Makalah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) : Disusun Oleh
Makalah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) : Disusun Oleh
Makalah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) : Disusun Oleh
Disusun Oleh:
1. Rahma Amelia
2. Fasya Fitriani
3. Dina Puspitasari
4. Mardiana
5. Apri Riski F
Kelas : IX D
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tentang " Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Tujuan.....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
B. Pelaksanaan P3K.....................................................................................................................2
A. Kesimpulan.............................................................................................................................8
B. Saran........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
P3K merupakan sebuah pengetahuan dan keterampilan karena jika kita hanya mengetahui
teorinya saja tanpa melakukan latihan atau praktek, maka mental kita tidak terlatih ketika kita
benar-benar menghadapi kejadian sebenarnya. Sebaliknya jika kita langsung praktek tanpa
membaca teori kemungkinan besar kita akan melakukan pertolongan yang salah pada korban.
Sebagai seorang pecinta alam, materi ini penting untuk dipelajari, karena kondisi alam seringkali
tidak dapat diduga dan sangat mungkin terjadi kecelakaan yang tidak kita harapkan. Sedangkan
tenaga medis, sarana dan prasarana kesehatan sulit untuk dijangkau. Maka satu-satunya pilihan
adalah mencoba melakukan pertolongan sementara pada korban kerumah sakit atau dokter
terdekat.
B. Tujuan
1. Agar pembaca tahu bagaimana memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan
ditempat kejadian dengan cepat dan tepat.
2. Mencegah terjadinya kesalahan saat member pertolongan jika terjadi kecelakaan dan
mencegah penurunan kondisi badan atau cacat.
3. Meminimalisir kesalahan yang terjadi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Perhatikan keadaan umum korban; gangguan pernapasan, pendarahan dan kesadaran.
Segera lakukan pertolongan lebih lanjut dengan sarana yang tersedia.
Apabila korban sadar, langsung beritahu dan kenalkan.
Selain itu ada juga yang dinamakan prinsip life saving, artinya kita melakukan tindakan
untuk menyelamatkan jiwa korban (gawat darurat) terlebih dahulu, baru kemudian setelah
stabil disusul tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang lain. Gawat darurat adalah
suatu kondisi dimana korban dalam keadaan terancam jiwanya, dan apabila tidak ditolong
pada saat itu juga jiwanya tidak bisa terselamatkan.
2. Pembalutan
Tujuan dari pembalutan adalah untuk mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada
sehingga mencegah maut, menguangi rasa sakit, dan mencegah cacat serta infeksi.
a. Kegunaan pembalutan adalah:
Menutup luka agar tidak terkena cahaya, debu, kotoran, dll.
Melakukan tekanan
Mengurangi atau mencegah pembengkakan
Membatasi pergerakan
Mengikatkan bidai.
b. Macam-macam pembalutan:
Pembalutan segitiga atau mitela
Pembalut segitiga dibuat dari kain putih yang tidak berkapur (mori), kelihatan tipis,
lemas dan kuat. Bisa dibuat sendiri, dengan cara memotong lurus dari salah satu sudut
suatu kain bujur sangkar yang panjang masing-masing sisinya 90 cm sehingga diperoleh
2 buah pembalut segitiga.
Pembalut Plester
Digunakan untuk merekatkan kain kassa, balutan penarik (patah tulang, sendi paha/
lutut meradang), fiksasi (tulang iga patah yang tidak menembus kulit), Beuton (alat untuk
merekatkan kedua belah pinggir luka agar lekas tertutup).
Pembalut Pita Gulung.
Pembalut Cepat.
Pembalut ini siap pakai terdiri dari lapisan kassa steril, dan pembalut gulung.
3. Indikasi Pembalutan:
3
Menghentikan pendarahan, melindungi bakteri/kuman pada luka, mengurang rasa nyeri.
4
serangan jantung usia muda, henti jantung primer tejadi.
Fase RJP:
A = Airway control (pengeuasaan jalan napas),
B = Breathing support (ventilasi buatan dan oksigenasi paru darurat)
C = Circulation (pengenalan ada tidaknya denyut nadi)
Untuk teknik RJP dapat dilihat pada lampiran gambar.
8. Evakuasi dan Transportasi
Evakuasi adalah kegiatan memindahkan korban dari lokasi kecelakaan ke tempat lain yang
lebih aman dengan cara-cara yang sederhana di lakukan di daerah – daerah yang sulit dijangkau
dimulai setelah keadaan darurat. Penolong harus melakukan evakuasi dan perawatan darurat
selama perjalanan.
9. Cara pengangkutan korban:
a. Pengangkutan tanpa menggunakan alat atau manual
Pada umumnya digunakan untuk memindahkan jarak pendek dan korban cedera ringan,
dianjurkan pengangkatan korban maksimal 4 orang.
b. Pengangkutan dengan alat (tandu)
Rangkaian pemindahan korban:
Persiapan,
Pengangkatan korban ke atas tandu,
Pemberian selimut pada korban
Tata letak korban pada tandu disesuaikan dengan luka atau cedera.
• Prinsip pengangkatan korban dengan tandu:
a. pengangkatan korban
Harus secara efektif dan efisien dengan dua langkah pokok; gunakan alat tubuh (paha, bahu,
panggul), dan beban serapat mungkin dengan tubuh korban.
b. Sikap mengangkat.
Usahakan dalam posisi rapi dan seimbang untuk menghindari cedera.
c. Posisi siap angkat dan jalan.
Biasanya posisi kaki korban berada di depan dan kepala lebih tingi dari kaki, kecuali;
5
Menaik, bila tungkai tidak cedera,
Menurun, bila tungkai luka atau hipotermia,
Mengangkut ke samping,
Memasukan ke ambulan kecuali dalam keadaan tertentu
Kaki lebih tinggi dalam keadaan shock.
6
menjadi makin lama. Tindakan yang benar adalah dengan meletakan es pada bagian tubuh
yang keseleo, otot tegang, atau patah tulang selama 10 menit dan biarkan tanpa es selama 10
menit dan seterusnya setiap 10 menit. Lakukan hal tersebut selama 1-2 hari.
Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain. Tindakan tersebut malah
berpotensi menebabka luka lebih arah. Pada kasus kecelakaan sepeda motor, membuka helm
korban malah berpotensi menyebabkan lumpuh atau bahan kematian. Apabla kondisi mobil/
motor yang mengalami kecelakaan tersebut tidak terbakar atau kondisi berbahaya lainnya,
biarkan korban hingga datangnya tim medis.
Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata. Tindakan tersebut bisa menyebabkan luka
pada mata. Tindakan yang benar adalah dengan mencuci mata melalui air yang mengalir.
Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya
mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudahmulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas. Tindakan tersebut bisa menyebabkan hal yang
membahayakan tubuh. Tidakan yang benar adalah cukup dengan mengunakan air yang cukup
hangat atau menggunakan uap yang kering.
Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam. Alkohol bisa menyerap kedalam
tubuh dan menyebabkan keracunan terutama pada anak anak. Tindakan yang benar adalah
gunakan acetaminophen atau ibuprofen atau segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk
demam yang sangat tinggi.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban kecelakaan
sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau paramedik. Pertolongan
pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita harus tetap membawa korban ke
dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan lebih lanjut dan memastikan korban
mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.
Ada beberapa tahap dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada kecelakaan:
1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari bahaya)
2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman dan
nyaman.
3. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.
4. Usahakan Menghubungi Tim Medis
5. Tindakan P3K
B. Saran
Agar tak melakukan kesalahan saat melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
ada beberapa kesalahan yang harus di hindari, yaitu:
1. Menoreh bekas luka gigitan hewan berbisa.
2. Mengoles mentega pada luka bakar.
3. Menghentikan pendarahan dengan membuat ikatan yang bisa dikencangkan dan
dilonggarkan (torniquet) diatas luka yang mengalami pendarahan.
4. Memberikan terapi panas pada kondisi keseleo, otot tegang, atau patah tulang.
5. Memindahak korban tabrakan dari dalam mobil ke tempat lain.
6. Mengucek mata ketika ada benda masuk ke mata.
7. Menggunakan air panas untuk menolong mereka yang sangat kedinginan atau tubuhnya
mulai membeku. Bahkan pada kondisi dimana jari jari sudah mulai membeku, terkadang
langsung direndam pada air panas.
8. Mengosok tubuh dengan alkohol untuk mengurangi demam
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36228690/Makalah_Pertolongan_Pertama_Pada_Kecelakaan_P3K