makalah filsafat pendidikan islam dafa rival

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

HAKEKAT ILMU DALAM PENDIDIKAN ISLAM

DOSEN PENGAMPU :
MOHAMMAD KHOIRI,M.Pem.I.

DI SUSUN OLEH :
KELMOPOK IV
DAFA ALBIA ZUHDI (1082024043)
RIVALDI SEPTIAN (1082024052)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta
salam semoga tetap tercurahkan kepada jungjunan kita, pemimpin akhir zaman
yang sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah
yang berjudul “Hakikat Ilmu Dalam Pendidikan Islam” ini sengaja di bahas
karena sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin lebih
mengenal mengenai filsafat Pendidikan Islam.
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada bapak
dosen Mohammad Khoiri, M.Pem.I. dan teman-teman yang lain untuk
memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua yang membaca makalah ini.

Langsa, 04 November 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3

2.1 Pengertian Pendidikan Islam................................................................................3

2.2 Dasar Pendidikan Islam.......................................................................................5

2.3 Fungsi Pendidikan dalam Islam...........................................................................8

2.4 Tujuan Pendidikan dalam Islam...........................................................................9

2.5 Karakteristik Pendidik dalam Pendidikan Islam................................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................................12

3.1 Kesimpulan........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Seperti dikatakan


oleh Prof. Rupert. C. Lodge, yaitu “in this sense, life is education, and
education is life”. Artinya, seluruh kehidupan memiliki nilai pendidikan
karena kehidupan memberikan pengaruh kepada pendidikan bagi seseorang
atau masyarakat. Sebenarnya, jika membicarakan pendidikan dalam arti
sempit memiliki konotasi sekolah atau Pendidikan formal. Dalam pengertian
yang luas pendidikan adalah kehidupan.
Dalam pengertian yang luas ini pendidikan adalah proses yang dialami
manusia semenjak ia lahir sampai meninggal dunia. Pendidikan merupakan
proses yang tidak pernah selesai (never ending proces). Proses pendidikan
yang pertama tentunya adalah keluarga. Dalam keluarga ini seseorang
memiliki pengalaman pertama dalam kehidupannya. Setelah itu manusia
memasuki fase schooling, sebuah fase kehidupan yang dialami seseorang di
sekolah atau lembaga formal dan seterusnya. Pada intinya setiap proses yang
dialami seseorang dan mempengaruhinya maka itu dapat disebut sebagai
proses pendidikan, kapan saja dan dimana saja.
Jadi, berdasarkan latar belakang masalah di atas, makalah ini akan
konsentrasi pada pembahasan terkat dengan konsep pendidikan Islam yang
meliputi: pengertian pendidikan Islam, Perbedaan term Tarbiayh, Ta’lim, dan
Ta’dib, Perbedaan Pendidikan Islam dan Pendidikan Barat, dan peran
pendidikan bagi pembentukan jati diri manusia yang meliputi : Hakikat
manusia dan fungsi pendidikan bagi manusia.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian pendidikan Islam?

1
b. Apa dasar pendidikan Islam?

c. Apa fungsi pendidikan Islam?

2
d. Apa tujuan pendidikan Islam?

e. Bagaimana karakteristik pendidik dalam pendidikan Islam?

1.3 Tujuan

a. Mengetahui pengertian pendidikan Islam

b. Mengetahui dasar pendidikan Islam

c. Mengetahui fungsi pendidikan Islam

d. Mengetahui tujuan pendidikan Islam

e. Mengetahui karakteristik pendidik dalam pendidikan Islam

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan berasal dari kata dasar didik yang berarti memelihara dan
memberi ajaran atau pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Dengan penambahan awalan “pe” dan akhiran “an” berarti menunjuk pada
perbuatan (hal, cara) tentang mendidik. Dalam konteks fisik, pendidikan
berarti pemeliharaan badan atau fisik melalui Latihan-latihan (Purwadarminta,
1982:250). Kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogos
yang berarti pergaulan dengan anak-anak. Paedagogos berasal dari kata
paedos (anak) dan agoge (saya membimbing, memimpin). Perkataan yang
mulanya berarti “rendah” (pelayan, bujang), sekarang dipakai untuk pekerjaan
mulia. Paedagog (pendidik atau ahli didik) ialah seseorang yang tugasnya
membimbing anak. Sedangkan pekerjaan membimbing disebut paedagogis.
Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan
“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. (Peorwardaminta,
2015:30)
Pendidikan adalah segala upaya, latihan dan sebagainya untuk
menumbuh kembangkan segala potensi yang ada dalam diri manusia baik
secara mental, moral dan fisik untuk menghasilkan manusia yang dewasa dan
bertanggung jawab sebagai makhluk yang berbudi luhur.
Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu pada
term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut yang
popular digunakan dalam praktek pendidikan Islam ialah al-tarbiyah (Ahmad
Tafsir, 2007: 29). Istilah al-Tarbiyah, Penggunaan sitilah al-Tarbiyah berasal
dari kata rabb, dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang,
memelihara, merawat, mengatur, dan menjaga kelestarian atau eksistensinya.
Al-Tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu : Pertama, rabba-yarbu yang berarti
bertambah, tumbuh, dan berkembang. Kedua, rabiya-yarba berarti menjadi
besar. Ketiga, rabba-yarubbu berarti memperbaiki, menguasai urusan,
4
menuntun, dan

5
memelihara. Secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam
adalah bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik”
seluruh ciptaan-Nya, termasuk manusia. Pengertian pendidikan Islam yang
dikandung dalam al-tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu :
1) Memelihara dan mejaga fitrah anak didik menjelang dewasa (balgh).

2) Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan

3) Mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan.

4) Melaksanakan pendidikan secara bertahap.


2.2 Dasar Pendidikan Islam

Dasar pendidikan Islam dapat dibagi dalam tiga kategori yaitu :

2.2.1. Dasar Pokok

Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik pertama pada masa awal


pertumbuhan awal Islam telah menjadikan Al-Qur’an sebagai dasar
pendidikan Islam disamping sunnah beliau sendiri (Ramayulis 2011:
122).
Kedudukan Al-Qur’an dan sunnah sebagai sumber pokok dapat

dipahami dari ayat Al-Qur’an sendiri. Firman Allah

Artinya: “Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah
supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-
orang yang mempunyai fikiran.” (QS. Shaad: 29)
Dan firman Allah :

6
Artinya: “Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
(QS. Al-Ahzab: 21)
2.2.2. Dasar Tambahan

Pada masa khulafaurrasyidin sumber pendidikan Islam sudah


mulai mengalami perkembangan. Selain Al-Qur’an dan sunnah juga
perkataan, sikap dan perbuatan para sahabat.
Usaha-usaha para sahabat dalam pendidikan Islam sangat
menentukan bagi perkembangan pendidikan Islam ampai sekarang, di
antaranya :
1. Abu Bakar melakukan kodifikasi Al-Qur’an;

2. Umar bi Khattab sebagai bapak reaktuator terhadap ajaran Islam


yang dapat dijadikan prinsip strategi pendidikan;
3. Usman bin Affan sebagai bapak pemersatu sistematika penulisan
Al- Qur’an;
4. Ali bin Abi Thalib sebagai perumus konsep-konsep Pendidikan
((M. Arifin 1993:126).1
2.2.3. Dasar Operasional

Dasar operasional pendidikan Islam adalah dasar yang terbentuk


sebagai aktualisasi dari dasar ideal. Menurut Hasan Langgulung, dasar
operasional ada enam macam, yaitu :
1. Dasar Historis

Dasar historis adalah dasar yang memberikan andil kepada


pendidikan dari hasil pengalaman masa lalu berupa peraturan dan
budaya masyarakat. Sistem pendidikan tidaklah muncul begitu saja
tetapi ia merupakan mata rantai yang berkelanjutan dari cita-cita
dan praktek pendidikan di masa lampau yang tersurat mau pun
yang tersirat.
1
Mahmudi, M. (2019). Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistemologi,
Isi, Dan Materi. TA'DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2(1), 89-105.
7
2. Dasar Sosial

Dasar sosial yaitu dasar yang memberikan kerangka budaya


dimana pendidikan itu berkembang, seperti memindahkan, memilih
dan mengembangkan kebudayaan. Dimana pendidikan bertolak
atau bergerak dari kerangka kebudayaan yang ada baik
memindahkan, memilih dan mengembangkan kebudayaan itu
sendiri.
3. Dasar Ekonomi

Yaitu dasar yang memberikan persfektif terhadap potensi


manusia berupa materi dan persiapan yang mengatur sumber-
sumbernya yang bertanggungjawab terhadap anggaran
perbelanjaannya. Pada setiap kebijakan pendidikan haruslah
mempertimbangkan faktor ekonomis karena kondisi sosial
masyarakat yang beraneka ragam akan dapat menjadi hambatan
berlangsungnya pendidikan. Untuk itu, setiap kebijakan-kebijakan
pendidikan harus mempetimbangkan faktor ekonomis.
4. Dasar Politik

Yaitu dasar yang memberi bingkai dan ideologi daar yang


digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan dan rencana yang telah dibuat. Dalam mencapai
tujuan pendidikan yang telah direncanakan harus bertitik tolak dari
ideologi yang di anut karena hal ini merupakan dasar operasional
pendidikan.
5. Dasar Psikologis

Yaitu dasar yang memberi informasi tentang watak pelajar-


pelajar, guru-guru, cara-cara terbaik dalam praktek, pencapaian dan
penilaian dan pengukuran serta bimbingan. Keberhasilan
pendidikan dalam mencapai tujuan, harus memiliki informasi
tentang watak peserta didik, pendidik, pengukuran dan penilaian
yang terbaik.

8
6. Dasar Fisiologis

Yaitu dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik,


memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada
semua dasar-dasar operasional lainnya. Dasar fisiologis adalah
dalam rangka menentukan arah, mengontrol serta memilih yang
terbaik dari dasar-dasar operasional untuk dilaksanakan.2

2.3 Fungsi Pendidikan dalam Islam

Pada hakikatnya, pendidikan adalah suatu peroses berlangsung secara


kontinu dan berkesinambungan. Maka tugas dan fungsi pendidkan yang perlu
diemban oleh pendidikan Islam merupakan peroses tampa akhir sejalan
dengan konsensus universal yang diterapkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya,
dengan istilah life long education (Q.S. Al-Hijr : 99) atau istilah Noeng
Muhajir, belajar tiada akhir (no limits of study). Konsep ini bermakna bahwa
tugas dan funsi pendidikan memilik sasaran pada peserta didik yang
senantiasa tumbuh dan berkembang secara dinamis, mulai kandungan sampai
akhir hayatnya (Mukodi, 2010: 9).
Dengan demikian dapat, dipahami bahwa fungsi pendidikan Islam tidak
saja dalam rangka membina manusia beriman dan bertakwa, berketerampilan
dan berbudaya, tetapi manusia yang mampu mengatasi berbagai maslah dalam
kehidupan, kemasyarakatan dan kemanusiaan, sehingga ia mampu
memposisikan dirinya menjadi manusia yang berkualitas bagi agama,
masyarakat dan bangsanya (Abd. Rahman Abdullah, 2002:56).
Menurut Yusuf Amir Faisal, bahwa pendidikan islam dengan bertitik
tolak dari prinsip Iman-islam-ihsan atau akidah-ibadah-akhlak untuk menuju
satu sasaran kemuliaan manusia dan budaya yang diridhai oleh Allah SWT,
setidak-tidaknya memiliki fungsi-fungsi9 sebagai berikut :
a. Individualisasi nilai dan ajaran Islam demi terbentuknya derajat manusia
yang muttaqim dalam bersikap, berpikir dan berperilaku.
b. Sosialisasi nilai-nilai dan ajaran Islam demi terbenruknya umat Islam.

c. Rekayasa kultur umat Islam demi terbentuk dan berkembangnya


2
Riyadi, A. (2011). Dasar-Dasar Ideal dan Operasional dalam Pendidikan Islam. Dinamika
Ilmu, 11(2).
9
peradaban Islam.
d. Menemukan, mengembangkan, serta memelihara ilmu, tekhnologi,
keterampilan demi terbentuknya para manajer dan manusia profesional.

10
e. Pengembangan intelektual muslim yang mampu mencari,
mengembangkan serta memelihara ilmu dan tekhnologi.
f. Pengembangan pendidikan yang berkelanjutan dalam bidang ekonomi,
fisika, kimia, seni musik, seni budaya, politik, olah raga, kesehatan, dl
g. Pengembangan kualitas muslim dan warga negara sebagai anggota dan
pembina masyarakat yang berkualitas kompetitif.
Bila dilihat secara operasional, fungsi pendidikan dapat dilihat dari dua
bentuk, yaitu :
a. Alat untuk memelihara, memperluas, dan menghubungkan tingkat
kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan
nasional.
b. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan. Pada
garis besarnya, upaya ini dilakukan melalui potensi ilmu pengetahuan dan
skill yang dimiliki, serta melatih tenaga manusia (peserta didik) yang
produktif dalam menemukan perimbangan perubahan sosial ekonomi
yang demikian dinamis.

2.4 Tujuan Pendidikan dalam Islam

Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan kepribadian


muslim, maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan
landasan kerja. Dengan dasar ini akan memeberikan arah bagi pelaksanaan
pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi
acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan
kekuatan yang menghantarkan peserta didik kearah pencapaian pendidikan.
Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah Al-Qur’an
dan hadist (Sunnah Rasulullah).
Dalam pendidikan Islam, Sunah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu :

a. Menjelaskan system pendidikan Islam yang terdapat dalam Al-Qur’an dan


menjelaskan hal-hal yang tidak terdapat didalamnya.
b. Menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasullullah bersama

11
sahabat.

Secara lebih luas, dasar pendidikan Islam terdiri dari 6 macam, yaitu;
Al- Qur’an, sunnah,qaul al-shahabat, masail al mursalah.’urf, dan pemikiran
hasil ijtihad intelektual Islam.
Dalam perumusan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertical maupun
horizontal.
b. Sifat-sifat dasar manusia.

c. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.

d. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam.

Dalam aspek ini, ada 3 macam dimensi ideal Islam, yaitu ;

a. Mengandung nilai yang berupaya meningkatkan kesejahteraan hidup


manusia dibumi.
b. Mengandung nilai yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih
kehidupan yang baik.
c. Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan
dunia dan akhirat.3

2.5 Karakteristik Pendidik dalam Pendidikan Islam

Dalam pendidikan Islam, seorang pendidik hendaknya memiliki


karakteristik yang dapat membedakannya dari yang lain.
Didalam Buku Mencetak Generasi Rabbani disebutkan sepuluh karakter yang
harus dimiliki oleh Pendidik dalam mendidik adalah :
a. Ikhlas Rawatlah dan didiklah dengan penuh ketulusan dan niat ikhlas
semata-mata mengharap keridhaan Allah Ta’ala. Cangkangkan niat
semata- mata untuk Allah Ta’ala dalam seluruh aktivitas edukatif, baik
berupa perintah, larangan, nasehat, pengawasan maupun hukuman.
b. Bertakwa Hiasi diri anda dengan ketakwaan, sebab, pendidik adalah
contoh dan panutan sekaligus penanggung jawab pertama dalam
3
Amirudin, N. (2017). Pendidikan Humanisme dalam Perspektif Islam. Tamaddun: Jurnal
Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan, 1-25.
12
pendidikan anak berdasarkan iman dan islam.

c. Berilmu Sebuah keharusan bahwa kedua orangtua harus mempunyai


perbekalan ilmu yang memadai. Orangtua harus mengetahui konsep-
konsep dasar pendidikan dalam islam. Mengetahui halal dan haram,
prinsip-prinsip etika islam serta memahami secara global peraturan-
peraturan dan kaidah- kaidah syari’at islam.
d. Bertanggung jawab Memiliki rasa tanggung jawab yang besar dalam
pendidik.
e. Sabar dan Tabah Dua sifat ini mutlak dibutuhkan oleh setiap pendidik.
Sebab dalam proses pendidikan tentu sangat banyak tantangan dan ujian.
f. Lemah lembut dan tidak kasar Sifat lemah lembut ini akan membuat
seseorang ( peserta didik ) menjadi nyaman dan lebih mudah dalam
menerima pengajaran.
g. Penyayang Perasaan sayang ini yang akan menjadi penghangat suasana
dan menjadi proses pengajaran menjadi nyaman dan menyenangkan.
h. Lunak dan Fleksibel Lunak dan fleksibel bukan maksudnya lemah dan
tidak tegas. Namun harus dipahami secara luas dan menyeluruh.
Maksudnya disini lebih mengarah pada sikap mempermudah urusan dan
tidak mempersulitnya.
i. Tidak mudah marah Sifat mudah marah merupakan bagian dari sifat
negative dalam pendidikan. Jika seorang pendidik mampu mengendalikan
diri dan menahan amarahnya, maka hal itu akan membawa keberuntungan
bagi dirinya dan peserta didiknya.
j. Dekat namun berwibawa Pendidik yang sukses adalah pendidik yang
benar- benar dekat dihati peserta didik. mereka selalu merindukannya
mereka merasa gembira dan bahagia bersamanya. Ya, pendidik yang
mengasihi dan dikasihi. Peserta didik bukan takut padanya, namun mereka
sayang,hormat dan segan melanggar perintah dan kata-katanya.4

4
Iriawan, I., Sanjata, A. R. M. P., & Rasyid, M. H. (2023). Karakteristik Guru Pendidikan Agama
Islam dalam Pengembangan Motivasi Belajar Peserta Didik di SMA Negeri 2 Takalar. Referensi, 1(2).
13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan Islam adalah proses pembentukan kepribadian manusia


kepribadian Islam yang luhur. Bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk
menjadikannya selaras dengan tujuan utama manusia menurut Islam, yakni
beribadah kepada Allah SWT.

Diharapkan dengan pemahaman hakikat pendidikan Islam ini.


Memberi motivasi agar manusia khususnya muslim selalu mencari ilmu
hingga akhir hayat, dalam rangka merealisasikan tujuan yang telah disebutkan
dalam QS. Adz-Dzariyat: 56 dapat diaplikasikan secara berkelanjutan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abd. Rahman. 2010. Aktualisasi konsep dasar Pendidikan Islam


(rekonsstruksi pemikiran tinjauan filsafat pendidikan Islam), Yogyakarta:
UII Press.
Mahmudi, M. (2019). Pendidikan Agama Islam Dan Pendidikan Islam Tinjauan
Epistemologi, Isi, Dan Materi. TA'DIBUNA: Jurnal Pendidikan Agama Islam,
Mukodi. 2010. Pendidikan Islam Terpadu, reformasi pendidikan di era gelobal.

Yogyakarta : Magnum Pustaka.

Ramayulis. 2011. Ilmu Pendidikan Islam (Edisi Revisi). Jakarta: Kalam Mulia.

Riyadi, A. (2011). Dasar-Dasar Ideal dan Operasional dalam Pendidikan Islam. Dinamika
Ilmu,

15

Anda mungkin juga menyukai