LP Diare La Andriawan
LP Diare La Andriawan
LP Diare La Andriawan
OLEH :
LA ANDRIAWAN
14420221059
Cl Lahan Cl Institusi
( ) ( )
C. PATOFISIOLOGI
Akibat terjadinya diare baik akut maupun kronis adalah:
1. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal
merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan
elektrolit yang berlebihan.
2. Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga
ekstraseluler kedalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan
elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik.
Diare yang terjadi merupakan proses dari transfort aktif akibat rangsangan
toksin terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal
mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit.
Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga
menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan
terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan akan
menurunkan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan
elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi.
Serta meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan
absorbsi intestinal.
D. PATHWAY DIARE
Defisit Nutrisi
Hipovolemia
E. TANDA DAN GEJALA
Menurut Widjaja (2018), tanda dan gejala penyakit diare yaitu:
1. Hipetermia.
2. Tinja menjadi encer, berlendir, atau berdarah.
3. Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu.
4. Anusnya lecet.
5. Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang.
6. Muntah sebelum atau sesudah diare.
7. Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah)
8. Dehidrasi
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium penting dalam menegakkan diagnosis (kausal) yang
tepat, sehingga dapat memnerikan terapi yang tepat pula Pemeriksaan yang
perlu dilakukan pada anak dengan diare, yaitu:
1. Pemeriksaan tinja, baik secara makroskopi maupun mikroskopi dengan
kultur
2. Test malabsorbsi yang meliputi karbohidrat (pH, Clini test), lemak, dan
kultur urine.
G. KOMPLIKASI
Menurut Depkes RI (2019), akibat diare dan kehilangan cairan serta elektrolit
secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).
2. Syok hipovolemik.
3. Hipokalemia (gejala meteorismus, hipotoni otot lemah, dan bradikardi)
4. Kejang terjadi pada dehidrasi hipertonik.
5. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare yang berlangsung
lama)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas
Mengetahui identitas pasien yaitu nama, umur, alamat, suku/bangsa,
pekerjaan, pendapatan, Pendidikan agama.
2. Keluhan Utama
BAB lebih dari 3 x, muntah, diare, kembung, demam.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir
saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-
5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14
hari (diare kronis).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakaian antibiotik atau
kortikosteroid jangka panjang, alergi makanan.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada salah satu keluarga yang mengalami diare
6. Pemeriksaan Fisik
a. pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan
mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c. Kepala : kulit kepala kering, tidak ada benjolan ataupun lesi pada
kulit kepala
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan
haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena
asidosis metabolic (kontraksi otot pernafasan)
g. Sistem kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi
menurun pada diare sedang .
h. Sistem integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu
meningkat > 375 0 c, akral hangat, akral dingin (waspada syok),
capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah
perianal.
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400
ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
7. Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : personal hygiene,
sanitasi, sumber air minum
b) Pola nutrisi dan metabolisme : anoreksia, mual, muntah, makanan /
minuman terakhir yang dimakan, makan makanan yang tidak biasa
/ belum pernah dimakan, alergi, makan berlebihan, efek samping
obat, jumlah cairan yang masuk selama diare, makan / minum di
warung
c) Pola eleminasi
Bab : frekuensi, warna, konsistensi, bau, lendir, darah
Bak : frekuensi, warna, bak 6 jam terakhir , oliguria, anuria
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis keperawatan
bertujuan untuk mengidentifikasi respons pasien individu, keluarga, dan
komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (PPNI, 2017)
a. Hipovolemia b.d kekurangan intake cairan d.d turgor kulit menurun,
merasa lemah, membran mukosa kering.
b. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d berat badan
menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, nafsu makan menurun,
membran mukosa pucat
c. Gangguan integritas kulit b.d kekurangan volume cairan d.d kerusakan
jaringan dan/atau lapisan kulit
d. Diare b.d inflamasi gastrointestinal, malabsorpsi d.d defekasi lebih dari
tiga kali dalam 24 jam, frekuensi peristaltik meningkat.
C. IMPLEMENTASI
aktivitas perawat yang didasarkan pada kesimpulan atau keputusan sendiri dan
bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugas kesehatan lain. Tindakan
D. EVALUASI
Nurarif, A.H. & Kusuma, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc.Edisi Revisi Jilid 3.Jogyakarta: Media
Action.
Juffrie, Avikar. (2019). Role of Escherichia coli in acute diarrhoea in tribal preschool
children of central India. Journal Compilation Paediatric and Perinatal
Epidemiology, No. 22, 40–46.
Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2019. Buku
Saku Petugas Kesehatan LINTAS DIARE. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Rahmawati ,E. A., & Juniawati, N. (2020). Upaya Pencegahan Penyakit Diare Pada
Anak Melalui Pendidikan Kesehatan Dan Tindakan Cuci Tangan Di RW 02
Kelurahan Slipi Jakarta Barat. [Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM). P-ISSN: 2615-0921 E-ISSN: 2622-6030 VOLUME 3,
NOMOR 2. HAL 316-322.
Mirsiyanto, E., & Sitorus, J. R. (2020). Analysis of Environmental Factors with
Chronic Diarrhea in Toddlers in Jambi City in 2019. Jurnal Internasional
Sains dan Masyarakat, Volume 2, Edisi 4