Fiqih Lughah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FIQIH LUGHAH

“Gelar Dialek-Dialek Arab”

Dosen pengampu : Dr. Khairil Malik, MA

Disusun Oleh

1. Juni Juwita (20601008)


2. Dernawati (20601004)
3. Rahmad Dandi Akbar (20601022)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

TAHUN 2023 / 2024


KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikum wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Gelar Dialek-Dialek Bahasa
Arab. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr.
Khairil Malik, MA pada mata kuliah fiqih lughah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang dialek-dialek bahasa Arab bagi para pembaca dan penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Khairil Malik, MA selaku Dosen
mata kuliah fiqih lughah yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian Pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Curup, 6 April 202

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................


A. Latar Belakang ...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................


A. Pengertian Dialek(lahjah)...................................................................................................
B. Macam-Macam Dialek Arab .............................................................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................


A. Kesimpulan.........................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab sebagai bahasa yang digunakan sebagian besar penduduk dikawasan Timur
Tengah merupakan bahasa yang memiliki sejarah yang panjang. Bahasa yang merupakan
rumpun dari bahasa semitik yang munculdari daerah yang sekarang menjadi daerah Arab
Saudi termasuk dalam bahasaterbesar dari segi jumlah penutur. Ia mengalami penyebarannya
yang sangatsignifikan pada masa Islam berkuasa dan menguasai berbagai negara
TimurTengah. Sehingga bahasa Arab memegang peran yang sentral pada pembentukan kosa
kata baru dalam berbagai bahasa seperti bahasa Barbar,Kurdi, Parsi, Swahili, Hindu, Turki
dan sebagainnya
Dalam perkembangannya yang disertai dengan semakin meluasnyawilayah muslim yang
meliputi daerah Arab sendiri bahkan sampai padadaerah non-Arab telah membuat suatu
tabi‟at berbahasa yang berbeda-beda dengan bahasa Arab aslinya. Sebuah kebiasaan
berbahasa yang menimbulkankerancuan dalam mengungkapkan bahasa Arab dalam
komunikasi sehari-hari.Hal tersebut banyak disebabkan oleh adanya perbedaan letak
geografis darisetiap suku dalam wilayah Islam, yang pada dasarnya bahasa Arab
mengacukepada penggunaan dialek Quraisy sebagai standar penggunaan bahasa padawaktu
itu. Perbedaan kebiasaan berbahasa tersebut memunculkan fenomena baru yaitu perbedaan
dialek dalam bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah kami yaitu :
1. Apa pengertian dialek (lahjah) ?
2. Apa saja macam-macam dialek Arab ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan ditulisnya makalah ini adalah agar pembaca maupun penulis mengetahui,
memahami tentang dialek Arab dan macam-macam dialek Arab.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dialek (lahjah)


Secara bahasa dialek berarti bahasa daerah setempat; logat . Dalam bahasa arab
dialek berarti lahjah (‫) لهجة‬. Yakni kebiasaan manusia dalam berucap dengan cara khusus.
Sedangkan secara istilah, lahjah sebagaimanayang dikemukakan oleh Ibrahim Anis adalah :
Yakni kumpulan atau sekelompok dari beberapa sifat atau ciri bahasayang berkembang pada
suatu lingkup tertentu dan bercampur pula segalasifat atau ciri dari masing-masing lingkup
dialek daerah tersebut.
Menurut Hasan Shadily, Dialek (Yunani: dialektos), logat setempat atau sedaerah
yang berbeda dengan bahasa baku (standar), karena kelainan ucapan dan aturan-aturan tata
bahasa. Dialek (‫) لهجة‬menurut Para ahli bahasa Arab adalah bahasa dan huruf yang digunakan
oleh sekelompok orang dalam rumpun tertentu yang menyebabkan adanya perbedaan ucapan
bahkan bacaan antara satu dengan yang lainnya.

B. Macam-Macam Dialek Arab


1. Isthintho‟(‫)االستنطاء‬
Yaitu mengantikan huruf Ain (‫ )العين‬yang di sukun dengan huruf Nun (‫ )نونا‬dan
setelahnya adalah huruf Tha (‫)الطاء‬, contohnya kata (‫ )اعطى‬dibaca (‫ )انطاء‬. Hasan Al-
Bishri dan lbnu Muhaisin membaca Surat al Kautsar sbb.: inna anthoinaaka alkautsar.
Demikian juga membaca sebuah hadits sbb.: Allahumma laa maani 'a limaa anthaita wa
laa munthiya limaa mana 'ta., dan membaca hadits lainnya sbb.: al yad al munthiyatu
khairun min al yadi assuflaa.
Penggantian ain menjadi nun sukun ini tersebar sampai sekarang di beberapa negara
Arab juga masih dipakai di kalangan orang-orang kampung di gurun-gurun Mesir. Secara
geografis, daerah--daerah yang menggunakan dialek ini du]u dan sekarang adalah daerah-
daerah yang dahulunya di]ewati oleh kafilah-kafilah dagang dari Yaman di sebelah
selatan ke arah utara. Kemungkinan besar asal dari dialek ini adalah dari negara Yaman
yang dulunya selalu melakukan perjalanan pada musim panas dan musim dingin.Kalau
kita teliti isthintho' ini bukanlah gejala umum yang berJaku pada setiap 'ain yang
berdekatan dengan tho' tapi khusus untuk kata-kata "A 'tho" dan derivasinya saja.
2. Taltalah
Taltalah adalah gejala bahasa untuk mengkasrahkan huruf mudhoro 'ah. Contohnya:
anaa i 'lamu, nahnu ni 'lamu, anta ti 'lamu dst. Taltalah adalah nama logat kabilah Bahra'
. Akan tetapi pengarang kamus Lisaan al Arab mengatakan bahwa taltalah ini ada pada
mayoritas kabilah Arab. Contoh taltalah ada pada syair Hakim bin Ma‟iyyah ar-Ruba‟iy :
‫يفضلها في حطة و ميطم‬ ‫لى قلت ما في قىمها لم تيثم‬
Artinya: Tidaklah anda berdosa seandainya anda mengatakan bahwa apa yang ada pada
kaumnya lebih utama daripada yang ada pada dirinya baik dalam hal kepangkatan dan
tanda jasa.
Kata tiitsam asalnya ta 'tsamu. Setelah dikasrahkan huruf mudhoro 'ahnya menjadi ti
'tsamu. Kemudian hamzahnya di-tal?fif kan sehingga menjadi tiitsamu.
Fenomena ini adalah fenomena lama dari bahasa Semit yang masih ada dalam bahasa
Arab, Siryaniyah, dan Habasyah. Membaca fathah pada huruf mudhoro 'ah dalam fl 'ii
mudhori' terjadi dalam bahasa Arab kuno. Buktinya, dalam bahasa Semit lainnya tidak
ada dan juga masih adanya pengkasrahan huruf mudhoro'ah dalam dialek dialek bahasa
Arab kuno. Bukti lainnya bahwa fenomena asli dalam bahasa Arab adalah masih adanya
dialek-dialek Arab modem yang menggunakan fenomena ini dalam muhadatsah
yaumiyyah seperti dalam dialek Mesir. Fenomena bahasa Arab kuno ini masih ada dalam
bahasa Fushha yang sekarang seperti dalam kata-kata " ikhaalu" yang asalnya "akhaalu"
artinya: menyangka/mengira.

3. Syansyanah
Istilah ini dinisbatkan kepada dialek Yaman. Syansyanah adalah fenomena
mengganti kaf dengan syiin. Sebagai orang yaman ketika di Arafah ada yang mengatakan
‫ اللهم لثيع‬maksudnya adalah ‫اللهم لثيك‬
Dialek ini masih banyak dipergunakan sampai sekarng di yaman Hadramaut dalam
percakapan harian mereka. Mereka mengatakan, umpamanya : ‫ عليع‬bukan ‫عليك‬
Fenomena ini dalam eberpa sisi hampir sama dengan dialek kaskasyah.

4. Thamt hamaniyyah
Laqab ini dinisbatkan kepada kabilah Thoyyi‟ Uzd dan kabilah-kabilah Himyar di
bagian selatan Jazirah Arabia . Thamthamaniyyah adalaah gejala menganti lam ta‟rif
menjadi mim sukun. Contohnya : ‫ طاب امهىاء و صفا امجى‬asalnya ‫طاب الهىاء و صفا الجى‬
Artinya : udara baik dan cuaca terang/ cerah

5. Aj‟ajalah
'AJ 'aJlah adalah rnengganti ya‟ bertasydid dengan Jim. Contohnya, "al 'asyiyy"
diganti rnenjadi "al 'asyijf'. Dialek itu sering dinisbatkan kepada suku Qudlo'ah . Para
peneliti sebenamya akan menjurnpai bahwa ya’khafijah juga ada yang diganti menjadi
Jim, Contoh: Hujjatii dibaca hujjatij. Dalam sebuah sya'ir dikatakan:
‫ال هم ان قثلت حجتج فال يسال تازل ياتيك تج‬
Sebenarnya yang dinginkan oleh penyair adalah “Hujjatii” dan “ya’tiika
bii”
Ada gejala lain yaitu mengganti jirn dengan ya'. Diriwayatkan dari Bani Tamim
bahwa mereka mengatakan: As-sihriiJ, jamaknya adalah As ShahaariiJ yang artinya
tempat penampungan air (tanki air) diucapkan oleh mereka menjadi as-shihry dan
jamaknya as-shohaari.
Gejala demikian ini masih berlaku sekarang ini di bebeapa kampung di selatan Irak
dan sebagian negara Teluk. Mereka mengucapkan "masJid" menjadi "masyid' dan "daJaf'
menjadi "dayay" Lain dari pada itu kita masih kerap mendengarkan fenornena ini dari
orang-orang Kuwait.

6. „An‟ anah
„Ana‟nah ini dinisbatkan kepada suku Tamim, Qays, Asad dan suku-suku yang
sekitarnya. Namun yang terkenal an‟anah ini dinisbatkan kepada Tamim. An‟anah ini
adalah mengganti hamzahnya “Annah dengan ain . seperti ‫غهد عتك رضىل هللا‬

7. Fahfahah
Fahfahah adalah gejala kebahasaaan untuk menganti ha dengan ain. Dialek ini
dinisbatkan kepda suku Hudzeil. Contoh ayat Al-Quran : ‫ حتى حين‬dibaca dengan ‫عتى‬
‫ حين‬nampaknya gejala ini bukanlah gejala umum, akan tetapi khusus padea kata hattaa
saja, buktinya kata hiin tidak diubah.
Nampaknya gejala ini bukanlah gejala umum, akan tetapi khusus pada kata hauaa
saja, buktinya kata hiin tidak diubah. Pendapat ini dikuatkan oleh ucapan Abu Ubaidah:
Ada suatu Kaum yang merubah ha' dalam kata hatta menjadi 'ain seperti misalnya: ‫قم عتى‬
‫ اتياك‬Abi thayyib al lughawi mengatakan : ‫اصثر عتى اتياك‬
Rabin berkata bahwa kata-kata 'atta diambil dari kata hatta dalam bahasa Arab
dengan 'ada atau 'adaa dalam bahasa Sabaiyah. Pendapat ini sebenarnya hanyalah
perkiraan yang tidak berdasarkan atas dalil atau pun bukti kuat.

8. Qithah‟h
Dialek ini dinisbatkan kepada suku Thayyi ·. Yang dimaksud dengan qith 'ah adalah
memotong suatu kata sebelum huruf akhir. AlKhalil bin ahmad AI Farahidy mengatakan:
al-qith 'ah pada suku Thayyi serupa dengan 'an 'anah pada suku Tamim. Dia mengatakan
‫ يا اتا الحكا‬padahal yang diinginkan adalah: ‫ يا اتا الحكم‬memotong kata sebelum akhir kata.
Jadi qith'ah ini semacam tarkhim, yaitu menghapus huruf terakhir da]am sebuah kata
seperti yang sering di pakai dalam dialek Mesir sekarang.: ‫يا ول‬sebagai ganti kata-kata: ‫يا‬
‫ ول‬. Al Qith'ah sampai sekarang ini masih terdapat pada beberapa kota di Mesir seperti di
propinsi Mahallah Kubro dan sekitarnya, fazirah Bani Nashir, Buhairah, Bani Suwef dsb.
9. Kaskasah
Dialek ini dinisbatkan kepada Kabilah Rabi'ah dan Mudlar juga dinisbatkan kepada
bahasa Rabi'ah dan Mudlar. Dalam kamus Al Muhith disebutkan bahwa gejala kaskasah
adalah dialek Tamim bukan dialek Bakr. Para ahli bahasa berbeda pendapat tentang
definisi kaskasah. Al Mubarrid mengatakan bahwa kaskasah adalah mengganti kaf
dengan syiin. Al Mubarrid berkata: "Adapun suku Bakr telah berselisih dalam
mengartikan kaskasah. Sebagain mereka menggantikan kaf dengan siin dan sebagian lain
membaca harakat kaf muannats ketika waqaf (berhenti) dengan siin. Artinya mereka
menambahkan siin setelah kaf muannats. Seperti ‫اعيتكص‬
10. Kasykasyah
Dialek ini dinisbatkan kepada kabilah Rabi 'ah dan Mudlor. Juga dinisbatkan kepada
Suku Bakar, Bani Amr dan sebagaian suku Asad.Yang dimaksud al kasykasyah adalah
mengganti kaf dengan syiin. Contohnya bapakmu = ‫ اتىك‬dibaca menjadi ‫اتىظ‬
Kasykasyah ini rnasih terdapat sarnpai sekarang di bagian selatan Irak,di Kuwait, Bahrain
dan sebagain kota-kota di Mesir seperti Zaqaziq dsb .

11. Lakhlakhaaniyyah
Yang dimaksud dengan lakhlakhaniyyah adalah kekurang fashihan dalam berbicara
atau beratnya lidah untuk berbicara seperti mengucapkan: ‫ ما غاء هللا كان‬dengan ‫مػا هللا كان‬
Dialek ini dinisbatkan kepada orang-orang Irak yang menduduki daerah lembah sungai
furat.
12. Watam
Dialek ini dinisbatkan kepada kabilah di Yaman. Maksudnya mengganti siin dengan
ta·. Contoh : ‫ اكيات‬sebenarnya ‫اكياش‬
13. Wakam
Dialek ini dinisbatkan kepada kabilah Rabi'ah, sebagian suku Kalb dan Bakr bin
Wail. Wakam adalah membaca kasrah kaf yang ada pada dlomir mukhathabiin (kum)
apabila didahului oleh kasrah atau ya·. Contoh: ‫ تكم و عليكم‬dibaca dengan: Bikim dan wa
'alaikim.
14. Al- Waham
Dialek ini dinisbatkan kepada suku Kalb. Yang dimaksud dengan wahm adalah
mernbaca kasrah ha' yang ada pada dhomir ghoibin muttashil (hum) seperti: ‫منهم عنهم بينهم‬
Dalam bahasa Fushha, harakat asal dlomir ini adalah dlommah kecuali bila jatuh setelah
kasrah pendek atau kasrah panjang atau setelah ya ·. Contoh ‫ بصاحبهم عليهم‬Hal ini
disebabkan aturan asimilasi antara harakat. Fenomena wakam yang ada pada suku
Rabi'ah dan Kalb tidak terjadi pada dhomir hum saja dalarn bahasa Arab fushha tetapi
terjadi juga pada dlomir ghaib (hi) dan ( hunna) atau (huma) dengan syarat dlornir
tersebut didahului kasrah atau ya'
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dialek (‫ ) لهجة‬adalah logat setempat atau sedaerah yang berbeda dengan bahasa baku
(standar), karena kelainan ucapan dan aturan-aturan tata bahasa .
Macam- macam dialek Arab :
1. Dialek Isthintho‟(‫)االستنطاء‬
2. Dialek Taltalah
3. Dialek Syansyanah
4. Dialek Thamt hamaniyyah
5. Dialek Aj‟ajalah
6. Dialek „An‟ anah
7. Dialek Fahfahah
8. Dialek Qithah‟h
9. Dialek Kaskasah
10. Dialek Kasykasyah
11. Dialek Lakhlakhaaniyyah
12. Dialek Watam
13. Dialek Wakam
14. Dialek Al- waham

B. Saran
Melalui makalah ini kami menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai di sini
saja mengali ilmu fiqih lughah terutama tentang dialek dialek arab. Kami harap agar
pembaca terus mengali ilmu dan mengetahui, memahami khususnya tentang fiqih lughah
.Segala saran yang bersifat membangun kami sangat menunggunya untuk perbaikan
kedepanya, akhir kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Ismail,Satori, Acmad.”Mengenal Dialek-Dialek Bahasa Arab”.”Al- Qalam, Vol. 20, no.


98,99(2003).

Anda mungkin juga menyukai