Kosakata Dan Idiosinkrasi Linguistik PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 26

]URNAL BAFIASA DAI\T SASTB,A

r. ilrl

..ir{;i:a=-a ,'..:::. ;i -.1..,., ,:l!i,i.::i.: ir: ,

' j. t:.:',::
:i:--'! :, r' r.

r:

::l::

;#i.?,-,-a

f.&+--:r'
:: :

'
: :: : : .

'
l
:

.:1:.r_j.:::-.:i:+jlrr j:].:ti5El:.

,,-'+,!, :.
r

.1lrlirr. i:r1r ;r'r!!:r.-i-:-: :t,:i .t:r tlr..rii,i:ii1i,i1;it

rr+,,iilii

ii:, ii" i!i#,:l=


r
-:

rr.ir;-ii

:::'r-rlilt:::1:

:r:rliqi+rii :' :1,-1,1:i,:.i1,irll:l::::,

#i*'-'l:.

:i..

:'l
:,:::1r:!:r':::f!41::,::,r-_.r'lar'.1!'?;

i
:

::

.iii;;..+i.il.;r:::j,: -.:;,i,i.E

: ii::.r,;l:i:;i:i;!:.iiirt]::1i... i:. : 'i':.i,li 'j....'r' '. r'rilll:1.' ii-.., ri:1r il- nl .:.1i:,.r. iir..!.i;:ri i-;: a:+,i +'...: ' .-:Fii, ti, ilr:ti*;iltjit'rii}lt::-l!!!+t :: i : .'*ii*,..:,, j:,i l;:,:, rj;."Xxiri"'.' :.ii:_ : i! if!i;..:r. . l,,,j;:T;i-.,; : .-;i::.- .::!;l:i:ir:i..1r-!1-.1:
: :

".4

+:.:

!:

:i:li

a!:r::i :ltalir .tr ,rj!: ::_i:i::rj;jri :.:l:1,. l.j'i:i i:,


a,

Nomor 28, Thn. XVI, Desember 2006

IURNAL BAHASA DAN SASTRA

BALAI BAHASADENPASAR PUSAT BAHASA DEPARTEMEI{ PENDIDIKAN NASIONAL


2006

Sqlea lA tNomor

28,

Tfixvt

Desevnfxr Loo6

fuara
IURI{AL BAFIASA DAI{ SASTRA
I{OMOR ZB,TH XVI, DESEMBER 2OA6,ISSN 0354-3283

Penanggung Jawab Dr. Dendy Sugono

Ketua Pengarah Drs. Caesarius Ruddyanto, M.A.


Pengarah Prof. Dr. Aron Meko Mbete Prof. Dr. f Made Suastika, S.u.

Ketua Penyunting Dra. Ni Luh Partami, M.Hum.

A*ggota Cokorda Istri Dewi Adnyasuarl,


Staf Administrasi Anak Ag,rng Rai Ag*ng Pracetak Slamat Trisila

S.S.

Alamat Redaksi Jalan Trengguli I Nomor 20, Tembau


Denpasar 80238 Telepon (0361) 461771, Faksimile (0361) 4GgGs6

Dilarang memperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis penulis, kecuali kutipan
sebagian untuk pelengkap pembahasan

-dileaf?r

Noymor

tl,fl1xvl/

Desember Loo6

DAFTAR ISI
Pengantar

111

Daftar Isi
Pengaruh Suami pada Istri terhadap Pemakaian Bahasa dalam Keluarga Kawin Campur di BaIi I WayanTayna

Verba Ulang Ba hasa BaIi: Tinjauan Sintaktis


I
Nerr gab swQayana

11

Kosakata dan Idiosinkrasi Linguistik pada Bahasa Bali Anak'Anak Usi a 4-6 Tahun
Nengal,l
I

Arnawa

...............

27

Morfofonemik Teori Struktural: Suatu Kajian


Pustaka

TdaAywt'nirahPurwiati ...:...........

47

Penyukuan Kata Bahasa Bali: Sebuah Pertimbangan untuk Penyusunan Kamus


lNyomansuyarwa

.............:.

63

Klausa Terikat Bahasa Sasak


lba l,ywPwtw AribawaLi

............

75

Id.iorn dan Ikon dalam lklan Niaga Ni wa;un SuDiati

97

makAgwngDewsurnhafi
Sinonimi Preposisi dalam Bahasa Bali
lN*ngoh

Pelesapan Subjek dalam Konstruksi Subordinatif Bahasa Bali .....,.... 109

Semet^asabnyaaa

.......... 129
V

t}41fla{"3;

Nomor

fi,rlsxvt

oesemfxr 2o116

Wacana Cerita Rakyat BaIi "IBeIog" Sebuah Kajian Linguistik KebtrdaYaan I Wayan

Sudiart$a

....... 1,47

Ni Luh

Diksi dalam Dharma Wacana .t

Partavni

........... 159

Text Organization and Language Features of Complaint Facsimile


ebi

Br.&iwiynnto

..........

-J-.69

Aspek Stilistika dalam Cerpen "Togog" Ni Wayaw Nyani Paparikan Prabhu Wijaya: Analisis Gaya Bahasa dan Latar

........ 181

Menelusuri Makna Drama "Ku.uk" Karya Nyoman Manda


Ketat

Manda{aPwtra

.... 215

VI

Neugab arnawa

KOSAKATA DAN IDIOSINKRASI LINGUISTIK PADA BAHASA BALI ANAK-ANAK USIA 4_6 TAHUN
Nengah Arnawa*)
L.

Pendahuluan
Bahasa Bali anak-anak usia 4 - 6 tahunpenting diungkapkan

untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kompetensi


linguistik anak-anak pada periode usia itu. Pengetahuan tentang kompetensi linguistik anak-anak pada usia 4 - 6 tahun sangat diperlukan sebagai pijakan penyusunan program pembinaan dan pengembangan bahasa Bali, khususrrya melalui jalur pendidikan. Ditinjau dari perkembangan kognitif, anak usia 4 - 6 tahun berada pada periode praoperasional (Piaget, 1969). Dalam bidang bahasa, anak-anak pada periode ini mengalami perkembangan yangrelatif cepat dalam kemampuan berbicara. Pada usia empat
tahuru anak-anak dari berbagai budaya rata-rata telah menguasai cukup banyak bahasa ibunya (Sutama, 19973$. Sejalan dengan pandangan ini, Sund (1976: 25) menjelaskan seperti berikut ini. . . . during the preoperational period, tle childuses more symbols, such as word, to represent actions and objects. By tlu time she reaches this period, she has already learned to use ruords and construct some simple sentences, e.g., "Motlur goes out, Daddy
conxes",

Dari pandangan Sund (1975) tersebut, ada dua hal yang


perlu mendapat perhatian. Pertama, pada periode praoperasional anak-anak telah menggunakan kata untuk menyatakan tindakan

dan objek yang ia kenal. Kedua, tindakan dan objek yang


diekspresikan dengan kata-kata itu dirangkai menjadi kalimatkalimat yang sederhana. Berdasarkan urian itu, dalam tulisan ini dibahas dua hal pokok, yakni kosakata dan idiosinkrasi linguistik pada bahasa Bali anak-anak usia 4 - 6 tahun.

Bali Anak-Anak Usia 4-6Tahun Penguasaan kosakata oleh anak-anak dapat dimaknai sebagai perkembangan konseptual. Penambahan kosakata
2. Kosakata Bahasa

*) Dr. Nengah Arnawa, M.Hum. adalah dosen IKIP PGRI Bali

.dlpal8,

Nomor z8,T[1n

xvl/

oesevnber Loo6

27

yrasa{<aw Danr0iosiuft rusi

tinguisfifr yaba ryrbasanali xuk-onokUsia 4-6 ruhwn

merupakan proses aktif karena melibatkan aktivitas rnental untuk menata konsep-konsep baru dalarn sistematika kognisi anak-anak, Aktivitas mental itu dirnungkinkan karena anak-anak memiliki peranti pemerolehanbahasa (PPB) yang berfungsi untuk menyistenratisasi kosakata baru ke dalam kerangka konseptual yang telah dinftiliki sebelumnya. Berdasarkan korpus ujaran yang dikumpulkan secara berkala ketika anak-anak rnelakukan interaksi alamiah dalam Iatar bermain bersama, belaiar bersama, dan beraktivitas sosial di Iingkungan sekolah (TK dan SD), terungkap bahwa jumlah kata yang dikuasai anak-anak sebanyak 1.393 buah (iumlah ini tidak termasuk nama diri). Kolokasi semantik kosakata bahasa Bali produksi anak-anak usia 4-6 tahun dapat diidentifikasi seperti berikut ini. bapa 'ayah' , mdrnd 'ibu' , dad*rc5,: (1) Istilah kekerabatan ,, 'nenelr pduk' kakk', embok' kalq,,ir'

(2) (3) (4)

Perempuan' Bagian tubuh Kata ganti dan penunjuk Kata bilangan

lima'tangan' , batis 'kaki' ,


cai

sira!*.

'kepaLa', basang'perut'

(5) Aktivitas (5)

sehari-hari

Benda-benda

(n Binatang
peliharaan
(8) lrVarna

(9)

Sikap dan emosi

'kamu laki-laki' , bena 'kamu' , enl'irtj' , ento 'ittt' besik'satu' , dua ' duta' , tetelu 't gu' pfrpfrt' empa {, lfrlima' lima' pules 'ttdttt' , maem'rnakarf , luyelt 'mand {, mlali'betmain' arit 'sabit' , umalt 'rumah' , tas'tas' , baju'baju' siap 'ayam' , ffiffipi 'sapi' , hiluk 'anjin {, *o,rug'kuci*g' harak'merah', Efrdang'hijau', trlem 'hitam' beler'nakal' bobab'bohong' gedlg
'rnaran'-

(10) Waktu

j ani'sekar ang', ibi' kemarin' malelo 'lama' lirjrp'sebenta{

Repertoar kosakata bahasa Bali anak-anak itu dapat diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan dua pijakan dasar. Pertama, klasifikasi dan identifikasi dilakukan berdasarkan

kategori kata. Berdasarkan kategori kata, repertoar kosakata

28

*",

Nornor

fi,il1ulvll

oewnktzoo6

Nengab ernawa

bahasa Bali anak-anak usia 4 - 6 tahun diklasifikasikan menjadi tujuh (sesuai label kategori kata yang digunakan dalam KBBI), yaitu nomina, verba, adverbia, pronomina, adjektiva, partikel, dan numeralia. Berdasarkan kategori kata tersebut, sebaran kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun dapat ditabulasi seperti tertera pada tabel berikut ini.

Tabel L Tabulasi Kosakata Bahasa Bali Anak-anak Usia Tahun


PRODUKSI KOSA KATA

4-6

NO.
'L. 2.

KATEGOR[
Nomina Verba Adverbia Pronomina Adjektiva Partikel Numeralia

IUMLAH
509 586 80 29 137
31
21

PERSENTASE
36,540/o

42,07%
5,740/o 2,A8o/o

3.

4.
5. 6. 7.

9,830/o

2,23%

1,rl't%

IUMLAH

1.393

fi}%

Berdasarkan tabulasi kosakata bahasa Bali seperti yang tertera pada Tabel L d.i atas, dapat diketahui bahwa produksi verba mencapa i 42,07 % dan nomina mencap ai36,54%. Berdasarkan fakta linguistik seperti itu, dapat dikatakan bahwa produksi kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun mengikuti kerangka universal pemerolehan bahasa, khususnya pada pemerolehan leksikal. Produksi verba yang lebih tinggi daripada kategori lain menunjukkan bahwa perkembangan kosakata diperoleh melalui berbagai aktivitas sehingga konsep-konsep tentang berbagai aktivitas ini menjadi masukan dominan bagi anak-anak. Hat ini dapat dilihat melalui adanya kecenderungan anak-anak yang hanya mengatakan verba pada fase holofrase. Dari sisi linguistik, verba menduduki fungsi sentral dalam struktur sebuah kalimat. Kepusatan verba ini diyakini ikut memacu dominasi verba pada repertoar bahasa Bali anak-anak. Akan tetapi, dalam realisasi penggunaan bahasa Bali secara alamiah, nomina memiliki frekuensi tertinggi. Seperti tertera pada Tabel L di atas, anakanak memproduksi 509 kata dari kategori kata nomina, tetapi

5{lfafl,

Novr,ror

fi,T$n xvl/

oesevn{cer

261616

29

xasakau DanlDiosin(r

asi

tingraistift

Paba

nahata sati tna{yanah.usia

+-6

rahun

pemunculan kategori kata ini dalam penggunaan bahasa Bali


sebanyak 4.313 kali atau sekitar 34,95Yo. Jika dirata-ratakaru setiap nomina muncul sebany ak8,47 kali, sedangkan verba rnenduduki urutan kedua. Anak-anak usia 4-6 tahun memproduksi 586

kata dari kategori kata verba Can dari jumlah ini anak-anak menggunakannya sebanyak 3.823 kali atau sekitar 30,98Yo. Jika dirata-ra hak arn,setiap verba muncul sebanyak 6,52kali. Tingginya frekuensi penggunaan nomina disebabkan kategori ini rnemiliki mobilitas yang lebih tinggi untuk mengisi 'slot fungsi' (istilah tata bahasa Tagmemik) dalam kalirnat. Kategori nomina dapat mengisi slot, baik subjek, predikat, maupun objek, sedangkan kategori verba cenderung digunakanuntuk mengisi slot predikat.
Frekuensi penggunaan kosakata bahasa Bali anak-anak usia tahun dapat divisualkan dalam tabel berikut ini.

4-

Tabel 2 Tabulasi Frekuensi Penggunaan Kata Bahasa Bali An&*l-* Anak Usia 4-5 Tahun
NO. KATEGORI IUMLAH FREKUENSI PENGGUNAAN
4313 3823

PERSENTASE

KATA
509 586 80 29 137
31 21

PENGGUNAAN
34,95%
3A,98%
'l,4,Mo/o 8,MYO
6,590/o

1. 2. 3.

Nornina
Verba

4.
5. 6. 7.

Adverbia Pronomina

1733

992
813 520
1,46

Adiektiva Partikel Numeralia

4,21,%

1,18%
100%

IUMLAH

1.393

1234A

Kedua, klasifikasi dan identitikasi dilakukan berdasarkan referen kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun. Referen ini dapat dipilah meniadi dua, yaitu referen fisik dan mental. Referen fisik adalah kosakata bahasa Bali yang bersangkut paut dengan aspek-aspek fisik atau ragawi dan kebendaan yang konkret, sedangkan referen mental adalah kosakata yang bersangkut-paut dengan aspek-aspek koseptual, emosional, dan abstrak. Berpijak pada klasifikasi dan identifikasi ini, kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun dapat dikuantifikasi seperti dalam tabel berikut ini.
.*heafa, Nonor zl,rbruxvl/
oesemfor eoo6

Nengah Arnawa

Tabel 3 Tabulasi Referen Fisik dan Mental Kosa Kata Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun
REFEREN FISTK MENTAL NO. KATEGORI PERSENPERSENIUMLAH IUMLAH TASE TASE -L. '/-,,360/, gYo 35,1 490 19 Nornina Verba 544 39,A5% 42 3,02% 2.
3. 4.
5. 6. 7.

Adverbia Pronomina Adiektiva Partikel Numeralia

UMLAH

60 12 98 12 21 7.237

1r3-l,o/,

a,86% 7,A3% 0,86%


'L,5'l,o/o

20 17 39 19 -0

'lrr44%

1,22% 2,90% 1,36%


0

88,80%

156

11,2A%

Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 1,.393 kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun, 1.237 kata atau 88,80 % merupakan kosakata yang bersangkut paut dengan aspek fisik atau ragawi dan kebendaan yang konkret dan hanya156 kata atau 11,,20 % yang bersangkut paut dengan aspek mental konseptual, emosional, dan abstrak. Fakta lingustik ini menunjukkan bahwa anak-anak mengusai kosakata melalui pencerapan aspek-aspek yang bersifat fisik atau ragawi dan konkret. Berdasarkan referennya, frekuensi penggunaan kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4 - 6 tahun dapat divisualkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4 Tabulasi Frekuensi Referen Penggunaan Kosakata Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun
REFEREN MENTAL FTSIK PERSEN. PERSENIUMLAH IUMLAH TASE TASE 55 0,45'./o 4258 34,SAY, '1,,93% 238 29,a5% 3585 6,30% 7,74% 778 955 3,28% 405 4,76% 587
597 353
4,840/o 21,6
1.,750/o

NO. KATEGORI
1.

2, 3. 4.
5. 6.
7.

Nlomina Verba

Adverbia Prononrina Adiektiva Partikel Numeralia

2,86%
'J.,,78%

167
0

1,35%
0

IUMLAH

146 10.481

84,94%

1.859

75,06%

;Slgsaf?, Nomor zl,Tflruxvt/

oessvnber 2ricl6

31

r{osakataDanlDiosinkr asitinguistik Pabagabasasa{i /rua{*anakvsia

4-6rabun

Berdasarkan data yang disajikan dalarn Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan frekuensi pengpnaan yang sangat mencolok antara kosakata referen fisik dan mental. Dari 12.340 frekuensi penggunaan kata, L0.48L kali atau 84,94o/o diisi oleh penggunaan kosakata referen fisik dan hanya 1..859 kali atau 15,A6Yo anak-anak menggunakan kosakata referen mental. Data ini memberikan informasibahwa anak-anak pada usia 4-6 tahun memiliki keterbatasan untuk mengungkapkan sesuatu yang abstrak.

3. Rerata Pani"og Uiaran (RPU) Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Rerata panjang ujaran (RPU) banyak digunakan untuk mengetahui kompetensi sintaksis bahasa anak-anak. Teknik ini
pemah dilakukan Brown (1973\ dan Dardjowidioio (2001). Dengan menerapkan teknik ini, diketahui bahwa RPU bahasa Bali anak* anak usia 4-6 tahun adalah sePerti berikut ini.

Tabel 5 Paniang Uiaran Bahasa Bali Anak-Anak Usia Tahun


No.
L. 2. 3.

4-6

Usia Anak 4 tahun 5 tahun 6 tahun


Rata-rata

Paniang Uiaran
3,25 3,43

3A7
3,39

Nilai RPU ini menunjukkanbahwa bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahunberada pada tahap perkembangan fV, yakni anakanak telah mengusai sejumlah kaidah atau #amatika bahasa BaIi dan telah memasuki tahap identifikasi ke arah tata bahasa orang dewasa. Beberapa fakta empirik yang menutjutg simpulan ini dapat dikemukakan sebagai berikut. (1) Semua kategori kata telah muncul dalam ujaran anakanak.

(2) Anak-anak sudah dapatmenggunakan fungtor dalam


kalimat.

(3) Anak-anak telah dapat menghasilkan beberapa kata


turunan dengan Proses morfologis yang benar.

32

GrAffafa, Nonor zS,r.bwxvl, oeserrber aoo6

r{psakataDanlDiosinkrasitinguistifr Padawhasasa{iliua{anakusia4-6ffibun

Berdasarkan data yang disajikan dalarn Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan frekuensi pengpnaan yang sangat mencolok antara kosakata referen fisik dan rnental. Dari 1234A frekuensi penggunaan kata, 10.481 kali atau 84,94o/o diisi oleh penggunaan kosakata referen fisik dan hanya 1.859 kali atau 15,A6o/o anak-anak menggunakan kosakata referen mental. Data ini memberikan informasi bahwa anak-anak pada usia 4-6 tahun memiliki keterbatasart untuk mengungkapkan sesuatu yang abstrak.

3. Rerata Panirrrg Ujaran (RPU) Bahasa BaIi Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Rerata panjang ujaran (RPU) banyak digunakan untuk mengetahui kompetensi sintaksis bahasa anak-anak. Teknik ini pernah dilakukan Brown (1973) dan Dardjowidjojo (2001), Dengan menerapkan teknik ini, diketahui bahwa RPU bahasa Bali anak* anak usia 4-6 tahun adalah sePerti berikut ini.

Tabel 5 Paniang Uiaran Bahasa Bali Anak-Anak Usia Tahun


No.
f..

4-6

)
3.

Usia Anak 4 tahun 5 tahun 5 tahun


Rata-rata

Paniang Uiaran
3,26 3,43

3A7
3,39

Nitai RPU ini menunjukkanbahwa bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahunberada pada tahap perkembangan fV, yakni anakanak telah mengusai sejumlah kaidah atau gpamatika bahasa Bali dan telah memasuki tahap identifikasi ke arah tata bahasa orang dewasa. Beberapa fakta empirik yang menunjang simpulan ini dapat dikemukakan sebagai berikut. (1) Semua kategori kata telah muncul dalam ujaran anakanak.

(2) Anak-anak sudah dapatmenggunakan fungtor dalam


kalimat.

(3) Anak-anak telah dapat menghasilkan beberapa kata


turunan dengan proses morfologis yang benar.

32

Norror zl,T:hwxw,

Peserrbe

lloo6

Nengab

xna*a

(4) secara terbatas, anak-anak telah dapat memproduksi kalimat majemuk (5) Kemunculan kalimat tanya, perintah, dan kalimat negatif merupakan perwujudan akuisisi transformasi.
4. Idiosinkrasi Linguistik pada Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Yang dimaksud dengan idiosinkrasi linguistik adalah berbagai perbedaan lingual yangtampak pada bahasa Bali anakanak usia 4 - 6 tahun. Idiosinkrasi linguistik yang dimaksud adalah perbedaan bahasa Bali anak-anak dengan bahasa Bali baku. Idiosinkrasi yang terjadi mencerminkan tingkat kompetensi linguistik anak-anak.

4.7 Idiosinkrasi Fonologis Bahasa Bali Anak-Anak Usia

4-6

tahun Anak-anak menguasai bunyi bahasa mengikuti urutan universal. Urutan universal penguasaan bunyi bahasa hendaknya diinterpretasi sebagai arah urutan dan bukan merupakan'jadwal kronologis'. Laju perkembangan fonologi pada anak-anak sangat mungkin berbeda, tetapi arah perkembangan fonologinya cenderung sama. Misalnya konsonan hambat apiko-dental / t/ lebih awal dikuasai anak-anak daripada konsonan frikatif laminoalveolar / s/ danhambat dorso-velar /k/ .Oleh karena itu, apabila seorang anak belum dapat mengucapkan fonem / s/ atau /k/ , kedua fonem ini cenderung'diganti' dengan fonem / t/ .Demikian pula, konsonan lateral apiko-alveolar / 1/ lebrhawal dikuasai anak daripada konsonan getar apiko-palatal /r/ sehingga fonem /r/ cenderurlg'diganti' dengan fonem /l/ . Bahasa Bali memiliki 24 fonem yang terdiri atas 6 fonem vokal dan 18 fonem konsonan. Fonem vokal dalam bahasa Bali terdiri atas f af , / i/, /u/, / e/, / o/, / A/ danfonernkonsonanyang adaadalah/b/ , /p/, /d/, /t/ , /g/ , /k/ , /i/, /r/ , /^/,/n/ , /fr/,
data yang diperoleh, anak-anak usia 4- 6 tahun tidak mengalami kesulitan dalam memproduksi fonem vokal. Akan tetapi, beberapa anak masih mengalami idiosinkrasi pada pemproduksian fonem / r / . Hal ini dapat dilihat pada beberapa data berikut ini (khusus untuk kepentingan ini korpus dieja secara fonetis).

/q/, /1/, /h/ , /s/, /r/,

/*/, /y/ (Sulagaetal,,1996). Berdasarkan

g4lpa[?,

Nomor

fi,Tfin xvl/

oesevnber lzclcll

33

Kosakata DanlDiosivrftrasi ringnistrftPaba

nabau ga[i Analrarnkusia 4-6 rubun

(1) [Keltas

apa en6 walnanE selem ?J Kertas apa en6 warnanE selem ? (ED-I : 4) kertas apa ini warna-det hitam ? 'Kertas apa warnanya hitam ?

(2) [Gck

jemak-jemaka niki ajak LalaJ Gek Rai jemak-jemaka niki aiak Lala. (ED-I : 46) nama ambil-ambil-pasif ini oleh nama 'Gek RaL ini diambil-ambil oleh Lala.'
Lai

(3) [Dugas olahlaga jernpol olangal


Dugas olahraga jempol oranga. (ED-I :142) ketika olatuaga jempol kata-pasif ' Ketika olah r aga dikatakan jernpol.' Berdasarkan alur pemerolehan fonologi, anak-anak lebih fonem /
eq+ a-I

dapat mernproduksi bunyi apiko-alveolar / I/.'Pengffiei i,'i,,, ",,',,' r / dengan /l/ oleh anak-anak karena bunyi /, / mer$xlii<i tingkat kesukaran artikulasi yang lebih tioggi daripada bunyi /l/. Kesukaran itu disebabkan konsonan /r/ memiliki struktur (hubungan posisional artikulator dan titik artikulasi) rapatrenggang dengan cara artikulasi bergetar atau trill. Sementara itu, konsonan /l/ memiliki struktur renggang-lebar dengan cara artikulasi lateral atau sampitgan (Marsono/ 1986: L01). 4.2 Idiosinkrasi Morfologis Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Bahasa Bali merupakan bahasa aglutinatif. Bahasa Bali memiliki 12 prefiks, 4 infiks, dan 8 sufiks (Sulaga et al., 1996). Dari 24 afiks yang ada dalam bahasa Bali, anak-arrak usia 4-6 tahun
menggunakan 13 afiks dan perulangan Seperti telah divisualkan pada Tabe1 1 di atas, i"*luh kosakata yang diproduksi anak-anak sebaryak "!,..gg3kata. Dari jurnlah kata ini, sebarryak 605 kata merupakan kata dasar dan 7&9merupakan kata turunall:r. Berdasarkan data ini, dapat fiketahui bahrn'a anak-anak usia 4-6 tahun telah dapat mernbentuk kata turunan dengan menerapkan kaidah afiksasi yang ada dalam bahasa Bali. Afiks yang digunakanuntuk rnembentuk kata turunan dapat ditabulasi seperti berikut ini.

34

d{hfa,

Noraor

zl,t$u.xvl/

oesevnber zoo6

Nenga$

arwwa

Tabel 6 Afiks yang Digunakan Anak-Anak usia 4-6Tahun

No.
7.

2. 3. 4. 5. 6

Prefiks Bentuk Frekuensi 155 [N-] 741 {ma-i


[pa-] {ka-} [a-]
4

Sufiks Bentuk i n'rokt


-a 99
61

o'r.=i

-an
{-an}

17 5

[-in]
{-e} {ne-} {-n}

66 90 103
6 517

furnlah

28s

Hal lai. yang tayak mendapat perhatian adalah penggeneralisasian


Generalisasi penggunaan sufiks {-orgl pada data berikut ini.

Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada enam prefiks, yaitu {pro_|, lprriy, {pati_1, lmaka-1, satu sufiks, yatni lsaka-1, [kuma-l; {-um--\, l-d-\, {-er-l yang belum digunafan anak_anak untuk mernbenfuk kata turunan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kompetensi linguistik anak-u*k masih dalam ke I arah kornpetensi linguistik orang dewasa. ferkembangan

t_'i"it;;p:;#i"[*-1,

penggunaan sufiks

toigl dan sufiks {-ir}. ar" 1lrlz1 seperti tumpai.

Konteks :

mencari buku gambar di lemari sekolah. Kemudian, anak ini berkata kepada temannya.

Ketika pelajaran menempel seorang anak tidak membawa buku gambar. Guru menyuruhanak itu

(4)

:1zz) saya suruh-pasif mencari-kan buku gambar 'Saya disuruh mencarikan buku gambir.,
Mengetahui temannya disuruh mencari buku gambar, seorang anak menaurarkan diri unfuk

Icang tundena ngarihang buku gambar (ED-I

Kontelcs :

mencarikan dengan mengatakan kalimat berikut ini.

G$4hsa

f?,Nomor zL,t$nxvt

De,sember

Loo6

35

xpsahata Dan titiosinkvasi tivrgwisrik Pada vaflasa

vali xuk-anaftusia +-6 rubun

(5) Mai, icang ngalihin, (ED-I :723)


Mari, saya mencari. 'Mari, saya mencari.'
Verba yang dibentuk derrgan sufiks l-angl memerlukan obiek penerima (benfaktif). Artinyd, seseorang melakukan sesuatu untuk orang atau sesuatu yang lain. Akan tetapi, sesuai konteksnya, verb a ngalihan g' mencarikan' p adakalimat (4) bukan untuk orang lain, tetapi untuk dirinya sendiri sehingga bentuk yang benar untuk konteks itu a dalah ngalih atau n galihin' mencari' . ladi, kalimat (4) seharusnya lcang tunddna ngalih/ngalihin buku gambar 'Saya disuruh mencari buku gambar' . Terkait dengan verba ngalihin'mencari' pada kalimat (5), dapat diberikan kajian berikut. Sufiks {-fn} digunakanuntuk membentuk verba berobjek. Verba yang dibentuk dengan sufiks l-ir* memerlukan oblek penderita. Pada kalimat (5) objek kalimat itu dielipsiskan karr,',i 'r', telah meniadi pengetahuan bersama antarpelibat. Akan tetal:i, dalam konteks itu, p embicara me lakukan tindak arl n galihin untuk orang lain dan brrkan untuk dirinya sendiri. Oleh karena itun bentuk yang benar adalahngalihang'mencarikan . Kekeliruan ini diduga bersumber pada kesamaan fungsi sufiks {-angl dan l-inl untuk membentuk verba berobj ek sehingga anak-anak melakukan overgeneralisasi. Gejala seperti ini tampak pula pada pasangan bentuk kata menekang-rnen1kin'menaikkan-menaiki', kecogang* lecogiru' lompatkan-lompati' . Overgeneralisasi juga ditemukan dalam pembentukan verba dari bentuk dasar nomina. Ivtelalui suatu proses afiksasi, nomina dapat dibentuk meniadi verba, seperti contoh berikut ini. verba Nomina bajunin'baiui' baju'baiu' sepatuniru 'sepatui' sepatu'sepatu' kamenin'kaini' kamen 'kain'
Berdasarkan contoh di atas dapat diketahui bahwa sufiks {-in} dapat digunakan untuk membentuk verba dari nomilla. Oleh anak-anak, kaidah ini diterapkan untuk membentuk kata ebonina 'dicium' seperti pada kalimat berikut ini.

36

, Nomor

tl,t$n.xvlr

oesenlxr eoo6

Nengab

*na*a

(6) kngeh

(ED_II : 15g) Goblog Dek, tai pasif_cium 'Goblog Dek, tai dicium.,

DOk, tai ebonina.

Dalam bahasa BaIi, untuk menyatakan makna ,cium (bau), sudah tersedia verba adek. Dari kataaclekini dapat dibentuk, antara lain, kata adekin 'ciumlah', adekn'dicium', dan ngadekin ,mencium, sehingga kata ebonina itu merupakan bentui potensial yakni bentuk ya..g berterima sesuai kaidah, tetapi tiaat digunakan secara alamiah. Dari dimensi psikolinguistik, iesalahan blrbahasa anak seperti itu sering disebut kesarihan perkembangan.

Tahun Dalam aspek sintaksis , ad,dua gejar ayangbeberapa kari pada bahasa Bali anak-arruL periode usia 4 6 tahun. litemukan Kedua gejala sintaksis itu adalah penggunaan struktur terbalik d_an pengaburan konstruksi aktif-pasir. rua,ra gejata sintaksis ini akan diuraikan satu per satu berikut ini. Dalam kajian 1inguistik, khususnya sintaksis, dikenar konsep kalimat inversi, yakni kalimat yang rnemiliki urutan basdn" bagian secara terbalik (bdk. Kridahlruiu, 1993:g5). pemballkan urutan bagian kalimat itu hendaknya tidak bertentangan dengan kaidah umum yang ada padabahasa tertentu. Misarirya, dui-am bahasa Bali pengiri ,lot fungsi objek (penderita) mengikuti verba yang mengisi slot predikat sehingga bahasa naf aitatakan memiliki pola sintaksis s - v - o (bdk. verhaar ,1999:261). oleh karena ifu, jika menginversikan suatu kalimat, seharusnya urutan ini tidak dilanggar. Misalnya, jika kalimat Tiang namiah siap ibi'saya menyembelih ayam kemarin' akan diinversikan, seharusnya nomirra siap'ayam'tetap berada di belakang verba namp ah' menye mbe lih' sehingga alterna tif inversi y angbei terima adalah seperti berikut ini.

4.3 Idiosinkrasi sintaksis Bahasa BaIi Anak-Anak Usia 4_6

7, thi

tiang nnntpah siap. kernarin saya aktif-sembelih ayam. 'Kemarin saya menyembelih ayam.'

B. I{ampah

'Menyembelih ayam saya kemarin.' .{ht


fL,Nomor

siap tiang ihi, aktif-sembelih ayam saya kemarin

fi,Tfin xvr/

aeseynfur 2rl06

37

Kosakaw Dau tliosin{<rasi

tingwisti(

vaba *abasa ga[i

*nak-ana{<usia

+-6 rubwn

Pada bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahurr ditemukan beberapa pola inversi yang tidak sesuai dengan pola sintaksis S - V - O, antara lain, seperti data berikut ini.

(9)

ktcit icing sing ngubuh. (ED-III : 109) anak babi saya negatif aktif-pelihara. 'Anak babi saya tidak memelihara.'
Ogoh-ogoh saya aktif-lihat 'Ogoh-ogoh saya melih at.'

(10) Ogoh-ogoh ynng nepukirc. (ED-II : 61)

Terhadup kedua kalimat bahasa Bali ini dapat diberikan kajian berikut. Nomina larcit'anak babi'pada kalirnat (9) sesungguhnya merupakan pengisi slot objek dan aerba ngubuh 'memelihara' mengisi slot predikat. Sesuai dengan pola sintaksis bahasa Eali S - V - O, semestinya nomina kucit 'anak babi' mengikuti vL i , ,,. ngubuh'memelihara' sehingga inversi yang seharusnya adalalr Sing ngubuh kucit icang'Tidak mernelihara anak babi saya'. HaI yang sanra tetiudi pada kalimat (10). Norninaogoh*gohmerupakan pengisi slot objek dan verba nepukin pengisi slot predikat. Oleh karena itu, inversiyatg seharusnya adalah Nepukin ogoh-ogohyang 'Melihat ogoh-ogoh saya'. Idiosinkrasi kedua pada produksi kalimat bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun adalah pengaburan konstruksi aktif dan pasif seperti berikut ini.
(11) Icang korahang ajak embok icangi.

(12)f##

(ED-III : 319) saya beritahu-pasif kepada kakak saya-poss


'Saya diberitahukan kepada kakak saya.'

ff+:32s)
Kalimat (11) mengandung ketidakjelasan konstruksi. Ditinjau dari bentuk verb artya, yakni koralwng' diberitahukan',
kalimat (11) merupakan kalimat pasif, tetapi nomina icang'saya' yang berperan sebagai agen mengisi slot subjek. Ditinjau dari posisi agen yang mengisi slot subjek, kalimat (11) merupakan kalimat aktif. Iika ingin menggunakan konskuksi aktil kalimat (11) semestinya menjadi lcang morahan ajak embok icange'Saya
38 .g4hEfa, Nonor $, rfin.xvl/ wwvn{xrzoo6

Nengah xrroowa

memberitahu kakak saya' dan apabila ingin menggunakan konstruksi pasif, kalimat (11) menjadi Korahang (icang) ajak embok icangl'Diberitahukan kepada kakak saya' . Hal yang sama terjadi pada kalimat (12). Ditinjau dari bentuk verbanya, yakni bentura 'dilempar', kalimat (12) merupakan kalimat pasif, tetapi pronomina ene sebagai agen mengisi slot subjek. Ditinjau dari posisi agen sebagai pengisi slot subjek, kalimat (12) merupakan kalimat aktif. Kontruksi aktif kalirnat (12) adalahEnd taEn mentur icang di pangktmgd'Ini pernah melempar saya di ngarai itu' dan konstruksi pasif kalimat (12) adalah lcang tadn bentura tekEn en| di pangkungd'Saya pernah dilempar oleh ini di ngarai itu'. Gejala lingual seperti ini menunjukkan bahwa kompetensi linguistik
tahun belum sepenuhnya berkembang seperti kompetensi linguistik yang diidealkan orang dewasa.
anak-anak usia

4-6

4.4 Idiosinkrasi Leksikal Bahasa Bali Anak-Anak Usia Tahun

4-6

Kosakata pada bahasa anak-anak tampaknya paling sukar dinyatakan secara universal, baik yang mencakup jumlah fiurupun

kategori kata yang dikuasai anak-anak karena cukup banyak variabel yang berpengaruh. Braunwald (dalam Dardjowidjojo,
2000: 35) memaparkan bahwa kosakata yang dikuasai anak-anak

usia L;8 tahun adalah 391; Anisfield (dalam Dardjowidjojo,2000: 35) menyatakan bahwa pada usia L;8 -2;0 tahun anak-anak telah memperoleh 154 kata;" Clark (dalam Dardjowidjojo, 2000:35) mengungkapkan bahwa sejak anak berumur 2;0 tahun anak-anak rnenambah 10 kosakata baru per hari sehingga pada umur 6;0 tahun anak-anak telah menguasai 14.000 kata. Nelson (dalam Dardjowijojo, 2000:35) mengatakan bahwa laju penguasaan kosakata anak-anak berbedabeda dengan pertambahan 10 - 66 kata per bulan. ]ika mengacu pada pandangan Nelson ini, jumlah kosakata anak-anak umur 6 tahun atau T?bulan adalah antara 72x10 dan72x66 atau antara 72A dan 4.752 kata. Dalam penelitian yang dilakukan secara kroseksional ini, terungkap bahwa anak-anak pada periode usia 4-6 tahun memproduksi kosakata sebanyak 1..393 kata (lihat Tabel 1). Angka ini berada di antara rentang penguasaan kosakata yang dikemukakan oleh Nelson. Terlepas dari ketidakuniversalan dalam jumlah dan jenis kata yang dikuasai anak-anak, idiosinkrasi pada komponen
Nomor

fi,T$n

XVI/

oesenr[re

r Loo6

39

"rqlBaffl,

xpsa(<auDantDiosinfrr asi ringraisdfr Pabavabasasati tnak-ayuk

uri, +-6

ruhwn

leksikal dalam produksi bahasa Bali anak-anak usia dapat dijelaskan seperti data berikut ini.
(13)

1-6 tahun

Bikule ngamah l<nsur. (ED-III : 3a5) tukus-det makan-aktif kasur 'Tikus itu mengerat kasur.'

(14) Yang taen bubuk sambil ngalih be lele. FD-II : 139) saya pernah tidur sambil cari-aktif ikan lele 'Saya pernah tidur sarnbil mencari ikan lele.' Pada kalimat (13), argumen verba yang berperan sebagai agen adalah bikut 'tikus itu' dan argumen yang berperan sebagai pasien adalahltnsur'kasur' . Bih,t/'tikus' merupakan hama pengerat dan ketika mengeratselalu menggunakan mulut. Oleh karena ifu,

untuk bikul'tikus' perlu dibedakan antara ngamfrh' makan (untuk binatang)' dengan morot 'mengerat' $fena tidak setiap yeft,S dikerat tikus pasti dimakan. Karena kdterbatasan kosakata, anak* anak melakukan overgeneralisasi sehingga kata morot' rnengerat' disamakan dengan kata ngamfrh'makan (untuk binat*rg)', Kalimat (13) lebih tepat jika diungkapkan denganBikuli morotlwsur 'Tikus itu mengerat kasur'. Terhadup (14) dapat diberikan tanggapan bahwa anak itu sebenarnya ingin mengatakan ngtpi ngalih be llld 'mimpi mencari ikan lele'. Akan tetapi, pada benaknya belurn tersedia kata ngtpi'bermimpi' sehingga mereka mengatakan kalimat (14) di atas. Jadi, bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun masih menunjukkan adanya idiosinkrasi leksikal. Overgeneralisasi iuga terjadi pada penggunaan kata ajak 'uluk'. Kata ini muncul sebanyak 129 kali. Makna penggunaan kata ajak oleh anak-anak usia 4-6 berbeda$eda. Pertama, kata nj ok di gunakan untu k menyata kan rnakna' bersama', s epe rti p a da data berikut ini.
(15) Yang

ibi ajaka

nelokin anak gelem, (ED-I : 52)

saya kemarin ajak-pasif tengok-kans orang sakit 'Saya kemarin diajak menengok orang sakit.'
(16)

Ajak

telu ngango ene! (ED-III:22) bersama tiga pakai-aktif ini 'Bertiga memakai ini!'

40

.*hfa,

Normor

zl,Tfin.xv1

oesenr6er

roo6

Nentgafi

ernawa

Kedua, kata ajak diganakan untuk menyatakan makna nruah'dar{ seperti pada data berikut ini.
(17) Tiang ngelah be koki ajak lahnn. (ED-I : 58)

saya N-punya ikan koki dan lohan


'Saya mempunyai ikan koki dan lohan.'
(18) lcang

muani ajak lua. (ED-III : 128) saya N-pelihara ayam jantan dan betina 'Saya memelihara ayam 1'antan dan betina.'
telcEnl,

ngubuh siap

Ketiga, kata ajak digunakan untuk menyatakan makna 'dengar{ seperti pada data berikut ini.

(19) Umahnd Putu paek ajak umah yangE, (ED - I : 68) rumah-pos nama dekat dengan rumah saya-pos 'Rumahnya Putu dekat dengan rumah saya.'

(2$ Umah tiangd paek ajak

telabah. (ED

- lll

: 272)

rumah saya-pos dekat dengan parit 'Rumah saya dekat dengan parit.' Keempat, kata ajak digunakan untuk menyatakan makna telcin2 'oleh', seperti pada data berikut ini.
(21) lcang musuhina

ajak Luh Gita, (ED-II : 303)

saya musuh-pasif oleh nama


'Saya dimusuhi oleh Luh Gita.' (22) Potlot icangd lunganga ajak Somadana. (ED-III :324) pensil saya-det patah-pasif oleh nama 'Pensil saya dipatahkan oleh Somadana.'

Hubungan semantis kata ajnk, muah dan tekEn tidaklah simetris. Penggunaan kata ajakuntuk menyatakan makna muah' dat{ dapat digantikan dengan kata tekErc sehingga kalimat (17) dan (18) dapat diubah menjadi berikut ini.
(17a) Tiang ngelahbd koki tekEnlohan. saya N-punya ikan koki dan lohan 'Saya mempunyai ikan koki dan lohan.'
(18a) lcang muani tekEn lua. saya N-pelihara ayam jantan dan betina 'Saya memelihara ayam jantan dan betina.'
.rqhra (A,Nomor zl,T$n xvl/
oeserube

ngubuh siap

r Loo6

41

Kosakamoantbiosinkrasitingwisdft

vabaw$asasatirnak-amkusia4-6:rafiun

Akan tetapi, penggunaan kata ajak dengan makna tekEnl'dengi seperti pada kalimat (19) dan (20) dan penggunaan kata a, dengan makna tekEn2'oleh' seperti pada kalimat (21) dan (zz) ttc dapat diganti dengan kata muah'dan' sehingga kalimat-kalin berikut tidak berterima dalam bahasa Bali.

(19a)

Putu paek muah umah yange, nama dekat dan rumah saya-pos ,**h-pos Putu dekat dan rumah Rumahnya saya.'

*Umshne

"Umah tiang| paek muah telabah. rumah saya-pos dekat dan parit 'Rumah saya dekat dan parit.' (21a) *lcang musuhina muah Luh Gita, saya musuh-pasif dan nama 'Saya dimusuhi dan Luh Gita.'

(20a)

(22a) *Potlot icangE lunganga muah Somadana. pensil saya-det patah-pasif dan nama 'Pensil saya dipatahkan dan Somadana.,

selanjutnya, penggunaan kata ajak unfuk menyatakan mal 'bersama' seperti pada kalimat (15) dan (16) tidak dapat digi dengan kata telen dan muah sehingga kalima t-kalimat berikur tidak berterima dalam bahasa Bali.
munh nelokin anak gelem, saya kemarin tengok-trans orang sakit 'Saya kemarin dan menengok orang sakit., (16b) *Yang teken anak gelem. (15a) *Yang ibi

dan

ibi

nelokin

saya kemarin 'Saya kemarin

oleh

tengok-trans orang sakit oleh menengok orang sakit.,

(16a) *Muah telu ngango en|! dan tiga pakai-aktif ini 'Dan tiga memakai ini!' (16b) *Telcen telu

tiga pakai-akrif ini 'OIeh tiga memakai ini.'


Gradasi makna kataajak, teldn, danmuahdapat divisua,

oleh

ngango

ene!

seperti berikut ini.


42
f8,
No mar

zL,Tfin XVI/ nespvnlxy 2rlr;6

Nenga$ arrawa

ajak'ajak;

mltah'dan'

Baganl : GradasiMakna Kata ajak, teken, munrt


Berdasarkan Bagan r. di atas, secara jeras dapat diketahui bahwa kata ajak memiiiki cal makna yans ruas seperri itu

anak-anat Ik, rebih awar *"rgruuai kata yang memiliki fitur semantik dominan dari kata iun secara intuitif berhubungan (oar{i3widjojo, 2000). Terhaiap keriga kara ini, kata ajak yang memiiiti tiarrsemantik dominan itu.
5.

ov.rgeneralisasi. Akibatfry,., spesifikasi makna ketiga kata itu menjadi kabu.. o.rergenerarisasi ini terjadi karena ada kecenderungan

*::;:ilJil: ff [:#L"?IIXtr

Penutup

dan strategi pembeluiurrr. oesain dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi linguistik anakanak diharapkan merlgubah kesan perajaran bahasa Bari yang 'menakutkan' menjadi Lenarik bagi anak_anak.

Keadaan bahasa Bari anak-anak mencerminkan kompetensi ringuistit usia 4-6 tahun yu"g dimilikinya. Kompetensi linguisti[ itu hendaknya inspirasi bagi perancang kurikurum dapat sebagai sumber au., uugi guru untuk merancang desain

t
, r

! t

t-

r: E
E

\ ti I I

84lh

lL,Nonor zL,T$nxvr/

Desevnfur 2,,,,6

43

&

KosakawDantliosiyrfrra sitingwistifr

rala sahasasali

Anak-onokusia

4-6rabun

DAFTAR T'USTAKA
Ashworth, M. L985. Beyond Metlwdolory: Second Language Teacling and tlrc Comntunity. Cambridge : Cambridge University
Press.

Baradia, M.F. 1990, Kapita Selekia Pengajfrran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP N{alang.

Brow" -

Casson, R.W. L98L .bnguagz,

*lTJj;H X;'lti ^J; il;:'f #m l;xrET; P sikolinguistik, 19 - 46. Singaraja: FKIP Unud.
Perspectiaes. Inc.
T'eoretik.

Atlfire, andCognition: Antlropological New York : Macmillan Publishing Co,


]akarta : Rineka

Chaer

, A.2003. Psikolinguistik : Kajiaru

Cipta. Crider, A.8., et al. 1983. Psychology. Dallas: Scott, Foresman m:tiL Company. Dardjowidjoio, S. 200A. Eclw: KsahPemerolelwnBahasa Anak. ]akarta : Grasindo. 2003 . Psikolonguistik: Pengantar Pemahaman Bahasn Manusia. ]akarta : Yayasan Obor Indonesia. Halirn, A. 198 4. Politik Bslwsa Nasional. |akarta : Balai Pustaka. ]ohnston. 1.985. " Cognitivie Prerequisites : The Eaidence from Children I*aWg Engtish", Dalam Dan lsac Slobin (Edj The Crosslinguistic Study ,f Language Acquisition Volume 2: Thoretical lssues, 96'1.--L004. New ]ersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, Kantor Wilayah Depdikbud Bali. 1994. "Keputusan Nomor 22/I 19C/ KEP/T.94 Kurikulum Muatan Lokal". Keraf, G.199A. Linguistik Bandingan Tipologis. Jakarta: Gramedia" Kridalaksarr?, H. "1.993. Kamus Ling:uistik. |akarta: Gramedia Pustaka Utama. Makson, M. L993. Psikolinguistik. Padang: IKIP Padang Press. Marcus, F.G. et a[. 1.992. "Overregularization in Language Acquisitior{' . Dalam Mo nographs of tlu Socie$ for Research in ChildDeaelopnnnf. Chicago: The University of Chicago
Press.

Marsorlo. 1986. Fonetik. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

44

Norur zS,il1n.xvl/

Deseyfi6er eoo6

wengaf Lvnawa

Oesterreich, L, 1999. "Language Developrnent", [cited 15 September 20031. Available from : http: / lohioline.osu. edu/ ue / pdt / 1529f.pdf. Owens. fr. R.E. 1992. Langufrge Deaeloplnent: An lntroduction New
York: Macmillan Publishing Cornpany.
Parero, I.D .1987. Linguistik EfutlcfrsionaL lakarta: Erlan gga. Pateda, M. 199A. Aspek-Aspek Psikolinguistik. Ende: Nusa Indah. Pinker, S. 1989. Learnability and Cognition: The Acquisition of Argument Stracture. Carnbridge : The MIT Press. ,. 2003. "Language Acquisition". [cited 15 September 2003J. Available from: http:/ f www.esc.sotcn.ac rtk/ ^,harna d / paper / py10a Pnker.langecq.htm. Pemerintah Daerah Provirlsi Bali. lggz."Perahrran Daerah Nornor 3 tahun1992 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali" . Sankarutarayanan, G. 2003. "Adult Interaction with Children : Language LJse". [cited 15 Septernber 2003]. Availab]*

from: http:/ /www. languageindia.com/ feb2002/


gsank4.html.
Schane, S.A. 1992. Fonologi Generatif. Jakarta: Sumrner Institute

of Linguistic. Subyakto-Nababary S. LJ. 1988. Psikolinguistik: Suatu Pengantfrr. lakarta: P2LPTK. Sulaga et al. 1,996. Tata Bahasa Baku Bahasa Bali. Denpasar: Pemerintah Provinsi Tk.I BaIi. Sumarsono . 1987. "Se1uk Beluk Pemerolehan Bahasa Pertama". Singaraja: FKIP Universitas Udayana. Tarigrn, H.G. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa. --------- 1985 a. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa. ---------- 1985b. Pengajarfrn Kosa Kata. Bandung: Angkasa. Verhaar, I.W.M. 1999. Asfis-Asns Linguistik Umurn Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wexler, Kenneth dan Culicover, P.\,V. L983. Formal Principles ,f I-anguage Acquisition Cambridge : The MIT Press.

, Norror

fi,f$wxvt

Oe.wnberr"A

45

Pensaruh Suami pada tstri terhe#ap Femakaian Bahasa dalam Keluargs Kawin , uampur dl Eali $ Wmyffiffi YmgY?ffi ,',,,,,,,,:,:::,, (\, ar^*. l.-^ fil^..hAr """oii.""r" tsahasa Ba$l: TEnjauan Vgrba !Ulang *1-f,^.r*^^ ED..0i. If' ' ,,:,:,,i:,,,,,,,:, ,',' Sintaktis fi $'Smffiffiffih Suskmymffiffi ', Kosakata dan ldiosinkrasi Linguistsk paCa ',1,,'n:,i, Bahasa Bali Anak-anak Usia 4*fr Tahug-r t',i;i' Meffiffiffih &g"ffiffiwffi .',..,;,:, Mgrfofonet"nik Teori Stnuktural: Sueatu ,,, ',i Kajlan Pustaka Bdm Aym fuT$nmh PffirwdBmt$
,,ii,,,,;,,

_: i:::riii:r

tt'

il:j iirr:::

.l'1,:.

;,,

;i:tr:.'. rrl::i::r '

:1:t:tl':r:::;:;:'
|,:at,,j.:,::,

a,:aij,,

,d

-.,':

i1,r"r,,,
,:],,,,

Pertimbaitgan untuk Penyusunam Kamus


$

ffiym$ffiffisr Sffipffirwffi

,::::ri::t, ,:j

Klausa Terikat Bahasa


&r$#mwm&$

Sasak

$dm &yqx
Pd*

ffiutu

,,,''

ji
,"

i"'i
,,,,i

i,ii

!diom dan lkon d eJam Iklam NEaga


ffiaxd$mt$

Wmyffis:

'rr Subordinatif
,,,i
ffimffi*hmt,$
$

Pe8esapan Subjek dalam Konstruksi


Bahasa

Bali &stmk. &gqJtrTffi ffi*wi

Sinomimi Preposisi da[am tsmhmsa ffiaBi


Nmrftffiffih ffiffiffim&m ffimdrrcyffir$ffi

Kajian Lingulstik Kebu#ayaam # Wffiyffiffi


ffiu,m#frms**hm

Wacana Cerita Rakyat BaBi *o; Belog" Sebuah

Diksi dalam Dharrna Wacana NB &*u,gh ffimr&mm$ Text Qrganization and LangL,rage Features of Cornplaint Facsimi!e &dii ffimd&weymreftm

Aspek Stilistika dalam Oerpem


ffS$Wmyffiffi &rymaru&

"ToSoG*'

Paparikan Frabhu Wijaya: Analisis Gaya


Bahasa dan

lVlenelusuri Makna Drarna "Kuuk" Karya


Km&ux&

Latar

tr

Mmdm ffiuxdamngm
ffiffir*dmBm Pmftrm

NyornanTrtanda

ISSN

OB54 3283

,!tilltl!ffi

tltilLtil
u

l|ililtl

d--

Anda mungkin juga menyukai