The - Importance - of - School - Snacks - For - Primary - School Id
The - Importance - of - School - Snacks - For - Primary - School Id
The - Importance - of - School - Snacks - For - Primary - School Id
TINJAUAN NARATIF
Latar Belakang
anak usia sekolah yang mengalami stunting masih
Usia sekolah dasar merupakan kelanjutan dari masa tinggi (30,7%), meskipun telah menurun dari
balita menuju fase pertumbuhan, perkembangan, 35,8% pada data Riskesdas 2010. Secara regional,
dan pembelajaran anak selanjutnya. Pada fase ini, data Riskesdas Jawa Barat 20183 menunjukkan
gizi merupakan salah satu aspek terpenting. Namun 16,43% anak usia sekolah dasar mengalami
demikian, tingginya angka kekurangan gizi pada stunting, 6,45% mengalami stunting berat, 5,16%
anak usia sekolah masih menjadi masalah nasional. mengalami berat badan kurang, 1,88% mengalami
Terlepas dari pertumbuhan ekonominya, berat badan sangat kurang, dan 8,9% mengalami
Indonesia mengalami prevalensi gizi kurang, obesitas. Di Bandung, ibu kota Jawa Barat, 20,64%
obesitas, dan defisiensi mikronutrien yang tinggi anak usia sekolah diklasifikasikan sebagai stunting,
pada anak-anak (umumnya dikenal sebagai triple 6,51% stunting berat, 4,54% berat badan kurang,
burden).1 Menurut Riset Kesehatan Dasar 0,47% berat badan sangat kurang, dan 7,95%
(Riskesdas) 2013,2 sebanyak 11,2% anak usia obesitas. Kekurangan gizi pada anak dapat
sekolah dasar memiliki berat badan kurang, 26,4% mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
mengalami Sebuah penelitian mengenai hubungan antara status
gizi dan prestasi belajar di Nairobi, Kenya, Afrika,
menunjukkan bahwa anak-anak dengan status gizi
rendah atau obesitas menunjukkan prestasi belajar
Penulis yang berkorespondensi: yang buruk, aktivitas di dalam dan di luar kelas
Pittara Pansawira, MD, MGizi
Persatuan Ahli Gizi Indonesia/Perhimpunan Nutrisi yang buruk, dan tingkat kehadiran yang rendah.4
Indonesia, Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa
Wisma Nugraha Gedung anak-anak dengan perawakan pendek (stunting)
5th Lantai, Suite 501
Jalan Raden Saleh Raya No.6, Jakarta Pusat, Indonesia menderita
Email: pittarapansawira@gmail.com
World.Nutr.Journal | 131
Gangguan pada perkembangan otak dan motorik, badan kurang, 13% memiliki berat badan berlebih,
tingkat kecerdasan yang lebih rendah, dan kesulitan dan 8% memiliki berat badan sangat berlebih.9
belajar.5–7 Alasan di balik status berat badan kurang Penelitian lain di sebuah sekolah dasar di Surakarta
pada anak usia sekolah adalah kurangnya menunjukkan bahwa 6,59% dari
pemenuhan kebutuhan nutrisi. Hal ini melibatkan
interaksi antara kurangnya asupan nutrisi dari
makanan dan gangguan penyerapan nutrisi.
Sebaliknya, penyebab kegemukan pada anak usia
sekolah adalah interaksi antara asupan kalori yang
berlebihan dan kurangnya aktivitas fisik. Untuk
mengatasinya, perlu dipastikan anak mendapatkan
asupan makanan yang sesuai dengan
dengan yang yang dianjurkan yang
dianjurkan, yaitu angka kecukupan gizi (AKG)
untuk anak usia 7 hingga 12 tahun.7 Dukungan dari
berbagai pihak seperti pemerintah daerah, guru,
orang tua, dan pengelola kantin sekolah sangat
penting u n t u k keberlangsungan program
dukungan gizi di sekolah. Program dan fasilitas
yang sesuai dengan kondisi sekolah juga
diperlukan. Sekolah Generasi Maju adalah sekolah
yang akan menyediakan fasilitas bagi anak-anak
untuk mendapatkan dukungan gizi terbaik seperti
pengetahuanpengetahuan yang lebih baik.
Melalui program dukungan gizi dan fasilitas
di kantin sekolah, anak-anak sekolah diharapkan
dapat memperoleh pengetahuan yang tepat tentang
gizi dan kesehatan, serta mendapatkan status gizi
yang baik sehingga dapat meningkatkan potensi
belajar mereka di sekolah. Oleh karena itu, tinjauan
naratif ini disusun sebagai panduan tentang
berbagai penting gizi gizi yang penting
penting bagi anak usia sekolah dan bahan
makanan yang dapat dibuat menjadi jajanan sehat
dan bergizi yang dijual di kantin sekolah.
Kesimpulan
World.Nutr.Journal | 137
Tabel 1. Asupan makanan yang direkomendasikan untuk anak usia sekolah
UsiaEnergi Protein TotalLemak tak jenuh (g) Kalsium Besi Seng Serat Yodium Vit A
Karbohidrat VitVit D
es
Kelompok (kkal) (g) Lemak Omega 3 Omega 6 (g) (mg) (mcg) (g) (mcg) C (mcg)
(tahun) (g) (mg) (mg) (mg)
Nutrien Direkomendasi berbasis Bahan Makanan Rumah tangga Pengukuran Nutrisi per Nutrisi per Kalori
kan asupan
ts pada AKG
Nutrien Pengukuran dalam gram Rumah tangga gram
t
Pengukuran
Nutrisi
s 7-9 tahun 10 Hati ayam 1 potong sedang 30 2.2 0.07 75
Besi
(mg)
Laki-laki Ikan tuna (kalengan) 200 1.5 0.01 116
10-12 tahun 8 Tanah 3 ons 85 2.2 0.03 180
Perempuan Bayam 1 cangkir 30 0.8 0.03 6
10-12 tahun 8 Akar bit 3/4 cangkir 100 0.8 0.01 43
Kerang 1/2 cangkir 90 3.6 0.04 150
World.Nutr.Journal | 135
Nutrien Direkomendasi berbasis Bahan Makanan Rumah tangga Pengukuran Nutrisi per Nutrisi per Kalori
kan asupan
ts pada AKG
Nutrien Pengukuran dalam gram Rumah tangga gram
t
Pengukuran
Makarel 1 buah utuh 90 0.9 0.01 150
Udang 5 udang ukuran 35 0.9 0.03 50
sedang
Tuna Makarel 1 ons 100 0.7 0.01 30
Kacang Ginjal 2 sendok makan 20 1.5 0.08 75
Kangkung 1 ons 100 1.1 0.01 25
Kacang panjang 1 ons 100 1.3 0.01 25
Bayam merah 1 ons 100 3.1 0.03 50
Daun katuk 1 ons 100 2.3 0.02 50
Kacang polong 1 ons 100 1.5 0.02 50
salju
Seng 7-9 tahun 5 Tiram 1 buah utuh 28 12.8 0.46 30
(Seng),
mg)
Laki-laki Kerang 1/2 cangkir 90 1.4 0.02 50
10-12 tahun 8 Kepiting 1 ekor ayam ukuran 30 3.8 0.13 50
sedang
Perempuan Udang 5 udang ukuran 30 1.8 0.06 50
sedang
10-12 tahun 8 Tanpa kulit 1 ekor ayam ukuran 40 2.4 0.06 50
sedang
ayam
Tanah 3 ons 30 3.8 0.13 75
daging sapi
Kacang Ginjal 2 sendok makan 20 0.6 0.03 75
Daun katuk 1 ons 100 0.5 0.01 50
Kacang polong 1 ons 100 1.2 0.01 50
salju
Sumber: referensi no.28-30
World.Nutr.Journal | 136
Konflik Kecamatan Rajeg, Kota Tangerang). IJHN.
Kepentingan 2014;1(2):135- 48.
9. Marhamah, Abzeni, Juwita. Perilaku konsumsi dan
Penulis menyatakan tidak memiliki konflik status gizi anak sekolah dasar di kota Serang. Jurnal
kepentingan terkait Matematika Sains dan Teknologi. 2014;15(2).
artikel ini. 10. Rahmawati T, Marfuah D. Gambaran status gizi pada
anak sekolah dasar. Profesi. 2016 Sep 1;14(1):72.
Ucapan terima kasih 11. Yurni A, Sinaga T. Pengaruh pendidikan gizi terhadap
pengetahuan dan praktik membawa bekal menu
seimbang anak sekolah dasar. Media Gizi Indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada PT 2017;12(2):183-90.
Sarihusada Generasi Mahardhika yang telah 12. Sekiyama M, Roosita K, Ohtsuka R. Intervensi Makan
membantu menerjemahkan artikel ini. Siang Sekolah yang Berkelanjutan Secara Lokal
Meningkatkan Kadar Hemoglobin dan Hematokrit
serta Indeks Massa Tubuh di Kalangan Anak Sekolah
Akses Terbuka
Dasar di Pedesaan Jawa Barat, Indonesia. Nutrisi.
2017;9(8):868.
Artikel ini didistribusikan di bawah ketentuan
Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional 13. Syahrul S, Kimura R, Tsuda A, Susanto T, Saito R,
Lisensi Ahmad F. Prevalensi berat badan kurang dan berat
(http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/), yang badan lebih pada anak usia sekolah dan hubungannya
dengan sosiodemografi dan gaya hidup anak di
mengizinkan penggunaan, distribusi, dan Indonesia. Jurnal Internasional Ilmu Keperawatan.
reproduksi tanpa batas dalam media apa pun, 2016
asalkan Anda memberikan Jun;3(2):169-77.
kredit yang sesuai kepada penulis asli dan 14. Jahri I, Suyanto, Ernalia Y. Gambaran status gizi pada
sumber, memberikan tautan ke lisensi Creative siswa sekolah dasar kecamatan Siak Kecil, Kabupaten
Commons, dan menunjukkan apakah ada Bengkalis [Disertasi]. Universitas Riau; 2016.
15. Yulia C, Khomsan A, Sukandar D, Riyadi H. Studi cross-
perubahan yang dilakukan.
sectional: gambaran perilaku gizi anak usia sekolah
dasar di kota Bandung. Media Pendidikan Gizi dan
Referensi Kuliner. 2018;7(1):9-17.
1. Kantor regional FAO untuk Eropa dan Asia Tengah. 16. Riana A, Kristiandi K, Musa E, Malaihollo AA, Saragih
Beban tiga kali lipat malnutrisi di Eropa dan Asia B, Simamora D. Hubungan status gizi dan perilaku
Tengah: analisis multivariat. gizi pada siswi di MI Al-Ishlah Bandung. gemassika
2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset [Internet]. 2018 Mei 30 [cited 2021 Feb 8];2(1).
Kesehatan Dasar 2013. Kementerian Kesehatan Tersedia dari http://jurnal.stikes-
Republik Indonesia; 2013. aisyiyah.ac.id/index.php/gemassika/article/view/273
3. Kemenkes RI. Laporan Provinsi Jawa Barat 17. Bardosono S, Dewi LE, Sukmaniah S, Permadhi I, Eka
RISKESDAS 2018. 2019. AD, Lestarina L. Pengaruh suplementasi susu yang
4. Phrashiah G, Peter C, Scolastica G. Status gizi dan diperkaya zat besi-seng selama enam bulan terhadap
kinerja sekolah di antara anak-anak sekolah dasar status gizi, kapasitas fisik, dan kecepatan belajar pada
kelas atas di sekolah umum terpilih di Kabupaten anak sekolah dengan berat badan kurang di Indonesia:
Nairobi, Kenya. Int J Health Sci Res. 2016;6(12):227- secara acak, terkontrol plasebo. Med J Indones. 2009
34. Aug 1;193.
5. Yadika A, Berawi K, Nasution S. Pengaruh stunting 18. Sandjaja S, Budiman B, Harahap H, Ernawati F,
terhadap perkembangan kognitif dan prestasi belajar. Soekatri M, Widodo Y, dkk. Konsumsi makanan dan
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung. status gizi dan biokimia anak Indonesia usia 0-5-12
2019;8(2):273-82. tahun: studi SEANUTS. Br J Nutr. 2013
6. Emerson E, Savage A, Llewellyn G. Prevalensi Sep;110(S3):S11-20.
berat badan kurang, wasting dan stunting di kalangan anak muda 19. Wooldridge N. Gizi anak dan pra-remaja. In:
anak-anak dengan keterlambatan kognitif yang Nutrisi Melalui kehidupan Kehidupan
signifikan di 47 negara berpenghasilan rendah dan Siklus. 4th ed. Wadsworth/Cengage
menengah. Jurnal Learning; 2011.
Penelitian Disabilitas Intelektual. 2020 Feb;64(2):93- 20. Gallagher M. Nutrisi dan metabolisme mereka. Dalam:
102. Terapi Makanan dan Nutrisi Krause. E d i s i ke-13.
7. Woldehanna T, Behrman JR, Araya MW. Efek dari Missouri: Saunders Elsevier; 2012. p. 52-3.
stunting pada anak usia dini terhadap kognitif anak 21. Gropper SAS Lanjutan nutrisi dan manusia
prestasi: Bukti dari kehidupan anak muda Ethiopia. metabolisme. Edisi ke-6. Wadsworth/Cengage Learning;
Ethiop J Health Dev. 2017;31(2):75-84. 2013.
World.Nutr.Journal | 137
8. Anzarkusumah I, Mulyani E, Jus'at I, Angkasa D. 22. Falkingham M, Abdelhamid A, Curtis P, Fairweather-
Status gizi berdasarkan pola makan anak sekolah Tait S, Dye L, Hooper L. Efek suplementasi zat besi
dasar di Kecamatan Rajeg, Tangerang (Nutritional oral pada kognisi pada anak yang lebih tua dan
status based on primary school student dietary intake
in
World.Nutr.Journal | 138
orang dewasa: tinjauan sistematis dan meta-analisis.
Jurnal Nutrisi. 2010;9(1):1-6.
23. Badan Litbangkes, Kemenkes RI. Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2010 [Internet]. 2010.
Tersedia dari:
https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-
terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
24. Wolde M, Berhan Y, Chala A. Faktor penentu berat
badan kurang, stunting, dan wasting di kalangan anak
sekolah. BMC Kesehatan Masyarakat. 2015
Dec;15(1):8.
25. Nuryani N, Rahmawati R. Kebiasaan jajan
berhubungan dengan status gizi siswa anak sekolah di
Kabupaten Gorontalo. JGI. 2018 Aug 1;6(2):114-22.
26. Hardinsyah H, Aries M. Jenis pangan sarapan dan
perannya dalam asupan gizi harian anak usia 6-12
tahun di Indonesia. J Gizi Pangan. 2016 Jun
21;7(2):89.
27. Direktorat Standardisasi Produk Pangan. Pedoman
pangan jajanan anak sekolah untuk pencapaian gizi
seimbang. 2013. 3-4 p.
28. PERMENKES. Peraturan menteri kesehatan Republik
Indonesia No. 28 tahun 2019 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan untuk masyarakat
Indonesia. 2019;
29. Waspadji S, Sukardji K, Suharyati. Menyusun diet
berbagai penyakit. 4th ed. Jakarta, Indonesia: Balai
Penerbit FKUI; 2013.
30. Erhardt J. Nutrisurvey untuk Windows. Universitas
Indonesia: SEAMEO-TROPMED; 2005.
World.Nutr.Journal | 139