Jeri Codi Agroteknologi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN HASIL MAGANG

DI BPTP MALUKU UTARA ( KEMENTRIAN PERTANIAN )

Oleh

Nama : Jeri Codi

(NIM 23190143)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS ILMU ALAM DAN TEKNOLOGI REKAYASA (FIATER)
UNIVERSITAS HALMAHERA
2022

1
DATA DIRI MAHASISWA DAN PEMBIMBING

1.2 Isian Data Diri Mahasiswa dan Pembimbing


A. Mahasiswa Magang
1. Nama Lengkap : Jeri Codi
2. NIM : 23190143
3. Program Studi : Agroteknologi
4. Fakultas : Ilmu Alam dan Teknologi Rekayasa
5. Perguruan Tinggi : Universitas Halmahera
6. Tempat/Tanggal Lahir : Saluta/ 11 Juli 2000
7. Kewarganegaraan : Indonesia
8. Jenis Kelamin : Laki-laki
9. Agama : Kristen
10. Golongan Darah :-
11. Alamat Tempat Tinggal : Saluta, Galela Utara, Halmahera Utara
12. No. Hp Mahasiswa : 081218241763
13. No. WA Mahasiswa : 081218241763
14. E-mail : jericodi2000@gmail.com

B. Dosen Pembimbing
1. Nama Lengkap : Sunarno, SP.,M.Sc
2. NIPEG :
3. NIDN : 12150475
4. Alamat Tempat Tinggal : Gamsungi, Tobelo
5. No. Hp : 081296904475

C. Pembimbing Lapangan
1. Nama Lengkap : Dr. Abdul Syukur Syarif, SP.,MP
2. NIP : 197805122008011011
3. Unit Kerja : BPTP Maluku Utara
4. Jabatan : Kepala Balai
5. No. Hp :-

* Biodata ini diisi pada halaman kedua (setelah halaman sampul) logbook
Magang

2
3
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah S.W.T. Tuhan yang Maha
Esa, karena atas berkat dan rahmatnya maka saya dapat membuat sebuah laporan
magang. Laporan magang di Di BPTP Maluku Utara (Kementrian Pertanian).
Dalam penulisan laporan ini banyak bantuan yang di berikan oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu Loana J. Totoda, S.Pi.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Alam dan
Teknologi Rekayasa.
2. Ibu Deiby Elsa Gisisi, SP, M.Si selaku Ketua Program Studi Agroteknologi
yang selalu memberikan dukungan kepada saya selama magang.
3. Bapak Sunarno S.P, M.Sc, selaku dosen pembimbing yang sudah
memberikan waktu dan sumbangsih pemikiran dalam penyelesaian laporan
magang ini.
4. Bapak Dr. Abdul Syukur Syarif, SP.,MP, selaku kepala BPTP Maluku Utara
yang telah mengizinkan saya untuk magang di instansi bapak.
5. Bapak Dr. Fredi Lala, SP.,M.Sc, selaku kepala bidang kerjasama yang telah
bekerja sama dengan Program Studi Agroteknologi Universitas Halmahera.
6. Bapak dan Ibu Pendamping lapangan ( Bapak Abu, Ibu Wati, Ibu Novita,
Ibu Dian ) yang telah banyak memberikan ilmu kepada saya dalam magang
di BPTP Maluku Utara.
7. Bapak/Ibu, selaku dosen penguji atas masukan dan sumbangsih pemikiran
dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa Penulisan laporan magang ini belum
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan
untuk perbaikan Laporan magang ini kedepannya.
Tobelo, 12 Desember 2022

Jeri Codi
Nim. 23190143

4
PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama : Jeri Codi
NIM :23190143
Program Studi :Agroteknologi
Judul Laporan
:.........................................................................................
...................

.............................................................................................................

.............................................................................................................

menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan ini dengan seluruh


isi dan data yang tercantum memang benar adanya merupakan
karya saya sendiri berdasarkan hasil pengumpulan data di instansi
mitra tanpa perbuatan plagiasi karya milik orang lain.
Atas pernyataan ini, apabila dikemudian hari ditemukan
penyimpangan dan pelanggaran etika keilmuan maka saya siap
dikonfirmasi dan memper-tanggungjawabkannya sesuai sanksi yang
telah ditetapkan.

Tobelo, ...........................
Saya yang tersebut diatas,

(Jeri Codi)
NIM 23190143

5
DAFTAR ISI

Hal
COVER ……………………………………………………………........... i
DATA DIRI MAHASISWA DAN PEMBIMBING …………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................... iv
PERNYATAAN ………………………………………………………… v
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. vii
BAB. I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 5
1.3. Tujuan .................................................................................. …… 5
1.4. Manfaat .......................................................................................... 5
BAB. II. AKTIVITAS MAGANG .......................................................... 6
2.1. Diskripsi Instansi Mitra …………………………………………. 6
2.2. Diskripsi Kegiatan Yang Di Rencanakan ………………………. 7
BAB. III. TOPIK KHUSUS DAN PEMBAHASAN ............................ 9
3.1. Diskripsi Topik Khusus Magang …………................................. .. 9
3.2. Metode Pengumpulan data ............................................................ 13
3.3. Pembahasan .................................................................................. 14
BAB IV. PENUTUP ................................................................................. 30
5.1. Kesimpulan ……………………………………………………….. 30
5.2. Saran ………………………………………………………………. 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 31
LAMPIRAN …………………………………………………………….. 33

6
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Proses pengambilan rumput gajah …………………………….. 14
Gambar 2. Rumput gajah …………………………………………………. 14
Gambar 3. Mesin coper …………………………………………………… 15
Gambar 4. Proses pemotongan rumput gajah …………………………….. 15
Gambar 5. Dedak padi ……………………………………………………. 16
Gambar 6. Proses pencampuran dedak padi dengan rumpur gajah ……….. 16
Gambar 7. Em4 …………………………………………………………… 16
Gambar 8. Proses pencampuran em4 dengan air …………………………. 16
Gambar 9. Cara memberikan pakan ternak ………………………………. 17
Gambar 10. Hasil silase …………………….. …………………………… 18
Gambar 11. Silase siap ternak konsumsi ….…………………………….. 18
Gambar 12. Persemaian benih …………………………………………….. 19
Gambar 13. Proses penyiraman benih ……………………………………… 19
Gambar 14. Proses penyiapan lahan ……………………………………….. 19
Gambar 15. Proses penggalian lubang bibit cabai ………………………….. 19
Gambar 16. Proses penanaman bibit cabai …………………………………….. 20
Gambar 17. Proses penyiraman tanaman cabai …………………………….. 20
Gambar 18. Penyiapan biji (benih ………………………………………… 22
Gambar 19. Tempat semai dalam polybag …………………………………. 22
Gambar 20. Tempat semai berupa bedengan …………………………….. 23
Gambar 21. Memelihara benih ……………………………………………. 23
Gambar 22. Penyiapan batang bawah …………………………………….. 24
Gambar 23. Pengambilan batang atas atau enters ………………………… 24
Gambar 24. Pemotongan benih bagian batang atas ………………………. 24
Gambar 25. Buat irisan vertikal ( huruf V ) ……………………………… 24
Gambar 26. Pembelahan bagian batang bawah ……………………………. 25
Gambar 27. Proses pemasukan batang bawah dan batang atas …………… 25

7
Gambar 28. Proses pengikatan tali plastik bening ………………………… 25
Gambar 29. Pembungkusan menggunakan kantong plastik ………………. 25
Gambar 30. Daun pisang ………………………………………………….. 27
Gambar 31. Daun kelapa ………………………………………………….. 27
Gambar 31. Membuat gulungan berbentuk bulat diameter 2 atau 3 jari ….. 27
Gambar 34. Meletakan tempat semai di tempat yang rata ………………… 27
Gambar 35. Proses pengisihan media ke dalam koker ……………………. 28
Gambar 36. Bibit cabai ……………………………………………………. 28
Gambar 37. Memasukan bibit cabai dalam koker …………………………. 28
Gambar 38. Peletakan benih ………………………………………………. 28
Gambar 39. Penyiraman bibit ……………………………………………… 29
Gambar 40. Pertumbuhan bibit ……………………………………………. 29

8
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pakan adalah salah satu kebutuhan yang paling penting dalam usaha
peternakan ruminansia. Ternak ruminansia adalah ternak yang memiliki sistem
perencanaan yang komplek yang terdiri dari rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum. Ternak ruminansia lambungnya tidak hanya satu bagian, contohnya
kambing ,sapi, dan domba. Pakan dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup
akan ternak itu sendiri sehingga ketersedian pakan harus selalu terjaga. Pakan
yang umunnya diberikan pada ternak ruminansia adalah rerumputan, atau
hijauan, dedak konsetrat dan vitamin atau suplemen tambahan.
Pakan hijauan yang telah dipotong dari lahan seperti rumput gajah, dapat
dikeringkan dengan kandungan air 60% sebelum disimpan dalam kondisi
tertutup tanpa udara atau yang biasa disebut anearob. Pengeringan ini
dilakuakan untuk mengurangi kadar air, jadi pakan hijauan ini tidak cepat rusak.
Pengeringan bisa dilakukan dengan menggunakan mesin pengering, atau manual
dengan dijemur dibawah terik matahari.
Silase merupakan pakan hijauan ternak yang diawetkan dan disimpan
dalam kantong plastik atau silo yang kedap udara, dan sudah terjadi proses
fermentasi dalam keadaan tanpa udara atau anaerob, proses silase ini melibatkan
bakteri-bakteri atau mikroba yang membentuk asam susu ,yaitu lactis dan
streptococcus yang hidup secara anaerob dengan derajat keasaman kurang dari
empat. Oleh karena itu pada saat proses pembuatan silase pakan hijauan ternak
kantong plastik atau silo harus ditutup rapat, hal ini dilakukan agar proses silase
berjalan dengan baik dan pakan hijauan tidak cepat dibusukkan oleh bakteri lain
dan jamur.
Tujuan membuat silase untuk pakan ternak adalah sebagai cadangan dan
persediaan pakan ternak pada saat musim tanpa penghujan (kemarau) yang
panjang.

9
Indonesia negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencarian
sebagai petani. Hal ini ditunjang dari banyaknya lahan kosong yang dapat
dimanfaatkan sebagai lahan pertanian , selain itu kondisi tanah di Indonesia yang
mempunyai kandungan unsur hara yang baik sehingga dapat membantu
pertumbuhan tanaman. Salah satu produk hortikultura yang menjadi unggulan
dalam sektor pertanian di Indonesia adalah tanaman sayuran. Sayuran
merupakan satu produk hortikultura yang banyak diminati oleh masyarakat
karena memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu
komoditi sayur yang sangat dibutuhkan oleh hampir semua orang dari berbagai
lapisan masyarakat, adalah cabai keriting , sehingga tidak mengherankan bila
volume peredaran dipasaran dalam skala besar.
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki
nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatyna daerah
Peru dan menyebar kenegara-negara benua Amerika, Eropa, dan Asia termasuk
negara Indonesia. Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk
buahnya. Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup dinegara
asalnya. Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, yakni
cabai besar, cabai keriting, dan cabai rawit.
Tanaman cabai merupakan salah satu sayuran buah yang memiliki peluang
bisnis yang baik, besarnya kebutuhan dalam negeri maupun luar negeri
menjadikan cabai sebagai komoditas menjanjikan. Permintaan cabai yang tinggi
untuk kebutuhan bumbu masakan ,industri makanan, dan obat-obatan merupakan
potensi untuk meraup keuntungan, tidak heran jika cabai merupakan komoditas
hortikultura yang mengalami harga paling tinggi di Indonesia. Tingkat konsumsi
cabai terhadap Maluku Utara sebagai bahan penyedap berbagai masakan oleh
perusahan atau petani sebagai bahan baku industri makanan.

10
Tanaman pala (Myritica fragrans Houut) merupakan tanaman asli Indonesia
dan sebagai salah satu komoditas ekspor penting, karena sekitar 70% kebutuhan
pala dunia di pasok dari Indonesia. Buah pala dikenal sebagai tanaman rempah
yang memiliki nilai ekonomis dan multiguna. Setiap bagian tanaman, mulai dari
daging, buah, biji, hingga tempurung pala dapat dimanfaatkan untuk industri
makanan, minuman maupun kosmetik (Rismunandar, 1990).
Di Maluku Utara, hampir semua tanaman pala baik yang dimiliki oleh
masyarakat atau perusahan, perkebunan, material tanamannya berasal dari bibit
generatif/ biji sehingga masalah ratio tetap terjadi. Dengan demikian, hampir
setengah dari populasi bahan tanaman adalah berkelamin jantan yang tidak dapat
menghasilkan buah, sehingga produksi yang akan di peroleh akan menjadi
menurun. Sehingga sampai saat ini belum ada metode praktis yang dengan
mudah dan cepat dapat membedahkan mana pala yang berjenis kelamin jantan
dan mana pala berjenis kelamin betina sebelum tanaman pala mencapi umur
berbungga Purseglove et al.,(1995).
Kendala utama dalam pengembangan tanaman pala generatif menggunakan
biji yaitu masalah sex ratio dimana hampir setengah dari bahan tanaman adalah
berkelamin jantan yang tidak dapat menghasilkan buah, namun dapat diatasi
dengan cara klonal atau secara vegetatif.
Sedangkan untuk keunggulan dari tanaman pala vegetatif adalah
pengembangan pala klonal vegetatif asal bibit kecoklatan, grafting, mata tunas
atau stek berdaun selain dapat mengatasi masalah sex ratio, juga dapat
mempercepat masa berbunga atau masa juvenli lebih pendek, meningkatkan
produktifitas dan dapat memperbaiki kualitas produksi.
Oleh karena itu dalam pengembangan pala klonal di maluku utara dapat di
jadikan salah satu cara agar mempercepat peningkatan pendapatan ekonomi
masyarakat kedepan yang cukup cerah, karena permintaan pala di dunia
meningkat setiap tahunnya.

11
Benih cabai merah sebenarnya dapat saja disemaikan dengan cara disebar.
Namun, dengan pertimbangan ekonomis, cara sebar akan sangat merugikan
karena meningkatnya harga benih cabai merah sangat mahal. Dengan sistem
sebar, tidak semua bibit dapat dipakai. Padahal satu bibit cabai harus dapat
menghasilkan satu bibit tanaman, kelebihan bibit cabai merah adalah sebagai
berikut: pertumbuhan sangat cepat dan berumur genja (masa panen relatif
pendek), sangat responsif terhadap perlakuan pemupukan tinggi. Kualitas atau
mutu buah lebuh bagus dari pada cabai biasa dan bobotnya lebih berat, dengan
perlakuan yang sama, produksi per tanaman maupun per luas areal lebih besar
dari pada cabai biasa. Sedangkan untuk kekurangannya sebagai berikut: peka
terhadap serangan hama dan penyakit. Biasanya yang diperlukan untuk
perawatan yang lebih besar karena membutuhkan perawatan yang intensif.
Bibit dari tanaman sendiri atau F2, F3, dan seterusnya tidak bisa ditanam
kembali. Jika ditanam kembali kualitas dan kuantitasnya menurun atau tidak
sebagus induknya. Oleh karena itu, benih harus disemai terlebih dahulu, adapun
cara penyemaiannya sebagai berikut: persiapan benih cabai untuk keperluan
penanaman dikebun dapat diproduksi sendiri atau jika ingin mudah, di beli di
toko-toko pertanian.
Biji atau benih cabai diambil dari buah tanaman induk. Tanaman induk
harus berasal dari tanaman yang sehat dan buah yang baik. Tanaman cabai yang
dijadikan induk pun perlu dipilih yang berjenis murni, jenis murni artinya
tanaman yang tidak terbaur dengan tanaman yang sama atau dari jenis lain.
Misalnya : cabai merah jangan dibiarkan dengan cabai keriting. Selain harus
berasal dari tanaman induk pilihan, buah cabai yang akan diambil bijinya harus
berbentuk sempurna, tidak cacat, bebas hama penyakit, dan umurnya cukup tua.
Buah yang memenuhi syarat diats dipotong menjadi tiga bagian yang setiap
bagiannya harus sama panjang. Biji untuk benih diambil dari potongan bagian
tengah, potongan bagian tengah ini umumnya memiliki biji yang lebih padat,
lebih banyak, lebih besar, dan kemungkinan sudah mengalami penyerbukan
sempurna. Setelah biji cabai diperoleh, tahapan berikutnya ialah melakukan
seleksi biji untuk mendapatkan benih cabai yang baik. Seleksi bertujuan agar

12
diperoleh benih cabai dengan daya tumbuh yang baik. Seleksi dilakukan dengan
cara biji calon benih dimasukan kedalam ember atau bak yang berisi air dan
diaduk-aduk.
1.2. Rumusan Masalah
Dari kegiatan Praktek kerja lapangan yang di laksankan di BPTP Maluku
Utara rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana cara pembuatan silase sebagai pakan ternak ruminansia di
BPTP Maluku Utara ?
2. Bagaimana cara budidaya tanaman cabai di BPTP Maluku Utara ?
3. Bagaimana Perbanyakan Benih Pala Bersertifikat Secara Generatif Dan
Vegetatif di BPTP Maluku Utara ?
4. Bagaimana proses pembuatan koker dari daun pisang di BPTP Maluku
Utara ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan makanan ternah hijauan makanan
ternak (silase)
2. Untuk mengetahui teknik budidaya tanamna cabai merah yang di tanam
pada lahan kering.
3. Untuk mengetahui teknik perbanyakan tanaman bersertifikat secara
generative dan vegetatif
4. Untuk mengetahui teknik pembuatan koker dari daun pisang .
1.4. Manfaat
1. Manfaat dari pembuatan silese sebagai persediaan pakan ternak pada
saat musim kemarau.
2. Memanfaatkan lahan kering yang sudah kurang unsur hara di antara
kelapa bido dan pala grafting.
3. Manfaat dari budidaya tanaman pala bersestifikat sebagai cara agar
mempercepat proses berbuah tanaman pala.
4. Menfaat dari pembibitan tanaman hortikultura system koker
mengunakan daun pisang sebagai salah satu cara untuk memanfaatkan
bahan alam yang tidak terpakai.

13
BAB II. AKTIVITAS MAGANG

2.1 Deskripsi Instansi Mitra


BPTP Maluku Utara dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
Nomor : 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006. BPTP Maluku
Utara merupakan satu-satunya Unit Pelaksana Teknis (UPT) pusat yang ada di
Provinsi Maluku Utara. Instansi ini merupakan perpanjangan tangan dari Balai
Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP), Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang ada di
daerah Maluku Utara.
BPTP Maluku Utara memiliki kewenangan untuk melaksanakan
penelitian dan pengkajian teknologi serta pengembangan teknologi pertanian
spesifik lokasi di wilayah kerja Provinsi Maluku Utara. BPTP Maluku Utara
mendorong perubahan paradigma pengkajian dan pengembangan pertanian yang
tidak lagi berorientasi pada sub-sektor tertentu, tetapi lebih pada pengembangan
agribisnis berbasis industri pedesaan di wilayah pengembangan/agroekologi
Maluku Utara.
Berlimpahnya sumberdaya alam, terbatasnya sumberdaya manusia,
dan pasar yang sangat kompetitif mendorong BPTP Maluku Utara untuk ikut
andil dalam pembangunan pertanian di Maluku Utara. BPTP Maluku Utara
menerapkan inovasi teknologi yang mampu memacu pertumbuhan produksi dan
produktivitas yang sekaligus meningkatkan daya saing. Inovasi teknologi yang
dimaksud tidak saja diperlukan dalam pengembangan produk untuk peningkatan
nilai tambah, tetapi juga untuk diversifikasi produk.
Visi & Misi Kementerian Pertanian
Visi :
Menjadi lembaga terkemuka di Maluku Utara dalam penghasil teknologi
dan inovasi pertanian modern untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani .
Misi :
1. Produktivitas Dan Efisiensi Tinggi

14
2. Hilirisasi Dan Massalisasi Teknologi Pertanian Modern Sebagai Solusi
Seluruh Masalah Pertanian Yang Memiliki Impact Recognition
Tugas
Melaksanakan pengkajian, perakitan, pengembangan, dan diseminasi
teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi
Fungsi
1. Penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan
pengkajian, perakitan, pengembangan dan diseminasi teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi.
2. Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna
spesifik lokasi.
3. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan perakitan teknologi pertanian
tepat guna spesifik lokasi
4. Pelaksanaan pengembangan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
5. Perakitan materi penyuluhan dan diseminasi hasil pengkajian teknologi
pertanian tepat guna spesifik lokasi.
6. Pelaksanaan bimbingan teknis materi penyuluhan dan diseminasi hasil
pengkajian teknologi pertanian spesifik lokasi.
7. Penyiapan kerjasama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil pengkajian, perakitan, dan pengembangan teknologi
pertanian tepatguna spesifik lokasi.
8. Pemberian pelayanan teknik pengkajian, perakitan, dan pengembangan
teknologi pertanian tepatguna spesifik lokasi
9. Pendampingan penerapan teknologi mendukung pelaksanaan program dan
kegiatan strategis pertanian
10. Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan
perlengkapan

2.2. Deskripsi Kegiatan Yang Direncanakan


Dalam kegiatan kerja praktek lapangan yang di lakukan di BPTP
Maluku Utara Kegiatan yang di lakukan ada 4 kegiatan Yaitu :

15
1. Praktek pembuatan makanan ternah hijauan makanan ternak (silase).
2. Praktek teknik budidaya tanamna cabai merah yang di tanam pada lahan
kering.
3. Praktek teknik perbanyakan tanaman bersertifikat secara generative dan
vegetative
4. Praktek teknik pembuatan koker dari daun pisang

16
BAB III. TOPIK KHUSUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Topik Khusus Magang


Dalam kegiatan kerja praktek lapangan yang di lakukan di BPTP Maluku
Utara ada 4 kegiatan khusus yang di lakukan Yaitu : Praktek pembuatan
makanan ternah hijauan makanan ternak (silase), Praktek teknik budidaya
tanamna cabai merah yang di tanam pada lahan kering, Praktek teknik
perbanyakan tanaman bersertifikat secara generative dan vegetative dan
Praktek teknik pembuatan koker dari daun pisang
A. Pengenalan teknologi fermentasi hijauan sebagai pakan ruminansia
(pembuatan silase)
Pakan adalah salah satu kebutuhan yang paling penting dalam usaha
peternakan ruminansia. Pakan inilah yang memenuhi kebutuhan hidup akan
ternak itu sendiri sehingga ketersediaan pakan harus selalu terjaga. Pakan yang
umumnya di berikan pada ternak ruminansia adalah rerumputan, atau hijauan,
dedak, kosentrant dan vitamin atau suplemen tambahan (mutttaqin et al., 2011).
Menurut harahap (2007) masalah kelangkaan pakan dapat menurunkan
produktivitas pakan, penyediaan pakan berkualitas dapat dilakukan dengan
pemberian rumput lapang, dan dapat juga dengan memanfaatkan berbagai
limbah pertanian, peternak harus selalu memperhatikan ketersediaan pakan
untuk ternak.
Menurut yunus (2009) salah satu bahan yang sering digunakan dalam
pembuatan silase adalah molasses yang merupakan hasil sampingan dari
pembuatan gula pasir dari tebu yang mempunyai sifat menyedapkan bahan
makanan ternak. Molasses sering disebut tetes tebu. Tetes tebu rendah protin
dan dalam proses silase protein sangat di perlukan untuk dirombak menjadi
amoniak,amino,asam asetat.
Warna silase merupakan salah satu penilian dari kualitas fisik silase.
Warna hijau gelap/kuning kecoklatan menunjukkan selama proses
penyimpanan silase berlangsung dengan baik dan tidak adanya proses respirasi
yang panjang mengakibatkan silase berwarna kehitam. Warna coklat pada

17
silase disebapkan karena adanya pigmen phatophitin suatu derivate chlorophil
yang tak ada magnesiumnya (hidayat 2014). Silase yang sudah dibuat
disimpan pada ruangan yang teduh tanpa sinar matahari sehingga suhu ruangan
normal yakni 20-25oc dimana hal tersebut tidak berpengaruh negatif pada silase
yang dibuat. Menurut kojo et al. (2015) temperatur yang tidak dapat
dikendalikan yakni pada 55oc dapat menyebapkan silase berwarna coklat tua
sampai hitam dan ini mengakibatkan turunnya nilai kandungan nutrisi pakan
karena karbohidrat banyak yang hilang. Wati et al. (2018) menyatakan bahwa
warna silase yang hijau cerah atau hijau kecoklatan merupakan warna normal
untuk silase rerumputan sedangkan kuning kecoklatan merupakan warna
rumput yang dilayukan.
Salah satu indikator untuk menilai kualitas fisik dari silase adalah dari
aroma silase. Aroma secara umum untuk hasil silase yang baik adalah aroma
asam karena pada proses ensilase terjadi proses fermentasi. Level molasses
pada pembuatan silase rumput memiliki pengaruh yang nyata terhadap aroma
silase. Semakin banyak dosis molasses yang diberikan mengakibatkan silase
beraroma semakin asam karena adanya pertumbuhan bakteri asam laktat
selama proses fermentasi. Kurnianingtyas et al. (2012) melaporkan bahwa
pemberian molasses menghasilkan kualitas fisik yang baik yaitu bau asam atau
wangi fermentasi dan tidak terdapat aroma busuk.
B. Penyusunan Studi Literatur Budidaya Tanaman Hortikultura
Tanaman cabai ( Capsicum annum L) berasal dari dunia tropika dan
subtropika Benua Amerika, khususnya Colombia, Amerika Selatan , dan terus
menyebar ke Amerika Latin. Bukti budidaya cabai pertama kali ditemukan
dalam tapak galian sejarah Peru dan sisaan biji yang telah berumur lebih dari
5000 tahun SM dalam gua Tehuacan, Meksiko. Penyebaran cabai ke seluruh
dunia termasuk negara-negara di Asia, seperti Indonesia dilakukan oleh
pelanggan Spanyol dan Portugis (Dermawan, 2010).
Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang
memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai bersal dari benua Amerika tepatnya
daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa, dan Asia

18
termasuk Negara Indonesia. Menurut (Harpenas, 2010), cabai adalah tanaman
semusim yang berbentuk perdu dengan perakarang tunggang. Sistem perakaran
tanaman cabai agak menyebar, panjangnya berkisar 25-35 cm. Akar ini
berfungsi antara lain menyerap air dan zat makan dari dalam tanah, serta
menguatkan berdirinya batang tanaman.
Batang utama cabai menurut (Hewindati, 2006) tegak dan pangkalnya
berbaku dengan panjang 20-28 cm. Batang percabangan berwarna hijau dengan
panjang mencapai 5-7 cm.
Daun cabai menurut (Dermawan, 2010) berbentuk hati, lonjong, atau
agak bulat telur dengan posisi berselang- seling.
Menurut (Hendiwati, 2006) bunga tanaman cabai berbentuk terompet
kecil, umumnya bunga cabai berwarna putih, tetapi ada juga yang berwarna
unggu.
Buah cabai menurut (Anonimc, 2010), buahnya buni kerucut
memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada bagian unjungnya,
menggantung, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17 cm
C. Perbanyakan Benih Pala Bersertifikat Secara Generatif Dan Vegetatif
Pala merupakan salah satu ciri khas unggulan Maluku Utara,
diharapkan dapat memberikan kontribusi ekonomi bagi masyrakat Maluku
Utara. Lebih khusus kepada masyarakat petani dalam rangka meningkatkan
pendapatan dan kesejatraannya (Rehatta et al, 2016). Pala jenis tanaman
perkebunan yang tumbuh baik pada daerah tropis, menghasilkan dua produk
yang bernilai tinggi yaitu biji pala, dan fuli. Kedua produk ini menghasilkan
minyak atrisi yang dapat digunakan sebagai bahan indrustri minuman, obat-
obatan dan kosmetik (Marzuki, 2007 dan Ustaman, 2007).
Pala di Maluku Utara secara kuantitas setiap tahun produksinya
meningkat, namun kualitasnya masih mengalami kekurangan yakni masih
terdapat jamur alfaktosin. Kekurangan dari sisi kualitas karena proses produksi
belum dilakukan dengan tepat terutama pada pengolahan dan pasca panen.
Rendahnya kualitas menyebapkan permasalahan dalam pemasaran sehingga
berdampak pada tingkat pendapatan masyarakan Maluku Utara.

19
Pemerintah provinsi Maluku tahun 2008, menetapkan pala sebagi
komoditas keunggulan di daerah. Berbagai kegiatan dilakukan pada tingkat
lokal, nasional, bahkan internasional untuk mengembangkan pala di Maluku
Utara. Pemerintah daerah memberikan bantuan bibit kepada petani, kegiatan
tersebut untuk mencari solusi merumuskan kebijakan agar dapat meningkatkan
kuantitas dan kualitas produksi pala, namun belum memberikan hasil yang
optimal, karena pelaksanaan kebijakan berorientasi proyek, tidak memahami
budaya dan sistem sosial masyarakat ( Ambon Ekspres, 20 mei 2008).
Petani diharapkan bekerja bersama-sama dalam pengolahan pala, agar
pemerintah tidak hanya sebatas memberikan bantuan dan membuka peluang
bagi investor menanamkan modal di sektor perkebunan untuk mencari
keuntungan sepihak, tetapi memberikan bantuan yang kontrik kepada petani
melalui sub sistem agribisnis pala sebagai syarat keharusan, bagi
pengembangan ekonomi masyarakat. Pengembangan sektor pertanian
sabaiknya di arahkan ke sistem agribisnis untuk meningkatkan nilai tambah
dan pendaatan bagi masyarakat. , menurut Bustanul Arifin (2001).
D. Pembibitan Tanaman Hortikultura Sistem Koker Menggunakan Daun
Pisang.
Cabai memiliki akar tunggang, akar cabang, serta akar serabut berwarna
keputih-putihan yang menyebar kesemua arah hingga kedalaman 30-40 cm.
Buahnya berbentuk kerucut memanjang, lurus atau bengkok, meruncing pada
bagian unjungnya, permukaan licin mengkilap, diameter 1-2 cm, panjang 4-17
cm, bertangkai pendek, rasanya pedas. Buah muda berwarna hijau tua, setelah
masak menjadi merah cerah (Arianto 2010). Batang tanaman cabai memiliki
struktur yang keras dan berkayu, berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus,
dan bercabang banyak, sedangkan batang utama tumbuh tegak, batang tanaman
mencapai ketinggian 30-45 cm. Cabang beruas-ruas setiap ruas ditumbuhi daun
dan tunas (Cahyono, 2003). Tangkai putik warnanya putih, panjangnya sekitar
0,5 cm.

20
Warna kepala putik kenuning-kehijauan, sedangkan tangkai sarinya
berwarna putih, tapi yang dekat dengan kepala sari ada bercak kecoklatan
(Setiadi, 1993).
Cara menyeleksi biji mudah saja, calon benih dimasukan ke dalam
ember atau bak berisi air. Kemudian air tersebut diaduk-aduk kemudian dilihat
biji-biji tersebut, kalau ada biji yang mengembang, berarti ini kurang baik, jadi
harus di singkirkan.
Hampir semua jenis tanah cocok untuk budidaya tanaman pertanian,
cocok pula untuk tanaman cabai. Untuk mendapatkan kuantitas dan kualitas
hasil yang tinggi, cabai menghendaki tanah yang subur, gembur, kaya akan
bahan organik, dan tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (namatoda)
dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5,5-6,8,
karena pada pH di bawah 5,5 atau di atas 6,8 hanya akan menghasilkan
produksi yang sedikit (rendah) (Rukmana, 1994).
pada waktu pengambilan semai dari persemaian lapangan atau
persemaian kotak memakai koker dengan cara memasukkan koker miring ke
bawah akar tunggang sehingga tidak merusak perakaran. Kemudian koker di
angkat ke atas sehingga semai akan terangkat ke atas, pada waktu angkat keatas
sehingga semai ini usahakan agar akar tunggang jangan sampai membengkok
(Pracaya, 1993).
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dari kegiatan magang di BPTP malku Utara
dari 4 kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi atau pengamatan di lakukan dengan cara mengamati langsung :
Praktek pembuatan makanan ternah hijauan makanan ternak (silase),
budidaya tanamna cabai merah yang di tanam pada lahan kering,
perbanyakan tanaman bersertifikat secara generative dan vegetative dan
pembuatan koker dari daun pisang yang di lakukan oleh pendamping
lapangan dari BPTP Maluku Utara
2. Praktek lapangan

21
Praktek lapangan di lakukan dengan praktek langsung di lapangan teknik
Praktek pembuatan makanan ternah hijauan makanan ternak (silase),
budidaya tanamna cabai merah yang di tanam pada lahan kering,
perbanyakan tanaman bersertifikat secara generative dan vegetative dan
pembuatan koker dari daun pisangyang di pandu langsung oleh
pendamping lapangan dari BPTP Maluku Utara
3. Studi pustaka
Studi pustaka di lakukan dengan penelusuran literature melalui internet,
buku-buku pendukung kegiatan pembuatan makanan ternah hijauan
makanan ternak (silase), budidaya tanamna cabai merah yang di tanam
pada lahan kering, perbanyakan tanaman bersertifikat secara generative
dan vegetative dan pembuatan koker dari daun pisang yang ada di BPTP
Maluku Utara
3.3 Pembahasan
3.3.1. Pengenalan teknologi fermentasi hijauan sebagai pakan ruminansia
(pembuatan silase)
Macam-macam fermentasi pakan hijauan adalah salah satu permasalaha
dalam pengembangan ternak sapi dan kambing adalah ketersediaan
pakan,terutama pada musim kemarau. Salah satu upaya terobosan tersebut
adalah dengan menggunakan teknologi fermentasi. Dengan fermentasi kita
dapat memanfaatkan hasil samping budidaya tanaman pangan dan perkebunan.
Pakan hijauan yang melimpah saat musim penghujan bisa difermentasi sebagai
persediaan pakan,terutama pada saat musim kemarau.

Gambar 1. Proses pengambilan Gambar 2. Rumput gajah

22
rumput gajah
Pada Gambar 1. dan Gambar 2. Diatas menjelaskan proses penggambilan
rumput gajah yang akan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan silase.
Rumput gajah adalah rumput berukuran besar dan mengandung nutrisi tinggi,
biasanya dipakai sebagai pakan ternak seperti sapi, dan kambing.

Gambar 3. Mesin coper Gambar 4. Proses pemotongan rumput


gajah

Gambar 3. Menjelaskan tentang mesin coper. Mesin ini tergolong multi


fungsi karena tidak hanya berfungsi umtuk memotong rumput saja, tetapi juga
mampu memotong dedaunan kecil untuk pakan ternak atupun kompos sehingga
ternak bisa mencerna makan dengan mudah karena rumput atau dedaunan akan
dipotong menjadi ukuran yang paling kecil dan halus. Gambar 4. Menjelaskan
tentang proses pemotongan rumput gajah. Cara memotong rumput gajah dengan
menggunakan mesin coper untuk menghaluskan rumput gajah, cara ini
dilakukan sehingga ternak bisa mencerna makanan dengan mudah.

23
Gambar 5. Dedak padi Gambar 6. Proses pencampuran dedak
padi dengan rumpur gajah
Gambar 5. Menjelaskan tentang dedak padi. Dedak padi merupakan
bahan campuran yang digunakan untuk membuat silase yaitu dedak padi. Dedak
padi merupakan bahan tambahan yang dapat digunakan sebagai sumber
karbohidrat terlarut. Gambar 6. Membahas tentang proses pencampuran dedak
padi dengan rumput gajah. Cara pencampuran rumput gajah dan dedak, setelah
sudah memotong rumput gajah kecil-kecil dengan ukuran 3-5 cm,dan 5-10 cm,
kemudian dilakukan pencampuran rumput gajah yang sudah di potong-potong
dengan dedak, kemudian dicampurkan sedik demi sedikit, setelah itu
dicampurkan sampai semuah rumput gajah dan dedak tercampur merata.

Gambar 7. Em4 Gambar 8. Proses pencampuran em4


dengan air

24
Gambar 7. Membahas tentang Em4. Penambahan Em4 ke dalam silase
hijauan pakan ternak untuk tujuan penyimpanan hijauan pakan ternak segar akan
menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Selain itu penambahan Em4 akan
meningkatkan nafsu makan ternak dari aroma asam yang ditimbulkan, selain itu
juga penambahan Em4 berfungsi sebagai proses pertumbuhan bakteri dalam
pembuatan silase.
Gambar 8. Membahas tentang proses pencampuran Em4 dengan air.
Proses pencampuran Em4 dengan air, setelah sudah dicampurkan rumput gajah
dan dedak, kemudian dipercikan kembali dengan Em4 yang sudah diaduk
dengan air, dan di campur kembali dengan rumput gajah dan dedak, lalu
dimasukan kedalam silo atau kantong plastik dan dipadatkan hingga kedap
udara. Setelah itu akan menunggu proses fermentasi selama 21 hari.

Gambar 9. Cara memberikan pakan ternak.


Proses pemberian pakan silase terhadap ternak dengan cara pemberian 2x
dalam sehari yaitu pagi dan sore.

Ciri-ciri khas silase yang baik adalah bauhnya khas yaitu silase berbau
asam namun sedap dan tidak tengik, rasanya tidak pahit, tidak ada tanda-tanda
pembusukan, berlendir, tidak bergumpal, dan nampak berjamur, kadar air dan
warna merata, silase yang baik adalah hijau kekuning-kuningan atau agak
kecoklat-coklatan, bila mana warna sama daun tembakau kering berarti suhu
timbunan selama fermentasi terlalu tinggi.

25
Berikut gambar silase di bawah ini yang sudah siap untuk diberikan pada
ternak ruminansia sebagai persediaan pakan pada saat musim kemarau yang
panjang.

Gambar 10. Hasil Silase Gambar 11. Silase siap ternak


konsumsi

3.3.2. Penyusunan Studi Literatur Budidaya Tanaman Hortikultura


Cabai merupakan salah satu tanaman hortikultura yang berasal dari
anggota Genus Camsicum. Cabai sendiri terdiri dari beberapa jenis, namun di
indonesia hanya beberapa jenis cabai yang dikenal oleh masyarakat yaitu cabai
besar, cabai keriting, dan cabai rawit.
Wadah semai yang biasa digunakan antara lain polybag kecil, kantung
plastik, daun pisang, atau memanfaatkan bekas minuman/aqua yang diberi
lubang.
Benih di ambil dari pertanaman yang sehat, berasal dari buah yang telah
matang penuh dan sehat.
Benih disemai satu persatu dalam wadah semai yang sudah di isi media
semai, dan ditutup dengan media semai halus dengan cara diayakan. Untuk
mempertahankan kelembaban, Di masukan kedalam Kebun Benih Inti (KBI),
selama di persemaian di lakukan penyiraman dengan memercikan air.
Bibit yang di tanam adalah yang telah berumur 20-30 hari atau berdaun
4-5 lembar, penanaman cabai di sela tanaman pala dan kelapa dengan jumlah
bibit 65 pohon dengan jarak 60 cm x 70 cm.

26
Pemeliharaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam budidaya
cabai. Penyiraman di lakukan setiap pagi atau sore hari jika tidak ada hujan.
Pemberian Pupuk kompos sebagai pupuk dasar. Cabai pada umumnya
diberikan pupuk setelah berumur 7 hari, 10 hari, atau 15 hari setelah
tanam.

Gambar 12. Persemaian benih Gambar 13. Proses penyiraman benih

Persemaian (Nursery)adalah tempat Selama dalam proses penyemaian di


atau areal untu kegiatan memproses lakukan penyiraman dengan cara
benih/semai yang siap di tanam di memercikan air ke bibit tanaman
lapangan.

Gambar 14. Proses penyiapan lahan Gambar 15. Proses penggalian lubang
bibit cabai
Kegiatan dalam mempersiapkan Pada jarak yang telah di tentukan dengan
lahan sebelum di tanam dengan jarak 60 cm x 70 cm, kemudian di buat
maksut agar lahan tersebut ideal bagi lubang tanaman dengan menggunakan
pertumbuhan tanaman. cangkul.

27
Gambar 16. Proses penanaman bibit Gambar 17. Proses penyiraman tanaman
cabai cabai.

Cara menanamnya adalah dengan Proses penyiraman tanaman cabai di


membuka atau merobek polybag, lakukan pagi dan sore hari, jika tidak ada
kemudian masukan bibit cabai hujan
beserta media tanam kedalam lubang
tanaman
3.3.3. Perbanyakan Benih Pala Bersertifikat Secara Generatif Dan
Vegetatif
Keberhasilan usaha tani tanaman pala ditentukan oleh faktor
penggunaan bibit yang baik tanaman pala bibitnya berasal dari biji
mempunyai kelebihan sistem perakaran yang kuat dan berumur penjang.
Disamping itu, bibit yang berasal dari biji juga penting artinya untuk
menyediakan batang bawah dalam penyambungan, misalya untuk
memproduksi bibit okulasi. Langka-langka kerja sebagai berikut:
Biji pala dipilih dari buah yang sudah tua (matang) di pohon,
keadaannya sehat dan bentuknya normal. Biji di bersikan dari sari daging
buahnya, kemudian biji diseleksi atau di pilih dari yang bertunas dan seragan
dalam ukuran dan bertnya. Biji yang telah diseleksi segera di cuci dengan air
bersih, kemudian dikeringkan di tempat yang teduh selama 2-3 hari hingga
kandungan air dalam biji berkisar 12%-14%. Biji tersebut dikemas dalam
wadah atau dapat langsung disemaikan.
Tempat persemaian dipilih arel yang dekat dengan sumber air dan pos
penjagaan. Tempat semai biji pala dapat dilakukan dengan kantong plastik

28
(polybag) dan bedengan persemaian. Tata cara membuat tempat semai
tersebut meliputi langka-langka kerja sebagai berikut:
Tempat semai dalam polybag mempunyai beberapa kelebihan, yaitu
pada waktu bibit di pindahkan kekebun tidak mengalami terhentinya
(stagnasi) pertumbuhan, dan tingkat kematian bibit relatif rendah. Cara
menyiapkan tempat semai benih pala dalam kantong plastik (polybag) adalah
sebagai berikut: mula-mula disiapkan kantong plastik hitam atau polybag
berdiameter 10-15 cm, kemudian dilubangi bagian dasar. Selanjutnya
disiapkan pula medium semai berupa campuran tanah dan pupuk kandang
halus atau diayak,dengan perbandingan 1:1 atau 2:1, medium tadi dimasukan
kedalam polybag hingga cukup penuh, lalu disiram dengan air bersih hingga
cukup basah, polybag yang telah diisi medium semai disimpan ditempat yang
rata secara teratus atau berjajar membentuk bedengan.
Tata cara membuat bedengan sebagai tempat semai adalah sebagai
berikut:
Lahan persemaian dipilih tempat yang strategis, yaitu dekat dengan
sumber air dan jalan, lahan terpilih dibersikan dari rumput-rumput, liat dan
kerikil, tanahnya diolah atau di cangkul sedalam 30 cm hingga gembur,
kemudian dikeringkan selama 10-15 hari, dibuat bedengan persemaian ukuran
lebar 100-200 cm, tinggi 30 cm, jatak antara bedengan 60 – 80 cm, dan
panjangnya disesuaikan dengan keadaan lahan, taburkan pupuk kandang yang
sudah matang sebanyak 2 kg/m2 luas bedengan, kemudian campurkan dengan
lapisan tanah hingga merata.
Sebelum benih pala disemai sebaiknya direndam dulu larutan zat
pengatur tumbuh.untuk merangsang pertumbuhan akar dapat digunkan ZPT
atonik dengan kosentrat yang di anjurkan sebagaimana tertera pada lebel
(kemasan) ZPT tersebut.
Menyemai biji pala dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menyemai
biji pala dalam polybag dan menyemai biji pala dalam bedengan, tergantung
pada tempat semai yang telah disiapkan sebelumnya.

29
Cara menyemai pala dalam polybag adalah mula-mula dengan telunjuk
dibuat lubang kecil dan dangkal, kemudian tiap butir biji pala dimasukan
dalam medium semai sedalam 1 cm sambil tutup dengan tanah tipis.
Sedangkan cara menyemai biji pala pada bedengan adalah mula-mula dibuat
lubang tunggal atau larikan yang mempunyai jarak 15 cm x 15 cm. Letak
benih harus tepat tidak terbalik yaitu jalur putih pada kulit biji beradah pada
bagian bawah. Biji yang baik untuk berkecambahan memerlukan waktu 4-8
minggu.perkecambahan biji pala dapat dipercepat menjadi 1-2 minggu
apabila kulit biji (cangkang) dibuang dengan hati-hati.
Setelah biji berkecambahan ditempat persemaian dapat dipindahkan
langsung ke polybag. Waktu yang paling baik untuk memindahkan kecambah
ini adalah pada saat akar baru keluar dan bakal batang baru muncul diatas
permukaan bedengan. Jika pemindahannya terhambat sampai bakal batang
menjadi lebih panjang, maka akan banyak menimbulkan kematian bibit
karena bibit mudah sangat mudah layu, peka terhadap serangga, serta banyak
terjadi kerusakan batang dan akar.
Bibit mudah (seedling) dipersemaian perlu dipelihara secara intensif
selama 8 – 12 bulan. Kegiatan pemeliharaan bibit yang baik meliputi
aktivitas-aktivitas sebagai berikut: penyiraman dilakukan 2 kali sehari,
terutama pada musim kemarau, pemupukan dilakukan tiap 1-3 bulan sekali
dengan pupuk campuran Urea+KCL (2:1:1) sebanyak 30 gram dan dilarutkan
dalam 10 liter air, kemudian disiramkan kedalam tanah persemaian.
Contohnya pada gambar di bawah ini!

30
Gambar 18. Penyiapan biji (benih). Gabar 19. Tempat semai dalam
polybag.
Biji pala dipilih dari buah yang
sudah tua (matang) di pohon, Tempat semai dalam polybag
keadaannya sehat dan bentuknya mempunyai beberapa kelebihan, yaitu
normal. pada waktu bibit di pindahkan
kekebun tidak mengalami terhentinya
(stagnasi) pertumbuhan, dan tingkat
kematian bibit relatif rendah

Gambar 20. Tempat semai berupa Gambar 21. Memelihara benih


bedengan

Lahan persemaian dipilih tempat Bibit mudah (seedling) dipersemaian


yang strategis, yaitu dekat dengan perlu dipelihara secara intensif selama
sumber air dan jalan, lahan terpilih 8 – 12 bulan.
dibersikan dari rumput-rumput, liat
dan kerikil, tanahnya diolah atau di
cangkul sedalam 30 cm hingga
gembur.

Perbanyakan pala secara vegetatif (sambung pucuk)


Perbanyakan pala secara vegetatif dilakukan dengan cara sambung pucuk
meliputi penyiapan batang bawah dan batang atas (entres), teknik
penyambungan, dan pemeliharaan benih.
Langka-langka untuk melakukan kegiatan perbanyakan pala secara vegetatif atau
sambung pucuk sebagai berikut:

31
Gambar 22. Penyiapan batang bawah Gambar 23. Pengambilan batang atas
atau enters
Penyiapan batang bawah, kriteria
batang bawah adalah tidak terserang Penyiapan batang atas,kriteria batang
hama dan penyakit, batang bawah atas adalah batang atas berasal dari
ditanam didalam polybag yang pohon induk pala betina dan pala
berukuran 15 x 20 cm, batang bawah jantan, batang atas di ambil yang
berumur 20 – 30 hari. sudah berkayu dan berdaun dengan
warna hijau tua.

Gambar 24. Pemotongan benih Gambar 25. Buat irisan vertikal


bagian batang atas ( huruf V )

Kemudia potong benih pada Setelah itu diruncingkan pangkalnya


ketinggian 5-10 cm dari biji berbentuk huruf V sepanjang 3-4 cm.
kecambahan (kotiledon).

32
Gambar 26. Pembelahan bagian Gambar 27. Proses pemasukan
batang bawah batang bawah dan batang atas

Setelah sudah membuang daun pada Setelah itu masukan bagian batang
batang bawah maka akan membela bawah dan kambium batang atas
batang bawah pada bagian tengah. pastikan harus menempel dengan
sempurna.

Gambar 28. Proses pengikatan tali Gambar 29. Pembungkusan


plastik bening menggunakan kantong plastik

Kemudian di ikat dengan tali plastik Setelah batang atas dan batang
bening ( lebar 1 cm ). bawah terikat dengan sempura,
setelah itu di singkup dengan
kantong plastik yang sudah di
basahkan dengan air, kemudian di
simpan di tempat yang tidak terkenal
cahaya matahari secara langsung.

Ciri-ciri keberhasilan perbanyakan benih pala bersertifikat secara


generatif dan vegetatif

33
Secara generatif
1. Mempunyai sistem perakaran yang kuat
2. Menyediadak batang bawah dalam penyambungan misalnya bibit
okulasi
Secara vegetatif
1. Bisa membedahkan mana pala betina dan mana pala jantan
2. Cepat berbuah
3. Batang bawah hutan tahan terhadap penyakit

3.3.4 Pembibitan Tanaman Hortikultura Sistem Koker Menggunakan


Daun Pisang.
Tanaman hortikultura terutama sayuran mempunyai peran yang sangat
penting dalam peningkatan gizi masyarakat. Adanya kesadaran masyarakat
akan kebutuhan gizi yang cenderung meningkat menyebapkan bertambanya
permintaan sayur-sayuran dan juga jenis sayur yang semakin bervariasi. Salah
satu tanaman hortikultura yang berpeluang besar untuk dikembangkan adalah
cabai merah karena tanaman cabai merah sangat penting peranannya baik
untuk dikonsumsi dalam negeri maupun diekspor. Cabai merah merupakan
salah satu komoditi hortikultura yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan manusia, karena sebagai penghasil gizi juga sebagai bahan
campuran makan dan obat-obatan (Ashari, 1995).

34
Gambar 30. Daun pisang Gambar 31. Daun kelapa

Pilih daun pisang yang cukup tua. Lidi yang digunakan untuk membuat
Potong pangkal daun unjungnya koker yaitu dengan menggunakan lidi
untuk mendapat selembar daun dari daun kelapa.
dengan panjang sekitar 7 cm.

Gambar 31. Membuat gulungan Gambar 34. Meletakan tempat


berbentuk bulat diameter 2 atau 3 jari. semai di tempat yang rata.

Pertahankan bentuk bulat dengan cara Agar mudah untuk memasukan


tusuk gunakan lidi di unjung putaran tanah, gulungan daun diletakan di
daun pisang dan akhirnya semai benih tempat atau pot dengan posisi
berbentuk pipa. tegak.

35
Gambar 35. Proses pengisihan media Gambar 36. Bibit cabai
ke dalam koker.
persiapan benih cabai untuk
Masukan media semai, tekan sampai keperluan penanaman dikebun
cukup padat, terutama pada bagian dapat diproduksi sendiri atau jika
dasar, agar ketika tempat semai ingin mudah, di beli di toko-toko
dipindahkan, media semai tidak pertanian.
tumpah.

Gambar 37. Memasukan bibit cabai Gambar 38. Peletakan benih


dalam koker
Setelah diisi media semai, benih Letakan tembat semai yang telah
dimasukan kedalam lubang yang dibuat diisi ketempat persemaian.
mengunakan lidi atau bambu.

36
Gambar 39. Penyiraman bibit Gambar 40. Pertumbuhan bibit

Bibit tanaman yang mulai tumbuh Jika bibit sudah mulai tumbuh dan
disirami dengan hati-hati agar batang layank untuk ditanam maka akan
tanaman tidak patah. dipindahkan ke lahan untuk
ditanam.

37
BAB IV PENUTUP

4.1 Simpulan
1. Silase merupakan salah satu alternatif pakan fermentasi yang mudah
dibuat untuk memperpanjang masa simpan hijauan pakan ternak yang
bermanfaat.
2. Tanaman cabai pada umumnya tumbuh pada musim kemarau, tetapi
dengan pengairan yang baik, iklim merupakan faktor yang sangat penting
dalam becocok tanam. Budidaya tanaman lorong adalah cara
memanfaatkan lahan-lahan yang sudah kurang unsur hara, kritis dan dan
sudah kering.
3. Dari pernyataan di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa
perbanyakan benih pala bersertifikat adalah Jaminan kepastian hasil,
kualitas, kemurnian dan keseragaman tanaman dan produk maka bahan
tanaman yang digunakan untuk pengembangan pala dapat dilakukan
secara generatif dan vegetatif.
4. Pembuatan koker adalah salah satu cara untuk membuat tempat
persemaian benih yang sangat mudah bagi para petani,karena pembuatan
koker tidak perlu harus mengeluarkan uang lagi, karena hanya
menggunakan daun pisang dan lidi untuk bisa membuat koker. Manfaat
dari koker yang dibuat dari daun pisang yaitu sangat bermanfaat bagi
petani karena tidak hanya mudah dibuat tepi juga daun pisang bisa
menjadi pupuk kompos bagi tanaman.
4.2 Saran
1. Perlu penambahan waktu magang selama kurang lebih empat bulan
2. Praktek budidaya tanaman sampai pada panen atau satu kali musim
tanam

38
DAFTAR PUSTAKA

Anonimc. 2010. Budidaya Cabai Hibrida. http:// www. Tanindo. Com/Budidaya


Cabai/Cabai Hibrida.htm. Diakes 10 Mei 2010

Arianto, 2010,http://ariantoganggus.blogspot.com/2010/01/budidaya-tanaman-
cabai.html.di akses pada tanggal 3 april 2010.

Ambon Ekspres, Terbitan Tanggal 20 Mei 2008.

Bustanul Arifin, 2001, Spektrum Kebijakan Pertanian Indonesia, Erlangga,


Jakarta.

Cahyono, Bambang,2003. Cabai rawit teknik budidaya dan analisis usaha tani.
Kanisisus, Jakarta

Dermawan R, Asep H. 2010. Budidaya Cabai Unggul, Cabai Besar, Cabai


Keriting,Cabai Rawit, dan Paprika. Jakarta Penebar Swadaya.

Hidayat , n. 2014. Karakteristik dan kualitas silase rumput gajah menggunakan


berbagai sumber dan tingkat penambahn karbohidrat fermentable.
Jurnal ilmiah fakultas peternakan universitas jendral soedirman,
purwokerto. Agripet 14(1): 42-49.

Harpenas, Asep dan R. Dermawan. 2010. Budidaya Cabai Unggul. Penabar


Swadaya. Jakarta.

Harahap a. E. 2017. Kualitas bakteri asam laktat isolasi jerami padi dengan
penambahan berbagai level molasses. Jurnal peternakan. 14(1): 25 –
30

Hewindati, Yuni Tri dkk. 2006. Hortikultura. Universitas Terbuka. Jakarta

Kojo, r. M. Rustandi., tulung, y. R. L. Dan malalantang. 2015. Pengaruh


penambahan dedak padi pada tepung jagung terhadap kualitas silase
rumput gajah. Jurnal zootek . 35(1): 21-29

Kurnianingtyas, i. B,. Pandansari, p. R,. Astuti, i,. Widyawati, s. D, dan


suprayogi, w.p.s 2012. Pengaruh macam akselerator terhadap
kualitas fisik, kimiawi, dan biologis silase rumput kolonjono .
Tropical animal husbandry. 1(1): 7-14.

Marzuki, 2007 dan Ustaman, 2007. Karakterisasi Produksi, Proksimat Astiri


Pala Banda, Makala Pada Seminar Nasional Akselerasi Inovasi

39
Teknologi Pertsnisn Spesifik Lokasi Mendukung Ketahanan
Mapngan Di Wilayah Maluku, 29-30 Oktober 2007.

Muttaqin , m. I. H. Dan novia ,a. 2011 beternak sapi kambing ,dan domba
potong. Cahaya atma. Yogyakarta.

Pracaya, 1993. Bertanam lombok. Kanisius, Yogyakarta

Purseglove , J.W,. E.G. Brown,S.L. Green, S.R.J. Robbins. 1995. Spices.


Longkan, New York. P. 175-228.

Rehatta H,. Watimena a. Y., Tupamahu F.,.2016. Kajian Produktivitas Tanaman


Pala (Myristica Sp.) Di Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram
Bagian Barat. Jurnal J. Budidaya Pertanian Vol. 12(1): 51-54 Th.
2016 ISSN:1858-4322

Rismunandar. 1990. Budidaya dan Tataniaga Pala. Cetakan Kedua. Penebar


Swadaya, Jakarta.

Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Cabai Merah Sistem Mulsa Plastik Kanisius,
Yogyakarta.

Setiadi, 1993. Bertanam cabai. PT . Penebar Swadaya. Jakarta.

Wati, s. W. Mashudi. Irsyammawati, a. 2018. Kualitas silase rumput odot


(pennisentum purpureum cv. Moot) dengan penambahan
lactobacillus plantarum dan molasses pada waktu inkubasi yang
berbeda. Jurnal nutrisi ternak tropis. 1(1): 45-53.

Yunus m. (2009). Pengaruh pemberian daun lamo (leucaena leocephala)


terhadap kualitas selase rumput gajah ( pannisentum purpereum )
yang diberi molasses. Agripet. 9 (1)

40
LAMPIRAN
.

.
.

41
42
43
44

Anda mungkin juga menyukai