Bab Iii. Profil Kumuh
Bab Iii. Profil Kumuh
Bab Iii. Profil Kumuh
Profil Kawasan
Kumuh
III.1 KONDISI FISIK KECAMATAN SIABU
III.1.1 Letak dan Administrasi Kecamatan Siabu
Survei dan Penetapan Lokasi Perumahan dan Permukiman Kumuh, Survei
Identifikasi Kawasan Kumuh di Mandailing Godang berada di Kecamatan Siabu yang
beretnis suku batak ini salah satu kecamatan dari 23 kecamatan di Mandailing Natal,
Kecamatan Siabu memiliki luasan wilayah 345,36 Km² pada Kecamatan Siabu memiliki 28
Desa sedangkan ibu kota pada Kecamatan berada di Kelurahan Siabu yang memiliki luasan
2.824,23 Ha, dengan ketinggian di atas permukaan laut 250-600 Meter.
1
Rasio terhadap Luas
No. Kelurahan/Desa Luas (Ha)
Kecamatan
15 Simangambut 6.028,17 13,40
16 Huta Puli 2.156,58 6,24
17 Huta Raja 1.275,81 3,69
18 Sibaruang 1.858,32 5,38
19 Sihepeng 547,23 1,58
20 Tanjung Sialang 424,29 1,23
21 Tangga Bosi II 333,73 3,86
22 Tangga Bosi III 1.278,08 15,28
23 Huraba II 219,93 1,23
24 Sihepeng Sada 571,47 1,65
25 Sihepeng Dua 595,25 1,72
26 Sihepeng Tolu 601,53 1,74
27 Sihepeng Opat 589,64 1,71
28 Sihepeng Lima 733,72 2,12
Jumlah 34.536 100
Sumber : Kecamatan Siabu dalam Angka, 2021
Pada kawasan perkotaan yang di pinggir pantai, kemiringan sudah sangat kecil
sekali dan elevasi saluran terkadang lebih rendah daripada air pasang tertinggi sehingga air
laut masuk ke saluran drainase. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dibuat waduk buatan di
2
pantai yang dipisahkan dari air laut. Air dialirkan pada waduk ini, dan selanjutnya
dipompakan ke laut.
3
Peta III.1. Peta Ketinggian Lahan
Kabupaten Mandailing Natal
4
III.1.3 Kondisi Hidrologi
Potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk
kepentingan irigasi, air minum, sanitasi, transportasi, maupun untuk kepentingan lainnya.
Sumber air yang terdapat di Kabupaten Mandailing Natal bagi kebutuhan tersebut di atas
berasal dari mata air dan sungai.
Pola Daerah Aliran Sungai (DAS) sangat dipengaruhi oleh keadaan morfologis,
topografi dan bentuk wilayah di samping bentuk atau corak DAS itu sendiri. Di wilayah
Mandailing Natal terdapat 6 (enam) DAS, yaitu :
(1) Sungai Batang Gadis mengalir mulai dari Kecamatan Kotanopan melalui
Kecamatan Panyabungan hingga ke Kecamatan Kotanopan dan bermuara di
Kecamatan Muara Batang Gadis;
(2) Sungai Batang Batahan mengalir mulai dari Kecamatan Batang Natal dan bermuara
di Kecamatan Batahan;
(3) Sungai Batang Natal mengalir mulai dari Kecamatan Batang Natal dan bermuara di
Kecamatan Batahan;
(4) Sungai Batang Tabuyung mengalir dari Kecamatan Natal dan Kecamatan Muara
Batang Gadis dan bermuara di Kecamatan Muara Batang Gadis;
(5) Sungai Batang Bintuas mengalir dan bermuara di Kecamatan Natal;
(6) Sungai Batang Toru mengalir dan bermuara di Kecamatan Muara Batang Gadis.
Tabel III.2. Nama Sungai yang Mengaliri Wilayah Kabupaten Mandailing Natal
Panjang
No. Nama Sungai Kecamatan Lebar (M)
(Km)
1 Batang Gadis Panyabungan 137,5 60 - 75
2 Batang Natal Batang Natal - -
3 Batahan Batahan 27,91 40 - 55
5
Panjang
No. Nama Sungai Kecamatan Lebar (M)
(Km)
4 Batang Bangko Batahan - -
5 Batang Sinunukan Batahan - -
6 Kun Kun Natal 27,26 35 - 55
7 Bintuas Muara Batang Gadis - -
8 Batang Tabuyung Muara Batang Gadis - -
9 Parlampungan Muara Batang Gadis 38,72 35 - 55
10 Sulang-Suling Muara Batang Gadis 46,8 35 - 55
11 Sikapas Muara Batang Gadis - -
Sumber : Kabupaten Mandailing Natal dalam Angka, 2021
Sesuai UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, berdasarkan kewenangan
provinsi, irigasi di Kabupaten Mandailing Natal dapat dibagi atas jaringan irigasi seluas
79.713 ha dan jaringan rawa seluas 52.832 ha. Sementara, luas lahan baku sawah irigasi di
Kabupaten Mandailing Natal berdasarkan data tahun 2009 adalah seluas 16.555 ha dan lahan
rawa seluas 47.163 ha. Kondisi jaringan irigasi pada lahan-lahan tersebut saat ini
membutuhkan perbaikan dan peningkatan. Lahan rawa sendiri masih belum termanfaatkah
secara optimal, akibat prioritas pembangunan yang masih difokuskan pada pengembangan
irigasi.
6
No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)
8 Sawah 3219,25 11,42
9 Tanah Terbuka 128,23 0,46
Total 28.177,76 100,00
Sumber : Hasil Data Peta Dasar Rencana Tata Ruang Wilayah Kab. Mandailing Natal dan Hasil Lapangan
2021
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa penggunaan lahan terbesar di Kecamatan
Siabu adalah hutan lahan kering primer dengan luas 6.561,3 Ha (23,29%), diikuti oleh
pertanian lahan kering campur dengan luas 6.083,01 Ha (21,59%), belukar dengan luas
3.905,69 Ha (13,86%), hutan lahan kering sekunder dengan luas 3.827,88 Ha (13,58%),
pertanian lahan kering dengan luas 3.231,25 Ha (11,47%), dan sawah dengan luas 3.219,25
Ha (11,42%). Adapun penggunaan lahan lainnya meliputi proporsi yang rendah, seperti
belukar rawa dengan luas (3,57%), permukiman (0,77%), dan tanah terbuka (0,46%).
7
Peta III.2. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan
Siabu
8
III.2 KONDISI PERMUKIMAN
III.2.1 Karakteristik Bangunan Hunian
Berdasarkan RTRW Kabupaten Mandailing Natal, Kecamatan Siabu merupakan
salah satu kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal yang fungsi prioritasnya diarahkan
sebagai permukiman perkotaan, setra produksi tanaman pangan dan peternakan, perdagangan
dan jasa, industri berbasis pertanian dan perkebunan, dan perikanan darat. Oleh karena itu,
kondisi hunian di beberapa kelurahan/desa tidak tertata cukup baik dan masih ada beberapa
hunian yang memiliki kondisi yang tidak layak.
9
Gambar III.2. Kondisi Rumah Tidak Layak Huni Kecamatan Siabu
(1) Panjang jalan di Kecamatan Siabu adalah 132,17 km terdiri dari 24,15 km
aspal hotmix, 5,4 km aspal lapen, 48,82 km kerikil diperkeras, dan 53,8 km
tanah.
(2) Berdasarkan kondisi jalannya, 64% kondisi jalan di Kecamatan Siabu dari
total panjang jalan rusak berat yaitu sekitar 84,12 km, 3% atau 4,8 km
dengan kondisi rusak, 13% atau 17,1 km dengan kondisi sedang, dan 20%
atau 26,15 km dengan kondisi baik.
(3) Kurangnya ketersediaan jalan lingkungan yang terstruktur.
10
Gambar III.3. Kondisi Jalan Kecamatan Siabu
11
III.2.2.3 Karakteristik Sarana Pelayanan Persampahan
Pelayanan persampahan di Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal belum
terlayani dengan baik. Moda angkut sampah yang disediakan pemerintah hanya
terjangkau di beberapa daerah pinggiran jalan utama, sedangkan untuk yang berada
jauh dari ruas jalan utama dan pusat kota hampir seluruhnya belum terlayani.
Namun berapa desa memiliki TPS dengan kondisi yang tidak layak (belum ada
bangunan TPS, hanya lahan sementara yang di jadikan tempat pengumpulaan
sampah per kawasan). Adapun potensi dan permasalahan pelayanan sampah yaitu:
12
memiliki septictank hanya beberapa rumah dan ada yang berupa septictank cubluk.
Untuk potensi dan permasalahan sanitasi di Kecamatan Siabu yaitu:
(1) Banyak masyarakat yang belum terkases pipa dari PDAM Tirta Madina.
Sekitar 4.307 KK di Kecamatan Siabu sudah terlayani pipa dari PDAM Tirta
Madina.
(2) Produksi debit air dari aliran sungai mata air sekitar 60 L/det, sedangkan
untuk produksi sekitar 2,5 L/det. Diperkirakan kebutuhan air bersih tahun
2033 mencapai 128,1 L/det (data RISPAM Kabupaten Mandailing Natal
2013-2033).
13
Gambar III.7. Kondisi Pelayanan Air Minum Kecamatan Siabu
14
(8) Desa Sihepeng Lima
(9) Sebagian wilayah Desa Muara Batang Angkola
Namun dilihat dari kondisi lingkungannya, untuk sarana proteksi kebakaran pasif
dari aspek yang lain seperti jarak antar bangunan dan jarak dengan sumber air
seperti sungai maka hampir seluruh kawasan di Kecamatan Siabu sudah terlayani
dengan cukup baik.
15
No. Kawasan Desa/Kelurahan Kecamatan Luas (Ha)
Total Kawasan Kumuh 43,03
Sumber : Hasil Identifikasi Kawasan Kumuh, 2021
16
Peta III.3. Peta Sebaran Kawasan Kumuh
Kecamatan Siabu
17
III.3.2 Penilaian Kawasan Kumuh
Penilaian kawasan kumuh dilakukan dengan menggunakan tabel penilaian kriteria
dan parameter. Penilaian setiap kawasan kumuh dilakukan berdasarkan data yang didapatkan
pada saat survei baik data primer maupun data sekunder. Masing-masing kriteria memiliki
sumber data yang berbeda-beda, ada yang berupa data wawancara, kuesioner, plotting di
peta, observasi dan analissi GIS. Sedangkan khusus untuk kawasan potensi kumuh dilakukan
penilaian dengan observasi lapangan terlebih dahulu, penilaian kawasan tersebut berdasarkan
kriteria yang diatas yaitu kondisi bangunan permukiman, dan kondisi sarana prasarana
permukiman. Apabila pada kawasan potensi kumuh tersebut terlihat buruk kondisi
permukiman dan sarana dan prasaranya maka dilakukan penilaian terhadap kawasan
tersebut, sedangkan apabila kawasan potensi kumuh tersebut kondisinya bagus baik
bangunan permukimannya maupun kondisi sarana prasaranananya maka tidak perlu
dilakukan penilaian karena dianggap tidak kumuh.
2 Lumban Dolok-A
3 Lumban Dolok-B
18
No. Kawasan Kondisi Kawasan Kumuh
4 Muara Batang
Angkola
5 Huraba I-A
6 Huraba I-B
7 Huraba I-C
8 Siabu-A
9 Siabu-B
19
No. Kawasan Kondisi Kawasan Kumuh
10 Bonan Dolok-A
11 Bonan Dolok-B
12 Simangambat
13 Huta Puli
14 Huta Raja
20
No. Kawasan Kondisi Kawasan Kumuh
16 Sihepeng Sada-Tolu
17 Sihepeng Dua
18 Sihepeng Upat
19 Sihepeng Lima
21
Tabel III.6. Penilaian Kawasan Permukiman Kumuh Berdasarkan Kriteria, Indikator Dan Parameter Kekumuhan
Lokasi Permukiman Kumuh berdasarkan SK Kawasan Kumuh
Aspek Ktriteria Indikator Parameter Nilai Pintu Muara Bonan Bonan Sihepeng
Lumban Lumban Huraba Huraba Huraba Siabu- Siabu- Huta Huta Tangga Sihepeng Sihepeng Sihepeng
Padang Batang Dolok- Dolok- Simangambat Sada-
Dolok-A Dolok-B I-A I-B I-C A B Puli Raja Bosi III Dua Upat Lima
Jae-A Angkola A B Tolu
Kondisi Air Ketidaktersediaan Kualitas air tidak 76% - 100% populasi tidak 5
22
Lokasi Permukiman Kumuh berdasarkan SK Kawasan Kumuh
Aspek Ktriteria Indikator Parameter Nilai Pintu Muara Bonan Bonan Sihepeng
Lumban Lumban Huraba Huraba Huraba Siabu- Siabu- Huta Huta Tangga Sihepeng Sihepeng Sihepeng
Padang Batang Dolok- Dolok- Simangambat Sada-
Dolok-A Dolok-B I-A I-B I-C A B Puli Raja Bosi III Dua Upat Lima
Jae-A Angkola A B Tolu
Minum Akses Aman Air berwarna, tidak dapat mengakses air minum
Minum berbau, tidak yang aman
berasa 51% - 75% populasi tidak
dapat mengakses air minum 3
yang aman
25% - 50% populasi tidak
dapat mengakses air minum 1 1 1 1 1 1 1
yang aman
< 25% populasi tidak dapat
mengakses air minum yang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
aman
Drainase Ketidakmampuan Genangan yang Terjadi genangan setinggi
Lingkungan mengalirkan Limpasan terjadi 30cm selama 2 jam 5
Air
Kondisi drainase Tidak 76% - 100% area memiliki
lingkungan terpeliharanya drainase lingkungan yang 5
drainase kotor dan berbau
51% - 75% area memiliki
drainase lingkungan yang 3 3 3 3 3
kotor dan berbau
25% - 50% area memiliki
drainase lingkungan yang 1 1 1
kotor dan berbau
< 25% area memiliki drainase
lingkungan yang kotor dan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
berbau
Ketidakterhubungan Saluran drainase 76% - 100% drainase
dengan Sistem Drainase lingkungan tidak lingkungan tidak terhubung 5
Perkotaan terhubung dengan
saluran pada 51% - 75% drainase
hirarki di atasnya lingkungan tidak terhubung 3 3 3 3 3 3 3
sehingga
menyebabkan air 25% - 50% drainase
tidak dapat lingkungan tidak terhubung 1 1 1 1 1 1 1
mengalir dan
menimbulkan < 25% drainase lingkungan
genangan tidak terhubung 0 0 0 0 0 0 0 0
23
Lokasi Permukiman Kumuh berdasarkan SK Kawasan Kumuh
Aspek Ktriteria Indikator Parameter Nilai Pintu Muara Bonan Bonan Sihepeng
Lumban Lumban Huraba Huraba Huraba Siabu- Siabu- Huta Huta Tangga Sihepeng Sihepeng Sihepeng
Padang Batang Dolok- Dolok- Simangambat Sada-
Dolok-A Dolok-B I-A I-B I-C A B Puli Raja Bosi III Dua Upat Lima
Jae-A Angkola A B Tolu
Sub Total 13 19 18 11 16 19 17 28 25 17 18 23 18 12 15 17 13 24 29
24
Lokasi Permukiman Kumuh berdasarkan SK Kawasan Kumuh
Aspek Ktriteria Indikator Parameter Nilai Pintu Muara Bonan Bonan Sihepeng
Lumban Lumban Huraba Huraba Huraba Siabu- Siabu- Huta Huta Tangga Sihepeng Sihepeng Sihepeng
Padang Batang Dolok- Dolok- Simangambat Sada-
Dolok-A Dolok-B I-A I-B I-C A B Puli Raja Bosi III Dua Upat Lima
Jae-A Angkola A B Tolu
Sub Total 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Identifikasi Pertimbangan Lain
Pertimbangan Nilai Strategis Lokasi Letak lokasi Lokasi terletak pada fungsi
Lain perumahan atau strategis Kabupaten 5 5 5 5 5
permukiman pada Mandailing Natal
fungsi strategis Lokasi tidak terletak pada
kabupaten/kota fungsi strategis Kabupaten 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Mandailing Natal
Kependudukan Kepadatan Kepadatan Penduduk pada
penduduk pada Lokasi sebesar >200 Jiwa/Ha 5
lokasi perumahan
atau permukiman Kepadatan Penduduk pada
Lokasi sebesar 151 - 200 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Jiwa/Ha
Kepadatan Penduduk pada
Lokasi sebesar < 150 Jiwa/Ha 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25
Tabel III.7. Klasifikasi dan Skala Prioritas Kawasan Kumuh di Kecamatan Siabu
Jumlah Tingkat Kekumuhan Pertimbangan Lain Legalitas Lahan Skala Prioritas
Penilaian Jumlah Nilai Jumlah
Kumuh Kumuh Kumuh Tidak Tidak
Kriterian Aspek Tinggi Sedang Rendah Nilai Legal Klasifikasi
No. Kawasan Berat Sedang Ringan Kumuh Legal Klasifikasi
dan Pertimbangan Legalitas tingkat Urutan
Indikator Lain Lahan Nilai Nilai kekumuhan
(71-95) (45-70) (19-44) (0-18) (11-15) (6-10) (1-5)
Kekumuhan (-) (+)
1 Pintu Padang Jae-A 13 . . . X 3 . . X 2 . X - - -
2 Lumban Dolok-A 19 . . X 3 . . X 2 . X C5 9 6
3 Lumban Dolok-B 18 . . . X 3 . . X 2 . X - - -
Muara Batang
4 11 . . . X 5 . . X 2 . X - - -
Angkola
5 Huraba I-A 16 . . . X 3 . . X 2 . X - - -
6 Huraba I-B 19 . . X . 3 . . X 2 . X C5 9 7
7 Huraba I-C 17 . . . X 3 . . X 2 . X - - -
8 Siabu-A 28 . . X . 13 X . . 2 . X C1 3 1
9 Siabu-B 25 . . X . 9 . X . 2 . X C3 6 4
10 Bonan Dolok-A 17 . . . X 9 . X . 2 . X - - -
11 Bonan Dolok-B 18 . . . X 9 . X . 2 . X - - -
12 Simangambat 23 . . X . 9 . X . 2 . X C3 6 2
13 Huta Puli 18 . . . X 3 . . X 2 . X - - -
14 Huta Raja 12 . . . X 5 . . X 2 . X - - -
16 Sihepeng Sada-Tolu 17 . . . X 7 . X . 2 . X - - -
17 Sihepeng Dua 13 . . . X 9 . X . 2 . X - - -
18 Sihepeng Upat 24 . . X . 7 . X . 2 . X C3 6 5
19 Sihepeng Lima 29 . . X . 7 . X . 2 . X C3 6 3
Sumber : Hasil Analisa, 2021
26
III.4 SHORTLIST KAWASAN KUMUH
Dari hasil analisa dan identifikasi kawasan kumuh di Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal maka teridentifikasi kawasan kumuh sebanyak 6 kawasan kumuh dengan
luas total 19,67 Ha yang tersebar di 5 desa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel III.7
berikut ini.
27
Peta III.4. Peta Sebaran Kawasan Kumuh
Kecamatan Siabu Terverifikasi
28
Tabel III.9. Shortlist Kawasan Kumuh di Kecamatan Siabu
Lokasi Luas Tingkat
No. Kawasan Faktor Kekumuhan Cakupan Layanan
Kecamatan Desa/Kelurahan (Ha) Kekumuhan
- Kondisi fisik bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis. - Sebanyak 32 unit atau 30%
- Sebagian besar perkerasan jalan merupakan tanah.
- Belum memiliki sistem pengolahan air limbah yang layak. - Sepanjang 771 meter atau 64%
1 Lumban Dolok A Siabu Lumban Dolok 5,38 Kumuh Ringan - Belum memiliki sistem pengolahan sampah yang sesuai
standar.
- Seluas 5,38 Ha atau 100%
29
Lokasi
- Sebagian besar area belum terlayani jalan lingkungan. - Seluas 0,50 Ha atau 50%
- Seluruh kawasan belum memiliki drainase yang memenuhi
Luas Tingkat persyaratan teknis. - Seluas 1,02Cakupan
Ha atau 100%
No. Kawasan Faktor
- Belum adanya sistem Kekumuhan
pengolahan air limbah yang layak. Layanan
6 Sihepeng Upat Siabu Sihepeng Upat (Ha)
1,02 Kekumuhan
Kumuh Ringan
- Belum memiliki sistem pengolahan sampah yang layak.
- Seluas 0,61 Ha atau 60%
30
31
III.5 PROFIL KAWASAN KUMUH LUMBAN DOLOK A
III.5.1 Karakteristik Fisik Geografis
(1) Letak Geografis
Kawasan permukiman kumuh Lumban Dolok A terletak di 1° 0'8.65" LU dan
99°30'32.55" BT dan berada di Desa Lumban Dolok Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
(2) Batas dan Luas Kawasan
Kawasan kumuh Lumban Dolok A yang terletak di Desa Lumban Dolok
berbatasan dengan Desa Huraba I di sebelah utara dan Desa Aek Mual di sebelah
selatan
32
Jika dilihat dari penggunaan sanitasi, kawasan kumuh Lumban Dolok A sebagian
besar belum memiliki akses pengolahan air limbah yang layak yaitu mencapai
100% atau sekitar 105 bangunan hunian belum ada pengolahan limbah yang layak
(masih menggunakan sanitasi cubluk).
33
Peta III.5. Deliniasi Peta Kawasan Kumuh
Lumban Dolok-A
34
Peta III.6. Peta Overlay Kawasan Kumuh Lumban
Dolok-A
35
III.6 PROFIL KAWASAN KUMUH HURABA I B
III.6.1 Karakteristik Fisik Geografis
(1) Letak Geografis
Kawasan permukiman kumuh Huraba I B terletak di 1° 0'29.40" LU dan
99°30'22.79" BT dan berada di Desa Huraba I Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
(2) Batas dan Luas Kawasan
Kawasan kumuh Huraba I B yang terletak di Desa Huraba I berbatasan dengan
Desa Simaninggir di sebelah utara, Desa Lumban Dolok di sebelah selatan dan
Desa Huraba II di sebelah timur.
36
Jika dilihat dari penggunaan sanitasi, kawasan kumuh Huraba I B sebagian besar
belum memiliki akses pengolahan air limbah yang layak yaitu mencapai 78% atau
sekitar 61 bangunan hunian belum ada pengolahan limbah yang layak.
37
Peta III.7. Deliniasi Peta Kawasan Kumuh Huraba
I-B
38
Peta III.8. Peta Overlay Kawasan Kumuh Huraba
I-B
39
III.7 PROFIL KAWASAN KUMUH SIABU A
III.7.1 Karakteristik Fisik Geografis
(1) Letak Geografis
Kawasan permukiman kumuh Siabu A terletak di 1° 1'0.36" LU dan 99°29'44.99"
BT dan berada di Kelurahan Siabu Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
(2) Batas dan Luas Kawasan
Kawasan kumuh Siabu A yang terletak di Kelurahan Siabu berbatasan dengan
Desa Bonan Dolok sebelah utara dan Desa Simaninggir sebelah selatan.
40
Jika dilihat dari penggunaan sanitasi, kawasan kumuh Siabu A sebagian besar
belum memiliki akses pengolahan air limbah yang layak yaitu mencapai 90% atau
sekitar 101 bangunan hunian belum ada pengolahan limbah yang layak.
41
Peta III.9. Deliniasi Peta Kawasan Kumuh Siabu-
A
42
Peta III.10. Peta Overlay Kawasan Kumuh Siabu-
A
43
III.8 PROFIL KAWASAN KUMUH SIABU B
III.8.1 Karakteristik Fisik Geografis
(1) Letak Geografis
Kawasan permukiman kumuh Siabu B terletak di 1° 0'55.55" LU dan 99°29'37.18"
BT dan berada di Kelurahan Siabu Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.
(2) Batas dan Luas Kawasan
Kawasan kumuh Siabu B yang terletak di Kelurahan Siabu berbatasan dengan Desa
Bonan Dolok sebelah utara dan Desa Simaninggir sebelah selatan.
44
Jika dilihat dari penggunaan sanitasi, kawasan kumuh Siabu B sebagian besar
belum memiliki akses pengolahan air limbah yang layak yaitu mencapai 86% atau
sekitar 29 bangunan hunian belum ada pengolahan limbah yang layak.
45
Peta III.11. Deliniasi Peta Kawasan Kumuh Siabu-
B
46
Peta III.12. Peta Overlay Kawasan Kumuh Siabu-
B
47
III.9 PROFIL KAWASAN KUMUH SIMANGAMBAT
III.9.1 Karakteristik Fisik Geografis
(1) Letak Geografis
Kawasan permukiman kumuh Simangambat terletak di 1° 2'21.67" LU dan
99°28'50.47" BT dan berada di Kelurahan Simangambat Kecamatan Siabu
Kabupaten Mandailing Natal.
(2) Batas dan Luas Kawasan
Kawasan kumuh Simangambat yang terletak di Kelurahan Simangambat
berbatasan dengan Desa Huta Puli sebelah utara dan Desa Lumban Pinasa sebelah
selatan.
48
Jika dilihat dari penggunaan sanitasi, kawasan kumuh Simangambat sebagian besar
belum memiliki akses pengolahan air limbah yang layak yaitu mencapai 80% atau
sekitar 630 bangunan hunian belum ada pengolahan limbah yang layak.
49
Peta III.13. Deliniasi Peta Kawasan Kumuh
Simangambat
50
Peta III.14. Peta Overlay Kawasan Kumuh
Simangambat
51
III.10 PROFIL KAWASAN KUMUH SIHEPENG 4
III.10.1 Karakteristik Fisik Geografis
(1) Letak Geografis
Kawasan permukiman kumuh Sihepeng 4 terletak di 1° 5'25.17" LU dan
99°27'20.86" BT dan berada di Desa Sihepeng 4 Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
(2) Batas dan Luas Kawasan
Kawasan kumuh Sihepeng 4 yang terletak di Desa Sihepeng 4 berbatasan dengan
Desa Sihepeng 5 sebelah utara, Desa Sihepeng sebelah barat, Sihepeng 3 sebelah
selatan dan Desa Sibaruang sebelah timur.
52
Jika dilihat dari penggunaan sanitasi, kawasan kumuh Sihepeng 4 sebagian besar
belum memiliki akses pengolahan air limbah yang layak yaitu mencapai 60% atau
sekitar 33 bangunan hunian belum ada pengolahan limbah yang layak.
53
Peta III.15. Deliniasi Peta Kawasan Kumuh
Sihepeng 4
54
III.11 PROFIL KAWASAN KUMUH SIHEPENG 5
III.11.1 Karakteristik Fisik Geografis
(1) Letak Geografis
Kawasan permukiman kumuh Sihepeng 5 terletak di 1° 5'42.93" LU dan
99°27'16.53" BT dan berada di Desa Sihepeng 5 Kecamatan Siabu Kabupaten
Mandailing Natal.
(2) Batas dan Luas Kawasan
Kawasan kumuh Sihepeng 5 yang terletak di Desa Sihepeng 5 berbatasan dengan
Kabupaten Tapanuli Selatan sebelah utara, Desa Sibaruang sebelah tenggara, Desa
Sihepeng 4 sebelah selatan dan Desa Sihepeng sebelah barat daya.
55
Jika dilihat dari penggunaan sanitasi, kawasan kumuh Sihepeng 5 sebagian besar
belum memiliki akses pengolahan air limbah yang layak yaitu mencapai 80% atau
sekitar 66 bangunan hunian belum ada pengolahan limbah yang layak.
56
Peta III.17. Deliniasi Peta Kawasan Kumuh
Sihepeng 5
57
Peta III.18. Peta Overlay Kawasan Kumuh
Sihepeng 5
58