0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
59 tayangan19 halaman

Karya Ilmiah 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 19

LAPORAN KARYA ILMIAH

DAERAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA


(12-14 Februari 2020)

Disusun oleh :
1. Adzani Oktavian
2. Harry Noer Ramadhan
3. Gugung Saiful Hidayat
4. Rifiany Siti Alyah
5. Sandi Maulana
KELAS XI IPS 2

YAYASAN PENDIDIKAN DASAR MENENGAH PASUNDAN


SMA PASUNDAN 8 BANDUNG
Jalan Cihampelas No. 167 Telp. (022) 2034430 Bandung - 40131
2020
LAPORAN WIDYAWISATA
DAERAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA

Lembar Pengesahan

Wali Kelas XI IPS 2 Pembimbing,

Ajam Jamulloh, S. Pd. Lisa Darmansah, S. Pd.


NIP.

Diketahui oleh :
Kepala SMA Pasundan 8 Bandung,

Drs Tatang Suryana


NIP 196408121991031011

I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat mengerjakan tugas karya ilmiah dalam rangka membuat laporan
widyawisata Yogyakarta dan sekitarnya.
Penyusunan karya ilmiah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Bahasa Indonesia. Dalam penyusunan ini kami mendapat bantuan dan petunjuk dari
berbagai pihak, harapan kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini agar bermanfaat
bagi pembaca untuk menambah wawasan tentang Yogyakarta dan daerah sekitarnya.
Dengan selesainya karya ilmiah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Tatang Suryana selak kepala sekolah SMA Pasundan 8 Bandung.
2. Bapak Ajam Jamulloh, S. Pd. selaku wali kelas XI IPS 2.
3. Ibu Lisa Darmansah, S. Pd. selaku guru Bahasa Indonesia.
4. Orang tua yang telah mengizinkan dan mendukung kami.
Kami menyadari karya ilmiah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan ilmu kami. Maka dari itu kami mohon maaf bila ada
kesalahan dalam karya ilmiah ini dan kami juga menerima evaluasi untuk
menyempurnakan karya ilmiah ini.
Bandung, 28 Februari 2020
Hormat Kami,

Penulis

II
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ………………………………………….…………………...I


Kata Pengantar ……………………………………………………………………II
Daftar Isi …………………………………………………………………………...III
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………….……….........1
1.1 Latar Belakang Penelitian……………………………………………………….1
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian……………………….….……………………...2
1.3 Metode Penelitian ………………………………………………………………2
1.4 Tempat dan waktu Penelitian ………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN PENELITIAN ………………………………………...3
2.1 Pabrik Gula Madukismo………………………………………………………...3
2.1.1 Lokasi Pabrik Gula Madukismo………………………………………………3
2.1.2 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Madukismo………………………………… 3
2.1.3 Sejarah Gedung Pertemuan Madu Candhya………………………………… 4
2.2 Jalan Malioboro…………………………………………………………………4
2.2.1 Sejarah Istilah Jalan Malioboro………………………………………….……4
2.2.2 Objek Wisata di Kawasan Jalan Malioboro…………………………………..5
2.3 Museum Mini Sisa Harta………………………………………….…………….5
2.3.1 Lokasi Museum Mini Sisa Hartaku…………………………………………...5
2.3.2 Sejarah Museum Mini Sisa Hartaku…………………………………………..5
BAB IIISARAN DAN KESIMPULAN…………………………………………..6
3.1 Simpulan…………………………………………………………………….….6
3.2 Saran……………………………………………………………………………6
Daftar Pustaka…………………………………………………………………….7
Lampiran-lampiran……………………………………………………………….8
Riwayat Hidup…………………………………………………………………….10

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah Daerah Istimewa setingkat provinsi di
Indonesia. Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan Pulau Jawa, dan
berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah dan Samudera Hindia. Ibukota Daerah Istimewa
Yogyakarta yaitu Yogyakarta atau umum disebut dengan Jogja. Pariwisata merupakan
salah satu sektor utama bagi DIY, khususnya Kota Jogja. Jogja memiliki banyak objek
wisata, dan daya tariknya dapat membuat wisatawan mancanegara maupun wisatawan
domestik untuk berkunjung ke Jogja. Selain kaya akan objek wisata, Jogja juga merupakan
salah satu destinasi yang memiliki banyak unsur sejarah.
Seperti yang banyak diketahui, ada beberapa tempat wisata di Yogyakarta yang sangat
terkenal, bahkan ada yang sampai diakui oleh dunia. Yaitu, Candi Borobudur. Konon
Candi Borobudur ini didirikan sekitar tahun 800 M. Kemudian ada pula destinasi yang
dapat memacu adrenalin, yakni Merapi Lava Tour. Di Merapi Lava Tour ini, pengunjung
akan menaiki mobil Jeep yang akan melewati jalan-jalan perkampungan di kaki Gunung
Merapi. Sepanjang perjalanan, pengunjung juga dapat menambah wawasan dengan
berkunjung ke Museum Sisa Hartaku yang berisi sisa-sisa barang setelah letusan terbesar
Gunung Merapi pada tahun 2010. Selain itu, di Yogyakarta juga terdapat pabrik-pabrik
besar yang dapat dikunjungi seperti Pabrik Gula Madukismo Jogja yang merupakan satu-
satunya pabrik gula dan alkohol/spirtus di Provinsi DIY dan sudah ada sejak tahun 1955.
Serta, tak lupa pula salah satu ikon kota Jogja ialah Jalan Malioboro yang merupakan poros
Garis Imajiner Keraton Jogja. Di Jalan Malioboro, banyak terdapat pedagang kaki lima
yang menjajakan kerajinan khas Jogja dan warung-warung lesehan pada malam hari, dan
terkenal sebagai tempat berkumpulnya para seniman jalanan di sepanjang Jalan Malioboro.
Berdasarkan uraian di atas, maka kami tertarik untuk membuat karya ilmiah yang
berjudul “Laporan Karya Ilmiah Daerah Yogyakarta dan Sekitarnya”.

1.2 Maksud dan Tujuan


Kami melakukan observasi di Wilayah Yogyakarta dan sekitarnya dengan tujuan
sebagai berikut.

1
2

1. Menambah ilmu pengetahuan, wawasan yang umum, dan luas mengenai tempat-
tempat di Yogyakarta.
2. Mengetahui asal-usul dari tempat-tempat wisata di Yogyakarta.
3. Menumbuhkan rasa cinta tanah air.
4. Menumbuhkan rasa kekeluargaan bersama teman-teman yang mengikuti kegiatan
widyawisata ke Yogyakarta.

1.3 Metode Penelitian


Dalam metode penelitian ini menggunakan observasi dan telaah pustaka berikut
ini penjelasannya.
1.3.1 Observasi
Menurut Djumhanna, Edra (https://blog.ruangguru.com) observasi merupakan
suatu metode ilmiah yang masih menjadi acuan dalam ilmu pengetahuan empiris
sebagai cara yang sering digunakan untuk mengumpulkan data.
1.3.2 Telaah Pustaka
Mushlihin (www.lihin.net) menyatakan bahwa telaah pustaka berupa kajian
kritis atas pembahasan suatu topik yang sudah ditulis oleh para peneliti atau ilmuwan
yang diakui kepakaran dalam bidangnya, yang meliputi berbagai sumber pustaka
yang membahas satu topik atau masalah penelitian yang spesifik.

1.4 Tempat dan Waktu Penelitian


1.4.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Daerah Yogyakarta dan Magelang Provinsi
Jawa Tengah. Tempat yang kami datangi yaitu, Candi Borobudur, Keraton Jogja,
Merapi Lava Tour, Batik Luwes-Luwes, dan Pabrik Gula Madukismo.

1.4.2 Waktu Penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2020 s.d. 14 Februari
2020. Berikut uraian mengenai waktu dan tempat yang kami lakukan.
Hari/Tanggal Waktu Tempat
Kamis, 13 Februari 09.30 - 12.30 Wisata Jeep dan Offroad
Kamis, 13 Februari 19.00 – 22.00 Malioboro
Jumat, 14 Februari 09.00- 10.30 Pabrik Gula Madukismo
Jumat, 14 Februari 13.00 - 16.00 Candi Borobudur
BAB II
PEMBAHASAN PENELITIAN

2.1 Pabrik Gula Madukismo


2.1.1 Lokasi Pabrik Gula Madukismo
Menurut Njogja dalam laman www.njogja.co.id, Pabrik Madukismo adalah
pabrik yang memproduksi gula dan juga satu-satunya pabrik yang memproduksi
spirtus/alkohol di Provinsi DIY. Pabrik Gula dan Spirtus Madukismo terletak di
Kelurahan Tirtonimolo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY.
Perusahaan ini berdiri pada 14 Juni 1955, dan diberi nama PT. Madu Baru yang
kemudian terbagi menjadi dua pabrik yaitu pabrik gula (PG Madukismo) dan pabrik
spirtus/alkohol (PS Madukismo).

2.1.2 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula Madukismo


Menurut Tim Widyawisata (2020, hlm. 25) Pabrik Gula Madukismo didirikan
pada tahun 1955 pada awalnya bernama Pabrik Gula Padokan. Pabrik ini sudah ada
sejak masa Hindia-Belanda yang kemudian hancur pada saat penjajahan oleh
Belanda. Karena pabrik ini hancur, banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya
dan terpaksa menganggur. Oleh karena itu, pabrik ini dirintis kembali oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono IX dengan maksud menolong rakyat karena banyak karyawan
pabrik yang kehilangan pekerjaannya semenjak pabrik tersebut dihancurkan oleh
Belanda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemandu wisata di Pabrik Madukismo,
pada awalnya pabrik ini hanya memproduksi gula dari sari tebu, tetapi selain sari
tebu yang dapat dijadikan kristal gula, tebu juga menghasilkan tetes tebu atau molase
yang dapat diolah menjadi alkohol/spirtus yang memiliki kadar alkohol yang besar
sekitar 96%-99%. Alkohol/spirtus yang dihasilkan oleh PS Madukismo digunakan
untuk keperluan kosmetik, obat-obatan, dan untuk pembuatan bahan kimia lainnya.
Ampas tebu dari sisa gilingan digunakan sebagai bahan bakar mesin di Pabrik
Madukismo. Selain dijadikan gula, spirtus, dan bahan bakar mesin, endapan kotoran
nira(pasir/lumpur) tebu di Pabrik Madukismo juga diolah menjadi pupuk yang dapat
digunakan kembali untuk pertanian dalam perusahaan atau dijual. Maka, tebu yang
diolah oleh Pabrik Madukismo ini tidak menghasilkan limbah yang berbahaya atau
dapat mengganggu.

3
4
5

2.1.3 Sejarah Gedung Pertemuan Madu Candhya


Seperti yang dijelaskan oleh Tim Widyawisata (2020, hlm. 30) Gedung
Pertemuan Madu Candhya merupakan salah satu gedung terkenal yang berada di
sekitaran Pabrik Gula Madukismo. Gedung Madu Candhya didirikan pada tahun
1990 yang diperuntukkan bagi kegiatan informal karyawan Peusahaan Gula
madukismo. Namun sejak tahun 2003, gedung ini direnovasi hingga menjadi sebuah
gedung serbaguna yang dapat disewa masyakarat umum untuk menggelar acara,
seperti acara pernikahan atau reuni.
Gedung ini digunakan pihak Pabrik Gula Madukismo untuk menyambut
kedatangan wisatawan dalam jumlah besar yang melakukan studi banding ataupun
wisata agro di Pabrik Madukismo.

2.2 Jalan Malioboro


2.2.1 Sejarah Istilah Jalan Malioboro
Jalan Malioboro (Bahasa Jawa : Dalan Malioboro) adalah nama salah satu
kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu
Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta.
Seperti yang dituliskan Dzulfaroh pada laman www.kompas.com, terdapat
banyak versi menurut sejarawan tentang asal-usul nama Jalan Malioboro. Yang
pertama, nama Malioboro berasal dari nama tokoh militer Inggris yaitu Marlborough.
Hal itu didasarkan bahwa Kraton Yogyakarta di zaman Sultan Hamengku Buwono II
pernah dirampok oleh pasukan Inggris. Perampokan itu dinamai peristiwa Geger
Sepehi pada tahun 1812. Tetapi pada tahun 1722, Marlborough telah meninggal
sebelum peristiwa Geger Sepehi.
Selanjutnya ada yang menyebutkan bahwa nama Malioboro disebut berasal
dari /kata Malyabhara yang dalam Bahasa Sansekerta, Malya berarti karangan bunga
dan bhara berarti menyajikan. Beberapa sejarawan meyakini, kata Malyabhara
menginspirasi Sultan Hamengku Buwono I yang dikenal sebagai seorang perancang
kota, untuk menamakan kotanya.
Terakhir, menurut Tim Widyawisata (2020, hlm. 33) bahwa nama Malioboro
disebut-sebut berasal dari iklan rokok Marlboro yang pada saat tahun 1890 saat jalan
ini diubah menjadi satu arah. Iklan itu ditempatkan di bangunan pertama di sebelah
selatan jalur kereta api, yang tidak diragukan lagi menarik bagi penduduk setempat
dan orang asing yang akan melihat kata-kata dengan nama jalan dengan produk asing
sedang diiklankan.
6

2.2.2 Objek Wisata di Kawasan Jalan Malioboro


Malioboro sangat terkenal dengan para pedagang kaki lima yang menjajakan
pakaian dan makanan khas Kota Yogyakarta serta terkenal sebagai tempat
berkumpulnya para seniman yang sering mengekspresikan kemampuan mereka
seperti bermain musik, melukis, happening art, pantonim, dan lain-lain di sepanjang
jalan ini.
Tiga jalan yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke Perempatan
Kantor Pos Yogyakarta adalah Jalan Margo Utomo, Jalan Malioboro, dan Jalan
Margo Mulyo. Di ketiga jalan tersebut, terdapat beberapa objek berserjarah. Antara
lain Tugu Yogyakarta, Stasion Tugu, Gedung Agung, Pasar Beringharjo, Banteng
Vredeburg, dan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret.

2.3 Museum Mini Sisa Hartaku


2.3.1 Lokasi Museum Mini Sisa Hartaku
Museum Mini Sisa Hartaku merupakan museum yang terletak di Jalan Petung
Merapi, Merapi, Kabupaten Sleman, DIY. Untuk dapat sampai ke Museum Mini Sisa
Hartaku ini, pengunjung dapat memakai jasa perjalanan wisata Merapi yang nantinya
pengunjung akan menaiki mobil Jeep.

2.3.2 Sejarah Museum Mini Sisa Hartaku


Berdasarkan observasi yang dilakukan penulis, Museum Mini Sisa Hartaku
adalah sebuah saksi bisu sejarah bagaimana sebuah rumah luluh lantak oleh terjangan
letusan Gunung Merapi pada tahun 2010. Bersumber dari laman www.gudeg.net
menyebutkan bahwa museum ini merupakan rumah penduduk yang bernama Bapak
Kimin. Rumah Pak Kimin hancur saat terjadi letusan Merapi.
Setelah daerah setempat mulai beraktivitas kembali, salah satu anak dari Pak
Kimim yang pada saat itu selamat, bernisiatif untuk mengumpulkan sisa-sisa barang
yang ada. Kemudian ditata tembali di puing-puing sisa bangunan rumah Pak Kimin.
Berdasarkan hasil observasi penulis, barang-barang tersebut terdiri dari kerangka
sapi, karena mayoritas penduduk di Merapi beternak sapi. Lalu ada pula sisa-sisa
buku, alat makan, motor, figura, dan ada pula beberapa benda pusaka yang
ditempatkan di suatu ruangan yang memiliki pantangan seperti keris yang tidak
diperbolehkan untuk difoto dan untuk perempuan yang sedang haid tidak diizinkan
untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
7

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan hal yang sudah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Yogyakarta memiliki aset yang sangat banyak dalam bidang wisata, seni, budaya dan
kaya akan sejarah. Yogyakarta merupakan tempat pariwisata yang tidak hanya
dikunjungi masyarakat dalam negeri, bahkan sampai ke mancanegara.
Yogyakarta disebut kota pelajar karena kualitas pendidikan di kota ini sudah
terjamin, maka perjalanan widyawisata kali ini dapat dimanfaatkan sebagai
perjalanan yang dapat menambah ilmu. Dari mulai perjalanan ke Museum Mini Sisa
Hartaku yang berisikan sisa-sisa barang dari letusan Gunung Merapi, lalu Jalan
Malioboro yang ternyata banyak memiliki sejarah dan versi atas terbuatnya nama
jalan tersebut. Kemudian ada pula kunjungan ke Pabrik Madukismo yang memberi
pengetahuan tentang pengolahan tebu yang bermacam-macam.

3.2 Saran
Sebagai generasi muda dan pengunjung di objek wisata, penulis berharap
pemerintah dapat mengelola setiap tempat wisata dengan baik dan lebih mengedukasi
agar dapat mengundang banyak pengunjung yang tertarik dengan budaya dan
kebiasaan yang ada di Yogyakarta.
Generasi muda ataupun pengunjung harus senantiasa membantu pemerintah dan
pengelola untuk menjaga dan melestarikan tempat-tempat wisata terutama yang
memiliki unsur sejarah dan dapat mengedukasi, karena negara kita dikenal sebagai
negara yang memiliki keanekaragaman dan dapat hidup berdampingan dengan
damai.
Daftar Pustaka

Edra, Rabia. 2017. “10 Pengertian Observasi Menurut Para Ahli”,


https://blog.ruangguru.com, diakses pada 17 Februari 2020.
Mushlihin. 2013. “Telaah Pustaka dalam Penelitian”, www.lihin.net, diakses pada 17
Februari 2020.
Njogja. 2018. “Pabrik Gula Madukismo Jogja”, https://www.njogja.co.id, diakses
pada 24 Februari 2020.
Dzulfaroh, Ahmad Naufal. 2019. “Asal-Usul Nama Malioboro, Benarkah dari
Marlborough atau Malyabhara?”, https://www.kompas.com, diakses pada 24
Februari 2020.
Widyawisata, Panitia. 2020. Kegiatan Widyawisata Jogjakarta & Sekitarnya.
Bandung: SMA Pasundan 8 Bandung

7
Lampiran

Alat pemisah sisa tebu yang telah


Halaman depan PG Madukismo
digiling

Alat pengangkat tebu Alat penampung sisa gilingan tebu untuk


menjadi pupuk

Suasana malam hari di Jl. Malioboro Suasana malam hari di Jl. Malioboro

Suasana di depan Museum Mini Sisa


Hartaku Foto-foto yang menggambarkan kondisi
saat terjadi erupsi

9
Sisa-sisa buku dan beberapa pakaian
Sisa-sisa barang elektronik

Sisa-sisa kerangka ayam dan beberapa Sisa-sisa alat musik


mesin jahit

10
Riwayat Hidup

Adzani Octavian

Nama saya adalah Adzani Octavian, saya biasa di panggil sehari-hari dengan sebutan
Jarot, saya lahir pada saat ibu saya hamil ke-9 bulan, pada tanggal 25 Oktober 2002
di Bandung. Saat saya berusia 5 tahun saya masuk TK Raudhatul Irfan, lalu saya
melanjutkan pendidikan ke tingkat SD, yaitu SDN Sejahtera Bandung. Sesudah 6
tahun, saya masuk ke SMP Pasundan 3 Bandung. Setelah itu saya masuk ke SMA
Pasundan 8 Bandung. Saya memiliki hobi bermain gitar dan bernyanyi. Karena itu
saya memiliki band TERRACE STRIKE yang ber-genre rock dan saya bercita-cita
menjadi gitaris band metalcore profesional. Saya berharap saya bisa menjadi seperti
Oliver Sykes.

11
Gugung Saiful Hidayat

Nama saya Gugung Saiful Hidayat, saya mempunyai banyak nama panggilan tetapi
sejak dini Ibu saya kerap memanggil saya dengan sebutan Dede. Saya anak pertama
dari 3 bersaudara. Saya lahir di Bandung tepatnya di Kopo pada tanggal 11 Februari
2003. Saat berusia 5 tahun saya di daftarkan oleh Ibu ke salah satu TK Yaspimi yang
bertempat di Negla. Setelah 1 tahun berlalu, saya melanjutkan jenjang pendidikan ke
tingkat SD Cirateun Kulon. Setelah lulus saya melanjutkan sekolah di SMPN 29
Bandung selama 3 tahun dan melanjutkan ke jenjang SMA di SMA Pasundan 8
Bandung. Saya memlih jalur IPS karena saya sangat suka bersosialisasi dan saat ini
saya masih duduk di bangku kelas XI.

12
Harry Noer Ramadhan

Nama saya Harry Noer Ramadhan. Saya mempunyai banyak nama panggilan tetapi
Ibu dan Ayah saya memanggil saya dengan sebutan Harry. Tapi teman-teman saya
memanggil saya dengan sebutan Lingling. Saya lahir di Bandung pada tanggal 12
November 2002. Saya SD di SDN Pajagalan dan SMP di SMPN10 lalu SMA di
Pasundan 8. Cita-cita saya menjadi orang kaya tapi bebas. Saya berharap dua sampai
tiga tahun ke depan saya bisa suskses di usia muda

13
Rifiany Siti Alyah

Namaku Rifiany Siti Alyah yang akrab disapa Rany atau Rifiany. Aku lahir di
Bandung pada 4 November 2002. Kedua orang tuaku asli berasal dari Bandung. Aku
merupakan anak ketiga dati tiga bersaudara. Aku lulus dari TK Profita pada usia 6
tahun dan langsung melanjutkan ke SDN Raya Barat. Selama 6 tahun aku menjadi
siswi SD, lalu aku masuk ke SMPN 43 Bandung. Perjalanan pendidikanku di SMP
tidak semulus di SD. Karena mendapatkan nem yang kurang baik, akhirnya aku
masuk ke SMA Pasundan 8. Saat aku mengetik ini, aku sedang berada di rumah Dita
bersama Sandi, Keysha, Gugung, Farhan, Geri, Dava, Aldini, dan tentu saja Dita
sebagai pemilik rumah. Semoga setelah lulus pun kami masih bisa berkumpul seperti
saat ini.

14
Sandi Maulana

Saya adalah Sandi Maulana, anak ketiga dari 3 bersaudara, saya berumur 17 tahun
dan lahir pada tanggal 23 Mei 2002 di Bandung, Jawa Barat. Saya bersekolah dasar
di SDN Cihampelas selama 6 tahun dan melanjutkan ke SMPN 40 Bandung selama 3
tahun, setelah lulus SMP saya melanjutkan SMA di SMA Pasundan 8 Bandung
hingga sekarang saya duduk di bangku kelas XI. Saya bercita–cita menjadi TNI
angkatan darat saya akan berusaha untuk mewujudkan cita–cita saya untuk
membanggakan kedua orangtua saya. Nama ibu saya bernama Suharti dia seorang
ibu rumah tangga yang sangat tegar. Dan nama ayah saya bernama Dede Supriatna
dia adalah seorang tulang punggung keluarga yang sangat bertanggung jawab. Hobby
saya adalah bermain alat musik dan berolahraga untuk menggapai cita–cita saya, dan
moto kehidupan saya adalah SUKSES.

15

Anda mungkin juga menyukai