Project Tugas Akhir Fiok
Project Tugas Akhir Fiok
Project Tugas Akhir Fiok
Olahraga adalah hal penting yang perlu dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat,
kuat dan bugar. Olahraga memiliki banyak manfaat untuk tubuh dimana daya tahan tubuh
akan meningkat sehingga sulit untuk terkena penyakit. Namun, banyak orang yang tidak
menyadari pentingnya berolahraga. Banyak faktor yang membuat orang jarang berolahraga,
setiap orang harusnya memiliki kesadaran dari diri masing-masing. Banyak cara olahraga
yang ada, dimulai dari olahraga ringan seperti lari, senam, dll. Dan juga olahraga berat
seperti angkat beban, bela diri, dll. Olahraga sendiri juga dapat dilakukan secara personal
atau pun massal.
Olahraga massal adalah bentuk kegiatan olahraga yang dapat dilakukan oleh sejumlah
besar orang secara bersamaan atau yang biasa disebut sebagai olahraga masyarakat yang
hakekatnya adalah olahraga kesehatan, sebab dalam melakukan kegiatan olahraga tersebut
hanya satu tujuannya yaitu memelihara atau meningkatkan kesehatan. Olahraga masyarakat
atau olahraga kesehatan dengan demikian merupakan bentuk olahraga yang dapat
mewujudkan kebersamaan dan kesetaraan dalam berolahraga, oleh karena pada olahraga itu
tidak ada tuntutan keterampilan olahraga tertentu. Dengan demikian maka kesehatan
olahraga merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera sosial (sehat sosial = kebugaran
sosial).
B. KESEHATAN OLAHRAGA
Kesehatan olahraga adalah Olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk meningkatkan
derajat Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi
juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam
peri kehidupannya sehari-hari (Sehat dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan
rekreasi dan/ atau mengatasi keadaan gawat-darurat. Kesehatan olahraga meningkatkan
derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi
tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga dapat mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat.
Malas berolahraga dapat mengundang penyakit. Tidak berolahraga hanya menelantarkan diri.
Kesibukan, keasyikan dan kehausan dalam kehidupan Duniawi, sering menyebabkan
orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang berbagai penyakit non-
infeksi (penyakit bukan oleh karena infeksi), di antaranya yang terpenting adalah penyakit
jantung-pembuluh darah (penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Hal ini banyak
dijumpai pada kelompok usia madya, tua dan lanjut, khususnya yang tidak melakukan
Olahraga dan/ atau tidak menjalankan pola hidup sehat. Olahraga adalah kebutuhan hidup
bagi orang yang mau berpikir. Bukan Allah menganiaya manusia, tetapi manusia menganiaya
dirinya sendiri, Bila olahraga sudah menjadi kebutuhan, maka mereka akan merasa rugi
manakala tidak dapat melakukan Olahraga, misalnya karena hujan.
Konsep kesehatan olahraga adalah Padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30
menit tanpa henti), ade kuat, massal, mudah, murah, dan meriah (bermanfaat dan aman).
Massal yaitu Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi sosial, Jadi
kesehatan olahraga membuat manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat
seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO. Adekuat artinya cukup, yaitu cukup dalam waktu (10-
30 menit tanpa henti) dan cukup dalam intensitas. Dalam hal olahraganya berbentuk berjalan,
maka intensitas berjalannya hendaknya seperti orang yang berjalan tergesa-gesa, tetapi tentu
sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Kesehatan olahraga dapat dilaksanakan secara massaal misalnya : jalan cepat atau lari
lambat (jogging), senam aerobik, senam pernafasan dan olahraga-olahraga massaal lain yang
sejenis. Senam aerobik sangat baik oleh karena dapat menjangkau seluruh sendi dan otot-otot
tubuh, di samping juga merangsang otak untuk berpikir, karena Peserta harus memperhatikan
dan segera menirukan gerak instruktur yang selalu berubah tanpa pola, sehingga gerakan-
gerakannya tidak dapat dihafalkan. Bila Peserta sudah hafal, maka rangsangan terhadap
proses berpikir menjadi berkurang.
Kesehatan olahraga memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi akan lebih
menarik, semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah) apabila dilakukan secara
berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan dan sarana untuk meningkatkan
kesejahteraan Sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan sesamanya,
sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan
yang disebabkan oleh adanya perbedaan status intelektual dan sosial-ekonomi para
pelakunya. Dampak psikologis yang sangat positif dengan diterapkannya kesehatan olahraga
adalah rasa kesetaraan dan kebersamaan di antara sesama pelaku, oleh karena mereka semua
merasa dapat dan mampu melakukan kesehatan olahraga dengan baik secara bersama-sama.
Intensitas latihan adalah besarnya beban latihan yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu. Untuk mengetahui suatu intensitas latihan atau pekerjaan adalah dengan mengukur
denyut jantungnya. Cara mengukur intensitas ini adalah, “Intensitas latihan dapat diukur
dengan berbagai cara, yang paling mudah adalah dengan cara mengukur denyut jantung
(heart rate)”. Katch dan Mc Ardle yang dikutip oleh menjelaskan:
1. Intensitas latihan dapat diukur dengan cara menghitung denyut jantung/nadi dengan
rumus: denyut nadi maksimum (DNM) = 220 – umur (dalam tahun). Jadi seseorang yang
berumur 20 tahun, DNM-nya = 220 – 20 = 200.
2. Takaran intensitas latihan
a. Untuk olahraga prestasi: antara 80%-90% dari DNM. Jadi bagi atlet yang berumur 20
tahun tersebut takaran intensitas yang harus dicapainya dalam latihan adalah 80%-90% dari
200 = 160 sampai dengan 180 denyut nadi/menit.
b. Untuk olahraga kesehatan : antara 70%-85% daari DNM. Jadi untuk orang yang
berumur 40 tahun yang berolahraga menjaga kesehatan dan kondisi fisik, takaaran intensitas
latihannya sebaiknya adalah70%-85% kaali (220 – 40), sama dengan 126 s/d 153 denyut
nadi/menit. Angka-angka 160 s/d 180 denyut nadi/menit dan 126 s/d 153 denyut nadi/menit
menunjukan bahwa atlet yang berumur 20 tahun dan orang yang berumum 40 tahun tersebut
berlatih dalam training sensitive zone, atau secara singkat biasanya disebut training zone.
c. Lamanya berlatih di dalam training zone:
- Untuk olah raga prestasi: 45 – 120 menit.
- Untuk olahraga kesehatan: 20 – 30 menit.
PSIKOLOGI OLAHRAGA
Psikologi Olahraga adalah Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam aktivitas
olahraga, dalam olahraga terdapat banyak gejala-gejala yang timbul pada kejiwaan
atlettersebut, gejala ini banyak timbul karena dalam olahraga prestasi terdapat kompetisi
yangmembuat semua atlit bersaing ketat untuk mendapatkan juara. Pentingnya pemanfaatan
ilmu psikologi dalam olahraga didasari fakta bahwa ada 3 unsur yang menentukan
keberhasilan seorang atlet atau sebuah tim dalam sebuah pertandingan, yaitu; fisik, teknik dan
mental. Faktor fisik dan mental adalah dua faktor dalam tubuh manusia yang selalu akan
saling mempengaruhi. Orang yang sakit secara fisik akan mempengaruhi kondisi mental,
begitu juga sebaliknya. Ada banyak unsur dalam mental seorang atlet yang menentukan
keberhasilan sebuah pertandingan, diantaranya adalah motivasi, kepercayaan diri, kecemasan,
leadership dan sebagainya. Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang
untuk melakukan sesuatu sebagai usaha dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang kuat
menunjukkan bahwa dalam diri orang tersebut tertanam dorongan kuat untuk dapat
melakukan sesuatu. Ditinjau dari fungsi diri seseorang, motivasi dapat dibedakan antara
motivasi yang berasal dan luar (ekstrinsik) dan motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri
(intrinsik). Dengan pendekatan psikologis diharapkan atlet dalam setiap penampilannya dapat
memperlihatkan motivasi yang kuat untuk bermain sebaik-baiknya, sehingga dapat
memenangkan pertandingan. Dalam melakukan suatu aktivitas atau kegiatan banyak faktor
yang terlibat didalamnya. Salah satu faktor yang berperan dalam pencapaian hasil yang
optimal dalam melakukan suatu aktivitas yaitu motivasi. Motivasi merupakan suatu dorongan
atau dukunganyang dapat membuat seseorang menjadi semangat dalam melakukan suatu
aktivitas atau kegiatan. Biasanya motivasi yang diberikan orang lain dapat menyebabkan
seseorang menjadi sangat bersemangat dan antusias dalam mewujudkan apa yang menjadi
keinginan orang tersebut. Hal tersebut terjadi karena ketika ada orang yang memberikan
motivasi kepada orang lain maka orang yang diberikan motivasi merasa ada yang mendukung
dan mendorong untuk melakukan hal yang menjadi keinginan orang itu.
Dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa : ”motivasi olahraga” adalah
keseluruhan daya penggerak (motif–motif) didalam diri individu yang menimbulkankegiatan
berolahraga, menjamin kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki. Olahraga digemari anak–anak, pemuda dan para orang
tua karena memiliki daya tarik untuk mengembangkan berbagain kemampuan, menumbuhkan
harapan–harapan, memberikan pengalaman yang membanggakan, meningkatkan kesehatan
jasmani, dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan praktis dalam kehidupan sehari–hari
dan sebagainya. Melalui olahraga para pemuda mendaptakan kesempatan yang luas untuk
mengembangkan kemampuan, mendapatkan pengakuan dan popularitas, menemukan teman–
teman baru serta pengalaman bepergian dan bertanding yang mendatangkan kegembiraan
dankepuasan. Olahraga merupakan aktivitas yang unik, dimana sermua memerlukan
hubungan yang harmonis dan ideal antara proses berfikir, emosi dan gerakan. Kompetisi
menimbulkan keadaan penuh stres dan dapat menimbulkan kecemasan atau anxiety, serta
tantangan untuk mengatasi berbagai perasaan, dengan berolahraga timbul bermacam-macam
dorongan untuk bertindak sebaik baiknya yang merupakan sebagian dorongan untuk
mengembangkan diri sendiri atau ”self – improvement”.
4. Jenis Motivasi
Motivasi olahraga dapat dibagi atas motivasi primer dan sekunder, dapat pula atas
motivasi biologis dan sosial. Namun banyak ahli membagikannya atas dua jenis, intrinsik dan
ekstrinsik.
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam yang menyebabkan individu
berpartisipasi. Dorongan ini sering dikatakan dibawa sejak lahir, sehingga tidak dapat
dipelajari. Atlet yang punya motivasi intrinsik akan mengikuti latihan peningkatan
kemampuan atau ketrampilan, atau mengikuti pertandingan, bukan karena situasi buatan
(dorongan dari luar), melainkan karena kepuasan dalam dirinya. Bagi atlit tersebut, kepuasan
diri diperoleh lewat prestasi yang tinggi bukan lewat pemberian hadiah, pujian atau
penghargaan lainnya. Atlit ini biasanya tekun, bekerja keras, teratur dan disiplin dalam
menjalani latihan serta tidak menggantungkan dirinya pada orang lain.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar diri individu yang
menyebabkan individu beradaptasi dalam olahraga. Dorongan ini barasal dari pelatih,
guru,orngtua, bangsa atau berupa hadiah, sertifikat, penghargaan atau uang. Motivasi
ekstrinsik itu dapat dipelajari dan tergantung pada besarnya nilai penguat itu dari waktu ke
waktu. Ini dapat karena mempertaruhkan nama bangsa dan negara, karena hadiah besar,
karena publikasi lewat media massa. Dorongan yang demikian ini biasanya tidak bertahan
lama. Perubahan nilai hadiah, tiadanya hadiah akan menurunkan semangat dan gairah
berlatih. Kurangnya kompetisi menyebabkan latihan kurang tekun, sehingga prestasinya
merosot. Motivasi ekstrinsik dalam olahraga meliputi juga motivasi kompetitif, karena
motifuntuk bersaing memegang peranan yang lebih besar daripada kepuasan karena telah
berprestasi baik. Kemenangan merupakan satu-satunya tujuan, sehingga dapat timbul
kecenderungan untuk berbuat kurang sportif atau kurang jujur seperti licik dan curang. Atlet-
atlet yang bermotifasi ektrinsik, sering tidak menghargai orang lain, lawannya, atau peraturan
pertandingan. Agar dapat menang, maka ia cenderung berbuat hal-hal yang merugikan,seperti
memakai obat perangsang, mudah dibeli atau disuap. Motivasi ekstrinsik biasa didefinisikan
motivasi yang datang dari luar individu. Dengan kata lain, motivasi yang dimiliki seseorang
tersebut dikendalikan oleh objek-objek yang berasal dari luar individu. Contoh-contoh
motivasi yang bersifat ekstrinsik adalah hadiah, trofi, uang, pujian, dan sebagainya.
Motivasi sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia karena setiap manusia
memiliki keinginan dan tujuan dalam hidupnya. Oleh karena itu, untuk mencapai keinginan
dan tujuannya itulah maka diperlukan adanya energi pendukung dan pendorong yang disebut
dengan motivasi. Motivasi sangat berperan dalam seluruh aspek kehidupan manusia baik
dalam belajar, bekerja, berlatih dan masih banyak lagi kegiatan dimana salah satu faktor
pendukungnya adalah motivasi itu sendiri. Dalam dunia olahraga motivasi juga menjadi hal
yang penting khususnya bagi atlet. Atlet yang berlatih dengan giat dan teratur memiliki
tujuan dan keinginan menjadi juara atau pemenang di cabang yang mereka geluti. Untuk
mencapai tujuan tersebut bukan hanya teknik, fisik, taktik yang bagus, namun seorang atlet
harus memiliki motivasi yang dapat menjadikan dirinya antusias dalam meraih tujuannya
tersebut. Dalam melakukan suatu pekerjaan motivasi akan menentukan seberapa besar usaha
yang akan dilakukan dalam memperoleh hasil yang maksimal. Jika seseorang memiliki
motivasi yang tinggi maka usaha yang akan dilakukannya juga akan maksimal sedangkan
orang yang memiliki motivasi yang rendah maka usaha yang dilakukan untuk mencapai
tujuannya juga tidak akan maksimal. Sama halnya dengan seorang atlet, jika seorang atlet
mengalami kejenuhan pada masa latihan maka latihan yang dilakukan tidak akan maksimal.
Pada saat itulah sangat diperlukan penyemangat atau energi pendukung yaitu motivasi. Pada
dasarnya motivasi tidak hanya diberikan ketika terjadi kejenuhan atau kebosanan ketika
berlatih, karena jika dilihat dari penjelasan di atas bahwa selalu ada motif ketika seseorang
akan melakukan suatu pekerjaan. Motivasi ini bisa diberikan sesuai dengan kebutuhan tanpa
harus menunggu adanya permasalahan. Sama halnya dengan seorang atlet, pelatih ataupun
orang-orang yang berkecimpung di dalam organisasi olahraga juga memiliki tujuan-tujuan
yang harus dicapai. Membangun motivasi bukanlah hal yang mudah karena tidak setiap orang
bias dimotivasi dengan cara yang sama sehingga diperlukan orang yang sangat mengerti
haltersebut yang biasanya sering disebut sebagai motivator. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa motivasi yang datang dari dalam diri sendiri (intrinsik) dan motivasi yang
datang dari luar diri seseorang (ekstrinsik). Motivasi intrinsik biasanya muncul dari dalamdiri
atlet tersebut seperti keinginan, harapan, tujuan yang ingin dicapainya sedangkan motivasi
yang ekstrinsik muncul dari lingkungan dimana atlet tersebut berlatih, pelatih,keluarga,
teman bahkan yang akan menjadi lawan dalam pertandingan juga dapat menjadi sebuah
motivasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan faktor penting
dalam kehidupan manusia.