Bencana Gabungan PDF
Bencana Gabungan PDF
Bencana Gabungan PDF
KEBUTUHAN KESEHATAN
REPRODUKSI
KELOMPOK 1
01.
IDENTIFIKASI
• Bencana
Adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh
faktor alam dan atau factor non alam maupun faktor
manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda,
dan dampak psikologis.
Kesehatan Reproduksi
2. Kualitas pelayanan
Pelayanan kesehatan reproduksi yang berkualitas baik adalah yang bersifat komprehensif, terjangkau, dan
inklusif, dan yang menjawab kebutuhan kesehatan reproduksi semua orang tanpa diskriminasi.
3. Komunikasi
Komunikasi melibatkan perantara- media yang menyebarkan informasi melalui saluran-saluran yang tepat
misalnya poster, radio, orang ke orang, dsb) agar masyarakat mendapatkan informasi yang mereka
butuhkan, pada saat mereka membutuhkannya.
4. Partisipasi masyarakat
Partisipasi adalah keterlibatan dari stakeholder kunci dalam semua aspek dari siklus program - assessment,
perancangan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
5. Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia internasional adalah seperangkat kewajiban-kewajiban global yang mengatur bagaimana
negara-negara memperlakukan rakyat yang berada dalam wilayah hukumnya dengan tujuan untuk
memastikan martabat, kebebasan, dan kesejahteraan yang setara untuk semua orang.
6. Advokasi
Advokasi adalah tindakan strategis untuk memastikan bahwa undangundang,kebijakan, praktik dan norma-
norma social memungkinkan orang untuk menikmati hak untuk kesehatan reproduksi mereka
Kerangka melaksanakan identifikasi dapat menggunakan sumber daya
yang sederhana dan tanpa memerlukan keahlian khusus.
KERANGKA YG DIURAIKAN BERSIFAT MENDASAR, ANTARA LAIN:
1. Menentukan Kapan Dilakukan Identifikasi
- Harus dilakukan setelah pengungsi berada di tempat penampungan.
- Penetapan waktu mulai tergantung pada keadaan setempat.
- Identifikasi selalu merupakan 1 proses berkesinambungan.
- Diperlukan sikap terbuka dan luwes
- Ciptakan suasana saling percaya pada perempuan
2. Menentukan Informasi yg Diperlukan
- Pertanyaan tergantung situasi setempat
- Jika masyarakat pendatang dan setempat membaur, identifikasi untuk kedua masyarakat
- Jika tidak ada info sensus, lakukan survei demografi.
3. Menentukan bagaimana Memperoleh Informasi
- Info dikumpulkan melalui metoda penilaian secara kuantitatif & kualitatif
- Tiga instrument fundamental yaitu pencatatan/ dokumentasi, observasi, & interview informan
- Teknik Trianggulasi/ pengujian silang data
4. Membuat Rencana Kegiatan
- Susun rencana & jadwal sebelum pelaksanaan penilaian
- Waktu yang ada selain untuk pengumpulan data juga untuk perencanaan, pelatihan, analisis data &
peninjauan ulang
5. Menunjuk & Melatih Tim Penilai
- - Jumlah tim penilai jangan terlalu besar
- - Seimbang laki-laki dan perempuan
- - Petugas kesehatan, petugas pembangunan masyarakat, petugas sosial & guru dipertimbangkan sebagai
anggota
- - Dipilih berdasarkan kemampuan mereka
- - Responden sama dalam hal gender, usia, suku bangsa, status perkawinan, standar pendidikan
- - Pelatihan melalui lokakarya partisipatif
6. Mengumpulkan Informasi
- Manajer kesehatan/ koordinasi kesehatan merupakan orang yang tepat untuk meninjau ulang pencatatan/
dokumen
- Anggoa tim lain melakukan wawancara/ observasi
- Wawancara para informan utama sebaiknya dilakukan berpasangan.
7. Analisis Informasi
- Semua anggota tim penilai hrs mlk analisis informasi
- Setiap anggota menyampaikan kesan sesuai dengan keahliannya
- Informasi yang didapatkan harus dibandingkan, dicatat & diperiksa kebenarannya.
6. Mengumpulkan Informasi
- Manajer kesehatan/ koordinasi kesehatan merupakan orang yang tepat untuk meninjau ulang pencatatan/
dokumen
- Anggoa tim lain melakukan wawancara/ observasi
- Wawancara para informan utama sebaiknya dilakukan berpasangan.
7. Analisis Informasi
- Semua anggota tim penilai hrs mlk analisis informasi
- Setiap anggota menyampaikan kesan sesuai dengan keahliannya
- Informasi yang didapatkan harus dibandingkan, dicatat & diperiksa kebenarannya.
8. Mendokumentasikan & Melaporkan
- Analisis ditujukan untuk perencanaan pelayanan kespro
- Informasi yang diperoleh disertai identitas & diperiksa ketepatannya
9. Memberi Umpan Balik (Feedback)
- Umpan balik tentang hasil identifikasi diberikan kpd semua yg berkepentingan
- Info dapat digunakan utk penyediaan pelayanan kespro, ususlan pembiayaan, dasar pemikiran utk
menyetujui, & mengembangkan strategi yg tepat di setiap koordinasi
02.
PERENCANAAN
Perencanaan Kebutuhan Kesehatan
Reproduksi komprehensif :
• Penguatan mekanisme
• Penguatan intervensi pelokalan
• Keberlanjutan kegiatan
• Integrasi layanan kespro
komprehensif
• Penguatan ketahanan masyarakat
• Mengintegrasikan paket PPAM
kesehatan reproduksi ke setiap
upaya penanggulangan krisis
kesehatan, pelayanan kesehatan
reproduksi serta hak reproduksi
setiap individu dapat terpenuhi dan
tersedia, khususnya kelompok rentan.
"Dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan PPAM kesehatan
reproduksi di lapangan, diperlukan berbagai macam ketersediaan
logistik, baik untuk individu, tindakan medis terdiri atas : bahan
habis pakai, obat, alat kesehatan, maupun sarana penunjang
lainnya." PPAM kesehatan reproduksi merupakan serangkaian
kegiatan prioritas kesehatan reproduksi yang harus segera
dilaksanakan pada tanggap darurat kesehatan krisis kesehatan
dalam rangka menyelamatkan jiwa kelompok rentan
Tahap penyusunan rencana kesiapsiagaan
1. Tahap persiapan
a. Pembentukan tim kesehatan reproduksi
b.
Mengadakan pertemuan/lokakarya untuk m
endapatkan kesepahaman tentang konsep
PPAM (Paket Pelayanan Awal Minimum) dan
penerapannya dalam penyusunan rencana
kesiapsiagaan pada tahap berikutnya
03.
IMPLEMENTASI
Implementasi adalah suatu tindakan atau
pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci.
Pada tahap ini setelah perencanaan tersusun
dengan baik, maka dilaksanakan dengan
mengimplementasikan program-program yang
telah disusun sesuai rencana/POA. Kemudian
melaksanakan setiap tahapan atau
perencanaan dengan sebaik-baiknya.
Jika ditemukannya kesulitan atau kendala
dalam pelaksanaan, lakukan diskusi atau
musyawarah untuk mencari penyelesaian agar
pelayanan kesehatan reproduksi tetap
terlaksanakan.
04.
Pemantauan
dan Evaluasi
Untuk pelaksanaan PPAM kesehatan reproduksi monitoring dan evaluasi digunakan
sebagai dasar penyusunan program kegiatan untuk memantau hal sebagai berikut:
1. Memantau berbagai kemajuan dan kendala dalam pelaksanaan kegiatan PPAM
termasuk mengidentifikasikan solusi- solusi atas kendala tersebut
2. Memberikan akuntabilitas dan transparansi
3. memastikan penggunaan kit kesehatan reproduksi pada tingkat puskesmas dan
rumah sakit
4. Memastikan kesiapan pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif
…...................................................................................
Remaja umumnya memiliki kemampuan adaptasi lebih baik terhadap
situasi baru dibandingkan dengan orang tua mereka.
Mereka dapat belajar beradaptasi dalam sistem tertentu lebih cepat untuk
memahami dan memenuhi kebutuhan mereka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
a) Remaja membutuhkan waktu untuk memiliki hubungan dekat yang
khusus.
b) Remaja sering tidak memiliki orientasi masa depan yang jelas karena
diperburukoleh status mereka sebagai pengungsi
c) Perilaku remaja didaerah pengungsi mungkin tidak menjadi subjek
perhatian yang sama dengan kondisi normal
d) Remaja tidak homogen
Kebutuhan remaja sangat bervariasi sesuai usia, jenis kelamin,
pendidikan, status, pernikahan dan karakteristik psikososial.
Remaja wanita lebih rentan terhadap masalah kespro umum dari
pada laki-laki dan mereka menanggung hampir semua
konsekuensinya.
e) Remaja mengalami masa pubertas
Petugas kesehatan dapat memberikan kejelasan untuk menjaga
kebersihan mereka (mengganti pembalut, membersihkan kelamin
saat mandi) selama menstruasi dan menghindari kegiatan seksual
sebelum menikah.
02
Prinsip pelayanan
kesehatan peduli remaja
…......................................................................
❑ Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan dan
dapat dijangkau oleh remaja, menyenangkan,
menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai
remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan
terkait dengan kesehatannya serta efektif dan efesien
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Unsur-unsur pemantauan
1.Realisasi penyerapan dana
2.Realisasi pencapaian target keluaran (output)
3. Kendala yang dihadapi
Tujuan Pemantauan
1. Mendapatkan informasi perkembangan pelaksanaan rencana
pembangunan secara kontinyu (terus menerus) mengenai
pencapaian indikator kinerja dan permasalahan yang dihadapi
dalam pelaksanaan;
2. Melakukan identifikasi masalah agar tindakan korektif dapat
dilakukan sedini mungkin;
3. Mendukung upaya penyempurnaan perencanaan berikutnya
melalui hasil pemantauan.
.
SUPERVISI
Supervisi adalah serangkaian kegiatan untuk membantu
konselor mengembangkan kemampuannya mengelola proses
bimbingan demi pencapaian tujuan bimbingan.
Tujuan Supervisi
1. menghasilkan kinerja yang terbaik dengan cara
memperoleh feedback dari semua pihak atau aspek yang
sedang kita kerjakan.
2. meningkatkan rencana kerja dan melakukan tindakan
perbaikan segera terhadap beberapa penyimpangan
(Deviasi) yang mungkin terjadi.
3. menjajaki progress dan perubahan yang terjadi dari sisi
input, proses maupun output melalui sistem pelaporan dan
pencatatan reguler.
4. membantu pengambil keputusan,
5. Temuan hasil Supervisi selanjutnya akan menjadi bahan
atau bagian dari alat evaluasi untuk intervensi selanjutnya
Prinsip-prinsip supervisi modern yang harus
direalisasikan pada setiap proses supervisi yaitu
sebagai berikut:
1. supervisi harus mampu menciptakan hubungan
kemanusiaan yang harmonis, bersifat terbuka,
kesetiakawanan, dan informal.
2. Supervisi harus dilakukan secara
berkesinambungan.
3. supervisi harus demokratis.
4. Program supervisi harus integral dengan
program pendidikan secara keseluruhan.
5. Supervisi harus komprehensif.
6. Supervisi harus konstruktif.
7. supervisi harus obyektif berdasarkan
kebutuhan nyata pengembangan profesional
konselor/konselor
Thanks!
Paket pelayanan awal minimum
(PPAM) pada situasi bencana
➢ PPAM kesehatan reproduksi dilaksanakan pada saat fasilitas pelayanan kesehatan tidak
berfungsi atau akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi sulit terjangkau oleh
masyarakat terdampak.
➢ PPAM kesehatan reproduksi diterapkan pada semua jenis bencana, baik bencana allam
maupun non alam.
Tujuan 02
PPAM
PPAM untuk kesehatan reproduksi merupakan seperangkat kegiatan prioritas terkoordinasi, yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi penduduk, pada permulaan suatu
keadaan darurat/bencana.
Selain komponen sebelumnya, terdapat prioritas tambahan dari komponen PPAM, yang
harus disediakan adalah
1. Memastikan suplai yang memadai untuk kelanjutan penggunaan kontrasepsi dalam
keluarga berencana (KB)
2. Melaksanakan kesehatan reproduksi remaja di semua komponen PPAM
3. Mendistribusikan kit individu
Garis Besar Kerangka Acuan Kesehatan
04 Reproduksi
PPAM untuk kesehatan reproduksi merupakan seperangkat kegiatan prioritas terkoordinasi, yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi penduduk, pada permulaan suatu
keadaan darurat/bencana.
3. Tensimeter 10. Sode uterus 17. Larutan 3. Duk steril 10. Scapel
klorin
4. Handscoon 11. Tenakulum 4. Kapas 11. Mosquito
18. Lampu sorot
5. \stetoskop 12. Tampon tang 5. Kassa 12. Klem U
19. Sabun
6. Bak 13. AKDR/IUD 6. Plester 13. Pinset anatomi
instrumen cut 360A 20. handuk
7. Larutan anti 14. Larutan klorin
7. Tempat tidur 14. 2 kom septik
ginekologi\
15. Gunting
KIT 8
(Penanganan Keguguran dan
Komplikasi)
1. Tensimeter 7. Lampu sorot 13. Wadah larutan
klorin
2. Termometer 8. Tenakulum
14. Spet
3. Stetoskop 9. Forcep
15. Lidokain 1%
4. Alat pelindung diri 10. Kassa steril
(handscoon, sepatu 16. Obat antibiotik
bot, apron, masker) 11. Spekulum cocor
bebek 17. Set infus
5. Pembalut
12. Wadah untuk hasil 18. Cairan infus
6. Cairan anti septik konsepsi
KIT 9
(Jahitan Robekan Leher Rahim & Pemeriksaan Vagina)
Alat Bahan
1. Gunting benang stainles stell
mayo
7. Lampu kepala
2. Klem needle 1. Benang chromic catgut 20, jarum 3/8
holder
2. Kassa hidrofilateril 10 X 10cm
3. Spekulum 3. Sarung tangan steril
4. Klem pemegang 4. Sarung tangan pemeriksaan non steril
kassa
5. Forester clamp
6. Bak instrumen,
KIT 10
(Persalinan dengan Ekstraksi Vakum)
1. Bak instrumen steril 9. Kateter karet 17. Penutup kepala
2. Sarung tangan steril 10. Monaural stetoskop 18. Kaca mata pelindung
1. Keranjang chirugis
1. Metronida glukonat
untuk
sterilisasi 7. Scapel zole
1. Mangkuk stainless steril 8. Metilergom
2. Klem 8. Gunting 2. Amoksilin etrin
jaringan 2. Klem pemegang kassa
3. Klem arteri 3. Paracetamo 9. Aquabidest
9. Gunting 3. Resusitator l
4. Klem benang 10. Tetrasiklin
pemegang 4. Suction pump 4. Lidokain salep
kassa 10. spatula
5. Oropharingeal airway 5. Oksitosin 11. NaCl
5. Pinset
anatomi 6. MgSO4 12. glukosa
6. Pinset 7. Kalsium
KIT 12
(Transfusi Darah)
6. Torniket
TERIMA KASIH
01 02 03
Tahap Pra-Bencana Tahap saat bencana Tahap Paca-Bencana
berbagai upaya seperti
mencakup upaya-upaya Mencakup upaya-upaya terkait
pelatihan penyedia layanan
langsung yang dilakukan di evaluasi program PPAM untuk
dan relawan, pertemuan
situs bencana; mulai dari Kesehatan Reproduksi dan
koordinasi dengan
mengirim tim respon, identifikasi rekomendasi untuk
berbagai stakeholders, serta
penyediaan layanan konsultasi program selanjutnya.
pengadaan kit kebersihan
dan kesehatan reproduksi,
(hygiene kit) dan kit kesehatan
serta pembagian kit kebersihan
reproduksi (reproductive
dan kit kesehatan reproduksi
health kit).
02
Analisis kebuthan
pesan-pesan inti kesehatan reproduksi
03
perempuan yang sedang mengalami menstruasi. Lima
hari setelah bencana,
perempuan pengungsi mengalami kesulitan
mendapatkan pembalut karena kebutuhan ini
tidak terpikirkan secara dini dll yang masih banyak lagi
dampaknya
8
03
Pelaksanaan
pelayanan KB
PELAKSANAAN PELAYANAN KB
Konsultasi KB Kontak pertama dengan klien dapat dilakukan :
1. Pendaftaran dan pencatatan riwayat kespro dan riwayat medis
2. Pemeriksaan fisik
3. Konseling mengenai metode KB yang tersedia dan pilihan klien dengan mempertimbangkan risiko
IMS/HIV serta riwayat medis
4. Menyediakan metode kontrasepsi pilihan dan penjelasan mengenai penggunaannya
5. Lakukan konseling mengenai pemakaian kontrasepsi yang benar pada klien, tempat untuk mengakses
kontrasepsi darurat jika diperlukan, serta jelaskan kemungkinan efek samping
6. Menjadwalkan kunjungan ulang Mendokumentasi kunjungan Manajer program dan penyedia layanan
KB harus menerapkan petunjuk berikut :
• Pastikan informasi KB diberikan
• Layanan kontrasepsi untuk laki-laki masih terbatas pada kondom, namun mereka bisa memilih
metode kontrasepsi bersama pasangan mereka.
• Ketika perempuan hamil datang untuk periksa hamil, tanya apakah ia menggunakan KB sebelum
hamil, dan apakah ia ingin melanjutkan metode tersebut atau metode lain sesudah melahirkan.
• Ketika ibu nifas datang untuk periksa nifas, tanyakan apakah ia menggunakan metode KB atau tidak
5
PELAKSANAAN PELAYANAN KB
Rancangan Layanan KB
• Lakukan pelayanan KB di puskesmas, poskes, dan tempat yang mudah dijangkau
• Jangan memberi pelayanan yang membuat klien sulit untuk memperoleh metode KB
tertentu
• Terapkan sistem rujukan untuk klien yang memiliki metode KB yanf memerlukan
prosedut bedah.
• Rancang pelayanan KB sehingga mudah diakses dan nyaman.
04
Metode kontrasepsi
Berdasarkan lama efektivitasnya, metode kontrasepsi dibagi menjadi dua, antara
Lain:
a. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang adalah cara kontrasepsi yang mempunyai
efektivitas dan tingkat kelangsungan pemakaiannya tinggi dengan angka
kegagalan yang rendah. Metode jangka panjang terdiri dari Alat Kontrasepsi
dalam Rahim (AKDR), Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK), Metode Operatif
Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria / MOP (Affandi dkk, 2014).
5. Mengumpulkan data
6. Menganalisis data,
..............................................................................
..........
Dampak bencana terhadap ibu dan anak-anak menegaskan bahwa kelompok
tersebut merupakan yang paling rentan terkena dampak bencana.
Oleh karena itu kesiapsiagaan dari fasilitas dan tenaga kesehatan yang bertanggung jawab dalam
keadaan tersebut harus terstandarisasi dengan baik. Antara lain:
❑ Strategi Jangka pendek dan pencegahan yang menitik beratkan terhadap penggunanan alat
kontrasepsi dan pencegahan penularan HIV.
..............................................................................
..........
● KIE adalah program pendidikan yang dipandu oleh tenaga kesehatan dan tenaga ahli
lainnya kepada masyarakat dalam bentuk pelayanan.
a. Langkah-langkah
1. Mengidentifikasi kebutuhan penerima bantuan (korban bencana).
a) Mengidentifikasi kebutuhan penerima bantuan .
b) Menentukan prioritas bantuan yang diperlukan.
c) Menyusun daftar kebutuhan berdasarkan prioritas yang diperlukan.
2. Mengidentifikasi sumber.
a) Mengidentifikasi barang-barang/aset yang masih dimiliki korban/penerima bantuan.
b) Mengidentifikasi pihak-pihak yang mungkin dilibatkan dalam penyediaan
c) Mengidentifikasi sumber-sumber lain di sekitar tempat penampungan.
3. Menentukan jenis bantuan yang diperlukan penerima bantuan (korban bencana)
a) Berdasarkan identifikasi kebutuhan dan sumber
b) Perlu disusun daftar kebutuhan yang diperlukan pada masa tanggap darurat.
c) Teknik yang digunakan dapat dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara,observasi dan diskusi
dengan calon penerima bantuan
d) Waktu pelaksanaan dilakukan setelah daftar penerima bantuan tersusun.
e) Penentuan Jumlah Bantuan
4. Pendistribusian bantuan
Pendistribusian bantuan harus cepat dan tepat serta sesuai dengan kondisi setempat, dengan melalui
beberapa mekanisme:
1) Penerima bantuan pangan diidentifikasi dan menjadi sasaran berdasarkan kebutuhan.
2) Metode distribusi dirancang melalui konsultasi
3) Titik-titik distribusi sedekat mungkin dengan hunian sementara penerima
4) Kualitas,jumlah jatah makanan/pangan dan rencana distribusi diinformasikan sebelumnya.
5. Pencatatan dan Pelaporan
▪ Kegiatan pencatatan dan pelaporan yang berkaitan dengan mekanisme pemberian bantuan.
Pencatatan penerimaan bantuan meliputi: pemberi bantuan, jumlah, dan jenis bantuan, serta
waktu penyerahan bantuan.
▪ Pencatatan penyaluran meliputi : penerima bantuan, jumlah,dan jenis bantuan, waktu
penyaluran, lokasi penyaluran bantuan, serta penanggungjawab .
▪ Pelaporan hasil penerimaan dan penyaluran bantuan disampaikan kepada SATLAK PB/BPBD
kabupaten/kota, SATKORLAK PB/BPBD provinsi atau BNPB dengan tembusan
lembaga/instansi yang memberi bantuan.
6. Waktu Pemberian Bantuan
Jangka waktu pemberian bantuan pemenuhan kebutuhan dasar dapat ditetapkan oleh
Bupati/Walikota, Gubernur, atau Presiden disesuaikan dengan masa tanggap darurat bencana yang
ditentukan berdasarkan eskalasi bencana.
06
Pemantauan pelayanan
..............................................................................
..........
Pemantauan pelayanan kesehatan oleh bidan dalam situasi bencana, meliputi:
1. Koordinator Layanan Kesehatan Reproduksi
2. Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Berbasis Gender
3. Pencegahan penularan penyakit menular seksual termasuk HIV
4. Layanan dan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pelibatan Orang Muda
5. Mencegah meningkatkanya kesakitan dan kematian maternal dan neonatal
6. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan melalui pelayanan KB pregnancy through FP
service
7. Perencanaan Integrasi layanan Kespro komprehensif
8. Ketersediaan logistis esensial untuk PPAM termasuk kit kebutuhan perempuan
Beberapa aspek pemantauan pelayanan terhadap ibu dalam situasi bencana, yaitu :
● Pelayanan kesehatan ibu pasca bencana mulai dari pelayanan kehamilan (Antenatal Care).
● Persalinan (Intranatal Care), nifas (Postnatal Care), Keluarga Berencana (KB), Gangguan
Reproduksi maupun kegawatdaruratan medis.Pelayanan Keluarga Berencana yang sering
menjadi kendala.
● Keterbatasan akses kontrasepsi dalam situasi bencana dapat meningkatkan angka
kehamilan yang tidak diinginkan, serta peningkatan insiden IMS dan HIV
07
Dukungan untuk mengusui, penggunaan
checklist untuk pelayanan kes ibu dan
paket intervensi utk ibu dan anak
..............................................................................
..........
❑ Dukungan menyusui diberikan pada ibu yang mempunyai anak, atau ibu yang
tidak mempunyai anak (terpisah dari anaknya) dan mau menjadi ibu susuan pada
bayi yang terpisah dari ibunya, dan proses menyusui pada ibu-ibu tersebut masih
berjalan dengan baik.
❑ Meskipun menyusui masih berjalan dengan baik dan pada pemeriksaan didapatkan
ibu dan bayinya sehat, bukan berarti ibuibu ini tidak memerlukan bantuan atau
dukungan.
❑ Saat bencana ibu-ibu rentan untuk mengalami masalah selama menyusui:
- Tidak percaya diri dan merasa ASInya kurang
- Merasa ASI nya kurang baik lagi mutunya, karena ibu sendiri kurang makan, dan
meminta makanan pengganti ASI untuk tambahan menyusui, pelekatan buruk
- Cara pemberian makanan yang tidak sesuai usia.
Dukungan atau bantuan menyusui yang dapat diberikan adalah berupa bantuan menyusui
dasar dan lanjut. Bantuan dasar menyusui meliputi:
-Memastikan bayi menyusu dengan dengan efektif
-Membangun rasa percaya diri ibu dan membantu ASInya agar mengalir
-Meningkatkan produksi ASI
-Mendorong ibu untuk memberi makan sesuai usia anaknya.
Dukungan di atas merupakan bantuan dasar, namun dukungan tersebut tidak meyelesaikan
semua masalah menyusui. Beberapa ibu memerlukan tingkat perawatan lebih lanjut dan
ketrampilan tambahan, seperti:
-Cara memerah ASI dengan tangan.
-Bagaimana menggunakan alat bantu menyusui dan teknik alat bantu menyusui lainnya.
- Metode perawatan kangguru
-Perawatan pemulihan pada kasus ibu yang mengalami trauma.
NEXT
b. Pemeriksaan tanda-tanda syok (akral dingin,pucat, takikardi, tekanan sistolik <90 mmHg).
Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok. Jika tidak terlihat tanda-tanda syok, tetap fikirkan
kemungkinan tersebut saat penolong melakukan evaluasi mengenai kondisi ibu karena kondisinya dapat
memburuk dengan cepat.
c. Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi,berikut ini adalah kombinasi
antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:
1. Ampisilin 2 g lV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam.
2. Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
3. Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam
e. Semua ibu yang mengalami abortus perlu mendapat dukungan emosional dan kongseling kontrasepsi pasca
keguguran.
Maraknya kasus kekerasan seksual, terutama di Indonesia, memang sudah sangat mengkhawatirkan. Selain
budaya, payung hukum yang seharusnya melindungi nyatanya belum benar-benar bisa melindungi. Meski begitu,
kita bisa tetap berkontribusi dan menjadi bagian dari perubahan.Cara mencegah kekerasan seksual dengan
langkah berikut:
1.Ketahuilah bahwa diam bukan berarti menyetujui kegiatan seksual. Persetujuan dalamberhubungan seksual
harus dilakukan sebelumnya dan secara eksplisit atau jelas, dan sadar.
2.Berhentilah menyalahkan korban. Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang memintadilecehkan sehingga
mereka menjadi korban kekerasan seksual.
3.Tambah wawasan serta edukasi lingkunganmu mengenai fakta dan mitos kekerasanseksual. Banyak kasus
terjadi dan terus terjadi karena minimnya informasi mengenai kekerasan seksual.
4.Jika ada seseorang yang melempar candaan yang mengarah ke kekerasan seksual, hentikan segera. Jangan
takut untuk melakukan konfrontasi dan menyatakan bahwa hal tersebut bukanlah sesuatu yang pantas untuk
menjadi topik candaan.
5.Dukung kampanye Stop Sexual Violence dengan berdonasi untuk membantu Yayasan Pulih dalam
memberikan psikoedukasi untuk masyarakat umum tentang isu kekerasan seksual dan memberikan layanan
konseling untuk para korban.
3. Penanganan Kekerasan Seksual
Terhadap Perempuan
MANFAAT KONDAR
1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
2. Mendukung hak perempuan
untuk mengatur reproduksinya sendiri
3. Mendukung kesehatan reproduksi
perempuan : Memberi waktu pemulihan yang sempurna bagi organ reproduksi,
frekuensi kehamilan dapat diatur sesuai kondisii kesehatan fisik dan
Psikososial, Risiko aborsi dapat di hindarkan
4. Bukan sebagai pil
penggugur kandungan
5. Cara kerja Kondar adalah “fisiologis”, sehingga
tidak mempengarugi kesuburan dan siklus haid yang akan dating
6. Efek
samping ringan dan berlangsung singkat
7. Tidak ada pengaruh buruk
dikemidian hari pada organ system reproduksi dan organ tubuh lainnya.
JENIS KONTRASEPSI DARURAT
:
ada 2 macam kondar
01 02
KONDAR KONDAR MEDIK
MEKANIK
Lanjutan...
1. Mekanik
Satu-satunya Kondar mekanik adalah IUD yang mengandung tembaga
(misalnya: CuT 380A). Jika dipasang dalam waktu "kurang dari 7 hari" setelah
senggama, cara ini mampu mencegah kehamilan.dan selanjutnya dapat
dipakai terus untuk mencegah kehamilan hingga 10 tahun lamanya, atau
sesuai waktu yang dikehendakinya.
Cara kerja :
-. Mencegah fertilisasi (pertemuan sel sperma dan sel telur)
-. Mencegah tertanamnya hasil pembuahan pada endometrium (selaput
dinding rahim)
Kegagalan : < 0,1%
Kontra indikasi :
-. Hamil atau diduga hamil
-. Infeksi Menular Seksual (IMS)
Cara pemberian : 1 kali pemasangan dalam waktu < 7 hari pasca senggama
LANJUTAN...
2. Medik
Paling sedikit ada 5 cara pemberian Kondar yang telah diteliti secara
luas. Masing-masing bersifat hormonal dan saat ini diterapkan secara oral.
Sekalipun pemberian pervaginal dalam tahap penelitian, namun kepustakaan
yang telah dipublikasikan masih terbatas pada pemberian per oral.
Lima
cara tersebut adalah : Pil KB Kombinasi (mis: Microgynon), Pil Progestin (mis :
Postinor-2), Pil Estrogen (mis: Premarin), Mifepristone (mis : RU-486), Danazol
(mis : Danocrine)
Cara kerja :
-. Merubah endometrium sehingga tidak memungkinkan implantasi
hasil pembuahan
-. Mencegah ovulasi / menunda ovulasi
-. Mengganggu pergerakan saluran
telur (tuba fallopi)
lanjutan...
Cara Pemberian :
1. Pil kombinasi :
- 2×4 tablet dalam waktu 3 hari (dosis pertama)
- 1×4 tablet, diulang 1×4 tablet 12 jam kemudian setelah dosis Pertama).
2. Pil Progestin :
- 2×1 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama, (dosis pertama)
- 1 tablet, diulang 1 tablet kedua 12 jam sesudah tablet pertama)
3. Pil Estrogen :
- 2×10 mg dalam waktu 3 hari pasca senggama selama 5 hari
lanjutan...
4. Mifepristone :
- 1×600 mg dalam waktu 3 hari pasca seenggama
5. Pil Danazol :
- 2×4 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama, (dosis pertama)
-1×4 tablet, diulang 1×4 tablet 12 jam kemudian setelah dosis Pertama).
- Efek samping yang mungkin muncul : Mual, muntah, perdarahan
bercak, nyeri payudara
THANK YOU.
MANAJEMEN PENANGGULANGAN BENCANA
PADA KESEHATAN REPRODUKSI
KELOMPOK 3
KELAS : 3B
ANGGOTA POKOK
HOME
KELOMPOK PEMBAHASAN
Tujuan dan Kerangka kerja
Tujuan Surveilans menurut Depkes RI (2004a) Komponen kegiatan / kerangka kerja
adalah untuk pencegahan dan pengendalian surveilans :
penyakit dalam masyarakat, sebagai upaya 1. Pengumpulan data
deteksi dini terhadap kemungkinan 2. Kompilasi, analisis, dan interpretasi data
terjadinya kejadian luar biasa (KLB), 3. Penyebaran hasil analisis dan hasil
memperoleh informasi yang diperlukan bagi interpretasi data
perencanaan dalam hal pencegahan,
penanggulangan maupun
pemberantasannya pada berbagai tingkat
administrasi.
HOME
Langkah- Langkah Surveilans
1. Pengumpulan Data 2. Pengolahan dan
penyajian data
a. Data kesakitan dan kematian
b. Sumber data 3. Analisis dan interpretasi
c. Jenis data
- Form BA3: register harian penyakit pada korban bencana
- Form BA‐4: rekapitulasi harian penyakit korban bencana
- Form BA‐5: laporan mingguan penyakit korban bencana 4. Penyebarluasan
- Form BA‐6: register harian kematian korban bencana informasi
- Form BA-7: laporan mingguan kematian korban bencana
Contoh Form BA-3 Contoh Form BA-4 Contoh Form BA-5 Contoh Form BA-6 Contoh Form BA-7
HOME
Langkah- Langkah Surveilans
FORM BA-3
HOME
Langkah- Langkah Surveilans
FORM BA-4
HOME
Langkah- Langkah Surveilans
FORM BA-5
HOME
Langkah- Langkah Surveilans
FORM BA-6
HOME
Langkah- Langkah Surveilans
FORM BA-7
HOME
Langkah- Langkah Surveilans
Pemantauan pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi bencana
❑Pada tanggap darurat krisis kesehatan perlu langkah-langkah dalam melakukan penilaian kebutuhan
dilakukan penilaian untuk pelayanan kesehatan reproduksi :
❑mendapatkan informasi mengenai kondisi 1. Mengumpulkan data sekunder/data dasar prakrisis
penduduk yang terkena dampak atau pengungsi. 2. Melakukan estimasi jumlah sasaran kesehatan
❑Penilaian kebutuhan paket PPAM perlu reproduksi untuk respon bencana
memotret kebutuhan yang ada dan kerentanan 3. Melakukan penilaian kondisi fasilitas pelayanan
kesehatan reproduksi setelah krisis. kesehatan
4. Jika bencana skala besar, mendata lembaga/LSM yang
bekerja dibidang kesehatan reproduksi
5. Mengumpulkan data kondisi ibu hamil dan melahirkan di
pengungsiuan.
6. Mendata kondisi pengungsi termasuk faktor yang
meningkatkan risiko kekerasan berbasis gender
7. Mengumpulkan data jumlah pengungsi remaja
HOME
Indikator Kesehatan Reproduksi
Contoh indikator kespro remaja Contoh indikator desa siaga (1)
HOME
Indikator Kesehatan Reproduksi
Contoh Indikator: Desa Siaga (2) Contoh Indikator: Desa Siaga (3)
HOME
Penggunaan Lembar Kerja Untuk Pelaporan KR
Bulanan dan Indikator-indikator
1. kit individu
HOME
Penggunaan Lembar Kerja Untuk Pelaporan KR
Bulanan dan Indikator-indikator
a. Merupakan paket alat, obat dan bahan habis pakai untuk pertolongan
persalinan. Perlu dipastikan alat dan obat lengkap serta periksa
tanggal kadaluarsa dari obat-obatan tersebut.
b. Kit di distribusikan kepada bidan yang bertugas di daerah
terdampak/di lokasi pengungsian. Pastikan tersedia transportasi dan
akses menuju lokasi terdampak.
c. Kit diberikan apabila tidak tersedia peralatan pertolongan
persalinan/alat-alat kebidanan mengalami kerusakan atau hilang saat
terjadi bencana
HOME
Penggunaan Lembar Kerja Untuk Pelaporan KR
Bulanan dan Indikator-indikator
a. Kit ini hanya dipakai pada bencana besar dimana banyak infrastuktur
kesehatan yang rusak, tidak berfungsi dan tidak mampu melakukan
pelayanan kesehatan seperti biasanya. Merupakan paket peralatan,
obat dan bahan habis pakai yang sudah dikemas dan diberi nomor dan
warna sesuai dengan jenis tindakan medis yang akan dilakukan, untuk
memudahkan pemberian pelayanan. Ada 12 jenis kit kesehatan
reproduksi.
b. Kit berisi alat kesehatan dan bahan habis pakai yang biasa digunakan di
puskesmas maupun rumah sakit.
HOME
Penggunaan Lembar Kerja Untuk Pelaporan KR
Bulanan dan Indikator-indikator
4. Alat dan Sarana Penunjang lainnya
a. Tenda Kesehatan Reproduksi (Kespro) reproduksi, pendistribusian bantuan dan topik
Apabila tidak tersedia ruangan/tenda untuk pelayanan penyuluhan kesehatan
kesehatan reproduksi di posko kesehatan, maka tenda reproduksi. Media Komunikasi, Informasi, dan
kesehatan reproduksi harus disediakan. Ukuran Edukasi(KIE) kesehatan reproduksi dapat berupa
minimal tenda kesehatan reproduksi di lapangan 4 x 6 poster, spanduk, mobil penerangan, radio, dan media
meter. Tenda ini dimanfaatkan untuk melaksanakan lainnya yang bermanfaat bagi pengungsi, seperti kipas
pemeriksaan KIA/ANC, persalinan dan juga konseling kertas dan baju kaos. Tidak dianjurkan memberikan
tentang kesehatan reproduksi serta menyusui. Tenda media KIE dalam bentuk leaflet/brosur/flyer karena
kesehatan reproduksi harus bersifat privasi. akan menimbulkan limbah di tempat pengungsian
b. Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) c. Peralatan penunjang lain
Kespro Peralatan penunjang ini digunakan untuk mendukung
Dalam situasi krisis kesehatan, pengungsi perlu diberi pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi di situasi
informasi tentang pelayanan kesehatan reproduksi krisis kesehatan seperti generator, obsgyn bed, tempat
yang tersedia di lokasi pengungsian, seperti informasi pembuangan limbah, dll. Alat bantu perlindungan diri.
tempat, jenis, dan jadwal pelayanan kesehatan
HOME
THANKS!
HOME
Manajemen
Penanggulangan Bencana
Pada Kespro
Dosen: Helpi Nelwatri, M.Kes
01
Komunikasi,Informasi dan Edukasi
Terkait Kesehatan Reproduksi pada
situasi bencana
PENGERTIAN
Komunikasi
Edukasi kesehatan
KIE atau kesehatan adalah
merupakan salah
penyuluhan usaha yang Informasi adalah
satu kompetensi
adalah kegiatan sistematis untuk keterangan, gagasan,
yang dituntut dari
penyampaian mempengaruhi maupun kenyataan-
tenaga kesehatan,
informasi untuk secara positif kenyataan yang perlu
karena merupakan
meningkatkan perilaku diketahui oleh
salah satu peranan
pengetahuan, kesehatan masyarakat
yang harus
sikap, dan masyarakat , dengan (BKKBN, 1993).
dilaksanakan dalam
perilaku individu, menggunakan Sedangkan menurut
setiap memberikan
keluarga dan berbagai prinsip dan DEPKES, 1990
pelayanan
masyarakat metode komunikasi, Informasi adalah
kesehatan, baik itu
dalam program baik menggunakan pesan yang
terhadap individu,
Kependudukan komunikasi antar disampaikan.
keluarga, kelompok
dan Keluarga pribadi maupun
ataupun masyarakat.
Berencana. komunikasi massa .
❑ Mendorong terjadinya proses
perubahan perilaku kearah yang positif.
Tujuan ❑ Peningkatan pengetahuan terkait
dilaksanakannya kesehatan reproduksi.
program KIE terkait ❑ Sikap dan praktik masyarakat (klien)
kesehatan reproduki secara wajar sehingga masyarakat
melaksanakannya secara mantap
sebagai perilaku yang sehat dan
bertanggung jawab.
PRINSIP
STRATEGI BERANI
Jenis-jenis