70+MW+10+DRAF+ARTIKEL+19 1+AN+David+Piri+ap
70+MW+10+DRAF+ARTIKEL+19 1+AN+David+Piri+ap
70+MW+10+DRAF+ARTIKEL+19 1+AN+David+Piri+ap
– 598
The Role Of Poliembryoni In The Production Of Siam Orange Seeds (Citrus nobilis L.)
David Gilbert Young Piri (1)(*), Jeane S.M. Raintung (2), Stanley A.F. Walingkas (2)
1) Mahasiswa Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado
2) Dosen Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi, Manado
*Penulis untuk korespondensi: piridavid6@gmail.com
Naskah diterima melalui e-mail jurnal ilmiah agrisosioekonomi@unsrat.ac.id : Selasa, 06 Desember 2022
Disetujui diterbitkan : Sabtu, 28 Januari 2023
ABSTRACT
This study aims to determine the growth of polyembryonic seeds in Siamese oranges and to study the
growth of seedlings from polyembryonic seeds which will be used as good seeds in overcoming the problem of
availability of Siamese orange seeds. The research was carried out from May to October 2022 at the Green House
of the Faculty of Agriculture, Sam Ratulangi University and Eris Village, Eris District. The research method used a
randomized block design (RBD) with 5 treatments repeated 4 times and found a total of 20 treatments, namely Z11,
Z12, Z13, Z14, P21, P22, P23, P24, P31, P32, P33, P34, B21, B22, B23 , B24, B31, B32, B33 and B34. Data
analysis used ANOVA analysis (analysis of variance). If it has no effect, then proceed with the BNT test at the 5%
test level. The results showed that the growth of Siamese orange sprouts resulted in the growth of embryos up to 6
intact in one seed. Polyembryony, the ability to germinate seeds above 80.00% is one of the conditions for seeds to
be recommended for seed sources 20.95%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan benih poliembrioni pada jeruk siam dan
mempelajari pertumbuha bibit dari benih poliembrioni yang akan dijadikan bibit yang baik dalam mengatasi
permasalahan ketersediaan benih jeruk siam. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2022 di Green
House Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi dan Desa Eris, Kecamatan Eris. Metode penelitian
menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan diulangi 4 kali didapati jumlah 20 perlakuan,
yaitu Z11, Z12, Z13, Z14, P21, P22, P23, P24, P31, P32, P33, P34, B21, B22, B23, B24, B31, B32, B33 dan B34.
Analisis data menggunakan analisis anova (analysis of variance). Jika berpengaruh, maka dilanjutkan dengan uji
BNT pada taraf uji 5%. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan kecambah jeruk siam menghasilkan
pertumbuhan embrio sampai utuh 6 dalam satu biji Poliembrioni, kemampuan kecambah benih diatas 80.00%
merupakan salah satu syarat benih dapat direkomendasikan untuk sumber benih, hasil penelitain menunjukkan
viabilitas benih 80.38% dengan poliembrioni 59.43% lebih tinggi dari zigot 20.95%.
Agrisosioekonomi :
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi) 591
Peranan Poliembrioni Terhadap Produksi Benih........…………………………………….(David Piri, Jeane Raintung, Stanley Walingkas)
592
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 19 Nomor 1, Januari 2023 : 591 – 598
fungisida nordox, pupuk NPK. Peralatan yang 3. Pengujian pembibitan dilaksanakan di Desa
telah digunakan adalah bak perkecambahan, Eris, Kecamatan Eris, dengan menggunakan
sekop, sarung tangan, ATM (buku catatan, Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5
bolpoin, map, label, tinta print, kertas HVS). perlakuan diulangi 4 kali sehingga
Hand sprayer, pisau, plastik, mistar, kamera, mempunyai 20 perlakuan. Yaitu, Z11, Z12,
cangkul, parang, bambu, jangka sorong, Z13, Z14, P21, P22, P23, P24, P31, P32,
timbangan dan tali plastik. P33, P34, B21, B22, B23, B24, B31, B32,
B33 dan B34.
Metode Penelitian
1. Survey Pendahuluan, meliputi penentuan Prosedur Penelitian
letak penelitian, mengolah tanah, dan 1. Persemaian benih jeruk siam
pembuatan bedengan sesuai dengan layout Mula-mula di sortasi buah jeruk siam
penelitian. yang sudah masak dan segar, biji dipisahkan
2. Menguji biji poliembrioni biji jeruk hasil kemudian dicuci bersih, benih direndam
survey dilaksanakan di Green House dengan air selama 1 malam, benih yang
Fakultas Pertanian dengan variabel-variabel hampa, cacat dan terapung dibuang. Setiap
seperti, viabilitas benih, vigor benih dan benih di celupkan dalam larutan Fungisida
vigor hipotetik meliputi peubah jumlah daun, Nordox, kemudian dilakukan persemaian
luas daun, tinggi bibit, berat akar, diameter dalam wadah yang berisi pasir yang sudah
batang dan umur bibit. disterilkan setiap wadah di isi 35 benih jeruk
a. Viabilitas (Daya kecambah benih) siam, bersamaan pula dilakukan pemeliharaan
Menghitung jumlah benih yang seperti penyiraman dan pembersihan gulma
berkecambah terhadap jumlah benih yang muncul, dan dilakukan pengamatan
yang dikecambahkan melalui setiap hari selama 30 hari.
Pengukuran Viabilitas benih dengan 2. Penanaman
rumus menurut (Sutopo, 1998) Dilakukan di lapangan menggunakan
% 𝑲𝒆𝒄𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉
metode RAK dengan 5 perlakuan masing-
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥𝐤𝐚𝐧 masing benih jeruk utuh 1 (Z1), benih jeruk
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐧𝐚𝐦 poliembrioni 2 (P2), benih jeruk poliembrioni
% 𝑲𝒆𝒄𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉
3 (P3), benih jeruk poliembrioni belah 2 (B2),
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧 𝐩𝐨𝐥𝐢𝐞𝐦𝐛𝐫𝐢𝐨𝐧𝐢 benih jeruk polimbrioni belah 3 (B3) dan
= 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐢𝐣𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐜𝐚𝐦𝐛𝐚𝐡 diulangi 4 kali, sehingga didapatkan 20
b. Pengukuran Vigor Hipotetik perlakuan yang masing-masing adalah,
Indeks vigor hipotetik merupakan Z11,Z12, Z13, Z14, P21, P22, P23, P24, P31,
gambaran tentang pendugaan P32, P33, P34, B21, B22 B23, B24, B31,
kemampuan benih untuk dapat tumbuh B32, B33, B34 Setiap plot perlakuan diambil
menjadi tanaman yang normal. 10 bibit dengan penanaman selama 1 bulan 2
𝑳𝒐𝒈 𝑵 + 𝑳𝒐𝒈 𝑨 + 𝑳𝒐𝒈 𝑯 + 𝑳𝒐𝒈 𝑹 + 𝑳𝒐𝒈 𝑮
minggu ,jarak tanam 40 cm x 60 cm, dan
𝐈𝐕 = penyiraman dilakukan pagi dan sore hari
𝑳𝒐𝒈 𝑻
selanjutnya dilakukan pengamatan vigor
Keterangan: hipotetik setiap 2 minggu sekali. Pada jumlah
IV = Indeks vigor hipotetik helai daun, diameter batang dan tinggi
N = jumlah daun (helai) tanaman, sementara berat akar dan luas daun
A = Jumlah luas daun (cm2) dilakukan pengamatan terakhir.
H = tinggi bibit (cm)
R = Berat akar (gram) Analisis Data
G = diameter batang (cm) Analisis data menggunakan analisis anova
T = umur bibit (minggu) (Ekowahyuni (analysis of variance). Jika berpengaruh, maka
et al., 2012). dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf uji 5 %.
Agrisosioekonomi :
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi) 593
Peranan Poliembrioni Terhadap Produksi Benih........…………………………………….(David Piri, Jeane Raintung, Stanley Walingkas)
HASIL DAN PEMBAHASAN benih zigot memiliki embrio 1 dalam satu biji hal
ini dapat dilihat pada akhir perkecambahan
Berdasarkan tujuan penelitian yang terdapat 1 tanaman dalam satu bibit tanaman,
dilaksanakan untuk melihat pertumbuhan benih poliembrioni 2 dan poliembrioni 3 ditandai
poliembrioni pada jeruk siam dan mempelajari dengan munculnya embrio lebih dari 1 dalam satu
pertumbuhan bibit dari benih poliembrioni untuk biji, poliembrioni 2 dengan dua tanaman dalam 1
dijadikan bibit yang layak dalam mengatasi bibit dan poliembrioni 3 dengan tiga tanaman
permasalahan ketersediaan benih jeruk siam. Ada dalam satu biji. Untuk benih abnormal dilihat dari
dua pengujian yang penulis lakukan (1) pertumbuhan akar, batang, daun yang tidak
Perkecambahan benih jeruk siam dengan normal biji jeruk yang busuk, plumula yang tidak
pengukuran viabilitas benih (2) Pembibitan jeruk keluar sehingga pertumbuhan terhambat.
siam dengan pengukuran vigor hipotetik.
Z1 P2 P3
Gambar 2. Perlakuan yang digunakan
Gambar 1. Zigotik 1, Poliembrioni 2 dan
Poliembrioni3 Jeruk Siam. Biji merupakan alat perbanyakan yang
proses terbentuknya melalui 2 cara yaitu dari
Tabel 1. Viabilitas Benih (Daya Kecambah Benih) Jeruk Siam peleburan sperma dengan ovum (amfimiksis) dan
Uji Viabilitas Benih tidak melalui peleburan sperma dengan ovum
Jumlah Persentase (%) (apomiksis). Amfimiksis dan apomiksis dapat
Perkecambahan 422 80.38
Keselurhan terjadi secara bersama-sama sehingga terbentuk
Poliembrioni 312 59.43 satu atau lebih embrio dalam satu ovum. Proses
Zigotik 110 20.95
Benih yang 525
ini disebut poliembrioni seperti yang terjadi pada
dikecambahkan biji nangka, jeruk dan mangga (Hakim & Fauzi
2008).
Pada Tabel 1 pengukuran viabilitas benih Jeruk siam adalah salah satu tanaman yang
jeruk siam didapati rerata persentase tumbuh termasuk poliembrioni. Poliembrioni pada biji
benih tinggi sebesar 80.38% dan untuk jeruk berasal dari jaringan integument dan
pengukuran perkecambahan poliembrioni di nusellus (Yasin et al., 2017).
dapati poliembrioni dapat tumbuh sebesar Gambar 2 merupakan perlakuan yang
59.42%. Melihat dari data tersebut benih digunakan dalam penelitian, benih zigotik dan
poliembrioni memberi sumbangsih yang tinggi poliembrioni memiliki akar tunggang dan akar
jika dibandingkan dengan benih zigotik, daya serabut jumlah daun 2 sampai 3 helai, benih
kecambah atau viabilitas benih di atas 80% zigotik merupakan benih yang biasa dilakukan
menandakan setiap perlakuan dapat dianjurkan petani untuk budidaya jeruk siam benih zigotik
sebagai bahan bibit. Sehingga poliembrioni dapat merupakan benih yang memiliki satu embrio
dianjurkan dan dikembangkan sebagai bahan dalam satu biji, benih poliembrioni 2 dicirikan
bibit. Dalam penelitian ini didapati benih dengan munculnya 2 embrio dalam satu biji,
abnormal 14 benih benih abnormal baru bisa pertumbuhan tanaman P2 seragam, poliembrioni 3
dipastikan diakhir persemaian. merupakan benih yang memiliki 3 embrio dalam
Pada Gambar 1 menunjukkan beni zigotik, satu biji P3, poliembrioni belah 2 diambil dari P2,
poliembrioni 2 dan poliembrioni 3. Pertumbuhan poliembrioni belah tiga diambil dari P3.
594
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 19 Nomor 1, Januari 2023 : 591 – 598
Agrisosioekonomi :
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi) 595
Peranan Poliembrioni Terhadap Produksi Benih........…………………………………….(David Piri, Jeane Raintung, Stanley Walingkas)
Analisis Ragam F Hitung lebih besar dari F Tabel. Tabel 8. Vigor Hipotetik Jeruk Siam
Maka dilanjutkan dengan Uji BNT 5%.
Tabel 5. Uji BNT 5% Pada Tinggi Tanaman Jeruk Siam
Uji BNT 5 %
Perlakuan Diameter Batang (cm)
Z1 (Utuh satu) 10.26e
P2 (Utuh dua) 7.82abc Umur Tanaman 44 Hari Setelah Tanam.
P3 (Utuh tiga) 6.90a
B2 (Belah dua) 8.54cd Tabel 8 pengukuran vigor hipotetik meliputi
B3 (Belah tiga) 7.05ab
BNT 5% (1.09) pengukuran jumlah helai daun, diameter batang
dan tinggi tanaman yang diambil data 3 kali.
Pada Tabel 5 Uji BNT 5% menunjukkan Kemudian diikuti dengan pengukuran Berat akar
perlakuan Zigotik 1 merupakan perlakuan dan Luas daun pada bibit jeruk siam umur 6
tertinggi yaitu 10.26 cm, pada perlakuan minggu. Hasil pengukuran Menunjukkan vigor
Poliembrioni 3 hanya memiliki 6.90 namun tidak hipotetik dengan zigotik 1 memilki hasil tertinggi
berbeda nyata dengan perlakuan Belah 3 dan yaitu (2.03). di ikuti dengan belah 3 (1.95),
Poliembrioni 2. poliembrioni 2 (1.93), belah 3 (1.91) dan
poliembrioni 3 (1.86) dalam pengukuran variabel
Tabel 6. Berat Akar Jeruk Siam (Vigor Hipotetik)
Berat akar di dapati hasil yang berbeda di setiap perlakuan,
Perlakuan
Ulangan
Total
Rata- namun secara perhitungan statistik lewat analisis
1 2 3 4 rata (cm) ragam di dapati perlakuan poliembrioni tidak
Z1 0.25 0.23 0.23 0.24 0.95 0.23
P2 0.16 0.12 0.15 0.13 0.56 0.14 berbeda nyata pada pengukuran jumlah daun,
P3 0.11 0.10 0.08 0.10 0.39 0.09 diameter batang. berat akar dan luas daun.
B2 0.23 0.14 0.26 0.13 0.76 0.19 Poliembrioni memberikan pengaruh yang
B3 0.13 0.14 0.14 0.11 0.52 0.13
Total 0.88 0.73 0.86 0.71 3.18 0.15 signifikan dalam ketersediaan produksi benih
Umur Tanaman 44 Hari Setelah Tanam. jeruk siam. Buah dengan banyak benih
mempunyai embrio lebih kecil daripada buah
Pada Tabel 6 menunjukkan berat akar jeruk dengan sedikit benih yang menghasilkan beberapa
siam terbaik pada Z1 memiliki hasil tertinggi 0.95 embrio yang besar. Ukuran embrio dipengaruhi
gram, dengan rerata persentase keseluruhan 0.15 oleh asal usul embrio, dari benih monoembrioni
gram dalam pengujian Analisis Ragam didapati atau benih poliembrioni. Embrio yangberkembang
zigotik 1, poliembrioni 2, poliembrioni 3, belah 2 pada benih monoembrionik lebih besar daripada
dan belah 3 tidak berbeda nyata hal ini ditunjukan yang berkembang pada benih poliembrioni
dengan F Hitung lebih kecil dari F Tabel. Maka (Andrade et al., 2004).
setiap perlakuan dapat dikatakan sama. Benih zigotik dan poliembrioni mempunyai
Tabel 7. Luas Daun Jeruk Siam (Vigor Hipotetik) dua sampai tiga helai daun, benih zigotik
Luas Daun merupakan benih yang biasanya digunakan petani
Ulangan Rata-
Perlakuan Total rata
untuk dibudidayakan di lahan pertanian benih ini
1 2 3 4 dicirikan dengan munculnya satu embrio dalam
(cm)
Z1 2.13 1.33 2.12 2.03 7.61 1.90 satu biji, benih poliembrioni 2 dicirikan dengan
P2 1.53 2.50 2.06 1.84 7.93 1.98
P3 1.14 1.73 1.45 1.13 5.45 1.36 munculnya dua embrio dalam satu biji dan
B2 1.20 1.62 1.88 1.61 6.31 1.57 poliembrioni 3 dicirikan dengan munculnya tiga
B3 0.89 1.72 1.97 1.08 5.66 1.41 embrio dalam satu biji, poliembrioni 2 dan
Total 6.89 8.9 9.48 7.69 32.96 1.64
poliembrioni 3 dapat dipastikan di akhir
Umur Tanaman 44 Hari Setelah Tanam.
persemaian, poliembrio belah 2 diambil dari
Tabel 7 menunjukkan luas daun tertinggi perlakuan poliembrioni 2, poliembrioni belah 3
pada perlakuan P2 1.98 cm, untuk rerata diambil dari perlakuan poliembrioni 3.
persentase keseluruhan yaitu 1.64 cm dalam Nilai rata-rata bibit non poliembrioni
pengujian Analisis Ragam didapati F Hitung lebih memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan
kecil dari F Tabel hal ini menunjukkan setiap dengan bibit poliembrioni, Hal ini disebabkan
perlakuan tidak berbeda nyata. Maka setiap beberapa faktor selain ukuran dari biji zigotik
perlakuan dapat dikatakan sama. yang dominan lebih besar, faktor pengaruh
596
Agri-SosioEkonomi Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X, Sinta 5, Volume 19 Nomor 1, Januari 2023 : 591 – 598
Agrisosioekonomi :
Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi) 597
Peranan Poliembrioni Terhadap Produksi Benih........…………………………………….(David Piri, Jeane Raintung, Stanley Walingkas)
598