0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
40 tayangan6 halaman

Tugas 3 B.indo

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 6

Nama: Rofino Andiarrosyid

Nim : 048861407

1. Perbaikilah beberapa kesalahan tulisan yang ada pada teks di atas dengan mengacu
pada tanda koreksi dan fungsinya sesuai dengan modul MKWU 4108 bahasa
Indonesia halaman 8.37 s.d. 8.38.

Disaat kondisi perekonomian global yang tengah krisis, perolehan pertumbuhan ekonomi
indonesia menunjukkan hasil yang positif. Jika dibandingkan pada triwulan kedua tahun ini
dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia meningkat kurang lebih 6,4%.
Pertumbuhan ini tetap masih terpusat di Pulau Jawa dengan peningkatan sebesar 57,5%.
Apabila kita akumulasikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun 2012 jauh
lebih baik dibandingkan dengan semester I tahun 2011 yang hanya tumbuh sekitar 6,3%.
Akan tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai mengalami anomali. Hal ini dikatakan
oleh Salamuddin Daeng, seorang pengamat ekonomi di Indonesia for Global Justice. Ia
berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak di ikuti dengan peningkatan kesejahteraan
rakyatnya. Daeng juga menjelaskan bahwa, sekurang-kurangnya ada empat faktor yang
membuat ekonomi indonesia mengalami anomali.

Pertama, perekonomian di Indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang nilainya
semakin meningkat. Hutang Negara Indonesia mencapai Rp. 2.865 triliun. “Utang asing
pemerintah yang meningkat setiap tahunnya, utang ini menjadi sumber penghasilan utama
pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi di Indonesia,” ujar daeng. Kedua,
peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga sandang pangan yang
mengalami kenaikan, serta didukung oleh pertumbuhan kredit konsumsi. Ketiga, ekonomi
Indonesia pertumbuhannya didorong oleh eksport bahan mentah, contohnya hasil
perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang menciptakan nilai tambah
dan lapangan pekerjaan. Faktor pertumbuhan ekonomi indonesia di dorong oleh penanaman
asing yang menjadikan sumber daya alam indonesia semakin di kuasai asing.

Di lain pihak, A Tony Prasetiantono seorang Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah
Mada, menyatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia didukung oleh sektor domestik.
Menurut A Tony Prasetiantono, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan
penurunan ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Ia menilai
kontribusi ekspor terhadap PDB tidak begitu besar. Selain itu, Mirza Adityaswara
berpendapat bahwa sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh
suku bunga rendah. Hal ini diperoleh dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28%
sekaligus didukung oleh harga bbm yang rendah serta subsidi oleh pemerintah. Mirza
Adityaswara menjelaskan sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan
tinggi, misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan perdagangan.
Dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam negeri memiliki kecenderungan
defisit neraca perdagangan yang semakin besar.

Menurut A Tony Prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga sangat
membantu pertumbuhan Ekonomi. Seiring dengan hal tersebut, tingkat inflasi yang berada
dibawah 5% sangat membantu, walaupun hal tersebut ada dampaknya, yaitu nilai subsidi
energi akan terus membengkak yang sebenarnya tidak sehat.

2. Perbaiki kesalahan dalam penggunaan huruf kapital (sesuai Ejaan Bahasa


Indonesia/Permendikbud RI Nomor 50 Tahun 2015) dengan memberikan blok kuning
pada huruf kapital yang sudah dikoreksi/disunting pada jawaban saudara.

Disaat kondisi perekonomian global yang tengah krisis, perolehan pertumbuhan ekonomi
Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Jika dibandingkan pada triwulan kedua tahun
ini dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia meningkat kurang lebih
6,4%. Pertumbuhan ini tetap masih terpusat di Pulau Jawa dengan peningkatan sebesar
57,5%. Apabila kita akumulasikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I tahun
2012 jauh lebih baik dibandingkan dengan semester I tahun 2011 yang hanya tumbuh
sekitar 6,3%. Akan tetapi pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai mengalami anomali.
Hal ini dikatakan oleh Salamuddin Daeng, seorang pengamat ekonomi di Indonesia for
Global Justice. Ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak di ikuti dengan
peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Daeng juga menjelaskan bahwa, sekurang-
kurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi indonesia mengalami anomali.

Pertama, perekonomian di Indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang
nilainya semakin meningkat. Hutang Negara Indonesia mencapai Rp. 2.865 triliun.
“Utang asing pemerintah yang meningkat setiap tahunnya, utang ini menjadi sumber
penghasilan utama pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi di
Indonesia,” ujar Daeng. Kedua, peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari
harga sandang pangan yang mengalami kenaikan, serta didukung oleh pertumbuhan
kredit konsumsi. Ketiga, ekonomi Indonesia pertumbuhannya didorong oleh eksport
bahan mentah, contohnya hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga
kurang menciptakan nilai tambah dan lapangan pekerjaan. Faktor pertumbuhan ekonomi
indonesia di dorong oleh penanaman asing yang menjadikan sumber daya alam indonesia
semakin di kuasai asing.

Di lain pihak, A Tony Prasetiantono seorang Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah
Mada, menyatakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia didukung oleh sektor domestik.
Menurut A Tony Prasetiantono, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan
dan penurunan ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. Ia
menilai kontribusi ekspor terhadap PDB tidak begitu besar. Selain itu, Mirza Adityaswara
berpendapat bahwa sejumlah sektor ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh
suku bunga rendah. Hal ini diperoleh dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28%
sekaligus didukung oleh harga bbm yang rendah serta subsidi oleh pemerintah. Mirza
Adityaswara menjelaskan sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami pertumbuhan
tinggi, misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan perdagangan.
Dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam negeri memiliki kecenderungan
defisit neraca perdagangan yang semakin besar.

Menurut A Tony Prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga
sangat membantu pertumbuhan Ekonomi. Seiring dengan hal tersebut, tingkat inflasi yang
berada dibawah 5% sangat membantu, walaupun hal tersebut ada dampaknya, yaitu nilai
subsidi energi akan terus membengkak yang sebenarnya tidak sehat.
Pertumbuhan ini tetap masih
terpusat di Pulau Jawa dengan
peningkatan sebesar 57,5%.
Apabila kita akumulasikan,
pertumbuhan ekonomi
indonesia semester I tahun
2012
jauh lebih baik dibandingkan
dengan semester I tahun 2011
yang hanya tumbuh sekitar
6,3%. Akan tetapi
pertumbuhan ekonomi di
indonesia dinilai mengalami
anomali. Hal
ini dikatakan oleh
Salamuddin Daeng, Seorang
pengamat ekonomi di
Indonesia for
Global Justice. Ia berpendapat
bahwa pertumbuhan ekonomi
ini tidak di ikuti dengan
peningkatan kesejahteraan
rakyatnya. Tidak hanya itu
Saja, Daeng juga menjelaskan,
sekurang-kurangnya ada empat
faktor yang membuat
ekonomi indonesia
mengalami
anoma
3. Disaat kondisi
perekonomian global yang
tengah krisis, perolehan
pertumbuhan
4. ekonomi indonesia
menunjukkan hasil yang
positif. Jika dibandingkan
pada triwulan
5. kedua tahun ini dengan
periode yang sama tahun
lalu, ekonomi indonesia
meningkat
6. kurang lebih sekitar 6,4
%.
Disaat kondisi perekonomian
global yang tengah krisis,
perolehan pertumbuhan
ekonomi indonesia
menunjukkan hasil yang
positif. Jika dibandingkan pada
triwulan
kedua tahun ini dengan
periode yang sama tahun lalu,
ekonomi indonesia meningkat
kurang lebih sekitar 6,4 %.

Anda mungkin juga menyukai