Teks tersebut membahas tentang kaitan antara Pancasila dengan pendidikan di Indonesia. Pancasila merupakan dasar pandangan hidup bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila yang menjadi pedoman bagi masyarakat. Pendidikan berperan menanamkan dan mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Profil pelajar Pancasila yang terdiri dari enam dimensi digunakan sebagai acuan untuk membangun karakter serta kompetensi
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan3 halaman
Teks tersebut membahas tentang kaitan antara Pancasila dengan pendidikan di Indonesia. Pancasila merupakan dasar pandangan hidup bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila yang menjadi pedoman bagi masyarakat. Pendidikan berperan menanamkan dan mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Profil pelajar Pancasila yang terdiri dari enam dimensi digunakan sebagai acuan untuk membangun karakter serta kompetensi
Teks tersebut membahas tentang kaitan antara Pancasila dengan pendidikan di Indonesia. Pancasila merupakan dasar pandangan hidup bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila yang menjadi pedoman bagi masyarakat. Pendidikan berperan menanamkan dan mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Profil pelajar Pancasila yang terdiri dari enam dimensi digunakan sebagai acuan untuk membangun karakter serta kompetensi
Teks tersebut membahas tentang kaitan antara Pancasila dengan pendidikan di Indonesia. Pancasila merupakan dasar pandangan hidup bangsa Indonesia yang terdiri dari lima sila yang menjadi pedoman bagi masyarakat. Pendidikan berperan menanamkan dan mewariskan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda. Profil pelajar Pancasila yang terdiri dari enam dimensi digunakan sebagai acuan untuk membangun karakter serta kompetensi
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 3
Koneksi Antar Materi Topik 4
Pancasila merupakan dasar pandangan hidup rakyat Indonesia yang di dalamnya
memuat lima dasar yang di dalam isinya merupakan jatidiri bangsa Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila menggambarkan tentang pedoman hidup bernbangsa dan bernegara bagi manusia Indonesia seluruhnya dan seutuhnya. Suatu masyarakat atau bangsa menjadikan filsafat sebagai suatu pandangan hidup yaitu merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa tersebut, tanpa terkecuali aspek pendidikan. Filsafat yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa, sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat tersebut. Pendidikan sebagai suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin supaya pendidikan dan prosesnya efektif, maka dibutuhkan landasan-landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaan pembinaan. Entitas dan Identitas Pancasila ini perlu dikenalkan dan menjadi pedoman hidup sehari- hari untuk seluruh elemen masyarakat khususnya peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Peserta didik perlu terlibat dalam implementasi pendidikan yag menghargai pluralitas atau keberagaman salah satunya dengan perwujuduan Profil Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan Pendidikan nasional. Profil pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta didik. Profil pelajar Pancasila harus dapat dipahami oleh seluruh pemangku kepentingan karena perannya yang penting. Profil ini perlu sederhana dan mudah diingat dan dijalankan baik oleh pendidik maupun oleh pelajar agar dapat dihidupkan dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan pertimbangan tersebut, profil pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bergotong-royong, 4) berkebinekaan global, 5) bernalar kritis, dan 6) kreatif. Perjalanan pendidikan Indonesia mengalami peningkatan dari masa ke masa. Pergantian kurikulum dari tahun 1947 sampai sekarang membawa perubahan yang signifikan terhadap sudut pandang Pendidikan Indonesia bagi guru dan masyarakat pada umumnya. Pendidikan sebelum terbentuknya paradigma baru kurikulum merdeka menjadikan peserta didik sebagai object of transfer knowladge. Artinya, peserta didik adalah objek sasaran yang memperoleh transfer pengetahuan dari guru. Hal ini menimbulkan beberapa kontradiksi dalam dunia pendidikan. Peserta didik seakan-akan dibatasi dalam mengeksplorasi pengetahuannya secara mandiri. Peserta didik memiliki wadah yang minimalis untuk mengonstruksi pemahamannya. Namun setelah implementasi kurikulum merdeka ini, pandangan guru terhadap pendidikan dan pengajaran semakin terbuka. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Adapun aktivitas pembelajaran berpusat pada peserta didik. Guru tidak lagi melakukan transfer ilmu pengetahuannya kepada peserta didik seperi sistem yang lama. Sistem pendidikan paradigma baru ini mengimplementasikan pendidikan yang berorientasi pada peserta didik dan memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menigkatkan kompetensinya secara lebih merdeka. Menurut Ki Hadjar Dewantara mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan peserta didik dalam segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani dan rohani. Ki Hadjar dewantara memandang pendidikan untuk memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki peserta didik secara lahir maupun batin untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara peran guru terhadap peserta didik adalah sebagai fasilitator untuk mengembangkan kompetensi sesuai kodrat yang dimiliki peserta didik. Menuntun kodrat peserta didik disesuaikan dengn perkembangan zaman yang ada (kodrat zaman) supaya relevan dengan tingkat perkembangan fisiologis, kognitif maupun mentl peserta didik. Guru dalam menuntun kekuatan kodrat peserta didik juga senantiasa memberikan penanaman budi pekerti yang baik dalam setiap proses pembelajaran. Masyarakat Indonesia memiliki ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain. Ciri ini menjadi identitas mutlak manusia Indonesia.Manusia Indonesia memiliki banyak keberagaman ras, suku, etnik, bahasa, kebudayaan dan lain sebagaianya. Pancasila semoga fondasi dan pedoman kehidupan supaya senantiasa menghargai dan melestarikan kebergaman yang ada. Perwujudan dari profil pelajar pancasila adalah adanya P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang dilakukan oleh peserta didik pada sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka. Proyek P5 sebagai perwujudan nyata penanaman nila-nilai pancasila kepada peserta didik sebagai penegasan entitas dan identitas pancasila sebagai fondasi pendidikan di Indonesia. Melalui pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila diharapkan generasi muda bangsa Indonesia mampu mengembangkan life skill untuk kemajuan bangsa. Pendidikan dalam bingkai nilai-nilai filsafat Pancasila membentuk karakter dan keterampilan pribadi yang unggul, karakter akademis yang rasional dan kolaboratif, karakter religius yang menyatukan keragaman, karakter sosial yang empatik dan kesatuan dari keanekaragaman agama, keyakinan, budaya, etnis, kearifan lokal, pulau dan wilayah geografis.