Laporan Praktikum Refraktometri Dan Polarimetri
Laporan Praktikum Refraktometri Dan Polarimetri
Laporan Praktikum Refraktometri Dan Polarimetri
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Spektrofotometri
Disusun oleh:
2023
I. TUJUAN
1.1. Refraktometri
Memahami prinsip refraktimetri dan dapat mengoperasikan refraktometer dengan
benar
Menentukan harga indeks bias
Menentukan konsentrasi suatu zat berdasarkan harga indeks biasnya.
1.2. Polarimetri
Mengenal metoda penentuan sudut putar untuk penentuan konsentrasi suatu senyawa
yang bersifat optik aktif
Mengukur sudut putar bidang polarisasi larutan gula
Menentukan kadar gula dalam larutan cuplikan
Bila sudut datang pada garis batas kedua permukaan (90o), maka sinar yang dibiaskan
merupakan sinar kritik.
Perbandingan antara sudut sinar datang I dengan sudut sinar bias r, adalah sama dengan
indeks bias (n).
sin i
=n
sin r
Jika media-I lebih rapat dibandingkan dengan media-II, maka sudut r akan lebih besar dari
sudut i, akibatnya indeks bias (n) akan lebih kecil dari 1. Demikian sebaliknya, jika media II
lebih rapat dibandingkan dengan media I, maka sudut r akan lebih kecil dari sudut I dan
akibatnya nilai n lebih besar dari 1.
Secara teoritis, indeks bias ditentukan dengan media I dalam keadaan vakum (hampa). Tetapi
jika media I digunakan udara, hasilnya hanya berbeda 0,03%. Oleh karena itu untuk
mudahnya digunakan media I adalah udara. Harga indeks bias untuk tiap senyawa
dipengaruhi oleh: tekanan dan temperatur. Simbol nD20 menunjukkan indeks bias yang diukur
pada temperatur 20℃ dan sinar yang digunakan adalah sinar kuning dari Na dengan panjang
gelombang 598 nm.
Untuk pembiasan spesifik (rD) tidak bergantung pada tekanan dan temperatur.
2
n −1 1
rD = 2 x
n +2
Dengan n adalah indeks bias, t adalah temperatur pada saat menentukan indeks bias dan D
adalah sinar atau panjang gelombang yang digunakan sebagai sumber cahaya. Untuk setiap
perubahan 1oC, harga indeks bias berubah sebesar 4 x 10-4. Jika temperetur naik maka harga
indeks bias akan berkurang. Demikian sebaliknya, jika temperetur turun maka harga indeks
bias akan bertambah.
Untuk temperatur yang terletak di antara harga-harga tersebut dalam tabel, indeks bias air
dapat dihitung dengan cara interpolasi linier. Jika terdapat penyimpangan, maka
refraktometer harus diputar sehingga teropongnya menjadi (kira-kira) horisontal. Sistem
prisma dibuka, setelah itu permukaan gelas/kaca tera dan permukaan prisma kerja
dibersihkan dengan teliti.
1.4. Polarimetri
Berbagai struktur senyawa yang tidak simetris yang dapat memutar bidang polarisasi radiasi
dikenal dengan zat/senyawa optis aktif, misalnya kuarsa, gula dan sebagainya. Pemutaran
bidang polarisasi tersebut dapat berupa dextro-rotatory (+) bila arahnya sesuai dengan arah
putar jarum jam ataupun levo-rotatory (-) jika arahnya berlawanan dengan arah jarum jam.
Derajat rotasi (sudut putar)nya bergantung pada berbagai parameter, seperti jumlah molekul
pada lintasan radiasi, konsentrasi, panjang pipa/tabung polarimeter, panjang gelombang
radiasi dan juga temperatur.
Jika sudut putar jenis (rotasi spesifik) diketahui, maka konsentarsio larutan dapat dihitung
dengan persamaan sebagai berikut;
100. ∝
C=
1 x [∝]t D
dimana,
C : konsentrasi larutan (gram/100 mL)
∝ : nilai sudut putar (pengukuran)
l : panjang tabung polarimeter (dm)
t
[∝] D : sudut putar spesifik/jenis, pada suhu t dan pada panjang gelombang sinar
lampu D (natrium dengan panjang gelombang 589 nm)
Contoh,
Larutan L-natrium askorbat di ukur dalam tabung polarimeter sepanjang 100 mm (1 dm) dan
diperoleh nilai sudut putar (∝) sebesar 3,25. Tentukan konsentrasi larutan L-nat. askorbat
tersebut jika diketahui sudut putar jenisnya 116.
Jawab:
C = 100 ∝/ l[∝]tD
C = 100 x 3,25/ 1 x 116 = 2,80
Jadi konsentrasi larutan L-natrium askorbat: 2,80 gram/100 mL
Sudut putar jenis ialah besarnya perputaran oleh 1,00 gram zat dalam 1,00 mL larutan yang
berada dalam tabung dengan panjang jalan sinar 1,00 dm pada suhu dan pada panjang
gelombang tertentu. Panjang gelombang yang biasa digunakan adalah 589 nm yaitu panjang
gelombang dari garis spektrum sinar D natrium.
Rotasi spesifik atau daya putar spesifik untuk suatu senyawa (misalnya pada suhu 20 oC),
dapat ditentukan dari sudut putar teramati.
∝
[∝]20D = = konstanta
l. C
Dari persamaan tersebut di atas dapat diketahui bahwa sudut/derajat rotasi bergantung pada
konsentrasi larutan (C), panjang kolom larutan (l), panjang gelombang yang digunakan dan
juga bergantung pada temperatur.
Nilai konstanta (daya putar spesifik) merupakan ciri khas bagi zat yang dilarutkan.
Beberapa nilai rotasi/daya putar spesifik untuk senyawa-senyawa optis aktif.
Tabel: Sudut Putar Spesifik
20 20
Senyawa [∝] D Senyawa [∝] D
d-glukosa +52,7 Sukrosa +66,5
d-fruktosa -92,4 Asam tartarat +14,1
maltosa +130,4 (Semua senyawa diukur dalam
air)
Alat untuk menentukan sudut perputaran bidang dari cahaya yang terpolarisasi.
Untuk senyawa organik yang bersifat optis aktif harus mempunyai atom C yang tidak
simetris, yaitu atom C yang mengikat 4 macam gugus lain yang berbeda. Cahaya yang
terpolarisasi adalah cahaya yang hanya mempunyai satu macam panjang gelombang
(monokromatis).
Kelemahan metoda yang menggunakan polarisator dan analisator terletak pada penyetelan
intensitas yang minimum, karena alat polarimeter yang ada sekarang banyak menerapkan
prinsip ‘setengah bayang,’ yang menyamakan persamaan intensitas cahaya pada dua bidang
berdampingan. Bundaran gambar polarimeter dibagi menjadi dua bagian dengan dua arah
getaran p dan q dari cahaya yang dipolarisasikan pada kedua bagian ini akan membentuk
sudut kecil beta. Jika analisator distel hingga arah polarisasi bertepatan dengan arah getaran
pada polarisator, maka bagian bundaran gambar sebelah kiri akan menjadi gelap sedangkan
bagian kanan masih terang. Jika analisator kemudian diputarkan melalui sudut beta, maka
yang terlihat pada bundaran gambar akan menjadi sebaliknya. Di tengah kedua posisi tersebut
(kedua) bagian bundaran gambar akan menjadi sama terangnya. Apabila antara polarisator
dan analisator ditempatkan zat yang bersifat optis aktif, maka kedua arah vibrasi dan
analisator juga harus diputar supaya kedua bagian bundaran gambar kembali menjadi sama
terang.
Tentukan konsentrasi
cuplikan, dengan cara Setelah pengukuran,
interpolasikan nilai bersihkan prisma dengan
indeks bias cuplikan ke tissue basah alkohol, lalu
dalam kurva kalibrasi matikan refraktometer.
tersebut
1.6. Polarimetri
1.6.1. Alat
Botol semprot
Alat polarimeter lengkap dengan tabungnya
Botol timbang
Labu takar 50 mL (7 buah)
Pipet tetes dan pipet ukur
Gelas kimia 250 mL
Batang pengaduk
Corong gelas
Nerca analitik
1.6.2. Bahan
Sukrosa
Gula pasir
Aquadest
1.6.3. Prosedur Kerja
1.6.3.1. Kalibrasi Alat
Tampilan pada alat akan menunjukkan
Hubungkan alat polarimeter dengan angka ‘000’ dan skala ‘Z’ akan
sumber arus listrik dan nyalakan alar menunjukkan ‘0.0’. biarkan beberapa
tersebut. saat sampai lampu ‘LED’ menyala
stabil
Timbang 100,00 gram sukrosa, larutkan, Buat larutan standar variasi konsentrasi
tuangkan ke erlenmeyer 1 L, dan dari larutan sebelumnya dalam labu takar Ukur sudut putar optis aktifnya
tambahkan aquades hingga batas. 50 mL.
Buat kurva standar dari data percobaan Tentukan kadar larutan cuplikan dengan
Ukur pula sudut putar larutan cuplikan untuk menghubungkan sudut putar larutan cara menginterpolasikan data sudut putar
sukrosa dengan konsentrasi/kadar. cuplikan ke dalam kurva kalibrasi.
IV. DATA PENGAMATAN
V. KURVA DAN PERHITUNGAN
VI. PEMBAHASAN