0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan15 halaman

Stephanie KTI

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 15

PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI ANAK

BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KOTA MANADO

DISUSUN OLEH :

STEPHANIE PHUNG

GMIM TUMPENGAN

PEMILIHAN REMAJA TELADAN GMIM WILAYAH SEA TAHUN 2023


KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena berkat
anugrah-Nya yang berlimpah, kasih setiaNya yang tak pernah luput dari kehidupan
penulis, sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “program bantuan Pendidikan
yang berkualitas bagi anak berkebutuhan khusus di manado” ini bisa terselesaikan
dengan baik. Penulis berharap agar karya ini dapat menambah pengetahuan serta
pengalaman para pembaca. Begitu pula atas berkat Tuhan Yang memberikan
penulis kesehatan serta sumber-sumber informasi lewat media yang digunakan
penulis untuk karya ini. Pada kesempatan ini juga, penulis mengucapkan terima
kasih pada oknum-oknum yang sudah membantu penulis dalam menyelenggarakan
karya tulis ilmiah ini. Penulis juga ingin berterima kasih kepada Orang Tua penulis
yang sudah turut membantu serta mendoakan penulis , sehingga semua dapat
berjalan dengan baik adanya. Penulis berharap tulisan ini dapat berguna bagi para
pembaca dalam berbagai aspek. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, hanya Tuhan
Yang Maha sempurna, oleh sebab itu penulis siap dan terbuka untuk menerima
kritik dan saran sehingga kedepannya penulis dapat berusaha lebih baik lagi.
Demikianlah Karya Tulis ini penulis persembahkan, Mohon maaf jika masih
banyak kekurangan dalam karya ini.

Manado, 9 juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................. 2

1.3 TUJUAN PENELITIAN.................................................................................... 2

1.4 MANFAAT PENELITIAN............................................................................... 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 SEKOLAH LUAR BIASA (SLB).....................................................................3

2. 2 BERKEBUTUHAN KHUSUS........................................................................ 4

2. 3 PENDIDIKAN ............................................................................................... 5

BAB 3 PEMBAHASAN

3. 1 CARA KERJA KURIKULUM DI SLB............................................................6

3. 2 UPAYA PEMBERIAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI SISWA


BERKEBUTUHANKHUSUS…………………………………………………… 7

BAB 4 PENUTUP

4.1 KESIMPULAN………………………………………………………………..8

4.2 SARAN………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….10
BAB 1

LATAR BELAKANG

setiap anak pasti memerlukan pendidikan di kehidupan mereka. semua orang juga
pasti menginnginkan pendidikan yang layak bagi mereka. namun dalam beberapa
aspek kehidupan, terkadang pendidikan hanya dikhusukan kepada orang orang
dengan kondisi fisik yang baik saja. tanpa disadari, dibelakangnya terdapat orang
orang yang sangat membutuhkan pendidikan, namun terhalang oleh keterbatasan
fisik mereka. keterbatasan fisik tidak dapat menjadi penghalang bagi mereka untuk
menuntut ilmu. namun hanya bagaimana sekolah dapat memberikan pendidikan
yang berkualitas bagi mereka anak anak yang berkebutuhan khusus. perlu disadari
bahwa setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dan
berkualitas.

untuk itu dengan adanya sekolah luar biasa ini (SLB) maka hal ini kiranya dapat
menjadi penunjang pendidikan yang layak bagi para orang orang yang memiliki
keterbatasan khusus. Sekolah dan fasilitas pendidikan harus dirancang untuk
mengakomodasi kebutuhan fisik, sensorik, atau kognitif siswa berkebutuhan
khusus. Ini dapat mencakup fasilitas yang ramah disabilitas, aksesibilitas fisik,
bahan pembelajaran yang disesuaikan, atau dukungan teknologi yang diperlukan.

selain itu Siswa berkebutuhan khusus juga memerlukan dukungan individual yang
sesuai untuk mencapai potensi mereka. Ini termasuk dukungan pendidikan khusus,
pendampingan, bimbingan, atau terapi yang mungkin diperlukan untuk
memfasilitasi pembelajaran dan perkembangan mereka.

tujuan utama pendidikan inklusif dan sekolah SLB adalah untuk memberikan
kesempatan yang setara bagi semua individu untuk belajar, berkembang, dan
berpartisipasi dalam masyarakat. Dalam lingkungan SLB, siswa dengan kebutuhan
khusus diberikan dukungan khusus, bimbingan, dan pendampingan yang
diperlukan untuk mencapai potensi mereka secara penuh. Memiliki kebutuhan
khusus dan bersekolah di SLB bukanlah berarti anak tidak dapat berkembang
optimal. Setiap anak memiliki potensinya tersendiri. Kurang lebih sekolah SLB
yang ada di kota manado berjumlah 11 menurut informasi google.
RUMUSAN MASALAH

.berdasarkan judul dan latar belakang yang telah dijabarkan oleh penulis, maka
penulis memberi rumusan sebagai berikut:

1. Apa hambatan bagi anak berkebutuhan khusus dalam mendapat Pendidikan

2. apa hamba Bagaimana pendekatan dan strategi yang efektif dalam


menyediakan bantuan pendidikan yang berkualitas bagi anak berkebutuhan
khusus?

TUJUAN PENELITIAN

untuk menyampaikan kepada pembaca bahwa orang orang yang memiliki


keterbatasan khusus juga berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan
layak sama seperti orang normal pada umumnya.

MANFAAT PENELITIAN

agar para pembaca dapat membantu dan mendukung program sekolah SLB ini
dalam membantu dan memberi pendidikan yang layak bagi anak anak berkebutuhan
khusus dan kiranya dapat memperluas sekolah SLB.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

Sekolah Khusus: Sekolah luar biasa dapat merujuk pada sekolah khusus yang
menyediakan pendidikan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Jenis sekolah
ini umumnya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan individu yang tidak
dapat dipenuhi oleh sekolah reguler. Contoh dari sekolah ini termasuk sekolah
untuk anak-anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme, tunarungu,
tunanetra, atau kebutuhan khusus lainnya. Sekolah luar biasa ini memberikan
dukungan dan program yang disesuaikan untuk membantu siswa mencapai potensi
mereka.

Umumnya, jenjang pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di SLB di


integrasikan. Artinya dalam sebuah gedung sekolah SLB biasanya terdapat jenjang
sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas dengan satu
orang kepala sekolah. Selain itu, penyelenggaraan pendidikan di SLB biasanya
diintegrasikan antar jenis kelainan, yang berarti dalam satu SLB dapat
menyelenggarakan layanan untuk berbagai jenis kelaianan. Keuntungan dari model
integrasi antar jenjang pendidikan dan antar jenis di SLB adalah perkembangan
anak akan dengan mudah terpantau, karena umumnya anak berkebutuhan khusus di
SDLB akan melanjutkan ke jenjang SMPLB di sekolah yang sama dan seterusnya
hingga ke SMALB. Dengan bimbingan dari guru, siswa SLB pun mampu
membuktikan eksistensi diri dengan mencetak prestasi hingga ke tingkat
internasional. Pada special Olympic yang dilaksanakan di Los Angeles tahun 2015,
Dimas Prasetyo peserta didik dengan hambatan intelektual, berhasil merebut emas
pada cabang bulutangkis. Reivera Novitasari, peserta didik dengan hambatan
intelektual juga berhasil merebut piala perunggu cabang renang pada kejuaraan
renang internasional di Canberra Australia 2008.
2. BERKEBUTUHAN KHUSUS

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan fisik,


intelektual, emosi, dan sosial. Anak-anak ini dalam perkembangannya mengalami
hambatan, sehingga tidak sama dengan perkembangan anak sebayanya. Hal ini
menyebabkan anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu penanganan yang
khusus. Anak yang mempunyai keterbatasan fisik belum tentu mempunyai
keterbatasan intelektual, emosi, dan sosial. Namun, apabila seorang anak
mempunyai keterbatasan intelektual, emosi, dan sosial, biasanya mempunyai
keterbatasan fisik. Tidak mudah untuk mengetahui bahwa seorang anak
dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus, sehingga diperlukan derajat dan
frekuensi penyimpangan dari suatu norma. Seorang anak berkebutuhan khusus
adalah mereka yang berbeda dari norma sedemikian signifikan dan sedemikian
sering sehingga merusak keberhasilan mereka dalam aktivitas sosial, pribadi, atau
pendidikan. Kategori anak berkebutuhan khusus dapat dideskripsikan oleh
profesional sebagai tidak mampu (disabled), mempunyai kesulitan (impaired),
terganggu (disordered), cacat (handicapped), atau berkelainan (exeptional) (Haring,
1982).

Haring (1982) membuat kategori anak berkebutuhan khusus sebagai berikut :

1.Cacat penginderaan, misalnya kerusakan pendengaran, atau penglihatan

2. Penyimpangan mental, termasuk di dalamnya yang sangat berbakat ataupun yang


terbelakang mentalnya

4.Gangguan komunikasi, misalnya masalah-masalah bicara dan bahasatanpa


adanya cacat fisik
5. Gangguan perilaku, termasuk di dalamnya masalah emosi

6. Cacat fisik dan kesulitan dalam kesehatan, seperti kerusakan mneurologis,


kondisi-kondisi oropedik, penyekit seperti leukimia dan anemia karena sel-sel yang
sakit, cacat bawaan, dan ketidakmampuan dalam perkembangan

3. PENDIDIKAN

pendidikan adalah sesuatu yang tidak terbatas. Pada dasarnya, pendidikan sangatlah
dibutuhkan bagi segenap manusia. Tanpa pendidikan, dampak buruk pada manusia
itu akan terjadi.

Pendidikan akan menciptakan manusia yang lebih baik dari masa ke masa, dengan
kemampuan mereka masing-masing yang turut berkembang selama mereka belajar
akan suatu hal tertentu.

Sedangkan menurut para ahli Pendidikan adalah:

Ki Hajar Dewantara. (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) : Pendidikan yaitu


tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan
yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan
dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Plato. Menurut Plato, pendidikan adalah sesuatu yang dapat membantu


perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat
memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan.

Menurut Plato pendidikan direncanakan dan di program menjadi tiga tahap dengan
tingkat usia, tahap pertama adalah pendidikan yang diberikan kepada murid hingga
sampai dua puluh tahun sampai tiga puluh tahun; sedangkan tahap ketiga, dari tiga
puluh tahun sampai usia empat puluh tahun. Oleh karena itu, tiada batasan bagi
pendidikan.
Hal ini juga mencakup dalam aspek usia, dimana konon orang-orang dengan usia
lanjut juga masih tetap membutuhkan belajar, dan pendidikan adalah wadah untuk
itu.

Jenis Pendidikan di Indonesia yang juga diikuti oleh manado adalah :

• Pendidikan formal
• Pendidikan nonformal

Pendidikan formal adalah pendidikan yang memungkinkan seluruh komponen


pendidikan yang ada terdata dan terintegrasi dengan pemerintah. Pendidikan
formal, juga dikatakan sebagai jalur pendidikan yang berjenjang dan berstruktur,
mulai dari tingkat Sekolah Dasar, SMP/ MTs, SMA/ SMK/ MA.

Sementara pendidikan Non Formal, adalah program pendidikan yang dirancang


khusus untuk meningkatkan pengetahuan manusia. Umumnya, pendidikan non
formal digunakan sebagai pendukung/ pelengkap dari pendidikan formal.

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam sekolah ini adalah:

• Penyesuaian Kurikulum: Sediakan kurikulum yang disesuaikan dengan


kebutuhan anak berkebutuhan khusus. Kurikulum harus
mempertimbangkan tingkat kemampuan dan minat mereka, serta
menggunakan metode pengajaran yang sesuai. Juga penting untuk
mengakomodasi gaya belajar yang berbeda, seperti menggunakan materi
audiovisual atau manipulatif.

• Dukungan Individual: Setiap anak berkebutuhan khusus memiliki


kebutuhan yang unik, jadi penting untuk menyediakan dukungan individual
sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini dapat meliputi pendampingan
khusus, terapi khusus, atau bantuan lainnya yang diperlukan untumembantu
mereka mencapai potensi maksimal mereka.
• Pelatihan Guru: Guru dan tenaga pendidik harus menerima pelatihan yang
tepat dalam mendukung anak-anak berkebutuhan khusus. Pelatihan ini
dapat meliputi strategi pengajaran khusus, penanganan perilaku,
pemahaman tentang kebutuhan khusus tertentu, dan cara berkomunikasi
yang efektif dengan anak-anak tersebut.

• Kolaborasi dengan Orang Tua: Melibatkan orang tua atau wali dalam
pendidikan anak berkebutuhan khusus adalah kunci keberhasilan. Menjalin
komunikasi yang terbuka dan saling mendukung dengan orang tua membantu
memahami kebutuhan anak dan menciptakan lingkungan yang konsisten di
rumah dan sekolah.

• Sumber Daya dan Fasilitas yang Memadai: Pastikan bahwa sekolah


memiliki sumber daya dan fasilitas yang memadai untuk mendukung
pendidikan anak berkebutuhan khusus. Ini dapat mencakup teknologi
pendukung, peralatan khusus, aksesibilitas fisik, dan dukungan khusus
lainnya yang diperlukan.

kemajuan anak-anak berkebutuhan khusus dan mengevaluasi efektivitas program


pendidikan. Dengan memantau dan mengevaluasi, Anda dapat membuat
penyesuaian yang diperlukan untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan
tetap berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anak.
3.INKLUSIF

Inklusif, dalam konteks pendidikan, mengacu pada pendekatan di mana semua


siswa, termasuk siswa dengan kebutuhan khusus, diterima dan diikutsertakan dalam
sistem pendidikan yang sama tanpa diskriminasi atau pemisahan. Prinsip inklusif
mendorong lingkungan pendidikan yang beragam, yang menerima dan
menghormati perbedaan individu, dan memberikan kesempatan bagi semua siswa
untuk belajar bersama. Pendekatan inklusif menolak segregasi atau pengasingan
siswa berkebutuhan khusus ke dalam kelas-kelas atau lembaga pendidikan khusus.
Sebaliknya, siswa berkebutuhan khusus ditempatkan dalam kelas reguler dan
diberikan dukungan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Tujuan
utama inklusi adalah menciptakan lingkungan belajar yang setara, mempromosikan
integrasi sosial, dan memastikan bahwa setiap siswa memiliki kesempatan yang
sama untuk berkembang secara akademik, sosial, dan emosional.

Dalam pendekatan inklusif, guru dan staf pendidikan berupaya untuk memahami
dan merespons kebutuhan unik setiap siswa. Mereka menggunakan metode
pengajaran yang berbeda dan menyesuaikan strategi pembelajaran untuk
memastikan bahwa semua siswa dapat mengakses kurikulum dan mencapai tujuan
pembelajaran mereka. Dalam lingkungan inklusif, semua siswa didorong untuk
saling menghormati, bekerja sama, dan belajar satu sama lain.

Pendekatan inklusif bukan hanya untuk siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga
menghargai keragaman secara umum, termasuk perbedaan budaya, etnis, bahasa,
agama, dan latar belakang sosioekonomi. Ini menciptakan lingkungan belajar yang
inklusif, menghormati hak asasi manusia, dan mengajarkan nilai-nilai kesetaraan,
toleransi, dan persatuan.
BAB 3

PEMBAHASAN

1. CARA KERJA/ KURIKULUM DARI SLB

Struktur kurikulum SLB didasarkan pada struktur sekolah umum (SD, SMP, dan
SMA), dengan menyesuaikan kebutuhan anak berkebutuhan khusus, yaitu
keterampilan fungsional dan mata pelajaran penunjang kebutuhan tersebut.

Terdapat mata pelajaran Program Kebutuhan Khusus yang bertujuan untuk


membantu anak memaksimalkan indra yang dimilikinya dan mengatasi
keterbatasannya. Berikut adalah tujuan program masing-masing kebutuhan khusus:

1. Tunanetra: pengembangan orientasi, mobilitas, sosial, dan komunikasi

2. Tunarungu: pengembangan komunikasi, persepsi bunyi, dan irama

3. Tunagrahita: pengembangan diri

4. Tunadaksa: pengembangan diri dan gerak

5. Autis: pengembangan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku

Dibandingkan dengan K-13, tidak ada perubahan yang signifikan dalam jumlah jam
pelajaran. Beban belajar per minggu bisa ditambah sesuai kebutuhan belajar murid
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap
penting.Penyesuaian Struktur Kurikulum SLB.
Jam mata pelajaran paling besar adalah Seni dan Prakarya (SDLB) dan
Keterampilan (SMPLB dan SMALB).

Mata pelajaran Bahasa Inggris bersifat pilihan.

Mata pelajaran Seni di SMPLB dan SMALB pada kelompok mata pelajaran umum
berfungsi sebagai sarana apresiasi dan terapi. Namun, mata pelajaran Seni pada
kelompok keterampilan berfungsi sebagai pembekalan untuk profesi.

Struktur Per Jenjang

• Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

• Jumlah jam pelajaran di SDLB sama dengan jumlah mata pelajaran di SD


umum.

• Satu jam pelajaran di SDLB adalah 35 menit

• Sama seperti SD umum, IPAS diajarkan mulai kelas 3 SD.

Pembedanya adalah penekanan jam pelajaran beberapa mata pelajaran yang


dianggap relevan dengan penyiapan keterampilan fungsional anak dan adanya
program kebutuhan khusus.
2. UPAYA MEMBERIKAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS BAGI
SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

Memberikan pendidikan yang berkualitas bagi anak berkebutuhan khusus adalah


suatu tanggung jawab penting yang memerlukan perencanaan dan pendekatan
khusus. Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk memberikan
pendidikan yang berkualitas bagi anak berkebutuhan khusus:

Pendidikan Inklusif: Upayakan agar anak-anak berkebutuhan khusus dapat belajar


dalam lingkungan inklusif, di mana mereka dapat berinteraksi dengan teman sebaya
tanpa kecacatan dan mendapatkan dukungan yang diperlukan. Pendidikan inklusif
membantu anak berkebutuhan khusus merasa diterima, meningkatkan keterampilan
sosial mereka, dan memungkinkan pembelajaran yang lebih holistik.

Memberikan pendidikan yang berkualitas bagi siswa berkebutuhan khusus


membutuhkan pendekatan yang holistik dan inklusif. Berikut adalah beberapa
upaya yang dapat dilakukan:

• Identifikasi kebutuhan khusus: Penting untuk mengidentifikasi kebutuhan


khusus setiap siswa secara individu. Ini dapat melibatkan tes, observasi, dan
kolaborasi dengan orang tua dan tenaga profesional seperti psikolog atau
terapis. Dengan pemahaman yang jelas tentang kebutuhan siswa, strategi
pembelajaran yang sesuai dapat dikembangkan.
• Pelatihan guru yang berkelanjutan: Guru perlu diberikan pelatihan yang
berkelanjutan tentang strategi pengajaran yang efektif untuk siswa
berkebutuhan khusus. Pelatihan ini dapat mencakup pemahaman tentang
kondisi khusus, teknik diferensiasi pembelajaran, dan penggunaan
teknologi pendidikan yang dapat membantu siswa dengan kebutuhan
khusus.
• Dukungan psikososial: Siswa berkebutuhan khusus mungkin menghadapi
tantangan emosional dan sosial. Penting untuk menyediakan dukungan
psikososial, baik melalui konseling
BAB 4

PENUTUP

KESIMPULAN

dari beberapa pembahasan diatas mengenai program sekolah luar biasa bagi anak
yang berkebutuhan khusus, dapat disimpulkan bahwa anak yang memiliki
keterbatasan fisik juga sangat membutuhkan pendidikan, dan mampu mengikuti
beberapa pendidikan melalui kurikulum yang ada yang telah disusun untuk
memenuhi kebutuhan anak dengan keterbatasan fisik. dan juga sekolah luar biasa
ini memiliki peran yang sangat penting bagi mereka yang sangat membutuhkan
pendidikan ini. sekolah luar biasa ini juga kiranya dapat menjadikan para anak anak
dengan keterbatasan fisik menjadi anak yang memiliki prestasi.

SARAN

- sangat dibutuhkan bantuan dan Kerjasama dari para orang tua dan ornag disekitar
anak berkebutuhan khusus ini untuk dapat menopang mereka dalam pendidikan
yang akan mereka jalani.

-kiranya sekolah luar biasa ini dapat terus dikembangkan dan diperbanyak di
manado dengan juga didukung bantuan oleh pemerintahan kota manado, agar para
anak anak keterbatasan khusus ini dapat juga mendapatkan pendidikan yang layak
dan berkualitas bagi mereka dan masa depan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Gramedia.com

Dapo.kemdikbud.go.id

Kompas.id

Anda mungkin juga menyukai