Desain Dan Formulasi Tablet
Desain Dan Formulasi Tablet
Desain Dan Formulasi Tablet
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknologi Farmasi Sediaan Solid
Disusun oleh :
Zhuganda Sastra Wirayudah 20422013
Kharisma Yogi Oktaviani 20422005
Valenssya Charina Putri 20422011
Vera Susanti 20422012
S1 Farmasi Semester IV
Dosen Pengampu:
Apt. Riza, M.Biomed
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tablet merupakan sediaan padat yang mengandung dosis tunggal dari satu
atau lebih zat aktif. Tablet diperoleh dengan cara pencetakan partikel dan hampir
sediaan yang lainnya bahkan tablet dapat dihasilkan sebanyak satu juta butir per
jam.
Secara umum tablet memiliki waktu paruh eliminasi yang panjang. Tablet juga
lebih mudah dalam hal transportasi karena jumlah eksipiennya relatif sedikit
merupakan sediaan yang mudah dalam hal pemberian. Lebih lanjut tablet
memiliki keseragaman kandungan zat aktif yang lebih tinggi dibandingkan obat
yang lain. Penyalutan yang sesuai dapat menutupi rasa yang tidak enak dan
proses manufaktur dasar yang sama yang dikaitkan dengan formulasi yang tepat,
menyediakan obat-obat untuk sublingual, bukal, vaginal, tablet hisap, tablet larut,
tablet terdispersi dan tablet effervescent. Sebagai tambahan juga tersedia teknik-
teknik yang dapat memperlama atau pelepasan yang dimodifikasi zat aktif dari
tablet.
jika diformulasi dan dimanufaktur dengan tepat. Tablet yang disiapkan dengan
1. Mengandung dosis dalam jumlah yang lazim dan dalam batas yang
diijinkan.
dibutuhkan.
pasien.
Secara umum ada 3 metode utama dalam proses produksi sediaan tablet, yaitu:
Dari semua metode di atas prinsipnya adalah mencampurkan zat aktif dengan
1. Pada obat dengan dosis kecil biasanya akan sulit untuk mendapatkan
2. Pada obat dengan dosis besar biasanya mengalami kesulitan dalam proses
pencetakan.
3. Ketersediaan hayati (pada obat dengan kelarutan rendah dalam air atau
sebelum dilakukan proses pencetakan tablet. Desain dan formulasi sediaan tablet
(compactibility), sifat alir (fluidity) dan pelincir (lubricity). Untuk itu pemilihan
bahan tambahan dan pemilihan metode pembuatan merupakan faktor kritis yang
yaitu:
B. Tujuan Pembelajaran
2. Proses pembuatan sediaan tablet dengan teknik kempa langsung dan granulasi
PEMBAHASAN
proses granulasi (dan operasi unit terkait). Proses ini disebut kompresi/cetak
oleh kompresi langsung serupa dengan operasi pada tablet yang diproduksi oleh
granulasi kering dan roller compaction. Pada obat dengan dosis rendah secara
umum dapat dilakukan teknik kempa langsung. Metode ini sangat sederhana
Metode ini cocok untuk obat-obat yang memiliki kemampuan dicetak sangat baik
kemampuan dicetak yang baik. Jika zat aktif tidak memiliki kemampuan dicetak
yang baik serta sifat alir yang baik perlu dilakukan upaya untuk perbaikan
kemampuan cetak dan sifat alir tersebut dengan memilih bahan pengisi yang
Bahan pengisi yang memiliki kemampuan cetak dalam tablet untuk kempa
c. Tidak berasa
bahan pengisi sekaligus bahan pengikat untuk tablet kempa langsung adalah
sebagai berikut :
Secara umum bahan pengisi sekaligus bahan pengikat untuk tablet kempa
langsung adalah bahan pengisi yang sudah dimodifikasi secara fisik. Berikut
adalah contoh bahan pengsi dan sekaligus bahan pengikat untuk tablet kempa
langsung.
dari kristal laktosa yang terikat dengan sejumlah kecil laktosa amorf
iii.
iii. Dicalcium phosphate dihydrate, unmilled [Ditab, Emcompress].
amorf.
Metode cetak langsung sangat cocok untuk zat aktif yang memiliki sifat
alir dan kekompakan yang baik. Metode ini merupakan proses dimana tablet
dicetak langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien. Eksipien yang
yang baik, campuran serbuk harus mengalir secara seragam dan membentuk
distribusi ukuran partikel dari zat aktif dan eksipien merupakan faktor penentu
yang penting untuk mendapatkan sifat kompresi yang baik campuran serbuk.
menggunakan Fitzmill.
ii). Pencampuran zat aktif dengan eksipien (dalam bentuk serbuk,
termasuk lubrikan)
digunakan untuk proses ini adalah: (1) planetary bowl mixer; (2) rotating drum
mixer (seperti Y-cone, cube atau double-cone mixer); dan (3) high-speed mixer
menyeleksi bahan baku, sifat aliran dari campuran serbuk dan efek formulasi
adalah:
bermanfaat untuk zat aktif yang peka terhadap panas dan lembab
a. Teknologi Ada massalah aliran dan ikatan untuk dapat membentuk massa
b. Zat aktif
zat aktif
partikel dan bobot jenis antara obat dan eksipien juga dapat menyebabkan
Akibatnya partikel zat akan terjerat secara bertahap dan tidak teratur pada
permukaan partikel pengisi (terikat dengan gaya van der waals atau gaya
elektrostatik).
2. Metode granulasi
dikarenakan zat aktif tidak memiliki sifat alir dan kekompakan yang baik maka
partikel. Sehingga ukuran partikel yang lebih besar ini berperan untuk
a. Granulasi basah, cocok untuk zat aktif yang tahan terhadap air dan
pemanasan
b. Granulasi kering, dilakukan pada zat aktif yang rusak oleh air dan atau
pemanasan.
kekompakan dan sifat alir dari zat aktif, stabilitas dan karakteristik dari zat
aktif. Takaran dosis merupakan pertimbangan awal yang dilakukan. Pada obat
dengan dosis rendah sebagian besar formulasi tablet adalah bahan tambahan
aktif. Sedangkan pada obat dosis besar sebagian besar formulasi tablet adalah
bahan zat aktif sehingga faktor kritis yang diperhatikan adalah kekompakan dan
sifat alir.
untuk menjadi lebih besar, wujud multipartikel ini disebut dengan granul.
Granul farmasetik secara khusus memiliki range ukuran partikel antara 0,2
gambar berikut.
permukaan yang kohesif sehingga sifat alirnya jelek. Aliran yang jelek
serbuk sulit untuk dikempa, tetapi granul dan beberapa formulasi seringkali
lebih mudah dikempa dan menghasilkan tablet yang lebih kuat. Ini
dikaitkan dengan distribusi dari bahan pengikat pada granul dan merupakan
dikembangkan dengan alasan dosis zat aktif besar, kurang kompatibel dan sifat
alir zat aktif tidak baik. Granulasi merupakan proses untuk meningkatkan
ukuran partikel sehingga meningkatkan sifat alir dari bahan obat. Penambahan
sebagai berikut :
dan granul
sehingga partikel akan berikatan dan ikatan ini harus memiliki kekuatan yang
cukup untuk mencegah granul pecah menjadi serbuk pada saat penanganan.
a. Gaya adhesi dan kohesi dalam lapisan cairan yang tidak bergerak
diberikan. Suatu material yang kompak yang dihasilkan lebih besar dari ukuran
granul yang dibutuhkan, dan oleh sebab itu ukuran granul yang diharapkan
basah, cairan ditambahkan pada serbuk kering yang harus terdistribusi dengan
membentuk pendular state yang diilustrasikan pada gambar di atas. Lebih lanjut
badan ini bekerja sebagai inti untuk lebih lanjut pertumbuhan granular.
b. Transisi
Inti (nuclei) dapat tumbuh dalam dua cara yang memungkinkan; salah
pendular, atau dua atau lebih inti dimungkinkan bergabung. Inti yang
Lebih lanjut granul tumbuh menghasilkan granul yang besar, bulat dan
ukuran partikel rata-rata dari sistem granulasi akan meningkat dengan waktu.
berlebihan meskipun ini tergantung pada jumlah cairan yang ditambahkan dan
granul yang lebih besar. Breakage merupakan granul pecah menjadi fragmen
yang mengikat pada granul yang lain membentuk suatu lapisan material di atas
bagian dasar dari granul serbuk akan mengikat pada granul, membentuk lapisan
massa granul yang berasal dari campuran serbuk atau partikel menggunakan
dihilangkan dengan teknik pengeringan dan pelarut tidak toksik. Secara khusus
karena tidak mudah terbakar dan ekonomis dari segi biaya. Bagaimanapun juga
hidrolisis. Keterbatasan lainnya dari air adalah dibutuhkannya waktu yang lebih
gom arab, gelatin, pasta pati dan lain-lain sesuai dengan sifat yang dimiliki zat
khasiat yang akan dibuat tablet Bahan pengikat lain seperti air, alkohol ataupun
campuran air-alkohol serta bahan pengikat yang larut dalam alkohol maupun
larut dalam pelarut organik lainnya dapat juga digunakan dalam proses
granulasi basah ini. Tablet yang dihasilkan dari cara granulasi basah pada
umumnya lebih kompak dan lebih keras dibandingkan dengan tablet hasil
a. Penimbangan
b. Pencampuran
c. Granulasi
dengan larutan bahan pengikat yang cocok sampai diperoleh distribusi bahan
pengikat yang homogen.. Dalam skala besar digunakan Glen Mixer atau Hobart
Mixer. Pada alat ini larutan bahan pengikat ditambahkan sedikit demi sedikit
yang sama di samping untuk membentuk massa granul yang lebih kompak.
ayakan tersebut ada zat khasiat tertentu seperti Vitamin C yang mengalami
penurunan potensi akibat pengaruh logam tembaga. Dalam skala besar, massa
dalam nampan yang beralaskan kawat dilapisi kertas perkamen yang bersih
e. Pengeringan
Suhu dan waktu pengeringan berpengaruh dalam menentukan kadar air yang
masih terdapat didalam granul yang kering. Kadar air sisa untuk setiap granul
zat khasiat tidak sama. Air sisa berguna untuk mengaktifkan kembali fungsi
akan ditentukan kadar airnya. Alat ini terbatas penggunaannya hanya untuk
cara yang sama seperti halnya sewaktu pengayakan massa basah, bedanya disini
hanya pada ukuran mesh ayakan yang digunakan. Untuk pengayakan massa
kering digunakan ayakan dengan mesh lebih besar daripada mesh sewaktu
g. Lubrikasi
dicampurkan dengan bahan lubrikan tablet. Bahan lubrikan ini berbentuk halus
Sebagai bahan yang halus maka bahan lubrikan ini mampu mengisi lekukan-
tersebut dapat mengalir dengan lebih baik b. Bahan lubrikan ini diadsorpsi oleh
permukaan granul membentuk suatu lapisan yang tipis dan mampu mencegah
pembuatan tablet :
iii). Pengayakan kasar massa yang basah dengan ayakan 6 – 12 mesh iv).
kompresi tanpa melibatkan panas dan pelarut. Pada metode ini partikel serbuk
dijadikan agregat dengan tekanan yang tinggi. Metode ini khususnya cocok
untuk senyawa aktif yang peka terhadap panas dan lembab. Ada dua metode
ii) Roller compaction, yaitu proses dimana serbuk dilewatkan pada 2 penggiling
ukuran granul yang diharapkan. Granulasi kering dengan cara slugging adalah
sampai 5 /4 inch, dengan ketebalan tablet setebal mungkin. Akurasi dan kondisi
ganda. Mesin yang lebih cocok untuk slugging adalah mesin tipe rotary Faktor
b. Ratio kompresi serbuk (ratio kedalaman ruang die dan ketebalan slug
yang dihasilkan)
mencetak slug.
Proses granulasi kering dapat dilihat pada gambar brikut ini;
tidak lebih dari ½ inch. Jika terjadi laminasi, breaking atau sticking pada slug,
ketebalan slug Keuntungan metode slugging adalah hemat peralatan dan ruang
produksi dan tidak memerlukan larutan pengikat, peralatan mixing yang berat
i). Memerlukan tekanan tablet yang besar untuk dapat menghasilkan slug
iii). Tekanan dari roll press tidak dapat digunakan untuk zat yang tidak larut,
iv). Proses menghasilkan debu yang lebih banyak dari granulasi basah,
c. Extrusion/Spheronisation
granul. Massa kemudian diekstrusi, yaitu ditekan melalui ayakan yang berisi
dipotong panjangnya kira-kira dua kali diameter lubang dan digulung oleh gaya
gesekan dan sentrifugal pada lempeng beralur berputar yang dikenal sebagai
biasanya dengan fluid bed drying. Bahan dasar kebanyakan berbentuk bulatan
sebagian besar bahan untuk kehilangan air, dan ekstrudat yang dihasilkan tidak
Kekuatan geser yang berbeda akan berpengaruh pada distribusi air di ekstrudat.
Karena tingkat air sangat penting untuk mengoptimalkan proses
spheronization; dan air (pelarut); serta (2) Komponen sekunder berupa bahan
bahan penghancur.
dikategorikan 3 yaitu;
1. Shear granulators
2. High-speed mixer/granulators
3. Fluidized-bed granulators
1. Shear granulators
kerja yang terpisah menggunakan perlatan pencampur yang cocok. Pada proses
ini zat aktif, bahan pengisi, bahan penghancur (metode intragranular) setelah
dicampur dalam tempat yang terpisah dengan alat, ditambahkan dengan cairan
penggranul dalam suatu planetary mixer. Massa granul yang basah diayak
2. High-speed mixer/granulators
industri farmasi. Mesin memiliki mangkuk pencampur dari baja anti karat yang
terdiri dari 3 bilah (three-bladed) impeller utama, yang berputar pada bidang
horizontal dan alat pemecah lain (chopper) yang berputar vertikal atau
a. Variabel Formulasi
dan bahan pengikat juga dilibatkan dalam pencampuran serbuk dari formulasi
pengisi larut air seperti laktosa, sukrosa, manitol dan lain sebagainya sedangkan
yang tidak larut air seperti mikrokristalin selulosa, amilum, kalsium karbonat,
kalsium fosfat dan lain sebagainya. Bahan pengikat yang digunakan dalam
proses granulasi basah adalah polimer yang larut air seperti gelatin, PVP,
eksipien ini tersedia dalam berbagai kualitas (grades) dari pemasok bahan baku
(vendor). Oleh karena itu, sifat fisik seperti distribusi ukuran partikel, bentuk
partikel, morfologi permukaan, area permukaan, dan kelarutan dari zat aktif dan
Kecepatan dan kualitas dari pembentukan granul dikontrol oleh sifat fisik
permukaan, kelarutan dan larutan bahan pengikat dan lain sebagainya dari
bahan awal. Oleh sebab itu, karakteristik fisik dari obat, jenis dan jumlah
eksipien, dan jenis dan jumlah bahan pengikat yang digunakan dapat
mempengaruhi kualitas akhir dari massa granul yang dihasilkan. Juga, aspek-
aspek dari campuran serbuk ini dapat juga mempengaruhi jumlah dan cairan
yang dibutuhkan untuk granulasi dan derajat saturasi cairan dalam agglomerasi
selama proses granulasi basah yang pada gilirannya mempengaruhi sifat fisik
kering yang diikuti dengan penambahan air atau pelarut yag sesuai untuk
itu, jenis dari bahan pengikat yang digunakan untuk granulasi dapat
mempengaruhi proses granulasi, jumlah dari bahan pengikat yang dibutuhkan
serbuk dan pembentukan granul dari campuran serbuk. Oleh sebab itu, variabel
proses yang mempengaruhi proses granulasi dan sifat fisik dari granul yang
diperoleh adalah;
• Kecepatan impeller
• Kecepatan chopper
3. Fluidized-bed granulators
serbuk disemprotkan dalam suatu udara panas, tetapi sebagai tambahan cairan
yang dapat digunakan dalam proses manufaktur jika metode granulasi basah
kondisi kering. Jika kekuatan ikatan yang mencukupi tidak dapat ditingkatkan
dengan hanya dari kompresi, suatu bahan pengikat perlu ditambahkan, juga
Pada proses granulasi kering partikel serbuk akan diubah menjadi granul
dengan pemberian tekanan tanpa menggunakan perantara cairan. Oleh sebab itu,
degradasi dari produk. Dibutuhkan dua peralatan dalam proses granulasi kering
yaitu; pertama, suatu mesin untuk mencetak serbuk kering menjadi suatu massa
yang kompak atau lempengan tipis, dan kedua suatu tempat penghancuran
1. Sluggers
konvensional atau yang lebih biasa digunakan suatu mesin rotary yang ditekan
sangat kuat. Proses ini seringkali dikenal dengan “slugging”, merupakan massa
ketebalan sekitar 10 – 15 mm) yang disebut dengan “slug”. Suatu hummer mill
granulgranul.
2. Roller compactors
suatu bentuk lembaran yang dicetak Lembaran ini biasanya lemah dan rapuh
serta pecah dengan cepat menjadi butiran tipis. Butiran-butiran tipis ini
membutuhkan pengerjaan lebih baik untuk pecah menjadi granul. Berikut diayak
PENUTUP
A. Kesipulan
Tablet merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa atau cetak
dalam bentuk tabung pipih atau sirkular, kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis bahan obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.
Bentuk sediaan padat yang mengandung bahan obat, dengan atau tanpa aditif yang
sesuai. Tablet yang dinyatakan baik harus memiliki persyaratan berikut ini:
1. Memiliki kemampuan atau daya tahan atau daya tahan terhadap pengaruh mekanis
2. Bebas dari kerusakan seperti pecah-pecah, rempal pada sisinya, warna yang
memucat dan kontaminan-kontaminan baik dari bahan obat ataupun dari pengotor
lainnya
3. Dapat menjamin kestabilan fisik maupun kimia dari zat khasiat yang terkandung
didalamnya
4. Mampu membebaskan zat khasiat dengan baik sehingga memberikan efek biologis
Berbagai bentuk tablet yang diberikan secara per oral adalah sebagai berikut :
1. Tablet kompresi
3. Tablet kunyah
4. Tablet yang larut segera (fast-dissolving tablets)
Selain diberikan per oral tablet juga dapat diberikan melalui rute lain yaitu :
1. Tablet yang digunakan pada rongga mulut, misalnya tablet bukal, tablet
2. Tablet yang diberikan dengan rute lain misalnya, tablet implan, tablet vaginal.
3. Tablet yang disiapkan dalam bentuk larutan misalnya, tablet effervescent, tablet
hipodermik dan tablet triturat. Tablet merupakan sediaan farmasi yang paling
populer digunakan sampai saat ini yang disebabkan banyak memberikan keuntungan
2. Tersedia dalam banyak bentuk yang memfasilitasi kecepatan pelepasan obat dan
durasi efek klinik. Tablet dapat diformulasi untuk pelepasan obat secara cepat dan
3. Tablet dapat diformulasi untuk pelepasan zat aktif pada lokasi tertentu di saluran
cerna untuk mengurangi efek samping, meningkatkan absorpsi pada lokasinya dan
memberikan aksi lokal (misalnya radang pada usus besar). Kondisi ini dapat dengan
masing-masing zat aktif dimungkinkan dikontrol secara efektif oleh formulasi dan
5. Kecuali untuk protein, semua zat aktif bisa diberikan secara per oral dalam bentuk
sediaan tablet.
6. Sediaan tablet mampu menutupi rasa yang tidak enak dari obat dibandingkan
sediaan sirup.
9. Tablet memiliki stabilitas kimia, fisika dan mikrobiologi lebih baik dibandingkan
manufaktur
2. Absorpsi zat aktif dari tablet tergantung pada faktor fisiologi seperti kecepatan
3. Tidak bagusnya sifat-sifat kompresi dari beberapa zat aktif merupakan suatu
Syukri, Yandi. (2018). Teknologi Sedian Obat dalam Bentuk Solid. Yogyakarta:
Agoes, G., 2000, Teori dan Aplikasi Penyalutan Lapis Tipis Sediaan Farmasi in
JRS’s Excipien for Efficiency with High Performance in Tablet Formulation and
Coating, Jakarta