Askeb Bulin
Askeb Bulin
Askeb Bulin
Disusun oleh:
Kelompok Merangin
Nama NIM
Tanggal……………………
Disusun oleh:
Kelompok Merangin
Nama NIM
Menyetujui,
Disusun oleh :
Kelompok Merangin
Nama NIM
Pada tanggal……….20…...........
Mengetahui,
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Dan Bbl Fisiologis Pada Ny. Y Umur 28 Tahun
G2p1a0 Uk 39+2 Minggu Dengan Persalinan Normal Di Pmb Rezki Andriyani”, dalam
kesempatan ini penulis menghanturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada dosen pembimbing ibu Febrinati Rifdi, SSIT, M. Biomed, dan
lapangan pembimbing lapangan ibu Surani, S.ST, Bdn yang telah membimbing selama
ini.
Penulis juga mengakui bahwa dalam proses penulisan laporan ini, masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian penulis
Penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan kritik
dan saran yang membangun guna perbaikan dan penyempurnaan laporan ini dikemudian
hari.
Akhirnya penulis berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Dan dapat memberikan kontribusi yang positif serta bermakna dalam proses perkuliahan
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan suatu
negara, termasuk Indonesia. Mengacu pada data Survei Demografi dan Kesehatan
hidup, angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN
lainnya. Angka kematian ibu tahun 2012 ini lebih tinggi dari angka kematian ibu
(AKB) di Indonesia tahun 2012 yaitu 32/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2014)
Meskipun masalah kematian ibu dan anak adalah masalah yang kompleks ,
Departemen Kesehatan tetap berupaya untuk menurunkan AKI dan AKB salah
satunya adalah dengan intervensi strategis dalam upaya Safe Motherhood yang
spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama proses
persalinan, bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada
maupun bayi di dalam keadaan baik (Walyani dkk, 2015). Menurut WHO
kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang telah berlangsung selama 42 minggu
(294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid terahir menurut rumus Nagele
dengan siklus haid rata-rata 28 hari (Maryunani dkk, 2015). Induksi merupakan
suatu proses memulai aktivitas uterus untuk mencapai pelahiran pervaginam (Liu,
2008). Pengelolaan kehamilan lewat waktu dapat dengan cara menilai kematangan
dan persalinan beresiko sehingga setiap ibu hamil mempunyai akses ketenaga
kesehatan, yang salah satunya adalah bidan. Bidan adalah salah satu petugas
kompetensi dan kewenangannya. Peran bidan dalam hal ini yakni memantau
dengan seksama, memberi dukungan serta kenyamanan ibu baik dari segi perasaan
maupun fisik, selain itu juga melakukan perawatan tubuh dan perawatan penunjang
selama kala I-II guna memperlancar proses kelahiran (Walyani dan Purwoastuti,
2015).
PMB Rezki Andriyani adalah salah satu praktek bidan yang memberikan
seperti pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi. Sehingga untuk itu pada
kebidanan Pada Ibu Bersalin dan BBL Fisiologis Pada Ny. Y Umur 28 Tahun
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
dan BBL Fisiologis Pada Ny. Y Umur 28 Tahun G2P1A0 Uk 39+2 Dengan
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian Pada Ibu Bersalin dan BBL Fisiologis Pada Ny. Y Umur
Andriyani
b. Menganalisa diagnosa kebidanan Pada Ibu Bersalin dan BBL Fisiologis Pada
Rezki Andriyani
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada Pada Ibu Bersalin dan BBL Fisiologis
1. Manfaat Teoritis
Hasil Laporan Tugas ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi ilmu pengetahuan
2. Manfaat Praktis
a. institusi
kualitas pendidikan.
b. Lahan praktek
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
spontan dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir, beresiko rendah pada
awal persalinan dan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37-42
minggu setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi baik.
1. Tahap Persalinan
atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama fase ini
2) Fase aktif
bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan
cm.
b) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan angat cepat, dari 4
cm menjadi 9 cm.
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pada
otot -otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa mengedan, karena
tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan tanda anus
terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka dan
kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam,
beberapa atau semua hal dibawah ini: Perubahan bentuk (uterus globuler) dan
Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2
dalam vagina akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau
fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi
(Mochtar, 2011).
d. Kala IV
dilakukan adalah :
suhu
3) Kontraksi uterus. Perdarahan normal bila tidak lebih dari 400-500 cc.
memberikan derajat kesehatan tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai
upaya yang terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat
a. Power
His (kontraksi ritmis otot polos uterus) adalah kekuatan mengejan ibu
teratur dan involunter serta mengikuti pola yang berulang. Setiap kontraksi
uterus memiliki tiga fase yaitu: increment (ketika intensitasnya terbentuk),
Peregangan serviks oleh kepala janin akhirnya menjadi cukup kuat untuk
menimbulkan daya kontraksi korpus uteri dan akan mendorong janin maju
sampai janin dikeluarkan. Ini sebagai umpan balik positif, kepala bayi
bayi ke bawah dan meregangkan serviks lebih lanjut, siklus ini berlangsung
terus menerus.
b. Passage
demikian evaluasi jalan lahir merupakan salah satu faktor yang menentukan
kelahiran pervaginam janin dengan berat badan yang normal tidak akan
mengalami kesukaran, akan tetapi karena pengaruh gizi, lingkungan atau hal-
hal lain. Ukuran panggul dapat menjadi lebih kecil dari pada standar normal,
c. Passanger
Passager adalah janinnya sendiri, bagian yang paling besar dan keras
pada janin adalah kepala janin, posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi
jalan persalinan, kepala janin ini pula yang paling banyak mengalami cedera
kepala janin sudah lahir, maka bagian-bagian lain dengan mudah menyusul
kemudian.
d. Psikologis Respon
e. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan
menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses
proses persalinan.
3. Tanda-Tanda Persalinan
dan aman dari setiap tahapan persalinan yaitu mulai dari kala satu sampai
dengan kala empat dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca
persalinan, hipotermi serta asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-KR, 2013)
yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta dengan intervensi yang minimal sehingga prinsip keamanan dan
kualitas pelayanan tetap terjaga pada tingkat yang optimal. Menurut Astuti
tersebut adalah:
patologis dan dilakukan saat ibu masih dalam kondisi yang optimal.
rutin.
ekspulsi kepala, bahu dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah laserasi
melakukan asuhan kepada semua ibu selama proses persalinan dan setelah bayi
lahir, yang harus mampu dilakukan oleh setiap penolong persalinan di manapun
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari
(Kementerian Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir normal adalah berat lahir
antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada
kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat. (Kukuh Rahardjo, 2014 : 5).
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada
30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit,
pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah
terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada
bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi
perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia minora dan mayora,
mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecoklatan (Dewi,
2010)
Klasifikasi Neonatus Bayi baru lahir atau neonatus di bagi dalam beberapa
3) Lebih bulan (postterm infant) : > 294 hari (42 minggu atau lebih)
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi dan
Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada
bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan
bayi baru lahir adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat,
suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan infeksi (Saifuddin, 2008). Asuhan
c. Pemotongan dan perawatan tali pusat Setelah penilaian sepintas dan tidak ada
tanda asfiksia pada bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan
mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin pada ibu, lakukan
pemotongan tali pusat dengan satu tangan melindungi perut bayi. Perawatan
tali pusat adalah dengan tidak membungkus tali pusat atau mengoleskan
cairan/bahan apa pun pada tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera
letakkan bayi tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
puting, dan mulai menyusu. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
IMD dalam waktu 60-90 menit, menyusu pertama biasanya berlangsung pada
menit ke- 45-60 dan berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup
menyusu dari satu payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jika bayi
belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam, posisikan bayi lebih dekat
dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit dengan kulit selama 30-60 menit
berikutnya. Jika bayi masih belum melakukan IMD dalam waktu 2 jam,
e. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian
f. Pemberian salep mata/tetes mata Pemberian salep atau tetes mata diberikan
yang dapat dialami oleh sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI,
2010).
h. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan.
bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan tetap berada di fasilitas
tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24
jam pertama kehidupan. saat kunjungan tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada
umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari
j. ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan
lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika memungkinkan dilanjutkan dengan
A. SUBJEKTIF
1. Biodata
Gol.Darah :A Gol.Darah :O
No HP/WA : 08522xxxxx
Ibu mengatakan sakit punggung menjalar kepinggang sejak tadi pagi pukul 03.00
WIB, keluar lendir bercampur darah pagi ini pukul 06.00 Wib.
3. Keluhan Utama
Ibu mengeluh punggung menjalar kepinggang sejak tadi pagi pukul 03.00 WIB,
4. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Jumlah Darah Haid : Ibu mengatakan saat haid dalam sehari 2-3x ganti
pembalut
5. Riwayat Perkawinan
Kawin Ke : 1 kali
Pada hamil ini ibu mengatakan bahwa ibu mengalami pegal-pigal dipinggang
a. HPHT : 4 – 5 – 2021
b. TP : 11 – 2 - 2022
8. Riwayat Gynekologi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang pernah diderita seperti Jantung,
Hipertensi, Diabetes Melitus, TBC, Asma, Hepatitis serta tidak ada riwayat
operasi abdomen/SC.
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan seperti
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita
a. Nutrisi
Makan : Frekuensi : 3-4x sehari, porsi sedang
Porsi : 1 piring
b. Eliminasi
c. Personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Keramas : 3x seminggu
Genetalia : Bersih
e. Olahraga
f. Hubungan seksual
g. Kebiasaan hidup
Obat-obatan : Bidan
a. Psikososial
2) Ibu mengatakan perasaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini senang
b. Ekonomi : Baik
c. Kultural : Baik
d. Spiritual : Baik
B. OBJEKTIF
1. Data umum
b. Kesadaran : Composmentis
3). LILA : 30 cm
e. Tanda-tanda vital
a. Kepala
Muka : agak Pucat, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum
Mata : tidak cekung, Simetris, congjungtiva merah muda, sklera putih, tidak
oedema
Hidung : Normal, bersih, tidak ada secret, dan tidak ada polip
Mulut : Bibir sedikit pucat, gigi tidak ada caries dan tidak ada stomatitis
c. Payudara
d. Abdomen
1) Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, linea alba, tidak ada strie,
Leopold IV : Divergen
3) Auskultasi
DJJ : puka
Teratur/tidak : teratur
4) Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : (+)
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK
Penurunan : Hodge II
e. Ekstremitas
Bawah : Kuku bersih, tidak ada oedema, terlihat tulang kering, tidak ada
varises
f. Kulit
g. Pemeriksaan Penunjang
1) Golongan Darah :A
2) HB : 10,6 gr%
3) Urin :
C. ASSESSMENT
Diagnosa :
Diagnosis Ibu : G2P1A0 hamil 39+2 minggu partus kala I fase aktif.
Masalah :-
D. PENALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga mengenai hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu
pernafasan : 22 x/menit, suhu : 36.5 derajat celcius dan denyut jantung janin
(DJJ) 144 x/menit, semuanya dalam batas normal dan ibu sudah pembukaan 4
makan sedikit demi sedikit agar tetap ada asupan makan yang bisa menambah
tenaga ibu, sehingga saat proses persalinan terjadi ibu tidak lemas
3. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK agar tidak menghambat proses
4. Meminta suami atau salah satu keluarga untuk mendampingi ibu saat bersalin,
Suami ibu yang akan mendampingi ibu. Mengajarkan keluarga teknik pijat
relaksasi pada daerah punggung dan lumbal ibu untuk memberikan rasa nyaman
pada ibu.
Evaluasi : Ibu merasa sedikit lebih nyaman dan keluarga terus melakukan pijatan
6. Mengajarkan kepada ibu teknik meneran yang baik dan benar apabila perut
berkontraksi ibu menarik nafas panjang dengan merangkul lipatan kaki hingga
Kala II
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan merasa seperti ingin buang air besar dan ada rasa ingin meneran
B. DATA OBJEKTIF
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,7ºC
Pernafasan : 20 x/menit
His : 4x10’45”
Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 10 cm
Presentasi : Kepala
Posisi : UUK
Penurunan : Hodge IV
C. ANALISA
Masalah :-
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu pembukaan sudah lengkap sehingga
ibu siap untuk melahirkan dan kondisi ibu serta janin dalam keadaan baik.
perineum menonjol, vulva membuka. Adanya tanda doran teknus perjol vulka
3. Memberikan makan dan minum saat ibu istirahat dari meneran untuk
Bayi lahir spontan pervaginam pukul 12.30 WIB. Bayi menangis kuat, warna
kemerahan, tonus otot bergerak aktif dan jenis kelamin perempuan, BB : 2900 gram, PB
: 48 cm, LK : 34 cm anus +.
Kala III
A. DATA SUBJEKTIF
B. DATA OBJEKTIF
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5ºC
Pernafasan : 20 x/menit
Palpasi
TFU : Sepusat
C. ANALISIS
Masalah : -
D. PENATALAKSANAAN
3. Melihat adanya tanda-tanda plasenta lahir yaitu adanya semburan darah tiba-
4. Melakukan manajemen aktif kala III dengan metode dorso kranial perlahan-
lahan.
5. Melakukan dan mengajari ibu untuk melakukan masase uterus selama 15 detik
kira 2 cm, panjang tali pusat insersio centralis dengan panjang kurang lebih 38
cm.
Kala IV
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan masih merasa mulas dan sedikit lemas namun senang anaknya
B. DATA OBJEKTIF
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5ºC
Pernafasan: 20 x/menit
Palpasi
Perdarahan : ± 200 cc
C. ANALISIS
Masalah : -
D. PENATALAKSAAN
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu merasa senang
2. Memberitahukan bahwa tidak perlu dilakukan penjahitan pada mukosa
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan ibu merasa senang
memakaikan pembalut.
pembalut.
secara mandiri.
7. Memberikan terapi Asam mefenamat 3x1, amoksisilin 3x1, dan etabion 1x1
untuk penambah darah ibu dan Vitamin A untuk diminum setelah makan
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan yang diberikan dan minum obat setelah
makan.
tidak memberikan bayi air putih, madu atau pun yang lainnya selain ASI.
Evaluasi : Ibu megerti dan akan berusaha untuk memberikan ASI Eksklusif
9. Merendam alat-alat yang telah dipakai kedalam larutan klorin 0,5 % selama
10 menit.
menit
11. Melakukan pemantauan selama 2 jam post partum pada 1 jam pertama tiap
pendarahan normal.
pendarahan normal
pendarahan normal.
A. SUBJEKTIF
Gol.Darah :A Gol.Darah :O
No HP/WA : 08522xxxxx
Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny. Y
Usia : 1 jam
1. Riwayat kehamilan
a. Ibu mengatakan pada masa kehamilan tidak ada keluhan secara signifkan
b. Ibu mengatakan pada masa kehamilan selalu rutin tiap bulan periksa
kehamilan di Bidan
2. Riwayat penyakit
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit berat pada masa kehamilan
Ibu mengatakan tidak pernah memakai obat-obatan seperti narkotika, hanya obat
b. Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah dalam keadaan baik jauh dari
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan antopometri
BB : 2900 gram
PB : 48 cm
LK : 34 cm
LD : 33 cm
Lila : 10,5 cm
Tanda-tanda vital
Suhu : 36,4ºC
Pernafasan : 42 x/menit
Pemeriksaan fisik
10. Ekstremitas
Atas : Simetris, gerakan tungkai nornal, tidak ada polidaktili dan tidak
sindaktili
Bawah : Simetris, gerakan tungkai nornal, tidak ada polidaktili dan tidak
sindaktili
e. R. glabella (+)
C. ANALISIS
Masalah :-
2. Melakukan IMD.
3. Menjaga kehangatan bayi dengan menutup kepala bayi karena kepala rentan
4. Memberikan salep mata tetrasiklin 1% dan vit k (NeoK) dengan dosis 0,5
ml/0,5 cc secara intra muscular antero lateral di paha kiri serta imunisasi
hep.b dipaha kanan. Dan menjelaskan manfaat Vit K (NeoK) pada ibu serta
keluarga yaitu guna mencegah perdarahan ringan maupun berat pada bayi
infeksi organ hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksinasi juga
Evaluasi : ibu menegrti dan akan menjauhkan anak dari kipas angin dan
8. Mengajarkan ibu cara memberikan ASI yang benar, yaitu dengan cara
meletakkan bayi di tangan ibu posisi kepala di sikut ibu, posisi perut bayi
membersihkan ujung tali pusat menggunakan air yang sudah matang dan
10. Beritahu ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara menelungkupkan bayi
didada ibu ataupun memiringkan bayi dengan kepala bayi lebih tinggi dan
sedikit penepuk pelan pada punggung bayi agar bayi tidak muntah apabila
ditidurkan.
11. Memberitahu ibu untuk mengenali tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir,
seperti pernafasan lebih cepat, suhu yang panas, mata bengkak, adanya
tarikan dinding dada, tidak BAK atau BAB dalam 24 jam, tali pusat
A. DATA SUBJEKTIF : -
B. DATA OBJEKTIF
Suhu : 36,7°C
Pernafasan : 42 x/mnt
Kulit : kemerahan
Muntah : (-)
Ikterik : (-)
C. ANALISA
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi dalam keadaan baik.
2. Menjelaskan pada ibu tanda bahaya pada bayi seperti demam tinggi, malas
memakaikan topi pada bayi dan membungkusnya dengan kain bersih dan
kering.
jam sekali.
- Ibu mengatakan bahwa bayinya menyusui dengan kuat dan tidak pernah diberi
B. DATA OBJEKTIF
Suhu : 36,6º C
Pernafasan : 45 x/ menit
BB : 2900 gram
PB : 49 cm
Pemeriksaan Fisik
e. Genetalia : normal
f. Anus : positif
C. ANALISA
Masalah :
D. PENATALAKSANAAN
2. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk cuci tangan sebelum memegang
pakaian dll.
rokok dari bayi karena apabila asap rokok terhirup oleh bayi maka nantinya akan
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengerti dan akan mencoba menjauhi bayi dari
4. Memberitahu ibu untuk memandikan bayinya 2 kali sehari agar tidak terjadi
penumpukan kotoran pada kulit bayi namun apabila suhu bayi dalam keadaan
normal yaitu 36,5ºC-37,5ºC selain dari suhu tersebut bayi tidak boleh
dimandikan.
5. Mengingatkan kembali kepada ibu bahwa untuk tetap menyusui bayinya dengan
ASI eksklusif 0-6 bulan tanpa diberi makanan maupun minuman terkecuali air
pernafasan lebih cepat, suhu yang panas, mata bengkak, tidak BAK atau BAB
dalam 24 jam.
Evaluasi :Ibu mengerti dan akan segera memberitahu bidan jika ada salah satu
A. DATA OBJEKTIF
Suhu : 36,7 oC
Pernafasan : 43 x/ menit
BB : 3700 gram
PB : 52 cm
Pemeriksaan Fisik
2. Dada : tidak ada bunyi stridor, tidak ada tarikan dinding dada
3. Abdomen : normal
4. Ekstermitas: normal
5. Genetalia : normal
6. Anus : positif
B. ANALISA
Masalah : -
D. PENATALAKSANAAN
2. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga untuk cuci tangan sebelum memegang
3. Memberitahu kepada ibu dan keluarga untuk menghindari atau menjauhkan asap
rokok dari bayi karena apabila asap rokok terhirup oleh bayi maka nantinya akan
Evaluasi :Ibu dan keluarga mengerti dan akan mencoba menjauhi bayi dari
penumpukan kotoran pada kulit bayi namun apabila suhu bayi dalam keadaan
normal yaitu 36,5ºC-37,5ºC selain dari suhu tersebut bayi tidak boleh
dimandikan.
5. Mengingatkan kembali kepada ibu bahwa untuk tetap menyusui bayinya dengan
ASI eksklusif 0-6 bulan tanpa diberi makanan maupun minuman terkecuali air
pernafasan lebih cepat, suhu yang panas, mata bengkak, tidak BAK atau BAB
dalam 24 jam.
Evalusi : Ibu mengerti dan akan segera memberitahu bidan jika ada salah satu
ANALISIS KASUS
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
Pada kasus ini, saat pasien datang dilakukan anamnesa untuk mengetahui
informasi tentang kehamilannya saat ini dan keluhan yang dirasakan. Anamnesis
merupakan bagian dari ashuan sayang ibu yang baik dan aman, tujuan ananesis adalah
Informasi ini digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk menentukan
diagnosis dan mengembangkan rencana ashuan atau perawatan yang sesuai (Asuhan
Persalinan Normal,2008)
Setelah dilakukan anamnesis Ny. Y selajutnya dilakukan pemeriksaan untuk
mengetahui kondisi kesehatan ibu dan bayinya dengan pemeriksaan abdomen untuk
menentukan TFU, Kontraksi, DJJ, Presentasi dan penurunan bagian terbawah janin lalu
dilakukan pemeriksaan dalam untuk melihat pembukaan dan masih ada atau tidaknya
cairan ketuban. setelah itu, dicatat dan dilakukan kajian hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik, namun selama anamnesis dan pemeriksaan fisik tetap dilakukan
pengenalan dini terhadap masalah dan penyulit pada kehamilan ibu (Asuhan Persalinan
Normal,2008)
Pada kasus pukul 03.00 WIB pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. Y mengeluh
keluar lendir darah, mulas-mulas sudah semakin sering namun belum keluar air-air,
didapatkan hasil TD 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36,5º C .DJJ 144 x/m, His
3x10’40’’ pada pemeriksaan dalam didapatkan vulva/vagina tidak ada kelainan, portio
tipis,pembukaan 4 cm, ketuban positif, presentasi kepala, posisi UUK, molase tidak ada.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan maka didapatkan diagnosa G2P1A0 hamil 39+2
minggu partus kala 1 fase aktif. Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala.
Dalam meilhat adanya seorang ibu hamil yang dikatakan sudah memasuki
persalinan adalah adanya tanda-tanda seperti his teratur, keluar lendir bercampur darah,
pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan pada portio. Kala satu persalinan
adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks yang
progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm) pada primipara kala I
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira 7 jam (Varney, 2007).
Pada kasus pukul 12.00 WIB ketuban pecah spontan, Ny.Y mengeluh seperti
ingin buang air besar dan ada rasa ingin meneran. Pemeriksaan dalam didapatkan Vulva
dan vagina: tidak ada kelainan, Portio : tidak teraba, Pembukaan:10 cm, Ketuban: (-),
pecah ketuban pukul 12.00 WIB, ketuban berwarna putih keruh, Presentasi: Kepala,
Posisi: UUK , Penurunan : Hodge IV, Molase : tidak ada. Dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan maka didapatkan diagnosa G2P1A0 hamil 39+2 minggu partus kala II. Janin
tunggal hidup intrauterine presentasi kepala. Pukul 12.30 WIB Bayi lahir spontan
pervaginam. Bayi menangis kuat, warna kemerahan, tonus otot bergerak aktif dan jenis
kelamin perempuan. Menurut Depkes RI (2002), beberapa tanda dan gejala persalinan
kala II adalah Ibu merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, Ibu
menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran
lendir darah.
Pada pukul 12.35 WIB plasenta lahir lengkap, uterus globuler, kontraksi
atau semua hal dibawah ini: Perubahan bentuk (uterus globuler) dan tinggi fundus, tali
pusat memanjang, semburan darah tiba-tiba. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
teori yang ada dengan kasus yang terjadi dilapangan tidak ada kesenjangan.
Pada kala 4 persalinan, bidan tidak melakukan penjahitan perineum karena tidak
terjadi robekan jalan lahir dan Melakukan pemantauan selama 2 jam post partum yaitu
pada 1 jam pertama tiap 15 menit sekali dan 1 jam kedua setiap 30 menit sekali.
Pemantauan yang dilakukan yaitu tanda vital ibu meliputi Tekanan Darah, nadi,
pernafasan, suhu tubuh ibu. Bidan juga melakukan pemantauan terhadap kontraksi
uterus, memastikan kandung kemih kosong dan pendarahan dalam batas normal.
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28 hari.Bayi baru lahir
normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) (Kementerian Kesehatan
RI, 2010). Pada asuhan bayi baru lahir didapatkan hasil pemeriksaan Neonatus cukup
bulan sesuai masa kehamilan, keadaan baik, menangis kuat, warna kulit kemerahan,
tonus otot bergerak aktif. BB 2900 gram, PB 48 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, DJB 142
Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38
cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit, pernapasan
40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik
(rooting, sucking, morro, grasping), organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah
berada pada skrotum dan penis berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra
berlubang serta adanya labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam
Pada pemeriksaan fisik nenoatus dalam keadaan normal tidak ada kelainan
congenital, genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora, anus positif, BAB
positif, BAK negative. Pada 1 jam pertama setelah dilakukannya IMD bayi dilakukan
penyuntikan vitamin K dipaha kiri, pemberian salep mata dan penyuntikan imuniasi
Hepatitis B dipaha kanan. Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran,
sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan
menyatakan bahwa setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk melaksanakan proses
IMD selama 1 jam. Setelah dilakukannya IMD maka dilakukan pemberian salep mata
untuk pencegahan infeksi mata dan pemberian suntuik vitamin K di paha kiri secara
intramuskuler untuk mencegah perdarahan BBL otak yang dapat dialami oleh sebagian
bayi baru lahir serta pemberian imunisasi HB0 diberikan 1-2 jam setelah penyuntikan
vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke
bayi yang dapat menimbulkan kerusakan hati pada bayi. Maka oleh sebab itu teori yang
ada dan kasus dilapangan adanya keselarasan dan tidak adanya kesenjangan.
BAB V
A. Kesimpulan
komprehensif.
2. Asuhan kebidanan pada masa Persalinan, dengan hasil asuhan keadaan ibu pada
waktu bersalin baik, dan tidak ditemukan masalah penyulit dalam persalinan,
telah sesuai dengan standar asuhan kebidanan, dan tidak ditemukan adanya
B. Saran
1. Bagi penulis
kebidanan selanjutnya
serta bayi baru lahir secara professional, sehingga tindakan yang dilakukan
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Damayanti, I. P., Maita & Triana. 2014. Buku ajar: Asuhan kebidanan komprehensif
pada ibu bersalin dan bayi baru lahir. Yogyakarta: Deepublish
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia & WHO. 2013. Buku saku pelayanan
kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan.
http://www.edukia.org/web/wp-content/uploads/2013/10/BUKU-SAKU PELAYANAN
KESEHATAN -IBU.pdf.
Manuaba I A C. 2007. Buku Pengantar Kuliah Obstetric, Cetakan Pertama. Jakarta :
EGC December 21st , 2014
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga berencana Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta; EGC
Deepublish
EGC.
Oktarina, Mika. 2016. Buku ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta : Deepublish
Saifuddin AB, Dkk dan Sarwono prawiroharjo. 2009. Panduan praktis kebidanan
maternal dan neonatal. Jakarta: Bina Pustaka