0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
0 tayangan10 halaman

TELAAH JURNAL STASE MATER_KHAIRINA M (1)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 10

TELAAH JURNAL NASIONAL DAN INTERNASIONAL

STASE MATERNITAS

Disusun Oleh :
Khairina m
(24149010039)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2024/2025
1. Telaah 4 Jurnal Nasional
 Judul : Hubungan kehamilan Gemeli dan Partus Ibu dengan kejadian
Preklampsia di RSUD Arifin Achmad
 Penulis : Rozikhan, Hayati, Prawiwohardjo.
 Tahun terbit : 2014

P Preeklampsia adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hipertensi,


proteinuria, dan edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam
postpartum. Umumnya terjadi pada trimester III kehamila Preeklampsia
merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi pada ante
partum, intra partum dan post partum.
I Meskipun sudah mengalami penurunan AKI di Provinsi Riau tetapi kita
sebagai tenaga kesehatan harus bisa terus menurunkan AKI dan juga
diperlukan perhatian serta penanganan yang serius terhadap ibu hamil
dengan penyakit preeklampsia. Peningkatan kunjungan antenatal pada
trimester terakhir me- mungkinkan untuk mendeteksi dini preeklampsia
yang bila tidak dikelola dengan baik bisa menjadi eklampsia.
C Penyebab timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara
pasti, tetapi pada umumnya disebabkan oleh (vasospasme arteriola).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 68 persalinan ibu
yang mengalami preeklampsia adalah 34 orang ibu bersalin, yang
mengalami gemeli yaitu 28 (82,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa dari
34 ibu bersalin yang mengalami preeklampsia lebih banyak yang gemeli
yaitu sebanyak 28 ibu bersalin.
O Hasil menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa seorang ibu yang
mengalami hamil pertama mempunyai kecenderungan untuk mengalami
preeklampsia berat. Hasil uji chi square diperoleh bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara paritas dengan terjadinya preeklampsia
berat dengan (P=1,0). Kenyataan pada penelitian ini tidak ada hubungan
yang bermakna antara paritas dengan kejadian preeklampsia

 Judul : karakteristik penyebab terjadinya ketuban pecah dini di rsud


dr. abdul moeloek prov lampung
 Penulis : nurul isnaini
 Tahun Terbit : 2014

P ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda


persalinan, dan setelah ditunggu satu jam belum dimulainya tanda
persalinan. Bahaya ketuban pecah dini adalah kemungkinan infeksi
dalam rahim dan persalinan prematuritas yang dapat meningkatkan
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi. Ketuban pecah dini
menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam
rahim, sehingga memudahkan terjadinya infeksi asenden. (Manuaba,
2012)
I Insiden ketuban pecah dini lebih tinggi pada wanita dengan kelainan
letak. Salah satu contoh kelainan letak yaitu presentasi bokong atau
letak sungsang dimana keadaan tersebut dapat berlangsung lama karena
yang menekan jalan lahir bukan kepala melainkan bokong sehingga
berakibat pembukaan menjadi lama dan mudah untuk menjadi ketuban
pecah dini,
Pada kehamilan trimester akhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah
air ketuban relative berkurang. Karena bokong dengan tungkai yang
terlipat lebih besar dari pada kepala maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas difundus uteri, sedangkan kepala
berada dalam ruangan yang lebih kecil disegmen bawah uterus. Letak
sungsang dapat memungkinkan ketegangan rahim meningkat, sehingga
membuat selaput ketuban pecah sebelum waktunya
C Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Febrina hilda mengenai Gambaran Faktor- Faktor Penyebab Terjadinya
Ketuban Pecah Dini di Ruang
Kebidanan RSUD Nusa Tenggara Barat Tahun 2006. Hasil penelitian
ini menunjukkan angka kejadian kelainan letak sebanyak 35 orang
(43,75%) yakni yang mengalami letak sungsang 29 orang (36,25%) dan
letak lintang 6 orang (7,5%).
O Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik penyebab terjadinya ketuban pecah dini
berdasarkan gemeli sebanyak 15(10%).
2. Karakteristik penyebab terjadinya ketuban pecah dini
berdasarkan makrosomia sebanyak 10(6,7%).
3. Karakteristik penyebab terjadinya ketuban pecah dini
berdasarkan letak lintang sebanyak 7(4,7%).
4. Karakteristik penyebab terjadinya ketuban pecah dini
berdasarkan letak sungsang sebanyak 40(26,7%).

 Judul : Hubungan Ketuban pecah dini dengan kejadian


Persalinan Prematur di Rumah Sakit Bersalin Permata Hati Kota Metro
 Penulis : Yosita salindri,
 Tahun terbit : 2024

P Persalinan prematur adalah persalinan yang dimulai setiap saat


setelah awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-
37. Kejadian persalinan premature berbeda pada setiap negara. Di
Negara Maju angka kejadian persalinan premature berkisar antara
5-11%. Persalinan prematur disebabkan berbagai faktor,
diantaranya yaitu umur, tingkat pendidikan, paritas, jarak
kehamilan, riwayat abortus, KPD, Gemeli dll.
I ditemukan adanya ibu bersalin yang tidak mengalami KPD juga
mengalami persalinan prematur, dimana hal tersebut dapat
disebabkan karena meskipun ibu tidak mengalami KPD namun
dapat saja ibu memiliki faktor resiko lain untuk mengalami
persalinan prematur. Karena adanya hubungan antara KPD dengan
kejadian persalinan prematur maka diperlukan ANC yang rutin
C Masa yang berkaitan dengan Angka Kematian Bayi (AKB)
diantaranya adalah masa kehamilan dan persalinan karena usia
kehamilan merupakan salah satu predikator penting bagi
kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya. Salah satu
masalah yang berhubungan dengan persalinan diantaranya adalah
persalinan premature.
O Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa insidensi kejadian
persalinan prematur di RSB Permata Hati Tahun 2020 adalah
sebesar 8,36% hal ini mungkin dikarnakan oleh masih cukup
tingginya kasus kejadian KPD sehingga masih meningkatkan
kejadian prematur itu sendiri. Maka diperlukan upaya dari tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
yang tepat pada ibu hamil agar resiko ibu untuk mengalami
persalinan prematur dapat dihindarkan serta memberikan
konseling tentang perawatan bayi prematur pada ibu yang
mengalami persalinan prematur agar ibu dapat merawat bayi
prematurnya dengan baik

 Judul : Hubungan atara umur Kehamilan Ganda Hipertensi


dan Anemia dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
 Penulis : Anjas dwi purwanto, Chatrina Umbul.
 Tahun terbit : 2010

P Angka Kematian Bayi (AKB) adalah indikator pertama dan utama


dalam menentukan derajat kesehatan anak sebagai cerminan dari
status kesehatan masyarakat. Sebagian besar penyebab kematian
bayi dan balita adalah karena masalah yang terjadi pada bayi baru
lahir atau neonatal (umur 0-28 hari)
I Seorang wanita saat hamil masih diperbolehkan untuk
melakukan aktivitas sehari- hari atau bahkan bekerja di luar
rumah. Hal yang harus diperhatikan adalah jenis pekerjaan
dan beban kerja dalam pekerjaan itu. Wanita hamil yang
berada dalam keadaan stres dapat mempengaruhi perilaku
dan tindakan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi untuk diri
sendiri serta janin yang dikandungnya. Keadaan stres
berpengaruh terhadap turunnya nafsu makan dan
menyebabkan masukan nutrisi berkurang sehingga akan
terjadi gangguan pada sirkulasi darah ibu ke janin melalui
plasenta. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi berat badan
bayi yang akan dilahirkan (Yuliva, 2009).
Hasil analisis bivariat hubungan antara status pekerjaan ibu dengan
kejadian BBLR secara statistik tidak signifikan yang berarti bahwa
tidak ada hubungan antara status pekerjaan ibu dengan kejadian
BBLR. Hal tersebut menunjukkan bahwa status pekerjaan ibu
tidak berisiko terhadap kejadian BBLR di RSIA Kendangsari
C Kejadian anemia meningkat seiring dengan bertambahnya umur
kehamilan. Pada saat kehamilan, ibu mengalami perubahan
fisiologis yang dimulai pada minggu ke-6. Dimana terjadi
ketidakseimbangan jumlah plasma darah dan sel darah merah.
Ketidakseimbangan ini dapat dilihat dalam bentuk penurunan
kadar hemoglobin. Rendahnya kadar Hb terutama pada kehamilan
trimester ketiga yang pada saat itu membutuhkan lebih banyak zat
besi dan terjadi pertumbuhan cepat pada janin. Hal ini akan
mempengaruhi oksigen ke rahim dan mengganggu kondisi
intrauterin khususnya pertumbuhan plasenta yang mengakibatkan
pertumbuhan janin akan terganggu sehingga berdampak janin lahir
dengan BBLR Hasil analisis bivariat antara hubungan anemia
dengan kejadian BBLR terbukti signifikan, yang berarti bahwa ada
hubungan antara anemia dengan kejadian BBLR. Hasil yang
signifikan tersebut dikarenakan ibu dengan anemia lebih banyak
terjadi pada kelompok kasus sebanyak 38 orang (63,3%)
dibandingkan dengan kelompok kontrol sebanyak 18 orang
(46,7%). Risiko kejadian BBLR dalam penelitian ini 4,030 kali
lebih besar terjadi pada ibu yang anemia daripada ibu yang tidak
anemia.
O Penelitian yang sama didukung oleh penelitian yang dilakukan
Festy (2010) dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara
anemia dengan kejadian BBLR dimana ibu dengan anemia
berisiko 3,366 kali mengalami BBLRdibandingkan dengan ibu
yang tidak anemia. Penelitian yang dilakukan oleh Merzaila (2012)
juga menunjukkan bahwa ibu yang mengalami anemia berisiko
4,397 kali mengalami kejadian BBLR.

2. Telaah 3 Jurnal Internasional


 Judul : The effect of Lemon Inhalation on emersis gravidarum in pregnant
women in first trimester
 Penulis : Nur alfi fauziah, Lailatul khusna, Aisyah
 Tahun Terbit : 2024

P mesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat


pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-
gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro,
2012)
I Penanganan emesis gravidarum pada kehamilan antara lain yaitu
farmakologis (vitamin B6, antihistamin, fenotiazin dan
metoklopramid, ondansentron, dan kortikosteroid), non
farmakologis (makan sering dalam porsi kecil, misalnya setiap dua
jam sekali, menghindari makanan berbau tajam, mencoba ngemil
crackers setelah bangun pagi, makan makanan karbohidrat tinggi,
minum jus manis di pagi hari, tidak merokok atau mengkonsumsi
minuman beralkohol, dan menggurangi stress), dan komplementer
(akupuntur, minum Lemon tea, mengulum permen mint,
spearment, aromaterapi jahe, spearment, pappermint, dan lemon.
C -
O erdasarkan jurnal tersebut rata-rata tingkat mual muntah
sebelum diberikan Inhalasi Lemon sebesar 7,13 (kategori
sedang) dengan tingkat mual muntah minimal 5 maksimal
9.
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat
pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi
hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-
gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Winkjosastro,
2012). Emesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur 20 minggu. Emesis gravidarum dalam
keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negative terhadap
kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini
berkelanjutan berubah menjadi emesis gravidarum yang
meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada kehamilan. Untuk
mengatasinya dengan pemberian obat - obat yang relative ringan

 Judul : Analysis of risk Factors for Premature rupture of Membranes in


Puskesmas Margadana
 Penulis : Resti isma mulyani,
 Tahun terbit : 2024

P KPD adalah salah satu dari banyak penyebab infeksi pada ibu baik
di masa kehamilan, persalinan maupun nifas. Kondisi ini dapat
mengancam keselamatan baik pada ibu maupun janin dari infeksi
yang dapat ditimbulkan dengan tidak adanya barrier selaput
ketuban yang melindungi janin dari lingkungan ekstra uteri. Kasus
KPD bisa terjadi dari beberapa faktor resiko yang dialami oleh ibu
pada masa kehamilan
I Ada banyak upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi
angka kematian ibu dan bayi; salah satunya adalah dengan
menerapkan program Pertemuan Kematian Ibu dan Bayi (M3) dan
upaya untuk mendeteksi ibu hamil lebih awal melalui Program
Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K),
Program Antenatal Care (ANC), dan meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan petugas kesehatan melalui beberapa pelatihan,
Asuhan Ibu dan Bayi [1]. WHO menyatakan bahwa insiden
ketuban pecah dini (KPD) ± 5-10% dari total kelahiran kehamilan
preterm 1% dan kehamilan aterm 22% dan kejadian di Indonesia
berkisar antara ± 4,5% hingga 7,6% dari total kehamilan, dengan
1% kehamilan preterm dan 22% kehamilan aterm. Jumlah kasus
ketuban pecah dini yang ditemukan di beberapa Rumah Sakit di
Indonesia sangat beragam. Misalnya, kasus di Rumah Sakit
Sardjito adalah 5,3%, Rumah Sakit Hasan Sadikin adalah 5,05%,
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo adalah 11,22%, Rumah Sakit
Pringadi adalah 2,27%, dan Rumah Sakit Kariadi adalah 5,10%
[7].
C -
O ketuban pecah dini menduduki peringkat pertama dari komplikasi
persalinan, dengan 22 kasus dari 110 kasus. Upaya pemerintah
setempat dalam menangani khususnya pencegahan kejadian KPD
sudah banyak dilakukan antara lain dengan peningkatan
pengetahuan dan pencegahan KPD yang diberikan pada saat kelas
ibu ham

 Judul : prevention of premature rupture of membranes with


supplement vitamin c in pregnancy
 Penulis : Lina dewi A, Sada Rasmada
 Tahun terbit : 2023

P Ketuban pecah dini atau PROM ( premature rufture of membrane)


adalah keluarnya cairan ketuban melalui robeknya membran
korioamnion yang terjadi sebelum nyeri persalinan di setiap usia
kehamilan (Cunningham et al, 2010).
I Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian suplemen
vitamin C pada masa kehamilan secara efektif dapat mengurangi
kejadian ketuban pecah dini atau PROM. Vitamin C terlibat dalam
pemeliharaan kolagen dan antioksidan. Vitamin C yang adekuat
dapat langsung bertindak untuk meningkatkan tiga helix mRNA
kolagen posttransciption. Selain itu vitamin C bertidak sebagai
kofaktor enzim untuk lysyl hidroksilase dan prolyl hydroxylase
untuk dapat membentuk hidroksiprolin yang menyediakan tiga
helix stabilisasi. (Niknejad H, Peirovi H, Jorjan M, Ahmadiani A,
Ghanavi J
C Ghomian et al (2013), dari hasil penelitian clinical trial juga
menemukan hasil yang serupa, dari 170 wanita hamil dengan
riwayat PPROM pada kehamilan sebelumnya, PPROM lebih
banyak terjadi pada kelompok kontrol 44.7% dan kelompok kasus
31.8% (P<0.05). PROM terjadi 34.1% pada kelompok kontrol
dan 18.8% pada kelompok kasus (p=0.05). Ketuban pecah dini
secara signifikan menurun terjadi pada kelompok kasus.
Kesimpulan penelitian ini bahwa pemberian suplemen vitamin C
100 mg setiap hari dari usia kehamilan 14 minggu dapat mencegah
PPROM dan PROM. Ghomian et al, 2013 dan Casanueva E, et al,
2005).
O Suplemen vitamin C adalah sangat penting pada wanita hamil,
kekurangan vitamin C telah terbukti mempengaruhi stuktur
plasenta dan memfasilitasi infeksi korioamnion yang dapat
menghasilkan peningkatan risiko ketuban pecah dini (PROM atau
PPROM) dan kelahiran premature. Selain itu suplemen vitamin C
dapat juga membantu mencegah pengembangan komplikasi yang
semua terkait dengan tingginya level stress oksidatif seperti
kehamilan dengan hipertensi (gestational hypertension),
pertumbuhan janin terhambat (Intrauterine Growth Retardation)
dan gestational diabetes.

Anda mungkin juga menyukai