Erika, Djumali
Erika, Djumali
Erika, Djumali
42
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (1), APRIL 2011 43
METODE PENELITIAN
Persiapan
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Perlindungan Hutan Universitas
Mulawarman dan Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten
Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 5
bulan dari bulan Maret sampai Juli 2010 yang meliputi orientasi lapangan,
pengumpulan dan persiapan bahan penelitian, pelaksanaan penelitian dan
pengumpulan data di lapangan.
Bahan penelitian yang diperlukan yaitu kentang, wortel, ubi jalar, dextrose,
agar-agar, plastik tebal, paku, lilin, aquadest, alcohol 70%. Alat yang digunakan
adalah injector, kulkas, meteran, clean bench, cawan petri, hand sprayer, autoclave,
44 Deciawarman dan Mardji (2011). Pengembangan Jamur Pembentuk Gaharu
bor listrik, genset, mikroskop, kabel listrik 30 m, spidol, tally sheet, kamera, pinset,
lampu bunsen, spiritus, botol bekas dan hand counter.
Objek penelitian ini adalah jamur Fusarium sp. dan pohon gaharu di Desa Bukit
Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara.
Media buatan yang digunakan adalah potato dextrose agar (PDA) dengan
komposisi kentang 300 gr, dextrose (gula) 18 gr, agar-agar tidak berwarna 15 gr dan
aquadest 1000 ml. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut: kentang dikupas
kulitnya dan dipotong tipis-tipis, lalu dimasak dalam air secukupnya sampai lunak.
Kentang yang telah lunak disaring dan diambil ekstraknya sebanyak 350 ml dengan
menggunakan gelas ukur, selanjutnya larutan tersebut dicampur dengan agar-agar,
gula dan vitamin B12, diaduk sampai merata. Campuran ekstrak kentang, agar-agar,
gula dan vitamin B12 tersebut dimasukkan ke dalam botol erlenmeyer, selanjutnya
disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121⁰C dengan tekanan 1 kg/cm2
selama 15 menit. Setelah itu media dikeluarkan dari autoclave dan dimasukkan ke
dalam clean bench. Media yang masih cair tersebut dituangkan ke dalam cawan petri
berukuran tinggi 1 cm, diameter 9 cm sebanyak 15 ml per cawan. Kemudian
ditunggu beberapa menit sampai media PDA siap digunakan (dingin dan padat).
Untuk carrot dextrose agar (CDA), sweet potato dextrose agar (SPDA) cara
pembuatannya sama dengan PDA, hanya kentang diganti dengan wortel (CDA) dan
ubi jalar (SPDA).
Menumbuhkan jamur
Bibit jamur yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Bukit Raya
Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi
Kalimantan Timur. Cara perbanyakan jamur sebagai berikut:
a. Menyiapkan bibit jamur, cawan petri yang berisi media PDA, CDA, SPDA dan
pinset.
b. Memanaskan pinset dengan api bunsen sampai pijar.
c. Membuka tutup tabung reaksi yang berisi bibit jamur dan tutup cawan petri yang
berisi media.
d. Mengambil sepotong miselium (0,5 cm2) dengan menggunakan pinset dan
meletakkan pada bagian tengah PDA, CDA dan SPDA.
e. Menutup kembali cawan petri.
f. Meletakkan cawan petri pada suhu ruang laboratorium selama 2 minggu untuk
pertumbuhan miselium jamur.
Inokulasi
Cara menginokulasi pohon adalah miselium dan spora diambil bersamaan
dengan medianya (bibit cair), dimasukkan ke dalam lubang bor dengan injektor
sebanyak 1 ml/lubang. Kemudian sebagian lubang ditutup dengan menggunakan
lilin, sedangkan lubang lainnya tidak ditutup.
Pengolahan data
a. Kecepatan tumbuh miselium jamur, dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: (Panjang miselium : Jumlah hari) x 1 cm/hari
b. Persentase berkecambah spora jamur. Dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut: (Jumlah spora yang berkecambah / Jumlah spora keseluruhan) x
100%
c. Gejala serangan jamur pada batang. Dideskripsi secara kualitatif perubahan secara
fisik dari batang yang terinfeksi oleh jamur yang diinokulasi, seperti kulit pecah-
pecah, perubahan warna kulit, keluarnya getah (resinosis), pembentukan kalus,
perubahan warna kayu dan sebagainya dan dideskripsi secara kuantitatif ukuran
gejala pohon yang terinfeksi jamur dan produksi gaharu. Luas gejala infeksi
dianalisis dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
d. Media inokulasi dan perlakuan yang paling efektif dalam menginfeksi pohon
dianalisis berdasarkan nilai rataan luas gejala infeksinya masing-masing dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL).
e. Analisis kelayakan finansial
e.1. Payback periods (PP). Merupakan jangka waktu periode yang diperlukan
untuk membayar kembali semua biaya-biaya yang telah dikeluarkan di dalam
investasi suatu proyek. Rumusnya adalah sebagai berikut :
PP = n1 + {(n2 - n1)} {(a/(a+b)} yang mana n1 = tahun terakhir nilai akumulasi
net benefit, n2 = tahun perbatasan awal positif setelah n1, a = nilai akhir
akumulasi net benefit negatif dan b = nilai perbatasan awal positif setelah a.
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (1), APRIL 2011 47
e.2. Net Present Value (NPV). NPV merupakan selisih antara pendapatan
(benefit) yang telah discounting dengan biaya (cost) yang telah discounting pula.
Rumusnya adalah:
e.3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio). Diperoleh dengan cara
membandingkan antar nilai sekarang dari total keuntungan bersih positif dengan
total biaya yang masing-masing lebih besar dari pendapatan yang dihasilkan
pada waktu (tahun) yang sama. Rumusnya adalah:
Bila Net B/C Ratio>1, maka proyek dinyatakan layak, sedangkan apabila Net
B/C <1, maka proyek tidak layak untuk digunakan.
e.4. Internal Rate of Return (IRR). Adalah tingkat suku bunga yang dapat
membuat besarnya nilai NPV proyek sama dengan nol (NPV = 0), atau dapat
membuat Benefit Cost Ratio sama dengan satu (B/C = 1). Nilai IRR dihitung
dengan cara mencari tingkat bunga positif yang terdekat dengan nol dari arus
benefit atau cost pada tahun yang sama. Rumus IRR adalah:
Bila IRR>social discount rate atau tingkat bunga pinjaman bank, maka proyek
tersebut layak untuk dilaksanakan, bila IRR lebih kecil dari social discount rate
sebaiknya proyek dibatalkan.
Tabel 1. Nilai Kandungan Gizi pada Setiap 100 Gram Kentang Wortel dan Ubi Jalar
2. Biaya tidak tetap (biaya variabel). Adalah biaya yang jumlahnya akan berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya tidak tetap dalam
pengusahaan gaharu berbeda untuk setiap kegiatan dengan rincian biaya setiap
hektarnya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan lahan. Kegiatan persiapan lahan ini adalah untuk memberantas
tumbuhan liar, rumput, semak, tumbuhan berkayu yang tidak diinginkan
hingga bersih dengan perlakuan ditebas dan ditebang. Persiapan lahan
menggunakan tenaga kerja sebanyak 25 orang selama 4 hari, maka biaya yang
diperlukan untuk persiapan lahan adalah Rp50.000,- x 25 orang x 4 hari =
Rp5.000.000,-/ha, untuk setiap hektarnya dianggap sama.
b. Pengadaan bibit dan pengangkutan bibit. Pengadaan bibit gaharu per
hektarnya bervariasi dengan asumsi harga bibit gaharu sebesar Rp3.000,-
/bibit. Pengangkutan bibit gaharu sebesar Rp100,-/bibit dari lokasi persemaian
sampai ke lokasi dekat penanaman, kemudian diangkat lagi hingga ke lubang
tanam. Kegiatan ini dilakukan pada awal tahun penanaman. Jadi besarnya
biaya bibit gaharu dengan jarak tanam 3x3 m sebanyak 1.111 bibit/ha adalah
Rp3.000,-x1.111 = Rp3.333.000,- sedangkan besarnya biaya angkut bibit
sebesar Rp111.000,- dan untuk setiap hektar dianggap sama.
c. Penanaman. Kegiatan penanaman gaharu meliputi pembuatan lubang tanam,
penanaman bibit gaharu dan pemberian pupuk. Kegiatan ini dilakukan di awal
tahun pengelolaan, besarnya biaya penanaman adalah Rp300,-/bibit, jadi
JURNAL KEHUTANAN TROPIKA HUMIDA 4 (1), APRIL 2011 53
b. Net present value (NPV). Berdasarkan analisis finansial model NPV, bahwa pada
jangka waktu 25 tahun tampak layak sampai dengan discount rate 15% dan 20%
yaitu dengan NPV sebesar Rp117.743.000,- dan Rp14.476.000,- sedangkan untuk
discount rate 25% nilai NPV sebesar -Rp20.129.000,-. Pada tahun ini
ketidaklayakan usaha dapat dilihat pada discount rate 25%.
c. Net benefit cost ratio (net B/C ratio). Berdasarkan analisis finansial pengusahaan
gaharu, bahwa usaha pada tahun ke-25 terlihat adanya kelayakan usaha pada
discount rate 15% dan 20% dengan nilai masing-masing sebesar 2,70 dan 1,25.
Pada discount rate 25% tidak menunjukkan kelayakan usaha dengan nilai 0,61
(net B/C ratio lebih kecil dari 1).
d. Internal rate of return (IRR). Berdasarkan hasil perhitungan internal rate of retun
(IRR), untuk discount rate yang layak adalah sebesar 21,5% pada tahun
pengusahaan 25 tahun. Dari hasil analisis finansial pengusahaan gaharu, baik
NPV, net B/C ratio maupun IRR, maka nilai discount rate tertinggi yang dianggap
layak adalah 21,4% yang lebih besar dari nilai social discount rate (SDR) yaitu
tingkat inflasi sebesar 10%.
Saran
Untuk menginokulasi pohon gaharu disarankan agar menggunakan jamur dalam
media cair potato dextrose sebagai pilihan pertama, media cair carrot dextrose
sebagai pilihan kedua dan media cair sweet potato dextrose sebagai pilihan ketiga.
Berdasarkan perhitungan NPV, Net B/C ratio dan IRR kegiatan ini layak untuk
dilaksanakan, maka sudah saatnya pemilik modal berinvestasi untuk budidaya
gaharu.
Kegiatan budidaya gaharu perlu disosialisasikan ke daerah-daerah yang sudah
lama dikenal sebagai penghasil gaharu dalam upaya meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat pemungut gaharu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. Kebijakan Pengembangan Usaha Budidaya Gaharu. Departemen Kehutanan,
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Jakarta, 11 h.
Anonim. 2004. Budidaya dan Rekayasa Produksi Gaharu. Tim HHBK & Mikrobiologi
Hutan. Badan Litbanghut, Puslibanghut dan Konservasi Alam, Bogor, 17 h.
Anonim. 2011. Kandungan Gizi Kentang. http://eemoo-esprit.blogspot.com/2010/10/
kentang-potato.html#comment-form
Arafa, A.A.; M.A.. Khafagy and M.F. El-Banna. 2009. The Effect of Glycinebetaine or
Ascorbic Acid on Grain Germination and Leaf Structure of Sorghum Plants Grown
under Salinity Stress. Australian Journal of Crop Science 3 (5): 294304.
Bunna, B. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Dolatabadian, A. and S.A.M. Modares-Sanavy. 2008. Effect of the Ascorbic Acid,
Pyridoxine and Hydrogen Peroxide Treatments on Germination, Catalase Activity,
Protein and Malondialdehyde Content of Three Oil Seeds. Not. Bot. Hort. Agrobot. Cluj
36 (2): 6166.
Riduwan dan Sunarto. 2008. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,
Ekonomi dan Bisnis. Penerbit Alfa Beta, Bandung. 368 h.
Sumarna, Y. 2002. Budidaya Gaharu. Seri Agribisnis. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
78 h.
Supangat, A. 2008. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik.
Penerbit Prenada Media Group, Bandung. 413 h.
Suryadi dan Purwanto. 2009. Statistika untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Penerbit
Salemba Empat, Jakarta. 398 h.