Ukl Upl
Ukl Upl
Ukl Upl
BAB I
IDENTITAS PEMRAKARSA
b. Kantor Perwakilan -
BAB II
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 1
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG
Potensi bahan galian atau mineral di wilayah Propinsi Kalimantan Barat cukup melimpah,
baik bahan galian logam, non-logam, maupun batuan. Potensi mineral tersebut akan lebih
bermanfaat bila dikelola dan diusahakan secara komersial dan profesional dalam rangka
pembangunan Kalimantan Barat umumnya dan Kabupaten Melawi khususnya.
Hidup.
2. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 05 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penerbitan Persetujuan Teknis dan Surat Kelayakan OperasionalBidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 6 Tahun 2021tentang Tata
Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun.
Tabel 1
Batas Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan Belimbing
No. Batas administrasi Berbatasan dengan
1 Sebelah Utara Kabupaten Sintang
2 Sebelah Selatan Kecamatan Tanah Pinoh
3 Sebelah Timur Kecamatan Nanga Pinoh
4 Sebelah Barat Kabupaten Sintang
Tabel 2
Daftar Koordinat Wilayah Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi
a.n. CV. Anugrah Cipta Mandiri
Gambar 1
Peta Kesampaian Lokasi IUP Eksplorasi CV. Anugrah Cipta Mandiri
Gambar 2
Peta Lokasi Rencana Pertambangan Tanah Urug CV. Anugrah Cipta Mandiri
Namun demikian, kemampuan maksimal alat gali, yakni excavator adalah 100 m3/hari, atau
setara dengan : 100 m3 x 2,4 ton/m3 = 240 ton/hari.
Jadi, kapasitas produksi batu per bulan = 240 x 25 = 6.000 ton/bulan
= 6.000 ton x 12
= 72.000 ton/tahun.
Dari hasil-hasil yang telah diperoleh tersebut, sebaran batuan target terlihat tidak seragam di
permukaan yang diduga merupakan hasil pelapukan batuan yang tersingkap. Dengan bantuan
perangkat lunak pengolah grafis untuk menghitung volume, kandungan tanah pada lokasi
pengukuran ini berkisar 4.885.512 m3. Namun, perhitungan tersebut belum
mempertimbangnkan pit limit. Berdasarkan pertimbangan konservasi dan lingkungan,
ditetapkan bahwa batas kedalaman penggalian adalah sampai dengan 20 meter saja ( Lihat
Tabel 3 ). Sehingga dengan demikian, jumlah potensi tanah ( sumberdaya ) adalah sebagai
berikut :
Sumberdaya Tanah Urug tersebut adalah : 4.885.512 m3 atau setara dengan 8.793.921 Ton
( BJ Tanah Urug 1,8 ton/m3 ). Apabila rencana produksi per bulan adalah 6.000 ton atau
72.000 ton/tahun, maka umur tambang CV. Anugrah Cipta Mandiri adalah :
8.793.921 Ton : 72.000 Ton/Tahun = 122 Tahun
Tabel 3
Cadangan Tanah Urug dan Umur Tambang Pada Setiap Blok
( Dengan pit-limit 60-80 dpal )
Cadangan
Tebal Volume Umur
Daerah Luas Dalam Ton
Lapisan ROM Tambang
Prospek (m2) ( BJ 1,8
Batu (m3) (Bulan)
ton/m3 )
Blok A
Sub Blok 1 110,50 20 2.205 0,90
Sub Blok 2 306,00 20 6.120 2,50
Sub Blok 3 558,00 18 10.044 4,14
Sub Blok 4 459,00 16 7.344 3,03
Sub Blok 5 666,00 14 9.324 3,84
Sub Blok 6 749,25 12 8.991 3,71
Sub Blok 7 832,50 10 8.325 3,43
Sub Blok 8 832,50 8 6.660 2,74
Sub Blok 9 832,50 6 4.995 2,05
Sub Blok 10 998,40 4 3.996 1,64
Blok B
Sub Blok 11 4.662,00 2 9.324 3,84
Sub Blok 12 3.037,50 4 12.150 5,01
Sub Blok 13 2.972,20 5 14.681 6,06
Catatan : ROM (Run of Mine) = Tanah Urug yang baru digali dan masih bercampur
bahan-bahan lain ( batupasir, batulempung ).
pertambangan sudah sesuai dengan tata ruang. Sedangkan menurut Peta Kesesuaian Kawasan
Hutan, area IUP Eksplorasi atas nama CV. Anugrah Cipta Mandiri, masuk kedalam kawasan
Area Penggunaan Lain ( APL ). Hasil telaahan tata ruang dan peta terkait terdapat pada
lampiran dokumen ini.
Pengurusan izin dalam hal ini berupa : rekomendasi WIUP, Izin Usaha Pertambangan
( IUP ) Eksplorasi, Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Operasi Produksi, termasuk
rekomendasi-rekomendasi dari Pemerintah Daerah setempat, dan lain-lain, seperti
Rekomendasi Tata Ruang ( Izin Penggunaan dan Pemanfaatan Ruang ), Rekomendasi
Status Kawasan Hutan dari BPKH. Perizinan-perizinan tersebut dipersiapkan pada masa
pra konstruksi.
b. Survey Lokasi
Survey lokasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan kegiatan yang akan dilaksanakan,
baik kelayakan teknis, kelayakan finansial, dan kelayakan lingkungan. Dari hasil survey
disimpulkan bahwa kegiatan penambangan yang akan dilaksanakan, yang secara
administratif berada di wilayah Kecamatan Belimbing, berada pada zona yang tepat yaitu
kawasan yang jauh dari kawasan lindung dan pemukiman penduduk terdekat.
Kegiatan pertambangan Tanah Urug ini diharapkan akan mampu mendukung
perkembangan wilayah Kecamatan khususnya dan Kabupaten Melawi umumnya, terutama
dalam rangka penyediaan material batu untuk pembangunan/pemeliharaan jalan yang
melalui wilayah Kabupaten Melawi, maupun pembangunan jalan pada daerah sekitar.
c. Sosialisasi Kegiatan dan Penentuan Batas Definitif Pertambangan Tanah Urug
Setelah memperoleh surat izin dari Pemerintah Propinsi Kalimantan Barat atas rencana
penambangan Tanah Urug, maka selanjutnya dilakukan sosialisasi rencana kegiatan
pertambangan CV. Anugrah Cipta Mandiri kepada masyarakat di Kecamatan Belimbing,
khususnya kepada masyarakat sekitar lokasi proyek (pertambangan), paling tidak dalam
radius 200 meter dari lokasi pertambangan ( quarry ). Sosialisasi kegiatan pertambangan
oleh CV. Anugrah Cipta Mandiri dimaksudkan agar komponen masyarakat yang berada
di sekitar areal rencana penambangan mengetahui adanya kegiatan penambangan yang
akan dilaksanakan. Kegiatan pertambangan diharapkan memperoleh dukungan dari
masyarakat Desa setempat. Disamping sosialisasi rencana penambangan, akan dilakukan
juga pengukuran tata batas definitif areal penambangan Tanah Urug a.n. CV. Anugrah
Cipta Mandiri.
Penentuan tata batas definitif tersebut akan melibatkan Badan Pertanahan Kabupaten
Melawi dan Dinas Perindag dan ESDM Propinsi Kalimantan Barat.
Penetapan tata batas kegiatan tersebut dilaksanakan untuk menegaskan batas areal
tambang dan kejelasan dengan wilayah di sekitarnya, sehingga tidak terjadi persoalan
mengenai batas wilayah atau tumpang tindih batas lokasi kegiatan dengan batas wilayah
pemanfaatan lain di sekitarnya.
d. Pembebasan Lahan Masyarakat
Lokasi penambangan Tanah Urug CV. Anugrah Cipta Mandiri merupakan tanah yang
sebagian dikuasai oleh masyarakat setempat dengan bukti pemilikan tanah yang sah
berupa Surat Keterangan Tanah (SKT). Kegiatan pembebasan lahan ini selanjutnya
dimediasikan oleh perangkat Desa dan Kecamatan setempat.
Tabel 4
Rencana Kebutuhan Peralatan Operasional Pertambangan Tanah Urug
CV. Anugrah Cipta Mandiri
Thn Thn
Nama / Jumlah Sewa/ Nama/ Jumlah Sewa/
Penga Penga
Jenis Alat (unit) Beli Jenis alat (unit) Beli
daan daan
1 Genset
Excavator 1 Beli 1 Beli 2
( 50 kva )
Dump truck 2 Beli 1
Water truck 1 Beli 1
Komputer 1 Beli 1-2
Mine radio 3 Beli 1-2
Light Plant 5 Beli 2
Sebagaimana dijelaskan dimuka bahwa teknik penambangan yang akan diterapkan dalam
operasi penambangan CV. Anugrah Cipta Mandiri Adalah Quarry. Untuk menentukan
jenis peralatan yang digunakan dalam metode ini, maka perlu dikaji dahulu jenis-jenis
kegiatan yang akan dilakukan dalam operasi penambangan tersebut. Dengan gambaran
jenis kegiatan yang jelas, maka penentuan spesifikasi peralatan yang akan digunakan lebih
mudah dilakukan.
Berdasarkan tahapan kegiatannya, peralatan mekanis yang akan dipakai guna mendukung
kegiatan penambangan antara lain :
o Landclearing dan stripping : Bulldozer, Power shovel, truck
o Penambangan/Pembongkaran : Excavator
o Pengangkutan : Dump-truck
o Pemuatan dan pengangkutan : Power shovel dan dump-truck.
Berdasarkan table diatas, jenis peralatan utama penambangan yang digunakan adalah
penggalian dan lori.
Excavator
Alat ini berdasarkan fungsi utama disebut alat gali muat atau ‘shovel’ atau ‘back-hoe’.
Pada operasi penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas berikut ini :
o Melakukan penggalian, pemuatan dan pemindahan serta pencurahan material
lemah seperti humus atau ‘top soil’ pada lokasi pengumpulan atau langsung
memuat ke bak ‘dump truck’ di permukaan tanah.
CV. Anugrah Cipta Mandiri – Kecamatan Belimbing – Kabupaten Melawi | 12
UKL – UPL – PERTAMBANGAN TANAH URUG
Gambar 3
Ilustrasi Gambar Excavator
Dump Truck
Alat ini berdasarkan fungsi utamanya disebut truk jungkit, pada operasi penambangan
akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas berikut ini :
Gambar 4
Ilustrasi Pemuatan Tanah ke Atas Dump-truck
Bulldozer
Alat ini fungsi utamanya disebut alat gali dorong atau alat gali gusur, pada operasi
penambangan akan digunakan untuk melakukan tugas-tugas berikut ini :
o Melakukan pembabatan semak, perdu dan mengumpulkannya ke suatu lokasi.
o Melakukan penggusuran jenis tanaman pohon-pohonan.
o Melakukan pengupasan tanah permukaan atau humus (stripping) dan
mengumpulkannya dekat lokasi tambang.
o Melakukan perintisan dalam pembuatan lantai kerja dan jalang angkut tambang.
Gambar 5
Ilustrasi Gambar Bulldozer
ditempatkan secara terpisah. Lapisan topsoil ini selanjutnya ditempatkan dalam lokasi
terpisah yang akan dipergunakan kembali untuk kegiatan reklamasi saat kegiatan akan
ditutup. Tumbuhan yang telah digusur dipisahkan antara yang bernilai ekonomis dengan
yang tidak bernilai ekonomis. Tumbuhan yang tidak bernilai bersama cabang dan ranting
tersebut akan ditimbunkan ke areal yang lebih rendah atau areal dataran yang lebih lunak,
khususnya pada daerah tepi jalan.
Selanjutnya top soil tersebut dibawa ke tempat penimbunan (stockpile). Pada dasarnya
kegiatan land clearing pada areal rencana penambangan dilaksanakan hampir sama
dengan urutan kegiatan penambangan.
c). Pemadatan lahan dan jalan
Sebelum dilalukan pemadatan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap kondisi
lapangan setelah pengupasan (land clearing) oleh pengawas operasional berdasarkan
peta layaout situasi kawasan penambangan, terutama areal yang akan dijadikan sebagai
bangunan tambang, perkantoran, jalan keluar-masuk pengangkutan Tanah Urug, dan
bangunan lainya.
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan compactor maupun grader. Pada rencana
jalur jalan dan bangunan-bangunan kegiatan terutama unit crusher, jembatan timbang, dan
jalan akses di lingkungan tambang, sebelum dilakukan pemadatan. Hal tersebut
dilakukan guna menjamin kestabilan konstruksi.
Jari-jari Tikungan
Site Batu Hijau merupakan salah satu tambang penghasil tembaga dan
tambang terbuka (surface mining) dengan metode open pit. Sistem dan
metode ini dipilih karena endapan yang terdapat di daerah Batu Hijau
adalah endapan porfiri yang bersifat isotrop dan menyebar secara radial
atau menuju ke segala arah. Kegiatan utama dalam tambang ini yaitu
dump).
dukung dengan jalan angkut tambang serta perawatan jalan angkut yang
Kondisi jalan angkut menentukan kecepatan dari unit yang sedang bekerja.
hambatan pada jalan angkut, salah satu diantaranya adalah jalan yang
berdebu. Hambatan ini yang harus dikelola oleh tim operasional agar
kegiatan hauling berjalan dengan lancar. Untuk itu, jalan angkut tambang
harus tetap lembab dengan cara melakukan penyiraman setiap waktu oleh
unit Water Truck guna mengurangi kondisi tidak aman dan menjaga
kondisi jalan angkut tidak berdebu (Satria, 2017). Dengan kondisi jalan
yang tetap lembab kecepatan dari alat angkut tetap stabil. Tujuan dari
penghambat trip dari water truck serta upaya yang dilakukan untuk
beberapa analisa terhadap keadaan waktu delay dan breakdown pada water
truck
sekitarnya.
3alantambang
crushing plant
%ara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas
(road surface)
yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau betonseperti pada jalan angkut
memakai
crawler track
$ misalnya
&56D($
track loader
dan aman.
Selain itu fungsi lainya yang juga penting adalah untuk mencegah kondisi
tidak aman (unsafe condition) yaitu kondisi gelap di tambang karena debu
tambang dilakukan pada jalan angkut disposal, front loading, area change
• Pada PT. Dizamatra Powerindo jarak penyiraman dengan water tank truck 8.000 liter
yaitu 1.842 m dari KPL sampai ke disposal dengan bolak balik penyiramandan yang
6.000 liter yaitu 1760 m = 3,4 liter per meter, dengan lebar jalan 8 meter. 3,4 liter per
8 m2 = 0,45 liter/m2.
SUMATERA SELATAN
Areal Penambangan
Kolam pengendap.
Jl. Desa
Gambar 6
Peta Situasi Layout Tambang a.n. CV. Anugrah Cipta Mandiri
Areal/ Blok
Penambangan
Jalan Desa
Gambar 7
Stockpile area
Jalan tambang
Settling pond
Jembatan
Timbang
Pos Jaga
Pintu Utama
Gambar 8
Layout Kawasan Pengolahan Tanah Urug
( Sumber : Study Kelayakan Pendahuluan, 2021).
Tabel 5
Jenis Kebutuhan Tenaga Kerja Pada Pertambangan Tanah Urug
CV. Anugrah Cipta Mandiri
Jumlah
Kualifikasi
No. Jenis Tenaga Kerja Personal
pendidikan
(orang)
1. Direktur S1 1
2 Manager Tambang/ Kepala Teknik S1 1
Tambang
3. Divisi K3 & Lingkungan S1 1
4. Divisi Administrasi dan keuangan SLTA/D3 1
5. Bagian
- Sarana dan Prasarana SLTA 1
- Operasional tambang, pengolahan D3 1
dan pengangkutan
- Mekanik, perawatan dan gudang SLTA/D3 1
Peralatan
- Umum dan personalia SLTA 1
6. Staf
- Supervisor/pengawas/checker SLTA 1
- Staf Bagian SLTA 1
- Operator dan driver SLTA 3
Jumlah
Kualifikasi
No. Jenis Tenaga Kerja Personal
pendidikan
(orang)
Jumlah 13
c. Fasilitas K3
1. Pangadaan Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan suatu kelengkapan standard yang harus
diadakan dan dipakai oleh seorang pekerja pada saat sedang bertugas, adapun
APD yang biasa digunakan seperti pada table 6
Tabel 6
Alat Pelindung Diri (APD)
Tabel 7
Langkah-Langkah Pelaksanaan K-3 Pertambangan
1.Empat puluh delapan elektroda yang terhubung dengan Ares untuk mengalirkan arus listrik
ke dalam tanah dan sekaligus mengukur tegangan.
2.Seperangkat kabel penghubung yang menghubungkan keempat puluh delapan elektroda
dengan ares resistivitymeter.
3.GPS (Global Positioning System), untuk mengetahui titik koordinat dan elevasi (tinggi dari
permukaan laut) setiap titik pengukuran.
4.Meteran untuk mengukur jarak elektroda
5.Seperangkat note book untuk mengambil dan mengolah data dari peralatan Ares
resistivitymeter.
6.Peta geologi sebagai petunjuk lokasi dan litologi.
Lintasan 1
A
Lintasan 2 A
Koordinat
Lokasi
A B
Lintasan 1 49 M 560691
49 M 560575 9960447
(Lt.1) 9960391
Lintasan 2 49 M 560548
49 M 560426 9960311
(Lt.2) 9960252
Dapat dilihat pada tabel, koordinat kolom A dan B menyatakan titik-titik ujung lintasan
pengukuran. Pengukuran dilaksanakan pada level topografi yang datar.
Berdasarkan peta geologi, daerah pengukuran geolistrik berada pada peta Geologi
Lembar Nangapinoh dengan formasi Tebidah (Tot) terdiri dari perselingan batupasir halus
dengan batulumpur hijau dan merah dibagian atas dan dengan batulumpur kelabu dan
batulanau dibagian bawah.
Lintasan 2 (Ln.2)
- Hasil kedalaman pengukuran geolistrik yaitu 1,25 meter hingga 50 meter dari
permukaan.
- Secara keseluruhan, berdasarkan hasil interpretasi penampang geolistrik pada lokasi
pengukuran didominasi oleh batuan dasar (tanah laterit/urugan).
- Berdasarkan perhitungan kalkulasi Isosurface Volumes, estimasi cadangan (volume)
tanah urugan adalah 4.885.512 m3.
Penggalian, pemuatan serta pengangkutan berlangsung sinkron dalam satu siklus kerja
yang teratur, sehingga diusahakan seminimal mungkin terjadinya suatu atau beberapa
alat yang berhenti menunggu terlau lama. Dengan demikian, kapasitas pemuatan dan
pengangkutan haruslah seimbang. Siklus kerja alat shovel selengkapnya adalah : dig
(gali) – raise full bucket (mengangkat bucket yang sudah terisi penuh) – swing
(memutar) – dump (mencurahkan muatan bucket) – swing ( memutar kembali ke posisi
siap gali ).
Penambangan akan dibagi kedalam beberapa blok, dimulai dari bagian puncak bukit,
yakni pada sekitar lintasan A-A. Namun cadangan tertambang ( minable resource )
masih harus dihitung disesuaikan dengan rencana rona akhir lereng tambang dengan
menetapkan kemiringan overall slope sesuai dengan kajian factor keamanan kemiringan
lereng akhirnya ( 40 ° – 50 ° ).
Gambar 16
Konsep Rencana Desain Lereng Tambang Pada Pasca Tambang
Penambangan Tanah Urug yang direncanakan dilakukan dengan cara system quarry.
Dimana penambangan dilakukan secara metode jenjang (bench methods). Tanah Urug
yang diharapkan dari quarry yang merupakan hasil dari penggalian yang kemudian
diangkut ke stockpile.
Pengangkutan ke Konsumen
Kegiatan pengangkutan meliputi pengangkutan dari lokasi penambangan (stockpile)
menuju konsumen. Pengangkutan tersebut menggunakan alat angkut truk, sedangkan
pemuatannya menggunakan wheel loader.
o mengelola air yang keluar dari lokasi tambang, yakni dengan metoda
line channels, membuat bendungan atau tanggul-tanggul penahan erosi dan saluran-
saluran/drainase.
Belimbing. Luas Desa Balai Agas sebesar 142,45 km2 atau 13,41 persen dari total luas
Kecamatan Belimbing. Desa dengan luas wilayah terkecil di Kecamatan Belimbing
adalah Desa Belonsat. Luas Desa Belonsat sebesar 24,20 km2 atau 2,28 persen dari total
luas Kecamatan Belimbing.
b). Luas Wilayah
Gambar 17
Luas Daerah Menurut Desa ( Km dan % )
Tabel 9
Luas Daerah Menurut Desa ( Km dan % )
Tetangga (RT). Adapun luas Kecamatan Belimbing adalah 1.062,10 km2 setelah
pemekaran kecamatan pada tahun 2007 berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten
Melawi No. 32 Tahun 2007. Peraturan ini menjelaskan pembentukan dari empat
kecamatan dalam rangka mewujudkan aspirasi masyarakat yang berkembang dan
peningkatan pelayanan masyarakat di bidang pemerintahan dan pembangunan
kemasyarakatan.
Berdasarkan Indeks Desa Membangun tahun 2021, terdapat 10 desa dengan
status berkembang. Desa-desa tersebut antara lain Nusa Kenyikap, Labang, Tekaban,
Sepan Tonak, Nanga Entebah, Nanga Pau, Laman Bukit, Balai Agas, Langan, dan
Upit. Kemudian, terdapat 5 desa dengan status desa mandiri. Desa-desa tersebut
antara lain Batu Buil, Batu Nanta, Pemuar, Guhung, dan Belonsat. Hanya ada 2
desa dengan status desa maju, yaitu Desa Batu Ampar dan Nanga Menunuk.
c). Iklim
Data iklim di wilayah studi diambil dari rata-rata pengukuran dari stasiun pengamatan
klimatologi Kabupaten Melawi. Secara umum iklim (mikro) di Kecamatan Belimbing
berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Fergusson termasuk ke dalam Tipe A
(0 < Q < 0,143). Klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Fergusson ini berdasarkan nilai
quentient (Q) rata-rata bulan kering dan rata-rata bulan basah.
Tabel 10
Klasifikasi Iklim Berdasarkan Perbandingan Rata-Rata
Iklim di Kecamata Belimbing Kabupaten Melawi (termasuk klasifikasi hutan hujan tropis
yang di simbolkan dengan afaw (Klasifikasi Koppen). Iklim hutan hujan tropis yaitu
isothermal hutan tropic dengan musim kemaarau yang panas (suhu rata-rata dalam bulan
terpanas > 22º C) tanpa adanya bulan kering (curah hujan rata-rata dalam bulan terkering >
60 mm). Sedangkan berdasarkan klasifikasi Oldeman, areal survei termasuk kedalam zone
agroklimat A yaitu bulan basah lebih dari 9 bulan dan bulan kering (curah hujan rata-rata
dalam bulan kering < 100 mm) kurang dari 2 bulan.
Gambar 18
Peta Topografi Daerah Penyelidikan
Gambar 19
Peta Geologi Daerah Penyelidikan
Gambar 20
Peta Hidrologi Daerah Penyelidikan
Tabel 11
Rata-rata Hari Hujan ( 2021 )
Jumlah Hari Hujan Bulanan pada Stasiun
Bulan Meterologi Nanga Pinoh (Hari)
2018 2019 2020
Januari 25.00 23.00 25.00
Februari 15.00 17.00 18.00
Maret 26.00 14.00 19.00
April 17.00 18.00 16.00
Mei 16.00 14.00 16.00
Juni 14.00 16.00 19.00
Juli 11.00 7.00 18.00
Agustus 8.00 6.00 16.00
September 15.00 9.00 24.00
Oktober 24.00 19.00 20.00
November 15.00 17.00 25.00
Desember 24.00 25.00 22.00
Sumber : Stasiun Klimatologi, Kabupaten Melawi
Tabel 12
Rata-rata CurahHujan ( 2021 )
Tabel 13
Rata-rata Kecepatan Angin dan Suhu Udara
Selama Sepuluh Tahun 2018/2019/2020
Dari data pada Tabel 12 bahwa kecepatan angin di daerah survei rata-rata setiap bulannya
adalah 4 knots. Temperatur udara berkisar dari 21,2 º C – 32,8 º C, dengan temperatur
rata-rata bulanan 26,1 º C. Temperatur maksimun meningkat menjelang bulan-bulan
kering, dengan temperatur tertinggi 32,8 º C terjadi pada bulan September. Berdasarkan
data temperatur udara seperti yang disajikan pada Tabel 2.10 (rata-rata tahunan 26,1 º C).
Sedangkan arah angin berdasarkan bunga angin dominan adalah Barat Daya dan arah
Barat.
e) Penyinaran Matahari dan Kelemahan Udara
Untuk mengetahui data presentasi penyinaran matahari dan kelembaban udara dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14
Rata-rata Prosentase Penyinaran Matahari Per Hari Tahun
Selama Tahun ( 2021 )
Tabel 15
Sumber : Hasil Analisa Sample Air - Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, (2021)
Tabel 17
Hasil Analisa Laboratorium Tanah
Parameter Analisis
Walkley
Kjeldha
pH and Bray I Ekstraksi NH4OAC 1N pH : 7 Eks. KCl 1 N Tekstur
Kode l (%)
NO. Black
Sampel
- (%) (%) (ppm) (cmol(+)kg-1) (cmol(+)kg-1) (%)
H- Pasi
H2O KCl C-0rg N-Total P2O5 K Na Ca Mg KTK KB Al-dd Debu Liat
dd r
1 T1 4,8 3,83 3,93 0,41 21,79 0,69 0,18 0,29 0,20 15,39 8,84 1,56 1,58 2,96 42,59 54,45
Sumber : Hasil Analisa Sample Tanah – Lab. Kimia dan Kesuburan Tanah UNTAN Pontianak
d. Kualitas Air
Parameter yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kualitas air adalah :
Parameter fisika terdiri dari; temperatur, warna, kekeruhan, rasa, bau,
padatan, terlarut dan padatan tersuspensi.
Parameter kimia yang menggambarkan kandungan logam berat antara
lain Besi, Kadmium, Mangan, Seng, Tembaga dan Timbal, dan Mercury.
Parameter kimia yang menggambarkan tingkat pencemaran badan air
BOD, COD, Amoniak, Oksigen Terlarut (DO) dll.
Parameter mikrobiologis digambarkan dengan kandungan E. Coli.
Rona lingkungan kualitas air di daerah studi diperoleh dengan cara pengukuran
langsung (insitu) menggunakan Water Quality Checker serta pengambilan
sampel untuk dianalisis di laboratorium meliputi parameter sebagai berikut :
1) Warna dan Bau
Warna yang dapat diamati secara megaskopis di lapangan disebabkan oleh
adanya humus, plankton, ion-ion besi, mangan serta zat-zat terlarut lainnya.
Hasil pengukuran di lokasi pengambilan sampel air sungai/sumur yaitu warna
air berkisar 48 skala TCU dan tidak berbau.
2) Padatan Terlarut (TDS)
Kadar padatan terlarut (TDS) tergolong tinggi yaitu berkisar 30 mg/l.
3) Padatan Tersuspensi (TSS)
Kadar padatan tersuspensi (TSS) Air Parit (sungai)/sumur menunjukkan
jumlah partikel koloid yang terdapat pada air sungai tersebut. Berdasarkan
hasil analisis contoh air sungai/muara di sekitar areal Pertambangan Tanah
Urug angka TSS adalah 26.
4) Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) berperan penting didalam menentuan nilai guna
perairan untuk kehidupan organisme. Berubahnya nilai pH menimbulkan
perubahan terhadap keseimbangan kandungan carbon dioksida, bikarbonat dan
carbonat di dalam air. Ikan dan biota akuatik lainnya masih dapat mentoleransi
lingkungan perairan yang mempunyai nilai pH antara 4,0 – 11,0 (Jones, 1964
dan Sweingle, 1968). Derajat kesamaan (pH) yang ideal untuk kehidupan
akuatik adalah berkisar 6,5 – 8,5 (INTAC, 1964 dan Swingle, 1968). Hasil
pengukuran pH air sungai/muara adalah 7,10.
5) Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut sangat esensial bagi pernafasan dan merupakan salah satu
komponen utama bagi metabolisme biota air. Oksigen di perairan berasal dari
atmosfer dan proses fotosintesa (Welch, 1952). Adanya angin dan arus air
yang menyebabkan proses aerasi dapat berlangsung dengan baik, sehingga
kandungan oksigen terlarutnya cukup besar. Kandungan oksigen terlarut (DO)
di lokasi recana Pertambangan Tanah Urug tidak terukur.
6) BOD dan COD
Biochemical Oxygen demand (kebutuhan oksigen biologi) menggambarkan
jumlah oksigen yang diperlukan oleh bakteri untuk merombak bahan organic
dalam keadaan factor. Menurut Boyd (1979), nilai BOD perairan dipengaruhi
oleh faktor densitas plankton, konsentrasi bahan organic dan factor-faktor lain
yang mempengaruhinya. Center dan Hill (1979) mengemukakan bahwa suatu
perairan sungai yang berarus lambat, kadar BOD sebesar 5 mg/l sudah cukup
menggambarkan lingkungan perairan yang buruk, tetapi sebaliknya diperairan
yang deras kadar BOD sebesar 30 mg/l belum mengakibatkan gangguan nyata.
Nilai BOD air sungai/muara di daerah studi 4,48, demikian juga dengan
Chemical Oxygen Demand (COD) air sungai/muara yang mengalir di daerah
studi adalah 42,6.
7) Kandungan Logam
Hasil analisis kandungan logam dalam air kolam/parit adalah :
a. Flour (F) pada Air Parit (sungai) : 0,00
b. Total Phospat (PO4) Air Parit (sungai) : 0,025
c. Mangan (Mn) tidak diukur
d. Tembaga (Cu) : tidak diukur
e. Timbal (Pb) berdasarkan pengukuran : < 0,003.
f. Kandungan Air Raksa (Hg) berkisar antara : < 0,0001
g. Logam Fe yang terukur berkisar antara 0,120 mg/l.
a). Flora
Data sekunder flora/vegetasi ditujukan pada beberapa tipe vegetasi yang ada pada lokasi
kegiatan, seperti vegetasi hutan sekunder dan vegetasi semak belukar. Kerusakan yang
terjadi pada vegetasi yang ada di lokasi kegiatan seperti pada kegiatan pembersiahan lahan
akan menghilangkan vegetasi penutup tanah. Kondisi ini akan merubah struktur dan
komposisi jenis flora yang ada pada lokasi tersebut.
Jenis flora yang dapat ditemukan antara lain jelutung, ramin, damar, pulai, rengas, kayu
ulin, tanaman bakau, kendeka dan berbagai tanaman obat. Flora unik lainnya yang dapat
dijumpai adalah anggrek hitam.
Seperti daerah Kalimantan Barat lain, umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung (Dyera
costulata), ramin (Gonystylus bancanus), damar (Agathis borneensis), pulai (Alstonia
scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), Bruguiera sp.,
Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik, dan tumbuhan obat.
b) Fauna
Sentang satwa di wilayah Kecamatan Belimbing, yaitu bekantan (Nasalis larvatus), bajing
tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang
madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), klampiau
(Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak (Buceros
rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus gallus),
enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura-kura gading
(Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta) ( Data Sekunder ).
Secara umum, dengan adanya kegiatan pertambangan batu CV. Anugrah Cipta Mandiri,
diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat khususnya, berupa
terbukanya kesempatan kerja, peluang berusaha, meningkatkan pendapatan serta makin
berkembangnya sektor perekonomian di wilayah ini.
BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG AKAN TERJADI DAN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Seperti umumnya kegiatan pertambangan Tanah Urug akan menimbulkan dampak positif dan
dampak negatif pada lingkungan di sekitar lokasi penambangan baik aspek fisik, sosial
ekonomi dan budaya serta persepsi masyarakat. Perkiraan dampak pada setiap tahapan
kegiatan yang akan ditimbulkan dengan dibukanya penambangan Tanah Urug secara ringkas
adalah sebagai berikut :
Tabel 19
Identifikasi Dampak Yang Mungkin Timbul
Tahapan Kegiatan
Dampak Lingkungan
A B C
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3
Penurunan Kualitas Udara & Kebisingan X X X X X
Penurunan Kualitas Air Permukaan X X X X X
Terjadinya Erosi dan Sedimentasi X X
Perubahan Bentang Alam X
Penurunan Kualitas Jalan X X X
Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas X X X
Timbulnya Limbah B3 X
Kesehatan dan Keselamatan Kerja X
Perubahan Keragaman & Kelimpahan Flora & Fauna X X
Kesempatan Kerja dan Berusaha X X
Pendapatan Masyarakat X X
Sikap dan Persepsi Masyarakat X X X X X
3.2. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak telah diuraikan menurut identifikasi dampak,
dampak yang mungkin akan terjadi, sifat dan tolok ukur dampak. Adapun upaya pengelolaan
lingkungan secara umum dapat dilakukan melalui :
1. Pendekatan Teknis.
2. Pendekatan Sosial Ekonomi.
3. Pendekatan Institusional.
Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup kegiatan usaha Pertambangan Tanah
Urug dapat dijelaskan sebagaimana matriks terlampir.
Gambar 21
Peta UKL – UPL
BAB IV
JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH
Berdasarkan hasil pengkajian sementara bahwa kegiatan pertambangan Tanah Urug tidak
meimbulkan dampak negative yang besar dan penting, namun tetap beresiko menimbulkan
limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), sehingga dalam hal ini diperlukan adanya izin
PPLH, berupa Izin Pembuangan Air Limbah dan Izin TPS Limbah B3. Sedangkan limbah
ceceran BBM pada areal penambangan dan pengolahan Tanah Urug akan dikelola dan
dipantau secara periodic sebagaimana diuraikan pada Bab III. Sisa atau ceceran oli dari
genset akan dikumpulkan dan disalurkan kepada Lembaga Penyalur Oli yang sudah terdaftar.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan pasal 48 ayat
2 ( penjelasan ) jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ( PPLH ) adalah
sebagai berikut :
Tabel 20
Jenis Izin PPLH
No Jenis Izin PPLH Ya Tidak
1 Izin Pembuangan Limbah Cair x
2 Izin Pemanfaatan Air Limbah Untuk x
Aplikasi ke Tanah
3 Izin Penyimpanan Sementara
Limbah Bahan Berbahaya dan x
Beracun
4 Izin Pengumpulan Limbah x
Berbahaya dan Beracun
5 Izin Pengangkutan Limbah x
Berbahaya dan Beracun
6 Izin Pemanfaatan Limbah Berbahaya x
dan Beracun
7 Izin Pengolahan Limbah Berbahaya x
dan Beracun
8 Izin Penimbunanan Limbah x
Berbahaya dan Beracun
9 Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut x
10 Izin Dumping x
11 Izin Reinjeksi ke Dalam Formasi x
12 Izin Venting x
Sedangkan pengelolaan limbah B3 ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun
2014 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun dan Permen LH No. 30 Tahun
2009 tentang Tata Laksana Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan Limbah B3 Serta
Pengawasan Pemulihan Akibat Pencemaran Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
BAB V
SURAT PERNYATAAN
2. Kami bertanggung jawab dan bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku apabila kami terbukti lalai dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup berdasarkan Dokumen UKL-UPL sebagaimana mestinya.
( Miftahuddin )
Direktur
LAMPIRAN