Pedoman Pelayanan Klinis
Pedoman Pelayanan Klinis
Pedoman Pelayanan Klinis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas Simpang Tonang terletak di Jl. Simpang Lambau, jr.
Tanjung mas, nagari Simpang Tonang. Memiliki wilayah kerja 8 Jorong yaitu
Air Dingin, Kelabu, Tanjung Mas, Perdamaian, Tonang Raya, Setia, Sepakat,
Purnama.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang
memberikan kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk
melaksanakan satuan tugas operasional pembangunan di wilayah kerja.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, pada Pasal 4 disebutkan
bahwasanya puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun fungsi puskesmas sebagaimana tertuang pada Pasal 5
Permenkes RI No 75/2014 meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Selain dua fungsi yang terdapat pada pasal 5, selanjutnya pasal 8
menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi sebagai wahana
pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan
tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional,
khususnya sub sistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama di Puskesmas Simpang Tonang meliputi:
a. Rawat jalan
b. Pelayanan gawat darurat.
B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinisbertujuan untuk menjadi acuan bagi
seluruh aktifitas pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas Simpang
Tonang, sehingga pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan yang pada akhirnya dapat mendukung pencapaian
standar pelayanan minimal (SPM).
1
2. Pemeriksaan pasien Rawat Jalan
Pemeriksaan pasien dilakukan di poliklinik sesuai dengan keluhan dan
kondisi pasien. Pemeriksaan dilakukan di Poli umum, Poli gigi, KIA jika
pasien dengan kondisi membutuhkanrujukan, maka dilakukan rujukan
rawat inap atau ruang tindakan
3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat
merujuk pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan
pemeriksaan penunjang yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih
lengkap mengenai kondisi pasien.
4. Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka
pasien akan diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk
mendapatkan obat sesuai dengan yang tertera dalam resep
5. Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang
lebih rinci akan dirujuk ke unit terkait, misalnya konsultasi Gizi atau
sanitasi.
D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien
untuk tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan
pelayanan kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus
diberikan secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian,
keparahan dan kecacatan sesuai dengan kemampuan puskesmas.
E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
3
pelayanan KB (Keluarga Berencana). Jika ada undangan pertemuan
untuk bidan maka yang ditugasi adalah disesuaikan dengan
ketugasannya. Untuk melakukan kegiatan luar gedung, misalnya
kunjungan ibu hamil risiko tinggi, maka bidan akan menyesuaikan
dengan kondisi pelayanan yang ada di puskesmas.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat
kepala ruangan . Dalam pembuatan jadwal perawat yang bertugas
pada rawat jalan dibuat oleh kepala ruangan. Ada tiga jenis
pelayanan dalam gedung yang dilakukan perawat yaitu di BP,
UGD . Jumlah perawat ada 7(tujuh) Setiap perawat mempunyai
tugas integrasi atau tugas lain . Sehingga jika ada undangan yang
menyangkut ketugasanya perawat yang bersangkutan akan
didisposisi mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan puskesmas
keliling, jadwal perawat sesuai dengan angggota tim.
Perawat gigi setiap hari bertugas di poli gigi bersama dokter gigi.
Jumlah perawat gigi ada 1 (satu) yang memiliki tugas integrasi.
Nutrisionis setiap hari bertugas di poli gizi. Jumlah nutrisionis ada
2 (Dua)
Analis laboratorium setiap hari bertugas di ruang laboratorium.
Jumlah analis 1 (satu) ada yang mempunyai tugas integrasi.
Petugas Farmasi setiap hari bertugas di pelayanan farmasi. Jumlah
petugas farmasi ada 1 (satu) yang setiap hari dibantu petugas lain
yang diberi wewenang mengelola apotik. Jika petugas Farmasi ada
undangan pertemuan maka pelayanan farmasi dilayani oleh petugas
yang diberi wewenang di apotik.
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
informa
si
Toilet laki-laki
Gizi kesling
Toilet
Perempuan
Labor
Gudang
Aula
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Gedung Puskesmas Simpang Tonang terdiri bagian Informasi,
Pendaftaran, Poli pelayanan Rawat Jalan, Laboratorium , gizi dan farmasi
tergabung dalam satu gedung.
Poli umum merupakan ruangan dengan ruang pemeriksaan dokter,
melayani pasien Dewasa, Lansia dan Pelayanan TB pada hari senin –kamis
jam 12:00 WIB termasuk didalamnya terdapat bed/tempat tidur pasien. Di
poli umum terdapat 2(dua), 1 meja untuk melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital pada pasien sedangkan 1 meja di dalam poli umum digunakan
untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat.
Selain itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer sebagai bagian
dari sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan server untuk
memasukkan data pasien pada sistem informasi puskesmas.
Ruang KIA tergabug dengan KB, sisi depan ruang KIA adalah ruang
laktasi, bermain anak dan imunisasi. Ketiganya saling terkait, sehingga
memudahkan pemberian pelayanan KIA, seperti pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin serta pemberian imunisasi
pada balita. Ruangan KIA/KB dilengkapi dengan meja administrasi, 1( satu)
tidur ginekologi, lemari peralatan, sterilisator dan perangkat laptop
pendukung sistem informasi puskesmas yang diletakkan di atas meja ruang
KIA.
Ruang pelayanan Gigi dilakukan oleh 1 (satu) dokter gigi dan 1 (satu)
perawat gigi. Ruangan ini dilengkapi peralatan yang sudah memadai seperti
5
satu dental unit, almari alat, sterilisator, wastafel dan 1 (satu) meja
administrasi. Dilengkapi dengan komputer sebagai pendukung sistem
informasi Puskesmas
Ruang Konsultasi Gizi memiliki ruang tersendiri sehingga memberikan
privasi kepada pasien untuk dapat berkonsultasi kepada petugas dengan
nyaman. Selain itu petugas juga lebih mudah dan nyaman ketika menyusun
program maupun menyusun laporan karena memiliki ruangan tersendiri
yang akan menunjang kinerjanya. Ruang ini terdiri dari dua meja kerja
untuk konsultasi, timbangan, seperangkat alat bantu peraga seperti leaflet
yang diletakkan di dalam lemari.
Ruang laboratorium terdiri dari dan ruang tunggu, 1 ruangan untuk
pengambilan sampel terdapat 1( satu )almari untuk penyimpanan alat dan
bahan laboratorium dan satu lemari, wastafel, lemari es dan beberapa
peralatan pemeriksaan laboratorium.
Ruang farmasi terdiri dari 2 ruangan, yaitu ruang untuk pelayanan
obat dan ruang tempat penyimpanan obat. Ruang pelayanan obat terletak
bersebelahan dengan poli umum, dilengkapi dengan almari obat, meja
peracikan obat dan seperangkat komputer untuk pendukung sistem
informasi Puskesmas.Ruang penyimpanan obat dilengkapi dengan AC dan
rak-rak penyimpanan
Ruang UGD terdapat 1 ruangan. Terdapat 2 bed tindakan, kursi roda,
lemari obat dan alat, troly, timbangan dewasa. Dilengkapi peralatan yang
lain.
2. Peralatan
Ruang Alat
Poli Umum Tensimeter
stetoskop
termometer
senter
timbangan
pengukur tinggi badan
pita pengukur
6
stetoscope
dll
Ruang KIA tensimeter
stetoskop
stetoskop laennec
termometer
doppler
KB set
USG
Midline
Spuit
Pita pengukur lila
Hammer
Pengukur panggul
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Pengukur tinggi badan
Ruang laboratorium Centrifuge darah
Centrifuge urine
Box fiksasi
Lampu spiritus
Objek glass
Deck galass
Tabung
Mikroskop
Spuit
Ruang farmasi Kalkulator
Plastik obat
Kertas puyer
Label obat
Sendok obat
Pendaftaran alat tulis
buku register
rak status
komputer
nomor antrian
Lemari
Ruang Tindakan
Nebulizer set
Suction
Lampu tindakan
Sterilisator
Sketsel
Heacting set
7
Spuit
Aligator
Nierbeken
Kom
Tromol kassa
Timbangan bayi
Timbangan dewasa
Stetoscope
Tensimeter
Termometer
8
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. BP Umum
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Tensimeter
Stetoskop
Termometer
3. Tatalaksana
Petugas melakukan pemanggilan pasien.
Petugas melakukan anamnese untuk mengetahui keluhan dan
kondisi pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien,
kemudian mencatatkannya di rekam medis. Pasien dipersilakan
menuju meja dokter.
Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Bila dokter merasa pasien
perlu mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, maka dokter akan
membuat surat rujukan baik internal atau eksternal dan
memberikannya kepada pasien. Bila tidak, maka pasien
mendapatkan resep sesuai kondisi penyakitnya.
B. BP Gigi
1. Petugas Penanggung jawab
Dokter gigi
Perawat gigi
2. Perangkat kerja
Tensi meter
Stetoskop
Dental unit
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke dalam ruangan poli gigi.
Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital
pasien dan mencatatkannya di rekam medis. Pasien disiapkan
di kursi gigi untuk diperiksa dokter.
Dokter memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien dan
mencatatkannya di rekam medis. Bila pasien memerlukan
tindakan perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan
tindakan. Bila tidak dan pasien membutuhan obat, maka
dokter akan menuliskan resep untuk pengambilan obat di
farmasi.
C. KIA dan KB
1. Petugas Penanggung jawab
Bidan
9
2. Perangkat Kerja
Tensi meter
Stetoskop
Doppler
Spuit
USG
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien.
Pasien masuk ke poli KIA.
Petugas akan melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda
vital serta mencatatakannya di rekam medis.
Pasien ibu hamil yang akan memeriksakan kehamilannya
akan dipersilakan naik ke bed periksa untuk dilakukan
pemeriksaan kondisi kehamilannya. Hasil pemeriksaan akan
dicatat di rekam medis.
Bila memerlukan pemeriksaan penunjang yang lain, ibu hamil
akan dirujuk internal. Bila memerlukan imunisasi akan diberi
immunisasi.
Bila sudah selesai ibu hamil diberi resep untuk pengambilan
vitamin atau obat lainnya.
Pasien bayi yang akan immunisasi akan diperiksa dulu
apakah cukup sehat untuk mendapatkan immunisasi hari ini.
Bila kondisi bayi sehat, maka bayi akan diberi jenis
immunisasi sesuai jadwalnya. Untuk jenis immunisasi yang
dapat menimbulkan demam, kepada orang tua bayi akan
deberi resep pengambilan obat penurun panas.
Pasien peserta KB akan dilakukan pemeriksaan dan
konsultasi, kemudian akan diberikan pelayanan KB sesuai
keinginan pasien.
Pasien yang akan dilakukan tindakan KB segera menuju ke
poli KB untuk mendapatkan tindakan.
Pasien calon pengantin akan dilakukan pemeriksaan dan
konsultasi. Bila memerlukan immunisasi, maka calon
pengantin akan diberi immunisasi.
D. Laboratorium
10
dll
3. Tatalaksana
Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urutnya dan
menerima surat permintaan laboratorium yang dibawa dari
perujuk.
Identifikasi pasien.
Petugas menyiapkan peralatan dan bahan reagen yang sesuai
dengan pemeriksaan yang akan dilakukan.
Petugas menerima spesimen yang akan diperiksa, atau petugas
sendiri yang melakukan pengambilan spesimen dari pasien.
Petugas mempersilakan pasien menunggu diluar sementara
petugas melakukan pemeriksaan terhadap spesimen.
Bila hasil pemeriksaan sudah keluar, petugas memanggil pasien
dan menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk
diserahkan ke unit perujuk.
Untuk pasien rawat inap, petugas laboratorium mendatangi
ruang rawat inap dan memeriksa RM untuk melihat apakah ada
permintaan laboratorium.
Jika ada permintaan laboratorium petugas laboratorium segera
mengambil lembar permintaan laboratorium yang diselipkan di
RM pasien.
Petugas laboratorium menyiapkan alat dan reagennya.
Petugas laboratorium mengambil sampel yang akan diperiksa
pada pasien.
E. Farmasi
1. Petugas Penanggung jawab
Apoteker
2. Perangkat Kerja
Alat tulis
Kertas pembungkus obat
Plastik pembungkus obat
Alat pembungkus obat
3. Tatalaksana
Pasien meletakkan lembar resep di kerangjang yang telah
disediakan dan menunggu obat disiapkan.
Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk
memastikan resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang
tertulis di dalam lembar resep tersedia.
Apabila ada keraguan atau kekurangjelasan, maka petugas
akan menanyakan kepada petugas yangmenulis resep.
Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera di resep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan
informasi penggunaan obat di bungkusnya dan kemudian
menyerahkannya kepada pasien.
Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan
informasi yang perlu diketahui pasien atau keluarganya
sehubungan dengan penggunaan obat.
11
F. UGD DAN RAWAT INAP
1. Petugas Penanggung Jawab
Dokter
2. Perangkat Kerja
Stetoskop
Tensimeter
Termometer
Heacting set
Nebulizer
Dll
3. Tatalaksana
Pasien masuk UGD
Petugas menyarankan pasien tidur ditempat tidur tindakan
Petugas/dokter melakukan anamnesa dan pemeriksaan TTV.
Petugas / dokter melakukan pemeriksaan lain secara head
to toe
Bila pasien inidak indikasi mondok langsung diberi tindakan
pemasangan infus
Jika pasien tidak indikasi mondok diberi tindakan sesuai
dengan keluhanya.
Pasien yang indikasi mondok langsung dimasukkan ke
dalam ruang rawat inap.
Pasien yang tidak indikasi mondok di perbolehkan pulang
setelah menyelesaikan administrasi.
Sebelum pulang pasien diberi informasi tentang kapan
kontrol, apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
selama perawatan di rumah.
12
BAB V
LOGISTIK
13
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
14
8. Petugas Puskesmas memberikan pertanyaan terbuka menanyakan
tanggal lahir pasien/ umur ; “Kapan tanggal lahir/ umur Bapak /
Ibu?”
9. Saat pasien menyebutkan tanggal lahirnya, Petugas Puskesmas
mencocokkan dengan gelang identitas pasien.
10. Petugas Puskesmas dapat melanjutkan pelayanan medis yang akan
diberikannya bila kedua identitas yang disebutkan pasien telah
sesuai dengan yang tercantum dalam gelang identitas,
11. Petugas Puskesmas melakukan konfirmasi dengan keluarga bila
salah satu identitas yang disebutkan pasien tidak sesuai dengan
yang tercantum dalam gelang identitas,
12. Petugas Puskesmas menjelaskan kepada pasien mengenai
pelayanan medis yang akan diberikannya.
13. Pada kondisi pasien yang tidak dapat berkomunikasi mis pada
pasien tidak sadar , tidak dapat berkomunikasi karena
terhalangmasalah bahasa dan tidak ada penterjemah, karena usia
(bayi), gangguan kognitif (dementia atau kelainan mental),
Identifikasi dilakukan dengan memeriksa Nama lengkap pasien
dan Identitas lain (seperti tanggal lahir, KTP) pada gelang identitas
pasien, dicocokan dengan informasi yang telah dimiliki ruang rawat
inap (rekam medis, resep, atau tabung specimen).
14. Petugas Puskesmas yang memasanggelang identitas pasien harus
menuliskan tanggal dan jam masuk Puskesmas pada gelang
identitas,Untuk identifikasi pasien terlantar/ tidak ada keluarga,
15. Petugas Puskesmas dalam mengidentifikasi pasien terlantar/ tidak
ada keluarga (Mr X1, Mr X2 dst) dengan mencocokkan gelang
identitas pasien yang meliputi nama pasien, tanggal dan jam masuk
UGD Puskesmas dan nomor rekam medis,
16. Dalam mengidentifikasi bayi baru lahir petugas Puskesmas
memberikan gelang identitas bayi lahir denganmemberikan nama
lengkap ibu (Contoh: By Ny. Ana Suryana) dan nomor rekam medis
ibu. Dalam waktu 24 jam pada gelang identitas bayi ditambahkan
nomor rekam medis bayi dan dibuatkan rekam medik baru dan
terpisah dari ibu,
17. Petugas Puskesmas memberikan gelang identitas sesuai waktu bayi
lahir dengan memberikan nama ibu dan nomor rekam medis ibu
ditambah nomor urut kelahiran (Contoh: By Ny. Ana Suryana 1, By.
Ny Ana Suryana 2) untuk mengidentifikasi bayi kembar baru lahir,
15
3. Dokter menuliskan harus menuliskan nama lengkap dan tanda
tangan penulis, serta tanggal dan waktu penulisan instruksi.
a. Benar Pasien:
1. Petugas menggunakan minimal 2 identitas pasien dalam
mengidentifikasi pasien,
2. Petugas mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi
terapi tertulis,
3. Petugasmenganamnesis riwayat alergi pasien,
4. Petugasmenganamnesis kehamilan/ menyusui,
5. Petugas menganamnesis lengkap riwayat obat/ penggunaan obat
saat ini dan membuat daftar obat- obat tersebut,
6. Petugasmembandingkan pemberian obat saat ini dengan daftar
obat yang digunakan pasien di rumah (termasuk kelalaian,
duplikasi, penyesuaian, kehilangan/ menghilangkan, interaksi,
atau tambahan obat).
7. Petugas mengidentifikasi pasien yang akan mendapat obat
dengan kewaspadaan tinggi dilakukan oleh dua orang yang
kompeten double check.
b. Benar Obat
a. Petugasmemberi label semua obat dan tempat obat (syringes,
cangkir obat, baskom obat), dan larutan lain.
b. Petugasmenuliskan pada label nama obat, kekuatan, jumlah,
kuantitas, pengenceran dan volume, tanggal persiapan, tanggal
kadaluarsa jika tidak digunakan dalam 24 jam dan tanggal
kadaluarsa jika kurang dari 24 jam.
c. Petugas melakukan verifikasi semua obat dan larutan minimal 2
orang secara verbal dan visual jika orang yang menyiapkan obat
bukan yang memberikannya ke pasien,
a. Petugasmelakukan pemberian label tiap obat atau larutan
segera setelah obat disiapkan jika tidak segera diberikan,
b. Petugas memberi label pada syringes setelah obat
disiapkan/diisi ( jangan pada saat syringe masih kosong)
c. Petugasmenyiapkan satu obat atau larutan pada satu saat.
Beri label hanya untuk satu obat atau larutan pada satu saat,
d. Petugasmembuang segera setiap obat atau larutan yang tidak
ada labelnya,
e. Saat pergantian tugas/ jaga, petugas mereview semua obat dan
larutan oleh petugas lama dan petugas baru secara bersama,
f. Petugas mengubah daftar obat/ kardeks jika terdapat
perubahan obat,
g. Dua petugas yang berkompeten mengecek kebenaran jenis obat
yang perlu kewaspadaan tinggi ,
c. Benar Dosis
8. Dua orang yang berkompeten mengngecek dan menghitung
(double cek) jika ada untuk dosis/ volume obat, terutama yang
memerlukan kewaspadaan tinggi,
16
9. Petugas mengkonsultasikan dengan dokter yang menuliskan
resep jika ragu,.
10. Petugas saat menyiapkan obat berkonsentrasi penuh untuk
menghindari gangguan.
d. Benar Waktu
11. Petugas memberikan obat dan menginformasikan sesuai waktu
yang ditentukan:
sebelum makan, setelah makan, saat makan.
Perhatikan waktu pemberian:
3 x sehari tiap 8 jam.
2 x sehari tiap 12 jam. Sehari sekali tiap 24 jam. Selang
sehari tiap 48 jam
12. Petugas memberikan obat dengan segera setelah diinstruksikan
oleh dokter,
13. Petugas meneliti dengan benar bahwa obat belum memasuki
masa kadaluarsa.
e. Benar Cara/ Route Pemberian
24. Petugas memberikan obat sesuai dengan cara pemberian obat,
bentuk dan jenis obat :
Slow-Release tidak boleh digerus
Enteric coated tidak boleh digerus.
Obat-obat yang akan diberikan per NGT sebaiknya adalah
obat cair/ sirup,
25. Petugas dalam memberikan obat obat sedapat mungkin berjarak
dan jadwal pemberian obat dan nutrisi juga berjarak.
f. Benar Dokumentasi
26. Petugas mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi pada
pasien setelah mendapat obat,
27. Petugas langsung menuliskan bukti nama dan tanda tangan/
paraf setelah memberikan obat pada dokumen rekam medik,
28. Petugas/ dokter menuliskan nama dan paraf jika ada perubahan
jenis/ dosis/ jadwal/ cara pemberian obat
29. Dokter memberikan coretan dan terakhir garis( ujungnya) diberi
paraf jika penulisan resep salah,
Contoh:
Lasix tab, 1 x 40 mg Jcmd Lasix inj, 1 x 40 mg iv.
30. Petugas mendokumentasikan respon pasien terhadap
pengobatan: Efek Samping Obat (ESO) dicatat dalam rekam
medik & Form Pelaporan Insiden + Formulir Pelaporan Efek
Samping Obat
31. Petugas melaporkan Insiden dikirim ke Tim Keselamatan Pasien
di Unit Pelayanan Jaminan Mutu. Pelaporan Efek Samping Obat
dikirim ke Komite Farmasi dan Terapi,
32. Petugas mendokumentasikan KNC terkait pengobatan, :
Format PelaporanInsiden ke Tim Keselamatan Pasien.
Dokumentasikan Kejadian Tidak Diharapkan
Format Pelaporan Insiden ke Tim Keselamatan Pasien.
17
g. Benar Informasi
33. Petugas mengkomunikasikan semua rencana tindakan/
pengobatan harus dikomunikasikan pada pasien & atau
keluarganya,
34. Petugas menjelaskan tujuan & cara mengkonsumsi obat yang
benar,
35. Petugas menjelaskan efek samping yang mungkin timbul.
36. Petugas mengkomunikasikan rencana lama terapi pada pasien,
18
dokter dengan memberi catatan nama dokter dan waktu
(tanggaldan jam) dilakukannya konfirmasi,
15. Jika dalam menulis resep dokter/ perawat terdapat lebih dari 2
(dua) coretan maka harus diganti dengan lembar resep baru,
16. Jika dokter / perawat dalam menulis tanggal pada resep harus
diganti dengan resep baru.
19
3. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan setelah kontak dengan pasien,
4. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan setelah terpajan dengan cairan tubuh pasien,
5. Semua petugas dan Mahasiswa harus melakukan kebersihan
tangan setelah kontak dengan area sekitar pasien,
6. Keluarga, pegunjung, relawan dan individu yang berkunjung harus
melakukankebersihan tangan sebelum makan, setelah makan,
setelah dari kamar mandi, setelahkontak dengan pasien, setelah
kontak dengan lingkungan sekitar pasien,
7. Koordinator rawat inap mengecek ketersediaan adanya handrub ,
poster tentang kebersihan tangan didinding setiap ruangan pasien,
8. Semua petugas dan Mahasiswa melepaskan perhiasan atau jam
tangan saat mencuci tangan,
9. Semua petugas dan mahas iswa harus memotong kuku jika kuku
panjang,
10. Semua petugas dan mahasiswa Mencuci tangan dengan air yang
mengalir dibutuhkan waktu 40-60 detik dengan handrub cukup 20-
30 detik,
11. Semua petugas dan mahasiswa melakukan kebersihan tangan
dengan enam langkah sesuai dengan langkah yang sudah
ditetapkan.
20
6. Penilaian pasien jatuh pada anak, dewasa dan geriatri
Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :
1. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang
jika diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan,
dan lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat
risiko jatuh pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak
terduga lainnya.
21
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
22
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.
b. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja
c. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang
lainnya.
d. Buanglah sampah pada tempatnya.
e. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
f. Dilarang merokok
23
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
24
BAB IX
PENUTUP
25