Askep Gafar Fitri
Askep Gafar Fitri
Askep Gafar Fitri
S DENGAN GANGGUAN
MENINGITIS DI RUANGAN ICU DEWASA
RSUP H. ADAM MALIK
DISUSUN OLEH:
NIM : P07520121096
TA 2023/2024
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. Defenisi
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada selaput otak.Selaput otak merupakan
lapisan yang encer/tipis sebagai sebuah pelindung atau pelapis otak dan jaringan saraf pada
tulang punggung.Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus dan
bakteri.Peradangan yang terjadi pada selaput otak ini dapat mengakibatkat eksudasi berupa
pus atau serosa akibat bakteri dan virus.
Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu
dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus
influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996). Meningitis adalah peradangan pada
selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi
pada sistem saraf pusat (Suriadi & Rita, 2001).
2. Etiologi
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria
meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas
aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi: jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan wanita
4. Faktor maternal: ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
5. Faktor imunologi: defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem
persarafan
3. Patofisologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan
pengaruh imunologis.
Aluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran
mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen, semuanya ini penghubung
yang menyokong perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan
menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat
menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami
gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat
purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.
Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan
peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.
Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan
dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen)
sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang
disebabkan oleh meningokokus.
4. Tanda dan Gejala
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.
a. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran
b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi
c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan
pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi
maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat
vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala,
lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata
5. Pemeriksaan Diagnostik
putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa
jenis bakteri.
b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih
meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur
( infeksi bakteri )
9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna sebagai
bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan pengobatan
meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah otak ke
ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan
perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat
atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif
digunakan.
Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):
1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1 setengah
tahun.
2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.
Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):
4. Pengobatan simtomatis:
atau fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24 jam,
3 x sehari.
cairan intravena.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data fokus yang perlu di kaji :
a. Biodata Pasien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal MRS, no. RM,
diagnosa medis, pekerjaan, suku/bangsa, tanggal pengkajian
b. Biodata penanggungjawab, meliputi : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, hubungan dengan pasien
c. Riwayat kesehatan meliputi : keluhan utama, kapan penyakit terjadi, penyebab penyakit,
riwayat tak sadar, riwayat kesehatan yang lalu, dan riwayat kesehatan keluarga.
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
b. Tingkat kesedaran : composmetis, apatis, somnolen, sopor, koma
c. TTV
3. Keluhan utama
Biasanya pasien dating dengan keluhan utamanya demam, sakit kepala, mual dan muntah,
kejang sesak napas, penurunan kesadaran
4. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian RKS yang mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan
serangkaian pertanyaan mengenai kelemahan fisik pasien secara PQRST
5. Riwayat penyakit dahulu
Pengkajian penyakit yang pernah dialami pasien yang memungkinkan adanya hubungan
atau menjadi predisposisi keluhan sekarang meliputi pernahkan pasien mengalami infeksi
jalan napas bagian atas, otitis media, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain,
Tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala. Riwayat sakit TB paru perlu ditanyakan
kepada pasien terutama jika ada keluhan batuk produktif dan pernah mengalami
pengobatan anti tuberkulosa yang sangat berguna untuk mengidentifikasi meningitis
tuberkulosa.
6. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga pasien yang pernah mengalami meningitis.
7. Pengkajian data
a. Aktifitas dan istirahat : biasanya pasien mengeluh mengalami peningkatan suhu tbuh
b. Respirasi : biasanya pernapasan orang dengan meningitis akan lebih meningkat dari
pernapaan normal
c. Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.
d. Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat
e. Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi
f. Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang
g. Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada kulit/dermatitis.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan sekresi yang tertahan dibuktikan
batuk tidak efektif, ronchi
b. Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infeksi otak
c. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas dibuktikan dengan pola napas
abnormal
d. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dibuktikan
dengan kekuatan otot menurun
3. Intervensi Keperawatan
4. Implemetasi
Pelaksanaan implementasi keperawatan merupakan komponen dari proses keperawataan
dimana implementasi keperawatan dilakukan setelah ditetapkannya intervensi keperawatan
untuk memberikan tindakan keperawatan kepada klien dan melihat proses perkembangan
klien.
5. Evaluasi
Tujuan dari asuhan keperawatan adalah menyelesaikan masalah kesehatan klien. Evaluasi
terhadap tujuan asuhan keperawatan menentukan apakah tujuan sudah terlaksana.
PENGKAJIAN
BREATHING
Sesak dengan :
(√ ) aktivitas
( ) tanpa aktivitas
Frekuensi 27 x / menit
Irama :
( ) Teratur (√ ) Tidak
Kedalaman
(√ ) Dalam ( ) Dangkal
Simetris dada
(√ ) simetris ( ) Tidak
( ) trauma dinding dada/abnormalitas fisik
CIRCULATION
Nadi : 117 x/menit
Irama : ( ) Teratur (√ ) Tidak
Denyut : ( ) Lemah (√ ) Kuat
TD : 143/95 mmhg
Ektremitas
(√ ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit
( ) Sianosis (√ ) pucat
( ) Kemerahan
Nyeri dada
( ) Ada (√ ) Tidak ada
DISABILITY
(√ ) Alert/perhatian
( ) Respon terhadap suara
( ) Respon terhadap nyeri
( ) Tidak berespon
GCS : E= 2 , V=2 , M=2
EKSPOSURE
( - ) Dengan pencegahan hipotermi adakah jejas dan pendarahan…
D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Keluhan Utama ( Bila nyeri PQRST)
Keluarga pasien mengatakan klien napas sesak, lemah, aktivitas dibantu keluarga dan
sudah 2 hari mengalami penurunan kesadaran.
2. Riwayat kesehatan sekarang
a) Provocative/Palliative
Apa penyebab nya
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami sesak, dan mengalami penurunan
kesadaran
Hal-hal yang memperbaiki keaadan
Pasien dipasang Kateter O2 2 liter/24 jam
b) Quantity / quality
Bagaimana dilihat
Pasien tampak sesak nafas, pernafasannya dangkal dan cepat,klien tampak lemah.
c) Severity (Menggangu aktivitas)
Mengganggu aktivitas sehari-hari pasien
3. Riwayat kesehatan masa lalu dan riwayat kesehatan keluarga
a) Penyakit yang pernah dialami
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami kejang
b) Alergi
Pasien tidak memilki riwayat alergi tertentu.
c) Riwayat keluarga
Pasien tidak memiliki keluarga dengan Riwayat meningitis
4. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan rambut
a. Kepala
Bentuk : normal
Kebersihan : bersih tidak ada ketombe
b. Rambut
Penyebaran dan keaadan rambut : rambut tumbuh merata serta kondsi rambut
tipis ,keaadan rambut bersih.
c. Muka
Bentuk wajah : simetris
2) Mata
a. Konjungtiva Anemis (-/-)
b. Sklera Ikterik (-/-)
3) Telinga
a. Bentuk telinga : normal
b. Lubang telinga : bersih tidak ada serumen
4) Hidung
Cuping hidung (-/-)
5) Mulut
Bentuk mulut simetris dengan keaadan bibir sedikit kering dan mukosa sedikit
kering
6) Tenggorokan dan leher
Tidak ada pembengkakan tonsil dan pembesaran vena
7) Dada
a. Ada rertraksi dada
b. Murmur (+)
c. Suara S1/S2 (+)
d. Gallop(-)
8) Abdomen
a. Soepel BU (+)
b. Normoperistaltik (-)
9) Ekstremitas atas dan bawah
a. Ekstremitas atas kanan dan kiri normal tidak memiliki kelainan
b. Eksterimitas bawah kanan dan kiri normal tidak memiliki kelainan
c. Akral hangat
5. Pola kebiasaan pasien
a) Nutrisi
Pasien makan menggunakan kateter NGT untuk tambahan nutrisi dibantu oleh infus
b) Eliminasi
Pasien mengalami retensi urine sehingga dilakukan pemasangan kateter
c) Istirahat/Tidur
Pasien mengalami susah tidur akibat dari sesak yang dialami
6. Data psikologik,sosiologis dan spiritual
a) Psikologis
Pasien tampak merasa gelisah dan
b) Sosiologis
Pasien tidak dapat berkomunikasi dengan baik serta mendapat dukungan dari
keluarga
c) Spiritual
Tidak pertentangan antara spiritual pasien dengan pengobatan yang dijalani.
7. Data penunjang (EKG,EEG,Laboratorium,pemeriksaan Radiologi.Dll)
a) Laboratorium :DL,GDS
b) Rontgen : (+)
c) EKG : (+)
d) USG : (+)
e) Dll: Photothorax
8. Penatalksanaan medis
NAMA OBAT DOSIS EFEK
ANALISA DATA
penurunan kesadaran
- Keluarga mengatakan klien mengalami sesak
napas
DO :
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak terpasang oksigen NRM
- Suara napas ronchi
- Irama napas irreguler
- TTV
TD : 143/95 mmhg
RR : 27 x / menit
N : 117x/i
S : 36oc
SpO2 :99%
DS : Infeksi otak Perfusi serebral tidak
- Keluarga mengatakan klien mengalami efektif
penurunan kesadaran
- Keluarga mengatakan pasien mengalami sakit
kepala
DO :
- Klien tampak mengalami penurunan kesadaran
- GCS: 6
- TD : 143/95 mmhg
- RR : 27 x / menit
- N : 117x/i
- S : 36oc
- SpO2 :99%
- Hemoglobin: 12,4 g/dl
- Leukosit: 13,610
- Trombosit: 128.000/mm
- Hematokrit: 38,8%
- Pasien tampak mengalami gagguan nervus
DS : Penurunan kekuatan Gangguan mobilitas fisik
- Keluarga mengatakan anggota gerak klien otot
lemah
- Keluarga mengatakan aktivitas klien dibantu
keluarga
DO :
- Klien berbaring ditempat tidur
- Aktivitas klien dibantu
- Rentang gerak pasien menurun
- Tampak kaku sendi
- Fisik pasien tampak lemah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan Upaya napas ditandai dengan pola
napas abnormal
b. Perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infeksi otak ditandai dengan keluarga klien
mengatakan klien mengalami penurunan kesadaran, klien mengalami sakit kepala.
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dnegan penurunan kekuatan otot ditandai dengan
ekuatan otot menurun
10 Pola napas tidak efektif setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas
oktobe berhubungan dengan keperawatan 3x24 jam,maka 2. Monitor frekuensi irama,
r 2023 hambatan Upaya napas diharapkan napas pola napas kedalaman, dan Upaya napas
ditandai dengan pola napas meningkat dengan 3. Monitor sputum (jumlah,
abnormal kriteria hasil : warna, aroma)
1.frekuensi napas membaik 4. Posisikan pasien semi-fowler
2.kedalaman napas membaik atau fowler dengan kaki
kebawah atau posisi nyaman
5. Lakukan pengisapan lendir
kurang dari 15 detik
6. Berikan oksigen
7. Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari
8. Ajarkan tekhnik batuk efektif
9. Kolaborasi pemberian
bronkadilator, ekspektoran,
mukolitik
P:intervensi dilanjutkan
- RR : 27 x / menit
- N : 117x/i
- S : 36oc
- SpO2 :99%
- Hemoglobin: 12,4 g/dl
- Leukosit: 13,610
- Trombosit: 128.000/mm
- Hematokrit: 38,8%
- Pasien tampak mengalami gagguan
nervus
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
-Mengidentifikasi penyebab
peningkatan TIK
-Monitor peningkatan tekanan darah
-Monitor ireguleritas irama napas
-Monitor penurunan tingkat kesadaran
-Monitor perlambatan atau kesimetrisan
respon pupil
-Monitor efek stimulus
Hari ke-2
TGL KODE JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
P:intervensi dilanjutkan
- Monitor pola napas
- Monitor frekuensi irama,
kedalaman, dan Upaya napas
- Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
- Posisikan pasien semi-fowler
atau fowler dengan kaki kebawah
atau posisi nyaman
- Mengurangi sesak dengan
melakukan suction bila perlu
-Mengidentifikasi penyebab
peningkatan TIK
-Monitor peningkatan tekanan darah
-Monitor ireguleritas irama napas
-Monitor penurunan tingkat
kesadaran
-Monitor perlambatan atau
kesimetrisan respon pupil
-Monitor efek stimulus
Hari Ke-3
TGL KODE JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
P:intervensi dilanjutkan
- Monitor pola napas
- Monitor frekuensi irama,
kedalaman, dan Upaya napas
- Monitor sputum (jumlah, warna,
aroma)
- Posisikan pasien semi-fowler atau
fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
- Mengidentifikasi penyebab
peningkatan TIK
- Monitor peningkatan tekanan darah
- Monitor ireguleritas irama napas
- Monitor penurunan tingkat
kesadaran
- Monitor perlambatan atau
kesimetrisan respon pupil
- Monitor efek stimulus