Laporan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil TM Ii Pada Ny. R Dengan Hemoroid Di PMB "E" Di Kota Serang
Laporan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil TM Ii Pada Ny. R Dengan Hemoroid Di PMB "E" Di Kota Serang
Laporan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil TM Ii Pada Ny. R Dengan Hemoroid Di PMB "E" Di Kota Serang
R
DENGAN HEMOROID DI PMB “E”
DI KOTA SERANG
TAHUN 2022
DISUSUN OLEH:
2022
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS
TAHUN 2022
Pembimbing
(Rahayu Khairiah,SKM,M.Keb)
NIDN: 03-2107-8201
i
BIODATA MAHASISWA
Mahasiswa,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan hidayahNya,
sehingga Laporan Kasus dengan judul “Laporan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil TM II
dengan Hemoroid di PMB ‘E’ Kota Serang Tahun 2022” ini dengan baik. Shalawat
serta salam tak lupa kami limpahkan pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita pada zaman penuh berkah.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam proses penyusunan laporan kasus ini, baik dari segi material maupun spiritual,
untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
Dalam penyusunan laporan kasus ini tidak sedikit hambatan yang dihadapi oleh
penulis. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunanan laporan kasus ini. Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh
dari kesempurnaan, kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyusunan laporan
kasus ini. Dan kami mohon kritik dan saran yang membangun untuk penulis
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................i
BIODATA MAHASISWA.........................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................2
2.1 Asuhan Kehamilan.................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Kehamilan.........................................................................................3
2.1.2 Proses Kehamilan.................................................................................................3
2.1.3 Perubahan Fisiologi Kehamilan Terhadap Sistem Tubuh....................................3
2.1.4 Ibu Hamil Golongan Resiko Tinggi......................................................................5
2.2 Asuhan Antenatal Care (ANC)..............................................................................5
2.2.1 Pengertian ANC....................................................................................................5
2.3 Hemoroid...............................................................................................................6
2.3.1 Pengertian............................................................................................................6
2.3.2 Anatomi Hemoroid...............................................................................................6
2.3.3 Epidemiologi Hemoroid.......................................................................................7
2.3.4 Klasifikasi Hemoroid............................................................................................8
2.3.5 Gejala dan tanda Hemoroid..................................................................................9
2.3.6 Tatalaksana Hemoroid.......................................................................................10
2.3.7 Etiologi Hemoroid..............................................................................................11
BAB III........................................................................................................................13
TINJAUAN KASUS...................................................................................................13
Pathway Kasus Kebidanan...........................................................................................13
SOAP PENGKAJIAN PRAKONSEPSI......................................................................11
BAB IV........................................................................................................................16
PEMBAHASAN..........................................................................................................16
BAB V PENUTUP....................................................................................................18
5.1 KESIMPULAN.....................................................................................................18
5.2 SARAN.................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang ibu mempunyai peran sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan atau ketidaknyamanan selama proses adaptasi
yang dialami seseorang yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam
kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anak. Keluarga,
masyarakat dan pemerintah memiliki peran untuk mambantu setiap ibu agar memiliki
akses terhadap pelayanan kesehatan ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika
terjadi komplikasi dan memperoleh cuti hamil dan melahirkan serta akses terhadap
keluarga berencana. (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2017)
Proses kehamilan akan menyebabkan ibu hamil mengalami perubahan pada fisik
dan psikologis. Perubaha tersebut seringkali menimbulkan ketidaknyamanan yang akan
dirasakan berbeda-beda tiap trimester kehamilan. Perubahan yang terjadi selama
kehamilan sering kali menjadi keluhan bagi ibu hamil diantaranya adalah mual muntah
pada awal kehamilan, konstipasi, varises, gangguan berkemih, hemoroid dan
pembengkakkan pada tungkai kaki serta nyeri punggung. (Bobak, 2014)
Salah satu ketidaknyamanan yang biasa di alami ibu hamil yaitu hemoroid. Insiden
hemoroid cukup tinggi, lebih tinggi pada kelompok usia reproduksi dan terutama selama
kehamilan. (Hyams dan Philpot, 2010). Menurut World Health Organization (WHO),
hemoroid terjadi di seluruh negara, gangguan hemoroid dialami dengan presentasi
sebanya 54%.
Menurut Ulima (2015) mengemukakan bahwa faktor risiko hemoroid antara lain
kurangnya makanan berserat, sembelit, usia, genetik, tumor perut, buang air besar yang
salah, asupan cairan yang tidak mencukupi, aktivitas fisik dan kehamilan. Hemoroid
pada wanita hamil sangat umum terjadi dan merupakan kondisi fisiologis setelah
kehamilan. Jika pengobatan konservatif gagal, hemoroiddektomi bedah adalah pilihan
yang harus diambil oleh wanita hamil (Caroline et al, 2014). Hemoroid hadir pada 85%
wanita selama trimester kedua dan ketiga kehamilan. Dalam 3 bulan terakhir kehamilan,
tingkat hemoroid trombosis adalah 7,9%. Hemoroid akan sering menurun setelah
melahirkan tetapi biasanya tidak akan hilang sepenuhnya. Insiden hemoroid telah
dilaporkan 8-24% dalam waktu 3 bulan pascapersalinan, 24% antara 3-6 bulan dan 15-
16 % setelah 6 bulan (Avsar A.F, 2010)
Berdasarkan penjelasan diatas, penulis tertarik melakukan asuhan kebidanan ibu
hamil trimester II pada Ny. R umur 30 tahun dengan Hemoroid di PMB E Kota Serang
guna mendapatkan pelayanan ANC yang berkualitas dan sehat
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan perumusan masalah yaitu
”Bagaimana asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu hamil Ny. R usia 30 tahun TM
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan ibu hamil Ny. R umur 30 tahun TM II dengan
Hemoroid di PMB E Kota Serang tahun 2022
b. Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan praktik klinik dalam keterampilan asuhan pemberian asuhan
kebidanan ibu hamil pada Ny. R umur 30 tahun TM II dengan Hemoroid di PMB E
Kota Serang tahun 2022.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
konsepsi sering disebut fertilisasi. Fertilisasi adalah penyatuan sperma laki-laki dengan
a. Fertilisasi
Fertilisasi atau pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi
oleh sperma atau terjadi penyatuan ovum dan sperma. Penetrasi zona pelusida
peristiwa penting terjadi dalam oosit akibat peningkatan kadar kalsium intraseluler
yang terjadi pada oosit saat terjadi fusi antara membrane sperma dan sel telur. Setelah
masuk kedalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur dan
membtan inti (nucleus) sperma pecah. Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom
b. Nidasi
Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus
uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan. Bila nidasi telah
terjadi, mulailah terjadi diferensiasi zigot menjadi morula kemudian blastula (Sukarni
dan Wahyu, 2015). Blastula akan membelah menjadi glastula dan akhirnya menjadi
Menurut Sukarni dan Margareth (2013), Fauziah dan Sutejo (2014), menuliskan
3
1) Sistem Reproduksi
Pada uterus tumbuh membesar primer maupun sekunder akibat pertumbuhan isi
terjadi merah kebiruan. Pada Ovarium sejak kehamilan 16 minggu fungsi diambil
a) Teori krisis.
Tahap syok dan menyangkal, bingung dan preoccupation, tindakan dan belajar
b) Awal penyesuaian terhadap kehamilan baik ibu maupun bapak mengalami syok.
stress.
4
Waktu yang menyenangkan, respons seksual meningkat, quickening
Letih, tubuh menjadi besar dan terlihat aneh, kegembiraan yang menyusut
Sukarni dan Wahyu (2013), menulis ada beberapa golongan ibu hamil yang
dikatakan memiliki risiko tinggi walaupun dalam kesehariannya hidup dengan sehat dan
tidak menderita suatu penyakit. Golongan yang dimaksud berisiko tinggi meliputi:
1) Ibu hamil terlalu muda dan terlalu tua (< 16 tahun dan > 35 tahun).
7) Terlalu gemuk atau terlalu kurus, ini akan berpengaruh pada gizi keduanya.
10) Ibu seorang perokok berat, kecanduan obat dan memiliki hobi minum-minuman keras.
ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Yulaikhah, 2016).
Pelayanan ANC dilakukan oleh tenaga yang profesional dibidangnya sesuai dengan bidang
Menurut Maulana (2016), Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri
Adapun tujuan dari pemeriksaan kehamilan yang disebut dengan Antenatal Care (ANC)
1) Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian, kesehatan ibu dan janin pun dapat
5
dipastikan keadaannya.
3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama kehamilan.
2.3 Hemoroid
2.3.1 Pengertian
a. Pengertian
Penyakit hemoroid adalah salah satu gangguan jinak yang paling umum
pada saluran pencernaan bagian bawah (Aigner, 2017). Hemoroid terdiri dari
pembuluh darah, jaringan ikat, dan sejumlah kecil otot (Pusparani & Purnomo,
kontinensia anus dengan mencegah kerusakan pada otot sfingter (Dehdari. et al,
2018).
(Dehdari. et al, 2018). Kondisi ini akan menjadi masalah jika terjadi
hemoroid eksternal muncul dari pleksus hemoroid eksternal. Batas anatomi yang
membagi hemoroid internal dan eksternal disebut linea dentata (Margetis, 2019).
Pleksus hemoroid internal disuplai oleh arteri hemoroid superior dan arteri
yang dikenal sebagai bantal anal (Margetis, 2019). Bantal anal ini terdiri 5 dari
otot dan serat elastis dengan pembuluh darah yang membesar dan menggembung
sfingter yang dibentuk oleh media tunika pembuluh vena yang tebal dan
mengandung 5-15 lapisan halus sel-sel otot yang memfasilitasi drainase vena
(Lohsiriwat, 2018). Terdapat tiga bantal anal utama yang terletak di anterior
kanan, posterior kanan, dan lateral kiri. Bantal anal tersebut termasuk jaringan
pembuluh darah dari anastomosis arteriovenosa yang disuplai oleh cabang arteri
hemoroidalis superior dan inferior dan didrainase oleh cabang-cabang dari vena
hemoroidalis superior, media, dan inferior dengan beberapa kontribusi dari arteri
Hemoroid adalah salah satu kondisi perianal tertua dan paling umum
(Jakubauskas & Poskus, 2020). Hemoroid dapat mempengaruhi lebih dari 30%
populasi pada semua usia dan jenis kelamin (Ezberci & Ünal, 2018). Kejadian
hemoroid paling banyak adalah pada wanita yang sebagian besar terjadi selama
kehamilan dan setelah melahirkan (Kestřánek, 2019). Meskipun begitu, tidak ada data
akurat untuk masalah ini (Freitas. et al, 2017). Kelompok usia muda lebih rentan
terkena hemoroid (Badal & Sharma, 2019). Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian
pada 351 pasien hemoroid yang sebagian besar pasien didominasi oleh orang dewasa
di atas usia 21 tahun (Farook. et al, 2018). Sebaliknya, hemoroid jarang terjadi pada
orang di bawah 20 tahun (Gallo, Sacco, & Sammarco, 2018). Seiring perkembangan
zaman, pola konsumsi serat masyarakat semakin berkurang terlebih lagi pada usia
produktif (21-30 tahun). Apabila konsumsi serat kurang, massa feses menjadi terlalu
7
Akibatnya dapat menyebabkan sulit Buang Air Besar (BAB) sehingga perlu
usaha mengejan saat mengeluarkan feses. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan
(Lohsiriwat, 2019)
Hemoroid internal, eksternal, dan campuran
Hemoroid eksternal terletak di bawah linea dentata dan berkembang dari
ektoderm secara embrionik. Mereka ditutupi dengan anoderm yang terdiri dari epitel
skuamosa dan dipersarafi oleh saraf somatik yang memasok kulit perianal yang
demikian dapat menghasilkan rasa sakit (Lord, Shaw, & Pucher, 2018). Hemoroid
eksternal berasal dari pleksus hemoroidalis inferior dan dapat menjadi trombosis atau
ulserasi, biasanya dikenal sebagai skin tag perianal (Ezberci & Ünal, 2018).
Hemoroid internal terletak di atas linea dentata dan berasal dari endoderm. Mereka
ditutupi oleh epitel kolumnar, dipersarafi oleh serabut saraf visceral dan dengan
demikian tidak dapat menyebabkan rasa sakit (Gan, 2017). Hemoroid 9 internal lebih
(Lohsiriwat, 2019)
Derajat hemoroid internal
8
a. Pada hemoroid internal derajat satu, bantalan anus berdarah, tetapi tidak prolaps. Mukosa
hampir tidak berkembang, namun dengan mengejan yang parah, mereka mungkin terjebak
oleh penutupan sfingter anal. Selanjutnya, kongesti vena terjadi sesekali yang mengakibatkan
b. Pada hemoroid internal derajat dua, bantalan anus prolaps melalui anus saat mengejan dan
berkurang secara spontan. Lebih lanjut menonjol di mukosa dan dengan demikian keluhan
benjolan jelas, tetapi ini menghilang secara spontan dan cepat setelah BAB kecuali terjadi
trombosis.
c. Pada hemoroid internal derajat tiga, bantalan anus prolaps hingga melewati anus saat
mengejan dan membutuhkan reduksi manual. Terlihat pada penyakit hemoroid kronis di
mana prolaps yang persisten menghasilkan dilatasi sfingter anal. Hemoroid menonjol dengan
d. Pada hemoroid internal derajat empat, prolaps tetap keluar setiap saat dan tidak dapat
direduksi. Biasanya menonjol sepanjang waktu kecuali jika berbaring atau mengangkat kaki
dari tempat tidur. Pada hemoroid derajat keempat ini, linea dentata juga membesar dan ada
komponen eksternal variabel yang terdiri dari kulit perianal permanen yang berlebihan
Hemoroid campuran adalah kombinasi dari lesi internal dan lesi eksternal (Ezberci &
Ünal, 2018). Hemoroid campuran timbul di atas maupun di bawah linea dentata dan memiliki
karakteristik dari hemoroid internal maupun hemoroid eksternal (Badri. et al, 2020).
Sementara itu, tidak ada penggolongan hemoroid eksternal dan campuran yang digunakan
Tanda dan gejala hemoroid dinilai menggunakan frekuensi yang dilaporkan dari 5
gejala, yaitu perdarahan, rasa nyeri, prolaps, gatal, dan keluarnya lendir (Rørvik. et al,
2019). Perdarahan adalah gejala paling umum dari penyakit hemoroid dan biasanya paling
awal dalam perkembangannya. Namun, perdarahan tidak selalu menjadi ketetapan awal
Nyeri jarang terjadi pada hemoroid meskipun derajatnya sangat parah dalam hal
perdarahan dan prolaps. Namun, ketika ada keluhan sakit atau nyeri anal yang signifikan,
9
etiologi lain seperti fisura ani. Adanya tumpukan trombosis, eksternal 11 atau internal,
menunjukkan bahwa nyeri rektum terkait erat dengan hemoroid (Lohsiriwat, 2019).
Keluarnya lendir dari anus dapat disebabkan oleh karena hemoroid internal yang
mengotori pakaian dalam. Skin tag juga sering menjadi sumber ketidaknyamanan. Ketika
skin tag menjadi besar dan fibrotik, kemungkinan hal ini adalah hasil dari prolaps
hemoroid yang mana penderita dapat merasakan adanya masalah kebersihan anal,
ketidaknyamanan anal, atau pruritus yang mungkin berkorelasi (Ratto. et al, 2018). Setiap
gejala dinilai pada skala 5 poin (0 = tidak pernah, 1 = kurang dari sebulan sekali, 2 =
kurang dari sekali seminggu, 3 = 1-6 hari per minggu, 4 = setiap hari atau selalu),
kualitas hidup, tingkat rasa sakit yang ditimbulkannya, kemungkinan patuh pada
pengobatan, dan pilihan penderita (Cengiz & Gorgun, 2019). Pilihan pengobatan
dapat secara luas dipisahkan menjadi gaya hidup, medis, rawat jalan, dan bedah
(Lord, Shaw, & Pucher, 2018). Dalam kebanyakan kasus, faktor pencetus utama
kejadian hemoroid adalah gaya hidup (Cengiz & Gorgun, 2019). Oleh karena itu,
langkah-langkah gaya hidup yang tepat harus direkomendasikan pada semua pasien
baik sebagai pengobatan primer ataupun untuk mengurangi risiko kekambuhan pada
mereka yang membutuhkan intervensi lebih lanjut. Selain itu juga disarankan untuk
mengonsumsi lebih banyak serat dalam makanan dan meningkatkan asupan cairan
oral dengan tujuan untuk mengurangi kostipasi, mengejan, dan kebiasaan buang air
Perawatan bedah termasuk dalam tiga kategori utama, yaitu bedah eksisi formal,
Hemorrhoids (PPH), dan Hemorrhoidal Artery Ligation (HAL) juga dikenal sebagai
vaskularnya. Ini paling sering dilakukan dengan menggunakan teknik terbuka atau
10
tertutup di mana bagian proksimal dari pedikel vaskular dijahit dan dibagi setelah
pembedahan dilakukan dengan gunting atau diatermi. Teknik ini juga dapat dilakukan
dengan perangkat energi yang dapat menyegel dan membagi pedikel vaskular tanpa
perlu dijahit. HAL adalah prosedur yang relatif baru yang mengganggu suplai darah
konstipasi, usia dan pekerjaan telah terlibat dalam etiologi hemoroid (Ezberci & Ünal,
2018).
Pada wanita hamil, hemoroid dapat disebabkan oleh karena peningkatan tekanan
intraabdomen (Safyudin & Damayanti, 2017). Selain itu, meningkatnya kadar hormon
progesteron selama kehamilan juga menjadi salah satu penyebab terjadinya hemoroid
hemoroid (Safyudin & Damayanti, 2017). Tingginya kadar hormon progesteron selama
berkembang. Relaksasi otot ini juga mengenai otot usus sehingga akan menurunkan
sulit BAB yang disertai rasa sakit dan kaku. Hal ini disebabkan oleh tinja yang kering
dan keras yang menumpuk pada kolon karena absorpsi cairan yang berlebihan
(Forootan, Bagheri, & Darvishi, 2018). Diperlukan waktu mengejan yang lebih lama
saat terjadi konstipasi. Tekanan yang keras saat mengejan ini yang dapat
perkembangan hemoroid atau faktor yang memperburuk gejala akut hemoroid karena
11
peningkatan tekanan intraabdomen mengganggu drainase vena pelvis yang
Kelompok usia muda lebih rentan terkena hemoroid (Badal & Sharma, 2019).
terutama di usia produktif atau antara 21-30 tahun (Raena, Pradananta, & Surialaga,
2018). Suplementasi serat telah memungkinkan pasien untuk BAB tanpa mengejan jika
mereka relatif konsitpasi. Hal itu berfungsi untuk meningkatkan curah tinja dan
kurang, massa feses menjadi terlalu sedikit untuk dapat didorong keluar oleh gerak
peristaltik usus. Akibatnya dapat menyebabkan sulit BAB sehingga perlu usaha
Jenis pekerjaan, seperti kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya hemoroid. Kurangnya aktivitas fisik, seperti duduk terlalu lama dapat
meningkatkan risiko pembekuan terhadap pembuluh vena dalam hingga dua kali lipat.
Biasanya pembekuan darah terjadi pada bagian betis bahkan bisa terjadi dibagian
saluran pencernaan bawah. Jika pembekuan ini tidak dicairkan dengan obat pengencer
darah, maka akan terjadi hematoma yang dapat mengganggu aliran darah. Jika hal ini
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
No Reg :-
Nama Pengkaji : Astrid Estiyana Putri
Hari/tanggal : Senin, 18 Juli 2022
Waktu Pengkajian : 19.25 WIB
Tempat Pengkajian : PMB “E” KOTA SERANG
I. IDENTITAS
Hasil Keterangan
NO Jenis Quick Check
Ya Tidak
1 Sakit kepala hebat V
2 Gangguan penglihatan V
3 Pembengkakan pada wajah dan tangan V
4 Nyeri abdomen V
5 Mual dan muntah berlebihan V
6 Pergerakan janin tidak seperti biasa V
7 Pengeluaran pervaginam V
8 Demam V
11
III. Keluhan saat ini
Nyeri saat duduk
BAB terasa keras, serta sedikit mengeluarkan darah
Terasa mebenjolan atau daging kecil pada anus
AB 11
2.
mg
3. Hamil ini
Riwayat imunisasi TT : TT II
VII. Riwayat Konstrasepsi
Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB Suntik 1 bulan
Kontrasepsi terakhir sebelum hamil : KB Suntik 1 bulan
Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi : tidak ada
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. Kesadaran: Composmentis
2. KU : Baik
3. BB : 67 kg TB : 160 cm
4. Pemeriksaan TTV :
13
a. TD : 110/70
b. Suhu : 36.6
c. Nadi : 80 x/m
d. Pernafasan : 25 x/m
5. Head to toe
a. Mata : Konjungtiva: tidak pucat
Sklera : tidak ikterik
b. Mulut : Caries Dentis : ya Vtidak
c. Leher : tidak ada kelenjar getah bening
Tidak ada Kelenjar Tiroid
d. Dada : tidak ada luka bekas operasi
e. Payudara : Pembesaran : tidak
Tarikan dinding payudara
f. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
TFU : 23 cm
Leopold I : teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : teraba tahanan panjang sebelah kiri dan teraba bagia-bagian
kecil di sebelah kanan
Leopold III : teraba bulat, keras dan melenting (kelapa)
DJJ : 136 x/m
C. ASSASMENT :
Ny. R umur 30 tahun G3P1A1 hamil 26 minggu dengan Hemoroid Janin Tunggal Hidup
14
D. PENATALAKSANAAN
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa saat ini ibu mengalami kehamilan
dengan kondisi hemoroid
b. Menjelaskan tentang perubahan fisiologis dan psikologis yang terjadi pada kehamilan
trimster II
c. Menjelaskan kepada ibu tanda bahaya pada kehamilan
d. Menjelaskan kepada ibu dampak dari penyakit hemoroid pada kehamilan serta proses
persalinan yaitu mengalami ketidaknyamanan pada aktivitas sehari-hari akibat dari
rasa nyeri dan perih yang ibu rasakan.
e. KIE tentang pola hidup sehat serta mengatur pola nutrisi yang baik terutama untuk
rutin makan makanan yang mengandung tinggi serat dan asupan cairan untuk
mencegah konstipasi.
f. Menganjurkan kepada ibu untuk mengatur posisi yang nyaman yaitu bisa dengan
posisi menyamping untuk mengurangi rasa nyeri dan ketidaknyamann. Memberitahu
ibu untuk melakukan senam kegel untuk melancarkan aliran darah pada anus
g. Menganjurkan kepada ibu untuk konsul lebih lanjut ke dokter obgyn dan dokter
spesialis penyakit dalam agar pemantauan bisa dilakukan dengan baik dan mengetahui
mengenai apakah bisa dilakukan persalinan normal atau SC.
15
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada tanggal 18 Juli 2022 pukul 19.25 WIB, Ny. R umur 30 tahun datang ke PMB
dengan keluhan nyeri pada anus dan BAB keras sehingga sedikit mengeluarkn darah.
didapatkan hasil TV 110/70, BB 67 kg, TB 160 cm, konjungtiva tidak pucat dan tidak
ikterik. Ibu mengatakan mengalami haid pertama kali pada umur 13 tahun dengan siklus 28
hari. Pada hasil pengkajian diketahui pola makan ibu yang kurang dalam mengandung serat
serta asupan cairan yang kurang. Kurangnya mengonsumsi serat serta asupan cairan besar
kemungkinan akan mengalami konstipasi atau BAB keras. Jika konstipasi dibiarkan
sembelit, ibu hamil akan menjadi terlalu sering mengejan ketika buang air besar, otot-otot
pada pembuluh darah di anus melemah, akibat keduanya dapat mempertinggi kemungkinan
Kebutuhan serat pada wanita hamil sama dengan orang normal yakni sekitar 25-30
gram per hari. Serat makanan terdiri dari serat larut dan serat tidak larut. Serat larut akan
mengalami fermentasi di usus besar dan memperlambat pengosongan lambung, menahan air
dan membentuk gel. Contohnya apel, jeruk dan strawberi. Serat tidak larut sukar
difermentasi, memperpendek waktu transit di usus dan memperbesar massa tinja. Serat tidak
larut banyak terdapat pada sereal, sayursayuran, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Wanita
hamil membutuhkan asupan cairan 300 ml lebih banyak dari rata-rata 2000 ml cairan yang
dikonsumsi orang normal. Sebaiknya hindari minuman bersoda, alkohol dan kopi. Pagi hari
setelah bangun tidur usahakan untuk mengkonsumsi segelas air untuk merangsang defekasi.
Pada saat dilakukan pemeriksaan dalam pada anus, di dapatkan hasil pemeriksaan
terdapat daging kecil yang keluar serta nyeri saat di sentuh. Setelah di kaji lebih lanjut ibu
16
mengatakan hal itu terjadi setelah ibu BAB keras. Hal itu menandakan bahwa ibu
mengalami hemoroid grade 2. Menurut teori Lohsiriwat (2019) hemoroid grade 2 yaitu
dimana bantalan anus prolaps melalui anus saat mengejan terlalu keras dan berkurang secara
spontan. Lebih lanjut menonjol di mukosa dan dengan demikian keluhan benjolan jelas,
tetapi ini menghilan sponta dan cepat setelah BAB, kecuali terjadi trombosis. Jika mengejan
terusmenerus, pembuluh darah menjadi berdilatasi secara progresif dan jaringan submukosa
Berdasarkan teori yang ada bahwa Ny. R memenuhi syarat untuk melaksanakan
asuhan kebidanan ibu hamil trimester II dengan kategori Hemoroid. Hemorhoid tidak terlalu
membahayakan, baik bagi ibu maupun janinnya. Meskipun sering keluar darah dari
duburnya namun tidak akan menularkan penyakit pada janin karena hemorhoid sama sekali
tidak berhubungan langsung dengan janin yang keluar dari vagina. Ibu akan mengalami
kehamilannya dengan nyaman akibat perih yang dia rasakan. hemorhoid bukan penghalang
bagi ibu hamil yang ingin melahirkan normal meskipun yang diderita pada derajat tiga. Pada
17
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif Ny. R, penulis melakukan asuhan
kebidanan dan pendokumetasian pada Ny. R yang dilakukan pada tangal 18 Juli 2022,
maka dapat disimpulkan:
1. Data subjektif dan objektif didapatkan hail Ny. R umur 30 tahun G3P1A1 hamil
26 minggu dengan Hemoroid Janin Tunggal Hidup
2. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. R umur 30 tahun TM II
dengan hemoroid didapatkan hasil bahwa ibu mau mengikuti anjuran untuk
konsul dengan dokter obgyn atau dengan dokter spesialis penyakit dalam.
5.2 SARAN
Diharapkan semua ibu hamil dapat mempertahankan pola eliminasi normal, menjaga
pola asupan serat dan cairan, meningkatkan olahraga ringan secara teratur. Memenuhi
asupan serat secara rutin seperti sayuran, buah-buahan serta cairan agar buang air besar
kembali normal seperti 1 kali sehari. Serta diharapkan pada tenaga kesehatan dapat
menambah pengetahuan serta memberikan pelayanan terstandar pada ibu hamil.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2010). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Aspiani, Reni Yuli. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Trans
Info Media
Avsar AF, Keskin HL. Haemorrhoids during pregnancy. J Obstetric and Gynaecolog April
Guttenplan M, 2017, The Evaluation and Office Management of Hemorrhoids for the
19
department: A clinical study, 3(3), 125-127
97(3), 172-179
Prijonegoro Sragen
Sukarni, I dan Margareth, Z.H. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Nifas, Yogyakarta:
Nuha Medika
Wiknjosastro, Hanifa (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
20