Makalah Analisis Wacana
Makalah Analisis Wacana
Makalah Analisis Wacana
Segala puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan kelancaran dan kesempatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan
kitanabi tercinta, nabi Muhammad SAW. pemimpin akhir zaman yang sangat dipanuti dan
menjadi teladan oleh para pengikutnya.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Maftukhin, M. Ag selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung
2. Ibu Dr. Hj. Binti Maunah, selaku Dekan FTIK UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung
3. Ibu Rahmawati Mulyaning Tyas, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah
Analisis Wacana
4. Semua aktivis dan teman-teman yang telah membantu dalam penulisan
makalah
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan masih terdapat
bagian- bagian yang memiliki kekurangan. Oleh karena itu, segala masukan, saran, dan
kritikan dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah. Semoga dengan adanya penyusunan makalah ini dapat menambah
wawasan ilmu pengetahuan bagi semua pihak yang membaca makalah ini. Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan.
Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi,
hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Seperti halnya banyak kata yang digunakan,
kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang
digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar
dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Di dalam wacana juga
terdapat sejarah,prinsip-prinsip, dan pondasi yang disampaikan penulis. Seperti yang
dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik,
komunikasi, sastra dan sebagainya. Pembahasan wacana berkaitan erat dengan pembahasan
keterampilan berbahasa terutama keterampilan berbahasa yang bersifat produktif , yaitu
berbicara dan menulis.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk
berkomunikasi dalam konteks sosial. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau
ujaran. Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis dan dapat bersifat transaksional atau
interaksional. Dalam peristiwa komunikasi secara lisan, dapat dilihat bahwa wacana
sebagai proses komunikasi antar penyapa dan pesapa, sedangkan dalam komunikasi secara
tulis, wacana terlihat sebagai hasil dari pengungkapan ide/gagasan penyapa. Disiplin ilmu
yang mempelajari wacana disebut dengan analisis wacana. Analisis wacana merupakan
suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa yang digunakan secara alamiah, baik
dalam bentuk tulis maupun lisan. Analisis wacana mengkaji unit kebahasa-an dalam
cakupan ilmu linguistik baik mikro seperti sintaksis, pragmatik, morfologi, dan fonologi
dan linguistik makro seperti sosiolinguisitk, pragmatik, psikolinguistik.
Manfaat Analisis wacana yaitu untuk memahami suatu bahasa yang tentu
bermanfaat dalam proses belajar bahasa dan perilaku berbahasa serta meningkatkan
pemerolehan kompetensi komunikatif. Selain dapat memahami hakikat bahasa, analisis
wacana dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk membina kemampuan berbahasa. Analisis
wacana memiliki beberapa fungsi, diantaranya fungsi bahasa dalam komunikasi, fungsi
ekspresi, direksi, informasional, metalingual, interaksional, kontekstual, dan puitik.
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas adalah sebagai
berikut:
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wacana
Wacana merupakan salah satu kajian dalam ilmu linguistik yakni bagian dari
kajian dari pragmatik. Wacana memiliki kedudukan lebih luas dari klausa dan kalimat,
karena wacana mencakup suatu gagasan dan konsep suatu teks. Wacana dalam bahasa
Inggris disebut discourse diartikan sebagai ungkapan dalam suatu interaksi komunikasi.
Analisis wacana merupakan suatu kajian yang meneliti atau menganalisis bahasa
yang digunakan secara alamiah, baik dalam bentuk tulis maupun lisan. Wacana dapat
berwujud lisan dan tulis yang disebut sebagai teks dalam wacana. Wacana lisan berupa
ujaran baik dalam bentuk teks lisan yang diucapkan. Contoh wacana lisan yakni pada
monolog, dialog, pidato, percapan, wawancara, dan ujaran lainya yang dapat didengar oleh
penerima. Wacana tulis berupa teks tertulis yang dapat dibaca. Contoh wacana tulis dapat
dijumpai pada selebaran, poster, koran, majalah, buku dan teks tertulis lain yang
mengandung unsur kebahasaan.
3
morfologi, dan fonologi dan linguistik makro seperti sosiolinguisitk, pragmatik,
psikolinguistik.
Secara singkatnya, kajian wacana Pengertian analisis wacana adalah analisis unit
linguistik terhadap penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang melibatkan penyampai
pesan (penutur atau penulis) dengan penerima pesan (pendengar atau pembaca) dalam
tindak komunikasi (Slembrouck, 2003: 1). Kajian wacana merupakan bagian dari studi
linguistik tentang struktur pesan dalam suatu komunikasi atau telaah mengenai aneka
bentuk dan fungsi linguistik dalam kajian wacana.
Membahas tentang menafsirkan suatu teks yakni memahami apa yang sebenarnya
yang dimaksudkan oleh penyampai pesan, mengapa harus diampaikan, dan bagiamana
pesan tersusun dan dipahami serta motif dibaik teks. Selain itu, melalui analisis wacana
dapat diketahui apakah sebuah teks mengandung wacana atau tidak. Analisis wacana dapat
dicontohkan dengan menafsirkan empat teks dibawah ini.
Ke empat klausa diatas merupakan teks, tetapi hanya (a) dan (c) saja yang bisa
disebut wacana. Jika dianalisis teks (a) dan (c) bisa disebut wacana karena mengandung
kontek yang jelas yakni dipapan pengumuman dan di pintu pagar. Memiliki kesatuan
makna yang utuh yakni berupa peringatan dan larangan, pembaca akan dengan mudah
menafsirkan pesan yang disampaikan oleh penulis.
Sebaliknya teks (b) dan (d) bukan merupakan wacana, walaupun berada pada
kontek yang jelas tetapi tidak ada kesatuan makna yang jelas yakni pada morfem “nya”
dalam kalimat (b) tidak dan “ku” dan “nya” dalam kalimat (d) tidak mengandung koherensi
yang jelas sehingga pembaca akan kesulitan menafsirkan siapa yang menerima pesan
tersebut. Oleh sebab itu kesatuan maknanya tidak utuh.
4
panduan sudah dipublikasikan. Publikasi kajian wacana tersebut antara lain, Kridalaksana
(1978), Dardjo Widjojo tahun (1986), Samsuri (1987), Moelino et al (1988), dan Tellei
(1988). Dalam uraian ini akan dibahas secara garis besar karya-karya tersebut.
Pada tahun 1986, Dardjo widjojo membacakan makalah yang berjudul "Benang
Pengikat Wacana " pada pertemuan ilmiah regional, masyarakat linguistik Indonesia di
Jakarta. Dalam makalahnya itu, Dardjo Widjojo mencatat beberapa benang pengikat yang
dapat memadukan informasi antarkalimat dalam suatu wacana. Benang pengikat itu terdiri
atas, antara lain, (a) penyebutan sebelumnya, (b) sifat verba, (c) peranan verba pembantu,
(d) proporsi positif, (e) praanggapan, (f) konjungsi. Diakuinya, masih banyak benang
pengikat lain yang memerlukan penelitian lebih lanjut.
5
Pada tahun (1988) terbit buku yang berjudul " tata bahasa buku bahasa Indonesia
" yang disusun oleh Moeliono et al. Dalam buku ini, ada satu bab uraian tentang wacana
yang disajikan secara bertahap sehingga pembacanya dapat memahami seluk-beluk
kewacanaan secara bertahap pula. Akan tetapi, dalam uraian tentang jenis kohesi, tidak
terdapat klasifikasi piranti kohesi gramatikal dan leksikal. Kedua hal tersebut digabungkan.
Manfaat Analisis wacana yaitu untuk memahami suatu bahasa yang tentu
bermanfaat dalam proses belajar bahasa dan perilaku berbahasa serta meningkatkan
pemerolehan kompetensi komunikatif. Selain dapat memahami hakikat bahasa, analisis
wacana dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk membina kemampuan berbahasa. Analisis
wacana memiliki beberapa fungsi, diantaranya fungsi bahasa dalam komunikasi, fungsi
ekspresi, direksi, informasional, metalingual, interaksional, kontekstual, dan puitik.
Fungsi bahasa dalam komunikasi jika dilihat berdasarkan tanggapan atau respon
mitra tutur ada dua macam, yaitu fungsi transaksional dan fungsi interaksional. Fungsi
6
transaksional mementingkan isi komunikasi, sementara fungsi interaksional mementingkan
hubungan timbal balik antara penyapa dengan pesapa.
Alat komunikasi yang paling handal ampuh dalam kehidupan bersama dalam
suatu masyarakat adalah bahasa. Manusia memakai bahasa dalam seluruh kesehariannya.
Bahasa menjadi begitu penting dalam keseluruhan hidup manusia. Jika penggunaan bahasa
secara minimal dapat dipahami sesuai maksud dan tujuan dari si pembicara maka bahasa
sudah mencapai tujuan dalam menyampaikan sebuah pesan dalam komunikasi. Bahasa
adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi. Bahasa juga sebagai sarana untuk
menyampaikan, pendapat, dan argumentasi kepada pihak lainnya. Karena itu, bahasa
memiliki peran sosial penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas (Adolf Hualai,
2017: 7 dan Gorys Keraf, 1994: 3).
Bahasa dan komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat. Hubungan keduanya
tercermin dalam pengertian bahasa menurut rumusan linguistik dan tinjauan komunikasi,
yaitu bahasa sebagai alat atau media komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam
berinteraksi dengan sesamanya. Sebaliknya komunikasi, membutuhkan media yaitu
bahasa. Noermanzah (2017: 2) menjelaskan bahwa Bahasa adalah suatu pesan yang
biasanya disampaikan dalam bentuk ekspresi sebagai alat komunikasi dalam berbagai
7
kegiatan tertentu. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), bahasa adalah sistem
lambang bunyi yang arbiter, yang digunakan oleh sekelompok masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan juga untuk mengidentifikasikan diri. Dilihat dari pengertian
yang ada dalam kamus tersebut, dapat dipahami bahwa bahasa juga dapat berfungsi sebagai
lambang bunyi sebagai mana not yang ada pada nada, akan tetapi fungsi atau manfaat yang
diberikan sangatlah berbeda antara keduanya.
Bahasa adalah identitas dari suatu negara sebagai alat untuk berkomunikasi.
Setiap orang membutuhkan bahasa ketika berinteraksi, mengungkapkan ide dan pendapat
serta hubungan sosial lainnya (Prasasti, 2016). Komunikasi tidak hanya terbatas pada
bahasa verbal, tetapi ada beberapa ahli berpendapat bahwa ketika terdapat beberapa orang
bersama dalam suatu tempat, pasti terjadi komunikasi. Walaupun kita tidak sedang
berbicara, namun hal ini termasuk kedalam bentuk lain dari komunikasi yang bisa
diekspresikan melalui bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan suara-suara non-linguistic
(contohnya itu seperti menggerutu). Komunikasi merupakan perpindahan suatu makna
8
melalui suara, tanda, bahasa tubuh dan simbol. Bahasa adalah sistem simbol yang teratur
untuk memindahkan makna tersebut. Dengan demikian, Bahasa adalah suatu perubahan
komunikasi yang terdiri dari sistem simbol khusus yang disampaikan oleh sekelompok
orang berupa ide dan informasi (Fridani, L 2014).
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat Analisis wacana yaitu untuk memahami suatu bahasa yang tentu
bermanfaat dalam proses belajar bahasa dan perilaku berbahasa serta meningkatkan
pemerolehan kompetensi komunikatif. Selain dapat memahami hakikat bahasa, analisis
wacana dapat dimanfaatkan sebagai dasar untuk membina kemampuan berbahasa.
Analisis wacana memiliki beberapa fungsi, diantaranya fungsi bahasa dalam
komunikasi, fungsi ekspresi, direksi, informasional, metalingual, interaksional,
kontekstual, dan puitik.
B. Saran
Dalam pembahasan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan terbatasnya bahan dan panduan dalam
Penyelesaian makalah ini. Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk perbaikan kedepannya. Kritik dan saran sangat
perlu bagi kami. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua baik dari pemakalah
ataupun pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LkiS,
(Online),(http://www.worldcat.org/title/analisis-wacana-pengantar-analisis-teks-
media/oclc/47726360/viewport)
Lestari, Oktavia. (2018). Variasi Ragam Bahasa dalam Kehidupan Remaja. Working Paper.
Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta.
http://repositori.kemdikbud.go.id/id/eprint/10215
Mailani Okarisma, dkk. “Bahasa Sebagai Alat Komunikasi Dalam Kehidupan Manusia”.
Jurnal Kampret Vol 1. No. 2, Januari (2022): 02.
PENDEKATAN INTERDISIPLINER [LANGUAGE EXISTENCE IN INTERPERSONAL
COMMUNICATION: AN INTERDICIPLINARY APPROACH]. Polyglot: Jurnal
Ilmiah, 16(2), 266-281. doi: http://dx.doi.org/10.19166/pji.v16i2.2261
Purwanti, C. (2020). EKSISTENSI BAHASA DALAM KOMUNIKASI INTERPERSONAL:
SEBUAH
Rani, A., dkk. 2004. Analisis Wacana. Malang : Bayumedia Publishing
Rani, Abdul dkk. 2006.ANALISIS WACANA: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakain. Edisi
Pertama, Cetakan Kedua. Malang: Bayumedia Publishing.
Rohana, syamsudin. 2015. Analisis Wacana. CV Samudra Alim-Mim.
11