Naskah Sekolah MKB
Naskah Sekolah MKB
Naskah Sekolah MKB
1. Umum.
b. Munisi Kaliber Besar memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki oleh jenis
munisi lain, Munisi kaliber besar yang digunakan sampai sekarang adalah munisi
Kaliber 20 mm, 23 mm , 40 mm, 57 mm S.60 , 76 mm , 90 mm, 105 mm , 120
mm, 155 mm, Granat mortir 60 mm, 81 mm, GLM 40 mm dan AGL 40 mm.
a. Pendahulan.
b. Macam/ Jenis dan Penggunaan
c. Nama Bagian
d Karakteristik
e. Tanda Pengenal
f. Cara Kerja.
g. Cara Mengatasi Gangguan
h. Penutup.
BAB II
RAHASIA
2
5. Konstuksi MKB. Menurut susunannya pada MKB terdiri dari munisi utuh,
munisi setengah utuh, munisi terpisah dan munisi tanpa kelongsong.
7. MKB Menurut Satuan Pengguna. Tidak semua munisi yang memiliki kaliber
diatas 12, 7 mm memiliki spesifikasi yang sama, masing-masing memiliki keistimewaan
tersendiri tergantung satuan yang menggunakan.
BAB III
NAMA BAGIAN
8. Umum. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Munisi Kaliber Besar, kita
perlu mengetahui nama bagian yang akan berkaitan dengan fungsinya di lapangan.
Adapun nama bagian dari Munisi Kaliber Besar secara garis besar dibedakan menjadi tiga
bagian besar yakni Proyektil dan Fuze, Kelongsong dengan Primer dan Isian Dorong.
9. Tiga bagian besar. Secara umum munisi kaliber besar dibagi menjadi 3
bagian besar yaitu :
a. Kap balistik.
1) Ditempatkan diujung proyektil.
2) Berfungsi mencegah proyektil rekoset disasaran.
b. Fuze.
1) Ditempatkan dibagian atas dari proyektil
2) Berfungsi mengaktifir Isian pokok pada badan proyektil.
3) Pemasangan dan susunannya berbeda sesuai dengan
tujuan penggunaan fuze tersebut, yaitu diujung proyektil, didasar proyektil
dan penyala ujung peledakan dasar.
c. Ogive.
1) Bagian Konis / sisi miring pada ujung proyektil.
2) Untuk mengurangi hambatan udara pada saat proyektil dilintasan.
5
d. Bourellet .
1) Terletak dibawah ogive.
2) Untuk memperkokoh kedudukan proyektil pada saat berada didalam
kamar laras senjata.
e. Badan.
1) Sebagai wadah isian pokok.
2) Tebal untuk sasaran personel.
3) Tipis untuk sasaran berlapis baja.
f. Isian Pokok.
1) Tiap jenis Munisi berbeda isiannya disesuaikan dengan tujuan
penggunaan disasaran.
2) Akan bereaksi setelah mendapat umpan ledakan dari Fuze.
g. Ban Rotasi.
1) Dibuat dari bahan Lunak ( Tembaga ).
2) Untuk menutup alur dan galangan laras senjata sehingga Gas
tidak bocor dan tekanan gas bakar isian dorong dapat
sepenuhnya mendorong proyektil ke sasaran.
3) Untuk membuat putaran dilintasan sehingga Proyektil menjadi
stabil.
b. Guna kelongsong.
1) Sebagai tempat dudukan proyektil.
2) Tempat isian dorong.
2) Tempat Primer
3) Penampung gas hasil pembakaran isian dorong.
4) menahan tekanan gas kebelakang.
KAP BALISTIK
FUZE
OGIVE
BOURELET
PROYEKTIL
L
HANDAK BADAN
BAN ROTASI
K
E BOTTOM
L PLAT
O
N
G
S ISIAN DORONG
O
N
G
PRIMER
Fuze
Kawat PAM
Badan
Mortir
Gas Ceek
Ban
/Abturatoring
Ekoran
IPT
Sirip
IPP
Gambar .56
.55 Bagian High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose Tracer M830
(HEAT-MP-T, or MPAT))
8
BAB IV
KARAKTERISTIK
13. Umum. Karakteristik merupakan data tehnik yang diberikan oleh pabrik
pembuat yang merupakan standarisasi dari munisi yang bersangkutan. Dengan demikian
data teknik Munisi Kaliber Besar adalah suatu data tehnik yang diberikan oleh prabrik
sesuai dengan produksi munisinya, sehingga data tersebut tidak akan berubah sampai
kapanpun. Karakteristik tiap jenis munisi yang menunjukan indentitas, panjang, berat,
jarak capai, serta jenis bahan peledak yang terdapat didalam proyektil masing masing
jenis MKB.
c) HE-I DM 101.
(1) Berat Kelongsong : 317 gram.
(2) Berat Proyektil : 122 gram.
(3) Berat Fuze : 27,5 gram.
(4) Kecepatan awal : 1045 m/detik.
(5) Pelambatan : 180 – 300 mikro detik
(6) Putaran laras : 5° atau 7°
(7) SDT : 3,1 detik/5,7 + 1,5 detik.
(8) Jarak penajaman : 65 m.
(9) Berat isian : 51 gram.
d) TP-T DM 48 A1.
(1) Berat Kelongsong : 317 gram.
(2) Berat Proyektil : 122 gram.
(3) Kecepatan awal : 1045 m/detik.
(4) Pelambatan :-
(5) Putaran laras : 5° , 6° atau 7°
(6) Waktu penyalaan : 3,4 detik.
(7) Berat isian : 51 gram.
(8) Tracer : Merah
(9) Berat isian : 51 gram.
b) API –T.
(1) Pjgn Lkp Munisi : 234,09 mm
(2) Berat Munisi : 0,50 Kg
(3) Berat Proyektil : 0,1990 kg
(4) Berat Isian dorong : 13 Gram
(5) Nyala tracer : 5 Detik
c. Munisi Kaliber 40 mm
1) Munisi Kaliber 40 mm L/70.
a) High Explosive.
(1) Panjang peluru : 53,3 cm
(2) Berat peluru lengkap : 2,42 kg
(3) Kecepatan awal : 1035 m/detik
(4) Berat proyektil : 0,875 kg
(5) Batas tajam Fuze (TL) : 60 meter DMLR.
(6) Alat pemusnah diri : Compisisi Pyrotehnik
b) High Explosive Tracer (HE-T).
(1) Berat peluru : 2,5 kg
(2) Kecepatan awal : 1005 m/detik
(3) Berat proyektil : 0,960 kg
(4) Data lain sama dengan HE.
c) Armour Piercing Shot (AP-Shot).
(1) Tanpa Fuze/Tabung ledak (TL).
(2) Tanpa isian pokok.
d) TPT.
13
Gambar 7: Kaliber
Gambar 6: Kaliber 40 mm HE-T 40 mm TP-T
d. Munisi kaliber 57 mm
1) Munisi Kaliber 57 mm S.60.
(1) Kecepatan awal (Vo) : 1000 m/detik.
(2) Jarak capai penembakan :
(3) Datar : 12000 m.
(4) Vertikal : 8800 m.
(5) Jarak efektif : 6000 m.
(6) Berat :
(a) Kelongsong (Brass) : 2,265 kg.
(b) Proyektil : 2,850 kg.
(c) Isian dorong : 1,180 kg.
(d) Fuze : 0,55 kg.
Jumlah berat : 6,635 kg.
(7) Fuze.
(a) HE-T : MG-57/MGZ-57.
(b) AP-T : MD-10.
(8) Isian ledak : RDX + AL
(9) Isian dorong : NC.
(10) Kelongsong : Kuningan / baja.
(11) Isi tiap peti : 5 butir.
(12) Ukuran peti : 70 x 61 x 21 cm.
(13) Berat kotor tiap peti : 47 kg.
(14) Tekanan kamar maksimal : 3250 kg/cm².
(15) Waktu Nyala Tracer : 10 detik.
(16) Waktu Self Destroyer : 12 – 18 detik.
(17) Panjang :
(a) Kelongsong : 3,48 cm.
(b) Proyektil : 25,8 cm.
(c) Peluru : 53,6 cm.
15
Gambar 9: Kaliber 57 mm HE -T
Gambar 10: Kaliber 57 mm APN MD-10
(3) Berat.
(a) Munisi + Fuz : 12. 800 Gr
(b) Kelongsong : 4. 900 Gr
(c) Proyektil : 5. 950 Gr
(d) Isian dorong : 1. 800 Gr
(e) Isian Pokok : TNT
(4) Bahan.
(a) Kelongsong : Kuningan
(b) Proyektil : Baja
(3) Berat.
(a) Munisi utuh : 13. 500 Gr
(b) Kelongsong : 4. 900 Gr
(c) Proyektil : 5.800 Gr
(d) Isian dorong : 2.000 Gr
(e) Isian Pokok :PEJAL / BAJA / INERT.
(4) Bahan.
d) CANISTER.
(1) Berat : 0,669 Kg.
(2) Vo. : 500 M/Dt.
(3) Panjang : 399 mm
(4) Isdor : Single Based
e) SH PRAC.
(1) Vo. : 533 M/Dt.
(2) Panjang : 533 mm
(3) Trecer : L-5 A2
(4) Isdor : Triple Based.
f) HE PRAC L-25.
18
c) Mu.Can 90 mm Canister.
(1) Kaliber : 90 mm
(2) Berat Mu : 7,4 Kg.
(3) Panjang : 526 mm
(4) Jumlah Gotri : 1100 Btr.
(5) Diameter Canister : 8,5 mm.
(6) Berat Canister : 0,51 Kg
(7) Isian Dorong : BS
(8) Jarak Operasi : 200 M
(9) Jarak Efektif : 100 M
(10) V0. : 700 M /Dt
d) Mu.Can 90 mm Smoke.
(1) Kaliber : 90 mm
(2) Berat Mu : 9,22 Kg
(3) Panjang : 640 mm
(4) Fuze : V-19 P.
(5) Berat Proy. : 5,3 Kg.
(6) Ispok Smoke WP : Comp.”B”
(7) Isdor : BS.
(8) Jarak Operasi : 800 M
(9) Jarak Efektif : 2000 M
(10) Vo. : 695 M/Dt
(11) Jarak aman : 15 M
20
b) HE
(1) Pj peluru : 905 mm
(2) Berat peluru : 17,5 Kg
(3) Berat Proy. : 10,95 Kg
(4) Daya tembus baja : 40 mm
(5) Panjang Proyektil. : 465 mm
(6) Vo : 700 m/dt
(7) Warna dasar Proy. : Hijau.
c) TP – T (Target Practice-Tracer)
(1) Panjang munisi : 904 mm
(2) Berat peluru : 17,2 Kg
(3) Berat proyektil : 10,85 Kg
(4) Vo : 800 m/dt
(5) Warna proyektil. : Biru
e) Canister M1028
(3) Berat :
(a) Peluru : 8.986 gr
(b) Kelongsong. : 1. 550 gr.
(c) Proyektil. : 6. 000 gr.
(d) Isian dorong : 320 gr.
(e) Isian pokok : Trytol.
(4) Bahan :
(a) Kelongsong : kuningan.
(b) Proyektil : Baja.
(5) Peti kemas :
(a) Berat kotor : 53 Kg.
(b) Isi : 4 butir.
(c) Ukuran : 81 x 27 x 25 cm.
(6) Jarak tembak efektif : 8. 860 m.
(7) P maksimum : 2. 050 kg /cm²
(8) kecepatan awal (vo) : 398 m / det.
(5) Bahan :
27
(3) Berat :
(a) Peluru : 9. 000 gr
(b) Kelongsong. : 1. 550 gr.
(c) Proyektil. : 5.960 gr.
(d) Isian dorong : 296 gr.
(e) Isian pokok : Trytol.
(4) Bahan :
(a) Kelongsong : kuningan.
(b) Proyektil : Baja + Hollow Charge.
(2) Panjang :
(1) Lengkap : 642 mm.
(2) Kelongsong : 385 mm
(3) Proyektil : 367 mm
Gambar .33 Kaliber 105 mm Gambar .34 Kaliber 105 mm Gambar .35 Kaliber 105 mm TPT
HE How SMOKE
a) HE BBU.
(1) Vo : 790 m/det.
(2) Berat utuh : 46,7 kg.
(3) Berat isian pokok : 8,0 TNT kg.
30
c) HE HBU.
(1) Vo : 790 m/det.
(2) Berat utuh : 44,6 kg.
d) WP HBU.
(1) Vo : 788 m/det.
(2) Berat utuh : 46,6 kg.
(3) Berat Isian Pokok : 7,6 kg WP.
(4) Panjang utuh : 938 mm.
(5) Isian dorong
(a) Panjang utuh : 770 mm.
(b) Berat Utuh : 14 kg.
(3) Diameter : 160 mm.
e) HE M 107.
(1) Panjang utuh : 698 mm.
(2) Berat utuh : 42,1kg.
31
f) WP M 110.
(1) Panjang utuh : 698 mm.
(2) Berat utuh : 43,6 kg.
(3) Berat Isian pokok : 7,1 kg WP.
Gambar .36 Kaliber 155 mm Gambar .37 Kaliber 155 mm Gambar .38 Kaliber Gambar .39 Kaliber
HE BBU How SMOKE BBU How 155 mm HE 155 mm smoke
HBU How HBU How
g) Pengepakan.
1) Granat Mortir.
a) Granat Mortir 60 mm Comando / Co. (Tampella)
(1) Panjang granat : 300 mm
(2) Berat granat : 1,61 kg
(3) Primer : Perkusi
(4) Isian pokok : 200 gram TNT
(5) VO : 57 s/d 94,4 m/det
(6) Keamanan mulut laras :
(7) Jenis granat : HE M.61/6 PE A1.
(8) Jarak tembak max : 50 s/d 800 meter
(9) Jenis fuze : PD M.111
(10) Jumlah Isian dorong : IPP + 1 IPT .
b. Munisi AGL.
b) Jenis HE S 412.
2) GL 40 mm ( Grenade Launcher )
b) Jenis TP S 406 B.
(1) Panjang : 99 mm
(2) Berat : 202 Gram
(3) Ispok : Inert
(4) Vo : 75 M/DT
(5) Jarak Capai Max : 400 Meter
37
Gambar 52. GLM 40 MM HEDP S 401 A Gambar 53. GLM 40 MM TPT S 406 B
BAB V
TANDA PENGENAL
18. Umum. Untuk memperdalam pelajaran ini perlu difahami tentang tanda
pengenal, sehingga di dalam penggunaannya di lapangan tidak terjadi kesalahan. Tanda
pengenal dapat terlihat jelas terdapat pada peti munisi atau pada tiap-tiap munisinya
tersebut.
19. Susunan MKB. Menurut susunannya pada MKB terdiri dari munisi utuh,
munisi setengah utuh, munisi terpisah dan munisi tanpa kelongsong.
a. Munisi Utuh (Fixed Ammunition).
1) Kelongsong dan Proyektil menjadi Satu.
2) Isian dorong tidak dapat dikurangi jumlahnya.
3) Penyalaan dengan primer.
b. Munisi Setengah utuh ( Semi Fixed Ammunition ).
1) Kelongsong dan Proyektil dapat dipisahkan .
2) Isian dorong dapat dikurangi jumlahnya.
3) Saat munisi akan ditembakkan , kelongsong dan proyektil harus
disatukan dulu.
4) Penyalaan dengan primer.
c. Munisi Terpisah ( Separate Ammunition).
1) Kelongsong dan proyektil dapat dipisahkan .
2) Isian dorong tidak dapat dikurangi jumlahnya.
3) Saat munisi akan ditembakkan , kelongsong harus disatukan.
4) Penyalaan dengan primer.
f. Munisi kartet. Munisi ini berisi banyak gotri pada proyektil atau
kelongsongnya yang akan berakibat melukai manusia. Ada 2 jenis munisi kartet
yaitu :
1) Schrapnel. Memiliki proyektil.
2) Canister. Tidak memiliki proyektil.
j. Munisi kertas (paper). Munisi ini dibuat untuk keperluan uji coba dari
senjata yang telah selesai diperbaiki.
BAB VI
CARA KERJA
21. Umum. Untuk mengetahui lebih mendalam tentang munisi kaliber besar perlu
diketahui cara kerjanya tiap-tiap munisi sesuai dengan jenisnya. Adapun proses kerja dari
munisi kaliber besar memiliki 3 tahapan yakni, saat ditembakkan, di lintasan dan di
sasaran.
40
22. Cara Kerja Fuze. Cara kerja munisi kaliber besar secara erat kaitannya dengan
cara kerja fuze sebagai suatu komponen yang sangat menentukan pada setiap munisi
MKB cara kerja munisi tersebut dapat dibagi menjadi 3 (tiga) fase yaitu pada saat
ditembakkan, saat di lintasan dan saat di sasaran.
a. Sistem kerja Fuze. Sistem kerja fuze pada MKB meliputi cara
perkusi, konkusi, perkonkusi, perkusi dengan perlambatan dan perkonkusi dapat
diatur secara lambat.
1) Sistem Kerja Perkusi. Komponen di dalam fuze didesain apabila
menyentuh sasaran pena pemukulnya yang bergerak bebas, sedangkan
penggalak diam.
2) Sistem Kerja Konkusi. Komponen di dalam fuze didesain apabila
menyentuh sasaran Penggalak yang bergerak bebas, sedangkan pena
pemukulnya diam.
3) Sistem Kerja perkonkusi. Komponen di dalam fuze didesain apabila
menyentuh sasaran Pena pukul dan penggalak dapat bergerak bebas.
penyetel, bila ingin bekerja lambat, dapat distel hanya Sistem konkusi saja
yang bekerja.
23. Cara kerja sesuai jenis munisi. Cara kerja MKB berbeda sesuai dengan tujuan
dan jenis masing-masing.
2) Di lintasan.
a) Dengan pengaruh gerakan setback sistem penguncian fuze
terbuka sehingga fuze menjadi tajam.
b) Tajamnya fuze berarti pena pukul, penggalak, detonator,
booster dan isian pokok telah segaris
3) Di sasaran.
a) Bila proyektil mengenai sasaran, maka akan terjadi
rangkaian ledakan dari proses impack.
a) Bila proyektil tidak mengenai sasaran dan waktu dilintasan
sudah lebih dari atau sama dengan 8,5 detik, maka akan terjadi
rangkaian ledakan dari proses Self Destroying Composision.
2) Di lintasan.
a) Dengan pengaruh gerakan setback sistem penguncian fuze
terbuka sehingga fuze menjadi tajam.
b) Tajamnya fuze berarti pena pukul, penggalak, detonator,
booster dan isian pokok telah segaris
2) Di lintasan.
a) Setelah granat berada di lintasan api dari penggalak
membakar isian pengantar dan isian penerang.
b) Bagian ekoran akan terlepas oleh dorongan gas sehingga
isian penerang bersamaan dengan parasut keluar dari badan
proyektil.
3) Parasut mengembang dan isian penerang terbakar selama 60
detik dan menerangi daerah sasaran.
46
BAB VII
CARA MENGATASI GANGGUAN
24. Umum. Pada saat kita melaksanakan penggunaan Munisi Kaliber Besar di
lapangan terkadang ada kalanya mengalami suatu gangguan. Hal ini yang akan
menghambat kegiatan karena ada komponen dari munisi tersebut mengalami kegagalan
fungsi. Dengan demikian kita harus tahu tentang macam gangguan yang terjadi dan
bagaimana cara mengatasinya.
25. Macam Gangguan . Adapun macam gangguan yang terjadi pada saat kita
melaksanakan penembakan di lapangan antara lain :
1 2 3 4 5
pembakaran ) b. Primer tidak bila sudah b. Keluarkan Munis
berfungsi. ditunggu dari dalam kamar
c. Pena pukul patah. beberapa saat. Senjata dengan hati
– hati.
c. Pasang alat
pengaman Fuze.
d. Pisahakan dan
tandai
e. Lanjutkan
penembakan.
2. Hang Fire a. Primer Kondisinya Sangat a. Tunggu
(Lambat Pem- menurun. berbahaya beberapa saat
bakaran). b. Isian dorong apabila langsung b. Arah laras tetap
kondisinya menurun. keatas
c. Keluarkan Munisi
dari kamar
1 2 3 4 5
6. Kelongsong a. Kamar Senjata kotor Tidak a. Hentikan penem-
macet b.Kelongsong Patah. Menyebabkan bakan
(Tidak keluar) c. Pengait kelongsdong Bahaya. b. Buka Blok tutup
patah c.
d. Mutu kelongsong KeluarkanKelong-
tidak baik ( pinggiran song dengan alat.
BAB IX
PENUTUP
27. Penutup. Demikian Naskah Sekolah ini disusun untuk sebagai pedoman bagi
Gadik dan peserta didik dalam proses belajar mengajar Teknik Munisi Kaliber Besar.
Direktur Peralatan,
RAHASIA