0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
36 tayangan17 halaman

LP Nutrisi Mufida

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 17

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DASAR PROFESI NERS

KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELITUS

Disusun Oleh :

Mufida Diah Novitasari 233203094

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2024
KEBUTUHAN NUTRISI

A. Definisi Kebutuhan Nutrisi


Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Nutrisi. Kebutuhan

nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat

penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk

segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari

dalam tubuh sendiri, seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati

ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari

luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia (Muralitharan & Ian,

2015). Menurut Hidayat dan Uliyah 2015 ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan metabolik.

B. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan

dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk

menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan

menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya

serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang

makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan

keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. (Wartonah,

2015). Nutrien merupakan zat kimia organik dan an-organik yang ditemukan

dalam makanan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan


sebaikbaiknya. Nutrien tersebut diabsorbsi disaluran pencernaan kemudian

didistribusikan ke sel - sel tubuh (Asmadi, 2018).

C. Etiologi Gangguan Nutrisi


Menurut Roshdahl & Caroline Bunker, 2015. Faktor predisposisi

merupakan Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya

nafsu makan yang disebabkan oleh:

a. Rasa nyeri

b. Anxietas

c. Depresi

d. Perubahan situasi/ lingkungan

e. Perbedaan makanan

f. Gangguan pemasukkan makanan

g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat

D. Pathway Gangguan Nutrisi


Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap

individu. Berikut ini adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi

(Rosdahl,Caroline, Mary, 2015).


Pola makan tidak teratur, obat-obatan, nikotin dan alkohol, stress

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding lambung)

Produksi HCL meningkat

Asam lambung

reflek muntah

Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan nutrisi
E. Jenis - Jenis Gangguan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekeurangan dan

kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung

Koroner, Kanker, Anoreksia Nervosa (Hidayat & Uliyah 2015).

a. Kekurangan nutrisi Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami

seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan

berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan

metabolisme.

Tanda klinis:

- Berat badan 10-20% dibawah normal,

- Tinggi badan dibawah ideal

- Lingkar kulit triseps

- Lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar

- Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

- Adanya penurunan albumin serum

- Adanya penurunan transferin

Kemungkinan penyebab:

- Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori

akibat penyakit infeksi atau kanker.

- Disfagia karena adanya kelainan persarafan, penurunan absorbsi nutrisi

akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.

- Nafsu makan menurun


b. Kelebihan nutrisi Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami

seseorang yang mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan

kebutuhan metabolisme secara berlebihan. Tanda klinis: Berat badan lebih

dari 10% berat ideal, obesitas (lebih dari 20% berat ideal), lipatan kulit trisep

lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada Wanita, adanya jumlah asupan

berlebihan aktivitas menurun atau monoton. Kemungkinan penyebab:

Perubahan pola makan. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.

c. Obesitas Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang

mencapai lebih dari 20% berat badan normal. Status nutrisinya adalah

melebihi kebutuhan asupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

d. Malnutrisi Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan

kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai

masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala

umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup

atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan

penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan

lain- lain.

e. Diabetes mellitus Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi

yang ditandai dengan adanya gangguan metabolism karbohidrat akibat

kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

f. Hipertensi Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan

oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari


adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang

berlebihan.

g. Penyakit jantung koroner Penyakit jantung koroner merupakan gangguan

nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah

dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena

adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.

h. Kanker Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan

oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.

F. Fisiologi Gangguan Nutrisi


Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi

organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi

enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme

mengacu pada semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat

menjadi anabolic (membangun) atau katabolic (merusak). Energy adalah

kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan energy untuk terus menerus

berhubungan dengan lingkungannya (Fikawati, Sandra, 2017).

a. Pemasukan energi Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan

selama oksidasi makanan. Makanan merupakan sumber utama energi

manusia. Besarnya energi yang dihasilkan dengan satuan kalori.

1. kalori juga disebut 1 kalori besar (K) atau kkal adalah jumlah panas yang

di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1°c. 1 kkal = 1 K atau

sama dengan 1000 kalori.


2. Pengeluaran energy Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan

oleh tubuh untuk mensupport jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh.

Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa phospat seperti ATP.

Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.

3. Basal metabolisme rate (MBR) Basal Metabolisme Rate adalah energy

yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu untuk kegiatan fungsi tubuh

seperti pergerakan jantung, perbafasan, peristaltic usus, kegiatan kelenjar-

kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses.

Mulai dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan hingga

eliminasi.

a. Pencernaan

Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan di pecah secara

mekanik dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik

tetapi tetap tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak

bereaksi dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki

esopagus dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti

gelombang (peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak

spinkter, berlokasi pada pembukaan atas lambung, menyebabkan

spinkter relaksasi dan memungkunkan makanan masuk lambung. Di

dalam lambung, pepsinogen di sekresikan dan diaktifkan oleh asam

hidrokolik menjadi pepsin, enzim pemecah protein. Lambung juga

mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan amilase untuk mencerna lemak

dan zat tepung secara berturut-turut. Lambung juga bertindak sebagai


penyimpanan dan makanan menetap di dalam perut kira-kira 3 jam,

dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan lambung pada

spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus. Kimus

mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah

intestinal, sekresi pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam

usus kecil, mencampur sekresi dengan kimus.

b. Absorbsi

Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Sepanjang

daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk

meningkatkan area permukaan absorbsi. Nutrient diabsorbsi oleh difusi

pasif dan osmosis, transport aktif, dan pinositosis.

c. Metabolisme

Nutrien diabsopsi dalam intestinal, termasuk air, yang ditransportasikan

melalui system sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia

dari metabolisme, nutrient diubah ke jumlah substansi yang diperlukan

oleh tubuh. Dua tipe dasar metabolism adalah anabolisme dan

katabolisme. Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia

yang lebih kompleks dengan sintesis nutrient. Katabolisme merupakan

pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.

d. Penyimpanan

Beberapa, tapi tidak semua, nutrient yang diperlukan tubuh disimpan

dalam jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan

adalah lemak, yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen


disimpan dalam cadangan kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan

protein disimpan dalam massa otot. Ketika keperluan energi tubuh

melebihi persediaan energi dari nutrient yang dimakan, maka energi

yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi yang tidak digunakan

harus disimpan terutama lemak.

G. Kebutuhan Nutrisi
Berikut ini adalah nilai kecukupan energy dan kecukupan protein seseorang

perhari rata-rata ketika dalam aktivitas sedang. Jika sering melakukan aktivitas

berat seperti olahraga berat, kuli bangunan, menggarap sawah, pekerja lapangan,

dan lain sebagainya perlu ditambahkan asupan energi dan protein yang cukup.

a. Neonatus

- KecukupanEnergi: 550 kkal

- Kecukupan Protein: 10gram

b. Bayi

- Kecukupan Energi: 650 kkal

- Kecukupan Protein: 16gram

c. Toddler

- Kecukupan Energi: 650 kkal

- Kecukupan Protein: 16gram

d. Prasekolah

- Kecukupan Energi: 1800 kkal

- Kecukupan Protein: 45gram


e. Usia anak sekolah

Jenis Kelamin Laki-Laki/Pria:

- Kecukupan Energi: 2050 kkal

- Kecukupan Protein: 50gram

Jenis Kelamin Perempuan/Wanita:

- Kecukupan Energi: 2050 kkal

- Kecukupan Protein: 50gram

f. Remaja

Jenis Kelamin Laki-Laki/Pria:

- Kecukupan Energi: 2600 kkal

- Kecukupan Protein: 65gram

Jenis Kelamin Perempuan /Wanita:

- Kecukupan Energi: 2200 kkal

- Kecukupan Protein: 55gram

g. Dewasa

Jenis Kelamin Laki-Laki/Pria:

- Kecukupan Energi: 2550 kkal

- Kecukupan Protein: 60gram

Jenis Kelamin Perempuan /Wanita:

- Kecukupan Energi: 1900 kkal

- Kecukupan Protein: 50gram

h. Lansia

Jenis Kelamin Laki-Laki/Pria:


- Kecukupan Energi: 2250 kkal

- Kecukupan Protein: 60gram

Jenis Kelamin Perempuan/Wanita:

- Kecukupan Energi: 1750 kkal

- Kecukupan Protein: 50gram

H. Faktor Gangguan Nutrisi


Menurut Siregar, 2015. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan

Nutrisi

1. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

mempengaruhi pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan

oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam

memahami kebutuhan gizi.

2. Usia Pada usia 0-10 tahun

Kebutuhan metabolisme basa bertambah dengan cepat hal ini

sehubungan dengan factor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat

pada usia tersebut. Setelah usia 20 tahun energi basal relative konstan.

3. Jenis kelamin

Kebutuhan metabolisme basal pada laki- laki lebih besar di bandingkan

dengan wanita pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan

pada wanita 0,9 kkal/ kgBB/jam.


4. Tinggi dan berat bada

Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas permukaan tubuh,

semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas

sehingga kebutuhan metabolisme basal tubuh juga menjadi lebih besar.

5. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak

sedikit. Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi

biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan

masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

6. Status Kesehatan

Kesehatan Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia

(kurang nafsu makan) biasanya gejala penyakit atau karena efek samping

obat.

7. Faktor Psikologis serti stress dan ketegangan

Motivasi individu untuk makan makanan yang seimbang dan persepsi

individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan

mempunyai nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Sumsum

menyimbolkan kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).

8. Alkohol dan Obat

Penggunaan alkohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada

defisiensi nutrisi karena uang mungkin dibelajakan untuk alkohol dari

pada makanan. Alkohol yang berlebihan juga mempengaruhi organ


gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan dapat

menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga menghabiskan zat

gizi yang tersimpan dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam intestine.

I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami

ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:

a. Gangguan Kebutuhan Nutrisi

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung

3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral

4. Perbaikan gizi

5. Pendidikan kesehatan

6. Pengobatan

7. Kolaborasi

8. Pemberian cairan parenteral

9. Pemberian obat-obatan peroral maupun parenteral

10. Pengaturan diet terprogram sesuai saran ahli gizi

11. Penyuluhan tentang penyimpangan dan penyajian makanan


J. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Menurut (Reni, 2017). Status nutrisi seseorang dapat dikaji melalui A, B, C,

D, yaitu.

a) A (antropometri): untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan

energi.

b) B (biokimia): digunakan untuk suatu peringatan bahwa mungkin akan

terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.

c) C (clinical sign): untuk mensurvey klinis secara cepat (tanda-tanda klinis).

d) D (dietary): makanan yang dikonsumsi.

2. Pengkajian keperawatan terhadap masalah gangguan pemenuhan kebutuhan

nutrisi, yaitu.

a. Data subjektif

- Biodata

- Alasan datang

- Keluhan utama

- Riwayat kesehatan pasien dan keluarga

b. Data objektif

- Pemeriksaan fisik umum

- Pemeriksaan fisik dengan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi

- Pemeriksaan khusus

- Pemeriksaan penunjang
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan:

2. Ketidak mampuan untuk menelan makanan berhubungan dengan:

3. Resiko ketidak seimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh


DAFTAR PUSTAKA

A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. ( 2014 ). Pengantar kebutuhan dasar
manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba medika.
Asmadi, (2018). Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Fikawati, Sandra, dkk. 2017. Gizi Anak dan Remaja. Depok: RajaGrafindo Persada
Haswita, Reni. 2017. Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan
Dan Kebidanan. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.
Muralitharan, Nair, dan Ian Peate. 2015. Dasar-dasar Patofisiologi Terapan.
Jakarta: Bumi Medika.
Rosdahl, Caroline Bunker dan Mary T Kowalski. (2015). Buku Ajar Keperawatan
Dasar. Alih bahasa: Dwi Widiarti. Jakarta: EGC
Rotua, Manuntun, Rohanta Siregar. 2015. Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi Dasar. Jakarta: EGC
Tarwoto, Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 5. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai