0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
46 tayangan23 halaman

CR Narsih AJ3A - IVA TEST

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. P P1A1


DENGAN KASUS FLEK PASCA SENGGAMA
MELALUI METODE ASUHAN PEMERIKSAAN IVA TEST

Laporan kasus ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan ujian praktik
melalui metode ujian case report pada mata kuliah askeb reamaja dan perimenopause
semester Genap

Disusun Oleh :

Dyah Linawati
NPM: 211560412129

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA
TA. 2022/2023
Lembar Pengesahan Laporan

Tanggal Ujian Screenshoot Foto Ujian


14 Januari 2023

Mahasiswa Tanda Tangan Mahasiswa


Nama         : Dyah Linawati
NPM          : 211560412129

Dosen Penguji Tanda Tangan Penguji


Nama         : : Renince, SST., M.Keb
NIDN         : 0316098604
LAPORAN KASUS

A. Gambaran Kasus
Ny. P usia 30 tahun, P1A1 datang ke tempat Bidan dyah dengan keluhan
jika setelah melakukan hubungan seksual kadang-kadang keluar flek. Data
Objektif didapatkan : TD : 110/70 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu 36,6 oC,
BB 55 kg. Dari hasil anamnesa didapatkan sama dengan keluhan yang
dialami. Penatalaksanaan apa yang sebaiknya dilakukan Bidan tersebut?

B. Tinjauan Teori
1. Definisi IVA Test
IVA test merupakan salah satu cara melakukan tes kanker serviks
yang mempunyai kelebihan yaitu memiliki sensitivitas hingga
96%, kelebihan lainnya teknik yang sederhana dan kemampuan
memberikan hasil yang segera kepada WUS yang melakukan
pemeriksaan IVAtest (Andrijono, 2017).
Tes IVA merupakan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini
kanker serviks. Prosedur pemeriksaan yaitu dengan memasukkan
spekulum ke dalam vagina, agar mulut rahim (serviks) dapat di periksa
secara langsung. Mulut rahim kemudian di olesi zat asam cuka, apabila
zat asam me ngenai sel-sel yang abnormal, warna jaringan akan
berubah menjadi putih dan di katakan sebagai hasil tes positif.
Pemeriksaan IVA yang positif biasanya menandakan adanya suatu lesi
pre kanker, tetapi tentu saja pemeriksaan IVA harus di pastikan dengan
pemeriksaan lainnya oleh dokter spesialis kandungan (Sp. OG),
dengan di lakukan pemeriksaan lanjutan seperti pap smear, atau biopsi.
Hasil tes positif ini perlu di tindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih
lanjut oleh dokter spesialis kandungan (Sp. OG).

2. Faktor-Faktor Kejadian Kanker Cerviks


Kejadian kanker serviks dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
faktor sosio demografi yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan
faktor aktivitas seksual yang meliputi usia pertama kali melakukan
hubungan seksual, pasangan seksual yang berganti-ganti, pasangan
seksual yang tidak disirkumsisi, paritas, kurang menjaga
kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, riwayat
keluarga penderita kanker serviks, trauma kronis pada serviks,
penggunaan pembalut dan pantyliner, serta penggunaan
kontrasepsi oral (Kementerian Kesehatan RI, 2018)

3. Syarat untuk melakukan pemeriksaan IVA


a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual.
b. Tidak sedang dalam keadaan menstruasi.
c. Tidak sedang hamil.
d. Tidak melakukan hubungan seksual dalam jangka waktu 24 jam.
4. Hasil pemeriksaan IVA
a. IVA Negatif : Serviks normal.
b. IVA Radang : Pada pemeriksaan serviks di dapatkan adanya
peradangan pada serviks (servicitis) atau adanya temuan jinak
misalnya polip pada serviks.
c. IVA Positif : Dimana pada hasil pemeriksaan di dapatkan adanya
kelainan yaitu menunjukkan adanya lesi berwarna putih pada
serviks dan ini merupakan kelainan yang menunjukkan adanya lesi
prakanker.
d. IVA Kanker Serviks : Dimana kelainan menunjukkan adanya
kelainan sel akibat adanya kanker serviks
Hasil positif pada IVA mengarah pada diagnosis pra kanker
serviks, pengobatannya adalah dengan Krioterapi dimana
menyemprotkan N2O untuk membekukan lesi pra kanker sehingga sel
kanker tersebut di harapkan mati dan luruh lalu tumbuh kembali sel
yang sehat. Penanganan lainnya adalah dengan Kolposkopi, yaitu
mengambil sebagian jaringan dari serviks dan melihatnya di bawah
mikroskop untuk menemukan sel kanker. Jika Hasil tes IVA Positif
maka perlu di tindaklanjuti dengan pemeriksaan lebih lanjut, misalnya
dengan biopsi oleh dokter spesialis kandungan (Sp. OG).
Pemeriksaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman selama
pemeriksaan dan 1-2 hari sesudahnya, tergantung ada atau tidaknya
perlukaan. Apabila sesudah 2 hari nyeri masih terus berlangsung,
mungkin terdapat masalah lain yang mendasari, misalnya infeksi
saluran kemih, radang panggul, dan sebagainya.

5. Konseling Pasca Tindakan IVA


a. Jika hasil test IVA negatif, beritahu Klien untuk datang menjalani
kembali 3-5 tahun kemudian, dan ingtakan Klien tentang faktor-
faktor risiko.
b. Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya
pengobatan dan tindk lanjut, dan diskusikan langkah-langkah
selanjutnya yang dianjurkan
c. Jika telah siap menjalani tindakan krioterapi, beri tahukan tindakan
yang akan dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain
bila Klien inginkan.
d. Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertemuan
yang perlu. Lihat Tabel 3 untuk tindakan rujukan yang dianjurkan.
Tabel 3 Tindakan Rujukan yang Dianjurkan
Temuan IVA Tindakan Rujukan
Bila ibu dicurigai menderita Segera rujuk ke fasilitas yang
Kanker Leher Rahim dapat memberikan pengobatan
yang memadai untuk kanker
invasif
Ibu dengan hasil test positif Rujuk untuk penilaian dan
yang lesinya menutupi serviks pengobatan di rumah sakit yang
lebih dari 75% (lesi luas), menawarkan LEEP atau cone
meluas ke dinding vagina atau biopsy. Jika tidak mungkin atau
lebih luas 2mm dari probe dianggap tidak akan pergi ke
krioterapi termasuk ujung fasilitas lain, beritahu tentang
probe. kemungkinan besar persistensi
lesi dalam waktu 12 bulan dan
tenang perlunya pengobatan
ulang
Ibu dengan hasil tes positif Rujuk ke rumah sakit yang
yang meminta tes lebih lanjut menawarkan klinik ginekologi
(diagnosis tambahan), yang (bila diindikasikan)
tidak tersedia di fasilitas
kesehatan tingkat pertama
Ibu dengan hasil tes positif Beritahu tentang kemungkinan
yang menolak menjalani pertumbuhan penyakit dan
pengobatan prognosisnya. Anjurkan untuk
datang kembali setelah setahun
untuk menjalani tes IVA
kembali untuk menilai status
tersebut

6. Jurnal Terkait Yang Berhubungan dengan kasus


Judul : “Hubungan Gejala Klinis dan Faktor Risiko dengan Hasil
Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia
Subur di Puskesmas Kedaton”
Kanker serviks merupakan masalah kesehatan yang melanda negara –
negara di dunia termasuk Indonesia. Setiap tahun di Indonesia
terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks dan sekitar 8000
kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Dengan angka kejadian
ini kanker serviks menduduki urutan kedua setelah kanker payudara.
WHO merekomendasikan suatu pendekatan alternatif bagi negara yang
sedang berkembang dengan konsep down staging terhadap kanker
serviks, salah satunya adalah dengan cara Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) pada tahun 1985. Pengolesan asam asetat 3-5%
pada serviks pada epitel abnormal akan memberikan gambaran bercak
putih yang disebut acetowhite. Gambaran ini muncul oleh karena
tingginya tingkat kepadatan inti dan konsentrasi protein. Hal ini
memungkinkan pengenalan bercak putih pada serviks dengan mata
telanjang (tanpa pembesaran) yang dikenal sebagai pemeriksaan IVA.
Lesi prakanker serviks diawali oleh infeksi HPV dan dipengaruhi
olehbeberapa faktor yang meningkatkan risiko lesi prakanker antara
lain usia tua, usiamenikah terlalu dini, mitra seksual terlalu banyak,
penyakit menular seksual, multiparitas, penggunaan kontrasepsi,
merokok dan status sosial ekonomi yangrendah. Faktorfaktor risiko
tersebut akan berperan dalam proses karsinogenesis sehingga
mengubah sel normal menjadi sel abnormal yang mengarah pada
keganasan serviks.
Kanker serviks pada stadium awal tidak menunjukkan gejala yang
khas, bahkan bisa tanpa gejala. Pada stadium lanjut sering memberikan
gejala perdarahan post coitus, keputihan abnormal, perdarahan sesudah
mati haid (menopause) serta keluar cairan abnormal (kekuning-
kuningan, berbau dan bercampur darah).
Dari hasil analisa singkat Jurnal diatas dapat berhubungan dengan
kasus Ny. P yaitu tentang kadang keluar flek setelah berhubungan
badan, yang mana merupakan gejala stadium lanjut kanker serviks.
Selain itu Ny. P mengatakan sudah mempunyai anak dan aktif dalam
berhubungan seksual maka dari itu pemeriksaan IVA Test adalah
pilihan yang tepat untuk mendeteksi dini kanker serviks.
7. Pathway

C. Deskripsi Asuhan Kebidanan


1. Tujuan Asuhan
Memberikan asuhan pada Ny. P usia 30 tahun P1A1 dengan kasus
keluar flek setelah melakukan hubungan seksual dengan metode
pemeriksaan IVA test.

2. Deskripsi Alat dan Bahan


No Nama Alat Gambar Fungsi
dan Bahan
1. Cocor bebek Untuk
membuka
vulva vagina
2. Bengkok Untuk tempat
bahan habis
pakai

3. Handscoon 2 Untuk
rangkap mencegah
terjadinya
infeksi silang
serta
mencegah
terjadinya
penularan
kuman
4. Kapas DTT Untuk Vulva
hygiene

5. Kapas lidi Untuk


membersikan
portio dan
memberikan
larutan asam
asetat 0,5 % ke
SSK
6. Asam asetat Untuk
5% mengetahui
tanda pada
portio untuk
mendeteksi
kanker cervik
7. Air DTT Untuk vulva
hygiene

8. Tisu Untuk alas


bokong

9. Gel Untuk
melicinkan
cocor bebek

10. Apron Alat pelindung


diri

11. Masker Alat pelindung


diri

12. Larutan Dekontaminasi


klorine 0,5 % alat medis

13. Tempat Tempat


sampah penyimpanan
infeksius limbah
infeksius
14.

3. Menegakkan Diagnosa
Ny.P umur 30 tahun P1A1 flek pasca senggama dengan metode
pemeriksaan IVA test, Keadaan umum baik.

4. Prosedur Kerja
No Gambar Tindakan
1. Menyapa dan
memperkenalkan diri

2. Menayakan kesiapan klien


untuk diperiksa IVA

3. Memastikan identitas,
memeriksa status dan
kelengkapan informed
consent (mengisi formulir
pemeriksaan IVA)
4. Memastikan alat dan seluruh
Instrumen yang diperlukan
sudah tersedia

5. Meminta klien untuk


mengosongkan kandung
kemih dan membilas daerah
genitalia
6. Meminta klien untuk
menanggalkan pakaian dalam
/ celana dan menggunakan
kain yang sudah disediakan

7. Memposisikan klien dalam


posisi litotomi

8. Menutup area pinggang


hingga lutut klien dengan
kain

9. Memasang tisue bokong

10. Mengatur lampu sorot

11. Memakai celemek dan


masker

12. Mencuci tangan dengan air


mengalir dan menggunakan
sabun, keringkan dengan
handuk kering dan bersih
13. Menggunakan sarung tangan
DTT

14. Memebersihkan genitalia


eksterna dan genitalia interna
dengan kapas DTT

15. Melakukan pemeriksaan


secara inspeksi dan palpassi
genitalia eksterna

16. Mengolesi jelly pada


spekulum (dianjurkan)

17. Memasang spekulum dalam


vagina, setelah servisk dapat
dilihat seluruhnya, kemudian
mengunci spekulum dalam
posisi terbuka sehingga akan
tetap di tempat saat melihat
serviks
18. Membersihkan serviks dari
cairan darah, dan sekret
dengan kapas lidi yang
sebelumnya dicelupkan ke air
DTT
19. Memeriksa serviks terdapat
kecurigaan kanker atau
tidak :
Jika ya, klien dirujuk,
pemeriksaan tidak
dilanjutkan
Jika tidak, lanjutkan
pemeriksaan
20. Melanjutkan dengan
pemeriksaan SSK jika tidak
terdapat tanda-tanda curiga
kanker.
 Memastikan tampak /
tidaknya Sambungan
Skuamo Kolumnar
(SSK) /
mengidentifikasi SSK
a. Jika SSK tampak,
melakukan IVA dengan
mengoleskan kapas lidi
yang sudah dicelupkan
ke dalam asam asetat 3-
5% ke zona
transformasi.
b. Jika SSK tidak tampak
:
1) Melakukan
pemeriksaan mata
telanjang tanpa
asam asetat
(downstaging).
2) Menganjurkan klien
untuk pap smear
maksimal 6 bulan
lagi
21. Menunggu hasil IVA selama
1 menit, perhatikan apakah
ada bercak putih
(acetowhite epithelium) atau
tidak
 Jika tidak (IVA
Negatif), menjelaskan
kepada klien kapan
harus kembali untuk
mengulangi
pemeriksaan IVA
 Jika ada (IVA
Positif), menentukan
apakah lesi tersebut
dapat dilakukan
krioterapi atau
tidak

22. Mengeluarkan spekulum


secara perlahan

23. Membuang sarung tangan,


kapas,dan bahan sekali pakai
lainnya ke dalam container
(tempat sampah medik) yang
tahan bocor, sedangkan untuk
alat-alat yang dapat
digunakan kembali, rendam
dalam larutan Chlorin 0,5%
selama 10 menit untuk
dekontaminasi.
24. Mencuci tangan dengan air
mengalir dan menggunakan
sabun, keringkan dengan
handuk kering dan bersih
25. Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan pada fomulir
pemeriksaan IVA

26.  Jika hasil IVA Negatif,


Memberitahukan klien
kapan harus kembali
untuk pemeriksaan
selanjutnya.
 Jika hasil IVA Positif,
Memberikan informasi
mengenai hasil
pemeriksaan dan
menyampaikan perlunya
dilakukan rujukan
ketempat yang memadai
27. Memberi kesempatan kepada
klien untuk bertanya hingga
mengerti

D. Kesimpulan
Ny. P usia 30 tahun, P1A1 datang ke tempat Bidan Dyah dengan
keluhan jika setelah melakukan hubungan seksual kadang-kadang keluar
flek. Data Objektif didapatkan : TD : 110/70 mmHg, Nadi 88 x/menit,
Suhu 36,6 oC, BB 55 kg. Asuham Kebidanan yang diberikan pada Ny. P
usia 30 tahun telah dilakukan tindakan pemeriksaan IVA Test tanggal 14
Januari 2023 jam 15.00 WIB dengan lancar.

Setelah itu dilakukan konseling pasca pemeriksaan IVA Test, ibu


dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan IVA Test kembali 1 tahun.
Apabila ada keluhan yang mengganngu aktivitas atau kenyamanan ibu, ibu
dianjurkan untuk segera memeriksakan diri ke petugas kesehatan.

Seluruh prosedur pemasangan dan penatalaksanaan pemeriksaan


IVA Test pada Ny. P telah selesai dilaksanakan dan telah di
dokumentasikan. Ibu merasa puas dengan pelayanan Bidan Dyah

E. Sumber Pustaka
Abdullah, T. (2011). Kanker Serviks. Konferensi Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga. Makasar.
Andrijono. (2017). Kanker Serviks. Jakarta: Divisi Onkologi
Departemen Obstetri dan Ginekologi.
Anggraeni, Nobelia, & Muhartati, Mei. (2015). Hubungan Tingkat
Pengetahuan tentang Kanker Serviks dengan Perilaku WUS
Melakukan Pemerikasaan IV A di Puskesmas Banguntapan
Bantul. STIKES’Skripsi Aisyiyah Yogyakarta.
Darmayanti D, Hapisah H, Kirana R. Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Kanker Leher Rahim di RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal
Kesehatan. 2016
Delia, Wijaya. (2010). Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik.
Yogyakarta: Sinar Kejora.
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2017. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Kusmiran, Eny. (2011). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.
Jakarta: Salemba Medika, 21.
Wahyuningsih T, Mulyani, EY. (2014). Faktor Risiko Terjadinya Lesi
Prakanker Serviks Melalui Deteksi Dini dengan Metode IVA
(Inspeksi Visual Asam Asetat). Forum Ilmiah.
Bekasi, 14 Januari 2023
Mahasiswa

Dyah Linawati
NPM. 211560412129
FORMAT PENGKAJIAN
PADA NY. I 30 TAHUN DENGAN PEMERIKSAAN IVA

PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. P Nama Suami : Tn. A
Umur : 30 th Umur : 35 tahun
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Sopir
Alamat rumah : Perum.graha prima blok ib rt 04/07 desa satria jaya

2. Pengkajian Tanggal : 14 Januari 2023 Pukul : 15.00 WIB


Oleh : Bidan Dyah
a. Alasan datang ke klinik : Ingin berkonsultasi
 Keluhan utama : setelah melakukan hubungan seksual
kadang-kadang keluar flek
 Riwayat keluhan utama : menstruasi baru selesai hari ke 10,
tidak melakukan hubungan badan dalam 2 hari
b. Riwayat Menstruasi : teratur, nyeri pada saat hari pertama saja.
 Menarche : 13 tahun
 Siklus : 28 hari
 Lama : 7 hari
 Banyak : 3x ganti pembalut dalam sehari
 Keluhan : tidak ada
 Teratur : teratur
c. Riwayat Perkawinan
 Kawin ke : 1 (pertama)
 Lamanya perkawinan : 5 tahun
d. Riwayat obsteri yang lalu
 Riwayat seluruh kehamilan
- Gravida :-
Partus :1
- Abortus :1
- Lahir hidup : 1
- Lahir mati :-
 Riwayat Perasalinan Terakhir/ Abortus Terakhir
- Tanggal Persalinan Terakhir : 20 Februari 2019
- Jenis Persalinan :-
- Apakah sedang menyusui : tidak
e. Riwayat KB sebelumnya
Tidak pernah
f. Riwayat medis sebelumnya
 Sedang mendapat pengobatan jangka panjang : Tidak ada
 Saat ini sedang menderita penyakit kronis : tidak ada
g. Riwayat sosial
 Merokok : tidak ada
 Minuman keras : tidak ada
h. Riwayat ginekologi
 Tumor Ginekologi : tidak ada
 Operasi ginekologi yang pernah dialami : tidak ada
 Penyakit kelamin
- GO : tidak ada
- Sipilis : tidak ada
- Herpes : tidak ada
- Keputihan : tidak ada
- Perdarahan tanpa sebab yang jelas : tidak ada
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaaan Umum : Baik
b. TB : 160 cm
BB : 55 kg
c. TTV (Tanda-Tanda Vital)
- TD : 110/80 mmHg
- HR : 88 x/menit
- RR : 20 x/menit
- Temperatur : 36,60 C
d. Kepala dan Rambut : Bersih, berwarrna hitam tidak ada ketombe,
tidak ada luka/ bekas luka, tidak ada pembengkakakn di kepala.
e. Wajah
1) Mata : Simetris, tidak ada secret, konjungtiva
merah muda, sklera putih, reflek pupil baik.
2) Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret.
3) Gigi dan Mulut : Bibir merah, tidak ada caries gigi, lidah
bersih tidak ada sariawan, tidak ada peradangan tonsil.
4) Telinga : Bersih, tidak ada secret, bentuk simetris.
5) Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan
vena.
f. Payudara dan Dada
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, putting susu menonjol.
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
g. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada bekas luka/ operasi, bentuk abdomen
datar.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, tidak ada
benjolan abnormal
h. Ekstremitas Atas dan Bawah
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varices
Palpasi : Tidak ada edema
Perkusi : Normal, suara nyaring, reflek bagus
i. Vulva dan Perineum
Inspeksi : Bersih, tidak ada bekas luka, tidak ada secret, tidak
ada tumor
j. Anus
Inspeksi : Bersih, normal, tidak ada bekas luka, tidak ada
secret
k. Pemeriksaan Inspekulo
Insepksi : tidak ada tanda kanker dan kelainan lainnya

2. Pemeriksaan Khusus Obstetri


 Abdomen
Pembesaran : perut datar, tidak tampak kelainan
 Pemeriksaan Vagina
- VT : Tidak dilakukan
- Inspekulo : tidak ada tanda kanker dan kelainan
lainnya
3. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

C. ASSASEMENT
Dx : Ny. P Usia 30 Tahun P1A1 dengan pemeriksaan
IVA
Masalah : Flek Pasca Senggama
D. PLANING
a. Menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan
b. Memberitahu ibu tentang pemeriksaan dan tujuan pemeriksaan IVA
Test
c. Melakukan informed choice dan informed consent
d. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemeriksaan IVA Test
e. Memberitahu hasil pemeriksaan IVA test
f. Mendokumentasikan seluruh kegiatan

Implementasi

a. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan


 TD : 110/80 mmHg
 HR : 88 x/menit
 RR : 20 x/menit
 Temperatur : 36,60 C
b. Memberitahu ibu tentang IVA Test dan tujuan pemeriksan IVA Test
Tes IVA merupakan pemeriksaan skrining untuk deteksi dini kanker
serviks. Prosedur pemeriksaan yaitu dengan memasukkan spekulum
ke dalam vagina, agar mulut rahim (serviks) dapat di periksa secara
langsung. Mulut rahim kemudian di olesi zat asam cuka, apabila zat
asam mengenai sel-sel yang abnormal, warna jaringan akan berubah
menjadi putih dan di katakan sebagai hasil tes positif.
c. Melakukan informed consent untuk dilakukan pemeriksaan IVA Test
Ibu telah menyetujui tindkan pemeriksaan IVA Tesr
d. Melakukan pemeriksaan IVA Test
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan pasien
3. Prosedur pemeriksaan
4. Konseling pasca tindakan
e. Memberitahu hasil pemeriksaan IVA Test dan jadwal
kunjungan ulang
Hasil yang didapatkan IVA Negatif : serviks normal tidak ada
tanda bercak putih (acetowhite epithelium).
f. Mendokumetasikan seluruh kegiatan dengan metode SOAP

Anda mungkin juga menyukai