Resi El Sahira - Laporan PKP Akhir 1
Resi El Sahira - Laporan PKP Akhir 1
Resi El Sahira - Laporan PKP Akhir 1
HALAMAN JUDUL
PENGENDALIAN HAMA
KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.)
PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI PT PEPUTRA MASTERINDO DIVISI PERKEBUNAN,
KAMPAR
OLEH :
RESI EL SAHIRA
NIM. 2006112586
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FA0KULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2022
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
HALAMAN PENGESAHAN
PENGENDALIAN HAMA
KUMBANG TANDUK (Oryctes rhinoceros L.)
PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)
DI PT PEPUTRA MASTERINDO DIVISI PERKEBUNAN, KAMPAR
Oleh :
RESI EL SAHIRA
NIM.2006112586
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Program Studi Dosen Pembimbing
Agroteknologi
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
baik.
bimbingan, petunjuk, nasihat dan motivasi sampai selesainya laporan ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
laporan akhir Praktik Kerja Profesi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan
masukan yang bersifat membangun untuk perbaikan laporan akhir Praktek Kerja
Resi El Sahira
iii
DAFTAR ISI
Halaman
I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Tujuan .......................................................................................... 3
VI PEMBAHASAN................................................................................ 21
6.1 Kegiatan Umum di Lokasi PKP .................................................. 21
6.2 Kegiatan Khusus di Lokasi PKP ................................................. 31
iv
DAFTAR TABEL
Tabel. Halaman
Gambar. Halaman
3. Pemancangan......................................................................................... 22
5. Pemberian pupuk................................................................................... 25
7. Penanaman ............................................................................................ 26
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran. Halaman
viii
I PENDAHULUAN
sebagai sumber minyak nabati. Produktivitas yang tinggi menjadikan kelapa sawit
kompetitif sebagai alternatif minyak yang dapat digunakan oleh industri makanan,
negara terbesar setelah gas alam dan minyak bumi. Indonesia merupakan
terdiri dari minyak sawit atau crude palm oil (CPO) dan minyak inti sawit atau
palm kernel oil (PKO). Produk kelapa sawit memiliki nilai ekonomis yang tinggi
dan menjadi salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibandingkan dengan
rakyat dan perusahaan besar, baik pemerintah maupun swasta. Dalam manajemen
mulai dari land clearing, penanaman sampai dengan menghasilkan minyak, yang
dikelola dengan wadah organisasi yang berbeda- beda (Rosa dan Zaman, 2017).
mengganggu tanaman budidaya sampai ambang batas ekonomi. Salah satu hama
yang sering ditemukan dalam budidaya kelapa sawit adalah O. rhinoceros L. atau
biasa disebut sebagai kumbang tanduk, kumbang badak, atau kumbang penggerek
tandan buah segar pada panen tahun pertama hingga 60% dan menimbulkan
masa produksi kelapa sawit tersebut (Turnip dan Fajar, 2021). Oleh karena
populasi hama sampai ambang batas ekonomi sehingga tidak merugikan secara
ekonomis dan tidak melampaui batas kritis keseimbangan alam (Pramesti, 2019).
2
sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Sistem PHT ini bertumpu pada
kerusakan tanaman sawit. Hasil sensus ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
1.2 Tujuan
perkebunan.
3
II TINJAUAN PUSTAKA
Kelapa sawit berasal dari wilayah Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di
Brasil. Tanaman kelapa sawit ditemukan tumbuh liar atau setengah liar di
sepanjang tepi sungai. Tanaman kelapa sawit yang dalam bahasa ilmiahnya Elaeis
quinensis Jacq. ini adalah tanaman sejenis palma, yang terdiri dari akar, batang,
daun, bunga dan buah. Masa umur ekonomis kelapa sawit yang cukup lama sejak
waktu perolehan manfaat dari investasi di sektor ini menjadi salah satu
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang
perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tananam
yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai
yang memiliki akar serabut. Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari
biji yang berkecambah (radikula). Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk
akar pertama atau primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar
sekunder, tersier, dan kuarter. Perakaran kelapa sawit yang telah terbentuk
sempurna umumnya memiliki akar primer dengan diameter 5-10 mm, akar
sekunder 2-4 mm, akar tersier 1-2 mm, dan akar kuartener 0,1-0,3 mm. Akar yang
paling aktif menyerap air dan unsur hara adalah akar tersier dan akar kuartener
yang berada dikedalaman 0-60 cm dengan jarak 2-3 meter dari pangkal pohon
pertumbuhan awal setelah fase muda (seedling) terjadi pembentukan batang yang
melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia. Titik tumbuh batang kelapa sawit
hanya satu, terletak di pucuk batang, terletak di dalam tajuk daun, berbentuk
seperti kubis, dan enak dimakan. Pada batang terdapat pangkal pelepah-pelepah
daun yang melekat kukuh dan sukar terlepas, walaupun daun telah kering dan mati
(Sunarko, 2014).
Tanaman kelapa sawit memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk du baris duri yang sangat
tajam dan keras di kedua sisinya. Anak–anak daun (foliage leaflet) tersusun
berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah–tengah setiap anak daun terbentuk
lidi sebagai tiang daun. Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, yaitu
kumpulan anak daun (leaftles) yang mempunyai helaian (lamina) dau tulang anak
daun (midrib), rachis yang merupakan tempat anak daun melekat, tangkai daun
(petiole) yangmerupakan bagian antara daun dan batang, dan seludang daun
Bunga jantan dan betina terpisah dan memiliki waktu pematangan berbeda
sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk
5
lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.
Tanaman kelapa sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril
sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih
Bunga jantan maupun bunga betina tumbuh di ketiak daun, keduanya tumbuh
pada pohon yang sama. Bunga hemaprodit sering terdapat pada tanaman kelapa
sawit terutama pada masa pembungaan. Ada daur pembentukan tipe bunga
kuncup tandan bunga. Tandan bunga jantan terdiri atas sejumlah spliket yang
panjangnya 12-20 cm, yang tumbuh ari tangkai bunga. Setiap spliket terdapat 600-
1200 bunga yang sangat kecil, berwarna kuning dengan bau yang khas. Jumlah
serbuk sari yang dihasilkan 25-50 gram, yang terbentuk dalam 2-3 hari. Tandan
bunga betina terbungkus dalam seludang (Spadiks) yang panjangnya 24-25 cm,
terdapat ribuan bunga yang tersusun secara spiral pada sumbu sentral. Saat bunga
resetif berwarna putih hingga kuning pucat, garis merah berkembang sepanjang
tiga tingkat (Lob), mulai dari kepala putik (Sigma), kemudian bunga kemerah-
Buah Kelapa Sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga
merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang
muncul dari tiap pelapah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah
setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid)
akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Kelapa sawit
6
mengandung kurang lebih 80% perikarp dan 20% buah dengan daging buah yang
kepala terdapat tanduk kecil. Pada ujung perut yang betina terdapat bulu-bulu
halus, sedangkan pada yang jantan tidak berbulu (Purba et al., 2005). Menurut
Singh dan Rethinam (2005), kumbang dewasa terbang ke tajuk kelapa pada
malam hari dan mulai bergerak ke bagian salah satu ketiak pelepah daun.
Kumbang merusak pelepah daun yang belum terbuka maupun menyerang pelepah
daun yang telah terbuka serta dapat menyebabkan pelepah patah. Serangan hama
pada daun yang belum membuka bekas serangan dapat dilihat dari bekas gerekan
pada pada daun muda. O. rhinoceros L. dewasa terbang ketajuk tanaman kelapa
sawit pada malam hari dan mulai bergerak kebagian salah satu ketiak pelepah
7
daun paling atas dan memakan pelepah daun muda yang belum terbuka, bekas
gigitan akan menyebabkan daun seperti tergunting dan jelas terlihat setelah daun
muda maupun yang sudah dewasa. Serangan ini dapat dilakukan O. rhinoceros L.
(feromon). Feromon ialah zat kimia yang berasal dari kelenjar endokrin dan
digunakan oleh makhluk hidup untuk mengenali sesama jenis, individu lain,
yang dilepas oleh salah satu jenis serangga yang dapat mempengaruhi serangga
lain yang sejenis dengan adanya tanggapan fisiologi tertentu. Berbeda dengan
hormon, feromon menyebar keluar tubuh dan hanya dapat di pengaruhi dan
dikenali oleh individu lain yang sejenis (Haryati dan Agus, 2009).
merusak membran sel bakteri yaitu asam nitrat yang dihasilkan dari buah Nanas
(Ananas comosus Merr). Selain itu buah nanas juga memiliki kandungan khusus
yang berfungsi untuk memecah protein membran sel bakteri dan kemampuan
mendenaturasi protein sel bakteri berupa senyawa bromelin dan senyawa dari
Senyawa flavonoid pada buah nanas yang bersifat desinfektan dan sangat
8
bersifat polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan yang juga
bersifat polar pada bakteri gram positif dari pada lapisan lipid yang non polar.
Pada dinding sel bakteri gram positif mengandung berupa polisakarida (asam
trikoat) yang berupa polimer larut dalam air, yang berfungsi sebagai transfer ion
positif untuk keluar masuk. Sifat larut menunjukan bahwa dinding sel gram positif
Buah nanas juga mengandung senyawa velotil yang dapat membuat serangga
tertarik terhadap aromanya, dimana senyawa velotil ini mampu menyebar luas
apabila suhu ruangan tinggi atau terkena paparan matahari langsung yang cukup
menemukan senyawa volatil tersebut. Aroma khas yang dikeluarkan buah nanas
untuk mendekatinya yang dianggap seperti feromon seks yang dikeluarkan dari
(ferotrap) menggunakan senyawa kimia dari buah nanas yang dilakukan pada
tanduk dengan menggunakan ferotrap terdiri atas satu buah hingga dua buah nanas
yang digantungkan pada bagian atas bibir seng yang terdapat pada ujung tali
ember. Perangkap kemudian digantungkan pada tiang kayu setinggi 3 meter dan
di pasang pada kebun kelapa sawit yang terserang hama kumbang tersebut.
dewasa untuk terbang mendekati sumber aroma, yang terdapat pada perangkap
9
III METODOLOGI
Provinsi Riau.
langsung kelapangan yaitu tempat lokasi PKP sebelum kegiatan PKP di lokasi
informasi dan data yang dilakukan saat PKP serta bertujuan untuk penyusunan
laporan PKP. Tahap terakhir yaitu peserta PKP melakukan studi literatur untuk
membandingkan antara data yang diperoleh dengan literatur yang ada dan
langsung ke lokasi PKP. Data yang akan diambil pada PKP ini adalah
menggunakan dua metode yaitu primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan
dengan wawancara langsung, Praktik secara langsung dilakukan sesuai prosedur
Adapun hasil pengamatan dan pengumpulan data kondisi lokasi PKP yaitu
sebagai berikut:
Kelapa Sawit.
tempat penanaman kelapa sawit memiliki luas lokasi sebesar ± 350 Ha, dimana
terdapat kantor, pabrik, dan kebun di satu areal untuk menghasilkan tanaman yang
berkualitas baik serta mengembangkan produk dengan bahan baku kelapa sawit.
11
IV KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA PROFESI
Kabupaten Kampar, Riau 28464. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang perkebunan subsektor kelapa sawit. Peta lokasi PT
-
Gambar 1. Peta lokasi PT Peputra Masterindo
Kecamatan Tapung secara umum berupa dataran dan rawa-rawa yang berada
pada ketinggian 21,64 m s/d 49,9 m atau 46,59 m dpl (diatas permukaan laut)
dengan suhu rata-rata berkisar antara 21 °C s/d 32 °C. Petapahan adalah satu Desa
geografis desa Petapahan terletak pada posisi 0 33’ LU s/d 0 32’ LS dan
101 7’BB s/d 101 4’ BT. Desa petapahan memiliki administrasi dibawah
Kecamatan Siak Hulu pada tahun 1994. Secara admistrasi pusat pemerintahan
desa petapahan berbatasan dengan:
13
4.2 Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Struktur organisasi dan ketenagakerjaan di PT Peputra Masterindo Divisi Perkebunan. Berikut bagan struktur organisasi PT Peputra
ARIEF PARMADI A, MD
KTU
2.826.68 HA 3.063.11 HA
14
V PELAKSANAAN KEGIATAN PKP
kewajibannya:
1. Manager
3. Kerani Produksi
Divisi Perkebunan.
4. Kerani Gudang
operasi pengangkutan.
6. Kerani Bengkel
7. Asisten
terpercaya dan tepat waktu, melatih cara kerja yang benar untuk karyawan,
8. Mandor
sawit, Mandor Pengangkutan KCS (Kerani Cek Sawit) yang bertanggung jawab
dalam mengontrol kualitas TBS dan mengontrol pengangkutan TBS dan Mandor
Tugas utama para mandor yaitu menjalankan fungsi kontrol terhadap area
membantu asisten lapangan melaporkan hasil panen buah kelapa sawit, dan
Agustus 2022. Adapun waktu dan kegiatan yang dilakukan tercantum pada tabel 1
sebagai berikut.
16
Hari/Tanggal Kegiatan
Selasa/19 Juli 2022 • Pengenalan Mahasiswa Universitas Riau dan
Kabupaten Kampar
sawit
mengenai jangkos
• Pemancangan
kumbang tanduk
17
Hari/Tanggal Kegiatan
Senin/25 Juli 2022 • Pengaplikasian pupuk MOP
• Melangsir TBS
kumbang tanduk
• Administrasi di kantor
kelapa sawit
18
Hari/Tanggal Kegiatan
Jum’at/5 Agustus 2022 • Pengamatan perangkap kumbang tanduk 4
kumbang tanduk
19
Hari/Tanggal Kegiatan
Rabu/17 Agustus 2022 Libur
20
VI PEMBAHASAN
Kegiatan harian yang telah dilakukan selama mengikuti Praktek Kerja Profesi
6.1.1 Pemancangan
bibit kelapa sawit. Ajir (pancang) diletakkan dengan tepat, sehingga terbentuk
barisan ajir yang lurus di lihat dari segala arah, dan kelak setiap individu tanaman
pun akan lurus terutur serta memperoleh tempat tumbuh yang sama luasnya.
kelapa sawit. Pengaturan jarak tanam bertujuan untuk mendapatkan ruang tumbuh
bagi pertumbuhan tanaman guna menghindari kompetisi unsur hara dan cahaya
pemeliharaan (Hayata, et al., 2020). Pola jarak tanam pada kelapa sawit ini
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pancang, parang, cangkul, tali
raffia dan meteran. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu lahan tanam kelapa
sawit.
b. Cara Kerja
menggunakan meteran.
2. Fungsi dari tali raffia yaitu sebagai alat untuk mengukur lurus atau tidaknya
kayu atau sisa-sisa tunggul pohon yang berada di sekitar pancang tanam harus
5. Lalu meratakan tanah pada posisi lubang tanam. Tanah miring atau tanah
dengan cangkul.
Gambar 3. Pemancangan
6.1.2 Pemupukan
penambahan unsur hara secara efektif dan berimbang yang diberikan secara
segar (TBS) dan kualitas minyak yang optimal sesuai potensi tanaman.
22
Gambar 4. Pupuk MOP
Menurut Sutarta et al. (2003), pemupukan merupakan suatu upaya untuk
yang sehat dan produksi TBS hingga mencapai produktivitas maksimun. Namun,
pengelolahan pemupukan pada kelapa sawit sampai saat ini masih dihadapkan
kepada berbagai hambatan, antara lain saat pengadaan pupuk yang tidak tepat
Pemupukan pada perkebunan kelapa sawit ini terdiri dari 2 jenis, yaitu
dasar yaitu pupuk yang diberikan pada awal tanam. Aplikasi pupuk dasar disini
tanam ini yaitu untuk merangsang pembentukan akar pada bibit kelapa sawit
Pemupukan sebagai perawatan kelapa sawit ini saat sawit berada di fase
tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan produksi yang maksimal dapat
Pemupukan pada tanaman kelapa sawit ini menerapkan asas 4T (tepat dosis,
23
tepat waktu, tepat tempat, dan tepat jenis). Pada saat TM, pemupukannya terdiri
dari pupuk Urea, MOP, Dolomit, RP dan Borate. Dosis pupuk urea yaitu 2,5
kg/tahun (1 rotasi 1,25 kg), dosis pupuk MOP yaitu 3 kg/tahun, dosis pupuk
dolomit yaitu 2 kg/tahun, dosis pupuk RP yaitu 2 kg/tahun dan dosis pupuk borate
yaitu 200 gr/tahun. Semua dosis ini diaplikasikan untuk 1 pohon TM.
Alat yang digunakan pada kegiatan ini adalah ember, piring/mangkok takar
(Dolomit/Urea/MOP/RP/Borate).
b. Cara Kerja
1. Pada pemupukan dasar, pupuk yang digunakan adalah pupuk RP. Pupuk
2. Pada fase TM, pupuk yang digunakan adalah Urea, Dolomit, RP, MOP dan
3. Pengaplikasian pupuk saat fase TM ini yaitu dipersiapkan ember dan pupuk.
24
Gambar 5. Pemberian pupuk
6.1.3 Penanaman
yang sehat (tidak ada yang abnormal, non produktif, mati; sehingga kebutuhan
benih sisipan minimal) dan seragam, sehingga tanaman akan cepat berproduksi
(kurang dari 30 bulan setelah tanam) dengan hasil awal yang tinggi. Penanaman
kelapa sawit perlu diatur dengan jarak tanam yang sesuai. Jumlah populasi
tanaman persatuan luas ditentukan oleh beberapa faktor yaitu jarak tanam yang
digunakan dan model jarak tanam yang digunakan. Misalnya pada penanaman
kelapa sawit dengan jarak tanam 7,97 m x 9,2 m, akan memiliki jumlah populasi
tanaman yang berbeda bila model jarak tanam yang digunakan berbeda (segitiga
atau segiempat).
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah cangkul, pupuk RP. Sedangkan
b. Cara Kerja
25
lubang tanam dapat dilihat pada gambar 6.
3. Dasar plastik polybag disayat dulu dengan pisau silet atau cutter (polybag
bibit, jangan dipegang batang / leher tanaman, tetapi pegang pada dasar dan sisi
polybag. Setelah letak bibit posisi sudah tegak, sisi polybag disayat dari bawah
gambar 7.
Gambar 7. Penanaman
4. Lalu, ditimbun dengan tanah top soil dan dipadatkan.
26
6.1.4 Perhitungan AKP dan Pemeriksaan Hancak Panen
panen yang dapat dilihat secara visual, yaitu dari perubahan kulit buah menjadi
merah jingga atau ciri-ciri lain yang dilihat apabila sebagian buah sudah
membrondol dan jatuh pada piringan. AKP dapat menentukan perkiraan produksi,
kebutuhan pemanen dan kebutuhan unit pengangkut AKP ditentukan dari hasil
tanaman. Kegiatan ini dilakukan secara berkala untuk mengetahui kondisi semua
atau terserang hama dan penyakit selain itu juga untuk memastikan penanaman
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kertas perhitungan AKP, alat
b. Cara Kerja
1. Kegiatan menghitung AKP dilakukan di blok 20 dengan luas lahan 17,83 ha.
5. Dihitung jumlah pokok 1 blok dengan rumus = Jumlah Pokok 1 blok luas
blok X SPH. SPH (Standar Pokok per Ha) atau pokok dilalui.
6. Dihitung jumlah tandan dengan rumus Jumlah tandan = Jumlah pokok 1 blok
27
X AKP.
7. Dihitung estimasi jumlah tandan yang akan dipanen dengan rumus Estimasi
(kg) = Jumlah tandan X BJR. BJR adalah berat jenjang rata-rata. Pada
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kertas pemeriksaan hancak
panen, alat tulis, karung. Sedangkan bahan yang digunakan adalah pokok kelapa
b. Cara Kerja
1. Dihitung pokok yang dilalui, pokok panen, dan kesalahan pemanen saat
28
6.1.5 Pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT)
tanaman utama dapat di tekan, gulma yang dibasmi berupa gulma berdaun sempit
dan berdaun lebar seperti anak kayu yang berada disekitar piringan dan gawangan.
Banyak pokok kelapa sawit yang ditumbuhi gulma yang berbatang keras,
pengendalian hama merujuk pada pembunuhan hama hewan seperti rubah dan
pemanenan tidak luput dari gangguan hama. Hama yang menyerang tanaman
kelapa sawit adalah hama Kumbang Tanduk (Oryctes rhinoceros). Pada kelapa
sawit, serangan hama ini cukup membahayakan pada TBM. Apabila serangan
mengenai titik tumbuh tanaman kelapa sawit dapat mengakibatkan penyakit busuk
dan kematian.
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah plastik gula, karet, ember,
b. Cara Kerja
29
1. Dicampurkan herbisida roundup dengan air dengan dosis 10 ml/liter.
Alat yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sendok. Sedangkan bahan
b. Cara Kerja
30
Gambar 10. Insektisida marshal
yang tidak bijaksana pestisida kimia ini menimbulkan permasalahan lebih, seperti
itu penggunaan pestisida kimia juga membutuhkan biaya yang cukup besar. Salah
Senyawa volatil adalah senyawa organik yang mudah menguap, terdiri dari
kelas senyawa kimia organik dengan berat molekul rendah. Senyawa ini
mendekati senyawa atau zat tersebut (Masriany et al., 2020). Tanaman yang
memiliki aroma yang kuat dapat menarik serangga dari berbagai fase perilaku
Pengaplikasian perangkap dengan buah nanas memberi hasil yang sangat baik
31
atraktan diaplikasikan di lapangan dengan menggunakan perangkap. Serangga
yang tertarik dengan atraktan akan mendatangi sumber aroma atau atraktan yang
2017).
warna dan tinggi perangkap. Warna perangkap selalu dihubungkan dengan warna
buah yang masak, sedangkan tinggi perangkap secara tidak langsung berhubungan
dengan faktor lingkungan seperti angin dan suhu udara. Kecepatan angin dan
temperatur yang tinggi akan mempercepat penguapan sehingga lebih cepat ketika
tanduk yaitu
ukuran 3 meter
dilubangi perangkap pada bagian sisi kiri, kanan dan bawah menggunakan
paku.
32
9. Perangkap diisi beberapa potongan buah nanas yang telah dipotong-potong
10. Perangkap yang telah diisi potongan buah nanas dipasang digawangan
tanaman sawit sesuai dengan ketinggian yang telah ditentukan dan harus
tertancap kuat. Perangkap kumbang tanduk dapat dilihat pada gambar 11.
Hari ke-
Kawasan
1 2 3 4 5
Kawasan bibit 3 HST 0 0 1 1 0
Kawasan TBM
Kelapa Sawit Umur 1 2 0 0 0 0
tahun
sebanyak 2 ekor kumbang, yaitu pada hari ke-3 dan 4. Pada kawasan bibit 3 hari
setelah tanam, didapatkan 2 ekor kumbang tanduk pada pengamatan hari ke-1.
perangkap.
33
Gambar 12. Kumbang tanduk masuk perangkap
34
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Praktik Kerja Profesi (PKP) merupakan suatu pelatihan yang dirancang untuk
terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan umum dan kegiatan khusus. Pada kegiatan
pengendalian hama.
Dalam melakukan PKP ini memiliki kegiatan khusus yang dilakukan yaitu
senyawa volatil yang berguna untuk menarik Oryctes rhinoceros masuk ke dalam
terdiri dari 5 hari pengamatan di kawasan TBM yang berumur 1 tahun dan 5
hari pengamatan di tanaman kelapa sawit 3 HST yang baru ditanam (bibit
7.2 Saran
dan menyebarkan kebermanfaatan dari apa yang telah dilakukan saat PKP.
DAFTAR PUSTAKA
Bandu, M. L., D. Tarore dan R.W. Tairas. 2017. Serangan hama kumbang
(Oryctes rhinoceros L.) pada tanaman kelapa (Cocos nucifera L.) Di Desa
Mapanget Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal
Perlindungan Tanaman. 1(4): 4-5.
Dinas Perkebunan Provinsi Riau. 2014. Data Kerusakan Kelapa Sawit di Riau.
Dinas Perkebunan Kelapa sawit. Pekanbaru.
Hayata, H., I. Nursanti dan P. Kriswibowo. 2020. Pengaruh jarak tanam yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan produksi kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq). Jurnal Media Pertanian. 5 (1) : 22-26.
Junaidi. 2016. Analisis Pendapatan Usaha Tani Kelapa Sawit Di Desa Panton
Pange Kecamatan Tripa Makmur Kabupaten Nagan Raya. Skripsi.
Universitas Tengku Umar. Aceh.
Lubis, R. E. dan A. Widanarko. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Agro Media.
Jakarta.
Masriany, A. Sari dan D. Armita. 2020. Diversitas senyawa volatin dari berbagai
36
jenis tanaman dan potensinya sebagai pengendali hama yang ramah
lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Biologis di Era Pandemi Covid-
19. UIN Alauddin Makassar. 6(1): 475-481.
Nasution, S. H., C. Hanum dan J. Ginting. 2014. Pertumbuhan bibit kelapa sawit
(Elaeis guineensis Jacq.) pada berbagai perbandingan media tanam solid
decanter dan tandan kosong kelapa sawit pada sistem single stage. Jurnal
Agroteknologi. 22(1): 1-8.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). 2006. Profit Kelapa Sawit Indonesia.
PPKS. Medan.
Raharjo, A. A. 2017. Hama & Penyakit Tanaman Kenali dan Atasi. PT. Trubus
Swadaya. Depok.
Stephanie, H., N. Tinaprilla dan A. Rifin. 2018. Efisiensi pabrik kelapa sawit di
Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia. 6 (1): 27-36.
Sunarko, I. 2014. Budi Daya Kelapa Sawit di Berbagai Jenis Lahan. Agro Media.
Jakarta.
37
Sutarta, E. S., S. Rhutomo dan W. Darmosarkoro. 2003. Teknologi Pemupukan
Tanaman Kelapa Sawit. dalam Lahan dan Pemupukan Kelapa Sawit. Pusat
Penelitian Kelapa Sawit. Medan.
38
LAMPIRAN
39
9. Dokumentasi dengan Perangkap 10. Pemusnahan kumbang tanduk
dengan diinjak
40