153-Article Text-597-1-10-20220719
153-Article Text-597-1-10-20220719
153-Article Text-597-1-10-20220719
ABSTRAK
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu pada di Indonesia tahun 2020 mencapai 462 setiap
100.000 kelahiran hidup. Preeklamsia yaitu sejumlah tanda gejala spesifik yang muncul
sewaktu kandungan pada umur kehamilan ≥20 minggu (terkecuali pada masalah
trofoblastik), gejala tersebut meliputi hipertensi yang disertai adanya protein dalam urine.
Dampak preeklamsia bagi ibu hamil dapat menyebabkan penurunan kesadaran, jika
preeklamsia sudah parah bisa disertai kejang. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk
mengetahui gambaran tinjauan literatur tentang faktor resiko yang berpengaruh pada
terjadinya preeklamsia.
Subjek dan Metode : Penelitian ini menggunakan literature review dari berbagai jurnal
internasional dan nasional. Pencarian artikel memakai database: Google Scholar maupun
Pubmed. Beberapa kata kunci yang dipakai: “ibu hamil” OR “ibu bersalin” AND preeklamsia
OR eklamsia OR eklamsia AND “faktor resiko” OR “risk factors” Metode ini bertujuan dalam
penambahan untuk memahami pada topik yang dibahas dengan cara merangkum topik
yang akan dibahas. Metode tersebut memberikan wawasan fakta/ analisis baru maupun
tinjauan literature memberikan rangkuman publikasi yang baik maupun relevan selanjutnya
dibandingkan dengan hasil yang telah disajikan pada artikel.
Hasil : dari 11 artikel yang sudah memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi, 8 artikel
dengan desain penelitian case control, 2 artikel cross sectional dan 1 artikel restropective
cohort study.
Kesimpulan dan Saran: Pemicu resiko yang memiliki hubungan pada kejadian preeklamsia
meliputi umur ibu hamil beresiko nuliparitas, primigravida, faktor ekonomi, riwayat
preeklamsia sebelumnya, paritas, tingkat, pendidikan, pemanfaatan ANC, Masa gestasi, IMT
sebelum hamil, Riwayat abortus, Riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal, Keturunan,
Kehamilan ganda, Riwayat penyakit (hipertensi kronik, diabetes, penyakit ginjal, dan
obesitas), Hipertensi, Diabetes, Obesitas. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini menjadi meta-anlisis untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari masing-masing faktor.
ABSTRACT
Background: The maternal mortality rate in Indonesia in 2020 reached 462 per 100,000
live births. Preeclampsia is some specific symptoms that only appear during pregnancy at
20 weeks of gestation (except for trophoblastic problems), these symptoms include
hypertension accompanied by the presence of protein in the urine. The impact of
preeclampsia on pregnant women can cause a decrease in consciousness, if preeclampsia
is severe it can be accompanied by seizures. The purpose of this study is to determine the
risk factors that influence the occurrence of preeclampsia.
Subjects and Methods: This was a literature reviews study. The articles used were
obtained from PubMed, and Google Scholar. Several passwords were used: "pregnant
women" OR "mothers in labor" AND preeclampsia OR eclampsia OR eclampsia AND "risk
factors" OR "risk factors" This method aims to increase understanding of the topics
discussed by summarizing the topics to be discussed. This method provides insight into
new facts/analyses as well as a literature review providing a summary of good and relevant
publications that are further compared with the results that have been presented in the
article.
Results: of 11 articles that met the inclusion and exclusion criteria, 8 articles with a case-
control study design, 2 cross-sectional articles, and 1 retrospective cohort study article.
Conclusion: Risk triggers that have a relationship with the incidence of preeclampsia
include the age of pregnant women at risk for nulliparity, primigravida, economic factors,
previous history of preeclampsia, parity, level, education, use of ANC, gestational period,
BMI before pregnancy, history of abortion, history of hormonal contraceptive use, Heredity,
Multiple pregnancies, Medical history (chronic hypertension, diabetes, kidney disease, and
obesity), Hypertension, Diabetes, Obesity.
Tabel 1. Karakteristik artikel berdasarkan penulis, tahun, judul, tenpat, metode dan ringkasan
hasil penelitian.
Sutiati Bardja (2020) RSUD Case control Adanya sehubungan antara umur (p
“Faktor resiko Arjawinangun 0.000), pariitas (p 0.003), kependidikan
kejadian preeklamsia tahun 2019 (p 0.000), memilikir riiwayat preeklamsia
berat/eklamsia pada (p 0.000), terdpat riiwayat penyakit pada
ibu hamil” keluarga (p 0.000), BB mengalami
kenaikan (p 0.000), frekuensi pada janin
(p 0.061), maupun mengkonsumsi pada
kalsium (p 0.000) pada terjadinya
preeklamsia berat/ eklamsia terhadap
ibu mengandung pada ruang VK RSUD
Arjawinangun Kabupaten Cirebon tahun
2019.
Tak terdapat kemaknaan sehubungan
secara statistik antara ekonomi (p
0,640), perokok yang pasif (p 0,681)
maupun pekerjaan (p 0,469) pada
terjadinya preeklamsia berat/eklamsia.
Rini Anggraeny Puskesmas Case control Usia (OR= 0,892; CI 95% 0,395-2,012)
(2020), “Fakto resiko Pare Pemicu resiko pada preeklamsia adalah
kejadian preeklamsia kestatusan ekonomi (OR = 6,081; CI
di kota pare” 95% 2,242-16,489)
Keriwayatan PE sebelumnya (OR =
7,034; CI 95% 1,340-36,933)
Pariitas (OR = 1,754; CI 95% 0,679-
4,53)
Riwayat pada tekanan darah meningkat
(OR = 1,862; CI 95% 0,575-6,034)
sikarenakan skor Lower limit dan Upp
Limit yang mencakup angka 1
Tingkat pendidikan ibu (OR = 5,375; CI
95% 2,133-13,544) karena nilai Lower
Limit dan Upper Limit tidak mencakupi
angka 1.
Varibel nan amat memiliki resiko pada
terjadinya preeklamsia adalah
memanfaatkan ANC pada nilai OR +
10,597 (CI 95% 3,670-30,595). Penilaian
uji statistik memperlihatkan
bahwasannya variabel memanfaatkan
ANC dengan signifkan yang memiliki
resiko pada terjadinya preeklamsia
sejumlah 10,597 kali.
Ima Yustina (2015), RSKIA kota Case control Tidak adanya sehubungan antar usia ibu
“Hubungan Umur dan Bandung melahirkan pada terjadinya preeklamsia
Paritas Ibu Bersalin di RSKIA kota Bandung, pada p value =
dengan Kejadian Pre- 0,284 > 0,05
Eklamsia” Analisis sehubungan didapatkan skor p
value = 0,718 > 0,05 yang diartikan tidak
adanya sehubungan antar paritas pada
terjadinya preeklamsia di RSKIA kota
Bandung
Marlina, Dan Yovita Rumah Sakit Case control Uji Odd Ratio, hasil Risk Odd Ratio
Sakona, (2019), H.M Djafar didapatkan skor p value untuk Odd Ratio
“Faktor yang Harun (OR)= 4.259 (95% CI =1.488-12.192).
berhubungan dengan Dimana usia memiliki resiko terjadinya
kejadian preeklamsia preeklamsia sejumlah 4.259 kali
pada ibu hamil” Hasil Risk Estimate dipereoleh nilai p
value untuk Odd Ratio (OR) = 5.622
(95% CI = 1.922-16.450)
Sehubungan antar jarak kandungan
pada terjadinya preeklamsia terhadap
kandungan ibu dengan hasil Risk
Estimate dipereoleh nilai p value untuk
Odd Ratio (OR) = 4.911 (95% CI
=1.591-15.157)
Hasil analisis stastik pada ujii Odd Ratio,
hasil Risk Estimate diperoleh nilai p
value dalam Odd Ratio (OR) = 3.215
(95% CI = 1.150-8.987)
Herdian Putri, dan RSUD Kalisat Case control Diperoleh hasil signifikasi 0,037. pada
Warih Respitowati Kabupaten tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) dan df
(2018), “Determinan Jember = 1, (0,037) <0,05. terdapat hubungan
Kejadian yang signifkan antar paritas pada
Preeklamsia” terjadinya preeklamsia pada RS Kalisat
Jember
Diperoleh hasil signifikan 0,023. Pada
tingkat keyakinan 95% (α = 0,05)
maupun df=1 (0,000) , 0,05. terdapat
sehubungan yang paritas pada
terjadinya preeklamsia diRSD Kalisat
Jember
Renita Muzalfah, Dan Kabupaten Case control Adanya sehubungan yang signifikan
Yunitapuspita Santik, Brebes antar umur pada terjadinya preeklamsia
(2018). “Kejadian (p value = 0,016, OR = 3,750 dengan
Preeklamsia pada Ibu 95% CI=1,383-10,169
Bersalin” Tak ada hubungan antar graviditas
pada terjadinya preeklamsia (p value =
1,000, OR = 1,138 dengan 95% CI =
0,420-3,089.
Tidak terdapat sehubungan antar
paritas pada kejadiaan preeklamsia (p
value = 0,784, OR= 0,741 dengan 95%
CI = 0,252-2,175)
Terdapat sehubungan yang memiliki
makna antar umur kehamilan pada
terjadinya preeklamsia (p value =
0,014, OR= 4,008 dan 95% CI = 1,428-
11,247.
Tidak adanya sehubungan yang
signifikan antar IMT sebelum hamil
pada kejadiaan preeklamsia ( p value=
0,106 dengan 95% CI = 0,800-61,869)
Adanya sehubungan yang memiliki
makna antar pemeriksaan ANC pada
terjadinya preeklamsia ( p value =
0,031, OR=3,273 dengan 95% CI=
1,224-8,748).
Adanya sehubungan yang memiliki
makna antar keriwayatan hipertensi
pada terjadinya preeklamsia ( p value=
0,026, OR= 3,574 dengan 95% CI=
1,275-10,014)
Adanya sehubungan yang memiliki
makna antar riwayat tekanan darah
meningkat pada terjadinya preeklamsia
(p value= 0,03, OR=3,333 dengan 95%
CI= 1,235-8,997)
Tidak adanya sehubungan yang
memiliki makna antar riwayat abortus
pada terjadinya preeklamsia ( p value=
1,000, OR=0,856 dengan 95% CI =
0,287-2,556).
Adanya sehubungan yang memiliki
makna antar riwayat pemakaian
kontrasepsi hormonal pada terjadinya
preeklamsia ( p value= 0,028, OR=
3,431 dengan 95% CI= 1,251-9,404)
Novita Lusina (2015), RSUD Arifin Case Tak terdapat sehubungan yang
“Faktor-faktor yang Achmad Control signifikan antar umur pada kejadiaan
Berhubungan dengan Provinsi Riau preeklmsia (p=0,054)
Kejadian Preeklamsia Tak terdapat sehubungan yang
pada Ibu Bersalin” signifikan antar paritas pada
preeklamsia dengan hasil uji statistic p
value 0.313, berarti pada α = 5%
Terdapat sehubungan yang signifikan
antar pemicu keturunan pada kejadian
preeklamsia hasil uji statistic nilai p
value 0.001, berarti pada α = 5%,
Analisa pemicu resiko pada keturunan
diperoleh OR = 7.110
Tak terdapat sehubungan antar
kandungan kembar pada terjadinya
preeklamsiia. Diperoleh hasil dari uji
nilaii p = 0.612 (p>0.05)
Terdapat sehubungan antar riwayat
maalah/penyakt yang lalu pada
preeklamsia dengan diperoleh uji
statistik skor p value 0.01, berarti pada
α=5%
Anna Rufaidah (2017) RSU PKU Case Umur ibu pada skor p-value sejumlah
“Faktor-Faktor yang Muhammadiya control 0.022 maupun hasil Exp (B) 3,486
Berhubungan dengan h Bantul Hasil uji chi-square menunjukkan tak
Kejadian Preeklamsia adanya sehubungan yang signifikan
pada Ibu Hamil” antar pariitis pada terjadinya
preeklamsia (p-value = 0,076, OR =
1,628)
Adanya sehubungan yang signifikan
antar ibu yang mempunyai riwayat
tekanan darah meningkat pada
terjadinya preeklamsia terhadap ibu
yang mengandung (p =0,013) skor QR-
4,125
Obesitas tidak ada hubungan yang
signifikan , terdapat 26 responden
(6,4%) yang kelebihan BB pada nilai uji
chi-square p=0,281 maupun skor
QR=0,761.
Tidak terdapat sehubungan antar
diiabetes mellitus pada kejadiaan
preeklamsiia terhadap ibu dengan
kandungan dengan nilai p=0,907 dan
nilai QR=4,622
Tak adanya sehubungan antar
kandungan kembar pada kejadian
preeklamsia-eklamsia di RSUD Raden
Mattaher Jambi (p = 0,620)
Gama, Dan Azizah RSUD Cross Terdapat hubungan signifikan antara
Nurdin (2020), “Analis Prof.DR.H.Aloe sectional masa gestasi dngan terjadinya
Hubungan h Saboe preeklamsia, hasil analisiis data pada
Preeklamsia-Eklamsia chi-square, memakai tingkat signifikan
Gravidarum dengan p<0,05 menunjukan hasil p value =
Kejadian Persalinan 0,00. Berdasarkan nilai OR = 9.000
Premtur Pada Ibu
Bersalin”
Rahmawati (2021), RSKDIA Pertiwi Cross Uji Chi-square diperoleh hasil nilai
“Faktor yang Makasar sectional kemaknan p = 0.594 >α = 0.05, yang
Berhubungan dengan diartikan Ha ditolak maupun Ho
Kejadian Preeklamsia diterimanya jadi tak terdapat
pada Ibu Hamil” sehubungan antar usia pada terjadinya
preeklamsia.
Uji statistik Chi-square dimana p value
= 0.007 <α = 0.05, menunjukan
bahwasannya terdapat sehubungan
antar paritas ibu pada terjadinya
preeklamsia di RSKDIA Pertiwi
Makasar
Dwi Ertiana, dan Suci RSUD Retrospecti P value = 0,000 <α = 0,05, maupun skor
Retno Wulan (2019), Kab.Kediri ve cohort koefisien kontigensi =0,376 yang diartikan
“Hubungan Usia adanya sehubungan yang rendah maupun
dengan Kejadian skor CI= 2,962-10,718. Sedangkan nilai
Preeklamsia pada Ibu OR = 5,6
Hamil”