Latihan Mendeley
Latihan Mendeley
Latihan Mendeley
Metode
Jenis penelitian yang akan dipergunakan oleh peneliti adalah observasional
dengan metode cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah petugas yang
menangani sampah medis di RSU Bangli sebanyak 36 orang. Sampel dalam
penelitian di ambil dari seluruh populasi mengingat apabila subjek penelitian
kurang dari 100, maka seluruh populasi diambil sebagai sampel sehingga
penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling merupakan
sampling jenuh yang menggunakan teknik penarikan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Cara pengumpulan data yaitu melalui
wawancara kepada responden dengan menggunakan kuisioner ditiap variabel
untuk mengetahui hasil penelitian yang didapatkan, serta observasi dilakukan
untuk mengetahui tindakan yang dilakukan responden sesuai kuesioner.
Hasil Penelitian
1. Motivasi kerja responden
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja Pada Petugas Sampah Medis di
RSU Bangli Tahun 2018
Pengukuran motivasi kerja ini dilakukan pada petugas sampah medis yaitu
dengan mengukur tingkat motivasi kerja responden yang diperoleh dari jawaban
responden pada kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian motivasi kerja responden
dibagi menjadi dua tingkatan yaitu tinggi dan rendah. Hasil penelitian tersebut
menjelaskan bahwa sebanyak 75% responden mempunyai motivasi kerja yang
tinggi.
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Penggunaan APD Pada Petugas
Sampah Medis di RSU Bangli Tahun 2018
Tabel 3
Hubungan Motivasi Kerja Dengan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri Pada
Petugas Sampah Medis di RSU Bangli Tahun 2018
Pembahasan
1. Motivasi kerja responden
Pengukuran variabel motivasi kerja pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuisioner pada 36 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 9
pertanyaan. Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan bahwa skor tertinggi
untuk penilaian motivasi kerja yang telah dijawab oleh petugas sampah medis
yaitu 8 (delapan) dan skor terendah yang dijawab yaitu 4 (empat).
Hasil yang telah didapat menggambarkan motivasi kerja yang dimiliki
responden tergolong baik. Namun, banyak responden yang masih khawatir akan
kecelakaan kerja yang disebabkan oleh sampah medis. Hal tersebut dikarenakan
reponden tidak memiliki jaminan kesehatan yang diberikan pihak rumah sakit.
Kurangnya pelatihan yang diberikan kepada responden juga mengakibatkan
kurangnya pemahaman tentang K3 serta motivasi yang kurang akan
mempengaruhi produktifitas kerja responden. Motivasi kerja adalah kekuatan
yang mendorong seseorang karyawan yang menimbulkan dan mengarahkan
perilaku karyawan (Gibson, 2013).
Simpulan
1. Motivasi kerja responden petugas sampah medis di RSU Bangli tergolong
tinggi dengan jumlah pekerja yang mempunyai motivasi kerja tinggi paling
banyak yaitu sebanyak 27 orang atau 75 %.
2. Perilaku penggunaan APD pada petugas sampah medis di RSU Bangli
tergolong baik dengan jumlah responden yang mepunyai perilaku penggunaan
APD yang baik paling banyak yaitu 26 orang atau 72,2 %.
3. Ada hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan perilaku
penggunaan APD petugas sampah medis dengan nilai p yaitu 0,003 dan nilai
CC 0,448 yaitu tingkat hubungan sedang.
Saran
1. Untuk rumah sakit
Perlu ditingkatkan pemantauan, penyuluhan, dan pembinaan K3 untuk petugas
sampah medis khususnya mengenai pentingnya pemakaian alat pelindung diri
serta perlu penyediaan jaminan kesehatan bagi petugas sampah medis.
2. Untuk petugas sampah medis
Petugas sampah medis diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran akan pentingnya pemakaian alat pelindung diri pada saat bekerja
untuk keselamatan dan kesehatan kerja diri.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Anoraga, P. (2006). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Kepmenkes RI. (2014, Oktober 28). 1 Orang Pekerja Meninggal Setiap 15 Detik
Karena Kecelakaan Kerja. Retrieved Januari 12, 2018, from Depkes RI
Website: http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=201411030005