5.000.000 3 7,5
> 5.000.000 1 2,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Pengeluaran Belanja Makanan Responden


Pengeluaran Belanja
Frekuensi Persentase (%)
Makanan
< 500.000 16 40,0
500.000 - 1.500.000 19 47,5
> 1.500.000 5 12,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Pengukuran IMT/U


Pengukuran IMT/U Frekuensi Persentase (%)
Gizi Kurang (Wasted) 3 7,5
Gizi Baik (Normal) 33 82,5
Berisiko Gizi Lebih 2 5,0
Gizi Lebih (Overweight) 1 2,5
Obesitas (Obese) 1 2,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Pengukuran TB/U


Pengukuran TB/U Frekuensi Persentase (%)
Pendek (Stunted) 2 5,0
Normal 38 95,0
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Pengukuran BB/U


Pengukuran BB/U Frekuensi Persentase (%)
Berat Badan Kurang 3 7,5
(Underweight)
Berat Badan Normal 36 90,0
Risiko Berat Badan 1 2,5
Lebih
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Klasifikasi Usia Ibu saat Menikah


Kelompok Umur Frekuensi Persentase (%)
<19 tahun 10 25,0
19 – 24 tahun 23 57,5
>24 tahun 7 17,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) pada Ibu
Kebiasaan CTPS Frekuensi Persentase (%)
Sebelum menyiapkan makanan untuk anak,
akan menyusui, menyuapi anak
Ya 37 92,5
Menggunakan sabun
Ya 31 77,5
Setelah buang air besar dan kecil
Ya 39 97,5
Menggunakan sabun
Ya 35 87,5
Setelah membuang sampah/uang/hewan
Ya 35 87,5
Menggunakan Sabun
Ya 32 80,0
Setelah mengganti popok/membersihkan
BAB/BAK anak
Ya 34 85,0
Menggunakan sabun
Ya 33 82,5
Setelah bersin/batuk
Ya 15 37,5
Menggunakan sabun
Ya 14 35,0

Distribusi Frekuensi Kebiasaan CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) pada


Anak
Kebiasaan CTPS Frekuensi Persentase (%)
Sebelum anak makan
Ya 32 80,0
Menggunakan sabun
Ya 25 62,5
Sebelum anak buang air besar/kecil
Ya 27 67,5
Menggunakan sabun
Ya 23 57,5
Setelah anak bermain/memegang hewan
Ya 27 67,5
Menggunakan Sabun
Ya 22 55,0
Setelah anak bersin/batuk
Ya 14 35,0
Menggunakan sabun
Ya 8 20,0

Distribusi Frekuensi Penggunaan Fasilitas MCK


Fasilitas MCK yang
Frekuensi Persentase (%)
Digunakan
Fasilitas MCK Pribadi 10 25,0
Fasilitas MCK Umum 24 60,0
Sungai/Kebun/Tempat 6 15,0
terbuka
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Kondisi Fasilitas MCK


Kondisi Fasilitas MCK Frekuensi Persentase (%)
Faslitas MCK yang Tersedia Berfungsi
dengan Baik
Ya 33 82,5
Tidak 7 17,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Jenis Kloset Responden


Jenis Kloset Frekuensi Persentase (%)
Kloset Jongkok Leher 32 80,0
Angsa 1 2,5
Kloset Duduk Leher Angsa 3 7,5
Cemplung 4 10,0
Tidak Punya Kloset
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Kebiasaan Anak BAB di Lantai/di Kebun


Kebiasaan BAB di
Frekuensi Persentase (%)
Lantai/di Kebun
Ya, sangat sering 12 30,0
Ya, kadang-kadang 9 22,5
Tidak, tidak biasa 19 47,5
Total 40 100
Distribusi Frekuensi Kondisi Sampah
Sampah Disekitar Terurus
Frekuensi Persentase (%)
dengan Baik
Ya 20 50,0
Tidak 20 50,0
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Perilaku Responden dalam Membuang Sampah


Sampah Responden
Frekuensi Persentase (%)
Dibuang Setiap Hari
Ya 20 50,0
Tidak 20 50,0
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga


Cara Mengolah Sampah Rumah Tangga Frekuensi Persentase (%)
Dikumpulkan, kemudian dibakar 35 87,5
Dikumpulkan, kemudian diangkut oleh 1 2,5
petugas pengumpul sampah
Dibuang ke sembarang tempat (ke lahan 4 10,0
kosong, kali, sungai)
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Ketersediaan Tempat Sampah Responden


Memiliki Tempat Sampah Frekuensi Persentase (%)
Ya 20 50,0
Tidak 20 50,0
Total 40 100
Distribusi Frekuensi Sumber Air
Sumber Air yang Digunakan Frekuensi Persentase (%)
Air dari sumur bor dengan pompa 23 57,5
tangan/listrik/mesin
Air sumur gali 2 5,0
Air hujan (PAH/Penampungan Air 1 2,5
Hujan) 14 35,0
Air sungai
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Kecukupan Air Bersih


Air yang tersedia mencukupi
Frekuensi Persentase (%)
kebutuhan sehari-hari
Ya 39 97,5
Tidak 1 2,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Sumber untuk Air Minum


Sumber Air untuk MCK sama
Frekuensi Persentase (%)
dengan untuk Air Minum
Ya 15 37,5
Tidak 25 62,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Cara Responden Mengolah Air untuk Diminum


Cara Mengolah Air untuk
Frekuensi Persentase (%)
Diminum
Direbus
Ya 19 47,5
Ditambahkan kaporit
Ya 1 2,5
Menggunakan Filter Keramik
Ya
2 5,0
Lainnya
Ya 18 45,0

Distribusi Frekuensi Cara Responden Menyimpan Air yang Sudah Diolah


Cara Menyimpan Air yang Sudah Diolah Frekuensi Persentase (%)
Ya, dalam panci yang mempunyai tutup 12 30,0
Ya, dalam teko/ketel/ceret 9 22,5
Ya, dalam botol/termos 4 10,0
Ya, dalam botol gallon 15 37,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Riwayat Positif Covid-19 pada Responden


Pernah Dinyatakan Positif
Frekuensi Persentase (%)
Covid-19
Tidak 40 100
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Riwayat Demam (suhu 38ºC)


Pernah Mengalami Demam (suhu 38ºC)
Frekuensi Persentase (%)
Dalam 2 Tahun Terakhir
Ya 21 52,5
Tidak 19 47,5
Total 40 100
Distribusi Frekuensi Riwayat Gejala Pernafasan
Pernah Mengalami Gejala Pernafasan
seperti Batuk/Pilek/Sakit Menelan/Sulit Frekuensi Persentase (%)
Bernafas
Ya 21 52,5
Tidak 19 47,5
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Status Vaksinasi Covid-19


Semua Anggota Keluarga Telah Divaksinasi
Frekuensi Persentase (%)
Covid-19
Ya 34 85,0
Tidak 6 15,0
Total 40 100

Distribusi Frekuensi Riwayat Vaksinasi Covid-19 Responden


Vaksinasi Covid-19 Frekuensi Persentase (%)
Dosis 1
Ya 38 95,0
Dosis 2
Ya 33 82,5
Booster
Ya 3 7,5

Jumlah Kader Posyandu Ikan Patin


Nama Posyandu Jumlah Kader Jumlah Kader Aktif
Posyandu Ikan Patin 10 10
Total 10 10
Tabel Sasaran Program Posyandu di Desa Pematang Bangsal

No. Sasaran Program Posyandu Ikan Patin

Jan Feb Mar Apr Mei

1. Jumlah seluruh balita 65 68 72 74 77


yang ada di wilayah kerja
posyandu dalam 5 bulan
terakhir

2. Jumlah kematian ibu dan 0 0 0 0 0


anak (KIA) dalam 5 bulan
terakhir

3. Sasaran yang datang/ 60 65 68 70 72


berkunjung ke posyandu
5 bulan terakhir

4. Jumlah balita yang 65 68 72 74 77


mempunyai KMS (Kartu
Menuju Sehat) pada
bulan yang bersangkutan

5. Jumlah balita yang datang 52 55 60 62 63


ke posyandu dan naik
berat badannya dalam 5
bulan terakhir

6. Jumlah balita terdeteksi 0 0 0 0 0


stunting

7. Sasaran yang 0 58 0 0 0
mendapatkan kapsul
vitamin A pada bulan
Februari

8. Sasaran yang 0 0 0 0 0
mendapatkan Tablet
Tambah Darah (TTD)
dalam 5 bulan terakhir

9. Sasaran yang 60 65 68 70 72
mendapatkan PMT
penyuluhan dalam 5
bulan terakhir

10. Sasaran yang 2 2 2 2 2


mendapatkan PMT
pemulihan dalam 5 bulan
terakhir

11. Jenis PMT penyuluhan Roti Roti Roti Roti Roti


yang diberikan di dan dan dan dan dan
posyandu dalam 5 bulan Bubur Bubur Bubur Bubur Bubur
terakhir Kaca Kaca Kaca Kaca Kaca
ng ng ng ng ng

12. Jenis PMT pemulihan Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak


yang diberikan di ada ada ada ada ada
posyandu dalam 5 bulan
terakhir

13. Sasaran yang 0 45 0 0 0


mendapatkan obat cacing
dalam 5 bulan terakhir

14. Sasaran yang 0 0 0 0 0


mendapatkan oralit
Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Kader dalam Kegiatan Posyandu Tahun
2021
Kehadiran Kader Frekuensi Persentase (%)
< 12 kali ikut serta dalam kegiatan 4 40,0
Posyandu tahun 2021
12 kali, Selalu ikut serta dalam 6 60,0
kegiatan Posyandu tahu 2021
Total 10 100

Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Kader dalam Kegiatan Posyandu Tahun


2022 (Jan-Mei)
Kehadiran Kader Frekuensi Persentase (%)
< 5 kali ikut serta dalam kegiatan 2 20,0
Posyandu tahun 2022 (Jan-Mei)
5 kali, Selalu ikut serta dalam 8 80,0
kegiatann Posyandu tahun 2022
(Jan-Mei)
Total 10 100

Distribusi Frekuensi Keikutsertaan Pelatihan Kader Posyandu


Keikutsertaan Pelatihan Frekuensi Persentase (%)
Tidak Pernah 2 20,0
< 3 kali 7 70,0
> 3 kali 1 10,0
Total 10 100

Distribusi Frekuensi Pelatihan yang Diikuti Kader Posyandu


di Bulan Mei 2022
Pelatihan yang Diikuti Frekuensi Persentase (%)
Tidak ada 2 20,0
Cara penimbangan dan pengukuran 7 70,0
Mengenai stunting 1 10,0
Total 10 100

Distribusi Frekuensi Aktivitas Kader Posyandu Desa Pematang Bangsal 2022

Kegiatan Posyandu Frekuensi Persentase (%)

- Sebelum Hari Buka Posyandu

Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui


pertemuan warga setempat
Selalu 9 90,0

Menyiapkan tempat pelaksanaan Posyandu


Selalu 10 100

Menyiapkan sarana Posyandu


Selalu 10 100

Melakukan pembagian tugas antar kader


Selalu
10 100
Berkoordinasi dengan petugas kesehatan dan
petugas lainnya
Selalu
10 100
Menyiapkan bahan PMT penyuluhan
Selalu
Sering 7 70,0
Jarang 1 10,0
2 20,0

- Saat Hari Buka Posyandu

Melakukan pendaftaran pengunjung Posyandu


Selalu
Sering 5 50,0
Jarang 3 30,0
2 20,0
Melakukan penimbangan balita
Selalu
Sering 5 50,0
5 50,0
Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau
KMS
Selalu
Sering 6 60,0
Tidak Pernah 3 30,0
1 10,0
Mengisi buku register Posyandu
Selalu
Sering 5 50,0
Jarang 4 40,0
1 10,0
Melakukan pengukuran LILA pada ibu hamil
dan WUS
Selalu
Sering 4 40,0
6 60,0
Melakukan kegiatan penyuluhan dan
konseling kesehatan dan gizi sesuai dengan
hasil penimbangan
Selalu
Sering 2 20,0
Jarang 3 30,0
Tidak Pernah 2 20,0
3 30,0
Pemberian PMT bagi bayi balita
Selalu
Sering 5 50,0
Jarang 4 40,0
1 10,0
Membantu petugas kesehatan memberikan
pelayanan kesehatan dan KB sesuai
wewenang
Sering
Jarang 3 30,0
Tidak Pernah 3 30,0
4 40,0
Melengkapi pencatatan dan membahas hasil
kegiatan serta tindak lanjut bersama petugas
kesehatan setelah pelayanan posyandu selesai
Selalu
Sering
Tidak Pernah 4 40,0
3 30,0
3 30,0

- Setelah Hari Buka Posyandu

Melakukan pembaharuan data sasaran


Posyandu: ibu hamil, ibu nifas, dan ibu
menyusui serta bayi dan balita
Selalu 1 10,0
Jarang 1 10,0
Tidak Pernah 8 80,0

Membuat diagram batang (balok) SKDN


tentang jumlah balita yang bertempat tinggal
di wilayah kerja Posyandu
Tidak Pernah 10 100

Membuat diagram batang (balok) SKDN


tentang jumlah balita yang mempunyai KMS
atau buku KIA
Sering 1 10,0
Tidak Pernah 9 90,0

Membuat diagram balok (SKDN) tentang


jumlah balita yang datang pada hari buka
Posyandu
Tidak Pernah 10 100

Membuat diagram balok (SKDN) tentang


jumlah balita yang timbangan berat badannya
naik
Sering 1 10,0
Tidak Pernah 9 90,0

Melakukan tindak lanjut terhadap sasaran


yang tidak datang dan sasaran yang
memerlukan penyuluhan lanjutan
Sering 4 40,0
Tidak Pernah 6 60,0
Memberitahu kepada kelompok sasaran agar
berkunjung ke Posyandu saat hari buka
Selalu
Sering 5 50,0
Jarang 4 40,0
1 10,0
Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh
masyarakat, dan menghadiri pertemuan rutin
kelompok masyarakat atau organisasi
keagamaan
Selalu
Sering 3 30,0
Jarang 4 40,0
3 30,0
Tabel Jadwal Kegiatan PBL Desa Pematang Bangsal Kecamatan Pemulutan Selatan

No. Kegiatan WAKTU

MEI JUNI
24 25 26 27 28 29 30 31 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1. Survei (Analisis
Situasi)
2. Ramah Tamah
(Bides,Camat,Warga
Desa)
3. Ramah Tamah
(RT,Kadus,Warga
Desa,dan kader
4. Perkenalan dan
Senam Bersama di
SDN 10 Pemulutan
Selatan
5. Penyebaran Kuisioner
dan Input Data
Kuisioner
6. Input,Kelola Data
Kuisioner,dan
persiapan hadiah
games untuk
penyuluhan ke paud
dan SD
7. Kunjungan Ke
Puskesmas Sungai
Keli
8. Pengenalan “isi
piringku” dan PHBS
(PAUD Permata
Bunda dan PAUD
Ananda)
9. Penyuluhan Safety
Riding K3,CTPS dan
PHBS (SDN 10
Pematang Bangsal)
10. Pengajian Bersama
ibu-ibu pengajian di
Masjid Pematang
Bangsal
11. Kegiatan bermain
sepak takraw Bersama
karang taruna
12. Kegiatan Supervisi
Se-kecamatan
Pemulutan Selatan
13. Kegiatan yasinan
Bersama warga desa
pematang bangsal
14. Menghadiri Acara
Nikahan warga desa
pematang bangsal
15. Supervisi dosen
pembimbing
16. Penyuluhan
pencegahan stunting
dan sanitasi
lingkungan (PAUD
Ananda)
17. Kegiatan bersama
Bersama warga desa
pematang bangsal
18. Bermain badminton
Bersama karang
taruna
19. Kegiatan senam
pagi,penyuluhan
tentang Kesehatan
reproduksi, vaksinasi
booster dan posyandu
remaja Desa
Pematang Bangsal
20. Kegiatan kampanye
Gerakan Cegah
Stunting bersama
Siswa beserta orang
tua di PAUD Permata
Bunda
21. Edukasi PMT kepada
kader Desa Pematang
Bangsal
22. Penyusunan Laporan
23. Farewell Party
Bersama perangkat
desa,karang taruna
dan warga Desa
Pematang Bangsal
24. Presentasi Hasil
Kegiatan
Lampiran. 4 Instrumen Kegiatan
Lampiran. 5 Dokumentasi Kegiatan
24 Mei 2022 25 Mei 2022
Hari Kedatangan ke Desa Pematang Ramah Tamah dengan Perangkat Desa
Bangsal

26 Mei 2022 27 Mei 2022


Ramah Tamah dengan RT, Kader dan Perkenalan dan Senam bersama di
Warga Desa SDN 10 Pemulutan Selatan

28 Mei 2022 31 Mei 2022


Penyebaran Kuisioner &Input data Kunjungan ke Puskesmas Sungai
kuisioner Keli
01 Juni 2022 02 Juni 2022
Pengenalan “Isi Piringku” dan PHBS Penyuluhan Safety Riding K3,CTPS
(PAUD PERMATA BUNDA) dan PHBS (SD NEGERI 10)

03 Juni 2022 04 Juni 2022


Pengajian bersama Ibu- Ibu Pengajian Kegiatan Bermain Sepak Takraw
Di Masjid Pematang Bangsal Bersama Karang Taruna

06 Juni 2022 07 Juni 2022


Kegiatan Yasinan bersama Warga Acara Nikahan Warga Desa
Desa Pematang Bangsal Pematang Bangsal
08 Juni 2022 09 Juni 2022
Supervisi Dosen Pembimbing Penyuluhan Pencegahan Stunting,
SanitasiLingkungan (PAUD Ananda)

10 Juni 2022 11 Juni 2022


Kegiatan Mancing bersama Warga Bermain Badminton bersama
Desa Pematang Bangsal Karang Taruna

12 Juni 2022 14 Juni 2022


Kegiatan Penyuluhan KesPro Kegiatan Kampanye Gerakan Cegah
Pernikahan dini, vaksinasi Booster Stunting Bersama Orang Tua / Wali
18 Juni 2022
Farewell Party bersama
Perangkat & Warga Desa

Anda mungkin juga menyukai