0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
280 tayangan49 halaman

Naskah Sekolah MKB

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 49

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran III Keputusan Direktur Peralatan


DIREKTORAT PERALATAN Nomor Kep / 109 / II / 2019
Tanggal 27 Februari 2019

TEKNIK MUNISI KALIBER BESAR


BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Penggolongan munisi berdasarkan kaliber dibedakan menjadi 2 (dua) jenis


yaitu Munisi Kaliber Besar (MKB) dan Munisi Kaliber Kecil (MKK). Munisi Kaliber
Besar adalah semua jenis munisi yang memiliki kaliber 20 mm keatas.

b. Munisi Kaliber Besar memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh jenis
munisi lain, Munisi kaliber besar yang digunakan sampai sekarang adalah munisi
Kaliber 20 mm, 23 mm , 40 mm, 57 mm S.60 , 76 mm , 90 mm, 105 mm , 120
mm, 155 mm, Granat mortir 60 mm, 81 mm, GLM 40 mm dan AGL 40 mm.

c. Pentingnya tentang Teknik Munisi Kaliber Besar dalam lingkungan


pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar bagi Perwira Siswa sehingga
dapat melaksanakan tugas disatuan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan sebagai


bahan ajaran.

b. Tujuan. Agar Siswa memahami tentang Teknik Munisi Kaliber Besar


sebagai bekal dan mampu menerapkannya dalam pelaksanaan tugas.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Pendahulan.
b. Macam/ Jenis dan Penggunaan
c. Nama Bagian
d Karakteristik
e. Tanda Pengenal
f. Cara Kerja.
g. Cara Mengatasi Gangguan
h. Penutup.

BAB II
RAHASIA
2

MACAM/ JENIS DAN PENGGUNAAN

4. Umum. Sebelum mempelajari tentang MKB lebih lanjut perlu diketahui


tentang macam/ jenis serta penggunaan, tujuan penggunaan serta Satuan pengguna
sehingga akan lebih mudah untuk membahasnya lebih jauh.

5. Konstuksi MKB. Menurut susunannya pada MKB terdiri dari munisi utuh,
munisi setengah utuh, munisi terpisah dan munisi tanpa kelongsong.

a. Munisi Utuh (Fixed Ammunition).


b. Munisi Setengah utuh ( Semi Fixed Ammunition ).
c. Munisi Terpisah ( Separate Ammunition).
d. Munisi Tanpa Kelongsong (Separate loading Ammunition)

6. Tujuan Penggunaan. Sesuai dengan tujuan penggunaannya MKB, pada


dasarnya perbedaan yang sangat mendasar terdapat pada konstruksi proyektil dan
kelongsong.
a. Munisi Pecahan Tajam.
b. Munisi Tembus Baja.
c. Munisi Asap.
d. Munisi Bakar.
e. Munisi penerang (Illuminating).
f. Munisi kartet.
g. Munisi Gas / Kimia (Chemical ).
h. Munisi Isyarat (Signal).
i. Munisi Latihan (practice).

j. Munisi kertas (paper).

7. MKB Menurut Satuan Pengguna. Tidak semua munisi yang memiliki kaliber
diatas 12, 7 mm memiliki spesifikasi yang sama, masing-masing memiliki keistimewaan
tersendiri tergantung satuan yang menggunakan.

a. Munisi Arhanud. Munisi Arhanud digunakan oleh satuan Artileri


Pertahanan Udara untuk menembak sasaran pesawat atau helicopter, adapun
macam dan jenisnya terdiri dari :
1) Munisi Kaliber 20 mm Rheinmetal.
2) Munisi kaliber 23 mm Giant Bow.
3

3) Munisi kaliber 23 mm Zuur.


4) Munisi kaliber 40 mm L/70.
5) Munisi kaliber 40 mm L/60 USA.
6) Munisi kaliber 57 mm S.60.

b. Munisi Kavaleri. Munisi Kavaleri digunakan oleh satuan Kavaleri bagi


keperluan menembak sasaran tank, perkubuan maupun personel, adapun macam
dan jenisnya terdiri dari :

1) Munisi Canon 75 mm.


2) Munisi Canon 76 mm Saladin buatan Inggris.
3) Munisi Canon 90 mm V-l50 USA.
4). Munisi Canon 90 mm Scorpion Inggris, Belgia.
5) Munisi Canon 105 mm AMX-13 Francis.
6) Munisi Canon 120 mm Leopard 2A6 Jerman.

c. Munisi Armed. Munisi Armed digunakan oleh satuan Artileri Medan


bagi keperluan menembak sasaran utamanya lintas lengkung yang tidak dapat
ditinjau dengan pandangan mata langsung, tank, perkubuan maupun personel,
adapun macam dan jenisnya terdiri dari :
1) Munisi kaliber 76 mm Gun
2) Munisi kaliber 105 mm HOW/ Tarik
3) Munisi kaliber 105 mm MGS (Mobility Gun System)/ GS
4) Munisi Kaliber 155 mm (Singapore).

d. Munisi Infanteri. Munisi Infanteri digunakan oleh satuan Infanteri bagi


keperluan menembak sasaran lansung dengan menggunakan senjata senapan,
maupun dengan cara dilempar, adapun macam dan jenisnya terdiri dari :
1) Granat Mortir.
a) Granat mortir 60 mm HE Comando (6PE A1/ M61).
b) Granat mortir 60 mm HE Long Range (6PE A2/ M 38).
c) Granat mortir 81 mm HE (8 PE A1/ M64).
d) Granat mortir 81 mm Penerang USA.
e) Granat mortir 81 mm HE / W 87 Norincho.

2) Kaliber 40 mm AGL (Automatic Grenade Launcher).


. a) Jenis HE S412.
4

b) Jenis HEDP (High Explosive Dual Purpose) S411


c) Jenis TPT. S416.
3) Kaliber 40 mm GLM (Grenade Launcher Model).
.
a) Jenis HEDP S401A.
c) Jenis TPT. S406 B.

BAB III
NAMA BAGIAN

8. Umum. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Munisi Kaliber Besar, kita
perlu mengetahui nama bagian yang akan berkaitan dengan fungsinya di lapangan.
Adapun nama bagian dari Munisi Kaliber Besar secara garis besar dibedakan menjadi tiga
bagian besar yakni Proyektil dan Fuze, Kelongsong dengan Primer dan Isian Dorong.

9. Tiga bagian besar. Secara umum munisi kaliber besar dibagi menjadi 3
bagian besar yaitu :

a. Proyektil dengan fuze.


b. Isian Dorong.
c. Kelongsong dengan Primer.

10. Proyektil Dengan Fuze.

a. Kap balistik.
1) Ditempatkan diujung proyektil.
2) Berfungsi mencegah proyektil rekoset disasaran.
b. Fuze.
1) Ditempatkan dibagian atas dari proyektil
2) Berfungsi mengaktifir Isian pokok pada badan proyektil.
3) Pemasangan dan susunannya berbeda sesuai dengan
tujuan penggunaan fuze tersebut, yaitu diujung proyektil, didasar proyektil
dan penyala ujung peledakan dasar.

c. Ogive.
1) Bagian Konis / sisi miring pada ujung proyektil.
2) Untuk mengurangi hambatan udara pada saat proyektil dilintasan.
5

d. Bourellet .
1) Terletak dibawah ogive.
2) Untuk memperkokoh kedudukan proyektil pada saat berada didalam
kamar laras senjata.

e. Badan.
1) Sebagai wadah isian pokok.
2) Tebal untuk sasaran personel.
3) Tipis untuk sasaran berlapis baja.

f. Isian Pokok.
1) Tiap jenis Munisi berbeda isiannya disesuaikan dengan tujuan
penggunaan disasaran.
2) Akan bereaksi setelah mendapat umpan ledakan dari Fuze.

g. Ban Rotasi.
1) Dibuat dari bahan Lunak ( Tembaga ).
2) Untuk menutup alur dan galangan laras senjata sehingga Gas
tidak bocor dan tekanan gas bakar isian dorong dapat
sepenuhnya mendorong proyektil ke sasaran.
3) Untuk membuat putaran dilintasan sehingga Proyektil menjadi
stabil.

h. Bottom Plate / plat dasar (Bagian bawah proyektil).


1) Untuk menahan panas dari pembakaran Isian dorong.
2) Bagian bawah proyektil ada dua bentuk :
a) Bentuk konis untuk sasaran jarak jauh.
b) Bentuk Papak untuk sasaran jarak dekat.

11. Isian Dorong.

a. Bentuk, jenis dan komposisi isian dorong setiap munisi berbeda.


b. Hasil bakarnya menimbulkan Tekanan Gas yang tinggi dan digunakan
untuk mendorong Proyektil ke sasaran.
c. Penempatan isian dorong ada yang langsung dalam kelongsong dan
ada yang dirtempatkan dalam kantong – kantong.
6

12. Kelongsong dengan primer.

a. Bentuk dan jenis bahan. Bentuk dan jenis bahan kelongsong


antara munisi tidak selalu sama hal ini tergantung dari pertimbangan berbagai hal
dari pabrik pembuat.

b. Guna kelongsong.
1) Sebagai tempat dudukan proyektil.
2) Tempat isian dorong.
2) Tempat Primer
3) Penampung gas hasil pembakaran isian dorong.
4) menahan tekanan gas kebelakang.

c. Primer. Primer adalah penggalak yang dilengkapi dengan isian


penguat pembakaran berfungsi sebagai pencetus awal pembakaran isian dorong.

KAP BALISTIK

FUZE

OGIVE

BOURELET
PROYEKTIL
L
HANDAK BADAN

BAN ROTASI

K
E BOTTOM
L PLAT
O
N
G
S ISIAN DORONG
O
N
G
PRIMER

Gambar : 54 Nama bagian MKB


7

Fuze

Kawat PAM

Badan
Mortir

Gas Ceek
Ban
/Abturatoring

Ekoran

IPT

Sirip

IPP

Gambar .55 Bagian Mortir.

Gambar .56
.55 Bagian High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose Tracer M830
(HEAT-MP-T, or MPAT))
8

Gambar .57 Bagian High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose Tracer M830A1


(HEAT-MP-T, or MPAT)

Gambar .58 Bagian Armor Piercing, Fin Stabilized, Discarding Sabot -


Tracer (APFSDS-T)

Gambar .59 Bagian M831A1 Target Practice - Tracer (TP-T)


9

BAB IV
KARAKTERISTIK

13. Umum. Karakteristik merupakan data tehnik yang diberikan oleh pabrik
pembuat yang merupakan standarisasi dari munisi yang bersangkutan. Dengan demikian
data teknik Munisi Kaliber Besar adalah suatu data tehnik yang diberikan oleh prabrik
sesuai dengan produksi munisinya, sehingga data tersebut tidak akan berubah sampai
kapanpun. Karakteristik tiap jenis munisi yang menunjukan indentitas, panjang, berat,
jarak capai, serta jenis bahan peledak yang terdapat didalam proyektil masing masing
jenis MKB.

14. Karakteristik Munisi Arhanud. Karakteristik Munisi Arhanud merupakan


data tehnik yang sudah dibakukan dari pabrik yang harus dipedomani oleh satuan
pemakai.
a. Munisi Arhanud berkaliber 20 mm.
1) Munisi Kaliber 20 mm Rheimetal Jerman.
a) HE-I SHELL M 599.
(1) Berat Kelongsong : 317 gram.
(2) Berat Proyektil : 122 gram.
(3) Berat Fuze : 21 gram.
(4) Kecepatan awal : 1045 m/detik.
(5) Pelambatan : 60 – 90 mikro detik.
(6) Putaran laras : 5° atau 7°
(7) SDT : 5,5 + 1,5 / 5,75 + 2,5 detik.
(8) Jarak penajaman : 30 m.
(9) Jarak aman : 15 m.
(10) Waktu penyalaan : 3,4 detik.
(11) Berat isian : 51 gram.

b) HE-I SHELL DM 81.


(1) Berat kelongsong : 315 gram.
(2) Berat Proyektil : 120 gram.
(3) Berat Fuze : 14,84 gram.
(4) Kecepatan awal : 1055 m/detik.
(5) Pelambatan : 60 – 90 mikro detik
10

(6) Putaran laras : 5° atau 6°


(7) SDT : 3,1 detik / 5,75+ 1,5 detik.
(8) Jarak penajaman : 44 m.
(9) Jarak aman : 17 m.
(10) Waktu penyalaan : 3,4 detik.
(11) Berat isian : 51 gram.
(12) Tracer : Merah

c) HE-I DM 101.
(1) Berat Kelongsong : 317 gram.
(2) Berat Proyektil : 122 gram.
(3) Berat Fuze : 27,5 gram.
(4) Kecepatan awal : 1045 m/detik.
(5) Pelambatan : 180 – 300 mikro detik
(6) Putaran laras : 5° atau 7°
(7) SDT : 3,1 detik/5,7 + 1,5 detik.
(8) Jarak penajaman : 65 m.
(9) Berat isian : 51 gram.

d) TP-T DM 48 A1.
(1) Berat Kelongsong : 317 gram.
(2) Berat Proyektil : 122 gram.
(3) Kecepatan awal : 1045 m/detik.
(4) Pelambatan :-
(5) Putaran laras : 5° , 6° atau 7°
(6) Waktu penyalaan : 3,4 detik.
(7) Berat isian : 51 gram.
(8) Tracer : Merah
(9) Berat isian : 51 gram.

e) Jenis BREAK UP.


(1) Berat Kelongsong : 317 gram.
(2) Berat Proyektil : 124 gram.
(3) Kecepatan awal : 1040 m/detik.
(4) Putaran laras : 5° ,6° atau 7°
(5) Isian pokok : Inert (baja)
(6) Waktu penyalaan : 3,4 detik.
(7) Berat isian : 51 gram.
(8) Tracer : Merah
11

(9) Berat isian : 51 gram.

Gambar 2: Munisi 20 mm HE-I Gambar 3: kaliber Gambar 4: kaliber


20 mm TP-T 20 mm Break Up.
b. Munisi Kaliber 23 mm.
1) Munisi kaliber 23 mm Giant Bow / Zur.
a) HEI-T.
(1) Negara asal : China dan Polandia.
(2) Panjang lengkap : 234,09 – 236 mm
(3) Panjang proyektil : 108,4 mm
(4) Panjang klongsong : 151,5 mm
(5) Berat lengkap : 450 gram
(6) Berat proyektil : 188,5 gram
(7) MV : 970 - 990 m/det
(8) Tekanan max : 311 mpa
(9) Jenis Proyektil : HEI, HE-T.
(10) Kelongsong : Besi.
(11) Jarak tembak : - Vertikal 1500 meter
- Horizontal 2000 meter
(12) Jenis fuze : PD MG25 SDC
(13) Tracer : Min 5 detik
(14) Isi 1 koli : 63 butir
(15) Berat 1 koli : 45 kg.
(16) Vol 1 koli : 0,05 m³
(17) Senjata : Mer PSU- Giant Bow / Zur Kal.
23 mm
12

b) API –T.
(1) Pjgn Lkp Munisi : 234,09 mm
(2) Berat Munisi : 0,50 Kg
(3) Berat Proyektil : 0,1990 kg
(4) Berat Isian dorong : 13 Gram
(5) Nyala tracer : 5 Detik

Gambar 5: Kaliber 23 mm HEIT

c. Munisi Kaliber 40 mm
1) Munisi Kaliber 40 mm L/70.

a) High Explosive.
(1) Panjang peluru : 53,3 cm
(2) Berat peluru lengkap : 2,42 kg
(3) Kecepatan awal : 1035 m/detik
(4) Berat proyektil : 0,875 kg
(5) Batas tajam Fuze (TL) : 60 meter DMLR.
(6) Alat pemusnah diri : Compisisi Pyrotehnik
b) High Explosive Tracer (HE-T).
(1) Berat peluru : 2,5 kg
(2) Kecepatan awal : 1005 m/detik
(3) Berat proyektil : 0,960 kg
(4) Data lain sama dengan HE.
c) Armour Piercing Shot (AP-Shot).
(1) Tanpa Fuze/Tabung ledak (TL).
(2) Tanpa isian pokok.

d) TPT.
13

(1) Panjang peluru : 53,3 cm


(2) Berat peluru lengkap : 2,40 kg
(3) Kecepatan awal : 1035 m/detik
(4) Berat proyektil : 0,860 kg
(5) Batas tajam Fuze (TL) : -.
(6) Alat pemusnah diri :-

Gambar 7: Kaliber
Gambar 6: Kaliber 40 mm HE-T 40 mm TP-T

2) Munisi Kaliber 40 mm L/60. USA


a) High Explosive (HE).
(1) Berat seluruhnya : 2.079 Kg.
(2) Berat Proyektil : 930 gram.
(3) Panjang seluruhnya : 447 mm.
(4) Panjang Proyektil : 157,2 mm.
(5) Panjang Kelongsong : 310,8 mm.
(6) Kecepatan awal (Vo) : 875 m/det.
(7) Jarak capai max : VT 4000 m.
HZ 5000 m.
b) High Explosive Tracer (HE-N).
(1) Berat seluruhnya : 2,156 Kg.
(2) Berat Proyektil : 942 gram.
(3) Panjang seluruhnya : 447 mm.
(4) Panjang Proyektil : 194,2 mm.
(5) Panjang Kelongsong : 310,8 mm.
(6) Kecepatan awal (Vo) : 875 m / det.
(7) Jarak capai max : VT 4000 m.
HZ 5000 m.
14

(8) Jenis fuze : PD Li 460 SDC / MK II (12


det).

Gambar 8: Kaliber 40 mm L/60 HE-

d. Munisi kaliber 57 mm
1) Munisi Kaliber 57 mm S.60.
(1) Kecepatan awal (Vo) : 1000 m/detik.
(2) Jarak capai penembakan :
(3) Datar : 12000 m.
(4) Vertikal : 8800 m.
(5) Jarak efektif : 6000 m.
(6) Berat :
(a) Kelongsong (Brass) : 2,265 kg.
(b) Proyektil : 2,850 kg.
(c) Isian dorong : 1,180 kg.
(d) Fuze : 0,55 kg.
Jumlah berat : 6,635 kg.
(7) Fuze.
(a) HE-T : MG-57/MGZ-57.
(b) AP-T : MD-10.
(8) Isian ledak : RDX + AL
(9) Isian dorong : NC.
(10) Kelongsong : Kuningan / baja.
(11) Isi tiap peti : 5 butir.
(12) Ukuran peti : 70 x 61 x 21 cm.
(13) Berat kotor tiap peti : 47 kg.
(14) Tekanan kamar maksimal : 3250 kg/cm².
(15) Waktu Nyala Tracer : 10 detik.
(16) Waktu Self Destroyer : 12 – 18 detik.
(17) Panjang :
(a) Kelongsong : 3,48 cm.
(b) Proyektil : 25,8 cm.
(c) Peluru : 53,6 cm.
15

(18) Sistem Fuze : Impack, Superquick


action with pyroteh-
nical Self destruction

Gambar 9: Kaliber 57 mm HE -T
Gambar 10: Kaliber 57 mm APN MD-10

15. Karakteristik Munisi Kavaleri. Karakteristik munisi kavaleri adalah semua


munisi yang digunakan oleh satuan kavaleri yang sudah
a. Munisi Canon 75 mm AMX.

1) Munisi Canon 75 mm AMX-13 Prancis.


a) HE / OE (d’ Obus Exlposive).
(1) Jat : Canon 75 mm AMX
(2) Panjang
(a) Munisi : 880 mm
(b) Kelongsong : 590 mm
(c) Proyektil : 235 mm.

(3) Berat.
(a) Munisi + Fuz : 12. 800 Gr
(b) Kelongsong : 4. 900 Gr
(c) Proyektil : 5. 950 Gr
(d) Isian dorong : 1. 800 Gr
(e) Isian Pokok : TNT

(4) Bahan.
(a) Kelongsong : Kuningan
(b) Proyektil : Baja

(5) Isi tiap peti : 3 Butir


16

(6) Vo : 750 m/detik


(7) Jenis Fuze : PDM 24 /31 RYG, PDM 572
PDM 739.

b) POT / PCOT (Perforated d’ Obus Traceur / Perforated d’ Obus


Cap Traceur).
(1) Jat : Can 75 mm AMX.
(2) Panjang.
(a) Munisi : 883 mm.
(b) Kelongsong : 590 mm.
(c) Proyektil : 260 mm.

(3) Berat.
(a) Munisi utuh : 13. 500 Gr
(b) Kelongsong : 4. 900 Gr
(c) Proyektil : 5.800 Gr
(d) Isian dorong : 2.000 Gr
(e) Isian Pokok :PEJAL / BAJA / INERT.

(4) Bahan.

(a) Kelongsong :Kningan / Besi.


(b) Proyektil : Baja.
(5) Isi tiap peti : 3 Butir
(6) Vo : 800 m/detik

Gambar : 11 kaliber 75 mm HE Gambar: 12 Gambar : 13


kaliber 75 mm kaliber 75 mm
PCOT. POT.

b. Munisi Canon 76 mm.


17

1) Munisi Canon 76 mm Saladin Inggris.

a) HESH ( Hight Explosive Squash Head) L29


(1) Berat : 0,742 Kg.
(2) Vo. : 533 M /Dt
(3) Panjang : 539 mm
(4) Trecer : L-5A2.
(5) Fuze : L-71 A1
(6) Isdor : Triple Based.

b) HE ( Hight Explosive ) L-24.


(1) Berat : 0,742 Kg.
(2) Vo. : 514 M/Dt.
(3) Panjang : 527 mm
(4) Trecer : L-5 A2
(5) Fuze : L-17 A6
(6) Isdor : Triple Based.
(7) Jarak Max : 6900 m

c) SMOKE BE (Base Ejection) L-32 / M 337.


(1) Berat : 0,102 Kg.
(2) Vo. : 290 M/Dt.
(3) Panjang : 588 mm
(4) Fuze : N0.390 Mk 3/M 739.
(5) Isdor : Single Based.

d) CANISTER.
(1) Berat : 0,669 Kg.
(2) Vo. : 500 M/Dt.
(3) Panjang : 399 mm
(4) Isdor : Single Based

e) SH PRAC.
(1) Vo. : 533 M/Dt.
(2) Panjang : 533 mm
(3) Trecer : L-5 A2
(4) Isdor : Triple Based.

f) HE PRAC L-25.
18

(1) Vo. : 514 M/Dt.


(2) Panjang : 522 mm.
(3) Trecer : L-5 A2.
(4) Isdor : Triple Based

Gambar :14 Kaliber 76 mm HESH -T Gambar : 15 kaliber 76 mm Saladin


SMOKE

Gambar .16 Kaliber 76 Gambar . 17 kaliber 76 mm Gambar : 18 kaliber 76 mm


mm HE-T Saladin CANISTER Saladin HESH practice.

c. Munisi Canon 90 mm.

1) Munisi Canon 90 mm V-l50 Belgia.


a) Mu.Can 90 mm HE.
(1) Kaliber : 90 mm
(2) Berat Mu : 6,4 Kg.
(3) Panjang : 638 mm
(4) Fuze : V-19 P
(5) Berat Proy. : 5,1 Kg.
(6) Isian Pokok : Comp.”B”
(7) Isian Dorong : BS
(8) Jarak Ops : 800 M
(9) Jarak Efektif : 2200 M
(10) V0 : 700 M /Dt
(11) Jarak aman : 15 M
19

b) Mu.Can 90 mm HEAT (High Explosive Anti Tank).


(1) Kaliber : 90 mm
(2) Berat Mu : 8,3 Kg.
(3) Panjang : 680 mm
(4) Fuze : BD F-50
(5) Berat Proy. : 4,15 Kg.
(6) Isian Pokok : Comp”B”
(7) sian Dorong : BS
(8) Jarak Operasi : 1000 M
(9) Jarak Efektif : 1500 M
(10) V0. : 900 M/d
(11) Jarak aman : 15 M

c) Mu.Can 90 mm Canister.
(1) Kaliber : 90 mm
(2) Berat Mu : 7,4 Kg.
(3) Panjang : 526 mm
(4) Jumlah Gotri : 1100 Btr.
(5) Diameter Canister : 8,5 mm.
(6) Berat Canister : 0,51 Kg
(7) Isian Dorong : BS
(8) Jarak Operasi : 200 M
(9) Jarak Efektif : 100 M
(10) V0. : 700 M /Dt

d) Mu.Can 90 mm Smoke.
(1) Kaliber : 90 mm
(2) Berat Mu : 9,22 Kg
(3) Panjang : 640 mm
(4) Fuze : V-19 P.
(5) Berat Proy. : 5,3 Kg.
(6) Ispok Smoke WP : Comp.”B”
(7) Isdor : BS.
(8) Jarak Operasi : 800 M
(9) Jarak Efektif : 2000 M
(10) Vo. : 695 M/Dt
(11) Jarak aman : 15 M
20

Gambar .19 Kaliber 90 Gambar .20 Kaliber 90 Gambar .21 Kaliber 90


mm HE-T mm HEAT. mm Canister.

4) Munisi Canon 90 mm Scorpion Inggris,Belgia.

a) Mu.Can 90 mm HEAT-T ( M 620 )


(1) Berat Mu : 7,5 kg
(2) Berat Proyektil : 4,1 kg
(3) Berat Klongsong : 2,11 kg
(4) Berat Isdor : 1,4 kg ( Bs)
(5) Berat Ispok : 0,54 kg Comp “B”
(6) Vo : 890 m / detk
(7) Jrk Bak Efektif : 1.700 m
(8) Jrk Bak Tempur : 1.000 m
(9) Jenis Fuze elektrik : PIBDM 509 A2
(10) Pjng Mu Lkp : 645 mm.

b) Mu.Can 90 mm HE-T ( M 616 ).


(1) Berat Mu : 8,5 kg
(2) Berat Proyektil : 5,1 kg
(3) Berat Klongsong : 2,16 kg
(4) Berat Isdor : 1,17 kg ( Bs)
(5) Berat Ispok : 1,06 kg( TNT )
(6) Vo : 680/710 m/d
(7) Jarak Bak Efektif : 2.200 m
(8) Jarak Bak Tempur : 800 m
(9) Jenis Fuze elektrik : PD NR . 2495
(10) Radius pecahan : 60 m
(11) Panjang Mu Lkp : 635 mm
21

c) Mu.Can 90 mm Asap ( M 618 ).


(1) Berat Mu : 8,76 kg
(2) Berat Proyektil : 5,33 kg
(3) Berat Klongsong : 2,16 kg
(4) Berat Isdor : 1,27 kg ( Bs)
(5) Berat Ispok : 1,28 kg ( TNT + WP)
(6) Vo : 695 m / detk
(7) Jarak Bak Efektif : 1.600 m
(8) Jarak Bak Tempur : 800 m
(9) Jenis Fuze elektrik : PD NR . 2495
(10) Radius pecahan : 60 m
(11) Pajang Munisi : 630 mm

d) Mu.Can 90 mm HESH-T( M 625 )


(1) Berat Mu : 7,51 kg
(2) Berat Proyektil : 4,25 kg
(3) Berat Klongsong : 2,16 kg
(4) Berat Isdor : 1,1 kg ( Bs)
(5) Berat Ispok : 1,23kg comp B
(6) Vo : 800 m / detk
(7) Jarak Bak Efektif : 1.200 m
(8) Jarak Bak Tempur : 850 m
(9) Jenis Fuze elektrik : BD NR . 2490
(10) Daya Tembus Baja : 250 mm
(11) Pajang Munisi : 590 mm

e) Mu.Can 90 mm APFSDS – T (Armour Piercing Fin Stabilized


Discarding Sabot- Tracer) ( M 625 ).
(1) Berat munisi : 7,2 Kg.
(2) Berat Proyektil : 2,5 Kg.
(3) Panjang munisi : 650 mm
(4) Bahan kelongsong : Kuningan
(5) Bahan Panah : Tungsten Alloy
(6) Isian dorong : Multi Perturatur
(7) Berat Isian dorong : 1,8 Kg.
(8) Kecepatan awal : 1.150 m/s.
(9) Jarak Tembak Maksimal : 1.500 m.
22

Gambar : 22 Kaliber 90 Gambar : 23 Kaliber 90 Gambar : 24 Kaliber 90


mm HEAT. mm HESH. mm ASAP.

Gambar : 25 Kaliber Gambar : 26 Kaliber 90


90 mm APFSDS. mm HE-T.

5) Munisi Canon 105 mm AMX-13 Prancis.


a) HEAT
(1) Panjang munisi : 904 mm
(2) Berat peluru : 17,2 Kg
(3) Berat proy. : 10,95 Kg
(4) Daya tembus baja : 40 mm
(5) Panjang proyektil. : 465 mm
(6) Vo : 800 m/dt
(7) Lama dilintasan : 4 dt/2400 m
(8) Berat isian pokok : 0,78 Kg
(9) Warna dasar proy. : Hijau militer.
(10) Type fuze : PIBD.
23

b) HE
(1) Pj peluru : 905 mm
(2) Berat peluru : 17,5 Kg
(3) Berat Proy. : 10,95 Kg
(4) Daya tembus baja : 40 mm
(5) Panjang Proyektil. : 465 mm
(6) Vo : 700 m/dt
(7) Warna dasar Proy. : Hijau.

c) TP – T (Target Practice-Tracer)
(1) Panjang munisi : 904 mm
(2) Berat peluru : 17,2 Kg
(3) Berat proyektil : 10,85 Kg
(4) Vo : 800 m/dt
(5) Warna proyektil. : Biru

Gambar : 27 Kaliber 105 mm HEAT.

Gambar : 28 Kaliber 105 mm HE-T.

6) Munisi Canon 120 mm Leopard 2A6 Jerman.


a) High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose Tracer M830 (HEAT-
MP-T, or MPAT))
24

(1) Panjang : 38.6 in (980 mm)


(2) Berat : 53.4 lb (24.2 kg)
(3) Warna dasar : Black with yellow markings.
(4) P max : 69,600 psi at 70°F (4,850 bars at 21°C).
(5) Vo : 3,740 ft/sec (1,140 m/s)

b) High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose Tracer M830A1 (HEAT-MP-


T, or MPAT)

(1) Panjang : 38.7 in (983 mm)


(2) Berat : 50.1 lb (22.7 kg)
(3) Warna dasar : Black with yellow markings.
(4) Vo : 4,626 ft/sec (1,410 m/s)
c) Armor Piercing, Fin Stabilized, Discarding Sabot - Tracer
(APFSDS-T)

(1) Panjang : 38.74 in (984 mm)


(2) Berat : 44.88 lb (20.4 kg)
(3) Warna dasar : Black with white markings.
(4) Vo : 5,512 ft/sec (1,680 m/s)
25

d) M831A1 Target Practice - Tracer (TP-T)

(1) Panjang : 38.62 in (981 mm)


(2) Berat : 50.5 lb (22.9 kg)
(3) Warna dasar : Blue with white markings.

e) Canister M1028

(1) Panjang : 30.67 in (779 mm)


(2) Berat : 50.51 lb (22.9 kg)
(3) Warna dasar : Olive drab with white markings.

Gambar : 29 Kaliber 120 mm Leopard

16. Karkteristik Munisi Armed. Karakteristik munisi armed sudah ada


bersamaan dengan data teknik pabrik yang dikirim ke satuan pemakai setelah diadakan
uji terima sesuai dengan standarisasi.

a. Munisi Kaliber 76 mm.


26

1) Munisi kaliber 76 mm.


a) Munisi kal . 76 mm Gun HE SHELL OF-350.
(1) Senjata : GUN 76 mm M 48 B – 1.
(2) Panjang :
(a) Peluru : 637 mm.
(b) Kelongsong : 385 mm.
(c) Proyektil : 398 mm.

(3) Berat :
(a) Peluru : 8.986 gr
(b) Kelongsong. : 1. 550 gr.
(c) Proyektil. : 6. 000 gr.
(d) Isian dorong : 320 gr.
(e) Isian pokok : Trytol.

(4) Bahan :
(a) Kelongsong : kuningan.
(b) Proyektil : Baja.
(5) Peti kemas :
(a) Berat kotor : 53 Kg.
(b) Isi : 4 butir.
(c) Ukuran : 81 x 27 x 25 cm.
(6) Jarak tembak efektif : 8. 860 m.
(7) P maksimum : 2. 050 kg /cm²
(8) kecepatan awal (vo) : 398 m / det.

b) Munisi kaliber 76 mm Gun HE SHELL M 55.


(1) senjata : GUN 76 mm M 48 B – 1.
(2) Panjang :
(a) Peluru : 640 mm.
(b) Kelongsong : 385 mm.
(c) Proyektil : 398 mm.
(3) Berat :
(a) Peluru : 9. 000 gr
(b) Kelongsong. : 1. 550 gr.
(c) Proyektil. : 6. 250 gr.
(d) Isian dorong : 320 gr.
(4) Isian pokok : Trytol.

(5) Bahan :
27

(a) Kelongsong : kuningan.


(b) Proyektil : Baja.

(6) Peti kemas :


(a) Berat kotor : 54 Kg.
(b) Isi : 4 butir.
(c) Ukurn : 81 x 27 x 25 cm.
(7) Jarak tembak efektif : 8. 750 m.
(8) P maksimum : 2. 050 kg /cm²
(9) kecepatan awal (vo) : 398 m / det.

c) Munisi kaliber 76 mm GUN HEAT SHELL BP - 350 / 2.


(1) senjata : GUN 76 mm M 48 B – 1.
(2) Panjang :
(a) Peluru : 624 mm.
(b) Kelongsong : 385 mm.
(d) Proyektil : 387 mm.

(3) Berat :
(a) Peluru : 9. 000 gr
(b) Kelongsong. : 1. 550 gr.
(c) Proyektil. : 5.960 gr.
(d) Isian dorong : 296 gr.
(e) Isian pokok : Trytol.

(4) Bahan :
(a) Kelongsong : kuningan.
(b) Proyektil : Baja + Hollow Charge.

(5) Peti kemas :


(a) Berat kotor : 54 Kg.
(b) Isi : 4 butir.
(c) Ukurn : 81 x 27 x 25 cm.
(6) Jarak tembak efektif : 1000 m.
(7) P maksimum : 2. 050 kg /cm²
(8) kecepatan awal (vo) : 316 m / det

d) Munisi kaliber 76 mm Rumania.


(1) Berat:
(a) Lengkap : 8.564 kg
(b) Proyektil : 6,270 kg
(c) Isian pokok : 0,261 Kg
(d) Isian dorong : 0,491 Kg
28

(2) Panjang :
(1) Lengkap : 642 mm.
(2) Kelongsong : 385 mm
(3) Proyektil : 367 mm

(3) Kecepatan awal (vo) : 398 m / det.


(4) P maksimum : 2100 kg / cm².
(5) jarak maksimum : 8600 m.

Gambar . 30 Kaliber 76 mm Gambar .31 Kaliber 76 mm Gambar .32 Kaliber 76 mm


HE OF-350 How/ M.70 HE M.55 How. HEAT BP-350/2

b. Munisi Kaliber 105 mm.

1) Munisi kaliber 105 mm HOW USA M 101 A1.


a) Munisi pecahan tajam (HE).
(1) Kaliber : 105 mm
(2) Isi 1 koli : 2 butir
(3) Berat 1 koli : 55 kg.
(4) Vol 1 koli : 0,053 m³
(5) Senjata : Meriam Kaliber 105 mm.
(a) How M.101 A.1/A.2/M-56/M-1 ( L-23 )
(b) L-30 Tank AMX -13.

(6) Neg. asal : Yugo, USA dan Belanda.


(7) Isian pokok : TNT.
(8) Fuze : PD M51A5 / PD M739 / PDHW 594.

b) Munisi Asap (smoke).


(1) Kaliber : 105 mm
(2) Isi 1 koli : 2 butir
(3) Berat 1 koli : 55 kg.
29

(4) Vol 1 koli : 0,053 m³


(5) Senjata : Mer Kal 105 mm
(a) How M.101 A.1/A.2/M-56/M-1
(b) L-30 Tank AMX -13.
(6) Neg. asal : Yugo, USA
(7) Isian pokok : TNT + White Pohospor
(8) Fuze : PD M51A5 / PD M739,PD 557.

c) Munisi latihan atau ( praktis ) TP Shell M67.


(1) Kaliber : 105 mm
(2) Isi 1 koli : 2 butir
(3) Berat 1 koli : 55 kg.
(4) Vol 1 koli : 0,053 m³
(5) Senjata : Meria Kaliber 105 mm.
(a) How M.101 A.1/A.2/M-56/ M-1 ( L-23).
(b) L-30 Tank AMX -13.
(6) Neg. asal : Yugo, USA
(7) Isian pokok : Besi.

Gambar .33 Kaliber 105 mm Gambar .34 Kaliber 105 mm Gambar .35 Kaliber 105 mm TPT
HE How SMOKE

d. Munisi Kaliber 155 mm.

1) Munisi Kaliber 155 mm (Singapore).

a) HE BBU.
(1) Vo : 790 m/det.
(2) Berat utuh : 46,7 kg.
(3) Berat isian pokok : 8,0 TNT kg.
30

(4) Panjang Utuh : 959 mm.


(5) Isian dorong :
(a) Panjang utuh : 770 mm.
(b) Berat utuh : 14 kg.
(c) Diameter : 160 mm.
b) WP BBU
(1) Vo : 788 m/det.
(2) Berat utuh : 48,7 kg.
(3) Berat ispok : 7,6 WP kg.
(4) Panjang utuh : 959 mm.
(5) Isian dorong :
(a) Panjang utuh : 770 mm.
(b) Berat utuh : 14 kg.
(c) Diameter : 160 mm.

c) HE HBU.
(1) Vo : 790 m/det.
(2) Berat utuh : 44,6 kg.

(3) Berat isian Pokok : 8,0 TNT Kg.


(4) Panjang Utuh : 938 mm.
(5) Isian dorong
(a) Panjang utuh :770 mm.
(b) berat utuh :14 kg.
(c) Diamer : 160 mm.

d) WP HBU.
(1) Vo : 788 m/det.
(2) Berat utuh : 46,6 kg.
(3) Berat Isian Pokok : 7,6 kg WP.
(4) Panjang utuh : 938 mm.
(5) Isian dorong
(a) Panjang utuh : 770 mm.
(b) Berat Utuh : 14 kg.
(3) Diameter : 160 mm.

e) HE M 107.
(1) Panjang utuh : 698 mm.
(2) Berat utuh : 42,1kg.
31

(3) Berat Isian pokok : 6,6 kg TNT.


(4) Low Charge M 4 A2 (Propelant)
(a) Panjang utuh : 533 mm.
(b) berat utuh : 6,33Kg.
(c) Diameter : 148 mm.

(5) High Charge C 20 (Propelant)


(a) panjang utuh : 533 mm.
(b) Berat utuh : 6,35kg.
(c) Diameter : 148 mm

f) WP M 110.
(1) Panjang utuh : 698 mm.
(2) Berat utuh : 43,6 kg.
(3) Berat Isian pokok : 7,1 kg WP.

Gambar .36 Kaliber 155 mm Gambar .37 Kaliber 155 mm Gambar .38 Kaliber Gambar .39 Kaliber
HE BBU How SMOKE BBU How 155 mm HE 155 mm smoke
HBU How HBU How

Gambar .40 Kaliber 155 mm HE M107 How


32

Gambar . 41 Tambel Macam / Jenis Isian Dorong kaliber 155 mm

Gambar : 42 Isian dorong Kaliber 155 mm Howitzer.

g) Pengepakan.

(1) 1 Packing berisi 16 butir proyektil


(2) Berat 1 Packing proyektil 738 kg
(3) Isian dorong terpisah dalam satu packing.
(4) Berat 1 packing isian dorong 35 kg.

Gambar : 43 Pengepakan kaliber 155 mm How.


33

17. Karakteristik Munisi Infanteri. Karakteristik munisi infanteri digunakan oleh


satuan infanteri sesuai dengan jenis munisi yang digunakan.

a. Munisi Granat Mortir.

1) Granat Mortir.
a) Granat Mortir 60 mm Comando / Co. (Tampella)
(1) Panjang granat : 300 mm
(2) Berat granat : 1,61 kg
(3) Primer : Perkusi
(4) Isian pokok : 200 gram TNT
(5) VO : 57 s/d 94,4 m/det
(6) Keamanan mulut laras :
(7) Jenis granat : HE M.61/6 PE A1.
(8) Jarak tembak max : 50 s/d 800 meter
(9) Jenis fuze : PD M.111
(10) Jumlah Isian dorong : IPP + 1 IPT .

Gambar : 44 GMO 60 mm Com ( M.61/6PE A1)

b) Granat Mortir 60 mm Long Range / LR. (Tampella)


(1) Panjang granat : 351 mm
(2) Berat granat : 1,86 kg
(3) Primer : Perkusi
(4) Isian pokok : 330 gram TNT
(5) VO : 89 s/d 258 m/det
(6) Keamanan mulut laras : 65 meter
(7) Jenis granat : HE M.38/6 PE A2.
(8) Jarak tembak max : 200 s/d 4000 meter
(9) Jenis fuze : PD M.111
(10) Jumlah Isian dorong : IPP + 6 IPT .

Gambar : 45 GMO 60 mm LR M.38 ( 6 PE A2 )

c) Granat Mortir 81 mm Split Barrel / SB.


34

(1) Panjang granat : 489,5 mm


(2) Berat granat : 4,63 kg
(3) Primer : Perkusi
(4) Isian pokok : 740 gram TNT
(5) VO : 67 s/d 353 m/det
(6) Keamanan mulut laras : 65 meter
(7) Jenis granat : HE M.64/8 PE A1.
(8) Jarak tembak max : 200 s/d 6500 meter
(9) Jenis fuze : PD M.111
(10) Jumlah Isian dorong : IPP + 7 IPT .
(11) Isi tiap Peti : 9 Butir

Gambar : 46 GMO 81 mm SB M.64 / 8 PE


A1

d) GMO 81 mm HE W / 87 Norincho Cina.


(1) Berat Granat : 4,2 Kg
(2) Vo : 315 M /S
(3) Jarak Max Isian penuh : 5700 M
(4) Jarak Min Isian O : 120 M
(5) Jumlah IPT : 8 Buah
(6) Waktu Simpan : 15 Tahun
(7) Isi 1 Koli : 6 Butir
(8) Fuze : MP- 8 ( Perkusi dgn
Perlambatan)

Gambar : 47. Mortir 81 mm Nourincho HE W/87.

e) GMO 81 mm ILLUMINATING M301 A3 USA.


(1) Brat Granat : 5 Kg
(2) Panjang Granat : 50 Cm
(3) Fuze : M 84 ( Waktu )
(4) Jrk Capai : 100 – 3150 M
(5) Lama Penerang : 60 Detik
(6) Kecepatan Turun : 60 m / Detik.
35

(7) Jumlah ITP : 9 Kantong


(8) Radius Penerang : 120 M
(9) Isi tiap Peti : 3 Butir.
(10) Type Jat : M29 / M1.

Gambar 48. Mortir 81 mm ILLuminating M301 A3 USA.

b. Munisi AGL.

1) AGL 40 mm ( automatic Grenade Launcher ).


a) Jenis HEDP S 411.
(1) Panjang : 112 mm
(2) Berat : 350 Gram
(3) Ispok : Comp A5
(4) Fuze : PIBD
(5) Jarak Tajam : 14 Meter
(6) Vo : 242 M/DT
(7) Jarak Capai Max : 2.200 Meter
(8) Daya tembus : 63 mm Plat baja

b) Jenis HE S 412.

(1) Panjang : 112 mm


(2) Berat : 350 Gram
(3) Ispok : Comp A5
(4) Fuze : PIBD
(5) Jarak Tajam : 14 Meter
(6) Vo : 242 M/DT
(7) Jarak Capai Max : 2.200 Meter.

c) Jenis TPT S 415

(1) Panjang : 112 mm


(2) Berat : 350 Gram
(3) Ispok : Pejal/ Inert/ Tracer

(4) Vo : 242 M/DT


(5) Jarak Capai Max : 2.200 Meter
36

Gambar 51. AGL 40 MM


Gambar 49. AGL 40 MM Gambar 50. AGL 40 MM TPT S 415
HEDP S 411 HE S 412

2) GL 40 mm ( Grenade Launcher )

a) Jenis HEDP S 401A.


(1) Panjang : 109 mm.
(2) Berat : 240 Gram.
(3) Ispok : Comp A5.
(4) Type Fuze : PIBD.
(5) Jrk Tajam : 14 Meter.
(6) Vo : 75 M/DT.
(7) Jarak Capai Max : 400 Meter.
(8) Daya tembus : 63 mm Plat baja.

b) Jenis TP S 406 B.
(1) Panjang : 99 mm
(2) Berat : 202 Gram
(3) Ispok : Inert
(4) Vo : 75 M/DT
(5) Jarak Capai Max : 400 Meter
37

Gambar 52. GLM 40 MM HEDP S 401 A Gambar 53. GLM 40 MM TPT S 406 B

BAB V
TANDA PENGENAL

18. Umum. Untuk memperdalam pelajaran ini perlu difahami tentang tanda
pengenal, sehingga di dalam penggunaannya di lapangan tidak terjadi kesalahan. Tanda
pengenal dapat terlihat jelas terdapat pada peti munisi atau pada tiap-tiap munisinya
tersebut.

19. Susunan MKB. Menurut susunannya pada MKB terdiri dari munisi utuh,
munisi setengah utuh, munisi terpisah dan munisi tanpa kelongsong.
a. Munisi Utuh (Fixed Ammunition).
1) Kelongsong dan Proyektil menjadi Satu.
2) Isian dorong tidak dapat dikurangi jumlahnya.
3) Penyalaan dengan primer.
b. Munisi Setengah utuh ( Semi Fixed Ammunition ).
1) Kelongsong dan Proyektil dapat dipisahkan .
2) Isian dorong dapat dikurangi jumlahnya.
3) Saat munisi akan ditembakkan , kelongsong dan proyektil harus
disatukan dulu.
4) Penyalaan dengan primer.
c. Munisi Terpisah ( Separate Ammunition).
1) Kelongsong dan proyektil dapat dipisahkan .
2) Isian dorong tidak dapat dikurangi jumlahnya.
3) Saat munisi akan ditembakkan , kelongsong harus disatukan.
4) Penyalaan dengan primer.

d. Munisi Tanpa Kelongsong (Separate loading Ammunition)


1) Munisi Tanpa kelongsong
2) Isian dorong dapat dikurangi jumlahnya
3) Memasukkan munisi ke dalam kamar senjata satu persatu.
38

Munisi Utuh Munisi Munisi Munisi


setengah Tanpa Terpisah
Utuh kelongsong
Gambar 1: MKB menurut Susunannya

20. Tujuan Penggunaan MKB. Sesuai dengan tujuan penggunaannya MKB,


pada dasarnya perbedaan yang sangat mendasar terdapat pada konstruksi proyektil dan
kelongsong.

a. Munisi Pecahan Tajam.


1) Untuk sasaran bangunan. Pada umumnya proyektil berdinding
tipis dengan bahan peledak penghancur banyak.
2) Untuk sasaran Manusia. Pada umumnya proyektil berdinding tebal
dengan bahan peledak penghancur cukup.

b. Munisi Tembus Baja. Munisi tembus baja digunakan untuk sasaran


kendaraan lapis baja maupun perkubuan.

c. Munisi Asap. Munisi asap banyak digunakan untuk melindungi


gerakan pasukan maupun Ranpur dari peninjauan atau dalam rangka memberikan
tanda-tanda isyarat.
39

d. Munisi Bakar. Munisi bakar digunakan bagi sasaran yang dapat


dihancurkan dengan cara dibakar, ada 2 jenis munisi bakar langsung dan tidak
langsung.

e. Munisi penerang (Illuminating). Digunakan untuk memperoleh


penerangan bagi mendukung tugas tertentu.
1) Untuk menerangi daerah musuh.
2) Terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu yang dilengkapi dengan parasut dan
tidak dilengkapi dengan parasut.

f. Munisi kartet. Munisi ini berisi banyak gotri pada proyektil atau
kelongsongnya yang akan berakibat melukai manusia. Ada 2 jenis munisi kartet
yaitu :
1) Schrapnel. Memiliki proyektil.
2) Canister. Tidak memiliki proyektil.

g. Munisi Gas / Kimia (Chemical ). Munisi ini tidak khusus digunakan


bagi keperluan tugas militer tetapi lebih banyak digunakan bagi keperluan
penanggulangan keadaan huru hara.

h. Munisi Isyarat (Signal). Munisi ini dibuat khusus untuk memperoleh


cahaya sesuai keperluan, ada banyak macam cahaya yang bisa diperoleh
tergantung dari bahan pyroteknik yang digunakan.

i. Munisi Latihan (practice). Munisi ini dibuat khusus untuk latihan,


mengingat apabila menggunakan munisi asli harganya sangat mahal.

j. Munisi kertas (paper). Munisi ini dibuat untuk keperluan uji coba dari
senjata yang telah selesai diperbaiki.

BAB VI
CARA KERJA

21. Umum. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang munisi kaliber besar perlu
diketahui cara kerjanya tiap-tiap munisi sesuai dengan jenisnya. Adapun proses kerja dari
munisi kaliber besar memiliki 3 tahapan yakni, saat ditembakkan, di lintasan dan di
sasaran.
40

22. Cara Kerja Fuze. Cara kerja munisi kaliber besar secara erat kaitannya dengan
cara kerja fuze sebagai suatu komponen yang sangat menentukan pada setiap munisi
MKB cara kerja munisi tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) fase yaitu pada saat
ditembakkan, saat di lintasan dan saat di sasaran.

a. Sistem kerja Fuze. Sistem kerja fuze pada MKB meliputi cara
perkusi, konkusi, perkonkusi, perkusi dengan perlambatan dan perkonkusi dapat
diatur secara lambat.
1) Sistem Kerja Perkusi. Komponen di dalam fuze didesain apabila
menyentuh sasaran pena pemukulnya yang bergerak bebas, sedangkan
penggalak diam.
2) Sistem Kerja Konkusi. Komponen di dalam fuze didesain apabila
menyentuh sasaran Penggalak yang bergerak bebas, sedangkan pena
pemukulnya diam.
3) Sistem Kerja perkonkusi. Komponen di dalam fuze didesain apabila
menyentuh sasaran Pena pukul dan penggalak dapat bergerak bebas.

b. Improvisasi sistim kerja Fuze. Untuk memenuhi kebutuhan sasaran


maka sistim kerja fuze dapat dilengkapi dengan isian pelambat, yang berguna
untuk memberikan waktu menembus sasaran sebelum meledak di sasaran.

1) Sistem Perkusi dengan Perlambatan.


a) Dalam prinsipnya Tabung ledak ini sama dengan fuze
perkusi, tetapi dalam saluran api antara penggalak dan detonator
diberikan isian perlambatan obat hitam ( BS ).
b) Sehingga api yang ditimbulkan dari penggalak membakar
isian pelambat terlebih dahulu baru meledakkan detonator.

2) Sistem Konkusi dengan perlambat.


a) Fuze ini cara kerjanya sama dengan fuze konkusi , hanya
ditambah isian pelambat seperti pada fuze perkusi dengan
perlambatan.
b) Sehingga api yang ditimbulkan dari penggalak membakar
isian pelambat baru meledakkan detonator.
3) Sistem Perkonkusi dapat distel lambat. Fuze ini dapat distel lambat
prinsipnya sama dengan fuze perkonkusi, hanya dilengkapi dengan skrup
41

penyetel, bila ingin bekerja lambat, dapat distel hanya Sistem konkusi saja
yang bekerja.

23. Cara kerja sesuai jenis munisi. Cara kerja MKB berbeda sesuai dengan tujuan
dan jenis masing-masing.

a Munisi Kaliber 20 mm. Kaliber 20 mm menggunakan Fuze Pemusnah


Diri (SDM/ Self DesTroyer Mekanik).
1) Saat ditembakkan (masih di dalam kamar senjata).
a) Pena pukul memukul penggalak/primer.
b) Penggalak/primer meledak dan mengeluarkan api.
c) Api dari penggalak/primer membakar isisan dorong.
d) Isian dorong terbakar, maka terjadi gas bertekanan tinggi hasil
pembakaran isian dorong digunakan untuk :
(1) Mendorong proyektil ke depan/keluar dari laras senjata
menuju ke sasaran (timbul gerakan setback pada komponen
Fuze).
(2) Mendorong kelongsong ke belakang sehingga terjadi
gerak mundur pada senjata, penarikan kelongsong dan
pelemparan kelongsong, serta pengisian peluru kembali ke
dalam kamar senjata.
2) Pada Lintasan.
a) Mekanik Fuze mengadakan penajaman (+ 4 – 8 detik).
b) Bila pada waktu 4 – 8 detik tidak mengenai sasaran, maka
proses ledakan terjadi karena kerja SDM.
c) Bila sebelum 4-8 detik mengenai sasaran, maka akan terjadi
ledakan karena proses kerja Impack.

b. Munisi kaliber 40 mm L/70. Pel. Kal 40 mm L/70 menggunakan Fuze FZ


104 M 12 ( SDC / Self Destroyer Composisi ).
1) Di dalam laras.
a) Dengan adanya gerakan setback, maka penggalak turun
menekan pegasnya dan menyentuh ujung pena pukul.
b) Penggalak meledak menimbulkan api dan disalurkan melalui
lubang saluran api ke dua arah :
(a) Membakar isian SDC selama 8,5 detik.
(b) Membakar isian penghalang.
42

2) Di lintasan.
a) Dengan pengaruh gerakan setback sistem penguncian fuze
terbuka sehingga fuze menjadi tajam.
b) Tajamnya fuze berarti pena pukul, penggalak, detonator,
booster dan isian pokok telah segaris
3) Di sasaran.
a) Bila proyektil mengenai sasaran, maka akan terjadi
rangkaian ledakan dari proses impack.
a) Bila proyektil tidak mengenai sasaran dan waktu dilintasan
sudah lebih dari atau sama dengan 8,5 detik, maka akan terjadi
rangkaian ledakan dari proses Self Destroying Composision.

c Munisi kaliber 57 mm S.60. Cara kerja Fuze MG-57/MGZ-57.


1) Di dalam Laras. (Terjadi Burning Train sama dengan Munisi-munisi
yang lain)
2) Di Lintasan.
a) Dengan pengaruh gerakan setback sistem penguncian fuze
terbuka sehingga fuze menjadi tajam.
b) Tajamnya fuze berarti pena pukul, penggalak, detonator,
booster dan isian pokok telah segaris
3) Di Sasaran.
a) Setelah menyentuh sasaran, pena pukul akan memukul
detonator.
b) Detonator meledak selanjutnya meledakkan Booster.
c) Booster meledakkan isian pokok pada proyektil.
d) Bila tidak mengenai sasaran maka isian perusak diri yang
telah terbakar sejak waktu Setback setelah mencapai waktu yang
ditentukan (12 detik) akan meledakkan proyektil.

d. Munisi Kaliber 57 mm AP-N . Menggunakan Fuze MD-10.


1) Di tembakan. (Terjadi Burning Train sama dengan Munisi-munisi
yang lain)
2) Di Lintasan, tidak berpengaruh terhadap komponen fuze.
3) Di sasaran.
a) Penyentuh bergerak maju melepaskan diri dari ikatan cincin
timah kemudian mengalahkan tirusan pada tabung penyiap dan
43

menekan pegas penyentuh sehingga penggalak menyentuh ujung


pena pukul dan meledak.
b) Api dari penggalak disalurkan melalui lubang api membakar
isian pelambat, kemudian meledakkan detonator, meledakkan isian
penguat/booster dan meledakkan isian pokok
e. Munisi Kaliber 105 mm HEAT . Yang menggunakan Fuze piezo elektrik.
1) Ditembakkan.
a) Pena pukul jat memukul penggalak, penggalak meledak
timbul api.
b) Api diperbesar dengan terbakarnya primer.
c) Primer terbakar, membakar isian dorong.
d) Timbul gas yang besar, sehingga mendorong proyektil
meluncur kesasaran.
2) Di lintasan.
a) Proyektil berputar sesuai dengan alur senjata
b) Tidak terjadi penajaman Fuze karena menggunakan elektrik.
3) Di sasaran.
a) Proyektil menyentuh / menghantam sasaran.
b) Terjadi rangkaian ledakan (Explosive Train), detonator
meledakkan booster lalu meledakkan isian pokok.
3) Jika isian pokok meledak karena proyektil jenis HEAT
dilengkapi dengan hollow charge maka timbul tekanan tinggi dan
panas yang terpusat sehingga menembus sasaran.

Membentur Proses Ledakan Proses Penembusan Sasaran Tembus

Gambar . 60 Proses kerja Munisi HEAT

f. Munisi yang menggunakan Fuze PD M 739 . Fuze ini dapat distel


Super Quick dan Delay.
1) Pada saat di tembakkan.
a) Pada saat pena pukul senjata memukul penggalak/ primer
maka penggalak meledak dan mengeluarkan percikan api.
44

b) Api dari penggalak / primer membakar isian dorong.


c) Api Isian dorong terbakar dan menghasilkan gas tekanan
tinggi dan mendorong proyektil ke sasaran.
2) Dilintasan.
a) Dengan pengaruh gerakan setback sistem penguncian fuze
terbuka sehingga fuze menjadi tajam.
b) Tajamnya fuze berarti pena pukul, penggalak, detonator,
booster dan isian pokok telah segaris
3) Disasaran.
a) Jatuh sudut Besar. Proyektil membentur sasaran maka akan
terjadi pena: pukul memukul penggalak , timbul percikan api lalu
disalurka melalui saluran api langsung kedetonator antara yang
terdapat dirotor maka detonator antara meledak , lalu meledakan
detonator utama, detonator utama meledakan bosster dan meledakan
Booster dan meledakan isian pokok ( Handak ) lalu menghancurkan
badan proyektil dan menghancurkan sasaran.
b) Jatuh sudut kecil. Munisi mengalami rekoset / fuze tidak
membentur sasaran maka terjadi gaya Lembam ( kecepatan tinggi
tiba-tiba adanya pemberhentian secara tiba- tiba maka komponen
pengglak kedua akan bergerak maju mendekati pene pukul tetap
sehingga timbul percikan api lalu membakar isian pelambat ( 0,005
detik ) kemudian membakar penggalak antara lalu meledakan
detonator antara yang ada pada rotor selanjtnya meledakn detonator
utama kemudian meledakan booster dan meledakan isian pokok dan
menghancurkan dinding proyektil sakaligus menghancurkan sasaran.

g. Granat mortir 60 mm / 81 mm Tampella dengan fuze PD M111.


1) Di tembakan
a) Sistem penembakan Granat Mortir ada 2 (dua) cara yaitu
Manual dan Drap Shott.
b) Sewaktu Granat dijatuhkan dari mulut laras atau peralatan
tembak ditarik.
c) Pen pukul pada senjata menyentuh penggalak, meledak
menimbulkan semburan api.
d) Api dari penggalak membakar isian dorong (IPP diteruskan ke
IPT Melalui lubang bakar)
e) Gas dari hasil pembakaran isian dorong mendorong granat
mortir keluar dari laras ke sasaran.
45

2) Di lintasan.
a) Dengan pengaruh gerakan setback sistem penguncian fuze
terbuka sehingga fuze menjadi tajam.
b) Tajamnya fuze berarti pena pukul, penggalak, detonator,
booster dan isian pokok telah segaris

3) Di sasaran. Karena Fuze dalam posisi tajam maka akan terjadi


rangkaian ledakan.

h Granat mortir 81 mm Illuminating menggunakan fuze waktu M-84.


1) Di tembakan.
a) Sistem penembakan Granat Mortir ada 2 (dua) cara yaitu
Manual dan Drap Shott.
b) Sewaktu Granat dijatuhkan dari mulut laras atau peralatan
tembak ditarik.
c) Pen pukul pada senjata menyentuh penggalak, meledak
menimbulkan semburan api.
d) Api dari penggalak membakar isian dorong (IPP diteruskan ke
IPT Melalui lubang bakar)
e) Gas dari hasil pembakaran isian dorong mendorong granat
mortir keluar dari laras ke sasaran.

2) Di lintasan.
a) Setelah granat berada di lintasan api dari penggalak
membakar isian pengantar dan isian penerang.
b) Bagian ekoran akan terlepas oleh dorongan gas sehingga
isian penerang bersamaan dengan parasut keluar dari badan
proyektil.
3) Parasut mengembang dan isian penerang terbakar selama 60
detik dan menerangi daerah sasaran.
46

BAB VII
CARA MENGATASI GANGGUAN

24. Umum. Pada saat kita melaksanakan penggunaan Munisi Kaliber Besar di
lapangan terkadang ada kalanya mengalami suatu gangguan. Hal ini yang akan
menghambat kegiatan karena ada komponen dari munisi tersebut mengalami kegagalan
fungsi. Dengan demikian kita harus tahu tentang macam gangguan yang terjadi dan
bagaimana cara mengatasinya.

25. Macam Gangguan . Adapun macam gangguan yang terjadi pada saat kita
melaksanakan penembakan di lapangan antara lain :

a. Miss fire ( Penggalak tidak meledak/ket ). Miss fire adalah tidak


terjadinya proses burning train yang diakibatkan oleh tidak berfungsinya primer/
penggalak setelah terpukul oleh pena pukul senjata.
b. Hang Fire (Peluru terlambat membakar/pembakaran isian dorong
terlambat ). Hang fire adalah terlambatnya pembakaran yang diakibatkan
terjadinya penurunan kualitas isian dorong yang biasa terjadi pada kurun waktu
1/10 (satu per sepuluh ) sampai dengan 15 ( lima belas ) detik.
c. Cook Off ( Meledak dilaras ). Cook off adalah meledaknya proyektil saat
dalam laras.
d. Prematur ( Proyektil meledak sebelum waktunya ). Premature adalah
meledaknya proyektil sebelum mengenai sasaran atau sebelum dipakai yang
diakibatkan terjadinya kesalahan dalam perlakuan.
e. Stag ( Proyektil macet dilaras). Stag adalah macetnya proyektil dalam
laras yang diakibatkan oleh penurunan kualitas isian dorong.
f. Dud ( Proyektil tidak meledak disasaran / bungkam ). Dud adalah
tidak meledaknya proyektil disasaran yang diakibatkan oleh tidak sempurnanya
penajaman atau tidak berfungsinya detonator pada fuze.
h. Jarak capai menurun.

26. Cara Mengatasi.

MACAM BAHAYA YANG CARA


N0 PENYEBAB
GANGGUAN DITIMBULKAN MENGATASINYA
1 2 3 4 5

1. Miss Fire a. Penggalak tidak Tidak begitu a. Tunggu


(Gagal berfungsi. membahayakan Beberapa saat.
47

1 2 3 4 5
pembakaran ) b. Primer tidak bila sudah b. Keluarkan Munis
berfungsi. ditunggu dari dalam kamar
c. Pena pukul patah. beberapa saat. Senjata dengan hati
– hati.
c. Pasang alat
pengaman Fuze.
d. Pisahakan dan
tandai
e. Lanjutkan
penembakan.
2. Hang Fire a. Primer Kondisinya Sangat a. Tunggu
(Lambat Pem- menurun. berbahaya beberapa saat
bakaran). b. Isian dorong apabila langsung b. Arah laras tetap
kondisinya menurun. keatas
c. Keluarkan Munisi
dari kamar

3. Cook Off a. Terjadi Proses Sangat berbahaya a. Perhatikan


(Meledak Rambat panas dari karena dapat ketentuan Petunjuk
dilaras ) kamar senjata ke laras. meledak dan pada periodik
b. Penembakan terus menghancurkan penembakan .
menerus sehingga laras laras. b. Hentikan
panas penembakan jika
laras sudah panas.
c. Bagian Munisi yang
peka terhadap panas
( meledak ).

4. Premature a.Kesalahan kontruksi Sangat berbahaya a. Hindari Munisi


(Proyektil ( Pabrik). terhadap Personil dari benturan .
meledak b. Kesalahan pada yang ada diseki- b. Hindari Munisi
sebelum sipelakunya. tarnya. dari Guncangan
waktunya) c. Hindari munisi
dari terjatuh.

5. Proyektil a. Gas yang dihasilkan Tolak Balik / a. Hentikan penem-


Macet dilaras dari pembakaran tendangan bakan
isdor tidak dapat kebelakang besar. b. Keluakan
mendorong Proyektil. proyektil dengan
b. Isian dorong Kondisi treker
Menurun c. Tidak dibenar-
c. Laras tersumbat oleh kan dikeluarkan
kain lantak. dengan cara ditem-
bakkan dengan
mengunakan peluru
tajam.
d. Boleh dicoba
dengan menembak-
kan Peluru penekan
Gas.
e.Jika terpaksa,
apabila proyektil
tidak bisa keluar
serahkan keinstal
PAL
48

1 2 3 4 5
6. Kelongsong a. Kamar Senjata kotor Tidak a. Hentikan penem-
macet b.Kelongsong Patah. Menyebabkan bakan
(Tidak keluar) c. Pengait kelongsdong Bahaya. b. Buka Blok tutup
patah c.
d. Mutu kelongsong KeluarkanKelong-
tidak baik ( pinggiran song dengan alat.

robek ). d. Bersihkan kamar


e. Kelongsong Pecah. senjata.
e. Periksalah
munisi sudahkah
dibersihkan dari
kotoran.
f. Catat No. lot /
tahun pembuatan
ganti Pengait
kelongsong yang
patah.

7. Proyektil tidak a. Tidak terjadi Sangat berbahaya a. Tunggu


Meledak penajaman Fuze Proyektil tersebut beberapa saat.
disasaran diperlakukan
kasar.
b. Bahan peledak pada b. Cari proyektil
Fuze tidak berfungsi disasaran dengan
(Det, P’galak). alat detektor.
c. Rekoset c. Jika mungkin
d. Jatuh di air Posisi digali dipindahkan.
miring. d. Laksanakan Mus-
e. Isian pokok sudah mu sesuai petunjuk
kadaluarsa. Musmu.
e.Ledakkan ditempat
jika kondisi me-
mungkinkan.
g. Pemusnahan
laksanakan oleh
personil yang ahli.
8. Jarak capai a. Isian dorong kondisi a. Bila digunakan a. Tingkatkan
menurun menurun untuk latihan Bak Pemeliharaan
b. Salah menentukan membahayakan b. Ganti isian
Isdor pasukan sendiri. Dorong dengan
b. Daya tembus yang baru
berkurang. c. Catat No.Lot
/ Thn pembuatan
dan laporkan
kepada Pabrik
atau satuan
pembina.
49
RAHASIA
49

BAB IX
PENUTUP

27. Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun untuk sebagai pedoman bagi
Gadik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar Teknik Munisi Kaliber Besar.

Direktur Peralatan,

Subagyo, S.E., M.M.


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai