Kosakata Dan Idiosinkrasi Linguistik PDF
Kosakata Dan Idiosinkrasi Linguistik PDF
Kosakata Dan Idiosinkrasi Linguistik PDF
r. ilrl
' j. t:.:',::
:i:--'! :, r' r.
r:
::l::
;#i.?,-,-a
f.&+--:r'
:: :
'
: :: : : .
'
l
:
.:1:.r_j.:::-.:i:+jlrr j:].:ti5El:.
,,-'+,!, :.
r
rr+,,iilii
rr.ir;-ii
:::'r-rlilt:::1:
#i*'-'l:.
:i..
:'l
:,:::1r:!:r':::f!41::,::,r-_.r'lar'.1!'?;
i
:
::
.iii;;..+i.il.;r:::j,: -.:;,i,i.E
: ii::.r,;l:i:;i:i;!:.iiirt]::1i... i:. : 'i':.i,li 'j....'r' '. r'rilll:1.' ii-.., ri:1r il- nl .:.1i:,.r. iir..!.i;:ri i-;: a:+,i +'...: ' .-:Fii, ti, ilr:ti*;iltjit'rii}lt::-l!!!+t :: i : .'*ii*,..:,, j:,i l;:,:, rj;."Xxiri"'.' :.ii:_ : i! if!i;..:r. . l,,,j;:T;i-.,; : .-;i::.- .::!;l:i:ir:i..1r-!1-.1:
: :
".4
+:.:
!:
:i:li
Sqlea lA tNomor
28,
Tfixvt
Desevnfxr Loo6
fuara
IURI{AL BAFIASA DAI{ SASTRA
I{OMOR ZB,TH XVI, DESEMBER 2OA6,ISSN 0354-3283
S.S.
Dilarang memperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis penulis, kecuali kutipan
sebagian untuk pelengkap pembahasan
-dileaf?r
Noymor
tl,fl1xvl/
Desember Loo6
DAFTAR ISI
Pengantar
111
Daftar Isi
Pengaruh Suami pada Istri terhadap Pemakaian Bahasa dalam Keluarga Kawin Campur di BaIi I WayanTayna
11
Kosakata dan Idiosinkrasi Linguistik pada Bahasa Bali Anak'Anak Usi a 4-6 Tahun
Nengal,l
I
Arnawa
...............
27
TdaAywt'nirahPurwiati ...:...........
47
.............:.
63
............
75
97
makAgwngDewsurnhafi
Sinonimi Preposisi dalam Bahasa Bali
lN*ngoh
Semet^asabnyaaa
.......... 129
V
t}41fla{"3;
Nomor
fi,rlsxvt
oesemfxr 2o116
Wacana Cerita Rakyat BaIi "IBeIog" Sebuah Kajian Linguistik KebtrdaYaan I Wayan
Sudiart$a
....... 1,47
Ni Luh
Partavni
........... 159
Br.&iwiynnto
..........
-J-.69
Aspek Stilistika dalam Cerpen "Togog" Ni Wayaw Nyani Paparikan Prabhu Wijaya: Analisis Gaya Bahasa dan Latar
........ 181
Manda{aPwtra
.... 215
VI
Neugab arnawa
KOSAKATA DAN IDIOSINKRASI LINGUISTIK PADA BAHASA BALI ANAK-ANAK USIA 4_6 TAHUN
Nengah Arnawa*)
L.
Pendahuluan
Bahasa Bali anak-anak usia 4 - 6 tahunpenting diungkapkan
Bali Anak-Anak Usia 4-6Tahun Penguasaan kosakata oleh anak-anak dapat dimaknai sebagai perkembangan konseptual. Penambahan kosakata
2. Kosakata Bahasa
.dlpal8,
Nomor z8,T[1n
xvl/
oesevnber Loo6
27
merupakan proses aktif karena melibatkan aktivitas rnental untuk menata konsep-konsep baru dalarn sistematika kognisi anak-anak, Aktivitas mental itu dirnungkinkan karena anak-anak memiliki peranti pemerolehanbahasa (PPB) yang berfungsi untuk menyistenratisasi kosakata baru ke dalam kerangka konseptual yang telah dinftiliki sebelumnya. Berdasarkan korpus ujaran yang dikumpulkan secara berkala ketika anak-anak rnelakukan interaksi alamiah dalam Iatar bermain bersama, belaiar bersama, dan beraktivitas sosial di Iingkungan sekolah (TK dan SD), terungkap bahwa jumlah kata yang dikuasai anak-anak sebanyak 1.393 buah (iumlah ini tidak termasuk nama diri). Kolokasi semantik kosakata bahasa Bali produksi anak-anak usia 4-6 tahun dapat diidentifikasi seperti berikut ini. bapa 'ayah' , mdrnd 'ibu' , dad*rc5,: (1) Istilah kekerabatan ,, 'nenelr pduk' kakk', embok' kalq,,ir'
sira!*.
'kepaLa', basang'perut'
sehari-hari
Benda-benda
(n Binatang
peliharaan
(8) lrVarna
(9)
'kamu laki-laki' , bena 'kamu' , enl'irtj' , ento 'ittt' besik'satu' , dua ' duta' , tetelu 't gu' pfrpfrt' empa {, lfrlima' lima' pules 'ttdttt' , maem'rnakarf , luyelt 'mand {, mlali'betmain' arit 'sabit' , umalt 'rumah' , tas'tas' , baju'baju' siap 'ayam' , ffiffipi 'sapi' , hiluk 'anjin {, *o,rug'kuci*g' harak'merah', Efrdang'hijau', trlem 'hitam' beler'nakal' bobab'bohong' gedlg
'rnaran'-
(10) Waktu
Repertoar kosakata bahasa Bali anak-anak itu dapat diidentifikasi dan diklasifikasi berdasarkan dua pijakan dasar. Pertama, klasifikasi dan identifikasi dilakukan berdasarkan
28
*",
Nornor
fi,il1ulvll
oewnktzoo6
Nengab ernawa
bahasa Bali anak-anak usia 4 - 6 tahun diklasifikasikan menjadi tujuh (sesuai label kategori kata yang digunakan dalam KBBI), yaitu nomina, verba, adverbia, pronomina, adjektiva, partikel, dan numeralia. Berdasarkan kategori kata tersebut, sebaran kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun dapat ditabulasi seperti tertera pada tabel berikut ini.
4-6
NO.
'L. 2.
KATEGOR[
Nomina Verba Adverbia Pronomina Adjektiva Partikel Numeralia
IUMLAH
509 586 80 29 137
31
21
PERSENTASE
36,540/o
42,07%
5,740/o 2,A8o/o
3.
4.
5. 6. 7.
9,830/o
2,23%
1,rl't%
IUMLAH
1.393
fi}%
Berdasarkan tabulasi kosakata bahasa Bali seperti yang tertera pada Tabel L d.i atas, dapat diketahui bahwa produksi verba mencapa i 42,07 % dan nomina mencap ai36,54%. Berdasarkan fakta linguistik seperti itu, dapat dikatakan bahwa produksi kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun mengikuti kerangka universal pemerolehan bahasa, khususnya pada pemerolehan leksikal. Produksi verba yang lebih tinggi daripada kategori lain menunjukkan bahwa perkembangan kosakata diperoleh melalui berbagai aktivitas sehingga konsep-konsep tentang berbagai aktivitas ini menjadi masukan dominan bagi anak-anak. Hat ini dapat dilihat melalui adanya kecenderungan anak-anak yang hanya mengatakan verba pada fase holofrase. Dari sisi linguistik, verba menduduki fungsi sentral dalam struktur sebuah kalimat. Kepusatan verba ini diyakini ikut memacu dominasi verba pada repertoar bahasa Bali anak-anak. Akan tetapi, dalam realisasi penggunaan bahasa Bali secara alamiah, nomina memiliki frekuensi tertinggi. Seperti tertera pada Tabel L di atas, anakanak memproduksi 509 kata dari kategori kata nomina, tetapi
5{lfafl,
Novr,ror
fi,T$n xvl/
oesevn{cer
261616
29
xasakau DanlDiosin(r
asi
tingraistift
Paba
+-6
rahun
kata dari kategori kata verba Can dari jumlah ini anak-anak menggunakannya sebanyak 3.823 kali atau sekitar 30,98Yo. Jika dirata-ra hak arn,setiap verba muncul sebanyak 6,52kali. Tingginya frekuensi penggunaan nomina disebabkan kategori ini rnemiliki mobilitas yang lebih tinggi untuk mengisi 'slot fungsi' (istilah tata bahasa Tagmemik) dalam kalirnat. Kategori nomina dapat mengisi slot, baik subjek, predikat, maupun objek, sedangkan kategori verba cenderung digunakanuntuk mengisi slot predikat.
Frekuensi penggunaan kosakata bahasa Bali anak-anak usia tahun dapat divisualkan dalam tabel berikut ini.
4-
Tabel 2 Tabulasi Frekuensi Penggunaan Kata Bahasa Bali An&*l-* Anak Usia 4-5 Tahun
NO. KATEGORI IUMLAH FREKUENSI PENGGUNAAN
4313 3823
PERSENTASE
KATA
509 586 80 29 137
31 21
PENGGUNAAN
34,95%
3A,98%
'l,4,Mo/o 8,MYO
6,590/o
1. 2. 3.
Nornina
Verba
4.
5. 6. 7.
Adverbia Pronomina
1733
992
813 520
1,46
4,21,%
1,18%
100%
IUMLAH
1.393
1234A
Kedua, klasifikasi dan identitikasi dilakukan berdasarkan referen kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun. Referen ini dapat dipilah meniadi dua, yaitu referen fisik dan mental. Referen fisik adalah kosakata bahasa Bali yang bersangkut paut dengan aspek-aspek fisik atau ragawi dan kebendaan yang konkret, sedangkan referen mental adalah kosakata yang bersangkut-paut dengan aspek-aspek koseptual, emosional, dan abstrak. Berpijak pada klasifikasi dan identifikasi ini, kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun dapat dikuantifikasi seperti dalam tabel berikut ini.
.*heafa, Nonor zl,rbruxvl/
oesemfor eoo6
Nengah Arnawa
Tabel 3 Tabulasi Referen Fisik dan Mental Kosa Kata Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun
REFEREN FISTK MENTAL NO. KATEGORI PERSENPERSENIUMLAH IUMLAH TASE TASE -L. '/-,,360/, gYo 35,1 490 19 Nornina Verba 544 39,A5% 42 3,02% 2.
3. 4.
5. 6. 7.
UMLAH
60 12 98 12 21 7.237
1r3-l,o/,
20 17 39 19 -0
'lrr44%
88,80%
156
11,2A%
Berdasarkan Tabel 3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 1,.393 kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun, 1.237 kata atau 88,80 % merupakan kosakata yang bersangkut paut dengan aspek fisik atau ragawi dan kebendaan yang konkret dan hanya156 kata atau 11,,20 % yang bersangkut paut dengan aspek mental konseptual, emosional, dan abstrak. Fakta lingustik ini menunjukkan bahwa anak-anak mengusai kosakata melalui pencerapan aspek-aspek yang bersifat fisik atau ragawi dan konkret. Berdasarkan referennya, frekuensi penggunaan kosakata bahasa Bali anak-anak usia 4 - 6 tahun dapat divisualkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 4 Tabulasi Frekuensi Referen Penggunaan Kosakata Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun
REFEREN MENTAL FTSIK PERSEN. PERSENIUMLAH IUMLAH TASE TASE 55 0,45'./o 4258 34,SAY, '1,,93% 238 29,a5% 3585 6,30% 7,74% 778 955 3,28% 405 4,76% 587
597 353
4,840/o 21,6
1.,750/o
NO. KATEGORI
1.
2, 3. 4.
5. 6.
7.
Nlomina Verba
2,86%
'J.,,78%
167
0
1,35%
0
IUMLAH
146 10.481
84,94%
1.859
75,06%
oessvnber 2ricl6
31
4-6rabun
Berdasarkan data yang disajikan dalarn Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan frekuensi pengpnaan yang sangat mencolok antara kosakata referen fisik dan mental. Dari 12.340 frekuensi penggunaan kata, L0.48L kali atau 84,94o/o diisi oleh penggunaan kosakata referen fisik dan hanya 1..859 kali atau 15,A6Yo anak-anak menggunakan kosakata referen mental. Data ini memberikan informasibahwa anak-anak pada usia 4-6 tahun memiliki keterbatasan untuk mengungkapkan sesuatu yang abstrak.
3. Rerata Pani"og Uiaran (RPU) Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Rerata panjang ujaran (RPU) banyak digunakan untuk mengetahui kompetensi sintaksis bahasa anak-anak. Teknik ini
pemah dilakukan Brown (1973\ dan Dardjowidioio (2001). Dengan menerapkan teknik ini, diketahui bahwa RPU bahasa Bali anak* anak usia 4-6 tahun adalah sePerti berikut ini.
4-6
Paniang Uiaran
3,25 3,43
3A7
3,39
Nilai RPU ini menunjukkanbahwa bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahunberada pada tahap perkembangan fV, yakni anakanak telah mengusai sejumlah kaidah atau #amatika bahasa BaIi dan telah memasuki tahap identifikasi ke arah tata bahasa orang dewasa. Beberapa fakta empirik yang menutjutg simpulan ini dapat dikemukakan sebagai berikut. (1) Semua kategori kata telah muncul dalam ujaran anakanak.
32
r{psakataDanlDiosinkrasitinguistifr Padawhasasa{iliua{anakusia4-6ffibun
Berdasarkan data yang disajikan dalarn Tabel 4 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan frekuensi pengpnaan yang sangat mencolok antara kosakata referen fisik dan rnental. Dari 1234A frekuensi penggunaan kata, 10.481 kali atau 84,94o/o diisi oleh penggunaan kosakata referen fisik dan hanya 1.859 kali atau 15,A6o/o anak-anak menggunakan kosakata referen mental. Data ini memberikan informasi bahwa anak-anak pada usia 4-6 tahun memiliki keterbatasart untuk mengungkapkan sesuatu yang abstrak.
3. Rerata Panirrrg Ujaran (RPU) Bahasa BaIi Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Rerata panjang ujaran (RPU) banyak digunakan untuk mengetahui kompetensi sintaksis bahasa anak-anak. Teknik ini pernah dilakukan Brown (1973) dan Dardjowidjojo (2001), Dengan menerapkan teknik ini, diketahui bahwa RPU bahasa Bali anak* anak usia 4-6 tahun adalah sePerti berikut ini.
4-6
)
3.
Paniang Uiaran
3,26 3,43
3A7
3,39
Nitai RPU ini menunjukkanbahwa bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahunberada pada tahap perkembangan fV, yakni anakanak telah mengusai sejumlah kaidah atau gpamatika bahasa Bali dan telah memasuki tahap identifikasi ke arah tata bahasa orang dewasa. Beberapa fakta empirik yang menunjang simpulan ini dapat dikemukakan sebagai berikut. (1) Semua kategori kata telah muncul dalam ujaran anakanak.
32
Norror zl,T:hwxw,
Peserrbe
lloo6
Nengab
xna*a
(4) secara terbatas, anak-anak telah dapat memproduksi kalimat majemuk (5) Kemunculan kalimat tanya, perintah, dan kalimat negatif merupakan perwujudan akuisisi transformasi.
4. Idiosinkrasi Linguistik pada Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Yang dimaksud dengan idiosinkrasi linguistik adalah berbagai perbedaan lingual yangtampak pada bahasa Bali anakanak usia 4 - 6 tahun. Idiosinkrasi linguistik yang dimaksud adalah perbedaan bahasa Bali anak-anak dengan bahasa Bali baku. Idiosinkrasi yang terjadi mencerminkan tingkat kompetensi linguistik anak-anak.
4-6
tahun Anak-anak menguasai bunyi bahasa mengikuti urutan universal. Urutan universal penguasaan bunyi bahasa hendaknya diinterpretasi sebagai arah urutan dan bukan merupakan'jadwal kronologis'. Laju perkembangan fonologi pada anak-anak sangat mungkin berbeda, tetapi arah perkembangan fonologinya cenderung sama. Misalnya konsonan hambat apiko-dental / t/ lebih awal dikuasai anak-anak daripada konsonan frikatif laminoalveolar / s/ danhambat dorso-velar /k/ .Oleh karena itu, apabila seorang anak belum dapat mengucapkan fonem / s/ atau /k/ , kedua fonem ini cenderung'diganti' dengan fonem / t/ .Demikian pula, konsonan lateral apiko-alveolar / 1/ lebrhawal dikuasai anak daripada konsonan getar apiko-palatal /r/ sehingga fonem /r/ cenderurlg'diganti' dengan fonem /l/ . Bahasa Bali memiliki 24 fonem yang terdiri atas 6 fonem vokal dan 18 fonem konsonan. Fonem vokal dalam bahasa Bali terdiri atas f af , / i/, /u/, / e/, / o/, / A/ danfonernkonsonanyang adaadalah/b/ , /p/, /d/, /t/ , /g/ , /k/ , /i/, /r/ , /^/,/n/ , /fr/,
data yang diperoleh, anak-anak usia 4- 6 tahun tidak mengalami kesulitan dalam memproduksi fonem vokal. Akan tetapi, beberapa anak masih mengalami idiosinkrasi pada pemproduksian fonem / r / . Hal ini dapat dilihat pada beberapa data berikut ini (khusus untuk kepentingan ini korpus dieja secara fonetis).
g4lpa[?,
Nomor
fi,Tfin xvl/
oesevnber lzclcll
33
(1) [Keltas
apa en6 walnanE selem ?J Kertas apa en6 warnanE selem ? (ED-I : 4) kertas apa ini warna-det hitam ? 'Kertas apa warnanya hitam ?
(2) [Gck
jemak-jemaka niki ajak LalaJ Gek Rai jemak-jemaka niki aiak Lala. (ED-I : 46) nama ambil-ambil-pasif ini oleh nama 'Gek RaL ini diambil-ambil oleh Lala.'
Lai
dapat mernproduksi bunyi apiko-alveolar / I/.'Pengffiei i,'i,,, ",,',,' r / dengan /l/ oleh anak-anak karena bunyi /, / mer$xlii<i tingkat kesukaran artikulasi yang lebih tioggi daripada bunyi /l/. Kesukaran itu disebabkan konsonan /r/ memiliki struktur (hubungan posisional artikulator dan titik artikulasi) rapatrenggang dengan cara artikulasi bergetar atau trill. Sementara itu, konsonan /l/ memiliki struktur renggang-lebar dengan cara artikulasi lateral atau sampitgan (Marsono/ 1986: L01). 4.2 Idiosinkrasi Morfologis Bahasa Bali Anak-Anak Usia 4-6 Tahun Bahasa Bali merupakan bahasa aglutinatif. Bahasa Bali memiliki 12 prefiks, 4 infiks, dan 8 sufiks (Sulaga et al., 1996). Dari 24 afiks yang ada dalam bahasa Bali, anak-arrak usia 4-6 tahun
menggunakan 13 afiks dan perulangan Seperti telah divisualkan pada Tabe1 1 di atas, i"*luh kosakata yang diproduksi anak-anak sebaryak "!,..gg3kata. Dari jurnlah kata ini, sebarryak 605 kata merupakan kata dasar dan 7&9merupakan kata turunall:r. Berdasarkan data ini, dapat fiketahui bahrn'a anak-anak usia 4-6 tahun telah dapat mernbentuk kata turunan dengan menerapkan kaidah afiksasi yang ada dalam bahasa Bali. Afiks yang digunakanuntuk rnembentuk kata turunan dapat ditabulasi seperti berikut ini.
34
d{hfa,
Noraor
zl,t$u.xvl/
oesevnber zoo6
Nenga$
arwwa
No.
7.
2. 3. 4. 5. 6
o'r.=i
-an
{-an}
17 5
[-in]
{-e} {ne-} {-n}
66 90 103
6 517
furnlah
28s
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa ada enam prefiks, yaitu {pro_|, lprriy, {pati_1, lmaka-1, satu sufiks, yatni lsaka-1, [kuma-l; {-um--\, l-d-\, {-er-l yang belum digunafan anak_anak untuk mernbenfuk kata turunan. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kompetensi linguistik anak-u*k masih dalam ke I arah kornpetensi linguistik orang dewasa. ferkembangan
t_'i"it;;p:;#i"[*-1,
penggunaan sufiks
Konteks :
mencari buku gambar di lemari sekolah. Kemudian, anak ini berkata kepada temannya.
Ketika pelajaran menempel seorang anak tidak membawa buku gambar. Guru menyuruhanak itu
(4)
:1zz) saya suruh-pasif mencari-kan buku gambar 'Saya disuruh mencarikan buku gambir.,
Mengetahui temannya disuruh mencari buku gambar, seorang anak menaurarkan diri unfuk
Kontelcs :
G$4hsa
f?,Nomor zL,t$nxvt
De,sember
Loo6
35
36
, Nomor
tl,t$n.xvlr
oesenlxr eoo6
Nengab
*na*a
(6) kngeh
(ED_II : 15g) Goblog Dek, tai pasif_cium 'Goblog Dek, tai dicium.,
Dalam bahasa BaIi, untuk menyatakan makna ,cium (bau), sudah tersedia verba adek. Dari kataaclekini dapat dibentuk, antara lain, kata adekin 'ciumlah', adekn'dicium', dan ngadekin ,mencium, sehingga kata ebonina itu merupakan bentui potensial yakni bentuk ya..g berterima sesuai kaidah, tetapi tiaat digunakan secara alamiah. Dari dimensi psikolinguistik, iesalahan blrbahasa anak seperti itu sering disebut kesarihan perkembangan.
Tahun Dalam aspek sintaksis , ad,dua gejar ayangbeberapa kari pada bahasa Bali anak-arruL periode usia 4 6 tahun. litemukan Kedua gejala sintaksis itu adalah penggunaan struktur terbalik d_an pengaburan konstruksi aktif-pasir. rua,ra gejata sintaksis ini akan diuraikan satu per satu berikut ini. Dalam kajian 1inguistik, khususnya sintaksis, dikenar konsep kalimat inversi, yakni kalimat yang rnemiliki urutan basdn" bagian secara terbalik (bdk. Kridahlruiu, 1993:g5). pemballkan urutan bagian kalimat itu hendaknya tidak bertentangan dengan kaidah umum yang ada padabahasa tertentu. Misarirya, dui-am bahasa Bali pengiri ,lot fungsi objek (penderita) mengikuti verba yang mengisi slot predikat sehingga bahasa naf aitatakan memiliki pola sintaksis s - v - o (bdk. verhaar ,1999:261). oleh karena ifu, jika menginversikan suatu kalimat, seharusnya urutan ini tidak dilanggar. Misalnya, jika kalimat Tiang namiah siap ibi'saya menyembelih ayam kemarin' akan diinversikan, seharusnya nomirra siap'ayam'tetap berada di belakang verba namp ah' menye mbe lih' sehingga alterna tif inversi y angbei terima adalah seperti berikut ini.
7, thi
tiang nnntpah siap. kernarin saya aktif-sembelih ayam. 'Kemarin saya menyembelih ayam.'
B. I{ampah
fi,Tfin xvr/
aeseynfur 2rl06
37
tingwisti(
*nak-ana{<usia
+-6 rubwn
Pada bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahurr ditemukan beberapa pola inversi yang tidak sesuai dengan pola sintaksis S - V - O, antara lain, seperti data berikut ini.
(9)
ktcit icing sing ngubuh. (ED-III : 109) anak babi saya negatif aktif-pelihara. 'Anak babi saya tidak memelihara.'
Ogoh-ogoh saya aktif-lihat 'Ogoh-ogoh saya melih at.'
Terhadup kedua kalimat bahasa Bali ini dapat diberikan kajian berikut. Nomina larcit'anak babi'pada kalirnat (9) sesungguhnya merupakan pengisi slot objek dan aerba ngubuh 'memelihara' mengisi slot predikat. Sesuai dengan pola sintaksis bahasa Eali S - V - O, semestinya nomina kucit 'anak babi' mengikuti vL i , ,,. ngubuh'memelihara' sehingga inversi yang seharusnya adalalr Sing ngubuh kucit icang'Tidak mernelihara anak babi saya'. HaI yang sanra tetiudi pada kalimat (10). Norninaogoh*gohmerupakan pengisi slot objek dan verba nepukin pengisi slot predikat. Oleh karena itu, inversiyatg seharusnya adalah Nepukin ogoh-ogohyang 'Melihat ogoh-ogoh saya'. Idiosinkrasi kedua pada produksi kalimat bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun adalah pengaburan konstruksi aktif dan pasif seperti berikut ini.
(11) Icang korahang ajak embok icangi.
(12)f##
ff+:32s)
Kalimat (11) mengandung ketidakjelasan konstruksi. Ditinjau dari bentuk verb artya, yakni koralwng' diberitahukan',
kalimat (11) merupakan kalimat pasif, tetapi nomina icang'saya' yang berperan sebagai agen mengisi slot subjek. Ditinjau dari posisi agen yang mengisi slot subjek, kalimat (11) merupakan kalimat aktif. Iika ingin menggunakan konskuksi aktil kalimat (11) semestinya menjadi lcang morahan ajak embok icange'Saya
38 .g4hEfa, Nonor $, rfin.xvl/ wwvn{xrzoo6
Nengah xrroowa
memberitahu kakak saya' dan apabila ingin menggunakan konstruksi pasif, kalimat (11) menjadi Korahang (icang) ajak embok icangl'Diberitahukan kepada kakak saya' . Hal yang sama terjadi pada kalimat (12). Ditinjau dari bentuk verbanya, yakni bentura 'dilempar', kalimat (12) merupakan kalimat pasif, tetapi pronomina ene sebagai agen mengisi slot subjek. Ditinjau dari posisi agen sebagai pengisi slot subjek, kalimat (12) merupakan kalimat aktif. Kontruksi aktif kalirnat (12) adalahEnd taEn mentur icang di pangktmgd'Ini pernah melempar saya di ngarai itu' dan konstruksi pasif kalimat (12) adalah lcang tadn bentura tekEn en| di pangkungd'Saya pernah dilempar oleh ini di ngarai itu'. Gejala lingual seperti ini menunjukkan bahwa kompetensi linguistik
tahun belum sepenuhnya berkembang seperti kompetensi linguistik yang diidealkan orang dewasa.
anak-anak usia
4-6
4-6
Kosakata pada bahasa anak-anak tampaknya paling sukar dinyatakan secara universal, baik yang mencakup jumlah fiurupun
kategori kata yang dikuasai anak-anak karena cukup banyak variabel yang berpengaruh. Braunwald (dalam Dardjowidjojo,
2000: 35) memaparkan bahwa kosakata yang dikuasai anak-anak
usia L;8 tahun adalah 391; Anisfield (dalam Dardjowidjojo,2000: 35) menyatakan bahwa pada usia L;8 -2;0 tahun anak-anak telah memperoleh 154 kata;" Clark (dalam Dardjowidjojo, 2000:35) mengungkapkan bahwa sejak anak berumur 2;0 tahun anak-anak rnenambah 10 kosakata baru per hari sehingga pada umur 6;0 tahun anak-anak telah menguasai 14.000 kata. Nelson (dalam Dardjowijojo, 2000:35) mengatakan bahwa laju penguasaan kosakata anak-anak berbedabeda dengan pertambahan 10 - 66 kata per bulan. ]ika mengacu pada pandangan Nelson ini, jumlah kosakata anak-anak umur 6 tahun atau T?bulan adalah antara 72x10 dan72x66 atau antara 72A dan 4.752 kata. Dalam penelitian yang dilakukan secara kroseksional ini, terungkap bahwa anak-anak pada periode usia 4-6 tahun memproduksi kosakata sebanyak 1..393 kata (lihat Tabel 1). Angka ini berada di antara rentang penguasaan kosakata yang dikemukakan oleh Nelson. Terlepas dari ketidakuniversalan dalam jumlah dan jenis kata yang dikuasai anak-anak, idiosinkrasi pada komponen
Nomor
fi,T$n
XVI/
oesenr[re
r Loo6
39
"rqlBaffl,
uri, +-6
ruhwn
leksikal dalam produksi bahasa Bali anak-anak usia dapat dijelaskan seperti data berikut ini.
(13)
1-6 tahun
Bikule ngamah l<nsur. (ED-III : 3a5) tukus-det makan-aktif kasur 'Tikus itu mengerat kasur.'
(14) Yang taen bubuk sambil ngalih be lele. FD-II : 139) saya pernah tidur sambil cari-aktif ikan lele 'Saya pernah tidur sarnbil mencari ikan lele.' Pada kalimat (13), argumen verba yang berperan sebagai agen adalah bikut 'tikus itu' dan argumen yang berperan sebagai pasien adalahltnsur'kasur' . Bih,t/'tikus' merupakan hama pengerat dan ketika mengeratselalu menggunakan mulut. Oleh karena ifu,
untuk bikul'tikus' perlu dibedakan antara ngamfrh' makan (untuk binatang)' dengan morot 'mengerat' $fena tidak setiap yeft,S dikerat tikus pasti dimakan. Karena kdterbatasan kosakata, anak* anak melakukan overgeneralisasi sehingga kata morot' rnengerat' disamakan dengan kata ngamfrh'makan (untuk binat*rg)', Kalimat (13) lebih tepat jika diungkapkan denganBikuli morotlwsur 'Tikus itu mengerat kasur'. Terhadup (14) dapat diberikan tanggapan bahwa anak itu sebenarnya ingin mengatakan ngtpi ngalih be llld 'mimpi mencari ikan lele'. Akan tetapi, pada benaknya belurn tersedia kata ngtpi'bermimpi' sehingga mereka mengatakan kalimat (14) di atas. Jadi, bahasa Bali anak-anak usia 4-6 tahun masih menunjukkan adanya idiosinkrasi leksikal. Overgeneralisasi iuga terjadi pada penggunaan kata ajak 'uluk'. Kata ini muncul sebanyak 129 kali. Makna penggunaan kata ajak oleh anak-anak usia 4-6 berbeda$eda. Pertama, kata nj ok di gunakan untu k menyata kan rnakna' bersama', s epe rti p a da data berikut ini.
(15) Yang
ibi ajaka
saya kemarin ajak-pasif tengok-kans orang sakit 'Saya kemarin diajak menengok orang sakit.'
(16)
Ajak
telu ngango ene! (ED-III:22) bersama tiga pakai-aktif ini 'Bertiga memakai ini!'
40
.*hfa,
Normor
zl,Tfin.xv1
oesenr6er
roo6
Nentgafi
ernawa
Kedua, kata ajak diganakan untuk menyatakan makna nruah'dar{ seperti pada data berikut ini.
(17) Tiang ngelah be koki ajak lahnn. (ED-I : 58)
muani ajak lua. (ED-III : 128) saya N-pelihara ayam jantan dan betina 'Saya memelihara ayam 1'antan dan betina.'
telcEnl,
ngubuh siap
Ketiga, kata ajak digunakan untuk menyatakan makna 'dengar{ seperti pada data berikut ini.
(19) Umahnd Putu paek ajak umah yangE, (ED - I : 68) rumah-pos nama dekat dengan rumah saya-pos 'Rumahnya Putu dekat dengan rumah saya.'
telabah. (ED
- lll
: 272)
rumah saya-pos dekat dengan parit 'Rumah saya dekat dengan parit.' Keempat, kata ajak digunakan untuk menyatakan makna telcin2 'oleh', seperti pada data berikut ini.
(21) lcang musuhina
Hubungan semantis kata ajnk, muah dan tekEn tidaklah simetris. Penggunaan kata ajakuntuk menyatakan makna muah' dat{ dapat digantikan dengan kata tekErc sehingga kalimat (17) dan (18) dapat diubah menjadi berikut ini.
(17a) Tiang ngelahbd koki tekEnlohan. saya N-punya ikan koki dan lohan 'Saya mempunyai ikan koki dan lohan.'
(18a) lcang muani tekEn lua. saya N-pelihara ayam jantan dan betina 'Saya memelihara ayam jantan dan betina.'
.rqhra (A,Nomor zl,T$n xvl/
oeserube
ngubuh siap
r Loo6
41
Kosakamoantbiosinkrasitingwisdft
vabaw$asasatirnak-amkusia4-6:rafiun
Akan tetapi, penggunaan kata ajak dengan makna tekEnl'dengi seperti pada kalimat (19) dan (20) dan penggunaan kata a, dengan makna tekEn2'oleh' seperti pada kalimat (21) dan (zz) ttc dapat diganti dengan kata muah'dan' sehingga kalimat-kalin berikut tidak berterima dalam bahasa Bali.
(19a)
Putu paek muah umah yange, nama dekat dan rumah saya-pos ,**h-pos Putu dekat dan rumah Rumahnya saya.'
*Umshne
"Umah tiang| paek muah telabah. rumah saya-pos dekat dan parit 'Rumah saya dekat dan parit.' (21a) *lcang musuhina muah Luh Gita, saya musuh-pasif dan nama 'Saya dimusuhi dan Luh Gita.'
(20a)
(22a) *Potlot icangE lunganga muah Somadana. pensil saya-det patah-pasif dan nama 'Pensil saya dipatahkan dan Somadana.,
selanjutnya, penggunaan kata ajak unfuk menyatakan mal 'bersama' seperti pada kalimat (15) dan (16) tidak dapat digi dengan kata telen dan muah sehingga kalima t-kalimat berikur tidak berterima dalam bahasa Bali.
munh nelokin anak gelem, saya kemarin tengok-trans orang sakit 'Saya kemarin dan menengok orang sakit., (16b) *Yang teken anak gelem. (15a) *Yang ibi
dan
ibi
nelokin
oleh
(16a) *Muah telu ngango en|! dan tiga pakai-aktif ini 'Dan tiga memakai ini!' (16b) *Telcen telu
oleh
ngango
ene!
Nenga$ arrawa
ajak'ajak;
mltah'dan'
anak-anat Ik, rebih awar *"rgruuai kata yang memiliki fitur semantik dominan dari kata iun secara intuitif berhubungan (oar{i3widjojo, 2000). Terhaiap keriga kara ini, kata ajak yang memiiiti tiarrsemantik dominan itu.
5.
ov.rgeneralisasi. Akibatfry,., spesifikasi makna ketiga kata itu menjadi kabu.. o.rergenerarisasi ini terjadi karena ada kecenderungan
*::;:ilJil: ff [:#L"?IIXtr
Penutup
dan strategi pembeluiurrr. oesain dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi linguistik anakanak diharapkan merlgubah kesan perajaran bahasa Bari yang 'menakutkan' menjadi Lenarik bagi anak_anak.
Keadaan bahasa Bari anak-anak mencerminkan kompetensi ringuistit usia 4-6 tahun yu"g dimilikinya. Kompetensi linguisti[ itu hendaknya inspirasi bagi perancang kurikurum dapat sebagai sumber au., uugi guru untuk merancang desain
t
, r
! t
t-
r: E
E
\ ti I I
84lh
lL,Nonor zL,T$nxvr/
Desevnfur 2,,,,6
43
&
KosakawDantliosiyrfrra sitingwistifr
rala sahasasali
Anak-onokusia
4-6rabun
DAFTAR T'USTAKA
Ashworth, M. L985. Beyond Metlwdolory: Second Language Teacling and tlrc Comntunity. Cambridge : Cambridge University
Press.
Baradia, M.F. 1990, Kapita Selekia Pengajfrran Bahasa. Malang: Penerbit IKIP N{alang.
Brow" -
*lTJj;H X;'lti ^J; il;:'f #m l;xrET; P sikolinguistik, 19 - 46. Singaraja: FKIP Unud.
Perspectiaes. Inc.
T'eoretik.
Chaer
Cipta. Crider, A.8., et al. 1983. Psychology. Dallas: Scott, Foresman m:tiL Company. Dardjowidjoio, S. 200A. Eclw: KsahPemerolelwnBahasa Anak. ]akarta : Grasindo. 2003 . Psikolonguistik: Pengantar Pemahaman Bahasn Manusia. ]akarta : Yayasan Obor Indonesia. Halirn, A. 198 4. Politik Bslwsa Nasional. |akarta : Balai Pustaka. ]ohnston. 1.985. " Cognitivie Prerequisites : The Eaidence from Children I*aWg Engtish", Dalam Dan lsac Slobin (Edj The Crosslinguistic Study ,f Language Acquisition Volume 2: Thoretical lssues, 96'1.--L004. New ]ersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, Kantor Wilayah Depdikbud Bali. 1994. "Keputusan Nomor 22/I 19C/ KEP/T.94 Kurikulum Muatan Lokal". Keraf, G.199A. Linguistik Bandingan Tipologis. Jakarta: Gramedia" Kridalaksarr?, H. "1.993. Kamus Ling:uistik. |akarta: Gramedia Pustaka Utama. Makson, M. L993. Psikolinguistik. Padang: IKIP Padang Press. Marcus, F.G. et a[. 1.992. "Overregularization in Language Acquisitior{' . Dalam Mo nographs of tlu Socie$ for Research in ChildDeaelopnnnf. Chicago: The University of Chicago
Press.
44
Norur zS,il1n.xvl/
Deseyfi6er eoo6
wengaf Lvnawa
Oesterreich, L, 1999. "Language Developrnent", [cited 15 September 20031. Available from : http: / lohioline.osu. edu/ ue / pdt / 1529f.pdf. Owens. fr. R.E. 1992. Langufrge Deaeloplnent: An lntroduction New
York: Macmillan Publishing Cornpany.
Parero, I.D .1987. Linguistik EfutlcfrsionaL lakarta: Erlan gga. Pateda, M. 199A. Aspek-Aspek Psikolinguistik. Ende: Nusa Indah. Pinker, S. 1989. Learnability and Cognition: The Acquisition of Argument Stracture. Carnbridge : The MIT Press. ,. 2003. "Language Acquisition". [cited 15 September 2003J. Available from: http:/ f www.esc.sotcn.ac rtk/ ^,harna d / paper / py10a Pnker.langecq.htm. Pemerintah Daerah Provirlsi Bali. lggz."Perahrran Daerah Nornor 3 tahun1992 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali" . Sankarutarayanan, G. 2003. "Adult Interaction with Children : Language LJse". [cited 15 Septernber 2003]. Availab]*
of Linguistic. Subyakto-Nababary S. LJ. 1988. Psikolinguistik: Suatu Pengantfrr. lakarta: P2LPTK. Sulaga et al. 1,996. Tata Bahasa Baku Bahasa Bali. Denpasar: Pemerintah Provinsi Tk.I BaIi. Sumarsono . 1987. "Se1uk Beluk Pemerolehan Bahasa Pertama". Singaraja: FKIP Universitas Udayana. Tarigrn, H.G. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sintaksis. Bandung: Angkasa. --------- 1985 a. Psikolinguistik. Bandung: Angkasa. ---------- 1985b. Pengajarfrn Kosa Kata. Bandung: Angkasa. Verhaar, I.W.M. 1999. Asfis-Asns Linguistik Umurn Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Wexler, Kenneth dan Culicover, P.\,V. L983. Formal Principles ,f I-anguage Acquisition Cambridge : The MIT Press.
, Norror
fi,f$wxvt
Oe.wnberr"A
45
Pensaruh Suami pada tstri terhe#ap Femakaian Bahasa dalam Keluargs Kawin , uampur dl Eali $ Wmyffiffi YmgY?ffi ,',,,,,,,,:,:::,, (\, ar^*. l.-^ fil^..hAr """oii.""r" tsahasa Ba$l: TEnjauan Vgrba !Ulang *1-f,^.r*^^ ED..0i. If' ' ,,:,:,,i:,,,,,,,:, ,',' Sintaktis fi $'Smffiffiffih Suskmymffiffi ', Kosakata dan ldiosinkrasi Linguistsk paCa ',1,,'n:,i, Bahasa Bali Anak-anak Usia 4*fr Tahug-r t',i;i' Meffiffiffih &g"ffiffiwffi .',..,;,:, Mgrfofonet"nik Teori Stnuktural: Sueatu ,,, ',i Kajlan Pustaka Bdm Aym fuT$nmh PffirwdBmt$
,,ii,,,,;,,
_: i:::riii:r
tt'
il:j iirr:::
.l'1,:.
;,,
:1:t:tl':r:::;:;:'
|,:at,,j.:,::,
a,:aij,,
,d
-.,':
i1,r"r,,,
,:],,,,
ffiym$ffiffisr Sffipffirwffi
,::::ri::t, ,:j
Sasak
$dm &yqx
Pd*
ffiutu
,,,''
ji
,"
i"'i
,,,,i
i,ii
Wmyffis:
'rr Subordinatif
,,,i
ffimffi*hmt,$
$
Diksi dalam Dharrna Wacana NB &*u,gh ffimr&mm$ Text Qrganization and LangL,rage Features of Cornplaint Facsimi!e &dii ffimd&weymreftm
"ToSoG*'
Latar
tr
Mmdm ffiuxdamngm
ffiffir*dmBm Pmftrm
NyornanTrtanda
ISSN
OB54 3283
,!tilltl!ffi
tltilLtil
u
l|ililtl
d--