Proposal 1 Dan 2
Proposal 1 Dan 2
Proposal 1 Dan 2
PROPOSAL
TAHUN 2022
AMBAR ASTUTI
2106009
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoartritis adalah penyakit sendi yang terjadi pada cartilago (tulang rawan)
yang ditandai dengan timbulnya nyeri saat terjadi penekanan sendi yang terkena.
Kelainan pada kartilago akan berakibat tulang bergesekan satu sama lain,
sehingga timbul gejala kekakuan, nyeri pembatasan gerak pada sendi (Helmi,
kerusakan dan perbaikan dari tulang rawan di sendi dan terjadi akibat beberapa
faktor resiko termasuk mekanik yang berlebihan seperti obesitas (Jevsevar et al,
2015).
Osteoartritis juga merupakan salah satu bentuk terbanyak dari artritis yang
mengenai 15% dari populasi dunia. Menurut World Health Organization (WHO),
osteoartritis di negara maju dan berkembang cukup tinggi karena sifatnya yang
osteoartritis di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai 15,5 % pada pria, dan 12,7
tenaga kesehatan yaitu sebanyak 5,93% dari jumlah penduduk DIY (Riskesdes,
2018). Data rekam medis rumah sakit Bethesda Yakkum Yogyakarta menunjukan
1
2
Prevalensi osteoartritis meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 seiring dengan
(Johnson dan Hunter, 2014). Obesitas merupakan faktor resiko yang signifikan
adiposa dan lemak infrapatellar adalah sumber lokal mediator pro-inflamasi yang
dalam sel dan kultur jaringan model. Leptin merupakan mediator penting dari
Penelitian Khairani pada tahun 2013 di RSUD Raden Mattaher provinsi Jambi
obesitas dan 23% tergolong kedalam overweight. Salah satu faktor penyebab
terjadinya obesitas pada penderita osteoartritis adalah pola makan yang tidak
sehat dimana asupan kalori yang masuk kedalam tubuh lebih banyak
membantu pasien memiliki berat badan ideal sehingga tulang atau sendi mampu
makan dapat membantu dalam mencapai berat badan ideal. Keberadaan dukungan
(Friedman, 2013). Keluarga harus dilibatkan dan diajak mengenal pasien secara
tergantung pada keluarga mulai dari aktivias makan dan pemenuhan lainnya.
(Asmadi, 2018).
(Maryam et.all dalam Handayani Dwi, 2012). Banyak keluarga yang kurang
dalam rumah sakit Bethesda didapatkan data enam pasien (60%) masuk kategori
obesitas grade I, satu pasien (10%) kategori obesitas grade II dan tiga pasien
pasien tersebut juga di dapatkan data bahwa 100% atau 10 pasien mengatakan
kurang mendapat dukungan dari keluarga baik dalam melaukan aktivitas, kontrol
ke rumah sakit maupun dalam pengaturan gizi pada pasien,. Menurut ke 10 pasien
yang penulis wawancara, tidak ada perbedaan menu makan dirumah yang
yang datang dan periksa di poliklinik penyakit dalam tidak diantar keluarga. Hal
inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan dukungan
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan pola makan pasien
2022?”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada
2. Tujuan khusus
D. Manfaat
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Jurnal terkait dengan hubungan dukungan keluarga dengan pola makan pasien osteoartritis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Konsep Osteoartritis
a. Pengertian
penyakit ini, akan tetapi penyakit ini ditandai oleh kehilangan tulang
(Rahmanto, 2015)
b. Faktor resiko
8
9
1) Usia
3) Obesitas
semakin tinggi.
4) Jenis kelamin
c. Patofisiologi
1) Kartilago sendi
pada sendi. Pada bagian kartilago sendi terjadi perubahan sendi pada
sendi digerakan
2) Tulang
3) Sinovium
4) Jaringan lunak
d. Klasifikasi
sekunder.
osteoartritis sekunder.
1) Nyeri sendi
3) Kekakuan sendi
Kekakuan pada sendi sering dikeluhkan ketika pagi hari ketika setelah
4) Krepitasi
5) Deformitas sendi
yang progresif.
f. Pemeriksaan Penunjang
radiologis. Pada sebagian besar kasus, radiografi pada sendi yang terkena
13
celah sendi yang sering kali asimetris (lebih berat pada bagian yang
kista tulang, osteofit pada pinggir sendi dan perubahan struktur anatomi
eminensia
sedang
ekstensif
subluksasi.
g. Penatalaksanaan
terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena. Menurut Helmi (2016)
dipakai.
2) Terapi Farmakologis
b) Analgesik topikal
c) OAINS
d) Chondroprotective agent
3) Terapi bedah
h. Komplikasi
yaitu:
1) Komplikasi Kronis
2) Komplikasi Akut
a) Osteonecrosis
a. Pengertian.
kondisi yang lebih baik di bandingkan rekanya yang tanpa keuntungan ini,
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat yang mampu
diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang lainya
4 dimensi yaitu :
1) Dukungan instrumental
2) Dukungan informasional
ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat
3) Dukungan penilaian
bisa positif dan negative yang mana pengaruhnya sangat berarti bagi
seseorang.
4) Dukungan emosional
dihadapinya.
1) Faktor Internal
a) Tahap perkembangan
Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini
kesehatan dirinya.
c) Faktor emosi
kehidupannya.
2) Faktor eksternal
a) Praktik keluarga
rutin, maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.
Dukungan sosial dapat dilihat sebagai fakta sosial atas dukungan yang
sebenarnya terjadi atau diberikan oleh orang lain kepada individu dan
19
dibuat oleh peneliti. Skala data yang di gunakan adalah ordinal, yang
2013).
3. Pola Makan
1) Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan
Secara umum pola makan memiliki 3 (tiga) komponen yang terdiri dari:
1) Jenis makan
Jenis makan adalah sejenis makanan pokok yang dimakan setiap hari
terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, dan
2) Frekuensi makan
makan pagi, makan siang, makan malam dan makan selingan (Depkes,
merupakan berulang kali makan sehari dengan jumlah tiga kali makan
3) Jumlah makan
1) Faktor ekonomi
2) Faktor Sosial
3) Agama
Dalam agama pola makan ialah suatu cara makan dengan diawali
4) Pendidikan
5) Lingkungan
6) Kebiasaan makan
kronis maupun akut, diet yang diberikan merupakan salah satu kegiatan dalam
dengan penderita Gout dengan pembatasan jumlah purin, cukup kalori (sesuai
tinggi cairan, dan tanpa alkohol. Selain itu, bahan makanan kombinasi dalam
a. Pembatasan purin
dengan kebutuhan tubuh yang didasarkan pada tinggi dan berat badan
kalori. Jumlah kalori disesuaikan dengan kebutuhan dan dijaga agar berat
badan tidak di bawah normal atau kurang gizi. Kekurangan kalori akan
mengurangi pengeluaran asam urat melalui urin. Demikian juga yang akan
terjadi jika penderita menjalani puasa atau diet ketat. Untuk mengatasi
dan sayur dapat memberikan rasa kenyang. Kadar airnya yang tinggi
sangat baik untuk membantu melarutkan kelebihan asam urat dalam serum
c. Tinggi karbohidrat
permen, arum manis, gulali, dan sirup. Konsumsi fruktosa tersebut dapat
d. Rendah protein
berasal dari bahan pangan hewani. Sumber protein yang disarankan yang
berasal dari susu, keju dan telur. Asupan protein perlu dibatasi karena
e. Rendah lemak
produk nabati) atau mentega (berasal dari produk hewani). Demikian pula
24
dengan buah yang kandungan lemaknya tinggi, seperti alpukat dan durian
f. Tinggi cairan
yang dapat mengekskresikan asam urat sehingga asam urat yang ada pada
tubuh akan terekskresikan melalui ginjal dan kadar asam urat dalam darah
reabsorpsi air di ginjal menurun dan ekskresi zat terlarut air meningkat
purin dengan bahan pangan tinggi sisa basa. Nasi, roti, dan hasil olahan
sisa basa tinggi, seperti sayuran dan buah (Yenrina dkk, 2014).
5. Preskripsi diet
c. Bisakan makan ikan minimal seminggu sekali dalam memilih jenis ikan
d. Ikut sertakan buah dan sayuran dalam diet, tambahkan buah pada bubur
sereal, pilih sayur atau buah segar sebagai cemilan, tambahkan buah dan
sayuran pada panggangan roti , makan salad, gado-gado, urapan, rujak dan
lain - lain dengan membatasi asupan minyak serta gula (misalnya untuk
minyak).
B. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah sekumpulan konsep yang saling berkaitan yang disusun
kajian literatur (Irfannuddin, 2019). Kerangka teori dalam penelitian ini sebagai
berikut: Komplikasi :
Akut:Osteonecrosis,
Osteoartritis Ruptur Baker Cyst ,
Pengertian Bursitis,
Faktor resiko Symptomatic
Klasifikasi Meniscal Tear
Tanda dan Gejala Dukungan Keluarga Kronis: Malfungsi
Penatalaksanaan Dukungan tulang dan Lumpuh
instrumental
Praktik keluarga
Faktor
Skemasosio ekonomiTeori
1. Kerangka
(Sumber: Friedman (2013), Hartono (2019), Helmi (2016), Handono et all., (2019), Misgiyanto &
Latar belakang
Susilawati, 2014), Purnawan budaya (2012), Noviyanti (2015)
dalam Suparyanto
26
C. Kerangka Konsep
dengan variabel dependen yang akan di amati atau di ukur melalui penelitian yang
Tahap perkembangan
Pendidikan/tingkat pengetahuan
Faktor emosi
Faktor eksternal
D. Hipotesis Penelitian
tahun 2022
E. Asumsi Peneliti
kurang dukungan keluarga maka semakin buruk pola makan pasien dengan
osteoarthritis.
F. Variabel Penelitian
1. Definisi Konseptual
a. Variabel bebas
b. Variabel terikat
Pola makan merupakan kegiatan yang berulang kali makan individu atau
(Sulistyoningsih, 2011)
2. Definisi Operasional
28