Laporan Praktikum TPP Kelompok 3
Laporan Praktikum TPP Kelompok 3
Laporan Praktikum TPP Kelompok 3
KELOMPOK 6
Tiara Zahra Nabila 200310044
Kelvin Maulana 200310167
Nurhidayati 200310181
Siti Khafizah 210310030
Ahmad Mulkhan 210310089
Fidela Damayanti 4442220171
ASISTEN LABORATORIUM
Tajuk Tangke Nate
Destriana Wulandari Siregar
2023
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................
PRAKTIKUM 1. Pengaruh Pengemasan Terhadap Mutu Sayur Selama
Penyimpanan..........................................................................................................
1. PENDAHULUAN...............................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................................
1.2 Tujuan Praktikum........................................................................................................
1.3 Manfaat Praktikum.....................................................................................................
2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
2.1 Pengolahan Pasca Panen Sayur..................................................................................
2.2 Wortel (Daucus carota)..............................................................................................
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Wortel..................................................................................
2.2.2 Morfologi Tanaman Wortel.................................................................................
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Wortel................................................................................
3. METODOLOGI.................................................................................................
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................................................
3.2 Alat dan Bahan...........................................................................................................
3.3 Langkah Kerja.............................................................................................................
4. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................
4.1. Hasil...........................................................................................................................
4.2. Pembahasan.........................................................................................................
5. PENUTUP.........................................................................................................
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................
5.2 Saran.........................................................................................................................
ii
iii
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
1. PENDAHULUAN
1
2
Secara umum, 30- 40% produk hortikultura tidak dapat diterima oleh
konsumen akibat pembusukan yang disebabkan oleh faktor fisik, mekanik dan
biologis. Pengelolaan pascapanen produk hortikultura penting untuk mengurangi
limbah pascapanen, memperpanjang umur simpan dan keamanan pangan.
Olehkarena itu, strategi penanganan pascapanen membantu meminimalkan risiko
kontaminasi mikroba dan perkembangan patogen selama penyimpanan. Berbagai
perlakuan dan teknik pascapanen telah digunakan untuk menjaga kualitas
pascapanen dan nilai gizi produk hortikultura (Kumar et al, 2021).
Proses metabolisme produk pasca panen dipegaruhi oleh beberapa faktor
baik internal maupun eksternal. Pengemasan dan penyimpanan yang tepat adalah
salah satu cara untuk mempertahankan mutu dan memperpanjang umur simpan
dengan cara menghambat kerusakan yang terjadi. Pengemasan merupakan suatu
cara dalam memberikan kondisi sekeliling yang tepat bagi bahan pangan dan
dengan demikian membutuhkan pemikiran dan perhatian yang besar.
Pengemasan akan memberikan perlindungan pada produk pascapanen dari
pengaruh lingkungan.
2
2. TINJAUAN PUSTAKA
3
4
7
8
4.1. Hasil
Tabel 1. Perubahan Berat Wortel
Hari Pengamatan
Perlakuan
1 2 3 4 5
Kontrol 230 200 180 170 140
Plastik Tanpa
220 220 220 190 210
Lubang
Plastik Dengan
200 200 200 170 160
Lubang
Perubahan Berat
700 Wortel
600
500
400
300
200
100
0
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5
plastik dengan lubang 200 220 200 170 160
plastik tanpa lubang 220 220 220 190 210
kontrol 230 200 180 170 140
8
9
4.2. Pembahasan
Wortel adalah tanaman penyimpan karbohidrat dalam jumlah
besar untuk dapat tumbuh dan berbunga, termasuk tanaman umbi akar
10
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu:
1 Komoditas hortikultura khusus nya wortel akan lebih tahan lama
kesegarannya bila dilakukan pengemasan. Pengemasan dengan
menggunakan plastik akan lebih bagus hasilnya dari pada tanpa
kemasan. Kesegaran akan lebih bertambah jika produk yang telah
dikemas dengan plastik disimpan dalam ruang pendingin.
2 Gejala-gejala kerusakan pada wortel yang disimpan dalam ruang
laboratorium memiliki gejala yang berbeda. Pada perlakuan
kontrol menunjukkan gejala kelayuan atau perubahan warna yang
lebih cepat dibandingkan dengan perlakuan dibungkus tanpa
lubang dan dibungkus berlubang.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk alat alat praktikum terutama di laboratorium
ini untuk memperbaiki alat alat yang tersedia di laboratorium dan
harapan untuk kedepannya ada penambahan alat alat di laboratorium
ini karena untuk laboratorium ini alat alatnya belum memadai dan
masih banyak untuk di perbaiki lagi.
17
1. PENDAHULUAN
2018). Kitosan berfungsi sebagai edible coating pada buah yang dapat
meningkatkan masa simpan buah (Han et al., 2014). Selain itu,
kitosan juga berfungsi untuk meningkatkan penampakan fisik buah,
mengontrol pertukaran gas (O2, CO2, dan etilen) dan mengontrol
perubahan fisiologi, mikrobiologi, dan fisikokimia pada produk
21
2. TINJAUAN PUSTAKA
terserang hama dan penyakit, busuk, buah yang tidak normal bentuk,
ukuran dan tingkat ketuaannya (terlalu muda/ terlalu tua).
Pengkelasan dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. Umumnya
persyaratan mutu buah pisang yang akan diekspor adalah seragam
baik tingkat ketuaan, ukuran maupun kultivarnya. Buah mempunyai
bentuk bagus, ukuran dan jumlah buah/sisir tertentu, tangkai buah
pada sisiran kuat,
24
Infrakingdom :
Streptophyta
Superdevisision :
Embryophyta
Devision :
Tracheophyta
Subdevision :
Spermatophyta
30
Class : Magnoliopsida
Superorder : Lilianae
Order : Zingiberales
Family : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa paradisiaca
Subspecies : Musa brachycarpa Back
3. Morfologi Buah
Posisi buah pada pisang awak melengkung ke atas. Pisang
awak memiliki panjang 9 cm, bentuk buah lurus di bagian distal,
potongan melintang buah bergerigi sedikit, pucuk buah berujung
dengan sisa relix bunga di apeks buah
32
tanpa sisa bunga, panjang tangkai buah kurang dari 10 mm, dan
lebar 7 mm. Warna kulit buah hijau, warna buah dewasa kuning,
ketebalan kulit buah 2 mm dengan pulp dalam buah, warna pulp
sebelum matang berwarna putih, dan warna pulp saat matang
berwarna cream yang memiliki tekstur yang lembut dengan rasa
yang manis
Pisang awak merupakan pisang yang bergenotip ABB.
Triploid ABB dapat diproduksi ketika gamet betina yang tidak
tereduksi dari hibrida diploid interspesifik dibuahi oleh gamet
jantan haploid dari pisang diploid genom B. Pisang triploid juga
dapat menghasilkan gamet betina yang tidak tereduksi dan ketika
dibuahi oleh gamet jantan haploid mereka menghasilkan
tetraploid. Hibrida interspesifik yang dihasilkan akan berbeda dari
autopoliploid karena mereka akan terdiri dari dua genom yang
berbeda. Kebanyakan pisang yang dapat dimakan adalah pisang
hibrida. Menurut konsep spesies morfologis dan tanpa mengetahui
asal-usulnya, mereka akan dianggap sebagai spesies lain yang
berbeda dari spesies yang sama sekali berasal dari masing-masing
dua spesies liar
Pseudostem pisang awak sebagian besar adalah kuning
kehijauan dengan sedikit atau tanpa pigmentasi merah muda di
selubung bawah, beberapa klon tidak berbintik-bintik sama sekali
sementara yang lain memiliki berbagai tingkat bintikbintik. Warna
bercak juga bervariasi meskipun warna hitam mendominasi.
Diantara pisang didataran tinggi ada klon yang getahnya tidak
menetes ketika batang semu disayat atau ketika daun dipotong
dari tanaman. Warna dan kekentalan getah yang menetes
bervariasi dari hampir bening encer hingga cairan kental seperti
susu.89 Penampilan pseudostem kusam dengan terdapat lilin.
Getah pseudostem pada pisang awak terdapat asam askorbat,
saponin, tannin dan flavonoid. Saponin memiliki fungsi yang
dapat meningkatkan pembentukan pembuluh darah yang baru
33
2. Curah Hujan
3. Suhu
4. Media Tanam
5. Ketinggian Tempat
pisang pada ketinggian yang tidak lebih dari 1.600 meter di atas
permukaan laut. Ada juga pisang yang dapat tumbuh baik pada
ketinggian di bawah 1.000 meter di atas permukaan laut,
diantaranya adalah pisang ambon, pisang nangka, dan pisang
tanduk.
39
3. METODOLOGI
4.1. Hasil
Tabel 4. Pengamtan perubahan pisang selama proses pemasakan
Hari Warna (indra Berat Tekstur Aroma Rasa PTT
penglihatan) (gram) (ditekan) (indra (indra Refraktom
penciuman) perasa) eter- ◦Brix
1 Tidak
Hijau muda 81 Keras Kelat 4,56%
menyengat
2 Tidak
Hijau tua 80 Keras Kelat 2,53%
menyengat
3 Hijau Tidak
80 keras Kelat 3%
kekuningan menyengat
4 Hijau Tidak
78 Lunak Kelat 11,5%
kekuningan menyengat
5 Kuning 77 Lunak Menyengat Manis 23,43%
6 kuning 76 Lunak Menyengat Manis 23,23%
20
15
10
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
41
Penurunan bobot buah pada buah segar dan sayuran terjadi pada kulit
buah akibat perbedaan tekanan yang dapat menyebabkan pelunakan
buah, pemasakan buah, dan penuaan yang diakibatkan oleh reaksi
metabolisme (Maqbool et al., 2011). Sugistiawati (2013) bobot pisang
menyusut seiring dengan lamanya penyimpanan, setelah 2 sampai 4
hari bobot pisang mulai berkurang bersamaan dengan perubahan-
perubahan pada proses pematangan. Menurut Sabrina (2012) susut
bobot pisang yang meningkat menunjukkan bahwa pisang
menggunakan cadangan makanannya untuk proses metabolisme.
Peningkatan permeabilitas membran setelah respirasi dapat
mengakibatkan hilangnya kelembaban melalui kulit (Sembok et al.,
2016). Laju penyusutan ini dipengaruhi karena hilangnya air dalam
buah. Hilangnya air disebabkan adanya proses transpirasi pada kulit
buah yang berpengaruh terhadap bobot buah, Susut bobot yang cepat
umumnya dipengaruhi oleh suhu.
Menurut Hailu et al., (2014) Tingginya presentase susut bobot
buah pisang memiliki luas permukaan yang besar sehingga dapat
kehilangan lebih banyak air daripada buah-buahan yang ukurannya
lebih kecil. Selain itu, susut bobot juga dapat dikaitkan dengan
kelembaban relatif tempat penyimpanan yang rendah dari kelembaban
relatif yang direkomendasikan.
Perubahan suhu yang semakin tinggi dalam ruang penyimpanan
akan menyebabkan susut bobot buah yang semakin meningkat. Pada
PTT( padatan total terlarut) buah pisang semakin meningkat dari 3,33
hingga akhirnya mencapai 22,7. Hasil penelitian Yap et al., (2017)
menunjukkan bahwa rasio PTT/ATT Meningkat seiring dengan
kematangan pisang. Penurunan kadar keasaman dan kenaikan kadar
gula total dapat menyebabkan rasa pisang menjadi lebih manis saat
pematangan berlangsung. Rasio PTT/ATT dapat digunakan sebagai
metode objektif untuk mengetahui kualitas sensorik. (Nurfazizah et
al., 2019).
Tekstur pada buah pisang pada hari pertama keras dan agak
44
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu:
1. Tekstur selama pemasakan pada buah pisang yaitu buah
mengalami lembek pada setiap harinya selama dilakukan
pengamatan. Sehingga semakin hari semakin meningkat
teksturnya.
2. Aroma pisang selama pemasakan, pada awalnya aromanya belum
begitu keluar. Setelah beberapa hari pengamatan aroma pisang
mulai khas tercium. Rasa pisang disaat hari pertama masih sedikit
getir, hari-hari berikutnya rasany mulai tersa manis.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk alat alat praktikum terutama di laboratorium
ini untuk memperbaiki alat alat yang tersedia di laboratorium dan
harapan untuk kedepannya ada penambahan alat alat di laboratorium
ini karena untuk laboratorium ini alat alatnya belum memadai dan
masih banyak untuk di perbaiki lagi.
47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN