Bimbel UKAI Seri Farmasi Industri
Bimbel UKAI Seri Farmasi Industri
Bimbel UKAI Seri Farmasi Industri
“SEDIAAN SOLID”
apt. Maria Astisary Maltus, S.Farm
Nomor 1
Seorang Apoteker sedang melakukan evaluasi tablet Allupurinol. Pengujian apa yang
harus dilakukan, jika ingin mengetahui berapa kecepatan pelarutan obat pada waktu
tertentu. Pada waktu tertentu sampel diambil dan diukur kadarnya dengan
menggunakan spektrofotometri UV. Metode evaluasi apakah yang dimaksud ?
a. Waktu Hancur
b. Kerapuhan
c. Daya alir
d. Disolusi
e. Volume terpindahkan
Jawaban : D Disolusi
• Disolusi atau transfer massa merupakan suatu prosedur yang melibatkan
pergerakan partikel dari padatan menjadi larutan dimana partikel tersebut
masuk kedalam pelarut. Disolusi menggambarkan proses kinetika dan laju
disolusi menunjukkan jumlah obat yang dilepaskan selama waktu tertentu
yang menunjukkan kinerjanya(Susanti,Ike 2019).
Nomor 2
Seorang apoteker dibagian litbang akan mengembangkan formula tablet asam
mefenamat 500 mg. Sebagai evaluasi sediaan ditentukan dengan Hausnerr Ratio.
Parameter apakah yang ingin diketahui dari evaluasi tersebut?
a. Distribusi ukuran partikel
b. Kompaktibilitas
c. Laju Alir
d. Kekerasan Tablet
e. Jumlah kadar dalam sediaan
Jawaban :C. Laju Alir
• Laju alir granul memegang peranan penting dalam pengisian granul ke dalam die (ruang
kompresi). Granul yang tidak dapat mengalir dengan baik tidak bisa mengisi ruang cetak
secara maksimal dan konstan sehingga tablet yang dihasilkan akan memiliki keseragaman
bobot yang kurang baik. Laju alir granul yang baik adalah berkisar antara 4-10 gram/detik.
Granul yang mengalir baik akan dapat mengisi ruang cetak secara terus menerus, konstan
dan maksimal sehingga tablet yang dihasilkan dapat memenuhi keseragaman bobot yang
baik (Lachman et al., 1994).
Nomor 3
Pabrik A akan membuat tablet ketoprofen 100 mg, setelah dicetak hasil tablet
terdapat pada gambar. Disebur apakah peristiwa tersebut ?
a. Motling
b. Sticking
c. Capping
d. Laminating
e. Picking
Jawaban : C. Capping
Capping : Istilah capping digunakan ketika bagian atas atau bawah tablet
terpisah secara horizontal baik sebagian menjauh dari badan utama atau
sepenuhnya untuk membentuk penutup ketika dikeluarkan dari mesin cetak
atau selama proses pembuatan. Capping terjadi ketika udara terperangkap di
dalam tablet selama kompres.
• Mottling : keadaan dimana distribusi warna tablet tidak merata dengan terdapatnya
bagian-bagian terang dan gelap pada permukaan yang seragam
W0
Keterangan :
F = Persen Friabilitas
W0 = Bobot Awal
W1 = Bobot Setelah Pengujian
= 1,5717 %
Nomor 6
Seorang apoteker sedang menguji daya alir dengan memasukan 50 gram granul asam
mefenamat ke dalam alat uji lajur alir granul. Waktu yang diperlukan untuk granul
tersebut mengalir adlah 6,26 detik. Berapa nilai kecepatan alir dari granul asam
mefenamat tersebut ?
a. 0,125 g/det
b. 8 g/det
c. 43,75 g/det
d. 56,26 g/det
e. 312,5 g/det
Jawaban : B 8g/det
• Rumus Uji Kecepatan Alir : Bobot atau gram
Waktu detik
Jadi, 50 gram = 7, 987 g/detik atau di bulatkan menjadi 8 g/detik
6,26 detik
Nomor 7
Pada pembuatan tablet glibenklamid dengan teknik granulasi basah, seorang apoteker
melakukan pengujian kerapatan mampat dan kerapatan curah granul dengan menimbang
sebanyak 100 g granul dan dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 mL dan diperoleh volume
granul 97 mL, kemudian gelas ukur diketuk-ketuk hingga volume akhir 78 mL. Berapakah
kerapatan curah granul (g/mL) tersebut ?
a. 2,57
b. 2,86
c. 0,25
d. 1,28
e. 1,03
Jawaban : E. 1,03 g/mL
Bulk density/ BJ Nyata/BJ Curah:
Bobot
V0
= 100 gram
97 mL
= 1,03 g/mL (Farmakope Indonesia ed. III)
Nomor 8
Seorang Apoteker di bagian QC akan melakukan evaluasi keseragaman sediaan dari
tablet dengan bobot 50 mg yang mengandung zat aktif Cetirizin 10 mg. Jenis evaluasi
apa yang perlu dilakukan untuk mengetahui pemenuhan persyaratan keseragaman
sediaan dari tablet tersebut ?
a. Uji keragaman bobot
b. Uji keseragaman bobot
c. Uji kekerasan tablet
d. Uji keseragaman kandungan
e. Uji waktu hancur
Jawaban : D. Uji keseragaman kandungan
• Uji keseragaman kandungan untuk tablet yang mengandung zat aktif kurang
dari 25 mg yang merupakan kurang dari 25% terhadap bobot tablet.
Farmakope Indonesia ed III
Nomor 9
Seorang Apoteker melakukan pembuatan asetosal dengan karakteristik bahan
berbentuk kristal dan memiliki index kompresibilitas <10 (kategori baik) dan tidak kuat
lembab. Jika akan dibuat sediaan tablet, metode apa yang paling cocok ?
a. Granulasi basah
b. Semi granulasi
c. Granulasi kering
d. Kombinasi
e. Kempa langsung
Jawaban : E. Kempa Langsung
- Granulasi Kering (slugging) : Bahan aktif dan bahan pengisi harus memiliki sifat
kohesif, Higroskopisitas tinggi, Sifat alir buruk , Cocok terhadap bahan yang tidak
tahan panas
- Granulasi Basah (wet granulation): Kompresibilitas tinggi, Higroskopisitas rendah ,
Cocok terhadap bahan yang tahan panas
- Kempa Langsung : Kompresibilitas tinggi, Cocok terhadap bahan yang tidak tahan
panas, Higroskopisitas rendah, Keuntungannya waktu hancur dan disolusi lebih
baik karena tidak ada bahan pengikat
Sumber: Ansel, Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi ke empat.
Jakarta: UI Press (hal : 261-272)
Nomor 10
Sebuah industry farmasi akan memproduksi tablet ibuprofen yang akan dibuat dengan
metode granulasi basah. Granul yang diperoleh sebanyak 13 kg (kadar air 1%) dan
akan dicetak menjadi tablet dengan bobot 450 mg. Berapa jumlah tablet ibuprofen
yang dapat dihasilkan ?
a. 17.400 tablet
b. 40.700 tablet
c. 28.600 tablet
d. 41.800 tablet
e. 39.600 tablet
Jawaban : C. 28600 tablet
13 kg= 13.000 gram = 13.000.000 mg
1/100 x 13.000 gram = 130 gram
13.000 gram- 130 gram= 12.870 gram
12.870 gram=12.870.000 mg
12.870.000 mg/ 450 mg= 28.600 tablet
Nomor 11
Sebuah industry farmasi akan membuat obat natrium diklofenak 50 mg dan akan
dilakukan setting alat agar mendapatkan kekerasan yang diinginkan yaitu sekitar 8 N.
Bagian alat apakah yang dimaksud ?
a. Dies
b. Punch atas
c. Punch bawah
d. Hopper
e. Shoe
Jawaban : B. Punch Atas
Pengaturan kekerasan dipengaruhi oleh upper punch atau alat untuk mengempa
granul, sedangkan untuk lower punch atau punch bawah untuk mengeluarkan
tablet yang telah dicetak (Lachman,1989).
Nomor 12
Suatu industri farmasi akan membuat tablet ranitidin 150 mg. Akan dilakukan uji
kerapuhan sebanyak 20 tablet. Bobot awal sebelum diuji 4000 mg, setelah diuji bobt
tablet menjadi 3960 mg. berapakah persen kerapuhan tablet tersebut?
a. 0.5
b. 1.0
c. 1.01
d. 3.75
e. 4.00
Jawaban
• % Friabilitas = ((4000-3960)/4000) x 100% = 1%
Seorang apoteker di industri farmasi akan membuat sediaan tablet hisap untuk penurun panas
dengan formula asetosal 81 mg, PVP 2 %, talkum 2 %, aerosil 2 %, aspartam 2 % dan laktosa.
Bobot tablet tersebut adalah 250 mg dan satu bets produksi menghasilkan 3.000 tablet. Berapakah
jumlah asetosal yang harus ditimbang dalam 1 kali siklus produksi?
a. 183 g
b. 240 g
c. 210 g
d. 243 g
e. 213 g
Jawaban : D. 243 mg
• 81 mg = 0,081 g
• Asetosal = 0,081 g x 3000 tablet = 243 g
Nomor 19
Suatu industri Farmasi akan memproduksi tablet parasetamol sebanyak 175.000 tablet/batch
dengan bobot + 600 mg/tablet dan kandungan zat aktif 500 mg/tablet. Industri farmasi
tersebut akan membuat formula tablet parasetamol dalam 1 hari sebanyak 1 batch yang terdiri
dari 2 lots. Berapa parasetamol yang harus ditimbang dalam tiap lots?
a. 175.000 g
b. 52.500 g
c. 105.000 g
d. 43.750 g
e. 87.500 g
Jawaban : d. 43.750 g
• 1 batch = 175000
• 1 batch terdiri dari 2 lots : 175000 / 2 = 87.500 lots
• Paracetamol : 500 mg x 87500 = 43.750.000 mg ~ 43.750 g
Nomor 20
Sebuah industri farmasi akan melakukanpenetapan kadar ibuprofen 200 mg dengan
menggunakan spektrofotometriUV-Vis. Tablet digerusdan dilarutkandalam 250 ml air.
Dipipet 1 ml danditambah air hingga 50ml. Absorbansiyang diperoleh 0,6 dengan
persamaanregresi y = 0,1x –1. Berapa persen kadar yang diperoleh?
a. 95%
b. 97,5%
c. 100%
d. 102%
e. 103%
Jawaban : C. 100%
• y = 0,1x – 1
• 0,6 = 0,1x – 1
• X = (0,6+1)/0,1= 16 mcg/ml
• %Kadar = (16 mcg/ml x 50 x 250 ml) = 200.000/ 200.000 mcg x100% =
100%
Sekian dan Terima kasih
Semoga one shoot UKAI semuanya