Fix - KEL 8 - LAPKAS LBP - Rev 1
Fix - KEL 8 - LAPKAS LBP - Rev 1
Fix - KEL 8 - LAPKAS LBP - Rev 1
Disusun oleh :
Kelompok 8
Ramadoni P3.73.26.1.19.039
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2022
LAPORAN KASUS
Disusun oleh :
Kelompok 8
Ramadoni P3.73.26.1.19.039
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
KOKSIGEUS DI
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk
dipertahankan dihadapan penguji
Jakarta III
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk
dipertahankan dihadapan penguji
Jakarta III
ii
KATA PENGANTAR
Esa atas karunia dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan kasus
ini dengan baik dan tepat waktu dengan judul “Penatalaksanaan Fisioterapi
dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
maupun materi.
2. Ibu Ratu Karel Lina, SST. Ft., SKM., MPH selaku Ketua Jurusan
konferensi kami.
iii
Harapan kami bahwa laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi para
2022. Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna
dengan keterbatasan yang kami miliki. Kritik dan saran yang membangun
Penulis
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah......................................................................................6
C. Tujuan...........................................................................................................7
D. Manfaat.........................................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................9
A. Definisi..........................................................................................................9
B. Epidemiologi.................................................................................................9
C. Etiologi........................................................................................................10
D. Patofisiologi LBP Myogenik......................................................................11
E. Anatomi Lumbosakral.................................................................................11
F. Biomekanik.................................................................................................19
G. Klasifikasi...................................................................................................21
H. Tanda Dan Gejala........................................................................................24
I. Pemeriksaan Fisioterapi..............................................................................25
J. Tes Pemeriksaan.........................................................................................27
K. Teknologi Intervensi...................................................................................28
L. Terapi Latihan.............................................................................................31
M. Menifestasi Klinis.......................................................................................35
BAB III STATUS KLINIS....................................................................................37
A. Identitas Klien.............................................................................................37
B. Diagnosa Fisioterapi...................................................................................41
C. Perencanaan Fisioterapi..............................................................................42
D. Intervensi Fisioterapi...................................................................................42
E. Evaluasi.......................................................................................................43
v
BAB IV PEMBAHASAN KASUS........................................................................46
A. Hasil Penatalaksanaan Fisioterapi...............................................................46
B. Keterbatasan................................................................................................50
BAB V PENUTUP.................................................................................................51
A. Kesimpulan.................................................................................................51
B. Saran............................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah atau yang biasa disebut dengan Low Back
radikuler atau keduanya. Low Back Pain adalah suatu gejala dan bukan
2020). Low back pain atau disebutkan nyeri punggung bawah merupakan
warga di negara maju akan mengalami nyeri punggung bawah non spesifik
minimal sekali seumur hidup. Sekitar 20% pasien dengan nyeri punggung
punggung bawah tiga hingga empat kali lipat lebih tinggi di atas usia 50
19.6% di antara 20–59 tahun. Nyeri punggung bawah juga lebih sering
1
seperti (discuss – trunk , lower back , multiple trunk , sacrum and coccyx )
Coccyx atau disebut tulang ekor adalah tulang segitiga yang terdiri dari 3
adalah salah satu penyebab low back pain dari penderitanya. Coccydynia
nyeri di daerah tulang ekor: dislokasi tulang ekor, kista pilonidal dengan
Alasan paling umum untuk dislokasi tulang ekor adalah trauma akut
dan orang dewasa lebih mungkin mengalami coccydynia dari pada anak-
anak, penurunan berat badan yang cepat juga dapat menjadi faktor risiko
2
Trauma eksternal biasanya terjadi karena jatuh ke belakang,
menyebabkan tulang ekor memar, terkilir, atau patah. Trauma ringan juga
juga dapat berupa nyeri radikular atau nyeri alih, meskipun jenis nyeri ini
biasanya tidak berhubungan dengan nyeri tekan coccygeal yang khas pada
disebabkan oleh penekanan radiks, kelemahan otot oleh karena nyeri dan
3
keterbatasan lingkup gerak sendi karena nyeri serta spasme yang terjadi.
efek yaitu thermal dan non thermal (Raharjo et al., 2015). Ultrasound
(US) therapy dapat diberikan dalam dua mode yaitu continuous atau
4
serat berdiameter besar yang menhambat transmisi sinyal nosiseptif
dari serat diameter kecil. Mekanisme lain dari pereda nyeri oleh TENS
5
sehingga mencegah kerusakan jaringan sekunder dan
B. Identifikasi Masalah
1. Masalah Gerak Fungsional
Stelah melakukan pemeriksaan kepada pasien dan berdasarkan latar
ec Dislokasi Koksigeus.
2. Pembatasan Masalah
6
b. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh asuhan fisioterapi
dan M. Piriformis.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Koksigeus.
2. Tujuan Khusus
Dislokasi Koksigeus.
Koksigeus.
D. Manfaat
1. Bagi Pendidikan
7
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan dapat
3. Bagi Pasien
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Low back pain didefinisikan sebagai nyeri, ketegangan otot atau kekauan
yang terlokaliasasi dibawah batas costa dan diatas gluteal inferior dengan atau
tanpa gejala kaki. Kategori low back pain ditentukan berdasarkan durasi yaitu
lowback pain akut kurang dari 4 minggu, sub akut 4 - 12 minggu, dan kronis
lebih dari 12 minggu. Low back pain dipengaruhi oleh interaksi fisik,
lainnya. Kontribusi dan interaksi relatif dari faktor faktor low back pain ini
bervariasi. Setiap individu dengan low back pain yang tercermin dalam respon
B. Epidemiologi
LBP sering dijumpai dalam praktek sehari-hari, terutama di negara-negara
LBP di Indonesia belum ada, namun diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa
pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan
9
kali lipat lebih tinggi di atas usia 50 tahun dibandingkan dengan mereka yang
C. Etiologi
Nyeri Punggung Bawah (LBP) dapat disebabkan oleh berbagai kelainan
yang terjadi pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, maupun
struktur lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain
spinalis, trauma minor yaitu regangan dan cedera whiplash, fraktur atau
aorta abdominal, diseksi arteri vertebral, dan lainnya seperti nyeri alih dari
gangguan visceral, sikap tubuh, psikiatrik, pura-pura sakit serta sindrom nyeri
10
D. Patofisiologi LBP Myogenic
E. Dislokasi adalah kondisi ketika tulang di sendi bergeser atau keluar dari
posisi normalnya. Dislokasi koksigeus dapat menyebabkan LBP karena
Koksigeus adalah area yang menjadi tempat bernaungnya ligamen, tendon,
dan beberapa otot panggul. Tulang ini bertugas menjaga keseimbangan
ketika seseorang dalam posisi duduk sehingga jika terjadi pergeseran pada
tulang koksigeus maka akan menyebabkan trauma. Trauma dapat berupa,
strain, spasme otot dan sprain ligament. Spasme otot yang berkepanjangan
dapat menimbulkan penjepitan pembuluh darah yang mengakibatkan
iskemia yang dapat menimbulkan nyeri dan jika dibiarkan dalam kondisi
yang berlangsung lama dapat membuat otot kontraktur sehingga
menimbulkan trauma yang menyebabkan perubahan postur (Purwasih et
al., 2020).
F. Anatomi Lumbosacral
1. Struktur Tulang
a. Lumbal
panggul. Setiap vertebra dibentuk oleh blok bulat tulang yang biasa
11
Lumbar Spine (Emmerich, n.d.)
a) Pedikel
12
Pedikel & Lamina (Fax, n.d.)
b) Lamina
b. Sacrum
13
anterior untuk cabang ventral dan foramina sacrum posterior untuk
cabang punggung. Foramen anterior lebih besar dari yang di depan dan
c. Coccyx
karakteristik yang mirip dengan S5, sedangkan sisanya jauh lebih kecil
14
Coccyx (Emmerich, n.d.)
2. Joint
a) Intervertebral Joint
b) Sacroiliac Joint
(Emmerich, n.d.)
c) Sacrococcygeal joint
dan pangkal tulang ekor (tulang ekor). Sendi ini adalah simfisis,
memiliki dua tulang yang dilapisi oleh tulang rawan hialin dan
2014)
3. Ligaments
16
a. Lumbal
berasal dari aspek anterior dan basilar occiput yang berakhir di bagian
(Emmerich, n.d.)
kuat pada diskus dan korpus vertebra pada titik-titik yang dekat dengan
17
Posterior longitudinal ligament (Emmerich, n.d.)
c) Supraspinosus Ligament
d) Interspinosus Ligament
n.d.)
e) Ligamentum Flavum
dan sangat elastis (kanan dan kiri) yang menempati ruang antara
18
lamina setiap segmen bergerak. Ligamentum Flavum memanjang
b. Sacrococcygeal ligament
19
c) Ligamentum sacrococcygeal posterior superfisial – menempelkan
G. Biomekanik
Biomekanik terbagi atas gerakan osteokinematik dan
pada persendian. Pada lumbal spine gerakannya berupa gerak slide atau
1. Lumbal
a) Osteokinematik
sagital plane, lateral fleksi pada frontal plane, dan rotasi kanan-kiri
terjadi pada transverse plane. Sudut normal gerakan fleksi yaitu 65°-
85°, gerakan ekstensi sudut normal gerakan sekitar 25°-40°, dan untuk
20
b) Arthokinematik
al., 2016) :
saat yang sama procesus artikulari inferior dan verterbra akan slide
3) Rolling ke lateral
kontra lateral.
4) Rotasi
21
discus intervertebralis tidak ikut bergerak.
2. Pelvic
dari itu gerakan yang terjadi pada pelvic yaitu (Peterson & Bronzino,
2008):
a) Forward Tilt
Forward tilt adalah suatu gerakan dari tulang pelvic pada bidang
b) Backward tilt
Backward tilt adalah suatu gerakan dari tulang pelvic pada sumbuh
c) Lateral tilt
Lateral tilt adalah suatu gerakan rotasi pelvic dalam bidang frontal
kearah bawah.
d) Rotasi tilt
axis vertikal.
22
H. Klasifikasi
Klasifikasi Low back pain dibagi menjadi 2 menurut kategorinya yaitu
(Tanderi, 2017) :
1. Mekanik statik
normalnya 30° - 40°) dan menyebabkan pergeseran titik pusat berat badan.
sehingga dapat terjadi strain atau sprain pada ligamen dan otot-otot di
2. Mekanik dinamik
dan rotasi) dan repetitif, terutama disertai dengan beban yang berat.
23
Klasifikasi Low back pain menurut waktu terjadinya nyeri berlangsung yaitu
(Helfgott, 2009) :
1. Nyeri akut yang tajam, dalam dan langsung maupun tiba-tiba. Seorang
tidak dapat beristirahat dengan tenang dan setiap gerak bagian punggung
yang terkena bertambah nyeri yang terjadi selama kurang dari 8 minggu.
2. Nyeri kronis yang terus menerus dan cenderung tidak berkurang . Nyeri
24
b) Trauma pada komponen keras
dapat terjadi juga pada kondisi tulang belakang yang patalogik. Karena
trauma yang ringan (misal jatuh terduduk dari kursi pendek), kolumna
faktor rematik.
Tumor ganas yang dapat menyebabkan low back pain yaitu seperti
25
oleh perkembangan lesi yang terkait dengan degenerasi tulang belakang
punggung bawah, yaitu poros tubuh, nyeri yang timbul dari penyakit organ
bawah. Nyeri juga timbul dari organ perut posterior, termasuk rahim,
khas ditandai dengan nyeri dan nyeri tekan pada daerah yang bersangkutan
(loss of range of motion) dan nyeri radikuler yang terbatas pada saraf tepi.
diregangkan.
26
Menurut McKenzie, LBP mekanik ditandai dengan gejala sebagai berikut :
2) Sifat nyeri tajam karena dipengaruhi oleh sikap atau gerakan yang bisa
ataupun pembengkakan.
J. Pemeriksaan Fisioterapi
Oswestry Disability Index (ODI) Merupakan pengukuran yang berfungsi
dibagi dalam 6 tingkat dengan 0 sebagai tingkat paling rendah dan 5 sebagai
27
2) Rasa sakitnya sangat ringan saat ini. Skor = 1
6) Rasa sakit adalah yang terburuk yang bisa dibayangkan saat ini. Skor =
dengan :
untuk olahraga.
konservatif.
28
Sakit punggung mengganggu semua aspek kehidupan
e) 81% -100%
1. ROM
gerak sendi dilakukan dengan suatu alat yang disebut Goniometer. Nilai
dari suatu sendi, maka semakin rendah pula kemungkinan sendi dapat
keterbatasan gerak pada fleksi lumbal dan sendi panggul mungkin akan
yaitu 30- 0- 85. Bila nilai ROM berkurang, maka 23 tidak hanya akan
jatuh.
29
Sebuah rumah sakit swasta di Indonesia Bagian Barat melakukan
terdiri dari angka nol sampai sepuluh untuk menilai ambang nyeri pasien
b. Tes Khusus
91% Spesifitas 26%. Interpretasi SLR Test yaitu positif jika nyeri
radikular, rasa kebas, dan kesemutan terprovokasi. Jika nyeri timbul saat
dilakukan pemeriksaan dia atas 35079 derajat, maka nyeri berasal dari
4. Bragards Test
dengan knee lurus disertai dorsi fleksi ankle dengan sudut 30 derajat. Hasil
positif bila pasien merasakan nyeri pada posterior gluteal yang menjalar ke
tungkai.
patologi pada hip, lumbar, sacroiliac atau ilipsoas spasm. Sensitivitas 89%,
Spesifitas 100%. Tes positif jika nyeri terprovokasi selama test, atau ROM
terbatas.
30
L. Perencanaan Intervensi
1. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)
generik untuk metode stimulasi serabut saraf aferen yang dirancang untuk
listrik dibagi menjadi aus searah, dan arus pulsatil. Arus searah merupakan
arus listrik yang mengalir satu arah dengan waktu 1 detik atau lebih. Arus
Hz, 250 sec selama 15 menit dan pada intensitas di atas rasa sakit ambang
menyakitkan, tetapi tidak lebih dari 2/10 pada skala penilaian verbal dan
2. Ultrasound
31
Ultrasound (US) merupakan modalitas terapi fisik yang digunakan
yaitu thermal dan non thermal (Raharjo et al., 2015). Diagnosis paling
punggung, bahu, lutut, dan nyeri leher serta kesulitan berjalan dan gaya
al., 2018).
3. Cryotherapy
yang lebih baik, detoksifikasi sistem kulit, hati dan limfa, penyembuhan
32
bawah 100 C dalam periode waktu yang sangat singkat 2–3 menit (Giemza
et al., 2014).
2021).
M. Terapi Latihan
1. McKenzie Exercise
33
garis tengah tubuh) dan pemulihan lengkap nyeri. Latihan gerak aktif
tersebut pasien lebih merasakan nyeri saat gerakan fleksi lumbal. Terapi
34
(Gambar 2. Child Pose)
nyeri punggung bawah. Itu karena latihan sederhana ini berfokus pada
tilt aman untuk siapa saja, termasuk wanita yang sedang hamil.
diidentifikasi sebagai salah satu penyebab utama LBP. Saat merawat LBP,
tanpa mengangkat pantat mereka dari kasur atau lantai. Kinerja manuver
gerakan yang dapat dilakukan secara sukarela. Latihan pelvic tilt telah
35
direkomendasikan sebagai latihan untuk menghilangkan LBP setidaknya
literatur pendidikan pasien dan situs Internet. Gerakan pelvic tilt biasanya
dilakukan di rumah hampir tanpa batasan tempat, waktu, dan biaya, serta
memiliki risiko cedera yang rendah. Ini dirancang agar sesuai dengan
36
Gerakan yang dilakuka oleh pasien ketika melakukan program core
Gambar 1.
Gerakan pertama
Gambar 2.
Gerakan kedua
37
N. Menifestasi Klinis
Keluhan utama yang dirasakan oleh pasien adalah nyeri punggung bawah.
Nyeri punggung bawah terjadi karena adanya odema pada area tulang ekor
kanan lalu akan berkurang jika tirah baring. Pasien merasakan kesulitan dan
38
BAB III
STATUS KLINIS
A. IDENTITAS KLIEN
1. NRM : PULO-00000109580
6. Agama : Kristen
8. Hobi :-
Koksigeus.
A. ASSESMENT PEMERIKSAAN
39
1. Anamnesis
a. Keluhan utama :
Nyeri pada area pinggang bawah serta bokong kanan dan kiri.
b. Keluhan penyerta :
yang lalu terhitung dari tanggal masuk (10 Agustus 2022) dalma
2. Pemeriksaan umum
d. Pernapasan : 18x/menit
40
a. Inspeksi
1) Statis
2) Dinamis
b. Palpasi
ekstensi lumbal
lumbal
lumbal
lumbal minimal
lumbal minimal
41
Fleksi lumbal : nyeri dan keterbatasan gerak
f. Tes khusus
S 30ᵒ-0ᵒ-90ᵒ
F 30ᵒ-0ᵒ-30ᵒ
T 30ᵒ-0ᵒ-30ᵒ
5. Pemeriksaan Nyeri
42
g. Pemeriksaan Penunjang
Radiologi :
MRI (04.08.2022)
DD/Normal varian
B. DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. ICF Framework (Clinical Reasoning)
Fungsi
43
- Keterbatasa - Adanya melakukan
serta m mengasuh
piriformis cucu
seperti
sebelumny
(M54.5).
C. PERENCANAAN FISIOTERAPI
1. Jangka Pendek
Mengurangi nyeri
Mengurangi spasme
Meningkatkan LGS
2. Jangka Panjang
44
Meningkatkan ADL kembali seperti semula
D. INTERVENSI FISIOTERAPI
1. Intervensi Fisioterapi (Uraian)
a. TENS
F: 10 Hz
I: 30 mA
T: Electrical Stimulation
T: 15 menit
b. Terapi Latihan
2. Edukasi/Home Program
c. McKenzie exercise
E. EVALUASI
Rehabilitation Problem Solving Form
Health Condition:
Structure Participation
45
According to Client Nyeri pada pinggang Pasien belum mampu
berjalan jauh
menngasuh cucu
seperti sebelumnya
mendukung program
fisioterapi pasien
46
According to Atensi, persepsi, dan Keluarga dab lingkungan
pasien
47
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
A. Hasil Penatalaksanaan Fisioterapi
Intervensi yang diberikan kepada pasien dengan diagnosis Nyeri
nyeri pada L4-L5, dan L5-S1. Pasien dengan inisial Ny. BRS dengan usia
dalam keadaan tingkat kesadaran compos mentis dengan tanda tanda vital
48
menggunakan pengukuran Oswestry Disability Index (ODI) pada saat
pemeriksaan SLR test, Bragard test, dan FABER test. Tes cepat yang
dengan total skor NRS untuk nyeri tekan pada area lumbosacral NRS 8/10,
nyeri diam saat berbaring NRS 6/10, dan nyeri gerak pada saat beraktifitas
49
Intensitas Nyeri Gerak
9
8 8
7
6 6
5
4
3
2
1
0
29-Agustus-2022 1-Sep-22
Fleksi Lumbal
50
Active Range Of Motion
36
35 35
34
33
32
31
30 30
29
28
27
29-Agustus-2022 1-Sep-22
Ekstensi Lumbal
Kekuatan Otot
51
Cara Perhitungan Oswestry Disability Index:
Total skor
x 100
Total keseluruhan poin skor
30
x 100=60 %
50
24
x 100=48 %
50
B. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam pembuatan laporan kasus ini
kasus ini dengan observasi yang hanya dilakukan dua kali karena
ditemukan karena lebih banyak jurnal membahas LBP non traumatik dan
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan grafik yang tertera pada Bab IV Pembahasan kasus,
al., 2020).
53
menghilangkan LBP setidaknya sejak tahun 1980-an dan kadang-
2016).
B. Saran
Program fisioterapi sebaiknya dilakukan secara teratur 1 minggu sekali
54
DAFTAR PUSTAKA
Anggiat, L., Fransisko, I. J., & SSt.Ft, S. (2020). Terapi Konvensional Dan
Metode Mckenzie Pada Lansia Dengan Kondisi Low Back Pain Karena
44–57. https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v4i2.113
Cakir, O., Sade, R., Pirimoǧlu, B., Polat, G., & Yalcin, A. (2021). Posterior
https://doi.org/10.1097/PHM.0000000000001682
Cho, H. Y., Kim, E. H., Kim, J., & Kim, E. H. (2014). Effects of the CORE
exercise program on pain and active range of motion in patients with chronic
https://doi.org/10.1589/jpts.26.1237
Coccyx, T., Pelvis, T., & Last, T. C. (2016). The coccyx. 1–6.
Effect, T., Envy, M., Choice, C. P., Role, T. M., & Orientation, M. (2016). 연구
55
Emmerich, A. J. (n.d.). Thoracic , Lumbosacral and Pelvic Regions Thoracic ,
Fax, P. (n.d.). 651 Old Country Road The Central Orthopedic Group.
Giemza, C., Matczak-Giemza, M., Ostrowska, B., Bieć, E., & Doliński, M.
(2014). Effect of cryotherapy on the lumbar spine in elderly men with back
https://doi.org/10.3109/13685538.2013.863860
https://doi.org/10.2147/JPR.S277574
56
http://www.med.or.jp/english/pdf/2004_05/227_233.pdf
Je, T., Cb, D. M., Dooley, L., Ferroni, E., La, A., Ga, B., Ml, V. D., Ma, J.,
Thorning, S., Em, B., Clark, J., Tc, H., Pp, G., Jm, C., Je, T., Cb, D. M.,
Dooley, L., Ferroni, E., La, A., … Clark, J. (2020). Je erson T, Del Mar CB,
Dooley L, Ferroni E, Al-Ansary LA, Bawazeer GA, van Driel ML, Jones MA,
Thorning S, Beller EM, Clark J, Ho mann TC, Glasziou PP, Conly JM.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD006207.pub5.www.cochranelibrary.co
Treatment of Low Back Pain Work Group Office of Quality and Patient
Lirette, L. S., Chaiban, G., Tolba, R., & Eissa, H. (2014). Coccydynia: An
57
5(August), 12–42.
terrain preprocessing
workflows.pdf%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.jhydrol.2017.11.003%0Ahttp://
sites.tufts.edu/gis/files/2013/11/Watershed-and-Drainage-Delineation-by-
Pour-Point.pdf%0Awww
Minicozzi, S. J., Russell, B. S., Ray, K. J., Struebing, A. Y., & Owens, E. F.
34. https://doi.org/10.1016/j.jcm.2016.02.009
Murphy, P. L., & Courtney, T. K. (2000). Low back pain disability: Relative costs
0274(200005)37:5<558::AID-AJIM12>3.0.CO;2-7
3145-8.00031-4
Purnamasari, H., Gunarso, U., & Rujito, L. (2010). Overweight Sebagai Faktor
Resiko Low Back Pain Pada Pasien. Mandala of Health, 4(1), 26–32.
58
Purwasih, Y., Prodyanatasari, A., & Salam, A. (2020). Penatalaksanaan
https://doi.org/10.36984/jkm.v4i2.253
TAKAKI, S., KANEOKA, K., OKUBO, Y., OTSUKA, S., TATSUMURA, M.,
active pelvic tilting in sagittal plane. Physical Therapy Research, 19(1), 50–
57. https://doi.org/10.1298/ptr.e9900
7–26. http://eprints.undip.ac.id/53788/
https://doi.org/10.1080/09593985.2017.1302540
59
Wibawa, A., Tianing, N. W., Kinandana, G. P., & Juniantari, N. K. A. (2018).
(Emmerich, n.d.; Fairbank & Pynsent, 2000; Fax, n.d.; Hayashi, 2004; Helfgott,
60