Program Molar Pink dilaksanakan untuk mencegah karies gigi pada anak usia 5-8 tahun dengan memberikan perlindungan pada permukaan gigi molar yang baru tumbuh melalui aplikasi bahan glass ionomer. Program ini menunjukkan hasil yang baik dengan menurunkan angka kejadian caries gigi molar anak serta meningkatkan asupan gizi dan kualitas hidup anak.
100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
47 tayangan7 halaman
Program Molar Pink dilaksanakan untuk mencegah karies gigi pada anak usia 5-8 tahun dengan memberikan perlindungan pada permukaan gigi molar yang baru tumbuh melalui aplikasi bahan glass ionomer. Program ini menunjukkan hasil yang baik dengan menurunkan angka kejadian caries gigi molar anak serta meningkatkan asupan gizi dan kualitas hidup anak.
Deskripsi Asli:
Inovasi Molar Pink Puskesmas Ambal II, merupakan pengembangan dari tindakan FISSURE SEALANT, dengan mengedukasi guru dan kader posyandu untuk dapat mendeteksi kasus fissure dalam pada gigi molar/geraham yang baru tumbuh, di usia 5 sampai 8 tahun, diharapkan angka kejadian caries dapat menurun
Program Molar Pink dilaksanakan untuk mencegah karies gigi pada anak usia 5-8 tahun dengan memberikan perlindungan pada permukaan gigi molar yang baru tumbuh melalui aplikasi bahan glass ionomer. Program ini menunjukkan hasil yang baik dengan menurunkan angka kejadian caries gigi molar anak serta meningkatkan asupan gizi dan kualitas hidup anak.
Program Molar Pink dilaksanakan untuk mencegah karies gigi pada anak usia 5-8 tahun dengan memberikan perlindungan pada permukaan gigi molar yang baru tumbuh melalui aplikasi bahan glass ionomer. Program ini menunjukkan hasil yang baik dengan menurunkan angka kejadian caries gigi molar anak serta meningkatkan asupan gizi dan kualitas hidup anak.
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7
ANALISA MOLAR PINK
PUSKESMAS AMBAL II I. PENDAHULUAN
MOLAR PINK merupakan salah satu upaya pencegahan karies gigi
yang terjadi di masyarakat di wilayah UPT Daerah Puskesmas Ambal II. Upaya ini dilakukan dengan memberikan perlindungan pada permukaan gigi molar (Geraham) anak-anak usia 5 – 8 tahun. Gigi Molar (Geraham) merupakan gigi yang memiliki peranan penting pada sistem pencernaan dan paling sering mengalami kerusakan karena merupakan gigi permanen yang pertama kali tumbuh. Kerusakan yang terjadi pada gigi molar akan memyebabkan rasa sakit, penguyahan yang tidak seimbang, dan jika dibiarkan berlanjut, akan mengganggu struktur gigi yang lain. Gigi geraham permanen pertama erupsi (tumbuh) pada anak usia 5 – 6 tahun. Namun masalahnya : a) Anak – anak merupakan salah satu kelompok rentan karies gigi (gigi berlubang). b) Anak – anak belum memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan gigi (malas gosok gigi). c) Mayoritas orang tua tidak tahu jika gigi geraham permanen hanya tumbuh satu kali (beranggapan gigi yang rusak jika dicabut masih akan tumbuh gigi yang baru) Prevalensi karies masyarakat di wilayah UPT Daerah Puskesmas Ambal II termasuk tinggi, karena mayoritas kasus karies gigi yang datang ke puskesmas sudah mencapai pulpa gigi (ruang syaraf gigi) sehingga mempengaruhi kualitas hidup masyarakat di wilayah UPT Daerah Puskesmas Ambal II. Hasil-hasil penelitian selama ini menunjukkan karies gigi mempunyai dampak yang luas, yaitu gangguan pada kualitas hidup antara lain keterbatasan fungsi, disabilitas fisik, ketidaknyamanan psikis. Selain itu, pengobatan penyakit pulpa gigi membutuh waktu yang lama dan biaya yang lebih tinggi. Dalam Undang – Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan di pasal 93 disebutkan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya dapat terwujud. Dari data penyakit gigi dan mulut di UPT Daerah Puskesmas Ambal II tahun 2014 sampai dengan tahun 2021 penyakit pulpa dan jaringan periapikal gigi lebih tinggi dari penyakit karies dentin, sebagai berikut : No Tahun Jumlah Penyakit Penyakit Pulpa dan Caries Dental jaringan Periapikal 1 2014 174 738 2 2015 122 643 3 2016 150 682 4 2017 250 661 5 2018 414 635 6 2019 403 767 7 2020 117 462 8 2021 200 576
Hal ini menunjukkan kerusakan gigi sudah mencapai tahap
lanjut, dan dapat mengakibatkan kehilangan gigi atau infeksi di rongga mulut. Sedangkan tindakan pencabutan gigi permanen lebih rendah dari tindakan tumpat gigi permanen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah UPT Daerah Puskesmas Ambal II masih menginginkan giginya tetap dipertahankan dan tidak ingin giginya segera dicabut. No Tahun Tumpat gigi permanen Pencabutan gigi permanen 1 2014 193 101 2 2015 71 94 3 2016 168 81 4 2017 263 55 No Tahun Tumpat gigi permanen Pencabutan gigi permanen 5 2018 420 65 6 2019 405 79 7 2020 155 36 8 2021 270 60 Masalah yang dihadapi di UPT Daerah Puskesmas Ambal II adalah
1. Tingginya penyakit pulpa dan jaringan periapikal
2. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk merawat dan mempertahankan gigi selama mungkin. 3. Keterbatasan waktu untuk berobat Untuk mewujudkan amanat Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan di pasal 93 dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perawatan gigi usia dini, UPT Daerah Puskesmas Ambal II melakukan inovasi pencegahan karies di gigi molar (geraham) yamg diberi nama MOLAR PINK. Molar PINK dilakukan terintegrasi sebagai program promotif – preventif di UPT Daerah Puskesmas Ambal II. Program Promotif (meningkatkan kesehatan gigi) dilakukan dengan cara penyuluhan dan sikat gigi bersama bagi siswa TK/RA untuk menjaga kebersihan gigi, yang dilaksanakan di TK/RA, SD dan 3 Desa binaan (Sidomulyo, Sidomukti dan Kradenan) di wilayah UPT Daerah Puskesmas Ambal II. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada anak cara sikat gigi yang baik dan waktu sikat gigi yang tepat. Program Preventif (mencegah gigi berlubang) dilakukan dengan cara memberikan Lapisan Perlindungan Di Permukaan Gigi Molar (Geraham) Permanen yang baru erupsi dengan aplikasi fissure protection, menggunakan bahan Glass Ionomer VII. Dengan kegiatan Molar Pink, dapat menjadi salah satu cara untuk menurunkan angka kejadian caries pada anak dan angka kesakitan gigi dan mulut di masyarakat.
II. METODE
Metode dalam analisa ini adalah menggunakan Studi dokumentasi
yang menurut Sugiyono merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti atau salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan melihat dan menganalisis dokumen- dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek III. HASIL DAN PEMBAHASAN
VARIABEL INDIKATOR SEBELUM SESUDAH PERUBAHAN
INPUT Jumlah 1 Dokter 1 Dokter Peningkatan SDM gigi gigi jumlah tenaga 1 Perawat 1 Perawat yang gigi gigi mendukung Tenaga inovasi paramedic Orang tua Guru PAUD Biaya Rp. Rp. 25.000 Penurunan perawatan 120.000 biaya perawatan PROSES Aplikasi Tidak Dilakukan Membutuhkan fissure dilakukan pada biaya protection pada kasus pengadaan kasus fissure fissure fissure dalam protector yang dalam lebih banyak Penyebab Sakit gigi Ingin Perubahan kunjungan merawat pola anak 5-8 gigi kunjungan tahun dari kuratif menjadi preventif OUTPUT Angka Tinggi Berkurang Angka kejadian kejadian caries pada caries pada gigi molar gigi molar pertama pertama menurun
DAMPAK Asupan gizi Rendah Bertambah Anak jadi
lebih enak makan dan tidur Kualitas Rendah Bertambah Dengan hidup anak asupan gizi yang meningkat, kualitas fizik, mental dan psikis anak meningkat
Program ini mempunyai dampak perubahan yang baik bagi
anak-anak dan masyarakat Molar pink juga lebih mudah diingat oleh masyarakat dan dapat diterima oleh anak-anak. Prosedur yang dilakukan tidak lama, tidak sakit dan alat kesehatan yang digunakan juga sangat sederhana (dapat diterima anak/tidak menakutkan). Dari data tahun 2019, sejak adanya molar pink, kasus terjadinya caries pada anak menurun, 98 anak control dengan fissure sealant masih baik dan tidak terjadi caries, 4 anak terjadi caries dentin. Namun karena adanya pandemic Corona Virus Disease -19 (Covid-19) kegiatan molar pink tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya Di tahun 2020 hanya 9 anak yang dilakukan molar pink tanpa ada kelompok kontrol. Tahun 2021, dengan dibantu kegiatan bhakti social terbatas PDGI Cabang Kebumen di Kecamatan Ambal di 3 TK Singosari, Sinungrejo, Pagedangan dan 2 SD (Peneket dan Pagedangan) diperoleh 137 anak yang di beri aplikasi molar pink. Dengan harapan anak akan kontrol pada tahun 2022 dengan keadaan gigi tanpa caries. Dengan adanya inovasi molar pink, dapat dijadikan upaya tindakan pencegahan karies pada gigi molar tetap pertama yang dapat menurunkan angka penyakit caries dan peenyakit pulpa/periapikal, sehingga fungsi estetik, mastikasi dan fonetik tetap terjaga selama mungkin IV. KESIMPULAN
1. Kegiatan/inovasi molar pink dilanjutkan/diteruskan untuk tahun
selanjutnya. 2. Segala pembiayaan yang timbul akibat diadakannya kegiatan ini, dianggarkan pada anggaran pendapatan dan belanja Puskesmas Ambal II
V. SARAN
1. Perlu keterlibatan Dinas Kesehatan dan lintas sector untuk
memberikan dukungan dan pembinaan pada kegiatan ini. 2. Diharapkan kegiatan ini diterapkan di seluruh fasilitas pelayanan pertama hingga bisa tercapai Indonesia Bebas Caries di tahun 2030.