G2B222015 - Sofiana Sonya

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN GIZI PADA

PASIEN
PERIOPERATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Dietetik Penyakit Degeneratif
Dosen: Dr. Sufiati Bintanah, SKM, M.Si

Oleh:
Sofiana Sonya
NIM. G2B222005

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2023
A. Gambaran Kasus
Tn M seorang laki-laki berusia 46 tahun pekerjaan sebagai buruh dengan
pendidikan terakhir SMP , agama Islam, suku sunda datang dengan
keluhanpenurunan kesadaran setelah mengalami jatuh dari sepeda motor dengan
kepala membentur aspal, ada muntah dan pingsan. Pasien masuk ke RS dilakukan
operasi dengan tindakan craniectomy, setelah dilakukan operasi pasien masuk ke
Ruang ICU dengan diagnosa Post Craniectomy decompresi ec Moderate
HI + Closed # Liner a/r temporal sin dengan keluhan adanya penurunan
kesadaraan & tingkat kesadarannya GCS 9. Terpasang NGT , ada retensi cairan
sebanyak 200 cc, berwarna coklat dan telah dilakukan lavage. Ada oedema
dipergelangantangan, ada luka operasi di kepala, terpasang alat bantu napas yaitu
ventilator dengan jenis CPAPS, tampak sakit berat dengan

kesadaran DPO dg gelisah. Tanda vital TD : 107/63 mmHg, Nadi: 79 X/ mnt, RR


18x/menit, Suhu : 36,9°C. Aktifitas pasien bedrest. Data antropometri BB: 70 Kg,
TB ; 165 cm.

Tn M dipuasakan, hasil recall 24 jam: 0. Hasil pemeriksaan laboratorium : Hb : 8,6


g/dl, Hematokrit : 27 %, eritrosit : 3,6 %, leukosit 350 x 10 3/µL, trombosit 113 x
103/µL , MCV 74,2, MCH : 23,9, Albumin : 3,6 g/dl, GDS : 93 mg/dl, ureum : 23
mg/l, Kreatinin : 0,98 mg/dl, Na :132 mEg/dl, Ca : 4,35 mEg/dl, K :4,8 mEg/dl, Mg
: 1,45 mg/l, pH 7,54, pCO2 : 22, pO2 :163, HCO3 :19,TCO2 :19 sat O2 : 99
%,.
Terapi medis yang diberikan ceftriason 1 X1 (IV), Ranitidine : 2x 50, ketorolac :
2x1 ampul, kalnec : 3 x 500 mg. RL , NaCl500 ml, Manitol 500 ml
Perencanaan Asuhan Gizi Terstandar

A. Informasi Umum / Identitas Pasien


1. Nama Pasien : Tn. M
2. Umur : 46 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Kewarganegaraan : Indonesia
7. Pendidikan : SMP
8. Kondisi sosial ekonomi yang : Bekerja sebagai buruh
berpengaruh terhadap
kesehatan

B. Data Pasien
Tanggal masuk rumah sakit : Tidak ada keterangan
Keadaan saat masuk rumah sakit : Masuk RS dengan penurunan kesadaran setelah
mengalami jatuh dari sepeda motor dengankepala
membentur aspal, ada muntah dan pingsan
Diagnosa penyakit : Post Craniectomy decompresi ec Moderate HI
+ Closed # Liner a/r temporal sin

C. Data Riwayat Kesehatan dan Riwayat Pasien


 Riwayat Penyakit Dahulu : Ada luka operasi di kepala
 Riwayat Pengobatan : Tidak ada riwayat pengobatan

D. Skrining Gizi
1. Skrining awal MST
Malnutrition Screening Tools (MST)
Parameter Skor
1.
Apakah pasien kehilangan BB tanpa disengaja?
a. Tidak 0
b. Tidak Tahu 2
c. Ya, berapa kg?
 1 – 5 kg 1
 6 – 10 kg 2
 11 – 15 kg 3
 >15 kg 4
 Tidak yakin 2

2.
Apakah pasien mempunyai asupan makan yang kurang karena nafsu
makan menurun?
a. Tidak 0
b. Ya 1
Total Skor 3
2. Skrining Lanjut MUST

BB Awal :- IMT : 25,7 kg/m2


BB saat ini :70 kg Penurunan BB :
TB : 165 cm -

Malnutrition Universal Sscreening Tools (MUST)

Parameter Skor
1. BMI pasien (kg/m2)
a. BMI >20 (Obesitas >30) 0
b. BMI 18.5 – 20 1
c. BMI <18.5 2
2. Persentase penurunan berat badan secara tidak sengaja (3-6 bulan
0
yang lalu)a. <5 %
b. 5 – 10 % 1
c. >10 % 2

3. Skor efek penyakit akut


a. Ada asupan nutrisi >5 hari 0
b. Tidak ada asupan nutrisi >5 hari 2

Total 0
Skor
Hasil :
Skor 0 : Beresiko rendah malnutrisi, ulangi skrining 7 hari
Skor 1 : Beresiko menengah malnutrisi. Lakukan monitoring asupan
makan selama 3 hari. Jika tidak ada peningkatan, lanjutkan pengkaijan dan
ulangi skrining setiap 7 hari.
Skor 2 : Beresiko tinggi malnutrisi. Intervensi lebih lanjut oleh nutrisionis,
meningkatkan intake makanan serta monitoring rencana perawatan.
E. Nutritional Asesmen Gizi
1. Antropometri
Tabel 1. Data Antropometri
Waktu Terminologi Antropometri Hasil Nilai Interpretasi
Normal
AD-1.1.1 TB 165 cm
AD-1.1.2 BB 70 Kg
AD-1.1.5 IMT 25,7 kg/m2 18,5-25,0 kg/m2 Gizi lebih

Kesimpulan : Berdasarkan pengukuran antropometri status gizi pasien adalah gizi


lebih
2. Biokimia
Tabel 2. Data Biokimia
Waktu Terminologi Data Data Nilai Interpretasi
Biokimia Pasien Normal
Rendah
BD.1.10.2 Hematokrit 27 % 40 – 48 %
Rendah
Eritosit 3,6 juta/ml 4,5 – 5,5 juta/ml
Rendah
Leukosit 350 x 10³/µl 4000 – 10000 /µl
Rendah
BD.1.10.3 MCV 74,2 80 - 100
Rendah
MCH 23,9 26 - 34

BD.1.11.1 Albumin 3,6 g/dl 4 – 5,3 g/dl


- Rendah
BD- 1.10.1 Hb 8,6 mg/ dl 12-14 gr/ dl
N:135-145 Rendah
BD- 1.9.2 Natrium 132 mEg/dl mEg/dl

Sel darah N:115-450 x Rendah


BD- 1.10.4 merah 113 x 103/µL 103/µL
Gula darah 93 mg/dl N:<200 mg/dl Normal
GDS
sewaktu
Kesimpulan : Berdasarkan data laboratorium disimpulkan nilai hematokrit, eritrosit,
leukosit, MCV, MCH, albumin, hemoglobin, iodium, sel darah
merah rendah, sedangkan gula darah sewaktu normal.

3. Fisik dan klinis


Tabel 3. Data Fisik dan Klinis
Waktu Termino- Data Fisik/klinis Keterangan
logi
- PD.1.1 Temuan fisik yang Pasien terpasang NGT
berfokus pada nutrisi
PD.1.1.1 Kesadaran DPO dg gelisah GCS 9

PD-1.1.2 Tidak sadar diri MRS dalam keadaan penurunan


kesadaran dan tingkat kesadaran GCS
9
PD-1.1.6.10 Edema tangan oedema dipergelangan tangan
PD-1.1.5.27 Muntah Muntah setelah jatuh dari motor
Kesimpulan: Dari data pemeriksaan fisik dan klinis dapat disimpulkan pasien mengalami
penurunan kesadaran diri dan sempat muntah. Ada edema di pergelangan
tangan, pasien terpasang NGT.

4. Riwayat diet
Tabel 4. Data kualitatif (asupan makan berdasarkan SQ-FFQ)
Terminologi Data Pasien
FH-5.45 Pasien memuntahkan makanan
FH-2.1.5 Pasien dipuasakan
FH-7.3.6 Jenis aktivitas fisik: buruh (berat)
Kesimpulan: Dari data riwayat gizi pasien mengalami muntah saat terjatuh dan saat ini
di rumah sakit dipuasakan. Jenis aktivitas sebagai buruh (berat)

Tabel 5. Data kuantitatif asupan makan sebelum masuk rumah sakit


Terminologi Data Asupan Nilai Gizi
FH-1.1.1 Energi -
FH-1.5.3 Protein -
FH-1.5.1 Lemak -
FH-1.5.5 Karbohidrat -

Tabel 6. Data kuantitatif hasil recall asupan makan saat di rumah sakit
Terminologi Data Asupan Nilai Gizi
FH-1.1.1 Energi -
FH-1.5.3 Protein -
FH-1.5.1 Lemak -
FH-1.5.5 Karbohidrat -

5. Standar Pembanding Asupan Makan SMRS dengan Kebutuhan Gizi


Kebutuhan gizi SMRS dihitung menggunakan rumus Ireton Jones (pasien dengan
ventilator)
REE = 1925 – 10(A) +5(W) + 281(S) +292(T) +851(B)
= 1925 – 10(46) +5(70) + 281(1) +292(1) +851(0)
= 2388 kkal

Protein = 15% x REE


= 15% x 2388 kkal = 358,2 kkal= 71,64 gram
Lemak = 25% x TEE
= 25% x 2388 kkal = 597 kkal= 66,33 gram
Karbohidrat = 60% x TEE
= 60% x 2388 kkal = 1.432,8 kkal= 358,4 gram
Tabel 7. Standar pembanding asupan makan sebelum masuk rumah sakit dengan
kebutuhan gizi sebelum sakit.
Terminologi Data Nilai Gizi Kebutuhan Persentase Interpretasi
Asupan Gizi
CS-1 Energi 2388 kkal
Kebutuhan
Energi
CS-2 Protein 71,64 gr
Kebutuhan Lemak 66,33 gr
zat gizi Karbohidrat 358,4 gr
makro
Ket : Standar asupan makan WNPG 2012
˂ 70% = defisit berat
70 – 90 % = defisit
sedang 80 – 89 % =
defisit ringan 90 – 119 %
= Normal
≥ 120 % = melebihi kebutuhan
Kesimpulan : Dari data asupan kecukupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat tidak ada
data asupan yang masuk

Tabel 8. Standar pembanding asupan makan hasil recall saat di rumah sakit dengan
kebutuhan gizi saat sakit.
Terminologi Data Nilai Gizi Kebutuhan Persentase Interpretasi
Asupan Gizi
CS-1 Energi
Kebtuhan
Energi
CS-2 Protein
Kebutuhan Lemak
zat gizi Karbohidrat
makro
Kesimpulan: Dari data asupan kecukupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat tidak ada
data asupan yang masuk

6. Riwayat Personal
Tabel 9. Riwayat Personal
Terminologi Riwayat Personal
CH.1.1.1 Umur 46 tahun
CH.1.1.3 Jenis Kelamin Laki-laki
CH.1.1.4 Bahasa Indonesia
CH-1.1.8 Pendidikan SMP
CH-1.2.2.5 Keluhan pasien Muntah, penurunan kesadaran
CH.3.1.6 Pekerjaan Buruh

7. Interaksi Obat dan Makanan


 Ceftriason 1 x 1 (IV)
 Ranitidin 2 x 50
 Ketorolac 2 x 1 ampul
 Kalnec 3 x 500 mg
 RL, NaCl 500 ml
 Menitol 500 m

F. Nutritional Diagnosis Gizi


1. Kemungkinan Diagnosa Gizi Berdasarkan Hasil Asessmen
Tabel 10. Kemungkinan Diagnosa Gizi Berdasarkan Hasil
Asesmen Domain Intake
Terminologi Diagnosa Gizi
NI-2.11 Daya terima makan terbatas berkaitan dengan penurunan kondisi
pasien ditandai dengan intake asupan energi dan zat gizi makro
tidak mencukupi kebutuhan gizi.

Domain Klinis
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi berkaitan dengan
asupan makanan sumber protein dan zat besi yang kurang
ditandai hasil laboratorium Hb 8,6 g/dl (rendah)
NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi berkaitan dengan
asupan makanan sumber iodium yang kurang ditandai hasil
laboratorium natrium 132 mEg/dl (rendah)

Domain Behavior/ Perilaku


NB-2.6 Kesulitan makan mandiri berkaitan dengan kondisi penurunan
kesadaran pasien ditandai dengan terpasangnya NGT.
2. Penentuan Prioritas Diagnosa Gizi
Tabel 11. Prioritas Diagnosa
GiziTerminologi Diagnosa Gizi
NI-2.11 Daya terima makan terbatas berkaitan dengan penurunan kondisi
pasien ditandai dengan intake asupan energi dan zat gizi makro
tidak mencukupi kebutuhan gizi.

NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi berkaitan dengan


asupan makanan sumber protein dan zat besi yang kurang
ditandai hasil laboratorium Hb 8,6 g/dl (rendah)

NB-2.6 Kesulitan makan mandiri berkaitan dengan kondisi penurunan


kesadaran pasien ditandai dengan terpasangnya NGT.

G. Nutritional Intervensi Gizi


1. Perencanaan Intervensi Gizi
a. Domain Pemberian Makanan dan Zat Gizi (ND)
1) Tujuan Intervensi Gizi
 Menstabilkan asupan makan pasien melalui NGT
 Meningkatkan diet pasien secara bertahap sesuai dengan kondisi pasien
 Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi dan zat
gizi lainnya
 Memudahkan pasien dalam konsumsi makanan

2) Prinsip dan Syarat Diet


 Energi cukup, 35 kakl/kg BB (usia ˂60 tahun)
 Protein tinggi yaitu 20% dari total kebutuhan energi
 Lemak cukup diberikan 20% dari total energi
 KH sedang 60 % dari kebutuhan energi total
 Asupan mineral cukup
 Asupan vitamin cukup, terutama A, B, C,dsn K
 Serat rendah
 Cairan cukup, 30ml/kg BB
3). Perhitungan Kebutuhan Gizi
Kebutuhan gizi dihitung menggunakan perhitungan prinsip diet Perioperatif

Energi = 35 x BBI (35 = usia ˂60 utk GGK)


= 35 x 58,5 = 2048 kkal (diberikan bertahap)

Protein = 20 % x 2048 kkal


= 409,6 : 4 = 103 gr

Lemak = 20% x 2048 kkal


= 409,6 : 9 = 45,5 gram

Karbohidrat = 60% x TEE


= 60% x 2048 kkal
=1229kal : 4 = 307gram

Cairan = 30 x BBA
= 30 x 70
=2100 ml – infus 500 ml
= 1600 ml

2. Implementasi Intervensi Gizi


a. Pemberian zat gizi dan makanan

Jenis Diet : Diet Pasca Bedah I lanjut DPB II


Diberikan secara bertahap dari energi
basal Bentuk Makanan : Cair Jernih (setelah 6 jam
pascaoprasi)
Cair Kental setelah tidak muntah
Bentuk makanan ditingkatkan sesuai kondisi perkembangan
pasien Cara Pemberian : NGT
Frekuensi : 1600 ml : 200 ml/saji = 8x (diberikan tiap 3 jam)

Untuk 6 jam pertama diberikan air sari kacang hijau 30ml x 24jam = 720 ml sehari
diberikan per 2jam sekali sebanyak 60 cc dengan kandungan air sari kacang hijau 5% yaitu
36 gram air kacang hijau dalam 720 ml air dengan nilai energi 140 kalori. Setelah pasien
tidak mengalami muntah di keesokan harinya baru diberikan cair kental (formula
komersial Peptisol) sebanyak 1600ml diberikan per 3jam sebanyak 200 ml dengan nilai
energi 1600 kkal
Jenis bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Tabel 12. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Cairan jernih Air sari kacang hijau Sari buah, bersoda, alkohol
Cairan kental Susu komersil Minuman bersoda, alkohol

Perencanaan Menu
Tabel 13. Perencanaan Menu Pasca Bedah I
Waktu Menu Bahan Makanan Berat URT
Makan (gram)
06:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
08:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
10:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
12:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
14:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
16:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
18:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
20:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
22:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm
00:00 Air sari kacang hijau Kacang hijau 10 1 sdm

Waktu Menu Bahan Makanan Berat URT


Makan (gram)
06:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm
09:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm
12:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm
15:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm
18:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm
21:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm
00:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm
03:00 Susu 200 ml Susu peptisol 50 5 sdm

Kandungan nilai zat gizi dari menu yang ditetapkan dan presentase berdasarkan
impelementasi pemberian diet
Tabel 14. Kandungan gizi menu dan presentase berdasarkan implementasi pemberian diet
Zat Gizi Energi Protein Lemak Karbohidrat Cairan
(kkal) (gram) (gram) (gram) (ml)
Pemberian diet 2048 103 45,5 307 1600
Penyajian Menu 116 8 10 21 -
(cair jernih)
Cair Kental 1600 89,6 19,2 275,2 1600
Peptisol
Persentase (%) 83,78 % 94,7 % 64,1 96,4 100%
.
b. Domain Edukasi Gizi (E)
Tujuan : Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai diet yang diberikan selama
perawatan di rumah sakit
Sasaran : Keluarga
Tempat : Ruang rawat inap
Waktu : Pada saat kunjungan ahli gizi ke pasien, durasi ± 10 menit
Materi : Memberikan pemahaman pentingnya menjalankan diet yang tepat untuk
mendukung kesembuhan pasien.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet Pemberian Makanan di Rumah Sakit

c. Domain Konseling Gizi (C)


Tujuan : Meningkatkan pengetahuan terkait gizi dan makanan tentang diet pada
penderita pasca bedah
Sasaran : Keluarga
Tempat : Ruang rawat inap
Waktu : Pada saat kunjungan ahli gizi ke pasien, durasi ± 30-40 menit
Materi : Prinsip dan syarat diet pada penderita haemoroid.
Pengaturan pola makan dengan anjuran gizi seimbang.
Menjelaskan mengenai diet yang akan diberikan beserta jadwal
pemberriannya.
Menjelaskan tentang bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan.
Metode : Ceramah dan tanya jawab
Media : Leaflet dan Daftar Bahan Makanan Penukar
d. Domain Koordinasi dengan Tenaga Kesehatan Lain (RC.1)
Tabel 16. Koordinasi dengan tenaga kesehatan lain
Tenaga Kesehatan Koordinasi
DPJP Diskusi secara langsung atau koordinasi dengan dokter
melalui catatan medik terkait dengan perkembangan
kondisi dan tindakan yang diberikan kepada pasien.
Perawat Ruangan Mencatat hasil pemeriksaan vital yang dilakukan oleh
perawat seperti catatan perkembangan fisik dan klinis.
Laboratorium Mencatat dan memantau hasil pemeriksaan laboratorium
pada catatan rekam medik.
Apoteker Mencatat jenis obat yang diberikan kepada pasien untuk
data interaksi obat dan makanan.

H. Rencana Monitoring dan Evaluasi Gizi


Tabel 17. Rencana monitoring dan evaluasi
Indikator Parameter Metode Waktu Target
Asupan makan Presentase Recall dan Setiap hari Asupan makan
asupan makan comstok 90 - 120%
Biokimia Hasil pemeriksaan Pencatatan hasil Sesuai instruksi GDS, Hb, Trmbosit,
laboratorium pemeriksaan dokter eritrosit,leukosit,
laboratorium di normal
RM
Fisik/klinis Tensi Observasi/ Setiap hari Tensi normal
pencatatan hasil
kesadaran pemeriksaan CM
perawat

Anda mungkin juga menyukai