0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan5 halaman

Bab I

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usia anak sekolah dasar merupakan usia yang sedang memasuki masa

pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan pada usia anak sekolah dasar

merupakan masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita, dan pada

saat itu pula pertumbuhan sosial, emosional, kognitif seperti perkembangan

memori, pemikiran kritis, kreativitas, bahasa juga mengalami perkembangan. Gizi

merupakan proses tumbuh kembang yang berpengaruh terhadap proses tumbuh

kembang fisik, system saraf dan otak serta kecerdasan yang bersangkutan.

Pemenuhan gizi yang tepat sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan anak sekolah dengan baik/ optimal (Ary Istianty dan Rusilanti,

2013).

Pada umur ini anak lebih banyak aktivitasnya, baik disekolah maupun

diluar sekolah, sehingga anak perlu energi lebih banyak. Pertumbuhan anak

lambat tetapi pasti, sesuai dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi anak.

Sebaiknya anak diberikan makanan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat

berkonsentrasi pada pelajaran dengan baik dan berprestasi (Soetjiningsih, 2013).

Kementrian Kesehatan RI (2014) menganjurkan kepada masyarakat untuk

menghidangkan makanan yang memiliki sususan menu sehat seimbang yang

mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang sehat dan

seimbang adalah makanan yang bergizi, berimbang, beragam, serta aman yang

wajib untuk dikonsumi guna memberikan manfaat yang nyata terhadap kesehatan
individu yang optimal yang dapat dilihat dari status gizi idividu yang baik.

Konsep gizi seimbang secara resmi diterima masyarakat pada tahun 2009 sesuai

dengan UU Kesehatan No 36 Tahun 2009, yang menyebutkan secara ekspilisit

“Gizi Seimbang” dalam program perbaikan gizi (Danone Institute, 2014).

Gizi yang baik pada anak sekolah merupakan investasi suatu bangsa,

karena ditangan generasi muda bangsa dapat melanjutkan pembangunan yang

berkesinambungan. Kekurangan gizi pada siswa disekolah akan mengakibatkan

anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-sakitan, sehingga anak menjadi sering

absen serta mengalami kesulitan untuk mengikuti dan memahami pelajaran

dengan baik. Untuk mencapai status gizi yang baik pada anak sekolah diperlukan

perilaku makan yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu gizi modern. Dalam

rangka mencapai status gizi yang baik pada anak sekolah diperlukan usaha-usaha

yang nyata dalam pemenuhan kebutuhan gizinya. Kebutuhan utama yang harus

diperhatikan adalah terutama energi dan protein, disamping zat gizi lainnya

(Sinaga, 2016).

Memasuki gizi yang tepat, baik dalam jumlah maupun jenisnya

berpengaruh terhadap proses tumbuh. Usia, berat badan dan tinggi badan

berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi masing-masing anak namun rata-rata

kebutuhan gizi anak usia untuk anak 7-9 tahun adalah 1650 kkal, sedangkan untuk

usia 10-12 tahun pada anak perempuan 1900 kkal dan untuk anak laki-laki 2000

kkal. Kebutuhan zat gizi harian yang diperlukan anak untuk mendukung aktivitas

anak yaitu karbohidrat, protein, lemak, air dan serat. Seorang anak memerlukan

energi untuk mendukung aktifitas fisik anak agar berjalan lancar dan

berproduktivitas optimal. Aktivitas yang cukup tinggi dan kebiasaan makan yang
tidak teratur pada anak sering mengakibatkan ketidakseimbangan anatara asupan

dan kecukupan gizi. Ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi akan

menimbulkan masalah gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Dara

Yusiana Sari, 2017)

Status gizi yang baik dipengaruhi oleh jumlah asupan zat gizi yang

dikonsumsi. Secara tidak langsung asupan zat gizi dipengaruhi oleh beberpa

faktor, diantaranya adalah karakteristik keluarga. Karakteristik keluarga

khususnya ibu yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak. Ibu sebagai

orang yang dekat dengan lingkungan asuhan anak ikut berperan dalam proses

tumbuh kembang anak melalui zat gizi makanan yang diberikan. Karakteristik ibu

ikut menentukan keadaan gizi anak (Almatsier, 2010).

Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar oleh Kementrian Kesehatan

Tahun 2013, 11,2% anak usia 5-12 tahun mengalami gizi kurang. Gizi kurang

dapat menimbulkan dampak tidak baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang. Gizi kurang pada anak sekolah dapat menyebabkan tubuh mudah lelah

ketika beraktivitas, mudah terserang penyakit, menghambat prestasi belajar,

pemberian gizi yang kurang baik terutama terhadap anak-anak, akan menurunkan

potensi sumber daya pembangunan masyarakat selain itu gizi yang kurang juga

akan membuat system imun pada anak lemah. Sedangkan gizi lebih merupakan

salah satu masalah gizi yang terjadi di Indonesia. Presentase orang mengalami gizi

lebih semakin meningkat, termasuk pada anak sekolah dasar. 18,8% anak usia 5-

12 tahun mengalami gizi lebih. Angka ini bahkan semakin tinggi, terutama pada

anak sekolah-sekolah dikota besar dan sekolah dengan banyak siswa dari

golongan ekonomi menengah ke atas (Hartanti Sandi Wijayanti dkk, 2016).


Menurut buku saku PSG, 2017), di Provinsi Bali persentase sangat kurus

pada anak sekolah umur 5-12 tahun sebanyak 1,4% dan kurus sebanyak 3,4% dan

persentase sangat kurus pada anak sekolah umur 13-15 tahun sebanyak 0,7% dan

kurus sebanyak 3,9%.

Pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Bhuanagiri adalah satu sekolah dasar

yang terletak di Desa Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

SD Negeri 5 Bhuanagiri memiliki siswa dan siswi sebanyak 55 orang. Jumlah

siswa yang sedikit sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul

“keterkaitan konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di SD Negeri 5

Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimanakah keterkaitan tingkat konsumsi zat gizi makro

dan status gizi anak di SD Negeri 5 Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem,

Kabupaten Karangasem.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di SD

Negeri 5 Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Menilai konsumsi zat gizi makro anak di SD Negeri 5 Bhuanagiri Kecamatan

Bebandem, Kabupaten Karangasem.


b. Menilai status gizi anak di SD Negeri 5 Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem,

Kabupaten Karangasem

c. Menganalisis keterkaitan konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di SD

Negeri 5 Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

D. Manfaat

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi atau literatur

dalam perkembangan ilmu pengetahuan teknologi dan menambah wawasan

penelitian tentang variabel konsumsi zat gizi makro dengan status gizi anak di SD

Negeri 5 Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada guru, tenaga

kesehatan, Puskesmas pembantu, Puskesmas Kecamatan Bebandem serta

masyarakat tentang pentingnya memperhatikan konsumsi zat gizi makro yang

untuk diterapkan oleh seluruh kalangan masyarakat terlebih anak sekolah yang

akan menjadi agen perubahan bangsa serta memperoleh pengalaman khususnya

dalam melakukan kajian tingkat konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di

SD Negeri 5 Bhuanagiri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

Anda mungkin juga menyukai