T1 - 292012540 - Bab Iii
T1 - 292012540 - Bab Iii
T1 - 292012540 - Bab Iii
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis
PTK Kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan
guru kelas ide berasal dari peneliti dan yang melakukan tindakan adalah
guru kelas. Wijaya dan Dedi (2010:9) mengemukakan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang di lakukan di kelas dengan 3
cara, yaitu merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara
kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru
sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
27
28
Refleksi
Perencanaan
Observai
Tindakan
Refleksi
Perencanaan
Observasi
Tindakan
Gambar 3.4
Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Arikunto, 2006: 98)
Berdasarkan skema diatas penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan
Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan
mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran.
Hal-hal yang harus dicermati guru dalam kegiatan refleksi adalah keaktifan
siswa yang mencerminkan motivasi siswa belajar Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan keadaan-keadaan yang menghambat, faktor-faktor yang menjadi
pendorong, dan alternatif solusinya.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil siklus I maka diadakan perencanaan ulang.
Rencana yang dibuat pada prinsifnya sama dengan rencana pada siklus I.
Hal itu disebabkan siklus II merupakan perbaikan proses belajar pada siklus
I. Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menyusun
Rencana Pembelajaran, (2) Menyusun Lembar Kerja Siswa, (3)
Mempersiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan. Pelaksanaan
tindakan dilakukan dengan Group Investigation melalui tahap-tahap berikut:
(1) Melaksanakan tahap orientasi (tahap awal), (2) Kegiatan inti
(eksplorasi), (3) kegiatan pembelajaran dengan pertandingan, (4) kegiatan
konfirmasi.
Hasil evaluasi-refleksi pada tahapan ini merupakan analisis dari
observasi siklus II. Hasil evaluasi-refleksi siklus II ini digunakan untuk
menarik kesimpulan apakah penelitian yang dilakukan sudah mencapai
indikator yang ditetapkan.
Tabel 4
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siklus I
Standar Kompotensi
Indikator Item Tes
Kompetensi Dasar
10. Memahami 10.2 1. Mengidentifika 1, 2, 16, 19
perubahan Menjelaskan si beberapa
lingkungan pengaruh dampak.
fisik dan perubahan perubahan
pengaruhnya lingkungan fisik lingkungan. 3, 4, 5
terhadap (erosi, abrasi,
2. Menjelaskan
daratan banjir, dan 6, 7, 17, 8, 20
longsor) pengaruh
erosi. 9, 18, 10, 11
3. Menjelaskan
pengaruh 12, 13, 14, 15
abrasi.
4. Menjelaskan
pengaruh
banjir.
5. Menjelaskan
pengaruh
longsor.
Tabel 5
Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar Siklus II
Standar Kompetensi
Indikator Item Tes
Kompetensi Dasar
10. Memahami 10.3 1. Menjelaskan cara 1,2,6,9,11,1
perubahan Mendeskripsika mencegah erosi 3,18,19,21,2
lingkungan fisik n cara 3
dan pencegahan 2. Menjelaskan cara
pengaruhnya kerusakan mencegah abrasi 3,7,10,12,20
terhadap lingkungan ,22
daratan (erosi, abrasi, 3. Menjelaskan cara
banjir, dan mencegah banjir 5,15,16,17,2
longsor) 5
4. Menjelaskan cara
mencegah longsor 4,8,14,24
Rentang ditentukan berdasarkan nilai KKM pada mata pelajaran IPA yang
diterapkan di SD Negeri Polobogo 02 adalah 65 sehingga :
Nilai ≤ 65 = Tidak Tuntas
Nilai ≥ 65 = Tuntas
Keterangan
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65
Ketuntasan klasikal : Jika > 80% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
skor ≥ 65.
36
Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar
kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
3.9.1. Uji validitas
Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan unutuk
menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes
individu setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
group investigation. Untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu
diuji cobakan di kelas 4 SDN Polobogo 02 Kecamatan Getasan Kabupaten
Semarang. Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai. Untuk mengetahui tingkat validitas dengan melihat angka pada
(Corrected item To Total Correlation). Menurut Sugiyono (2012: 351),
suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
corected item-total corelation (x) ≥ 0,2 uji coba item tes untuk uji coba soal
sebanyak 30 soal. Di bawah ini hasil uji validitas soal. Hasil perhitungan
validitas di kelas 4 SDN Polobogo 02 sebagai uji coba menggunakan SPSS
17.0 for window. Hasil validitas soal siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
tabel 3.
Tabel 6
Kriteria Tingkat Validitas Instrumen
Tabel. 7
Hasil uji validitas siklus 1
Jumlah soal Valid Tidak valid
Tabel. 8
Hasil uji validitas siklus 2
Jumlah soal Valid Tidak valid
Tabel. 9
Tingkat Reliabilitas Instrumen
Indeks Kriteria
α ≥0,8 Reliabilitas baik
α ≥0,7 Reliabilitas dapat diterima
α ≤0,6 Reliabilitas kurang baik
Hasil uji Reliabilitas instrumen yang diolah dengan SPSS 17,0 for
windows pada saat uji instrumen tes, reliabilitas soal siklus 1 dan siklus 2
dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel. 10
Reliability Statistics
.771 30
.759 30
maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur atau instrumen penelitian yang
dipakai pada tingkat reliabilitas dapat diterima atau reliabel.
Keterangan:
T = angka indeks kesukaran item
B = Banyaknya peserta tes yang menjawab dengan benar terhadap
butir item yang bersangkutan.
JS = Jumlah peserta tes yang mengikuti tes.
Ada 3 kategori tingkat kesukaran soal, yaitu soal kategori sukar, soal
kategori sedang dan soal kategori mudah. Kriteria tingkat kesukaran suatu
item soal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 12
Kriteria tingkat Kesukaran Soal
Indeks Kesukaran Keterangan
≤ 0,30 Item soal berkategori sukar
0,30-0,70 Item soal berkategori sedang
≥ 0,70 Item soal berkategori mudah
Sumber Arikunto, 2003:210
banyak yaitu 16 soal. Soal kategori mudah terdapat 7 soal kategori sukar paling
sedikit yaitu hanya 2 soal. Hasil uji tingkat kesukaran soal pada siklus 1 dapat
disajikan pada tabel 13 sebagai berikut.
Tabel 13
Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus 1
Tingkat Kesukaran No Soal Jumlah
Mudah 1, 4, 7, 10, 13, 22, 25 7
Sedang 2,3,5,6,8,9,11,12,15,17,18,20,21,23 14
Sukar 19,24,14,16, 4
Total 25