Refreshment Quality Batch 2 - Pelaksanaan Perkerasan Jalan
Refreshment Quality Batch 2 - Pelaksanaan Perkerasan Jalan
Refreshment Quality Batch 2 - Pelaksanaan Perkerasan Jalan
Tebal konstruksi perkerasan lentur adalah tebal Tebal konstruksi perkerasan kaku adalah tebal pelat
12 (+) (-)
seluruh lapisan yang ada diatas tanah dasar beton tidak termasuk pondasi
Bisa diterapkan pada konstruksi badan jalan yang Tidak mudah diterapkan pada badan jalan yang
13 (+) (-)
belum stabil belum stabil.
14 Pengaruh lingkungan cukup besar (-) Dampak terhadap lingkungannya lebih rendah (+)
15 Bila dibebani melentur, beban hilang lenturan kembali (+) Bila dibebani praktis tidak melentur (kecil) (-)
• Adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton
sebagai bahan utama dan umumnya dipakai pada jalan yang
memiliki kondisi lalu lintas yang padat dan memiliki distribusi
beban yang besar.
• Karakteristik memiliki kekakuan dan stiffnes tinggi yang akan
mendistribusikan beban pada daerah yang relatif luas pada
subgrade, beton menjadi bagian utama yang menanggung
beban struktural sehingga ketebalan relatif kecil.
• Perilaku beton lebih seperti jembatan di atas tanah dasar,
tekanan yang jauh lebih sedikit ditempatkan pada material di
bawah beton daripada perkerasan aspal.
Perkembangan perkerasan kaku atau perkerasan beton semen ini dilatar belakangi oleh beberapa alasan, antara
lain :
• Untuk mengatasi masalah banyaknya variasi sifat tanah dasar dengan daya dukung rendah dan meningkatnya
volume dan beban lalu lintas yang cepat.
• Kinerja yang cukup menjanjikan dari perkerasan kaku mendorong penggunaan yang lebih luas pada perkerasan
jalan, lapangan parkir, atau terminal.
• Pada Perkerasan Kaku beban ditahan oleh pelat beton dan didistribusikan ke area yang lebih luas.
• Defleksi kecil, kontak tanah dasar tekananya rendah sehingga keseragaman (uniformity) tanah dasar lebih
penting daripada kekuatan.
✓ Dalam teori Westergaard)*, perkerasan kaku diasumsikan
sebagai pelat elastis tipis panjang yang ditumpu lapisan
dasar yang diasumsikan sebagai cairan padat.
✓ Karakteristik pelat perkerasan yang tipis memanjang,
kekakuannya relative rendah sehingga sangat sensitive
terhadap kerataan permukaan.
✓ Reaksi keatas diasumsikan sebanding dengan defleksi,
yaitu p = K.d, di mana K adalah konstanta yang
didefinisikan sebagai modulus reaksi tanah dasar.
✓ Apabila terdapat permukaan yang tidak rata maka pelat
akan mengalami tekuk (lentur),
✓ Semakin besar tingkat ketidak rataannya maka tekuk yang
terjadi juga semakin besar → dapat menyebabkan retak.
✓ Pelat perkerasan merupakan pelat kaku yang menerus
memanjang
▪ untuk konstruksi jalan tol digunakan beton semen mutu tinggi, (fx = 45 kg/cm2), karena :
- Harus tahan terhadap aus,
- Harus tahan terhadap pelapukan karena cuaca, Durability
- Tidak boleh sering mengalami pemeliharaan.
Jadi bukan untuk mengurangi tebal plat beton. Strength
Perkerasan kaku sebaiknya tidak digunakan di atas tanah lunak, kecuali jika dibangun dengan fondasi micro pile.
7,5 Cm Drainage
10Cm Lean Concrete
Layer
15 Cm Separator 15Cm Drainage Layer
Layer
15Cm Soil Stabilisasi
30 Cm Soil Treatment
15Cm Timbunan Pilihan
Subgrade setebal 1,5 m dikontrol Tipikal struktur perkerasan di atas tanah lunak
kepadatanya sehingga modulus
& penurunannya seragam
Konstruksi perkerasan lentur/aspal umumnya terdiri dari beberapa lapis (3 atau lebih) yaitu lapis
permukaan (surface), lapis pondasi dan lapis pondasi bawah, yang semuanya merupakan konstruksi
utama. Sedangkan Konstruksi perkerasan kaku, sebagai konstruksi utama adalah satu lapis beton
semen mutu tinggi, dan lapis pondasi bawah hanya berfungsi sebagai konstruksi pendukung.
Dari penjelasan diatas, dapat ditarik pengertian bahwa perkerasan lentur merupakan konstruksi
berlapis banyak (multi layer). Sedangkan perkerasan kaku merupakan konstruksi perkerasan satu lapis
(single layer).
MANUAL DESAIN
PERKERASAN JALAN
No. 02/M/BM/2017
Lapisan drainase sesuai gambar Penggunaan Subdrain di area Median drain dan cross drain
alternative harus menerus datar atau galian pada superelevasi
PEMBEBANAN KENDARAAN
IKLIM LINGKUNGAN SETEMPAT, OVER-LOAD BERULANG
KUALITAS MUTU MATERIAL YANG BURUK
Pada peninjauan ke BATCHING PLANT maupun AMP sering dijumpai bahwa aggregat kasar ukuran terselimuti dengan
debu dan lumpur, hanya ada sebagian kecil aggregat kasar yang berada di permukaan tumpukan aggregat yang
terlihat bersih dari "kotoran" debu, karena curahan air hujan telah membersihkan sebagian aggregat kasar yang
terletak di permukaan tumpukan. Tetapi, aggregat kasar yang berada di bagian sebelah bawah dari permukaan
hampir semuanya "kotor berdebu". Kondisi ini sangat tidak menguntungkan untuk kekuatan sesungguhnya dari
perkerasan aspal di lapangan. Adanya debu dan fraksi tanah lanau-lempung yang melekat pada aggregat kasar akan
menyebabkan ikatan aspal pada aggregat kasar menjadi lemah, karena keberadaan debu tersebut menghalangi
terjadinya ikatan yang baik. Padahal kekuatan utama dari campuran perkerasan aspal hot-mix seharusnya didapatkan
dari keberadaan fraksi aggregat kasar yang banyak dan bersih dari debu dan kotoran.
Agregat yang kotor akan mengurangi kelekatan aspal dan berpengaruh terhadap kinerja campuran beraspal
BAHAN BAKAR AMP TIDAK STANDAR
1. Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat haruslah
solar, gas LPG, dll (pasal 6.3.4.1).j) Spesifikasi Umum Bina Marga 2018
Revisi 2)
2. Penggunaan bahan bakar tidak standar mengakibatkan pembakaran
tidak sempurna, jelaga akan menyelimuti agregat dan menyebabkan
aspal tidak melekat sempurna
3. Kerusakan pada perkerasan seperti alur (rutting,) dan pelepasan butir
(ravelling)
Bahan bakar tidak Jelaga sisa pembakaran di kolam Rutting pada perkerasan
standar pengumpul debu
PEMANAS TANGKI ASPAL TIDAK STANDAR
1. Pemanas pada tangki aspal harus dilakukan melalui kumparan uap, listrik, atau cara lain (oil heater)
sehingga api tidak langsung memanasi tangki (pasal 6.3.4.2 Spesifikasi Umum Bina Marga 2018
Revisi 2)
2. Pemanas pada tangki aspal yang tidak standar dapat mengakibatkan pemanasan aspal tidak
homogen dan sebagian aspal akan mengalami aging akibat overheating.
PENGERING AGREGAT (DRYER) RUSAK
1. Bentuk sudu-sudu dalam dryer harus membentuk cekungan agar pemanasan agregat berjalan
optimal
2. Kemiringan dari dryer harus di set pada 3-5OC agar agregat terpanaskan secara optimal
SKEMA PRODUKSI CAMPURAN BERASPAL DI AMP
Keterangan
Sambungan memanjang :
Posisi sambungan seharusnya
Faktor-factor yang mempengaruhi masuknya air ke bawah lapisan perkerasan ada 2 antara lain :
✓ Faktor internal, antara lain sifat material perkerasan yang digunakan dan sifat lapis pondasi dan subgrade
yang berinteraksi dengan pengaruh air pada kinerja perkerasan jalan.
✓ Faktor External, kondisi lingkungan setempat yang secara regular memberikan air pada perkerasan jalan.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
1. Bila dalam NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) yang berlaku dilingkungan Direktorat Jendral Bina
Marga belum ada, pembuatan Shop Drawing dapat menggunakan standar Internasional AASHTO 1993.
2. Lebar Pelat Bahu beton pada perkerasan beton yang mempunyai lebar minimal 150cm harus diberi sambungan
memanjang. Bila bahu pada perkerasan beton menggunakan perkerasan aspal maka join sambungan pada tepi
perkerasan beton dibuat takikan.
3. Bila Pelat beton Jalur Lalu-lintas dan Bahu beton monolit dengan lebar melebihi Standar, dan terjadi ketidaksesuaian
pada pola sambungan maka fenomena Curling dan Warping semakin besar sehingga beresiko terjadinya retak
memanjang dan memicu Sealant pada Sambungan melintang terekspose keluar dari celah sambungan yang dapat
menyebabkan masuknya air sehingga akan memicu terjadinya Pumping.
4. Jarak antara tepi Marka dan Sambungan memanjang sesuai dengan ketentuan surat direktur JBH no BM 0603 –
BK/78 tgl 18 Juli 2022. bila terlalu jauh /lebar dari ketentuan tersebut, akan semakin dekat dengan Jejak roda (Wheel
Tracking), sehingga akan menjadi perlemahan yang beresiko pada Pumping.
5. Harus diupayakan agar pumping effect oleh air hujan tidak boleh terjadi, juga tidak boleh ada air hujan yang
menggenang yang dapat meresap ke lapisan pondasi dibawah perkerasan beton.
6. Agar cermat dalam pemilihan material baik material untuk Batching Plant, AMP termasuk material timbunan dan
capping layer.
7. Agar cermat dalam mengidentifikasi kondisi tanah dasar/existing sebelum melakukan pekerjaan tanah yang dapat
menimbulkan masalah dikemudian hari (tanah lunak, tanah expansif, tanah gambut, dll)
8. Agar memperhatikan konstruksi saluran DS 4/5 (termasuk subdrain) pada area galian dan DS 8 (saluran peluncur)
pada lereng timbunan.
9. Agar memperhatikan saat selesai melaksanakan pekerjaan subgrade dan subbase, yang kemudian digunakan
untuk lintasan truck dan alat berat, dengan jumlah lintasan yang banyak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan
subgrade (tidak terlihat), disebut overstressed, berupa retak2 melintang, yang mengkibatnya, akan terjadi
kerusakan dini setelah perkerasan tsb beroperasi.
Terima Kasih
Mailing Address : Phone : (+6221) 8508510/20
Waskita Heritage Building
E-mail : waskita@waskita.co.id
MT. Haryono Kav, No. 10 Cawang
Website : www.waskita.co.id
Jakarta 13340
Disclaimer
This material is for information only, and we are not soliciting any action based upon it, This report is not to be construed as an offer to sell or the
solicitation of an offer to buy any security in any jurisdiction where such an offer or solicitation would be illegal, The information herein has been
obtained from sources believed to be reliable, but we do not warrant that it is accurate or complete, and it should not be relied upon as such,
Opinion expressed is our current opinion as of the date appearing on this material only, and subject to change without notice, It is intended for
the use by recipient only and may not be reproduced or copied/photocopied or duplicated or made available in any form, by any means, or
redistributed to others without written permission of PT Waskita Karya (Persero) Tbk.