Makalah ANGGUN A32122010.

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PANDANGAN HAKIKAT TENTANG TOKOH ISLAM

Dosen pengampu: Dr.Dwi septiwiharti

,S.S M.ph

Disusun Oleh:

ANGGUN_A32122010

Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya , yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Fatwa ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Palu, 19 NOVEMBER 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BABI .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

A. Latar belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Pengertian Hakikat Pendidikan Islam .......................................................... 3

B. Sumber Dan Dasar Pendidikan Islam .......................................................... 4

C. Tujuan Pendidikan Islam ............................................................................... 5

D. Fungsi Pendidikan Islam ............................................................................. 6

BABIII PENUTUP ............................................................................................. 9

A.Kesimpulan ..................................................................................................... 9

B.Saran ................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai petunjuk

bagi manusia dan hukum-hukum sempurna untuk dipergunakan manusia dalam

menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta mengatur hubungan dengan dan

tanggung jawab kepada Allah, kepada masyarakat serta alam sekitarnya. Agama

Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai

berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi. Salah satu ajaran Islam

adalah mewajibkan kepada umat Islam untuk

melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat

memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah. Bilamana pendidikan kita

artikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniah) yang menghasilkan

manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung

jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti

menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.

Usaha kependidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi

memberikan vitamin bagi pertumbuhan manusia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan islam ?

2. Apa sumber dan dasar pendidikan islam ?

3. Apa tujuan pendidikan islam ?


4. Apa fungsi pendidikan islam ?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui apa hakikat pendidikan Islam;

2. Untuk mengetahui sumber dan dasar pendidikan Islam;

3. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Islam;

4. Untuk mengetahui fungsi pendidikan Isla


BABII
PEMBAHASAN

A.Pengertian Hakikat Pendidikan Islam


Secara umum konsep pendidikan Islam mengacu pada makna asal kata yang

membentuk kata pendidikan itu sendiri dalam hubungannya dengan ajaran Islam.

Dalam hal ini akan dirunut hakikat pendidikan Islam yang sekaligus

menggambarkan apa yang dimaksud dengan pendidikan menurut pengertian secara

umum. Pendidikan Islam berarti sistem pendidikan yang memberikan kemampuan

seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita dan nilai-nilai

Islam yang telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya, dengan kata lain

pendidikan Islam adalah suatu sistem kependidikannya yang mencakup seluruh

aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah sebagaimana Islam telah

menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun

ukhrawi. Ada tiga istilah yang lazim digunakan dalam pendidikan Islam, yaitu:

1. Tarbiyah

Pendidikan berasal dari padanan bahasa arab ‫” التربية‬tarbiyah”. Abdurrahman

Nahlawy menyebutkan bahwasannya kata ”tarbiyah” secara etimologi berasal dari

tiga asal kata, Yaitu ‫ ربا‬rabaa ‫ يربو‬yarbuu yang berarti bertambah dan berkembang,

Yang kedua dari kata ‫ ربي يربي‬rabiya yarbiy yang berarti tumbuh. Dan yang ketiga

‫ رب يربي‬rabba yurabbi yang berarti memperbaiki atau membenahi. Manusia perlu

di bantu agar ia berhasil menjadi manusia. Seseorang dapat dikatakan menjadi

manusia, bila telah memiliki (sifat) kemanusiaan. Ini menunjukkan bahwa tidaklah

mudah menjadi manusia, apalagi yang Allah Swt. memberikan amanah besar yang
harus ia jaga, yang mana makhluk-makhluk lain ciptaannya merasa berat untuk

menanggungnya, namun manusia sebaliknya berani menanggungnya. Dan hal ini

membuat makhluk lainnya menjadi sanksi akan kemampuan manusia bahkan bisa

di dikatakan iri. Secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam

adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Islam adalah bersumber pada

pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya, termasuk

manusia. Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang dikandung

dalam term al-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu:

a. Memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa (baligh)

b. Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan

c. Mengarahkan seluruh fitrfah menuju kesempurnaan

d. Melaksanakan pendidikan secara bertahap.

Dari penjelasan tersebut dapat diringkas bahwa prinsip-prinsip dasar

pengertian tarbiyah dalam Islam adalah pertama, bahwa murabbi (pendidik) yang

sebenarnya hanyalah Allah, karena Dia Pencipta fitrah, potensi kekuatan dan

kelemahan, dan paling tahu tentang hakikat manusia itu sendiri, karenanya perlu

dipelajari terus menerus siapa sebenarnya manusia itu sesuai dengan perintah

Tuhan. Kedua, penumbuhan dan pengembangan secara sempurna semua dimensi

manusia baik materi, seperti fisiknya, maupun immateri seperti akal, hati,

kehendak, kemauan adalah tanggung jawab manusia sebagai konsekwensi

menjalankan fungsinya sebagai hamba Tuhan dan sebagai fungsi khalifah. Ketiga,

dalam proses tarbiyah seharusnya mengambil nilai dan dasarnya dari Al-Qur’an dan

Sunnah dan berjalan sesuai dengan sunnatullah yang digariskan-Nya. Keempat,


setiap aktivitas tarbiyah mengarah kepada penumbuhan, perbaikan, kepemimpinan,

atau penjagaan setiap dimensi dalam diri manusia, baik aktivitas itu direkayasa atau

secara nattural. Kelima, tarbiyah yang direkayasa mengharuskan adanya rencana

yang teratur, sistematis, bertahap, berkelanjutan dan fleksibel. Keenam, bahwa

yang menjadi subjek sekaligus objek dalam aktivitas tarbiyah adalah manusia.

Ketujuh, bahwa kata tarbiyah tida terbatas pengetiannya sebagai sekedar transfer

ilmu, budaya, tradisi, dan nilai tetapi juga pembentukan kepribadian (transformatif)

yang dilakukan secara bertahap.

2. Ta’dib

Berasal dari istilah Ta’dib ( ‫ ) تاءديب‬berasal dari kata adaba ya’dubu yang

berarti melatih, mendisiplinkan diri untuk berperilaku yang baik dan sopan santun.

Secara terminologi Ta’dib merupakan usaha untuk menciptakan situasi dan kondisi

sedemikian rupa sehingga mendorong dan memotivasi setiap individu untuk

berperilaku dan berperadaban yang baik sesuai yang diharapkan[1]. Sebagai

pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam

manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan

penciptaan sedemikian rupa, sehingga hal ini membimbing ke arah pengenalan dan

pengakuan tempat Tuhan yang tepat di dalam tatanan wujud dan kepribadian.

Makna al-ta’dib berarti pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-

angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta didik) tentang tempat-tempat

yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan.


yang secara berangsur-angsur ditanamkan ke dalam diri manusia (peserta

didik) tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan

penciptaan.

3. Ta’lim

Istilah al-Ta’lim telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan

islam. Menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal dibanding dengan al-

Tarbiyah maupun al-Ta’dib. Rasyid Ridha mengartikan al-Ta’lim sebagai proses

transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan

ketentuan tertentu. Jalal memberikan alasan bahwa proses taklim lebih umum

dibandingkan dengan proses tarbiyah. Pertama, ketika mengajarkan membaca Al-

Qur’an kepada kaum muslimin,

Rasulullah SAW tidak terbatas pada membuat mereka sekedar dapat

membaca, melainkan membaca dengan perenungan yang berisikan pemahaman,

pengertian, tanggung jawab, penanaman amanah sehingga terjadi pembersihan diri

(tazkiyah al-nufus) dari segala kotoran, menjadikan dirinya dalam kondisi siap

menerima hikmah, dan mempelajari segala sesuatu yang belum diketahuinya dan

yang tidak diketahuinya serta berguna bagi dirinya. Kedua, kata taklim tidak

berhenti hanya kepada pencapaian pengetahuan berdasarkan prasangka atau yang

lahir dari taklid semata-mata, ataupun pengetahuan yang lahir dari dongengan

hayalan dan syahwat atau cerita-cerita dusta. Ketiga, kata taklim mencakup aspek-

aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya

serta pedoman perilaku yang baik. Dengan demikian kata taklim menurut Jalal

mencakup ranah kognitif, afektif,dan psikomotorik dan berlangsung sepanjang


hayat serta tidak terbatas pada masa bayi dan kanak-kanak, tetapi juga orang

dewasa. Sementara itu Abrasyi, menjelaskan kata taklim hanya merupakan bagian

dari tarbiyah karena hanya menyangkut domain kognitif. Al-Attas menganggap

kata taklim lebih dekat kepada pengajaran atau pengalihan ilmu dari guru kepada

pembelajaran, bahkan jangkauan aspek kognitif tidak memberikan porsi

pengenalan secara mendasar.

B. Sumber dan Dasar Pendidikan Islam

Dasar yang menjadi acuan Pendidikan Agama Islam harus melakukan sumber

nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan pada aktivitas yang dicita-

citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai yang universal, yang

dapat dikonsumsikan untuk keseluruh aspek kehidupan manusia serta merupakan

standart nilai yang dapat mengevaluasi kegiatan yang selama ini berjalan. Drs. Said

Ismail Ali dalam bukunya Hasan Langgulung menyebutkan, bahwa dasar ideal

Pendidikan Agama Islam terdiri dari 6 macam yaitu: Al-Qur'an, sunnah Nabi, kata-

kata sahabat,

kemaslahatan sosial nilai-nilai dan kebiasaan sosial, hasil pemikiran para

pemikir Islam.

1. Dasar pendidikan Islam merupakan landasan operasional yang dijadikan

untuk merealisasikan dasar ideal atau sumber pendidikan Islam. Menurut

Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan Islam terdapat enam

macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi, politik dan administrasi,


psikologis, dan filosofis. Yang mana keenam macam dasar itu berpusat

pada dasar filosofis.

2. Penentuan dasar tersebut agaknya sekuler, selain tidak memasukkan

dasar religius, juga menjadikan filsafat sebagai induk dari segala dasar.

Dalam Islam, dasar operasional segala sesuatu adalah agama, sebab

agama menjadi frame bagi setiap aktivitas yang bernuansa keislaman.

Dengan agama maka semua aktivitas kependidikan menjadi bermakna,

mewarnai dasar lain, dan bernilai ubudiyah. Oleh karena itu, dasar

operasional pendidikan yang enam di atas perlu ditambahkan dasar yang

ketujuh, yaitu agama.

C.Tujuan Pendidikan Islam

Hakekatnya tujuan Pendidikan Agama Islam adalah menanamkan taqwa dan

akhlak serta menegakkan kebenaran dalam rangka membentuk manusia yang

berpribadi dan berbudi luhur menurut ajaran Islam. Tujuan tersebut ditetapkan

berdasarkan atas pengertian bahwa: Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap

pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah

mengarahkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran

Islam.[3] Tujuan pendidikan agama Islam didasarkan pada sistem nilai yang

istimewa yang berasaskan pada Al-Qur’an dan Hadits, yaitu keyakinan kepada

Tuhan, kepatuhan dan penyerahan kepada segala perintah-Nya. Sebagaimana yang

dipraktekkan oleh Rosululloh SAW.

Jadi, pada dasarnya tujuan dari Pendidikan Agama Islam disamping

mencerdaskan kehidupan umat, membentuk manusia berkepribadian muslim, juga


untuk mencapai kebahagiaan lahir batin, dunia dan akhirat. Adapun yang menjadi

tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam adalah mempersiapkan manusia yang

abid dan yang menghambakan dirinya kepada Allah. Sebagai bagian dari komponen

kegiatan pendidikan, keberadaan rumusan tujuan pendidikan memegang peranan

sangat penting. Karena memang tujuan berfungsi mengarahkan aktivitas,

mendorong untuk bekerja, memberi nilai dan membantu mencapai keberhasilan.

Pendidikan Islam bertugas mempertahankan, menanamkan, dan mengembangkan

kelangsungan berfungsinya nilai-nilai islami yang bersumber dari kitab suci Al-

Qur’an dan Al-Hadis. Sedangkan Anwar Jundi menjelaskan di dalam konsep Islam,

tujuan pertama dan pokok dari pendidikan ialah terbentuknya manusia yang

berpribadi muslim.

D.Fungsi Pendidikan Islam

Fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat

memungkinkan tugas-tugas pendidikan Islam tersebut tercapai dan berjalan dengan

lancar. Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan yang bersifat struktural

dan institusional. Arti dan tujuan struktur adalah menuntut terwujudnya struktur

organisasi pendidikan yang mengatur jalannya proses kependidikan, baik dilihat

dari segi vertikal maupun segi horizontal. Faktor-faktor pendidikan bisa berfungsi

secara interaksional (paling memengaruhi) yang bermuara pada tujuan pendidikan

yang diinginkan. Sebaliknya, arti tujuan institusional mengandung implikasi bahwa

proses kependidikan yang terjadi di dalam struktur organisasi itu dilembagakan

untuk menjamin proses pendidikan yang berjalan secara konsisten dan

berkesinambungan yang mengikuti kebutuhan dan perkembangan manusia dan


cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal. Oleh karma itu, terwujudlah

berbagai jenis dan jalur kependidikan yang formal, informal, dan nonformal dalam

masyarakat.Fungsi pendidikan islam secara mikro sudah jelas yaitu memelihara dan

mengembangkan fitrah dan sumber daya insan yang ada pada subyek didik menuju

terbentuknya manusia seutuhnya sesuai dengan norma islam. Atau dengan istilah

lazim digunakan yaitu menuju kepribadian muslim. Lebih lanjut secara makro,

fungsi pendidikan islam dapat ditinjau dari feomena yang muncul dalam

perkambangan peradaban manusia, dengan asumsi bahwa peradaban manusia

senantiasa tumbuh dan berkembang melalui pendidikan.

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam yang ditulis oleh Abdul Halim, fungsi

pendidikan dilihat secara operasional adalah:

1.Alat untuk memelihara, memperluas, dan menghubungan tingkat-tingkat

kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat nasioanal;

2. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi, dan perkembangan. Pada garis

besarnya, upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan skill yang

dimiliki, serta melatih tenaga-tenaga manusia (peserta didik) yang produktif dalam

menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi yang demikian dinamis.

Menurut pandangan pendidikan islam, fungsi pendidikan itu bukanlah sekedar

mengembangkan kemampuan dan mencerdaskan otak peserta didik, tetapi juga

menyelamatkan fitrahnya. Oleh karena itu fungsi pendidikan dan pengajaran Islam

dalam hubungannya dengan faktor anak didik adalah untuk menjaga,

menyelamatkan, dan mengembangkan fitrah ini agar tetap menjadi al-fithratus

salimah dan terhindar dari al-fithratu ghairus salimah. Artinya, agar anak tetap
memiliki aqidah keimanan yang tetap dibawanya sejak lahir itu, terus menerus

mengokohkannya, sehinggamati dalam keadaan fitrah yang semakin mantap, tidak

menjadi Yahudi, Nashrani, Majusi ataupun agama-agama dan faham-faham yang

selain Islam.

3.Betapa pentingnya fungsi pendidikan dan pengajaran di dalam menyelamatkan

dan mengembangkan fitrah ini. Di pihak lain, pendidikan dan pengajaran juga

berfungsi untuk mengembangkan potensi-potensi/ kekuatan-kekuatan yang ada

pada diri anak agar ia bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya maupun

bagi pergaulan hidup di sekelilingnya, sesuai dengan kedudukannya sebagai hamba

Allah dan sebagai khalifah Allah di muka bumi ini.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk mengungkapkan hakikat pendidikan Islam, kata tarbiyah dipilih untuk

menunjuk pendidikan Islam karena beberapa pertimbangan:

1.Terma tarbiyah dapat diperluas makna semantiknya.

2.Terma tarbiyah lebih umum dapat diterima oleh masyarakat muslim di

Indonesia

3.Istilah tarbiyah lebih umum diterima dalam situasi lokal tertentu dari pada

terma taklim dan takdib.

Tujuan pendidikan Islam terdiri atats 5 sasaran, yaitu:

1.Membentuk akhlak mulia

2. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat

3. Mempersiapkan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya

4.Menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik

5.Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil

B. SARAN

Sedangkan fungsi pendidikan itu bukanlah sekedar mengembangkan

kemampuan dan mencerdaskan otak peserta didik, tetapi juga menyelamatkan

fitrahnya. Oleh karena itu fungsi pendidikan dan pengajaran Islam dalam
hubungannya dengan faktor anak didik adalah untuk menjaga, menyelamatkan, dan

mengembangkan fitrah ini agar tetap menjadi al-fithratus salimah dan terhindar dari

al-fithratu ghairus salimah. Artinya, agar anak tetap memiliki aqidah keimanan

yang tetap dibawanya sejak lahir itu, terus menerus mengokohkannya,

sehinggamati dalam keadaan fitrah yang semakin mantap, tidak menjadi Yahudi,

Nashrani, Majusi ataupun agama-agama dan faham-faham yang selain Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Ahmad, Drs dan Noor Salimi. 1991. Dasar-dasar Pendidikan Agama

Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Alwi, Zianuddin. 2003. Pemikiran Pendidikan Islam pada Abad Klasik dan

Pertengahan. Bandung: Angkasa Bandung

Arifin HM., 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara.

Arifin, Muhammad, M. Ed, 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Langgulung, Hasan. 1988. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Al-Husada.

Wayudhi ,M. Jindar. 2006. Nalar Pendidikan Qur’ani. Yogyakarta : Aperion

Philotes.

Zuhairini, Dra, Dkk, 1992, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai