Sosiologi Makalah
Sosiologi Makalah
Sosiologi Makalah
&t
rri. l"{4t;,,r j,' ;if E €}ilf '$iritr}lr'"-4.! idE,E iiJqrJ{:n '!.t tu]AJ]ls&t{tf
i,:Pl{&tB&ir
ltraB]:! r-,Ui,B ,4..]{*ttreAyreiflE^,.}t-6r}.! sBr-.uq,JA.Eq}5iI
PH f* Kffi &3 x$,r&N&6"tr KH p$e$ ffi A# XAFd Arueffi
lir-,ir-L-ill
ci ,r.*i
Frtuill/Ejru{i'i=AS
vitr I tgI t r lu
td A,f lutE} rt'f'F
ur f,trl
if d ilif:r
L vl4lltul
2013
!
ovr dqvsLurr
lah'rt*t. L..*.*oi^n,-rl
r srrburvrrsr ' { r'trtne -l{r"n*in
f. Iur'::a* . srr,q,i,rr1r.,<ri,
,1 ,4^*.'.-+..i,-,i.
1Y.rLrlJr.rLr.rLr,,
Ketua Jurusan Sosiologi, Penulis,
A
v
I
w*E FLr .*'*@"--
Me*getahui :
Dangan rnemanjat Puji <tan -Qyukr.rr kehadir;rt Tuhac Yer:g Maha Esa karena hanya dengan
bsrkat dan PenyertaanNya, maka penulisan Karya Ilmiah ini dapat diselesaikan.
t{,Rrr.,r+
,;dr J s Ilrr:iah in; rlrheri J."**.
irirtill :'" I}AIv{F,EK ORtfA}.:1*ASi KELI}AEC'A TER}IAI}A"
PER.KEMBANGAN KEPzuBADIAN ANAK".
Keluarga sebagai pemegang peran utama dalam proses perkernbangan anak. Dasar
kepri-bariiai) seseorang terbentuk sebagai hasii pe.ryadua* antara t+'arisan sifat-sifu, ba-kat-
Penulis rnenyadari bahwa Karya {lniiah ini tentu masi}t banyak kekurangan dan
kelemahannya oleh karena itu melalui kesempatan ini penulis mengharapkan saran dan
Fenuli,q,
JJL
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......... il
BAB I PENDAHULUAN
B- Pembatasan Masalah 3
D. Konsep Kepribadian.............. 8
BAB IV PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
Pembatasan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Organisasi
keluarga inti.
3. Kaum keluarga, sanak keluarga.
4. Satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat.
Keluarga berantakan, yaitu : keluarga yang integritas, hubungan akrab, dan
solidaritasnya telah rusak oleh ketegangan dan konflik.
Keluarga berencana, yaitu : usaha membatasi kelahiran dengan tujuan untuk
membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera.
Singgih D. Gunarsa - Ny. Y.Singgih D. Gunarsa, mengemukakan bahwa :
l0
Selanjutnya, menurut Prof. DR. J. H. Goni - Ketua lkatan Sosiologi
lndonesia Cabang Sulut dalam makalah yang disampaikan pada Rakerda
BKKBN Propinsi Sulut di Manado, 28 April 1993, bahwa Pembangunan
Keluarga Sejahtera diarahkan pada pengembangan kualitas keluarga dengan
karakteristik kemandirian dan ketahanan keluarga agar dapat timbul rasa
aman, tentram, dan harapan masa depan akan lebih baik dalam mewujudkan
kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin. Dikemukakan pula bahwa
kemandirian dan ketahanan keluarga sangat erat kaitannya dengan fungsi-
fungsi keluarga. Horton dan Hunt (1984) menyebutkan bahwa keluarga
adalah salah suatu struktur kelembagaan, yang terdapat pada setiap
masyarakat, yang berkembang melalui tugas-tugasnya, yaitu fungsi
pengaturan seksual, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi afeksi, fungsi
penentuan status, fungsi perlindungan, dan fungsi ekonomi. Memperhatikan
fungsi*fungsi keluarga yang diungkapkan oleh Horton dan Hunt (1984) hanya
ada dua fungsi yang tampaknya tidak terdapat dalam Undang'Undang Nomor
10 tahun 1992; yaitu fungsi pengaturan seksual dan fungsi penentuan status.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992, merumuskan
tentang fungsi-fungsi keluarga, yaitu :
1l
3. Fungsi pendidikan/sosialisasi (pasal 1 ayat 16)
Keluarga merupakan lembaga/lingkungan pertama yang melakukan
fungsi pendidikan terhadap anggota keluarga sekaligus merupakan lembaga
sosialisasi agar anak-anak mempunyai sikap positif antara lain dalam hal
konformitas, kepatuhan, dan altruisme. Keberhasilan pelaksanaan fungsi ini
akan memberikan pengaruh terhadap berbagai aktivitas pembangunan yang
terkait dengan keluarga.
Bila sejak dini kepada setiap anggota keluarga diinformasikan tentang
pentingnya kemandirian dan ketahanan keluarga (kualitas keluarga) maka
tidak akan sul it mencapai/menci pta kan kelua rga sejahtera.
4. Fungsi Reproduksi (pasal 19)
t2
7. Fungsi bermasyarakat (pasal 1 ayat 11)
Tujuan dari pada fungsi ini membuat setiap keluarga untuk tidak hanya
memperhatikan kepentingan keluarga tetapi ia juga harus ikut memperhatikan
kepentingan masyarakatnya baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Keberhasilan gerakan keluarga berencana disebabkan para keluarga
akseptor KB ikut memotivasi keluarga lainnya.
8. Fungsi pemeliharaan lingkungan hidup (pasal 15 ayal2)
Lingkungan hidup yang bersih, nyaman, dan indah sangat diperlukan
bagi pembangunan keluarga sejahtera. Sebab itu setiap keluarga mempunyai
kewajiban untuk ikut memelihara kelestarian lingkungan hidup.
9. Fungsi sosial budaya (pasal 1 ayat 13)
13
Keutuhan keluarga dan keserasian yang menguasai suasana di rumah
merupakan salah satu faktor penting. Demikian pula tokoh ayah dan tokoh ibu
sebagai pengisi hati nurani yanq pertama harus melakukan tugas-tugas
dengan penuh tanggung jawab dalam suasana kasih sayang antara
pengasuh dalam hal ini orang tua dengan yang diasuh yaitu anak
Menurut Drs. E. Kawung, Himpunan Bahan Kuliah Seminar Masalah
Sosial (DIKTAT) pada STIKS Manado, mengemukakan bahwa : Peninjauan
secara sosiologis, bentuk-bentuk Disorganisasi Keluarga antara lain adalah :
l4
perubahan-perubahan unsur-unsur warisan sosial (socia/ heitage). Keluarga
menurut pola-pola masyarakat yang agraris, menghadapi persoalan-
persoalan dalam menyongsong modernisasi, khususnya industrialisasi. lkatan
keluarga dalam masyarakat agraris adalah atas dasar faktor kasih sayang
dan faktor ekonomis didalam arti keluarga tersebut merupakan suatu unit
yang memprodusir sendiri kebutuhan-kebutuhan primernya.
Dengan dimulainya industrialisasi pada suatu masyarakat agraris,
peranan keluarga berubah pula. Biasanya ayah adalah wajib mencari
penghasilan, dan seorang ibu, apabila penghasilan ayat tidak mencukupi,
turut pula mencari penghasilan tambahan. Yang jelas adalah bahwa pola
pendidikan anak-anak mengalami perubahan-perubahan, sebagian dari
pendidikan anak-anak tersebut benar-benar diserahkan kepada lembaga-
lembaga pendidikan diluar rumah seperti misalnya di sekolah. Pada
hakekatnya, disorganisasi keluarga pada masyarakat-masyarakat yang
sedang dalam keadaan transisi menuju masyarakat yang modern dan
kompleks, disebabkan keterlambatan untuk menye$uaikan diri dengan situasi
sosial-ekonomis yang baru.
Berdasarkan uraian-uraian dalam pembahasan terdahulu, maka
Disorganisasi Keluarga dapat dikatakan juga atau disebut Disfungsi Keluarga
yaitu tidak berfungsinya kehidupan keluarga secara baik.
Hal ini terjadi dan disebabkan oleh karena antara lain, yaitu orang tua
dalam sebuah keluarga meninggal dunia, perceraian orang tua atau
hubungan antara orang tua dengan anak yang tidak mewujudkan suatu
kehidupan yang harmonis.
l5
B. Dampak Keluarga Terhadap perkembangan Kepribadian Anak
16
Dalam bimbingan orang tua terhadap anaknya, jelas terlihat arti
hubungan orang tua dan sumbangannya secara tidak langsung bagi
kepentingan umum dan tercapainya masyarakat yang aman dan sentosa.
Berbagai macam malah umum tidak akan menjadi masalah dan tidak akan
menyebabkan penderitaan mana ditangani seawal mungkin, yakni
penanganan masalah dalam keluarga masing-masing.
Beberapa sebab dapat dikemukakan dimana orang tua tidak
menyadari kesalahan atau kekuraRgan, misalnya orang tua yang sudah
membanting tulang untuk mencari nafkah dan memenuhi segala keinginan
anaknya, tentu merasa sudah berhasil karena semua permintaan anak akan
materitelah terpenuhi. Padahal cara rekreasi orang tua yang berjalan sendiri-
sendiri sesuai tugas dan kewajiban masing-masing telah menyebabkan akan
menganggap tidak ada lagi kesatuan antara ayah dan ibu. Karena tidak
adanya kesatuan antara ayah dan ibu maka anak kehilangan pegangan, dan
hubungan dengan ayah atau ibu menjadi sangat jarang dan kaku.
Ada pula keluarga yang hanya merupakan keluarga bagi masyarakat
luar, akan tetapi bagi keluarganya sendiri sama sekali tidak terasa adanya
ikatan kekeluargaan yang memberikan rasa aman dan tertampung bagi setiap
anggotanya. Hal yang lebih ekstrim lagi terlihat dimana seorang kepala
keluarga mempunyai beberapa rumah tangga. la berusaha memberikan
perhatian yang cukup terhadap setiap keluarganya, akan tetapi dalam
kenyataannya sulit memberikan cukup perhatian bagi perkembangan anak
secara optimal, sehingga akhirnya kurang mencapai hasil yang diharapkan.
Memang sering dikemukakan alasan-alasan mencapai kepribadian
anak bisa sedemikian jauh dipengaruhi oleh gambaran ketidak adanya
kesatuan ayah dan ibu. Bukankah sudah cukup bila mana segala permintaan
anak dipenuhi sesuai dengan hasiljerih payah orang tuanya.
Bukankah orang tua pun boleh menikmati jerih payah mereka dan
mencari rekreasi sendiri?. Bahwa orang tua berhak mencari kesenangan dan
menikmati keindahan hidup. Akan tetapi dalam memenuhi rekreasi mereka,
perlu disadari bahwa anak harus yakin akan adanya pegangan dan gambaran
kesatuan antara ayah dan ibu. Gambaran kesatuan antara kedua orang tua
akan memberikan perasaan aman dan terlindung. Anak dalam perkembangan
menuju kemanusiaan dewasa yang harmonis, memerlukan suasana aman.
17
Perasaan aman dan perasaan bahwa dirinya tertampung merupakan suatu
kebutuhan dasar bagi setiap individu. Kebutuhan dasar harus pula dipenuhi
supaya orang dapat hidup dengan tenang. Kebutuhan dasar hanya dipenuhi
dan perasaan aman diperoleh dalam suasana keluarga sejahtera. Sedangkan
keluarga sejahtera dan serasi hanya mungkin tercapai bila ayah dan ibu
merupakan suatu kesatuan yang serasi. Kesatuan ayah ibu demikian
pentingnya sebagai alas/dasar yang kuat dalam keluarga, sehingga bila mana
kesatuan ini kurang kuat, dapat menyebabkan kegoncangan dalam keluarga
dengan segala akibatnya, baik secara khusus dalam keluarga itu sendiri
maupun dalam masyarakat.
Betapa pentingnya peranan tokoh ayah dan tokoh ibu dalam membina
suasana keluarga yang diperlukan bagi perkembangart pribadi agar menjadi
pribadi yang dewasa dan harmonis. Mengingat pentingnya ayat, dan ibu
sebagai teladan pertama untuk ditiru peletak dasar hati nurani bagi anak,
maka selanjutnya kedua tokoh ini rnenjadi sorotan dalam rangka tercapainya
tujuan membina keluarga sejahtera. Sepasang suami istri, masing-masing
sudah bertekat bulat untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia,
misalnya suami istri sama-sama mengecap pendidikan cukup di perguruan
tinggi. Kedua-duanya berasal dari daerah yang sama dengan latar belakang
kebudayaan dan agama yang sama pula. Namun latar belakang keluarga dan
cara pendidikan mereka sangat berbeda. Setelah memasuki hidup
pernikahan mulailah timbul pertentangan-pertentangan dan perselisihan-
perselisihan paham.
Pendidikan yang cukup tinggi, persamaan latar belakang sosio
ekonomis dan agama, seolah-olah tidak menjamin adanya suatu penghubung
yang mengatasi perbedaan latar belakang keluarga dan kepribadian mereka.
Akhirnya kedua belah pihak memilih jalan hidupnya sendiri-sendiri walaupun
tinggal serumah. Bagi dunia luar, keluarga ini terlihat sehagai suatu keluarga
yang utuh. Bagi anggota keluarga sendiri tidak terasa adanya keutuhan
karena tidak ada kesatuan antara ayah ibu, tidak terasa ada ikatan keluarga
seperti yang diidam-idamkan pada awal pernikahan mereka. Sehingga
anak/anak-anak sering diperhadapkan kepada situasi yang penuh tanda
tanya, karena tidak tertihatnya kesatuan dalam sikap dan pendapat ayah ibu
dalam usaha bimbingan mereka terhadap anak-anaknya. Akibatnya anak-
18
anak terombang-ambing antara ayah dan ibu, bahkan kadang-kadang mereka
hidup tanpa arah, bagaikan sebuah layang-layang putus dihembus angin.
Semakin banyak orang tua yang tidak efektif dalam mendidik anak-
anaknya. Ketidak efektifan ini disebabkan pula para orang tua tidak mampu
memanfaatkan waktunya secara optimal dan bahkan menyerahkan
pendidikan anaknya kepada orang lain seperti pembantu ataupun keluarga
dekatnya, bahkan kepada vidio yang mempertontonkan adegan-adegan yang
cenderung bersifat negatif, misal : kekerasan, brutal, seks, dan lain-lain.
Karena kesibukannya sebagai wanita karir, misalnya seorang ibu
enggan menyusui anaknya. Banyak alasan dikemukakan untuk penolakan itu
padahal dalam proses menyusui itu terjadi semacam 'dialog' yang sangat
intens antara anak dan ibu.
Dr. Djamaludin Ancok, dalam Seminar Menjadi Orang Tua Efektif di
Yogyakarta-Manado Post 3-3-1994, pada kesempatan itu mengemukakan
problema yang menyebabkan pola asuh orang tua masa kini yang tidak
efektif, Ketidak efektifan menurutnya, dapat dilihat dari keengganan menyusui
anak bagi wanita karena tidak mempunyai waktu. Atau, karena orang tua
sama-sama sibuk mereka menyerahkan pendidikan anak dengan peralatan
video. Anak bisa bermain sendiri tanpa diawasi. Selain itu, orang tua yang
sibuk juga menyebabkan tidak ada waktu untuk bercanda dengan anak-
anaknya.
Dengan berdasar pokok-pokok pikirannya; selanjutnya dijelaskan
manfaat dan efektifitas menyusui bagi kepribadian anak. Saat menyusui, si
anak menyentuh puting susu ibunya yang lembut, kemudian tangannya juga
meraba-raba sesuatu yang lembut. Hal ini membuat anak yang dalam
perkembangan saat itu lebih mengandalkan aspek sensorik mengenal dunia
awal dengan kelembutan. Selanjutnya hal ini memperkenalkan dunia
kelembutan pada anak. Jika besar nanti, ini akan berpengaruh pada sikap
kasih, sayang dan kelembutan hati terhadap sesama. Berbeda dengan jika
anak diberi susu lewat botol. Yang disentuh mulutnya karet botol yang keras.
Kemudian tangannya juga memegang botol yang keras pula.
Kecenderungannya, secara efektif, anak akan mengenal dunia sebagai
sesuatu yang 'keras'. Akibatnya, secara efektif anak kurang mengenal
kelembutan dan tidak bisa mengembangkan sikap kasih sayangnya.
l9
Selain itu, ketika menyusui, anak juga mendengar musik yang sangat
indah. Detak jantung ibu dan anak merupakan musik lembut yang memberi
ketenangan dan kenyamanan. Dari segi kesehatan bahwa Air Susu lbu (ASl)
mergandung anti oksin yang bermanfaat bagi bayi (anak). Dengan menyusui,
terbukti pula, resiko terkena Kanker Payudara relatif lebih kecil.
Sedangkan kecenderungan menyerahkan anak kepada vidio-
menyebabkan anak menjadi introvert (tertutup), keras dan rasa sosialnya
terkurangi. Berkurangnya sifat dan rasa sosial ini mengakibatkan toleransi
sosial rendah sehingga memunculkan sifat individualistis. Apalagi jika hal ini
ditambah dengan kurangnya waktu untuk bercanda dengan anak-anak
karena pihak orang tua, selalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat
rutinitas.
Dalam suasana kehidupan rumah tangga yang tegang dan kondisi
yang tidak dilandasi hubungan kehangatan diantara sesama anggota
keluarga, pada akhirnya anak melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan
berbagai masalah yang tidak b6rkenan didalam kehidupan bermasyarakat,
misalnya kenakalan remaja, kejahatan dan penyalahgunaan narkotika
termasuk obat-obat terlarang lainnya. Dan untuk mengatasi kesemuanya itu,
agar diadakan langkah-langkah positif untuk menciptakan keharmonisan
hubungan diantara anggota keluarga berupa kehidupan beragama didalam
keluarga, menciptakan komunikasi yang baik sesama anggota keluarga, atau
menciptakan suasana saling menghargai.
20
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
21
2. Bagi instansi tempat bekerja dari orang tua untuk mencari nafkah dengan
tidak mengabaikan policy yang berlaku, kiranya tidak membiarkan orang
tua berkeluarga terlalu sering melakukan tugas kedinasan yang harus
meninggalkan keluarga terlalu lama, tetapi memiliki cukup banyak waktu
untuk berkumpul bersama keluarganya.
3. Dalam kaitannya dengan Tuhan sang pencipta, kiranya orang tua
berkeluarga senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya, agar segala
perilakunya dapat dimanifestasikan/diwujudkan ke dalam kehidupan
keluarga serta mendapat bimbingan kearah tujuan hidup yang hakiki.
ini dapat dilaksanakan dengan
Demikian penyajian tulisan ilmiah
disertai ucapan semoga Yang Maha Besar Tuhan Allah senantiasa
memberkati segala tugas dan kewajiban dalam rangka menyukseskan
pembangunan di segala bidang menuju suatu kehidupan masyarakat yang
adil berkemakmuran dan makmur berkeadilan, berlandaskan Pancasila.
22
DAFTAR PUSTAKA
23