Screenshot 2022-12-26 at 15.57.24
Screenshot 2022-12-26 at 15.57.24
Screenshot 2022-12-26 at 15.57.24
Disusun oleh :
Nio Abdi Kamukten 18334043
Cut Meutia Andela 20334764
Maharani Azzahra 21334001
Musbalah Suruj 21334002
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya akhirnya laporan akhir teknologi sediaan solid yaitu pembuatan sediaan tablet
paracetamol dengan metode granulasi basah dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini kami buat berdasarkan hasil percobaan dari kelompok kami yaitu
kelompok 1 dan dari berbagai pihak yang telah membantu proses pembuatan dari awal
sampai akhir untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu khususnya kepada Bu Amelia dan Bu Yayah selaku pembimbing kami dalam
melakukan praktikum.
Kami menyadari tentu laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga laporan ini dapat
bermanfaat untuk semua. Terima kasih
Penulis
Kelompok 1
1
DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar .............................................................................................................1
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
4. Mampu melakukan evaluasi serbuk, granul, tablet dan menganalisa
penyimpangan yang terjadi selama pembuatan tablet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tablet
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel hal. 244)
Sedangkan menurut Farmakope IV (1995), tablet adalah sediaan padat yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Kebanyakan tablet digunakan
untuk pemberian obat-obat secara oral. Tablet mempunyai beberapa keuntungan, salah
satu diantaranya tablet merupakan sediaan yang tahan terhadap pemasukan
(temperproof).
4
6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di tenggorokan,
terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi.
7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti pelepasan di usus
atau produk lepas lambat
8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk produksi besar –
besaran.
9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia,
mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik (Lachman, hlm 645)
C. Kerugian Tablet
Diantara keunggulan, tablet juga memiliki kerugian yaitu:
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada
keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis.
2. Obat sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan tau tinggi, absorbsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat di atas,
akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan dipabrikasi dalam bentuk tablet
yang masih menghasilkan bioavalabilitas obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat
yang peka terhadap oksigen atau kelembapan udara perlu pengapsulan atau
penyelubungan dulu sebelum dikempa (bila mungkin) atau memerlukan
penyalutan terlebih dahulu. (Lachman, 647-648)
D. Komponen Tablet
Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan pembantu
(eksipien) yaitu:
1. Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara signifikan dapat
berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia dari tablet jadi (akhir)
2. Pengikat (binders dan adhesive)
5
Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk meningkatkan sifat
kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan) dalam pembentukan granul yang
pada pengempaan membentuk masa kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet.
Lokasi pengikat di dalam granul dapat mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan.
3. Penghancur (disintegrants)
Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat setelah ditelan
pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum dilakukan granulasi atau selama
tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa atau pada kedua tahap proses.
4. Pelincir (lubricant)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang meningkat pada
antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama pengempaan dan
penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat pula menunjukan sifat sebagai
antilengket (anti adherant) atau pelicin (glidan)
Stickland mendeskripsikan:
• Pelincir menurunkan friksi di antara granul dan dinding cetakan kempa selama
proses pengempaan dan penolakan tablet dari lumpang.
• Antiadheran mencegah terjadinya pelengketan pada alu cetak dan selanjutnya ada
dinding cetakan.
• Pelicin meningkatkan karakteristik aliran dari granul.
5. Antiadheran
Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan tendensi mudah
tersusun/terkumpul.
6. Pelicin (glidan)
Glidan dapat meningkatkan mekanisme aliran granul dari hoper ke dalam lobang
lumpang. Glidan dapat meminimalkan ketidakmerataan yang sering
ditemukan/ditunjukan formula kempa langsung. Glidan meminimalkan kecenderungan
granul memisah akibat adanya vibrasi secara berlebihan.
Hipotesis mekanisme kerja glidan menurut beberapa penelitian :
1) Dispersi muatan elektrostatik pada permukaan granul.
6
2) Distribusi glidan dalam granul.
3) Adsorpsi preferensial gas pada glidan versus granul.
4) Meminimalisasi forsa v.d. Waals melalui pemisahan granul.Penurunan fraksi di
antara partikel dan kekerasan permukaan karena glidan teradhesi pada permukaan
granul.(Goeswin, hlm 288-291)
E. Kualitas Tablet
Tablet yang dibuat secara baik haruslah menunjukan kualitas sebagai berikut:
a. Harus merupakan produk menarik (bagus dilihat) yang mempunyai identitasnya
sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pemucatan, kintaminasi, dan lain lain.
b. Harus sanggup menahan guncangan mekanik selama produksi dan pengepakan.
c. Stabil secara fisika, kimia.
d. Mampu melepas zat berkhasiat sesuai dengan yang diharapkan.
e. Bioavailibilitas (Lachman, 1986 halaman 647-648).
f. Memenuhi keseragaman ukuran
g. Memenuhi keseragaman bobot
h. Memenuhi waktu hancur
i. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat
j. Memenuhi waktu larut (dissolution test) (Anief, M., 2005).
k. Tablet mengandung bahan obat sesuai dengan pernyataan dosis pada label dan
dalam batas yang dizinkan (spesifikasi).
l. Tablet harus cukup kuat untuk menghadapi tekanan selama proses manufaktur,
transfortasi, dan penanganan hingga sampai kepada pasien yang akan
menggunakan.
m. Tablet harus menghantarkan dosi obat pada lokasi dan kecepatan yang
dipersyaratkan.
n. Ukuran, rasa, dan tampilan tidak menurunkan penerimaan pasien. (Goeswin, hlm
304)
7
Tablet dibuat dengan jalan mengempa adonan yang mengandung satu atau
beberapa obat dengan bahan pengisi pada mesin stempel yang disebut pencetak. Mesin
pencetak tablet ada 2, yaitu pencetak tunggal atau single punch dan pencetak ganda
berputar atau rotary press.
8
6. Pengeringan granul basah
7. Pengayakan granul kering melalui ayakan berukuran 14-20
8. Pencampuran granul yang sudah diayak dengan lubrikan dan disintegran
9. Pengempaan tablet
(Goeswin Agoes halaman : 254)
b. Granulasi Kering
Granulasi kering disebut juga slugging, yaitu memproses partikel zat aktif dan eksipient
dengan mengempa campuran ahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah
lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih beasr dari serbuk semua (granul).
Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan
pengikat dan pelarut, ikatannya didapat melalui gaya. Teknik ini cukup baik, digunakan
untuk zat aktif yang memiliki dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung
atau zat aktif yang sensitive terhadap pemansan dan kelembabab.
Pada proses ini, komponen-komponen tablet dikempakan dengan mesin cetak tablet lalu
ditekan ke dalam die dan dikempakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang
disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak
dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran
awal. Bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang.
c. Kempa Langsung
Metode kempa langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa lansung
campuran zat aktif dan eksipient kering tanpa melalui perlakuan awal terlebih dahulu.
Metode ini merupakan metode paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya namun
hanya dapat digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya serta zat aktif tersebut
tidak tahan terhadap panas dan lembab. Ada beberapa zat berbentuk Kristal seperti NACl,
NaBr dan KCl yang mungkin langsung dikempa, selain itu zat aktif tunggal yang
langsung dikempa untuk dijadikan tablet kebanyakan sulit untuk pecah jika terkena air
(cairan tubuh). Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk kempa langsung adalah
alirannya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal dan mampu menciptakan
adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet.
9
G. Pemeriksaan Sifat Fisik Serbuk dan Granul
Beberapa uji yang biasa digunakan untuk mengetahui sifat fisik serbuk dan granul, yaitu:
1. Pengujian Ukuran Partikel
Uji Ukuran Partikel ditentukan dengan menggunakan alat sievinganalyzer dengan cara:
a) Susun saringan kawat (pengayak) pada alat Shaker Mekanik denganwadah
terletak paling bawah.
b) Susunan dimulai dari bawah ke atas, dimana ayakan dengan jumlahlubang yang
paling banyak terletak pada susunan paling bawah, semakin ke atas jumlah
lubangnya semakin sedikit.
c) Setelah ayakan tersusun sebanyak 5 buah, masukkan bahanpadat/serbuk ke dalam
ayakan paling atas.
d) Tutup ayakan paling atas dengan penutup dan pastikan alat tertutup dengan erat
dan pengayak tersusun kuat satu sama lainnya.
e) Pastikan susunan ayakan terkunci pada Shaker Mekanik, sehinggatidak terlepas
pada saat shaker bekerja.
f) Atur waktunya, lalu nyalakan mesinnya.
g) Keluarkan hasil ayakan pada masing-masing pengayak, lalu timbang.
h) Catat hasilnya dan buat grafik ukuran partikel di kertas grafik
2. Pengujian Kadar Air
Uji kadar air ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan basah dan
setelah kering. Kadar air dinyatakan sebagai % susut pengeringan dan % kadar uap.
Kadarnya sekitar 2% - 5%. Alat yang digunakan untuk pengujian kadar air yaitu Moisture
Content Blance.
10
Gambar Moisture Content Balance
3. Uji Sifat Alir/ Sudut diam (Angle of Repose)
Untuk menentukan sifat aliran dilakukan dengan menggunakan flowrate tester. Uji sudut
kemiringan yang ditunjukan jika suatu zatberupa serbuk mengalir bebas dari corong
keatas suatu dasar membentuk kerucut yang sudut kemiringannya diukur, semakin datar
kerucut, artinyasudut kemiringan semakin kecil, maka sifat aliran serbuk semakin baik
untuk sebagian besar produk farmasi memiliki kemiringan dengan range 25o – 30o.
4. Pengujian Kompresibilitas
Merupakan penurunan volume sejumlah granul atau serbuk akibat hentakan (tapped) dan
getaran (vibration).
Semakin kecil indekspengetapan (dalam %), semakin baik sifat alirnya. Granul dengan
indeks pengetapan kurang dari 20%, maka akan mempunyai sifat alir yang makin baik
pula (Fessihi dan Kanfer, 1986). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan gelas
ukur.
11
Gambar Gelas Ukur
12
3. Keseragaman Ukuran
Untuk mendapatkan tablet yang seragam tebal dan diameternyaselama produksi dan
diantara produksi untuk formula yang sama, harusdilakukan pengawasan supaya volume
bahan yang diisikan dan tekananyang diberikan. Tablet diukur dengan jangka sorong
selama prosesproduksi, agar yakin ketebalannya sudah seragam. Maka berbeda ketebalan
tablet lebih dipengaruhi oleh ukuran cetakan dan bahan yangdapat dimasukan dari pada
tekanan yang diberikan.
4. Kekerasan Tablet
Pengukuran kekerasan tablet digunakan untuk mengetahuikekerasannya, agar tablet tidak
terlalu rapuh atau terlalu keras.
Kekerasan tablet ini erat hubungannya dengan ketebalan tablet,bobot tablet dan waktu
hancur tablet. Umumnya semakin besar tekanansemakin keras tablet yang dihasilkan,
walaupun sifat dari granulmenentukan kekerasan tablet. Pada umumnya tablet harus
cukup kerasuntuk tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu ditangani secaranormal,
tapi juga tablet ini akan cukup lunak untuk melarut atau hancurdengan sempurna begitu
digunakan atau dapat dipatahkan diantara jari- jari bila memang tablet ini perlu dibagi
untuk pemakaiannya.Dalam bidang industri kekuatan tekanan minimum yang sesuai
untuk tablet adalah 4 kg/cm2. Penentuan kekerasan tablet ditetapkan waktuproduksi
supaya penyesuaian tekanan yang dibutuhkan dapat diatur padaperalatannya. Alat lain
untuk menentukan kekerasan tablet ini denganmemakai sebuah Hardnees Tester.
13
Ketahanan terhadap kehilangan berat,menunjukan tablet tersebut untuk bertahan terhadap
goresanringan/kerusakan dan penanganan, pengemasan dan penglepasan.
14
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahanaktifnya terlarut sempurna.
Sediaan dinyatakan hancur sempurna bila sisasediaan yang tertinggal pada tabung alat uji
merupakan masa lunak yangtidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari penyalut
ataucangkang kapsul yang tidak larut.
6. Keregasan Tablet
Pengujian digunakan untuk mengukur ketahanan permukaan tabletterhadap gesekan yang
dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman.
15
8. Disolusi Tablet
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakandalam masing masing
monografi obat. Pengujian merupakan alat yangobjektif dalam menentukan sifat disolusi
suatu obat yang berada dalamsediaan padat. Karena absorpsi dan kemampuan obat berada
dalam tubuhdan tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karakteristik
disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.
16
BAB III
METODE DAN PROSEDUR KERJA
3.1 PRAFORMULASI SEDIAAN
1. Paracetamol
Struktur kimia
17
(codek hal 988)
Inkompatibilitas Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon (codek hal
988)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya (FI IV,hal 650)
Daftar pustaka FI III,hal 32
FI IV,hal 650
codek hal 988-989
2. Mg stearat
Struktur kimia
18
Daftar pustaka HOPE 6th edisi 2009 hal 404 – 405
3. Amylum Manihot
Struktur kimia
19
microorganisme,karena itu untuk granulasi basah harus selalu
dibuat baru.Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara di
tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna
senyawa inklusi terbentuk dengan yodium
Penyimpanan Dalam tempat sejuk dan kering
Kegunaan Desintegran 3 – 25 %
Daftar pustaka HOPE 6th edisi 2009 hal 686 – 691
4. Laktosa
Struktur molekul
20
Stabilitas Laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalam
penyimpanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisi
lembab yang kelembabannya hingga 80%.
Inkompatibilitas Laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat. Dapat
mengalami reaksi maillard dengan amin primer dan sekunder bila
disimpan dalam kondisi kelembaban tinggi pada waktu tertentu.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan Tablet filler atau diluent atau pengisi.
Pustaka Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman 359 – 361
21
B. Keuntungan dan Kerugian Metode
Keuntungan Metode yang dipilih Kerugian Metode yang dipilih
Meningkatkan flluiditas dan Tidak memungkinkan untuk di kerjakan
kompaktibilitas, sesuai untuk tablet dosis pada obat-obat yang sensitive terhadap
tinggi dengan sifat aliran , kelembapan dan panas serta disolusi obat
kompaktibilitas yang buruk, mengurangi lebih lambat.
penjeratan udara, mengurangi debu,
pembasahan granul sesuai untuk
homogenitas sediaan dosis rendah,
meningkatkan keterbatasan serbuk
melalui hidrofilisasi
RASIONALISASI FORMULA
Nama Bahan Fungsi Alasan
Paracetamol Zat Aktif Bahan Mudah didapatkan
dan telah ditentukan
kegunaannya untuk
antipiretik dan analgesic.
Amylum Maydis Bahan Penghancur Karena wakt hancur yang
cepat dan kekerasan tinggi,
serta kerapuhan yang
cukup dengan jumlah
relative menguntungkan
Gelatin Bahan Pengikat Bahan yang inkompetible
dengan Paracetamol
Laktosa Diluent(pengisi) Untuk menambah masa
dan bahan mudah di
dapatkan
22
Mg. Stearat Lubrikan Untuk mengurangi
gesekan antara Permukaan
tablet dengan dinding
lubang kempa
Talkum Glidan Meningkatkan kekuatan
mengalir serbuk
Talkum Antiadherent Karena sifatnya dapat
menarik air
3.3 FORMULASI
BAHAN AKTIF : PARACETAMOL
METODE PEMBUATAN : GRANULASI BASAH
BOBOT DAN : 700 mg, Diameter 10 mm (BATCH 250 TABLET)
DIAMETER
23
7 Adsorben - - - - -
8 Pengisi Laktosa q.s q.s 74 mg 18,5 g
Jumlah Total Fasa Dalam 92 % 644 mg 161 g
FASA LUAR (8 %)
1 Penghancur luar: Amilum 5-15% 5% 34 mg 8,5 g
2 Lubricant: Mg Stearat 1-2% 1% 6,84 mg 1,71 g
3 Glidan: Talkum 1-5% 1% 6,84 mg 1,71 g
4 Antiandheren: Talkum 1-5% 1% 6,84 mg 1,71 g
Jumlah Total Fasa Luar 8% 54,52 mg 13,63 g
JUMLAH TOTAL 100 %
24
Mucilago gelatin : 10% dari bahan pengikat = 10% x 8,75ml = 87,5ml, gelatin ditimbang
sebanyak 8,75g kemudian dilarutkan dengan air panas samapai membentuk mucilage
sebanyak 87,5ml.
25
3. Pembuatan larutan pengikat
a. Timbang 8,75 g gelatin
b. masukan gelatin kedalam mortir
c. tambahkan aqua sebanyak 87,5 ml
d. Aduk terus menerus sampai terbentuk mucilage
4. Proses granulasi
a. Serbuk yang telah melalui proses mixing ditambahkan larutan pengikat sedikit
demi sedikit sambil diaduk perlahan sampai larutan pengikat habis
b. Diukur kelembaban serbuk, jika belum sesuai ditambahkan aquades sampai
kelembaban yang diinginkan
c. Masukkan serbuk dalam mesin granulasi
d. Lakukan granulasi sampai serbuk habis
5. Proses pengeringan
a. Granul ditempatkan dalam wadah yang permukaanya luas (dalam praktikum
digunakan loyang)
b. Dimasukkan dalam oven
c. Atur suhu oven pada temperatur 50-60 0C selama 30menit
6. Dilakukan evaluasi granul meliputi:
a. Berat granul
b. BJ nyata, BJ mampat dan % komprebilitas (% K)
c. Kecepatan aliran
d. Kandungan lembab
7. Proses mixing dengan fase luar
a. Timbang fase dalam, hitung jumlah fase luar yang akan digunakan berdasarkan
jumlah fase dalam
b. Timbang bahan-bahan fase luar sebanyak:
✓ Amylum: 8,5 gram
26
✓ Talkum: 3,42 gram
✓ Mg stearat: 1,71 gram
c. Ditambahkan talk aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai homogen
(pengadukan jangan terlalu lama)
d. Ditambahkan mg stearat aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai
homogen (pengadukan jangan terlalu lama)
e. Ditambahkan amylum aduk secara kontinyu dengan kecepatan tetap sampai
homogen (pengadukan jangan terlalu lama)
f. Pengadukan fase luar tidak lebih dari 5 menit
8. Proses Pencetakan Tablet
a. Dilakukan optimasi berat dengan mencetak satu tablet. Berat yang diinginkan
700mg.
b. Setelah didapat berat yang diinginkan dilakukan optimasi kekerasan tablet.
c. Setelah mendapat berat dan kekerasan yang sesuai. Kemudian mesin disetting
otomatis.
d. Granul dimasukkan ke dalam hopper mesin tablet single punch.
e. Dilakukan pencetakan tablet hingga granul dalam hopper habis.
9. Dilakukan evaluasi tablet , meliputi :
a. Organoleptik
b. Keseragaman ukuran
c. Friabilitas
d. Keseragaman bobot
e. Kekerasan tablet
f. Waktu hancur
3.6 EVALUASI
A. Evaluasi Mutu Bahan Aktif
27
No Pengamatan
1. Bulk Density/ Berat Jenis Ruah/ Berat Jenis Nyata/ Berat Jenis Sejati
Tujuan Untuk Mengetahui Berat Jenis dari Paracetamol
64,20 𝑔
=
100𝑚𝑙
= 0,642g/ml
2. Tapped Density/ Berat Jenis Mampat
Tujuan
Untuk mengetahui berat jenis setelah diketuk dengan ketukan sampai 1250kali
Alat
Prosedur 1. Timbang seksama 40-50 gram serbuk
Kerja 2. Catat bobotnya
3. Masukkan ke dalam gelas ukur
4. Ketuk gelas ukur sebanyak 10, 500 dan 1250 kali
5. Catat volume serbuk setelah diketuk
28
Rumus Tapped Densitity =
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘(𝑚𝑙)
64,20
=
82,5
= 0,778 g/ml
3 Rasio Housner
Tujuan
Untuk mengetahui sifat aliran zat aktif paracetamol dengan perhitungan rasio housner
Rumus Rasio Housner =
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
0,778
=
0,642
= 1,21
Penafsiran *Sumber USP
Hasil
29
Nilai Rasio Sifat Aliran
Hausner
1,00 -1,11 Excellent/sangat mudah mengalir
1,12 - 1,18 Good/ Mudah Mengalir
1,19 – 1,25 Fair/ Cukup Mudah Mengalir
1,26 – 1,34 Passable/ Agak Mudah Mengalir
1,35 – 1.45 Poor/ Sifat alir buruk
1,46 – 1,59 Very Poor/ Sifat alir sangat buruk
>1,60 Very Very Poor /Non flow/Sifat
alir sangat sangat buruk (Tidak
mengalir)
Kesimpulan Fair / cukup mudah mengalir
4. Kompresibilitas
Tujuan
Untuk mengetahui sifat aliran paracetamol dengan perhitungan kompresibilatas
Rumus % Kompresibilitas =
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦−𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑥 100 %
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
Atau
𝑉𝑜−𝑉𝑓
% Kompresibilitas = 𝑥 100 %
𝑉𝑓
Keterangan :
Vo : Volume awal sebelum diketuk
Vf : Volume akhir setelah diketuk
0,778−0,642
= 𝑥100%
0,778
=17,48%
30
Penafsiran % Kompresibilitas Sifat Aliran
Hasil ≤10 Excellent/sangat mudah mengalir
11 - 15 Good/ Mudah Mengalir
16 -20 Fair/ Cukup Mudah Mengalir
21 -25 Passable/ Agak Mudah Mengalir
26 -31 Poor/ Sifat alir buruk (
32 -37 Very Poor/ Sifat alir sangat buruk
>38 Very Very Poor /Non flow/ sifat
alir sangat sangat buruk (Tidak
mengalir)
• Sumber USP
Kesimpulan
Fair/ Cukup Mudah mengalir
Keterangan :
h = tinggi kerucut (cm)
d = diameter kerucut (cm)
α = sudut istirahat
Laju Alir
Laju alir 100 gram serbuk ≤ 10 detik
Hasil a. Tinggi 3,5 cm
b. Diameter 9,5 cm
c. Jari –jari 4,75 cm
d. Sudut istirahat 36,36
31
e. Laju alir 0,90 g/s
Perhitungan Tan α =
Tinggi (h)
atau
2 x tinggi (h)
jari−jari alas diameter
2𝑥3,5
=
9,5
= 0,736
Sehingga α = 36,35
Penafsiran Sudut Istirahat Sifat Aliran
Hasil ≤25 Excellent/sangat mudah mengalir
25-30 Good/ Mudah Mengalir
30-40 Passable/ Mengalir
>40 Very poor/ Sukar Mengalir
• Sumber USP
Kesimpulan
32
Rumus - Susut Pengeringan (LoD/Loss on Drying)
bobot basah−bobot kering
% LoD = 𝑥 100 %
bobot basah
= 1%
= 1%
Syarat 2- 5 %
Kesimpulan
33
2. Timbang seksama 100 gram serbuk
3. Masukkan kedalam Sieving Analyzer
4. Jalankan Sieving Analyzer (10 menit)
5. Masukan serbuk yang tersisa pada masing-masing mesh pada wadah
6. Timbang masing-masing serbuk yang terdapat pada setiap mesh (bobot wadah
+serbuk)
7. Hitung bobot serbuk
8. Hitung % bobot serbuk ada tiap mesh
Perhitungan
Bobot serbuk = (Bobot wadah + serbuk) – bobot wadah kosong
bobot
serbuk Mesh Bobot wadah Bobot Wadah Bobot serbuk
kosong + serbuk (gram)
(gram) (gram)
Mesh 12 - - -
Mesh 14 - - -
Mesh 16 0,001 0,41 0,409
Mesh 18 0,001 0,50 0,499
Mesh 20 0,001 0,60 0,599
Wadah (paling 0,001 98,49 98,489
bawah)
Perhitungan
% Mesh Jumlah Serbuk
Bobot serbuk % Serbuk
(Gram)
Mesh 12 - -
Mesh 14 - -
34
Total Bobot Serbuk 100
Rumus % bobot
serbuk tiap mesh
bobot serbuk pada mesh 12
% mesh 12 = x 100 %
total bobot serbuk
Grafik
(gambar Grafik Distribusi Ukuran Partikel
dengan 0.7
milimeter 0.6
block)
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
Mesh 20 Mesh 18 Mesh 16 Mesh 14 Mesh 12
35
Kesimpulan Tidak memenuhi Syarat
B. EVALUASI GRANUL
No Pengamatan
36
Mesh 20 0,001 13,15 13,14
Wadah (paling 0,001 85,68 85,67
bawah)
Perhitungan
Rumus % bobot serbuk tiap mesh
% Mesh Jumlah Serbuk
Bobot serbuk % Serbuk
(Gram)
Mesh 12 7,61 5,2
37
Grafik Distirbusi Ukuran Partikel
14
12
10
0
Mesh 20 Mesh 18 Mesh 16 Mesh 14 Mesh 12
Kesimpulan Tidak memenuhi syarat karena persentase fine melebihi 15-30% yaitu 59,38%
2. Bulk Density/ Berat Jenis Ruah/ Berat Jenis Nyata/ Berat Jenis Sejati (Vf)
38
Tujuan Untuk mengetahui Bulk Density/ Berat Jenis Ruah/ Berat Jenis Nyata/ Berat Jenis Sejati
(Vf)
Alat Gelas ukur
Prosedur 1. Timbang seksama 40-50 gram granul, atau sampai volume 100 ml
Kerja 2. Catat bobot granul
3. Masukkan ke dalam gelas ukur
4. Catat volume serbuk
Rumus 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔)
Bulk Densitity = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑚𝑙)
50
= 96
= 0,52 g/ml
39
c. Volume granul setelah diketuk 500 kali 87 ml
d. Volume granul setelah diketuk 1250 kali 84 ml
e. Tapped Density 0,59 g/ml
Perhitungan Tapped =
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 (𝑔)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘 (𝑚𝑙)
= 50/84
= 0,59 g/ml
4 Rasio Housner
Tujuan Mengetahui sifat aliran granul melalui perhitungan rasio housner
Rumus Rasio Housner =
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑏𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
= 1,18 g/ml
Penafsiran *Sumber Nilai Rasio Sifat Aliran USP
Hasil Hausner
1,00 -1,11 Excellent/sangat mudah mengalir
1,12 - 1,18 Good/ Mudah Mengalir
1,19 – 1,25 Fair/ Cukup Mudah Mengalir
1,26 – 1,34 Passable/ Agak Mudah Mengalir
1,35 – 1.45 Poor/ Sifat alir buruk
1,46 – 1,59 Very Poor/ Sifat alir sangat buruk
>1,60 Very Very Poor /Non flow/ ifat
alir sangat sangat buruk (Tidak
mengalir)
Kesimpulan Mudah mengalir
5. Kompresibilitas
Tujuan Mengetahui sifat aliran kompresibilitas paracetamol
40
Rumus % Kompresibilitas =
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦−𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑥 100 % atau
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑉𝑜−𝑉𝑓
% Kompresibilitas = 𝑥 100 %
𝑉𝑓
Keterangan :
Vo : Volume awal sebelum diketuk
Vf : Volume akhir setelah diketuk
Hasil d. Bulk Density 0,52 g /ml
e. Tapped Density 0,59 g /ml
f. % Kompresibilitas 11,80 %
Perhitungan % Kompresibilitas =
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦−𝐵𝑢𝑙𝑘 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
𝑥 100 %
𝑇𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
= (0,59-0,52)/0,59 x 100 %
= 11,80 %
Penafsiran % Kompresibilitas Sifat Aliran • Sumber
USP ≤10 Excellent/sangat mudah mengalir
Hasil
11 - 15 Good/ Mudah Mengalir
16 -20 Fair/ Cukup Mudah Mengalir
21 -25 Passable/ Agak Mudah Mengalir
26 -31 Poor/ Sifat alir buruk (
32 -37 Very Poor/ Sifat alir sangat buruk
>38 Very Very Poor /Non flow/ sifat
alir sangat sangat buruk (Tidak
mengalir)
Kesimpulan Mudah Mengalir
6. Sudut Istirahat/Angle of Repose dan Laju alir
Tujuan Mengetahui nilau laju alir dari granul paracetamol
41
Keterangan :
h = tinggi kerucut (cm)
d = diameter kerucut (cm)
α = sudut istirahat
Laju Alir
Laju alir 100 gram serbuk ≤ 10 detik
Hasil a. Tinggi 7,5 cm
b. Diameter 12 cm
c. Jari –jari 6 cm
d. Sudut istirahat 51,340
e. Laju alir 2,15 g/s
Perhitungan Tan α =
Tinggi (h)
atau Tan α =
tinggi (h)
jari−jari alas jari−jari alas
= 7,5/6
= 1,25
Sehingga α = 51,340
Penafsiran Sudut Istirahat Sifat Aliran • Sumber
USP ≤25 Excellent/sangat mudah mengalir
Hasil
25-30 Good/ Mudah Mengalir
30-40 Passable/ Mengalir
>40 Very poor/ Sukar Mengalir
42
7. Catat bobot kering dan % MC yang pada layar alat
= 2,71 %
= 2,78 %
Syarat 2- 5 %
C. Evaluasi Tablet
1. Pemeriksaan Organoleptis Tablet
43
Tujuan
Untuk mengetahui Organoleptis Tablet Paraceramol
Hasil
44
No Tablet Diameter (mm) Tebal Tablet (mm)
1 11mm 8,1mm
2 11mm 8,4mm
3 11mm 8,4mm
4 11mm 8,4mm
5 11mm 8,1mm
6 11mm 8,4mm
7 11mm 8,4mm
8 11mm 8,1mm
9 11mm 8,1mm
10 11mm 8,1mm
11 11mm 8,4mm
12 11mm 8,4mm
13 11mm 8,4mm
14 11mm 8,1mm
15 11mm 8,1mm
16 11mm 8,1mm
17 11mm 8,1mm
18 11mm 8,4mm
19 11mm 8,1mm
20 11mm 8,1mm
Rata-rata 11mm 8,2mm
Syarat Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali tebal tablet dan tidak
1
kurang dari 1 3 kali tebal tablet
Kesimpulan Perhitungan D = 3x D=4/3x
11=3x 11= 4/3x
X=3/11= 3,33 x= 11x3/4 = 8,25
Syarat = 3,33-8,25
Hasil Rata rata tebal tablet adalah 8,2mm yang artinya masih
memenuhi syarat
45
3 Pengujian Keseragaman Bobot
Tujuan Untuk menjamin kualitas tablet yang baik secara kualitatif
berdasarkan bobot tablet
46
No Tablet Bobot per Selisih bobot Persen
tablet (mg) tablet (mg) Penyimpangan
(%)
1 640mg 70mg 12,15%
2 520mg 56mg 9,72%
3 610mg 34mg 5,90%
4 500mg 76mg 13,19%
5 570mg 6mg 1,04%
6 590mg 14mg 2,43%
7 550mg 26mg 4,51%
8 560mg 16mg 2,77%
9 590mg 14mg 2,43%
10 610mg 34mg 5,90%
11 540mg 36mg 6,25%
12 600mg 24mg 4,16%
13 630mg 54mg 9,37%
14 640mg 70mg 12,15%
15 580mg 4mg 0,69%
16 590mg 14mg 2,43%
17 570mg 6mg 1,04%
18 570mg 6mg 1,04%
19 540mg 36mg 6,25%
20 530mg 46mg 7,98%
Rata-rata 576,5mg
Bobot
tablet
Syarat Tidak boleh ada 2 tablet yang persentase penyimpangannya lebih
besar dari harga yang ditetapkan pada kolom A, dan tidak boleh
ada satupun tablet yang persentase penyimpangannya lebih dari
harga yang ditetapkan pada kolom B
47
Penyimpangan bobot rata-rata
Bobot rata-rata A (%) B (%)
25 mg atau
15 30
kurang
26 mg – 150 mg 10 20
151 mg – 300 mg 7.5 15
Lebih dari 300
5 10
mg
Kesimpulan
Terdapat 10 persentase yang melebihi 5% dan terdapat 3
persentase yang melebihi 10% jadi kesimpulannya tidak
memenuhi syarat
Syarat Kekerasan tablet yang baik yaitu untuk tablet sampai bobot 300 mg
adalah 4-7 Kg/cm2, sedangkan untuk tablet 400-700 mg adalah 7-
11 kg/cm2
48
Hasil
No Tablet Kekerasan Tablet (kg/ cm2)
1 1,52
2 2,20
3 1,92
4 5,15
5 3,57
6 3,30
7 0,54
8 2,54
9 3,42
10 2,52
11 1,97
12 1,69
13 1,30
14 1,88
15 1,80
16 1,05
17 1,10
18 2,99
19 2,14
20 1,50
Rata-rata 44,1 / 20 = 2,20 kg/cm
Bobot
tablet
49
Kesimpulan Bobot Tablet yang diinginkan yaitu 700mg, Pada uji kekerasan
tablet dihasilkan rata arat 2,20kg/cm yang artinya tidak
memenuhi syarat pada bobot 700mg.
Rumus
Wo−Wf
% Friabilitas = x 100 %
Wo
50
Hasil a. Bobot awal 20 tablet (Wo) 11,48 gram
c. % Friabilitas 90,33 %
Perhitungan
Wo−Wf
% Friabilitas = x 100 %
Wo
11,48−1,11
= 𝑥100%
11,48
= 90,33%
Syarat Persentase friabilitas tidak boleh lebih besar dari 1% ( < 1%)
Kesimpulan Tidak memenuhi syarat, persentasi yang didapat yaitu 90,33% dan
syaratnya yaitu kurang dari 1%
51
Hasil
No Tablet Waktu hancur
Tablet 1 2:51
Tablet 2 04:40
Tablet 3 1:59
Tablet 4 04:40
Tablet 5 3:30
Tablet 6 3:30
Rata-rata 3:25
Syarat Waktu hancur tablet biasa adalah tidak boleh lebih atau sama dengan
15 menit. ( ≤ 15 menit )
Kesimpulan Pada uji ini didapatkan hasil rata rata 3 menit 25 detik yang artinya
masih memenuhi syarat karena ≤ 15 menit
52
BAB IV
Pada pengamatan evaluasi mutu bahan aktif , bahan yang digunakan adalah
paracetamol dimana evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui dan mengamati karakter
bahan aktif dari sifat organoleptis seperti bau warna rasa, Kemurnian, Kelaruatn,
Stabilitas, lalu sifat sifat lainnya seperti Bulk density, Tapped density, Raio Housner,
Kompresibilitas, Sudut istirahat, kadar lembab, susut pengeringan dan distribusi ukuran
partikel.
Hasil dari evalusi ini adalah bulk density 0,642g/ml Tapped density 0,778g/ml nilai
dari bulk density dan tap density ini digunakan untuk mengukur laju alir dan indeks
kompresibilatas untuk bahan yang akan dibuat granul dimana semakin besar nilai bulk
density maka akan semakin besar laju alir, Kemudian hasil dari rasio housner yaitu 1,21
dimana rasio housner itu sendiri merupakan perbandingan antara Tapped density ( hasil
volume serbuk setelah diketuk) dan Bulk density ( Masa jenis serbuk ) hasil yang
didapatkan menunjukan bahwa sifat aliran dari serbuk paracetamol yaitu fair/cukup
53
mudah mengalir. Selain rasio housner untuk mengukur sifat aliran dapat digunakan
dengan cara menentukan kompresibiltas, hasil yang kami dapatkan yatiu 17,48% artinya
sifat aliran dengan kompresibilatas menunujukan fair/cukup mudah mengalir sama
seperti rasio housner, lalu dilakukan pengecekan sudut istirat yang betujuan untuk
mengetahui sifat alir yang menggunakan alat flow rate tester, cara menggunakan
menghitung sudut istirahay yaitu serbuk sebanyak 100gram dimasukkan melalui lubang
atas corong , kemudian penutup bagian bawah di buka lalu amati dan catat tinggi serta
diameter tumpukan yang berbentuk kerucut dan catat waktu nya, Hasil yang kami
dapatkan pada sudut istirahat yaitu 36,35 dengan waktu 55 detik dalam persyataran sifat
aliran pada sudut istirahat hasil yang kami dapatkan yaitu mengalir. Pada hasil evaluasi
dari kadar uap dan kadar lembab didapatkan 1% yang dimana serbuk paracetamol tidak
memenuhi syarat dari susut pengeringan dan kadar lembab syaratnya yaitu 2-5%, Air atau
uap lain yang terdapat didalam serbuk dalam jumlah yang berlebih akan menyebabkan
terganggunya sifat granul. Hasil dari distibusi ukuran partikel serbuk paracetamol
menunjukan 98,48% hasil ini tidak memenuhi syarat 15-30%, serbuk paracetamol ini
fines yaitu terlalu halus sehingga dapat mempengaruhi pada pembuatan tablet.
54
Sebelum pencetakan tablet bahan yang sudah di tentukan di buat granul terlebih
dahulu, granul tersebut merupakan komponen dari tablet yang meliputi bahan aktif, bahan
pengisi, bahan pengikat, pelincir, penghancur, coloring agent dan pembantu larut ( untuk
bahan yang sukar larut ). Dalam proses pembuatan tablet terdapat 3 metode yaitu
granulasi basah, granulasi kering dan kempa langsung, pemilihan metode untuk
pembuatan tablet disesuaikan dengan karakteristik zat aktif yang digunakan dalam
praktikum ini metode yang digunakan yaitu granulasi basah. Granulasi basah adalah
proses menambahkan cairan pada suatu serbuk atau campuran serbuk alam suatu wadah
yang dilengkapi dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul, alasan memilihi
metode ini adalah karena paracetamol merupakan bajan dengan karakteristik dan
kompakbilitas kurang baik dan sifat alirnya yang buruk, untuk memperbaiki sifat alir dan
kompatibilitas maka dalam proses pembuatan tablet paracetamol digunakan metode
granulasi basah.
Pada pembuatan granulasi basah dibuat fasa dalam terlebih dahulu fasa dalam
(92% dari bobot tablet yang diinginkan) yang kami gunakan yaitu : Parasetamol sebagi
bahan aktif , Gelatin sebagai pengikat , penghancur dalam amylum maydis , laktosa
sebagai bahan pengisi. Bahan pengisi pada Fasa dalam dimaksudkan untuk mencapai
bobot tablet dan volume yang diinginkan terumata untuk bahan aktif yang jumlahnya
sedikit. Bahan pengikat ditambahkan pada formulasi talet untuk memberikan daya
kohesif serbuk untuk berikatan membentuk granul, sehingga bila dikempa akan
menghasilkan tablet yang kompak, bahan pengikat juga dapa mencegah penghamburan
serbuk apabila dikempa. Selain fase dalam terdapat juga fase luar , fase luar terdiri dari
Amylum maydis sebagai penghancur luar, Mg Stearat sebagi lubricant , Talkumm sebagai
Glidan dan antiandeheren. Bahan penghancur dimaksudkan untuk memudahkan
pecahnya tablet setelah digunakan atau dimasukkan kedalam gelas berisi air untuk
diminum. Lubricant berfungsi untuk mengurasi gesekan antar granulat dan dinding die
selama kompresi dan pengeluaran tablet dari die, selain itu lubricant dapat
memperpanjang waktu penghancuran obat sehingga pada saat dilakukan uji friabilatas
tablet massa tidak semakin banyak. Antiadheren biasa digunakan untuk membuat agar
55
granul tidak lengket ataupun tablet tidak lengket pada die atau punch. Glidan berfungsi
untuk mengurasi kecenderungan pemisahan antar partikel granul, kecepatan yang tnggi
pada pengempaan tablet akan menghasilkan aliran bahan kelubang die yang cepat serta
membentuk tablet yang licin/rata.
Setelah menentukan bahan granul untuk fasa dalam dan fase luar kemudia
ndilakukan perhitungan untuk menentukan jumlah bobot zat yang diambil pada fase
dalam maupun fase luar, untuk pembuatan granulasi basah pada fasa dalam bahan aktif
paracetamol dimasukkan kedalam mortir kemudian ditambahkan laktosa dan amylum
maydis di gerus sampai lalu ditambah cairan pengikat yang terbuat dari mucilage gelatin,
setelah ditambah cairan pengikat fasa dalam membentuk masa lembab kemudian di ayak
manual dengan ayakan 12 mesh sampai terbentuk granul, lalu setelah membentuk granul
di oven dalam suhu 50-60 derajat kurang lebih selama 15 menit , setelah di cek kandungan
lembab nya mengunnakan alat moisture balance sampai memenuhi syarat 2-5% jika
belum memenuhi syarat maka dilakukan pengeringan Kembali menggunkan oven lalu
dicek kadar lembabnya lagi, jika kadar lembab kurang dari 2-5% maka granul disemprot
sedikit air samapi kadar lembab nya sesuai dengan persyaratan. Setelah memenuhi syarat
kemudia di uji ukuran distirubusi nya dengan sieving analyzer dengan syarat 15-30%
hasil yang kami dapatkan yaitu 59,38% tidak memenuhi syarat dan harus dilakukan
granulasi ulang pada sisa serbuk wadah paling bawah akan tetapi setelah kami konsultasi
dengan pembibing maka kita langsun ke proses selanjutnya yaitu penambahan fase luar.
Untuk menghitung fase luar granul fasa dalam di timbang terlebih dahulu
kemudian baru bisa dilakukan perhitungan, pada penambahan fasa luar, granul yang
sudah siap cetak ditambahakan bahan amylum , mg stearate dan talcum aduk sampai
homogen lalu setelah ditambahkan fasa luar granul siap dicetak menjadi tablet. Hasil dari
evaluasi granul didapatkan data Bulk density 0,52g/ml tapped density 0,59 g/ml, Rasio
housner 1,18g/ml yang berarti granul mempunyai sifat aliran mudah mengalir,
Kompresibilatas 11,86% sifat aliran kompresibilatasnya mudah mengalir, sudut istirahat
hasil yang didapatkan yaitu 51,34 derajat yang artinya sukar mengalir karena pada saat di
masukkan kedalam flow rate tester granul susah untuk keluar dan harus diketuk ketuk,
56
Hasil dari susut pengeringan dan kelembapan yaitu 2,71 % dan 2,78% syarat dari
keduanya 2-5% jadi hasil yang kami dapatkan masih memenuhi syarat
57
5 Keregasan 90,33% Persentase Tidak memenuhi syarat karena
friabilitas tidak
melebihi 1%
boleh lebih besar
dari 1% ( < 1%)
Ada beberapa pengujian dalam evaluasi tablet yang pertama yaitu uji organolepis,
tablet dilihat dari warna, bau, rasa atau kerusakan tablet hasil yang kita dapatkan dalam
uji ini warna tablet : putih, Bau Tablet : pekat, rasa tablet : pahit dan kerusakan tablet
yang terjadi pada hasil tablet paracetamol yaitu capping, capinng merupakan lepasnya
lapisan tipis dari permukaan tablet pada bagian atasnya. Penyebab terjadinya capping
pada tablet paracetamol antara lain :
58
Uji selanjutnya yaitu keseragaman ukuran, uji keseragaman ukuran dilakukan
dengan cara sebanyak 20 tablet di ukur diameter dan tebal tablet menggunakan jangka
sorong kemudian dicari bobot rata rata dari diameter dan tebal tabletnya, hasil yang
kami peroleh rata rata diameter 11mm dan tebal tablet 8,2mm syarat keseragaman
ukuran yaitu diameter tablet tidak lebih dari 3x tebal tablet dan tidak kurang dari 1
1/3 tablet, untuk menghitung persyaratan tablet dengan cara :
3
𝑑 = 3𝑥 11 = 3𝑥 𝑥 = = 3,33𝑚𝑚
11
1 4 11𝑥3 33
𝑑=1 𝑥 11 = 𝑥 𝑥= = = 8,25𝑚𝑚
3 3 4 4
Jadi syaratnya yaitu 3,33mm-8,25mm sedangkan hasil yang kami dapatkan yaitu
8,2mm yang masih memenuhi persyaratan, tujuan dilakukannya uji keseragaman
ukuran yaitu untuk menjamin penampilan tablet yang sesuai dan seragam dan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Uji keseragaman bobot, tujuan dari uji ini yaitu untuk menjamin kualitas tablet
yang baik secara kualitatif berdasarkan bobot, uji ini dilakukan dengan cara sebanyak
20 tablet ditimbang satu persatu kemudia dihitung bobot rata rat tablet lalu dicari
selisih dan persentase penyimpangan tablet. Hasil yang kami dapatkan masih belum
memenuhi syarat karen terdapat persentase penyimpangan yang lebih dari 5% dan
10%. Adapun penyebab dari uji keseragaman bobot tidak sesuai yaitu (FI III) :
Uji kekerasan tablet, uji kekerasan tablet ini bertujuan untuk menjamin ketahanan
tablet pada gaya mekanik pada proses pengemasan dan penghantaran. Alat yang
digunakan pada uji ini yaitu Harness Tester dilakukan dengan cara sebanyak 20 tablet
59
satu persatu ditaruh dibawah alat penghancur kemudia di putar dan pada saat tablet
retak/pecah jarum akan berhenti pada suatu angka kemudia angka terebut dicatat dan
di hitung rata rata nya. Hasil dari praktikum kami didapatkan rata rata 2,20Kg/cm,
persyaratan dari uji kekerasan tablet yaitu untuk bobot tablet 400-700mg 7-11kg/cm
karena bobot yang kami inginkan yaitu 700mg dan hasil dari rata rata 2,20kg/cm maka
kesimpulannya belum memenuhi persyaratan. Faktor factor yang mempengaruhi
kekerasan tablet adalah tekanan kompresi dan sifat bahan dikempa, semakin bessar
tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan pada tablet.
Uji keregasan tablet / Friabilitas, tujuan dari uji ini yaitu menjamin ketahanan
tablet terhadap gaya mekanik pada proses, pengemasan dan penghantara. Alat yang
digunakan pada uji ini yaitu Friabilator, uji ini dilakukan dengan cara sebanyak 20
tablet dimasukkan kedalam friabilator kemudia jalankan pada kecepatan 25rpm selama
4menit setelah 4 menit ambil tablet yang sekiranya masih untuk 80% kemudia di
timbang. Hasil dari uji keregasan tablet / friabilatas yang kami dapatkan yaitu 90,33 %
.Tablet dikatan baik apabila keregasannya tidak boleh lebih besar dari 1%, hal ini dapat
disimpulkan bahwa hasil yang kami dapatkan masih belum memenuhi persyaratan, hal
ini disebabkan karena distiribusi granul yang kurang baik pada saat proses
pengempaan.
Uji waktu hancur tablet, daya hancur juga penting untuk tablet yang mengandung
bahan obat yang dimaksudkan untuk abrosbsi tetapi lebihbanyak bekerja dalam
saluran cerna. Dalam hal ini daya hancur tablet memungkin partikel obat menjadi lebih
luas untuk bekerja secara local dalam tubuh. Waktu hancur dapat dipengaruhi oleh
bahan penghancur / desintegran ( jenis dan jumlahnya ) dan banyaknya pengikat yang
digunakan dalam formulasi tablet, karena desintegran merupakan bahan yang akan
menyebabkan tablet pecah dan hancur dalam air atau cairan lambung. Tablet yang
memiki waktu hancur sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dapat
memberikan efek terapi yang cepat. Peryaratan waktunya hancur tablet yaitu tidak
boleh lebih atau sama dengan 15 meni. Berdasarkan hasil praktikum kami diapatkan
60
rata rata dari waktu hancur tablet yaitu 3 menit 25 detik yang artinya tablet paracetamol
kami memenuhi peryaratan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang kami peroleh, tablet yang dibuat masih
belum memenuhi persyaratan dalam spesifikasi tablet yang diinginkan dan juga
berdasarkan standar dari Farmakope Indonesia, sehingga dapat disimpulkna
bahwa tujuan pembuatan tablet yaitu untuk menghasilkan tablet yang bermutu
dari segi penampilan, efisiensi dan keamanan ternyata belum tercapai.
5.2 Saran
Apabila pada saat dilakukan uji distribusi partikel pada granul yang
hasilnya tidak memenuhi syarat seharusnya di ulangi dan dibuat granulasi ulang
sehingga mungkin akan menghasilkan tablet yang baik dan memenuhi peryaratan.
61
DAFTAR PUSTAKA
Anief , Moh 2004. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ansel, Howard C.1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.
Jakarta : UI-Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1979. Farmakope Indonesia III.
Jakarta.Indonesia
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.1995.Farmakope Indonesia IV. Jakarta.
Indonesia.
Drs Fauzi Kasim. 2022. Penuntun Praktikum Teknologi Sediaan Solid. Institut
Sains dan Teknologi Nasional Program Studi Farmasi. Jakarta.
Ansel, Howard C.1989 . Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.
Jakarta : UI-Press.
Wade, Ainley and Paul J Weller 1994. Handbook of Pharmaceutical excipients Ed
II.. London; The Pharmaceutical Press
62