0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
34 tayangan29 halaman

Metodologi Penelitian, Weydi Melsasail

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 29

MAKALAH

“Masalah Penelitian, hipotesis penelitian, uji hipotesis dan variabel penelitian ”

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah metodologi penelitian)

Dosen Pengampu :
(Prof. Dr. F. Leiwakabessy, M.Pd)

Disusun Oleh:

WEYDI CHRISTIN MELSASAIL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PASCASARJANA

UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-NYA kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikn Tugas
Makalah ini dengan tepat waktunnya yang berjudul “Masalah Penelitian, hipotesis
penelitian, uji hipotesis dan variabel penelitian ”

Makalah ini berisi tentang pembahasan judul di atas sehingga dapat menambah
wawasasan ilmu pengetahuan untuk pembaca dan khususnya penulis sendiri. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, Oleh karna itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir penyelesaian.

Saumalaki, oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..ii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………2

C. Tujuan…………………………………………………………………………..2

BAB II. PEMBAHASAN

A. masalah penelitian …………………………………………………………….3

B. hipotesis penelitian ………………………………….…………………………11

C.uji hipotesis……..……………………………………….....................................13

D.variabel penelitian ………………………………………………………………15

BAB III. P E N U T U P

A. Kesimpulan……………………………………………………………………..23

B. Saran…………………………………………………………………………….24

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita
deskripsikan dalam bentuk data dan dapat dijadikan sebagai maslah dalam suatu
penelitian. . Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah terlebih dahulu
menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa.
Untuk meperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitian
ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah pengujian dari
para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan menduga-duga terlebih
dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara
kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah
satunya jenis hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-
permasalahan dan juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan
dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta
permasalah-permasalahan yang terjadi.
Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin benar,
atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika
faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis, dengan begitu
sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang
dikumpulkan.
Hipotesis dapat juga dipandang sebagai konklusi yang sifatnya sangat sementara.
Sebagai konklusi sudah tentu hipotesis tidak dibuat dengan semena-mena, melainkan
atas dasar pengetahuan-pengetahuan tertentu. Pengetahuan ini sebagian dapat diambil
dari hasil-hasil serta problematika-problematika yang timbul dari penyelidikan-
penyelidikan yang mendahului, dari renungan-renungan atas dasar pertimbangan yang
masuk akal, ataupun dari hasil-hasil penyelidikan yang dilakukan sendiri. Jadi dalam
taraf ini mahasiswa cukup membuat konklusi dari persoalan-persoalan yang diajukan
dalam bab sebelumnya dan merumuskannya dalam bentuk statmen (pernyataan).
Untuk itu dalam makalah ini kan dibahas mengenai masalah penelitian, hipotesis
dan variabel-variabel yang terdapat pada suatu penelitian.

1
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah yang diabhas dalam makalah ini
adalah:
1. Bagaimana merumuskan masalah penelitian ?
2. Apa yang dimaksud denga hipotesis?
3. Apa saja variabel-variabel dalam penelitian ?
C. Tujuan
1. Dapat merumuskan masalah dalam penelitian
2. Dapat menjabarkan hipotesis .
3. Mengetahui apasaja variabel-variabel dalam penelitian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Penelitian
a) Konsep
Penelitian biasanya dilakukan untuk menjawab pertanyaan yang belum dapat dijawab
oleh seorang peneliti. Untuk melihat dengan jelas tujuan dan sasaran penelitian, maka perlu
dilakukan identifikasi masalah. Masalah penelitian dipilih berdasarkan beberapa
pertimbangan antara lain dilihat dari sisi waktu, biaya, kemampuan si peneliti maupun
kontribusi yang akan diberikan oleh penelitian tersebut bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Salah satu langkah awal untuk memulai penelitian kita harus
merumuskan masalah yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting
dalam penelitian karena semua jalannya penelitian akan dituntun oleh perumusan masalah.
Tanpa adanya permasalahan yang jelas, penelitian tidak akan dapat dilaksanakan karena
perumusan masalah merupakan sumber utama dari unsur penelitian yang akan dilaksanakan.
Perumusan masalah ini bertujuan untuk mencari sesuatu dalam kerangka pemuasan
akademis seseorang, memuaskan perhatian serta keingintahuan seseorang akan hal-hal yang
baru, meletakkan dasar untuk memecahkan beberapa penemuan penelitian sebelumnya
ataupun dasar untuk penelitian selanjutnya, memenuhi keinginan sosial dan meyediakan
sesuatu yang bermanfaat.
Setelah menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun
informasi mengenai masalah yang akan dijawab menjadi suatu perumusan masalah. Untuk
itu, diperlukan perumusan tujuan penelitian yang jelas, yang mencakup pernyataan tentang
mengapa penelitian dilakukan, sasaran penelitian, maupun pikiran penggunaan dan dampak
hasil penelitian. Dengan identifikasi yang jelas peneliti akan mengetahui variabel yang akan
diukur dan apakah ada alat-alat untuk mengukur variabel terse.
Memilih masalah untuk diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan
penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk
menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Suatu masalah tidak harus
menuntut atau menimbulkan suatu penelitian tetapi penelitian dilakukan karena adanya
masalah.

3
Penentuan permasalahan (identifikasi masalah) secara jelas dan sederhana bertujuan
untuk mentransformasikan topik kedalam sesuatu yang bisa dikelola (manageable) dalam
artian disesuaikan dengan kemampuan peneliti dan batasan-batasan sumber daya yang ada.
Tanpa adanya permasalahan, penelitian tidak akan dapat dilaksanakan karena perumusan
masalah merupakan sumber utama dari unsur penelitian yang akan dilaksanakan. Secara
umum, perumusan masalah dapat dilihat pada gambar 2.1.
Pencarian masalah yang akan dikaji dapat bersumber dari bacaan, pengamatan terhadap
fakta dilapangan, berdasarkan pengalaman pribadi, maupun dari hasil pertemuan- pertemuan
ilmiah seperti seminar, diskusi dan lokakarya. Permasalahan yang ingin dikaji sebaiknya
diuraikan mulai dari permasalahan secara umum hingga akhirnya terbentuk suatu
permasalahan yang lebih khusus dan spesifik. Dalam pencarian topik permasalahan ini perlu
adanya pemahaman terhadap objek yang ingin diteliti baik melalui fenomena-fenomena
yang ada, teori, hipotesis maupun eksperimen.

Gambar 2.1. Perumusan Masalah

4
Gambaran mengenai permasalahan yang akan diteliti dapat dinyatakan dan diuraikan dalam
beberapa bentuk. Ada beberapa cara untuk merumuskan masalah:
1. Dirumuskan dalam bentuk pertanyaan (research question) yang berfokus pada
dependent variable atau pada apa yang akan diteliti.
2. Rumusan hendaknya jelas dan padat
3. Rumusan masalah harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan
masalah
4. Rumusan masalah dasar dalam membuat hipotesa

Berikut ini diberikan beberapa contoh perumusan masalah yang dibuat dalam bentuk
research question

Contoh 1: Harini, Sri. 2005. Analisis, Permodelan dan Perbaikan Proses Bisnis pada
Penerapan CRM, studi kasus: Divisi Cellular Customer Service PT Indosat, Tbk.
Tesis. Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.

Pertanyaan penelitian yang ingin dijawab adalah sebagai berikut:

1. Proses bisnis apa saja yang perlu diperbaiki pada Div. CCS Operation INDOSAT
dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi dan
keefektifan kegiatan layanannya?
2. Model proses bisnis pada fungsi customer interface management yang bagaimana
yang sebaiknya diterapkan INDOSAT untuk meningkatkan SLA di Div. CCS
Operation?
3. Seberapa besar peningkatan optimalisasi pemanfaatn aplikasi CRM INDOSAT
pasca pembentukan proses bisnis tersebut?

Contoh 2: Cahyadi, Eddy. 2006. Kajian Business Continuity Plan Berdasarkan Kuantifikasi
Nilai Ekonomis Sistem Aplikasi pada Industri Penerbangan: Studi kaus pada PT
Garuda Indonesia. Tesis. Fakultas Ilmu Komputer. Universitas Indonesia.
Beberapa hal yang akan ditinjau dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengkualifikasi nilai manfaat dari aplikasi penunjang utama proses


binis yang besifat tangible maupun intangible ?
2. Bagaimana mengkualifikasi biaya pengembangan dari beberapa alternatif skema
sistem pendukung sebagai bagian dari perencanaan BCP ?
3. Dapatkah kualifikasi tersebut dijadikan justifikasi kelayakan secara ekonomis
bagi perancangan BCO yang optimum yaitu biaya untuk alternatif skema BCP
sama dengan kerugian bisnis yang ditanggung bila terjadi kegagalan sistem ?

5
Permasalahan yang baik memiliki tiga ciri utama, yaitu:
1. Mempunyai nilai penelitian, dalam arti bahwa permasalahan tersebut masih bersifat
asli/original, menyatakan suatau hubungan dengan bidang lain, serta dapat diuji
kebenarannya).
2. Fisible, artinya permasalah tersebut dapat dipecahkan, tersedianya data dan metode
untuk memecahkan masalah, tersedianya biaya, dan dapat diselesaikan dalam waktu
yang wajar).
3. Sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya bahwa permasalahan yang diangkat
menarik minat bagi si peneliti, serta sesuai dengan kualifikasi yang ada.

Setelah menemukan permasalahan yang akan dikaji ada baiknya bila masalah yang
akan diteliti dipertimbangkan kelayakannya dari sudut pandang obyektif penelitian apakah
permasalahan tersebut nantinya akan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu
pengetahuan atau tidak. Selain itu juga perlu dipertimbangkan kelayakannya dari segi waktu
yang akan digunakan, biaya yang akan dikeluarkan, sarana dan prasarana pendukung
penelitian serta kemampuan untuk menganalisanya.

Problem atau permasalahan yang dikemukakan sebagai masalah bisa juga dikemukakan
sebagai hipotesa. Apapun bentuknya, bagian implikasi berisikan persoalan penting untuk
mencari masalah dan mengembangkan problematik tertentu. Jika digolongkan secara
sederhana, sumber masalah yang dapat dijadikan sebagai topik research adalah:
1. Penelitian Observasi
Dengarkan secara langsung keluhan-keluhan yang ada di lapangan dan adakan
eksploratif sendiri secara singkat.
2. Diskusi-diskusi
Diskusi ini termasuk di dalamnya diskusi resmi atau diskusi tidak resmi. Ikuti dengan
seksama diskusi tersebut dan kutip masalah-masalah yang timbul dalam diskusi
tersebut.
3. Dosen-dosen atau ahli riset
Pada umumnya dosen menguasai suatu bidang ilmu tertentu secara lebih baik daripada
orang lain.

6
4. Bibliographi
Sumber bibliografi yang dapat dijadikan sumber problem adalah journal, encyclopedia,
review, skripsi/tesis, disertasi, buku-buku teks, majalah, buletin, research report dan
lain sebagainya.

Keempat sumber diatas merupakan sumber-sumber penting untuk memperoleh dan menetapkan
problem yang disebabkan oleh masalah.

b) Langkah-langkah Perumusan Masalah.

Masalah yang telah ditemukan dan diidentifikasi, belum menjadi suatu jaminan bahwa
masalah yang ditemukan layak untuk diteliti. Ada dua pertimbangan yang harus diperhatikan
dalam memilih masalah yang telah dirumuskan atau diidentifikasi diantaranya harus dilihat
lagi apakah rumusan masalah tersebut layak apabila dipandang dari segi objektif maupun
bila dilihat dari nilai penelitiannya. Untuk mengidentifikasi masalah bisa dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya bisa dilakukan dengan bacaan (buku, jurnal, tesis, dan lain
sebagainya), pengamatan dilapangan, berdasarkan pengalaman pribadi, seminar dan
lokakarya, diskusi, dan lain sebagainya.

Selain itu juga perlu diperhatikan apakah permasalahan tersebut nantinya akan
memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Bila dilihat dari sisi penelitian
yang akan dilakukan, baik berupa kelayakan waktu atau lama penelitian akan dilakukan,
besarnya biaya yang akan dileluarkan, serta ada atau tidaknya sarana dan prasarana
pendukung, teori-teori pendukung dan lain sebagainya.

Permasalahan yang baik akan memberikan nilai kontribusi bagi kehidupan manusia.
Penelitian yang baik harus dapat dipecahkan atau dicari jawabannya melalui data yang telah
dikumpulkan dan dibantu dengan metode pemecahan masalah, selain harus menarik bagi
peneliti, permsalahan tersebut juga harus spesifik pada suatu bidang tertentu, dan hasil
penelitian yang dilakukan bisa digunakan sebagai pengembangan dari teori yang telah ada
sebelumnya.

Masalah perlu dirumuskan dengan tujuan agar permasalahan jelas dan tidak
menimbulkan kesalahan dalam menafsir keadaan yang sedang diteliti. Masalah yang
diangkat merupakan dasar untuk mengajukan teori dan hipotesis, pencarian dan

7
pengumpulan data, serta pemilihan metode analisis dan penarikan kesimpulan. Dalam
merumuskan permasalahan perlu adanya teknik-teknik tertentu, diantaranya pertanyaan
sebaiknya dirumuskan dalam suatu bentuk pertanyaan yang singkat dan jelas sehingga bisa
memberikan petunjuk untuk pengumpulan data serta pencarian metode dan analisa data yang
tepat untuk pemecahan masalah tersebut.

Pada gambar 2.2. dibawah ini dijelaskan bagaimana bagaimana hubungan antara teori,
hipotesis, ilmu pengetahuan, variable, defenisi operasional dan lain sebagainya untuk
mengidentifikasi suatu masalah.

Gambar 2.2. Hubungan Antara Komponen Untuk


Mengidentifikasi Permasalahan Dalam
Penelitian

8
Terdapat empat langkah penting yang harus dilakukan dalam membuat suatu perumusan
masalah, yaitu :
Langkah 1 : Tentukan fokus penelitian
Langkah 2 : Cari berbagai kemungkinan dari berbagai faktor yang ada kaitannya
dengan fokus penelitian tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus.
Langkah 3: Diantara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian faktor mana yang
paling menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan faktor apa saja yang
akan dipilih.
Langkah 4: Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus
penelitian.

c) Contoh Perumusan Masalah

Dalam melakukan penelitian perlu dilakukan penentuan permasalahan (identifikasi


masalah) secara jelas dan sederhana. Identifikasi masalah ini bertujuan untuk
mentransformasikan topik agar bisa dikelola (manageable) dalam artian disesuaikan dengan
kemampuan peneliti dan batasan-batasan sumber daya yang ada. Tanpa adanya permasalahan,
penelitian tidak akan dapat dilaksanakan karena perumusan masalah merupakan sumber
utama dari unsur penelitian yang akan dilaksanakan.

Berikut ini merupakan contoh problem statement penelitian dalam bidang TI :


Contoh 1: Abstrak dengan judul “Penggunaan Cobit dan IT-IL sebagai Alat Analisa dan Cobit
dan IT BSC sebagai Alat Ukur Kinerja Manajemen TIPperusahaan” pada tahun
2007.

Penggunaan teknologi informasi dalam suatu perusahaan, tidak selamanya secara


otomatis meningkatkan kinerja perusahaan tersebut. Salah satu aspek yang perlu
diperhatikan adalah manajemen TI. Berbagai teknik dapat digunakan untuk mengukur
kinerja manajemen TI, diantaranya penggunaan.Balance Scorecard, COBIT, dan IT-IL.
Teknik-teknik tersebut dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisa leselarasan, strategi
bisnis perusahaan dan mengukur kinerja manajemen TI perusahaan. Dengan melakukan
analisa dan pengukuran manajemen TI perusahaan maka peran dan fungsi teknologi
informasi sebagai enabler dapat diwujudkan pada seluruh komponen perusahaan.
Penelitian ini, memberikan penjelasan tentang bagaimana menganalisa manajemen TI
perusahaan serta mengukur manajemen TI- nya berdasarkan balance scorecard dan
pendekatan best practice yang ada.

9
Contoh 2: Penetapan Problem Statement dengan judul “Analisis Transformasi Masyarakat
Informasi di Indonesia Berdasarkan Target World Summit on The Information
Society (WSIS) Tahun 2015” pada tahun 2007.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat selain mendorong
terjadinya globalisasi telah menempatkan informasi di tempat penting dalam kehidupan
masyarakat dunia. Seluruh negara di dunia sepakat untuk bersama-sama mencapai
format masyarakat informasi dengan menyelenggarakan Wolrd Summit on information
society yang pada tujuannya untuk mecapai masyarakat informasi di tingkat dunia pada
tahun 2015. Penelitian ini mengkaji berbagai usaha yang sudah dilakukan Indonesia
untuk mencapai format masyarakat informasi tersebut.

Permasalahan yang ingin dikaji sebaiknya diuraikan mulai dari permasalahan secara
umum hingga akhirnya terbentuk suatu permasalahan yang lebih khusus dan spesifik. Dalam
pencarian topik permasalahan ini perlu adanya pemahaman terhadap objek yang ingin diteliti
baik melaui fenomena-fenomena yang ada, teori, hipotesis maupun eksperimen. Pencarian
sumber-sumber literatur yang akan mendukung pemecahan masalah dapat dibuat dengan cara
memecahkan problem statement menjadi bagian- bagian tertentu untuk memudahkan
pencarian topik yang diinginkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada potongan puzzle di
bawah ini.

Teknologi
Globalisasi

Teknologi
Informasi

Wolrd Summit Format


on information
society Informasi

Gambar 2.3. Pemetaan Permasalahan pada Contoh 2

Dari hasil literatur review kita dapatkan suatu kerangka (fremwork) yang dibentuk dari berbagai
macam artikel. Semuanya (peaces of puzzle) memperkuat problem yang kita ambil, sehingga pada saat
menulis karya ilmiah ataupu menulis proposal proyek hasilnya signifikan karena berasal dari project,
atupun riset yang sebelumnya seperti yang terlihat pada gambar 2.3.

10
B. HIPOTESIS

a. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di bawah.
Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Hipotesis juga
dapat diartikan sebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya
menggunakan data/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan dapat dirumuskan
berdasarkan teori, dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan umum, kesimpulan yang
masih sangat sementara. Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.
Sebelum melakukan penelitian, biasaya peneliti menentukan masalah yang akan dikaji.
Penelitian melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan hasil penelitian yang berupa
kesimpulan yang diambil dari data-data yang telah diambil. Dalam suatu penelitian setelah
menyusun kerangka berpikir maka diperlukan adanya penarikan hipotesis sebelum
mengambil data. Hal ini diperlukan agar penelitian terarah terarah.
Menurut Zikmund (1997 : 112) hipotesis adalah proposes atau dugaan belum terbukti
bahwa tentatif menjelaskan fakta atau fenomena serta kemungkinan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan penelitian sedangkan menurut Erwan dan Dyah ( 2007 : 137) hipotesis adalah
pernyataan atau tuduhan sementara terhadap masalah atau kajian penelitian yang
kebenarannya masih lemah (belum tentu benar) sehingga harus diuji secara empiris. Jadi
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih praduga karena masih
harus diverifikasi.

Hipotesis ilmiah adalah ketika mencoba mengungkapkan jawaban untuk masalah yang
diselidiki. Hipotesis ini dikonfirmasi ketika semua gejala yang tidak bertentangan dengan
hipotesis. Hipotesis adalah istilah ilmiah digunakan dalam konteks kegiatan ilmiah yang
mengikuti aturan berpikir biasa secara sadar, hati-hati dan diarahkan. Ketika berpikir tentang
kehidupan sehari-hari orang sering disebut hipotesis asumsi, perkiraan, harapan dan
sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa
diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proses pembentukan hipotesis adalah proses
penalaran yang melalui tahapan-tahapan tertentu.

11
Jadi, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan
belum berdasarkan fakta-fata empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan penelitian, belum
jawaban yang empiris dengan data. Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian
yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Para peneliti kuantitatif tidak merumuskan
hipotesis selanjutnya hipotesis diuji oleh peneliti dengan pendekatan kualitatif.

b. Penyusunan Kerangka Berpikir


Di dalam pengujian hipotesis hal yang harus dilakukan adalah menyusun kerangka
berpikir untuk merumuskan hipotesis. Menurut Uma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa
kerangka berpikir yang baik memuat hal-hal berikut ini :

1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan.


2. Diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukan dan menjelaskan
pertautan/hubungan antar variabel yang diteliti dan teori yang mendasari.
3. Diskusi juga dapat menunjukan dan menjelaskan apakah hubungan antar variabel
positif atau negatif berbentuk simetris, kausal atau interaktif (timbal balik).
4. Kerangka berpikir tersebut selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram
(paradigm penelitian) sehingga pihak lain dapat memahami kerangka berpikir yang
ditemukan dalam penelitian.
Hipotesis terbagi menjadi dua yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis
statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan
sampel maka tidak ada hipotesis statistic. Dalam suatu penelitian, dapat terjadi hipotesis
penelitian tetapi tidak ada hipotesis statistik. Penelitian dilakukan pada seluruh populasi
mungkin akan terdapat hipotesis penelitian tetapi tidak ada hipotesis statistik. Ingat bahwa
hipotesis itu berupa jawaban sementara terhadap rumusan masalah dan hipotesis yang akan
diuji disebut hipotesis kerja sebagai lawannya hipotesis nol (nihil). Hipotesis kerja disusun
berdasarkan teori yang dipandang handal, sedangkan hipotesis nol dirumuskan karena teori
yang digunakan masih diragukan kehandalannya.

c. Bentuk- Bentuk Hipotesis

12
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga yaitu : rumusan masalah deskriptif (variabel
mandiri) , komparatif (perbandingan) dan asosiatif (hubungan) . Oleh karena itu maka bentuk
hipotesis penelitian juga terbagi tiga yaitu hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.
Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, hipotesis komparatif
merupakan jawaban sementara terhadap masalah komparatif dan hipotesis assosiatif adalah
jawaban sementara terhadap masalah asosiatif/hubungan .

1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yaitu
dengan berkenaan dengan variabel mandiri.
1) Rumusan Masalah deskriptif
Contoh masalah deskriptif :

1. Berapa lama daya berdiri karyawan toko lulusan SMP ?


2. Seberapa besar semangat belajar siswa-siswi di SMA Negri 1 Purbolingo ?
2) Hipotesis deskriptif
Daya tahan berdiri karyawan toko lulusan SMP sama dengan 6 jam/ hari adalah

hipotesis nol ( H 0 ) . Ini merupakan hipotesis nol karena daya tahan berdiri karyawan
lulusan SMP yang ada pada sampel yang diharapkan tidak berbeda secara signifikan
dengan daya tahan yang ada pada populasi (angka 6 jam/hari merupakan angka hasil
pengamatan sementara)
Hipotesis alternatif adalah daya tahan karyawan lulusan SMP ¿ 600 jam “ tidak
sama dengan” ini dapat berarti lebih besar atau lebih kecil dari 600 jam.
3) Hipotesis statistic (hanya ada bila berdasarkan data sampel)
H 0 : μ = 6 jam/ hari

H a : μ≠¿ ¿ 6 jam/ hari


μ : nilai rata –rata populasi yang dihipotesiskan atau ditaksir melalui sampel.

2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini, variabelnya sama tetapi populasi atau sampelnya berbeda
atau keadaan ini terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh :

13
1. Rumusan masalah komparatif
Bagaimanakah prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X bila dibandingkan
dengan perguruan tinggi Y ?

2. Hipotesis komparatif
Berdasarkan rumusan masalah komparatif tersebut dapat dikemukakan tiga model
hipotesis nol dan alternative berikut ini :
Hipotesis nol :

1.
H 0 : Tidak ada perbedaan prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X dengan
perguruan tinggi Y atau terdapat persamaan prestasi belajar antara mahasiswa X
dan Y.

2.
H0 : Prestasi belajar mahasiswa dengan perguruan tinggi X lebih besar
atau sama dengan ¿ perguruan tinggi Y (lebih besar atau sama dengan) = paling
sedikit.

3.
H0 : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil atau sama
dengan ¿ perguruan tinggi Y (lebih kecil atau sama dengan = paling besar)

Hipotesis alternatif :

1.
Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih besar atau lebih
kecil dari perguruan tinggi Y

2.
Ha : Prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih kecil dari pada <
perguruan tinggi Y.

3.
Ha : prestasi belajar mahasiswa perguruan tinggi X lebih besar dari pada
¿ perguruan tinggi Y.

Hipotesisi statistik dapat dirumuskan sebagai berikut :

1.
H 0 : μ1 =μ2

H a : μ1 ≠μ2

14
2.
H 0 : μ1 ≥μ2

H a : μ1 < μ 2

3.
H 0 : μ1 ≤μ2

H a : μ1 > μ 2

Hipotesis Asosiatif
Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif
yaitu menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
1. Rumusan masalah asosiatif
Hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala sekolah dan
iklim kerja sekolah.
2. Hipotesis penelitian
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan kepala
sekolah dan iklim kerja sekolah.
3. Hipotesis statistik
H 0 : ρ=0 ( berarti tidak hubungan)

H a : ρ ¿ 0 tidak sama dengan nol berarti lebih besar atau kurang dari nol berarti

tidak ada hubungan dimana ρ = nilai korelasi dalam formulasi yg dihipotesiskan.

d. Karateristik Hipotesis Yang Baik


Menurut Sugiyono (2013 : 106) karateristik hipotesis yang baik adalah sbb :

a. Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan


variabel pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih.
b. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran.
c. Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

C. Variabel
1. Pengertian variabel
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain. Pengertian lain

15
bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki
atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep tertentu. Variabel diartikan
sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula
dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau
gejala yang akan diteliti. Kalau ada pertanyaan tentang apa yang akan di teliti, maka
jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Jadi variabel penelitian pada dasarnya
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Secara teoritis
variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “Variasi” antara
satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981).
Dinamakan variabel karena ada variasinya.

Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau
serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti  dimanupulasikan, dikontrol atau dioservasi
dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa
yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Dari kedua pengerian tersebut dapatlah dijelaskan bahwa variabel
penelitian itu meliputi faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang kan
diteliti. Apa yang merupakan variabel dalam sesuatu penelitian ditentikan oleh landasan
teoritisnya, dan ditegaskan oleh hipotesis penelitian. Karena itu apabila landasan teoritisnya
berbeda, variabel-variebel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variabel yang dijadikan
objek pengamatan akan ditentukan oleh sofistikasi rancangan penelitiannya. Makin sederhana
sesuatu rancangan penelitian, akan melibatkan variabel-variabel yang makin sedikit
jumlahnya, dan sebaliknya.

2. Ciri-Ciri Variabel Penelitian

Dalam sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri khusus, yaitu: memiliki variasi nilai,
membedakan satu objek dengan objek yang lainnya dalam satu populasi, dan bisa diukur.

1. Variabel mimiliki nilai yang bervariasi.


Dikarenakan variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi ,
maka variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi. Misalnya sebagai berikut: dari
suatu populasi yang terdiri dari 40 orang mahasiswa, indeks prestasi atau IP hanya
akan menjadi variabel bila terdapat variasi nilai dalam IP pada populasi tersebut. Dan

16
sebaliknya, jika dari 40 orang mahasiswa tersebut tidak terdapat variasi nilai dalam IP
karena memiliki nilai IP yang sama, maka IP bukan termasuk dalam konsep variabel
dari populasi kelompok tersebut. Contoh yang lainnya, dari suatu populasi yang
tinggal di suatu daerah tertentu, jenis pekerjaan atau profesi bukanlah merupaka
variabel jika seluruh orang dalam populasi itu mempunyai profesi atau pekerjaan yang
sama.
2. Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya.
Objek – objek bisa menjadi anggota populasi karena memiliki suatu karakteristik
yang sama. Walaupun sama, objek – objek dalam populasi masih bisa dibedakan satu
sama lainnya dalam suatu variabel. Contohnya, populasi mahasiswa terdiri dari
anggota yang mempunyai satu kesamaan karakterisktik, yaitu mahasiswa. Selain dari
kesamaan tersebut, diantara mahasiswa tersebut memiiliki perbedaan dalam hal usia,
agama, jenis kelamin, motivasi belajar, cara belajar, prestasi, tempat tinggal,
pekerjaan orang tua, bakat, kecerdasa, dan sebagainya. Perbedaan – perbedaan
tersebut merupakan variabel dikarenakan memiliki sifat membedakan di antara objek
yang ada di dalam populasi mahasiswa tersebut.
3. Variabel harus bisa diukur.
Penelitian kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif, terukur dan
selalu terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep, karena konsep belum
tentu dapat diukur sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah operasionalisasi
konsep (Bouma, 1993:38). Contohnya sebagai berikut, belajar adalah konsep dan
hasil belajar adalah variabel, mahasiswa adalah konsep dan jumlah mahasiswa adalah
variabel. Dengan demikian data dari variabel penelitian harus stampak dalam perilaku
yang bisa diukur dan diobservasi, misalnya prestasi belajar adalah jumlah jawaban
yang benar dihasilkan oleh mahasiswa dalam mengerjakan sebuah tes.

3 Jenis – Jenis Variabel Penelitian


1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjadi sebab atau berubahnya variabel
lain (variabel dependen). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor,
stimulus, eksougen atau antesendent yang sedang dianalisis hubunganya atau
pengaruhnya terhadap variabel terikat. Variabel independen biasa disimbolkan dengan
variabel (X). Variabel bebas adalah sebab yang dipandang sebagai sebab kemunculan

17
variabel terikat (Y) yang dipandang (atau diduga) sebagai akibatnya. Dinamakan
sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi variabel lain.
Contoh:
Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Variabel bebas adalah:
motivasi belajar.

2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena adanya variabel lain (variabel bebas). Juga sering disebut variabel terikat,
variabel respons atau endogen. Variabel inilah yang sebaiknya dikupas secara
mendalam pada latar belakang penelitian. Berikan porsi yang lebih dalam membahas
variabel terikat daripada variabel bebasnya karena merupakan implikasi dari hasil
penelitian. Variabel dependen biasanya disimbolkan dengan (Y). Disebut Variabel
Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
Antara variabel Independent dan Dependent, masing-masing tidak berdiri sendiri
tetapi selalu berpasangan.
Contoh:
Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar Variabel terikat adalah: hasil
belajar.
3. Variabel Moderating
Variabel moderating adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel moderating juga
sering disebut sebagai variabel bebas kedua dan sering dipergunakan dalam analisis
regresi linear atau pada structural equation modelling.
Contoh:
Hubungan semangat belajar dan hasil belajar siswa akan meningkat jika guru mampu
menciptakan iklim kelas yang meyenangkan, namun akan menuruh jika guru tidak
mampu menciptakan iklim belajar yang menyenangkan.
• Guru mampu menciptakan iklim yang menyenangkan adalah variabel moderator
yang memperkuat,
• Guru tidak mampu menciptakan iklim yang menyenangkan adalah variabel
moderator yang memperlemah.
4. Variable intervening

18
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan
antara variabel bebas dengan variabel terikat, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Variabel ini merupakan variabel Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas
dan Variabel Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung terhadap
umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang berupa Gaya Hidup
seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya hidup terdapat variabel moderator
yaitu Budaya Lingkungan Tempat Tinggal.
5. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar
yang tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang
bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.
Contoh :
Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Pertolongan.
Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah &
Metode Demonstrasi. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama,
misalnya Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar
belakang sama (tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan adanya
Variabel Kontrol tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap
Penguasaan Keterampilan dapat diketahui lebih pasti.

4 Pengukuran Variabel Penelitian


Pengukuran variabel adalah proses menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai
orang, peristiwa, gagasan, dan atau obyek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau
peluang bisnis. Dengan kata lain, menggunakan proses pengukuran yaitu dengan menetapkan
angka atau tabel terhadap karakteristik atau atribut dari suatu obyek, atau setiap jenis fenomena
atau peristiwa yang mengunakan aturan-aturan tertentu yang menunjukkan jumlah dan atau
kualitas dari faktor-faktor yang diteliti. Pengukuran merupakan keniscayaan dalam penelitian
ilmiah, karena pengukuran itu merupakan jembatan untuk sampai pada observasi. Penelitian
selalu mengharuskan pengukuran variabel dalam relasi yang dipelajarinya. Pengukuran variabel

19
itu ada yang mudah, seperti konsep ‘jenis kelamin’, dan ada yang sulit, seperti konsep
inteligensi.
Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari kegiatan pengukuran dalam penelitian.
Tujuan pengukuran variabel ini baru pada tahap menjawab pertanyaan “bagaimana cara untuk
mengukur variabel tersebut”? Selanjutnya muncul pertanyaan lanjutan; “apa yang diukur” atau
“bagaimana cara merubah konsep, dan “apa alat ukurnya”. Mengukur adalah sebuah proses
kuantifikasi, karena itu setiap kegiatan pengukuran berkaitan dengan jumlah, dimensi atau taraf
dari sesuatu obyek/gejala yang diukur. Hasil dari pengukuran itu biasanya dilambangkan dalam
bentuk bilangan.
Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi operasional konsep variabel.
Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi operasional itu melekatkan arti pada suatu konsep
variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk
mengukur suatu konsep variabel itu. Atau dengan ungkapan lain, definisi operasional
merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel atau
memanipulasaikannya. Suatu contoh definisi operasional yang sederhana (kasar) dari konsep
‘inteligensi’ adalah skor yan dicapai pada tes intelegensi X.
Ada dua cara pembuatan definisi operasional, terukur dan eksprimental. Definisi
operasional terukur memaparkan cara pengukuran suatu variabel, sedangkan definisi
operasional eksperimental menyebutkan rincian-rincian hal yang dilakukan peneliti dalam
memanipulasi sesuatu variabel. Contoh di atas adalah definisi oprerasional terukur, sedangkan
contoh definisi eksperimental untuk konsep ‘penguatan’ (reinforcement),dapat diberikan
dengan menyatakan secara rinci bagaimana subyek-subyek diberi penguat (imbalan) dan tidak
diberi penguat (tidak diberi imbalan) karena melaksanakan tingkah laku tertentu.

5 Korelasi Variabel Penelitian

Pada intinya penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel, sedangkan
data-data yang diperoleh dari lapangan merupakan unsur-unsur yang akan mencantumkan
apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak. Dalam hubungan antara
variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui, yaitu:

1. Hubungan simetris
2. Hubungan timbal balik, (reciprocal), dan
3. Hubungan asimetris
Secara lebih jelasnya beberapa jenis hubungan tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah
ini:

20
1. Hubungan simetris
Hubungan simetris terjadi apabila :
a. Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya
meningkatnya penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya
jumlah oplah surat kabar, merupakan dua variabel yang tidak saling
mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang sama, yaitu meningkatnya
kebutuhan informasi ditengah masyarakat.
b. Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara petani
dengan cangkul, hubungan guru dengan murid, hubungan dokter dengan pasien,
dan sebagainya.
c. Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata, misalnya
secara kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca. Hubungan antara
variabel murid berkacamata dengan gemar membaca adalah hubungan simetris.
2. Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang saling
timbal balik, maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat
terhadap varibel lainnya, demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat ditentukan
variabel mana yang menjadi sebab atau variabel mana yang menjadi akibat. Misalnya
dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan dalam waktu lain variabel y dapat
mempengaruhi variabel x.
Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca, motivasi belajar
dapat mempengaruhi minat membaca, demikian pula sebaliknya, minat membaca
dapat mempengaruhi motivasi belajar. Contoh lain, penenaman modal (investment)
mendatangkan keuntungan, dan sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan
timbulnya penanaman modal. Berdasarkan contoh-contoh ini, variabel terpengaruh
pada berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain, demikian pula sebaliknya.
3. Hubungan Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel, yakni suatu variabel
mempengaruhi variabel lain, namun sifatnya tidak timbal balik. Pada dasarnya inti
pokok analisis-analisis sosial terletak pada hubungan asimetris ini. Misalnya,
hubungan antara keamanan suatu negara dengan penanaman modal asing. Keamanan
suatu negara akan mempengaruhi tingkat penanaman modal (investasi) asing dinegara
tersebut.

21
Tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi tingkat kriminalitas di
masyarakat; tingkat pendidikan mempengaruhi pola hidup sehat; tingkat pendapatan
mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, dan sebagainya. Hubungan antara suatu
variable satu atau lebih variable lainnya merupakan hipotesis dalam penelitian. Jadi
hipotesis adalah kesimpulan sementara /tentative tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis ini akan memberikan arah dari proses pengumpulan
data, dan hendaknya/oleh karenanya harus diformulasikan sebagai berikut:

1. Dinyatakan dalam bentuk yang sederhana mungkin


2. Konsisten dengan teori yang ada atau konsistendengan fakta yang diketahui.
Harus reasonable (masuk akal).
3. Menggambarkan hubungan antara variable-variabel
4. Harus memberikan petunjuk bagaimana hubungan itu harus diuji. Ini berarti
bahwa variable-variabel yang dicantumkan dalam hipotesi harus dapat diukur
(dikuantitatifkan) dan arah hubungan antara variable-variabel itu harus jelas.

22
23
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di dalam suatu penelitian perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga

setelah penetapan masalah dan kerangka berpikir. Hipotesis penelitian merupakan jawaban

sementara terhadap masalah penelitian dimana disajikan dalam bentuk kalimat pernyataan.

Pada makalah ini dibahas beberapa jenis hipotesis serta pengujiannya yaitu hipotesis

deskriptif, komparatif dan assosiatif.

Rancangan pengujian hipotesis berguna duntuk mengetahui korelasi dari kedua variabel

yang diteliti. Tahap-tahap dalam rancangan pengujian hipotesis ini dimulai dari penetapan

hipotesis nol
H 0 dan hipotesis alternative H a pemilihan tes statistic, perhitungan nilai

statistic dan penetapan tingkat signifikan

Uji hipotesis adalah metode pengambalian keputusan yang didasarkan dari analisis data,

baik dari percobaan yang terkontrol, maupun dari observasi (tidak terkontrol).

variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulan.

1. Ciri-Ciri Variabel Penelitian

a. Variabel mimiliki nilai yang bervariasi.

b. Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya.

c. Variabel harus bisa diukur.


2. Jenis-Jenis Variabel Penelitian

a. Variabel Independen

b. Variabel Dependeng

c. Variabel moderating

d. Variabel intervening

e. Variabel control

3. Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari kegiatan pengukuran dalam penelitian.

4. Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi operasional konsep

variabe

5. Korelasi Variabel Penelitian

a. Hubungan Simetris

b. Hubungan Timbal Balik

c. Hubungan Asimetris

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari sempurna, kami mengharapkan para pembaca
memanfaatkan makalah ini bukan hanya sebagai referensi tetapi saran dan kritik yang
mendukung makalah ini.

25
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2004. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Burhanuddin, TR. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Purwakarta: RoyyaNPress

Erwan dan Dyah. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Penerbit Gaya Media

Komara Endang. 2006. Peran Metodologi Penelitian Dalam Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung: Koperasi Kopertis.

Kutha Ratna Nyoman. 2010. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-ilmu Sosial
Humaniora pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Mardalis. 2003. Metode Penelitian suatu pendekatan Proposal. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Narbuko Cholid dan Abu Achamadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Rois, M.2005. Pendekatan Metodelogi Penelitian. Jurnal Pendidikan

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualittatif dan R &

D). Bandung : Penerbit Alfabeta

Setyosari Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan & Pengembangan. Jakarta:


Prenadamedia Group.
Sugiyono. 2013. Metode penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian model penelitian kuaitatif dan kuantitatif. Bandung:
UPI

Syaodih Sukmadinata Nana. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Widyastono, H. 2007. Metodelogi Penelitian. Jurnal Pendidikan & Kebudayaan Badan


Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional Jakarta

Zikmund, William G. 1997. Business Research Methods. USA : Dryden Press Hill, Mew

York.

iii

Anda mungkin juga menyukai