Kadek Liana Widyaswari (2107511002 / 01) Putu Eka Dewi Lestari (2107511042 / 04)
Kadek Liana Widyaswari (2107511002 / 01) Putu Eka Dewi Lestari (2107511042 / 04)
Kadek Liana Widyaswari (2107511002 / 01) Putu Eka Dewi Lestari (2107511042 / 04)
Disusun Oleh:
KELOMPOK 03
UDAYANA
2023
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunianya yang memberikan kesehatan dan kesempatan bagi kami sehingga
dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Putu Ayu
Pramitha Purwanti, S.E.,M.Si. selaku dosen pengajar mata kuliah Ekonomi
Pembangunan Berkelanjutan yang telah memberikan arahan dalam penyelesaian
paper ini. Paper ini disusun dengan harapan memberikan wawasan dan
pengetahuan dalam pembelajaran tentang “Konsep dan Masalah Pencemaran Udara
dan Sumberdaya Air”.
Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dan juga kritik yang
membangun agar nanti paper ini bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kami
berharap paper ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGATAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................23
3.2 Saran.................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dilaksanakan di bidang kedokteran dan ilmu pengetahuan. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan, masyarakat menjadi lebih mampu mencari solusi. Dan banyak
negara telah mengganti kebijakannya dari pendekatan komando dan kontrol dengan
pendekatan insentif ekonomi dalam mengatur kualitas udaranya.
Tidak hanya polusi udara, air pun bisa tercemar. Ketergantungan segala jenis
kehidupan terhadap sumber daya air yang langka ini mengharuskan masyarakat
mengerti akan risiko polusi air dan mengambil tindakan yang tepat untuk
meminimumkan risiko. Tetapi, oleh karena polusi air merupakan eksternalitas,
tindakan pencegahan harusnya melalui intervensi pemerintah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
beserta hak-hak tradisionalnya, seperti hak ulayat masyarakat hukum adat setempat
dan hak-hak yang
5
serupa dengan itu, sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6
Pembuangan limbah; baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.
Polutannya adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
Proses kimia; Semisal pada pemurnian minyak bumi, pengolahan mineral, dan
pembuatan keris. Polutan yang dihasilkan umunya berupa debu, uap dan gas.
Proses pembangunan; Semisal pembangunan gedung-gedung, jalan dan
kegiatan yang semacamnya. Polutannya seperti asap dan debu.
Proses percobaan atom atau nuklir; Polutan yang dihasilkan terutama adalah
gas dan debu radioaktif.
Manusia menjadi penyebab utama dan terbesar terjadinya pencemaran udara.
Belum lagi jika kebakaran hutan, sebagai salah satu penyebab polusi udara terbesar,
dimasukkan sebagai pencemaran udara yang disebabkan oleh manusia. Karena tidak
dapat dipungkiri bahwa sebagian besar kebakaran hutan dan lahan sengaja dilakukan
oleh manusia. (Sumber penyebab pencemaran udara, 2019).
2.2.2 Pencemaran Air
Air sebagai komponen sumber daya alam yang sangat penting maka harus
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Hal ini berarti bahwa
penggunaan air untuk berbagai manfaat dan kepentingan harus dilakukan secara
bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi masa kini dan masa depan.
Untuk itu air perlu dikelola agar tersedia dalam jumlah yang aman, baik kuantitas
maupun kualitasnya, dan bermanfaat bagi kehidupan dan perikehidupan manusia
serta makhluk hidup lainnya agar tetap berfungsi secara ekologis, guna menunjang
pembangunan yang berkelanjutan. Di satu pihak, usaha dan atau kegiatan manusia
memerlukan air yang berdaya guna, tetapi di lain pihak berpotensi menimbulkan
dampak negatif, antara lain berupa pencemaran yang dapat mengancam ketersediaan
air, daya guna, daya dukung, daya tampung, dan produktivitasnya. Agar air dapat
bermanfaat secara lestari dan pembangunan dapat berkelanjutan, maka dalam
pelaksanaan pembangunan perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air (PP No. 82 Tahun 2001).
7
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia.
Menurut PP No. 20 Tahun 1990, pencemaran air adalah masuknya atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang
menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. Berikut adalah
sumber-sumber pencemaran air:
1. Limbah industri: bahan kimia cair maupun padat, dari sisa-sisa bahan bakar
seperti tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang
ditimbun dalam tanah.
2. Penggunaan lahan hijau atau hutan untuk membangun sesuatu.
3. Limbah pertanian.
4. Limbah pengolahan kayu.
5. Penggunakan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut.
6. Rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti
plastik, gelas, kaleng, batu batre, sampah cair seperti detergen dan sampah
organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
2.2.3 Penyebab Pencemaran Air
Penyebab pencemaran air dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber kontaminan
langsung dan dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar
industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah
kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfer berupa
hujan. Pencemaran air juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti:
1. Meningkatnya kandungan nutrient yang mengarah pada eutrofikasi.
2. Sampah organik seperti air selokan menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya
oksigen yang dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
3. Polutan industri seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan
padatan.
8
4. Limbah pabrik yang mengalir ke sungai citarum.
2.2.4 Dampak Pencemaran Air
1. Dampak terhadap kehidupan biota air
Jika terlalu banyak zat pencemaran pada air limbah akan menurunkan kadar
oksigen yang terlarut dalam air. Akibatnya kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen menjadi terganggu dan mengurangi perkembangannya.
Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah
yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat.
2. Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran air pada tanah dapat diukur melalui faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di
Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran
tersebut.
3. Dampak terhadap Kesehatan
Dampak pencemaran air terhadap kesehatan akan menularkan
bermacammacam penyakit antara lain: - Air sebagai media untuk hidup
mikroba pathogen. - Air menjadi sarang serang dan menyebarkan penyakit. -
Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia yang bersangkutan
tak dapat membersihkan diri. - Air sebagai media hidup vektor penyakit.
4. Dampak terhadap estetika lingkungan
Banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan maka perairan
tersebut semakin tercemar yang ditandai dengan bau yang menyengat. Juga
diikuti dengan tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.
(Pencemaran lingkungan: pengertian, penyebab dan dampaknya bagi
lingkungan, 2021).
10
Sangat tidak sehat 200 - 299 Tingkat kualitas udara
dapat merugikan kesehatan
pada beberapa segmen
populasi yang terpapar.
Menunjang Badan air merupakan habitat yang cocok untuk bisa hidup
kehidupan dan berkembang biak bagi jenis ikan tertentu, kerang, dan
organisme air lainnya
Konsumsi ikan Badan air tersedia untuk dikonsumsi bagi populasi ikan tanpa
pencemar yang dapat menimbulkan resiko kesehatan bagi
konsumen .
Persedian air badan air mampu menyediakan air minum yang aman dengan
minum penanganan yang konvensional
13
Rekreasi dan Orang dapat berenang di badan air tanpa resiko kesehatan
berenang kontak yang tidak dikehendaki (seperti kena penyakit yang timbul
pertama dari air karena saluran limbah yang kurang baik.
14
Rekreasi dan Orang dapat melaksanakan aktivitas pada permukaan air
berenang kontak (seperti berperahu) tanpa resiko kesehatan yang tidak
kedua dikehendaki karena sering kontak dengan air.
15
sampler pertama kali dikembangkan di Inggris dengan menggunakan Pb Candle
untuk menyerap polutan sulfur dioksida (SO2) di udara ambien, kemudian dianalisis
di laboratorium untuk mengetahui kadar/konsentrasi sulfur dioksida yang terukur.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka penggunaan Pb dihilangkan dan
diganti dengan bahan kimia yang ramah lingkungan. Metode passive untuk mengukur
mutu udara ambien sampai saat ini masih dipakai dalam pemantauan mutu udara
ambien dan sudah diterapkan di jaringan pemantauan di luar negeri seperti dari
EANET, Jepang, Australia maupun Eropa.
Menurut SOP Pelaksanaan Pemantauan SO2 dan NO2 di udara ambien tahun
2011, metode passive sampler adalah suatu metode yang menggunakan sistem
penyerapan gas secara difusi melalui media yang dipaparkan dalam waktu tertentu
tanpa menggunakan pompa penghisap dengan memanfaatkan sifat fisis gas yang
berdifusi dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Di Indonesia, metode passive sampler sudah digunakan sejak tahun 2008 dan
terintegrasi sejak tahun 2015 dengan jumlah titik pemantauan yang terus bertambah
tiap tahunnya. Beberapa keuntungan pemetaan dengan metode passive sampler
adalah tidak memerlukan energi listrik, biaya murah dan mudah ditempatkan karena
berukuran kecil. Sementara kekurangannya adalah tidak kontinu dan parameter yang
diukur masih terbatas pada NO2 dan SO2. Saat ini Teknik Lingkungan ITB sedang
mengembangkan metode passive sampler untuk bisa memantau parameter PM2,5.
16
air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan masyarakat akibat
kualitas air yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Untuk mencapai kualitas air sesuai persyaratan yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan harus dilakukan pengawasan eksternal dan
pengawasan internal. Pengawasan tersebut dilakukan dengan 2 (dua) cara meliputi
pengawasan berkala dan pengawasan atas indikasi pencemaran. Pengawasan
eksternal berkala untuk air dengan sistem jaringan perpipaan dilakukan di titik
terjauh pada unit distribusi. Pengawasan eksternal berkala untuk depot air minum
dilakukan di unit pengisian gallon/wadah air minum. Pengawasan eksternal berkala
untuk air bukan jaringan perpipaan dilakukan pada setiap sarana pengelolaan air.
Pengawasan internal berkala untuk air dengan sistem jaringan perpipaan
dilakukan di setiap unit produksi dan unit distribusi. Pengawasan internal berkala
untuk depot air minum dilakukan di unit produksi dan unit pengisian gallon/wadah
air minum. Pengawasan internal berkala untuk air bukan jaringan perpipaan
dilakukan di setiap sarana pengelolaan air. Pengawasan eksternal dan pengawasan
internal atas indikasi pencemaran dilakukan pada seluruh unit penyelenggaraan
pengelolaan air dan penyediaan air minum. Dasar penetapan adanya indikasi
pencemaran dapat berasal dari laporan masyarakat, laporan pengelola air, hasil
inspeksi sanitasi, atau laporan pihak lain yang berkompeten.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan NO.
907/MENKES/SK/VII/2002, Pengawasan kualitas air minum dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui kegiatan:
a. Inspeksi sanitasi dan pengambilan sampel air termasuk air pada sumber air baku,
proses produksi, jaringan distribusi, air minum isi ulang dan air minum dalam
kemasan.
b. Pemeriksaan kualitas air dilakukan di tempat/di lapangan dan atau di
laboratorium.
c. Analisis hasil pemeriksaan laboratorium dan pengamatan lapangan.
17
d. Memberi rekomendasi untuk mengatasi masalah yang ditemui dari hasil
kegiatan a, b, c yang ditujukan kepada pengelola penyediaan air minum.
e. Tindak lanjut upaya penanggulangan/perbaikan dilakukan oleh pengelola
penyedia air minum.
f. Penyuluhan kepada masyarakat.
2. Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di 18
bumi tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa, tetapi terperangkap di
atmosfer. Sebenarnya efek rumah kaca ini bisa bermanfaat untuk
kehidupan manusia, namun, jika berlebihan, maka akan menjadikan efek
terhadap iklim dan cuaca yang ada di bumi. Di atas permukaan bumi, efek
rumah kaca bisa terjadi karena sebanyak 25% energi matahari yang masuk
ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25% diserap
awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi. Energi matahari yang telah diabsorpsi akan
dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan juga
permukaan bumi. Namun, energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang
oleh karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer
bumi. Banyaknya CO2 di udara menjadi salah satu faktor terjadinya
pemanasan global. Sebenarnya zat CO2 dibutuhkan dan akan diserap oleh
tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Akan tetapi, karena
semakin menipisnya hutan dan lahan hijau membuat kadar CO2 di
atmosfer tidak terkendali
3. Penggunaan CFC Secara Berlebihan
Chlorofluorocarbon (CFC) adalah suatu bahan kimia yang diproduksi
untuk berbagai kebutuhan peralatan rumah tangga seperti AC atau
pendingin ruangan dan kulkas. Sekitar tahun 1970 zat-zat kimia seperti
(CFC) dan hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sudah menyebabkan adanya
penipisan lapisan ozon. Zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat stabil,
sehingga bisa mencapai stratosfer secara utuh. Ketika zat tersebut berada
di stratosfer, kemudian zat kimia ini diubah oleh radiasi ultraviolet sinar
matahari dan mengeluarkan atomatom klorin perusak ozon. Setelah
lapisan ozon menipis, banyaknya bahaya ultraviolet yang mencapai bumi
bertambah antara lain menyebabkan perubahan ekosistem, kanker kulit,
dan katarak. Pada zaman sekarang, banyak sekali kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi, dan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat
tersebut banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian masyarakat
menggunakan CFC dengan jumlah yang banyak, dan hal ini berlangsung
selama bertahun-tahun, senyawa-senyawa kimia tersebut secara luas
dipakai untuk pendingin ruangan (AC), media pendingin pada lemari es
19
(kulkas), bahan pelarut, dan proses pembuatan plastik.
4. Penggundulan Hutan
Perusakan hutan akan menyebabkan pemanasan global, karena hutan
memiliki fungsi menyerap gas karbondioksida, dan hutan merupakan
penghasil oksigen. Semakin banyak terjadinya penebangan liar atau
penggundulan hutan maka jumlah karbondioksida akan makin banyak,
berkumpul di atmosfer sehingga menyebabkan terjadinya pemanasan global.
Kondisi ini mempunyai arti bahwa oksigen di bumi akan semakin berkurang,
padahal semua makhluk di bumi memerlukan oksigen, sehingga dapat
membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi. Penggundulan
hutan atau deforestasi juga menyebabkan kecepatan perubahan iklim dan
menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati. Deforestasi banyak
disebabkan karena adanya alih fungsi hutan, misalnya adanya berbagai
komoditas pertanian seperti jagung dan kedelai yang memerlukan lahan yang
tidak sedikit. Terjadinya deforestasi akan menambah buruk pemanasan global
karena hutan sebagai penghasil oksigen dan paru-paru dunia ditebangi dan
diganti dengan komoditas pertanian sehingga menyebabkan penipisan lapisan
ozon di atmosfer.
5. Polusi Metana Karena Peternakan, Pertanian, dan Perkebunan
Selain karbodiokasida, unsur yang berperan besar dalam menyebabkan
global warming adalah gas metana. Gas metana yang mempunyai kadar tinggi
dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer bumi sampai sekitar 19,5%.
Pada kadar yang lebih tinggi apabila gas metana bercampur dengan udara,
dapat menyebabkan kebakaran dan ledakan. Sektor pertanian adalah salah
satu penyumbang gas metana, yaitu berasal dari pakan ternak yang umumnya
mengandung gas metana.. Gas metana berasal dari bakteri yang kekurangan
oksigen untuk memecah bahan-bahan organik.. Gas metana mempunyai
20
dampak terhadap pemanasan global lebih besar dibanding gas
karobondioksida. Human Society International (2014) dalam Dzuikhija (2016)
menyatakan bahwa dalam jangka waktu 20 tahun, metana memiliki angka
GWP (Global Warming Potential) setidaknya 25 kali lipat dibanding
karbondioksida. Artinya, gas metana yang dihasilkan oleh kegiatan hasil
peternakan memiliki dampak yang lebih signifikan dibanding gas
karbondioksida yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil.
Sektor peternakan berkontribusi sebanyak 35%- 40% dari total keseluruhan
gas metana secara global. Diperkirakan setiap tahun ada 86 juta ton metana
yang dilepaskan ke atmosfer sebagai hasil dari pencernaan hewan ternak.
Penghasil gas metana adalah peternakan sapi, peternakan kambing dan
domba. (Dzuikhija 2016).
Kegiatan di sektor peternakan selain menghasilkan gas metana, secara
tidak langsung juga bertanggung jawab terhadap emisi gas karbondioksida.
Kegiatan distribusi pakan, ternak, daging, susu, telur dan produk-produk
olahan hasil peternakan membutuhkan bahan bakar fosil yang akan melepas
gas karbondioksida ke atmosfer. Selain itu, perkebunan jagung dan kedelai
yang memerlukan pupuk sehingga mengakibatkan munculnya pabrik-pabrik
pupuk kimia. Dengan adanya pabrik pupuk maka menghasilkan gas rumah
kaca yang dilepas ke atmosfer. Pembakaran bahan bakar fosil alam distribusi
pakan dan komoditas hasil peternakan, serta emisi dari pabrik-pabrik pupuk
tersebut secara tidak langsung merupakan dampak dari industri peternakan.
(Dzuikhija, 2016). Secara garis besar, masalah pada sektor peternakan dan
lingkungan dapat dibagi menjadi empat yaitu adanya metana sebagai hasil
pencernaan secara biologis pada rumen ternak poligastrik, emisi gas
karbondioksida pada proses distribisi pakan dan komoditas hasil peternakan,
deforestasi akibat pembukaan lahan untuk ditanami komoditas bahan baku
pakan ternak, dan emisi gas rumah kaca oleh pabrik pupuk.
6. Boros Penggunaan Listrik
21
Faktor penyebab pemanasan global yang lainnya adalah penggunaan
listrik yang boros. Pemborosan listrik membuat cadangan energi listrik
menjadi semakin menipis karena energi listrik memerlukan pembakaran batu
bara sehingga meningkatkan pemanasan global. Oleh karena itu sebaiknya
pemakaian listrik digunakan secara efisien sesuai dengan keperluan agar tidak
menyebabkan pemanasan global.
7. Polusi Udara Akibat Industri Pabrik
Pertumbuhan pembangunan industri, disamping memberikan dampak
positif, di sisi lain juga memberikan dampak negatif, berupa pencemaran
udara dan kebisingan, baik yang terjadi di dalam ruangan (indoor) maupun di
luar ruangan (outdoor) yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
Industri pabrik menyebabkan banyaknya asap yang yang dihasilkan, dan
dapat mengakibatkan polusi udara yang akan membuat lingkungan tercemar
dan terjadinya pemanasan global. Zat yang keluar dari proses industri berupa
zat yang berbahaya seperti Karbon Monoksida, Hidrokarbon, dan senyawa
lainnya yang dapat membahayakan kesehatan alam dan manusia. Jadi
pengoperasian industri berpotensi menimbulkan dampak terhadap penurunan
kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
8. Sampah Plastik
Menurut penelitian, ketika plastik terkena sinar matahari dan berakibat
rusak mengeluarkan gas metana dan etilena. Gas metana alami atau buatan
dikatakan sebagai penyebab utama perubahan iklim, dan hal ini berhubungan
dengan peningkatan pemanasan global. Sampah yang setiap hari dihasilkan
manusia terutama sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti
styrofoam dan plastic juga menjadi sumber lain dari emisi CO2.
2.6.3 Dampak Pemanasan Global
Pemanasan global telah memicu terjadinya sejumlah konsekuensi yang
merugikan baik terhadap lingkungan maupun setiap aspek kehidupan manusia.
Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
22
1. Mencairnya lapisan es di kutub Utara dan Selatan. Peristiwa ini mengakibatkan
naiknya permukaan air laut secara global, hal ini dapat mengakibatkan sejumlah
pulau-pulau kecil tenggelam. Kehidupan masyarakat yang hidup di daerah
pesisir terancam. Permukiman penduduk dilanda banjir rob akibat air pasang
yang tinggi, dan ini berakibat kerusakan fasilitas sosial dan ekonomi. Jika ini
terjadi terus menerus maka akibatnya dapat mengancam sendi kehidupan
masyarakat.
2. Meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim. Perubahan iklim
menyebabkan musim sulit diprediksi. Petani tidak dapat memprediksi perkiraan
musim tanam akibat musim yang juga tidak menentu. Akibat musim tanam yang
sulit diprediksi dan musim penghujan yang tidak menentu maka musim produksi
panen juga demikian. Hal ini berdampak pada masalah penyediaan pangan bagi
penduduk, kelaparan, lapangan kerja bahkan menimbulkan kriminal akibat
tekanan tuntutan hidup.
3. Punahnya berbagai jenis fauna. Flora dan fauna memiliki batas toleransi
terhadap suhu, kelembaban, kadar air dan sumber makanan. Kenaikan suhu
global menyebabkan terganggunya siklus air, kelembaban udara dan berdampak
pada pertumbuhan tumbuhan sehingga menghambat laju produktivitas primer.
Kondisi ini pun memberikan pengaruh habitat dan kehidupan fauna.
4. Habitat hewan berubah akibat perubahan faktor-faktor suhu, kelembaban dan
produktivitas primer sehingga sejumlah hewan melakukan migrasi untuk
menemukan habitat baru yang sesuai. Migrasi burung akan berubah disebabkan
perubahan musim, arah dan kecepatan angin, arus laut (yang membawa nutrien
dan migrasi ikan).
5. Peningkatan muka air laut, air pasang dan musim hujan yang tidak menentu
menyebabkan meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir.
6. Ketinggian gunung-gunung tinggi berkurang akibat mencairnya es pada
puncaknya.
23
7. Perubahan tekanan udara, suhu, kecepatan dan arah angin menyebabkan
terjadinya perubahan arus laut. Hal ini dapat berpegaruh pada migrasi ikan,
sehingga memberi dampak pada hasil perikanan tangkap.
8. Berubahnya habitat memungkinkan terjadinya perubahan terhadap resistensi
kehidupan larva dan masa pertumbuhan organisme tertentu, kondisi ini tidak
menutup kemungkinan adanya pertumbuhan dan resistensi organisme penyebab
penyakit tropis. Jenis-jenis larva yang berubah resistensinya terhadap perubahan
musim dapat meningkatkan penyebaran organisme ini lebih luas. Ini
menimbulkan wabah penyakit yang dianggap baru.
9. Mengancam kerusakan terumbu karang di kawasan segitiga terumbu karang
yang ada di enam negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Kepulauan Salomon, Papua
Nugini, Timor Leste, dan Philipina.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
25
(Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand), dan DO
(Dissolved Oxygen).
4. Berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, Peruntukan kegunaan air diklasifikasikan ke
dalam 4 kelas yaitu: kelas satu peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, kelas dua peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, kelas tiga peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar dan peternakan, air, dan kelas empat peruntukannya dapat
digunakan untuk mengairi pertanaman.
5. Pemantauan mutu udara ambien dijadikan indikator untuk menentukan
prioritas program pengendalian pencemaran udara yang perlu dilakukan oleh
pemerintah pusat dan daerah . Metode pemantauan mutu udara ambien yang
dilakukan oleh Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara yaitu melalui
metode otomatis kontinyu (AQMS) dan manual (passive sampler).
Pengawasan terhadap air bertujuan mengatur, membina, dan mengawasi
pelaksanaan penggunaan air dalam rangka memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Pengawasan tersebut dilakukan dengan 2 (dua)
cara meliputi pengawasan berkala dan pengawasan atas indikasi pencemaran.
Pengawasan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
6. Pemanasan global (global warming) merupakan suatu fenomena global yang
dipicu oleh kegiatan manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan
bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Penyebab pemanasan global seperti,
polusi udara dari bahan bakar, efek rumah kaca, meningkatnya penggunaan
Chlorofluorocarbon (CFC), pengundulan hutan, polusi metana, boros
penggunaan listrik, polusi asap industri, dan sampah plastik.
26
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dalam penulisan paper ini, yakni:
1. Bagi Mahasiswa, diharapkan melalui penulisan paper ini, mahasiswa dapat
menyempurnakan kembali isi dari materi yang terdapat dalam paper ini dari
segi akademik.
2. Bagi khalayak umum dan masyarakat, diharapkan dapat mengetahui dan
memahami konsep dan masalah pencemaran udara dan sumberdaya air
sehingga dapat mengimplementasikan wawasan yang di dapat dalam
kehidupan ekonomi masyarakat sehari-hari.
27
DAFTAR PUSTAKA
Nehen, I K. 2017. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Denpasar. Udayana
University Press.
28
https://www.researchgate.net/profile/Candra32
Samekto2/publication/265151944_Potensi_Sumber_Daya_Air_di_Indones
ia/links/56b93f1e08ae3b658a88c905/Potensi-Sumber-Daya-Air-
diIndonesia.pdf (Diakses pada 20 September 2022).
29