Bab I
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia anak sekolah dasar merupakan usia yang sedang memasuki masa
merupakan masa pertumbuhan paling pesat kedua setelah masa balita, dan pada
kembang fisik, system saraf dan otak serta kecerdasan yang bersangkutan.
Pemenuhan gizi yang tepat sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dan
perkembangan anak sekolah dengan baik/ optimal (Ary Istianty dan Rusilanti,
2013).
Pada umur ini anak lebih banyak aktivitasnya, baik disekolah maupun
diluar sekolah, sehingga anak perlu energi lebih banyak. Pertumbuhan anak
lambat tetapi pasti, sesuai dengan banyaknya makanan yang dikonsumsi anak.
Sebaiknya anak diberikan makanan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan yang sehat dan
seimbang adalah makanan yang bergizi, berimbang, beragam, serta aman yang
wajib untuk dikonsumi guna memberikan manfaat yang nyata terhadap kesehatan
individu yang optimal yang dapat dilihat dari status gizi idividu yang baik.
Konsep gizi seimbang secara resmi diterima masyarakat pada tahun 2009 sesuai
Gizi yang baik pada anak sekolah merupakan investasi suatu bangsa,
anak menjadi lemah, cepat lelah dan sakit-sakitan, sehingga anak menjadi sering
dengan baik. Untuk mencapai status gizi yang baik pada anak sekolah diperlukan
perilaku makan yang baik sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu gizi modern. Dalam
rangka mencapai status gizi yang baik pada anak sekolah diperlukan usaha-usaha
yang nyata dalam pemenuhan kebutuhan gizinya. Kebutuhan utama yang harus
diperhatikan adalah terutama energi dan protein, disamping zat gizi lainnya
(Sinaga, 2016).
berpengaruh terhadap proses tumbuh. Usia, berat badan dan tinggi badan
kebutuhan gizi anak usia untuk anak 7-9 tahun adalah 1650 kkal, sedangkan untuk
usia 10-12 tahun pada anak perempuan 1900 kkal dan untuk anak laki-laki 2000
kkal. Kebutuhan zat gizi harian yang diperlukan anak untuk mendukung aktivitas
anak yaitu karbohidrat, protein, lemak, air dan serat. Seorang anak memerlukan
energi untuk mendukung aktifitas fisik anak agar berjalan lancar dan
berproduktivitas optimal. Aktivitas yang cukup tinggi dan kebiasaan makan yang
tidak teratur pada anak sering mengakibatkan ketidakseimbangan anatara asupan
dan kecukupan gizi. Ketidakseimbangan antara asupan dan kecukupan gizi akan
menimbulkan masalah gizi, baik itu masalah gizi lebih maupun gizi kurang (Dara
Status gizi yang baik dipengaruhi oleh jumlah asupan zat gizi yang
dikonsumsi. Secara tidak langsung asupan zat gizi dipengaruhi oleh beberpa
khususnya ibu yang berhubungan dengan tumbuh kembang anak. Ibu sebagai
orang yang dekat dengan lingkungan asuhan anak ikut berperan dalam proses
tumbuh kembang anak melalui zat gizi makanan yang diberikan. Karakteristik ibu
Tahun 2013, 11,2% anak usia 5-12 tahun mengalami gizi kurang. Gizi kurang
dapat menimbulkan dampak tidak baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang. Gizi kurang pada anak sekolah dapat menyebabkan tubuh mudah lelah
pemberian gizi yang kurang baik terutama terhadap anak-anak, akan menurunkan
potensi sumber daya pembangunan masyarakat selain itu gizi yang kurang juga
akan membuat system imun pada anak lemah. Sedangkan gizi lebih merupakan
salah satu masalah gizi yang terjadi di Indonesia. Presentase orang mengalami gizi
lebih semakin meningkat, termasuk pada anak sekolah dasar. 18,8% anak usia 5-
12 tahun mengalami gizi lebih. Angka ini bahkan semakin tinggi, terutama pada
anak sekolah-sekolah dikota besar dan sekolah dengan banyak siswa dari
pada anak sekolah umur 5-12 tahun sebanyak 1,4% dan kurus sebanyak 3,4% dan
persentase sangat kurus pada anak sekolah umur 13-15 tahun sebanyak 0,7% dan
Pada Sekolah Dasar (SD) Negeri 5 Bhuanagiri adalah satu sekolah dasar
siswa yang sedikit sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul
“keterkaitan konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di SD Negeri 5
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimanakah keterkaitan tingkat konsumsi zat gizi makro
Kabupaten Karangasem.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di SD
2. Tujuan khusus
Kabupaten Karangasem
c. Menganalisis keterkaitan konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di SD
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
penelitian tentang variabel konsumsi zat gizi makro dengan status gizi anak di SD
2. Manfaat praktis
untuk diterapkan oleh seluruh kalangan masyarakat terlebih anak sekolah yang
dalam melakukan kajian tingkat konsumsi zat gizi makro dan status gizi anak di