Makalah Asuhan Berkesinambungan
Makalah Asuhan Berkesinambungan
Makalah Asuhan Berkesinambungan
DI SUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada allah yang maha esa atas berkat rahmat
dan karuniaya, makalah ini dapat terlesaikan dengan baik yang berjudul “
ASUHAN BERKESINAMBUNGAN”.
sudah memberi kontribusi dan partisipasinya baik secara langsung maupun tidak
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalh ini, kami berharap semoga makalah ini
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kehamilan........................................................................................ 3
B. Persalinan/melahirkan...................................................................... 5
C. Keluarga berencana/KB................................................................... 6
D. Menyusui.......................................................................................... 6
E. Lansia............................................................................................... 8
BAB III PENUTUP......................................................................................... 10
A. Kesimpulan...................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan berkesinambungan adalah asuhan kebidanan yang dilakukan
mulai kehamilan, persalinan, nifas, BBL secara berkesinambungan pada
pasien. Pada asuhan kebidanan komprehensif dilakukan suatu pemeriksaan
secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan
konseling. Ukuran yang dipakai untuk menilai keadaan pelayanan kebidanan
dalam suatu negara atau daerah adalah kematian maternal (Saiffudin, 2014).
Kehamilan, persalinan, nifas merupakan keadaan normal yang
dialami oleh perempuan, namun pada kenyataannya hal tersebut dapat
mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan kematian jika terjadi komplikasi. Oleh
sebab itu, proses kehamilan, persalinan, dan nifas sangat membutuhkan
perhatian lebih dari tenaga kesehatan supaya mendapatkan kesejahteraan
kesehatan ibu dan bayi (Saifuddin, 2012).
World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan
meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran.
Sekitar 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Sekitar
80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi selama
kehamilan, persalinan dan setelah persalinan(WHO, 2014). Intervensi yang
dapat dilakukan untuk menurunkan angka kematian terdapat tiga jenis,
kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1) peningkatan pelayanan
antenatal yang mampu mendekteksi dan menangani kasus risiko tinggi
secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh
tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan kelahiran;
3) Pelayanan emergensi Obstetrik dan NeonatalDasar (PONED) dan
Komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau( Kemenkes RI, 2014 ).
Kehamilan merupakan proses alami yang dialami perempuan suatu
peristiwa yang penting dalam kehidupannya. Setiap perempuan
membayangkan kehamilan dalam pikiranya sendri seperti apa ibu hamil
karena dia belum pernah mengalaminya (Prawirohardjo, 2011). Perubahan
1
fisiologis yang terjadi selama kehamilan, mempunyai dampak yang
bersifat patologis bagi wanita hamil. Perubahan fisiologis ini dimulai pada
saat terjadi nidasi, oleh tubuh perempuan sebai benda asing.
Perempuan yang hamil muda akan mersakan mual dan muntah dan ini
akan berakhir pada trimester pertama. Pada trimester kedua tubuh sudah
mulai bradaptasi dan rasa mual muntah sudah mulai berkurang, akan tetapi
pada trimester ketiga, keluhan yang diakibat oleh perut membesar,
perubahan antomis dan perubahan hormonal akan menyebabkan munculnya
keluh-keluhan pada ibu hamil. Keluhan–keluhan tersebut diantaranya nyeri
punggung, sering BAK, kram kaki, gangguan pernafasan, dan gangguan
tidur ( kusmiyati,2011).
B. Rumusan Masalah
“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada kehamilan,
menyusui, melahirkan, KB, dan Lansia?”
C. Tujuan Pembahasan
Memberikan pengetahuan tentang asuhan kesenambungan terhadap
kehamilan, menyusui, melahirkan, KB, dan lansia pada penulis maupun rekan
pembaca.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kehamilan
Kehamilan adalah suatu proses yang saling berkaitan yang dimulai dari
konsepsi atau pertumbuhan antara ovum dengan sperma sehat dilanjutkan
dengan fertilisasi, nidasi, dan implantasi, yang dibagi dalam 3 trimester
yaitu trimester pertama (0-12 minggu), trimester kedua (13-28 minggu),
dan trimester ketiga (29-42 minggu) (Sulistyawati, 2009 ; Prawirohardjo,
2009). Perubahan anatomi dan fisiologi pada ibu hamil terjadi beberapa hal,
yaitu:
1) Sistem Reproduksi
a) Uterus
Pada saat kehamilan uterus membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi
otot polos rahim, serabut-serabut kolagen menjadi higroskopik, dan
endometrium menjadi desidua. Uterus dapat menampung dengan
total kapasitas lebih dari 20 liter dan dapat mencapai 1000 gram
selama kehamilan.
b) Servik uteri
Setelah terjadi konsepsi, satu bulan berikutnya akan terjadi perubahan
pada servik yang akan menjadi lebih lunak dan kebiruan. Perubahan
tersebut terjadi karena adanya penambahan va skula r isa si dan
terjadinya edema di seluruh servik, bersamaan dengan
terjadinya hiper tr ofi dan hiper pla si pada kelenjar-kelenjar
servik.
c) Vagina dan vulva
Perubahan yang terjadi pada vagina yaitu vagina akan berwarna
keunguan yang dikenal dengan tanda chedwick. Perubahan tersebut
meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat
dan hiper tr ofi sel-sel otot polos.
d) Ovarium
Selama kehamilan, proses ovulasi akan terhenti dan penundaan
3
pematangan folikel baru, sehingga hanya ada satu korpus luteum
yang berada di ovarium. Folikel tersebut akan berfungsi selama 6-7
minggu awal kehamilam dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dengan jumlah yang lumayan sedikit.
2) Sistem Kardiovaskuler
Terjadi penurunan curah jantung akibat uterus yang membesar dan
menekan vena kava inferior dan aorta bawah setelah usia kehamilan 30
minggu.
3) Sistem Urinaria
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat akibat menyaring darah
yang volumenya meningkat dan dalam keadaan normal aktivitas ginjal
akan meningkat ketika berbaring, sehingga ibu hamil akan sering merasa
ingin berkemih ketika mencoba untuk berbaring.
4) Sistem Gastrointestinal
Selama kehamilan makanan akan lama di dalam lambung sehingga
membuat rasa panas di dada dan sendawa. Uterus juga akan semakin
membesar dan menekan lambung serta usus bagian bawah yang
akan mengakibatkan konstipasi.
5) Sistem Metabolisme
Selama kehamilan penting untuk selalu sarapan karena kadar glukosa
darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin dan berpuasa
saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak ketosis yang dikenal
dengan “cepat merasakan lapar” yang mungkin berbahaya bagi janin.
6) Sistem Muskuloskeletal
Estrogen dan progesterone memberi efek maksimal pada relaksasi
otot dan ligament pelvis pada akhir kehamilan. Adanya sakit punggung
dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya
pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Selama hamil bentuk
tubuh selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke
depan karena tidak adanya otot abdomen.
7) Sistem Endokrin
Setelah plasenta terbentuk sempurna dan mulai berfungsi setelah usia
4
kehamilan 10 minggu, akan mengambil alih tugas korpus luteum untuk
memproduksi estrogen dan progesterone.
8) Sistem Pernafasan
Ibu hamil akan bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan untuk dirinya sendiri.
Selain itu, lingkar dada ibu hamil akan lebih membesar karena lapisan
saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi agak
tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti).
9) Kulit
Terjadi peregangan serabut elastis di bawah kulit yang mengikuti
pembesaran uterus dan mengakibatkan terjadinya str iegravidarum.
10) Payudara
Konsistensi payudara semakin padat karena untuk persiapan laktasi,
biasanya jika diperas akan keluar cairan berwarna kekuningan atau
colostrums.
B. Persalinan/Melahirkan
Persalinan adalah pengeluaran janin dari dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar yang terjadi pada usia kehamilan 37-42 minggu,
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala, berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Jannah, 2014).
Menurut Klasifikasi usia kehamilan, persalinan dibagi 4 macam, yaitu :
1) Abortus
Penghentian dan pengeluaran hasil konsepsi dari jalan lahir sebelum
mampu hidup di luar kandungan. Usia kehamilan kurang dari 28
minggu dan berat janin kurang dari 1.000 gram.
2) Partus prematurus
Pengeluaran hasil konsepsi baik secara spontan atau buatan
sebelum usia kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin kurang
dari 2.499 gram.
3) Partus maturus (aterm)
Pengeluaran hasil konsepsi secara spontan ataupun buatan antara
usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat janin lebih dari 2.500
5
gram.
6
lainnya merupakan proses menyusui eksklusif. Asi eksklusif dapat
melindungi bayi dan anak terhadap penyakit berbahaya dan mempererat
ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan anak. Proses menyusui
secara alami akan membuat bayi mendapatkan asupan giz i yang cukup
dan limpahan kasih sayang yang berguna untuk perkembangannya
(Hidayati, 2012). Menurut Padilla (2014), masa nifas adalah masa
sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai
pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil lamanya masa
nifas kurang lebih 6 minggu. Pada nifas ini terjadi perubahan – perubahan
fisiologis maupun psikologis seperti perubahan laktasi pengeluaran air susu
ibu, perubahan system tubuh dan perubahan psikis lainnya.
Cara menyusui yang baik dan benar itu terjadi bukan hanya karena ibu
masih mempunyai anak pertama atau lebih dikenal dengan ibu primipara.
Tetapi ternyata ibu multipara yang sudah mempunyai anak lebih dari satu
dan sudah mempunyai pengalaman juga masih banyak yang belum tahu
tentang cara menyusui yang baik dan benar dan mereka sering salah
memposisikan bayi. Teknik menyusui merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi ASI, bila teknik menyusui tidak dengan baik
dan benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu enggan
menyusui dan bayi akan jarang menyusu. Bila bayi jarang menyusu
1
karena bayi enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Namun seringkali ibu-ibu kurang mendapatkan informasi tentang manfaat
ASI dan tentang teknik menyusui yang baik dan benar (Maccari, 2011)
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar.
Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan
mengenai teknik-teknik menyusui yang benar. Indikator dalam proses
menyusui yang efektif meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body
position), perlekatan bayi yang tepat (latch), keefektifan hisapan bayi
pada payudara (effective sucking). Teknik menyusui yang benar akan
mendorong keluarnya ASI secara maksimal sehingga keberhasilan
7
menyusui bisa tercapai (Evi Rinata , Tutik Rusdyati, 2016).
E. Lansia
Lanjut usia adalah seseorang yang usianya mencapai lebih dari sama
dengan 60 tahun berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (Kemenkes, 2016). Menurut WHO, lansia
dibagi menjadi tiga kategori yaitu, usia lanjut (60-70 tahun), usia tua (75-89
tahun) dan usia sangat lanjut (>90 tahun). Seorang lansia akan mengalami
kemunduran secara fisik dan psikis. Kemunduran psikis pada lansia akan
menyebabkan perubahan pada sifat dan perilaku yang dapat memunculkan
permasalahan pada lansia. Masalah yang sering ditemukan pada lansia ialah
penurunan daya ingat, pikun, depresi, mudah marah, tersinggung, dan
curiga. Hal ini bisa terjadi karena hubungan interpersonal yang tidak
adekuat. Proses menua merupakan proses alamiah yang telah melalui tiga
tahap kehidupan diantaranya masa anak, masa dewasa, dan masa tua. Tiga
tahap ini memliki perbedaan baik biologis maupun psikologis (Mubarok
dkk, 2011).
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih
sayang dari lingkungan, terutama keluarga. Suasana aman, tidak gaduh, dan
memberikan kebebasan melakukan hobi lansia harus selalu diciptakan
(Bandiyah, 2009). Semua hal tersebut dapat diciptakan melalui komunikasi
yang tepat pada lansia agar tidak menimbulkan perbedaan persepsi.
Komunikasi merupakan alat untuk mengembangkan hubungan sesama
manusia (Musliha & Fatmawati, 2010).
Komunikasi pada lansia membutuhkan perhatian khusus dan
memperhatikan faktor fisik, psikologi, lingkungan, pemikiran penuh, dan
waktu yang tepat (Aspiani, 2014). Akan tetapi, orang dewasa menganggap
lansia pelupa, mudah bingung, kaku, pembosan, tidak bersahabat, dan tidak
dapat menerima informasi baru. Ada pula yang menganggap pengetahuan
dan pengalaman lansia kuno sehingga masyarakat maupun keluarga itu
sendiri tidak mau mendengarkan lansia dan mengabaikannya (Potter &
Perry, 2009). Oleh karena itu, dukungan keluarga berupa komunikasi
8
sangat penting. Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat menciptakan
hubungan sosial dalam lingkungannya. Komunikasi terhadap lansia tidak
hanya mengacu pada isi tetapi pada perasaan dan emosi. Dalam
berkomunikasi dengan lansia harus diwaspadai terhadap perubahan fisik,
psikologi, emosi, dan sosial yang dapat memengaruhi pola komunikasi.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan di atas, Pada asuhan kebidanan berkesinambungan
dilakukan suatu pemeriksaan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan
laboratorium sederhana dan konseling. Ukuran yang dipakai untuk menilai
keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah adalah
kematian maternal.
Kehamilan, persalinan, nifas merupakan keadaan normal yang
dialami oleh perempuan, namun pada kenyataannya hal tersebut dapat
mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan kematian jika terjadi komplikasi. Oleh
sebab itu, proses kehamilan, persalinan, dan nifas sangat membutuhkan
perhatian lebih dari tenaga kesehatan supaya mendapatkan kesejahteraan
kesehatan ibu dan bayi.
B. Saran
khususnya asuhan kebidanan berkesinambungan mampu memberikan
asuhan ketika praktik lahan dan mampu mempertahankan kualitas asuhan
yang ada sehingga dapat menjadi daya tarik klien.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna & Diah Wulandari. 2008. Asuha n Kebida na
n Nifa s.
Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Andriaansz, George, dkk. 2012. P ela tiha n Teknologi Kontr a sepsi Ter
kini . Jakarta: ISBN.
n. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Dewi, Vivian Nanny Lia & Tri Sunarsih. 2011. Asuha n Kebida na n
pa da Ibu
Nifa s. Jakarta: Salemba Medika.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuha n Keha mila n untuk Kebida na
n. Jakarta: Salemba Medika.
11