0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan20 halaman

LP Nutrisi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 20

LAPORAN PENDAHULAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN Ny. L DENGAN MASALAH KEPERAWATAN DEFISIT NUTRISI DI


RUANG DHOHO Di RSUD PROF.DR.SOEKANDAR MOJOSARI

NAMA : SITI ALIYAH

NIM : 202403084

PROGRAM STUDY PROFESI NERS

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TA 2024/2025
A. Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan

penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau

bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk

aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai

ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan

keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah,

2015). Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang sangat

penting. dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala aktivitas

dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri, seperti

glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan

sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia.

Menurut NANDA (2012-2014) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.

B. Etiologi
Penyebab tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor

biologi, psikologi atau ekonomi (Haswita, 2017)

1. faktor predisposisi

faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan yang

disebabkan oleh

a. rasa nyeri

b. ansietas
c. depresi

d. Perubahan situasi/ lingkungan

e. Perbedaan makanan

f. Gangguan pemasukkan makanan

g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat.

C. Patofisiologi
Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemasukan intake nutrisi setiap individu. Berikut ini
adalah proses individu yang mengalami kekurangan nutrisi.

Pola Makan Tidak Teratur, obat-obatan,


nikotin dan alkohol, streess

Berkurangnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung

Erosi pada lambung (gesekan dinding


lambung)

Produksi HCL Meningkat

Kekosongan lambung

Meningkat asam lambung

Reflek muntah
Intake makanan tidak adekuat

Kekurangan Nutrisi

D. Jenis-jenis gangguan Nutrisi


Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas :
1) kekurangan nutrisi
kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolisme (Haswita, 2017)
Tanda klinis :
a. Berat badan 10-20% dibawah normal
b. Tinggi badan dibawah ideal
c. Lingkar kulit trisep di lengan bawah kurang dari 60% ukuran standar
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e. Adanya penurunan albumin serum
f. Adanya penurunan transferin
Kemungkinan penyebab:
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c. Penurunan penyerapan nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa
d. Nafsu makan menurun
2) Kelebihan Nutrisi
Kelebihan nutrisi menupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mengalami
peningkatan berat badan akibat kebutuhan metabolisme secara berlebihan. Menurut
(Mardelina, 2018) Kelebihan nutrisi merupakan Suatu keadaan yang dialami seseorang
yang mempunyai resiko peningkatan Berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
berlebih. energi dan lemak tinggi, sedangkan pengeluaran energi yang lebih rendah
disebabkan kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style
Tanda klinis :
a. Berat lebih dari 10% berat ideal
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab:
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan asupan kalori dan
penurunan dalam penggunaan kalori. Obesitas Kegemukan dan obesitas terjadi akibat
asupan energi yang lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi tinggi
disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energy dan lemak tinggi, sedangkan
pengeluaran energi yang lebih rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan
sedentary life style (Mardelina, 2018)
4) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot
dan penurunan energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva dan lain-lain.
5) Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono.
6) Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding mukosa
lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
7) Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3
kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses cair)
8) Diabetes mellitus
Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
9) Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
10) penyakit jantung coroner
jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh peningkatan
kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena
adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
11) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian
lemak secara berlebihan.

E. Fisiologi Nutrisi
Menurut (Darmawan, 2014) Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi
untuk fungsi organ dan pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi
enzim, pertumbuhan, penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada
semua reaksi biokimia dalm tubuh. Proses metabolisme dapat menjadi anabolik
(membangun) atau katabolik (merusak). Energi adalah kekuatan untuk bekerja, manusia
membutuhkan energi untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.

1) Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energi yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energi yang dihasilkan
dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah
panas yang diminta untuk menaikkan suhu 1 kg air. 1 kkal 1 K atau sama dengan 1000
kalori.
2) Pengeluaran energi.
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk mendukung jaringan
dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk senyawa fosfat
seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan aktivitas fisik.
3) Tingkat metabolisme basal (MBR).
Tingkat Metabolisme Basal adalah energi yang digunakan pada saat istirahat yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan, peristaltik usus,
kelenjar kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh mengalami beberapa proses. Mulai
dari pencernaan, penyerapan, metabolisme, dan penyimpanan hingga eliminasi.
a. Pencernaan
Pencernaan dimulai dari mulut, tempat makanan pecah secara mekanik
dengan mengunyah. Protein dan lemak dipecahkan secara fisik tetapi tetap
tidak berubah secara kimia karena enzim dalam mulut tidak bereaksi secara
langsung dengan nutrisi ini. Makanan yang telah ditelan memasuki esopagus
dan bergerak sepanjangnya dan dengan kontraksi otot seperti gelombang
(peristaltik). Massa makanan yang berada pada kardiak spinkter, berlokasi
pada pembukaan atas lambung, menyebabkan spinkter relaksasi dan
memungkunkan makanan masuk lambung. Di dalam lambung, pepsinogen di
sekresikan dan diaktifkan oleh asam hidrokolik menjadi pepsin, enzim
pemecah protein. Lambung juga mengeluarkan sejumlah kecil lipase dan
amilase untuk mencerna lemak dan zat tepung secara berturut-turut.
Lambung juga bertindak sebagai penyimpanan dan makanan menetap di perut
kira-kira 3 jam, dengan rentang dari 1-7 jam. Makanan meninggalkan
lambung pada spinkter pilorik sebagai asam, massa cair yang disebut kimus.
Kimus mengalir ke duodenum dan bercampur cepat dengan empedu, getah
usus, pangkreas. Peristaltik terjadi terus menerus dalam usus kecil,
mencampurkan sekresi dengan kimus.
b. Absorbsi
Usus kecil merupakan tempat penyerapan utama nutrien. Di sepanjang daerah
ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan
penyerapan permukaan permukaan. Nutrisi diabsorbsi oleh difusi pasif dan
osmosis, transport aktif, dan pinositosis.
c. Metabolisme
Nutrien diabsopsi dalam usus, termasuk udara, yang ditransportasikan melalui
sistem sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari
metabolisme, nutrien diubah menjadi jumlah substansi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Dua tipe metabolisme dasar adalah anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks
dengan sintesis nutrisi. Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia
menjadi substansi yang lebih sederhana.
d. Penyimpanan
Beberapa, tapi tidak semua, nutrisi yang diperlukan tubuh disimpan dalam
jaringan tubuh. Bentuk pokok tubuh dari energi yang disimpan adalah lemak,
yang disimpan sebagai jaringan adiposa. Glikogen disimpan dalam cadangan
kecil di hati dan jaringan otot dan protein dan protein disimpan dalam massa
otot. Ketika keperluan energi tubuh melebihi persediaan energi dari nutrisi
yang dimakan, maka energi yang disimpan digunakan. Sebaliknya energi
yang tidak digunakan harus disimpan terutama lemak.

F. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


1. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola
konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2. Faktor fisiologis
Merupakan faktor yang terkait dengan proses pencernaan atau intake makanan.
(Haswita, 2017)
3. Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan seperti waktu makan pada jam tertentu, makan bersama, cara
penyajian makanan, jenis makanan pasien, jika mengalami perubahan , maka dapat
mempengaruhi selera dan intake makanan. Demikian juga gaya hidup pasien seperti
kebiasaan makan, tinggi garam (natrium) juga mempengaruhi status nutrisi pasien
(Haswita, 2017)
4. Budaya dan keyakinan
Adanya budaya dan keyakinan yang salah dalam lingkungan masyarakat tertentu dalam
mengonsumsi makanan menimbulkan tidak adekuatnya status nutrisi (Haswita, 2017)
5. Usia
Pada usia 0-10 tahun kebutuhan metabolisme basa meningkat dengan cepat sehubungan
dengan faktor pertumbuhan dan perkembangan yang cepat pada usia tersebut. Setelah
usia 20 tahun energi basal relatif konstan.
6. Jenis kelamin
Kebutuhan metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dibandingkan dengan wanita
pada laki-laki kebutuhan BMR 1,0 kkal/kg BB/jam dan pada wanita 0,9 kkal/
kgBB/jam. Pada usia tertentu pria membutuhkan lebih banyak zat gizi daripada wanita
karena aktivitasnya atau karena ukuran tubuhnya yang lebih besar. Untuk zat gizi
tertentu kadang wanita memerlukan lebih banyak dari pada pria (Haswita, 2017).
7. Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan terhadap permukaan tubuh yang luas, semakin luas permukaan
tubuh maka semakin besar perjuangan sehingga kebutuhan metabolisme tubuh juga
menjadi lebih besar.
8. Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
yang tidak membutuhkan sumber daya yang sedikit. Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mencukupi kebutuhan gizi keluarga
dibandingkan dengan kondisi perekonomian rendah.
9. Status kesehatan
Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurang nafsu makan)
biasanya gejala penyakit atau karena efek samping obat.
10. Faktor Psikologis, seperti stress dan motivasi individu untuk makan makanan yang
seimbang dan persepsi individu tentang diet merupakan pengaruh yang kuat. Makanan
memiliki nilai simbolik yang kuat bagi banyak orang (mis. Susu menyimbolkan
kelemahan dan daging menyimbulkan kekuatan).
11. Alkohol dan Obat
Penggunaan alcohol dan obat yang berlebihan memberi kontribusi pada defisiensi
nutrisi mungkin dibelajakan untuk alcohol dari pada makanan. Alkohol yang berlebihan
juga mempengaruhi organ gastrointestinal. Obat-obatan yang menekan nafsu makan
dapat menurunkan asupan zat gizi esensial. Obat-obatan juga nutrisi yang tersimpan
dan mengurangi absorpsi zat gizi di dalam usus.
G. Macam macam nutrisi
Nutrient atau kandungan zat yang terdapat dalam makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh
terdiri dari 6 kategori, yaitu : karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.

a) Karbohidrat
Fungsi utama karbohidrat sebagai sumber energi utama merupakan bahan bakar otak, otot
rangka selama latihan, eritrosit dan leukosit dan medula renal. Karbohidrat berbentuk
glukosa merupakan satu-satunya sumber energi bagi otak dan sistem saraf. Karbohidrat
disimpan sebagai cadangan energi dalam tubuh berbentuk glikogen yang disimpan dalam
hati dan otot (Fikawati et al., 2017). Karbohidrat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu
karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana seperti fruktosa,
glukosa, dan laktosa, dapat dijumpai dalam buah-buahan, gula dan susu. Sedangkan
karbohidrat kompleks dapat ditemukan dalam sayuran berserat, gandum, nasi, sereal, oat
dan lain sebagainya (Boyle & Roth, 2010). Sumber karbohidrat: beras, tepung-tepungan,
gula, buah dan lain-lain.
Fungsi karbohidrat menurut (Haswita, 2017) didalam tubuh adalah
1) Sumber energi
2) Pemberian rasa manis pada makanan
3) Penghemat protein
4) Pengaturan metabolisme lemak
5) Membantu pengeluaraan feses
b) Protein
berfungsi untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh, juga bisa
menghasilkan kalori, sintesa homon, katalisator enzim (dari proses absorpsi, metabolisme
dan katabolisme) dan antibodi. Sumber protein : daging sapi, ayam, ikan, telur, susu,
tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Fungsi protein menurut (Haswita, 2017)adalah:

a) Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan
tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam basa.
b) Pengaturan dan pemeliharaan jaringan tubuh.
c) Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormone.
d) Sumber energi di samping karbohidrat dan lemak.
e) Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat
menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan.
c) Lemak
Fungsi lemak adalah untuk menyediakan kebutuhan kalori, menjaga suhu tubuh dan
organ tubuh dengan lapisan lemak dan juga menjaga fungsi normal dari kulit. Sumber
lemak : mentega, margarin, minyak kelapa, krim, lemak hewan dan kacang-kacangan.
d) Vitamin
Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta kesehatan mata. Vitamin A
juga bekerja untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. Sumber vitamin A :
hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur, buah dan sayuran berwarna.
Vitamin D
Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk dan menjaga
kesehatan tulang dan gigi. Sumber Vitamin D: susu dan hasilnya, kuning telur, hati ikan
tuna, salem.
Vitamin E
Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot. Sebagai
antioksidan dalam menjaga sel dan jaringan tubuh dari kerusakan. Sumber Vitamin E:
kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau, margarin, roti, kentang dan gandum.
Vitamin K
Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K: sayuran hijau.
Vitamin C
Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang, Mempercepat
penyembuhan luka, daya tahan dari infeksi, membantu penyerapan zat besi.
Sumber Vitamin C : sayuran segar dan buah-buahan segar
Vitamin B Compleks
Mengambil tubuh penting penting pada metabolisme karbohidrat, Meningkakan selera
makan, Menjaga fungsi normal dari pencernaan, jantung dan sistem saraf. Sumber
Vitamin B Komplek : beras, daging, susu, kacang-kacangan, telur dan kedelai.
H. Pathway
Penyakit Saluran Penyakit Saluran Gaya Hidup dan kebiasaan Kebutuhan Metabolisme
Pencernaan Pencernaan Untuk Pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan menkonsumsi Peningkatan intake nutrisi
v makanan yang tidak sehat

Menurunkan tonus dan Gangguan menelan Kelebihan zat di dalam tubuh Kebutuhan energi meningkat
peristaltik lambung makanan yang tidak dibuthkan

Mudah lapar
Refluksi Duodenum Ke Asupan nutrisi tidak Penyerapan di dalam
lambung terpenugi tubuh tidak sempurna
Nafsu makan meningkat

Mual Penurunan Berat Badan


Sering Makan
Risiko berat badan lebih
Muntah Defisit Nutrisi
Peningkatan berat badan

Nausea
Berat Badan Lebih
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KLIEAN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
NUTRISI
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
pada identitas yang perlu dikaji adalah nama, nomer rekam medis, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, status, agama, pekerjaan
dan umur pasien.
b. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
merupakan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yang berhubungan dengan
asupan nutrisi pasien
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Merupakan informasi tentang keadaan dan keluhan klien saat timbul keluhan baru
yang dirasakan.
3. Riwayat Kesehatan Terdahulu
riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien sebelumnya terutama yang
berkaitan dengan penyakit yang dialami oleh pasien sekarang.

c. Pemeriksaan Fisik
1 Penampilan umum dan vitalitas : Apatis, lesu, tampak lelah
2 Berat badan : Berat badan kurang atau berlebih
3 Rambut : Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh
4 Kulit : Kering, kusam, pecah-pecah, pucat atau berpigmen, ada petekia atau memar,
lemak subkutan sedikit
5 Kuku : Rapuh, pucat, bentuk seperti sendok
6 Mata : Kering, konjungtiva pucat atau merah, kornea lembut
7 Lidah : Berwarna merah atau magenta, tampilan halus, bengkak, ukuran lidah
bertambah atau berkurang
8 Bibir : Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir
9 Gusi : Bengkak, meradang, mudah berdarah, berbentuk seperti spon
10 Otot : Tonus buruk, lembek dan tidak berkembang
11 Sistem kardiovaskular: Frekuensi nadi meningkat, TD meningkat,
trama jantung abnormal (ireguler)
12 Sistem pencernaan : Anoreksia, indigesti, diare, konstipasi
13 Sistem persarafan : Refleks menurun, emosi tidak stabil, kurang perhatian, bingung.

d. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Hb
a. Laki-laki dewasa (14-18 gr/dl)
b. Wanita dewasa (12-16 gr/dl)
2. Pemeriksaan Albumin (3,5-4,5 gr/dl)
3. Rontgen
4. TG (<150 mg/dl)
5. Kolesterol (<200 mg/dl)
6. HDL (>50 mg/dl)
7. LDL (<130 mg/dl)

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada masalah gangguan nutrisi menurut
SDKI diantaranya :
1. Berat badan Lebih (D.0018).
2. Defisit nutrisi (D.0019).
3. Obesitas (D.0030).

3. Rencana Keperawatan
No Diagnosis Intervensi
1 Berat Badan Lebih Manajemen Berat Badan.
(0018)
Definisi: Mengidentifikasi dan mengelola berat-badan
Definisi:
akumulasi lemak berlebih agar dalam rentang optimal.
atau abnormal yang tidak
sesuai dengan usia dan
jenis kelamin. Observasi:
- Identifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat
Gejala dan tanda mayor mempengaruhi berat badan.
Subjektif: - Hitung berat badan ideal.
(tidak tersedia) - Hitung presentasi perbandingan lemak dan otot
pasien.
Objektif:
- IMT >25 kg/m2 (pada - Fasilitasi menentukan target berat badan yang realistis
dewasa) dari presentil
95 ( pada anak < 2 Terapeutik:
tahun) atau IMT pada - Atur posisi semi fowler atau fowler
presentil ke 85-95 - Pasang perlak dan bengkok dipangkuan pasien
(pada anak 2-18 - Buang sekret pada tempat sputum
tahun).

Gejala dan tanda minor


Edukasi:
Subjektif:
(tidak tersedia) - Jelaskan hubungan antara asupan, aktivitas fisik, dan
penambahan berat badan.
Objektif: - Jelaskan faktor risiko berat badan lebih.
- Tebal lipatan kulit - Anjurkan mencatat berat badan setiap.
trisep >25mm. - minggu, jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan makan, aktivitas
fisik dan perubahan berat badan.
2. Defisit Nutrisi(0019) Manajemen Nutrisi
Definisi: Mengidentigikasi dan mengelola asupan nutrisi
Definisi: ynag seimbang.
Asupan nutrisi tidak cukup
untuk memenuhi Observasi:
kebutuhan metabolisme. - Identifikasi status nutrisi.
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan.
Gejala dan tanda mayor - Identifikasi makanan yang disukai.
Subjektif:
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient.
(tidak tersedia)
- Identifikasi perlunya pengunaan selan nasogastric.
Objektif: - Monitor asupan makanan.
- Berat badan menurun - Monitor berat badan.
minimal 10% dibawah - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium.
rentang ideal.
Terapeutik:
Gejala dan tanda minor - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu.
Subjektif:
- Fasilitas menentukan pedoman diet (mis. Piramida
- Cepat kenyang setelah
makan. makanan).
- Kram/nyeri abdomen. - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang
- Nafsu makan sesuai.
menurun. - Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
Objektif: konstipasi.
- Bising usus hiperaktif. - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
- Otot pengunyah - Berikan suplemen makanan, jika perlu.
lemah.
- Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik
- Otot menelan lemah.
- Membrane mukosa jika asupan oral dapat ditoleransi.
pucat.
- Sariawan. Edukasi:
- Serum albumin turun. - Anjurkan posisi duduk, jika perlu.
- Rambut rontok - Ajarkan diet yang diprogramkan.
berlebih.
- Diare. Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
Pereda nyeri, antiemetic), jika perlu.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.

Pemantauan Nutrisi
Definisi: mengumpulkan dan menganalisis data yang
berkaitan dengan asupan dan status gizi.

Observasi:
- Identifikasi faktor yang mempengaruhi asupan gizi
(mis. pengetahuan, ketersedaan makanan,
agama/kepercayaan, budaya, mengunyah tidak
adekuat, gangguan menelan, penggunaan obat-obatan
atau pascaoperasi).
- Identifikasi perubahan berat badan.
- Identifikasi kelainan pada kulit (mis. memar yang
berlebihan, luka yang Sulit sembuh dan pendarahan).
- Identifikasi kelainan pada rambut (mis. kering, tipis,
kasar, dan mudah patah).
- Identifikasi pola makan (mis. kesukaan/ketidaksukaan
makanan, konsumsi makanan cepat saji, makan
terburu-buru).
- Identifikasi kelainan pada kuku (mis. berbentuk
sendok, retak, mudah patah, dan bergerigi).
- Identifikasi kemampuan menelan (mis. fungsi
motorik wajah, refleks menelan, dan refleks gag).
- Identifikasi kelainan rongga mulut (mis. peradangan,
gusi berdarah, bibir kering dan retak luka).
- Identifikasi kelainan eliminasi (mis. diare, darah,
lendir, dan eliminasi yang tidak teratur).
- Monitor mual dan muntah.
- Monitor asupan oral.
- Monitor wama konjungtiva.
- Monitor hasil laboratorium (mis. kadar kolesterol,
albumin serum, transferrin, kreatinin, hemoglobin,
hematokrit, dan elektrolit darah).

Terapeutik:
- Timbang berat badan Ukur antropometrik komposisi
tubuh (mis. indeks massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan ukuran lipatan kulit).
- Hitung perubahan berat badan Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan kondisi pasien.
- Dokumentasikan hasil pemantauan.

Edukasi:
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan.
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
3 Obesitas (0030) Edukasi Berat Badan Efektif
Definisi:
Definisi: Memberikan informasi tentang berat badan dan
Akumilasi lemak berlebih
persentase lemak tubuh yang optimal.
atau abnormal yang tidak
sesuai dengan usia dan
Observasi:
jenis kelamin, serta
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
melampauin kondisi berat
badan berlebih informasi.
(overweight).
Terapeutik:
Gejala dan tanda mayor - Sediakan materi dan media edukasi.
Subjektif: - Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
(tidak tersedia) - Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya.

Objektif: Edukasi:
- IMT >25 kg/m2 (pada - Jelaskan hubungan asupan makanan, latihan,
dewasa) atau lebih dari peningkatan dan penurunan berat badan.
presentil ke 95 untuk
- Jelaskan kondisi medis yang dapat mempengaruhi
usia dan jenis kelamin
(pada anak). berat badan.
- Jelaskan risiko kondisi kegemukan (overweight) dan
Gejala dan tanda minor kurus (underweight).
Subjektif: - Jelaskan kebiasaan, tradisi dan budaya, serta faktor
(tidak tersedia) genetik yang mempengaruhi berat badan.
- Ajarkan cara mengelola berat badan secara efektif
Objektif:
- Tebal lipatan kulit Edukasi Diet
trisep >25mm.
Definisi: Mengajarkan jumlah, jenis dan jadwal asupan
makanan yang diprogramkan.

Observasi:
- Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga
menerima informasi.
- Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini.
- Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa
lalu.
- Identifikasi persepsi pasien dan keluarga tentang diet
yang diprogramkan.
- Identifikasi batasan finansial untuk meyediakan
makanan.

Terapeutik:
- Persiapkan materi, media dan alat peragakan.
- Jadwalkan waktu yang tepat untuk memberikan
pendidikan kesehatan.
- Berikan kesempatan pasien dan keluarga bertanya.
- Sediakan rencana makan tertulis, jika periu.

Edukasi:
- Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan.
- Informasikan makanan yang diizinkan dan dilarang
informasikan kemungkinan interaksi obat dan
makanan, jika perlu.
- Anjurkan mermpertahankan posisi semi Fowler (30 -
45 derajat) 20-30 setelah makan.
- Anjurkan mengganti bahan makanan sesuai dengan
diet yang diprogramkan.
- Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi.
- Ajarkan cara membaca label dan memilih yang
sesuai.
- Ajarkan makanan rencana yang sesuai program.
- Rekomendasikan resep makanan yang sesuai dengan
diet, jika perlu.

Kolaborasi:
- Rujuk ke ahli gizi dan sertakan keluarga, perlu.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan setelah perawat
menyiapkan rencana keperawatan (Potter & Perry 2010).
Implementasi keperawatan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang baik, yang bisa mnggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan
komunikasi (Dinarti & Mulyanti, 2017).

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merukapan tahap langkah terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi adalah suatu
kegiatan yang di sengaja dan berkelanjutan yang melibatkan pasien, perawat dan angota
tim kesehatan lainnya (Padila, 2012).

Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu :


1. Evaluasi formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan
keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi
empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa
keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data (pembandingan data
dengan teori), dan perencanaan.

2. Evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah
semua aktifitas proses keperawatan selesai dilakukan. Evaluasi sumatif ini bertujuan
menilai dan memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode
yang dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada
akhir pelayanan, menanyakan respon pasien dan keluarga terkai pelayanan
keperawatan, mengadakan pertemuan pada akhir layanan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi dalam pencapaian tujuan keperawatan, yaitu:
1) Tujuan tercapai/masalah teratasi.
2) Tujuan tercapai sebagian/masalah teratasi sebagian.
3) Tujuan tidak tercapai/masalah belum teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, I. P. E. (2014). Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan


Gangguan Nutrisi. Universitas Udayana.

Dinarti, D., & Mulyanti, Y. (2017). Bahan Ajar Keperawatan: Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan,
Kem-Kes RI.

Fikawati, Syafiq, & Veratamala. (2017). Gizi Anak Dan Remaja. Rajawali Pers.

Haswita, S. R. (2017). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Dan


Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Mardelina, I. (2018). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Sistem Pencernaan.


Pustaka Baru Press.

Padila, P. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter, P. (2010). Fundamentals Of Nursing Fundamental keperawatan Buku 1Edisi. Jakarta:


Selemba medika.

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan (5th ed.).
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai