Tugas 2-2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTON 2 (MKDK4001)

Nama Mahasiswa : RITA FAZRIANI


NIM : 044527708
Mata Kuliah : Pengantar Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jawaban
Soal 1: Jelaskan 3 kebijakan kolonial Belanda terkait pembedaan status sosial dalam
masyarakat.

Pada tahun 1800-1942 bangsa indonesia menjadi jajahan pemerintah kolonial belanda,
pendidikan yang awalnya dikelola oleh VOC akhirnya diserahkan kepada pemerintah
belanda.

Pada saat pendudukan Hindia Belanda di Indonesia, pemerintahan Hindia Belanda


menerapkan berbagai kebijakan yang seringkali merugikan bangsa pribumi. Salah satu
kebijakan yang terbilang rasis adalah pembagian status sosial masyarakat, dimana ada
pembagian kelompok dengan kategori sebagai berikut

1. Golongan atas merupakan orang-orang Belanda dan Eropa yang berdiam di Hindia
Belanda (Indonesia).
2. Golongan menengah, yang terdiri dari orang-orang Timur seperti Tionghoa, Arab,
dan India.
3. Golongan bawah (pribumi) yang terdiri dari orang-orang asli Indonesia.

Pembahasan :

Penjajahan yang dilakukan Belanda tidak di mulai secara langsung begitu saja, justru
terkesan lambat. Proses penjajahan yang dilakukan kolonial Belanda justru di mulai tidak
secara langsung oleh pemerintahan kerajaan Belanda, namun dimulai ketika Perusahaan
Dagang Belanda yang dikenal dengan nama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie)
menancapkan ekspansi dagangnya di Indonesia dan mulai ikut campur tangan dalam politik
kerajaan-kerajaan di seluruh kepulauan Indonesia.

Status sosial masyarakat pada tahun 1972 diatur oleh hukum ketatanegaraan Hindia
Belanda di Indonesia, hal itu dilakukan untuk membedakan orang pribumi dan bangsa
Eropa. Tentunya golongan pribumi menjadi golongan ketiga atau golongan paling rendah, di
bawah bangsa Eropa, Tionghoa, Arab, maupun India.

Pribumi sebagai golongan ketiga ini dikelompokkan lagi dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Lapisan atas yang terdiri dari para bangsawan kerajaan.
2. Lapisan menengah terdiri dari para petani (tuan tanah), pedagang, serta pegawai
pemerintahan Hindia Belanda.
3. Lapisan Bawah terdiri dari rakyat jelata yang menjadi mayoritas

Jawaban
Soal 2 : Jelaskan riwayat singkat berdirinya pendidikan Taman Siswa.
Taman Siswa adalah nama sekolah yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantara pada
tanggal 3 Juli tahun 1922 di Yogyakarta (Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar,
dan Siswa berarti murid).Pada waktu pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi
nama "National Onderwijs Institut Taman Siswa", yang merupakan realisasi gagasan beliau
bersama-sama dengan teman di paguyuban Sloso Kliwon. Sekolah Taman Siswa ini sekarang
berpusat di balai Ibu Pawiyatan (Majelis Luhur) di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta, dan
mempunyai 129 sekolah cabang di berbagai kota di seluruh Indonesia.
Pada permulaan abad ke-20 perhatian rakyat Indonesia terhadap pendidikan sangat besar,
hingga Departemen Pengajaran tidak dapat mengatasinya. Hal ini disebabkan banyaknya
orang yang ingin sekolah tetapi tempatnya tidak mencukupi. Menurut Ki Hajar Dewantara,
pendidikan Barat yang diterapkan oleh pemerintah Hindia Belanda terlalu intelektualistik dan
materialistik, sehingga tidak dapat menjawab kebutuhan bangsa.
Diberinya kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk memasuki sekolah bumiputra yang kelak
menjadi HIS, juga tidak memberi harapan yang diinginkan. Lulusan HIS dinilai tidak
bermutu sebab yang diterapkan adalah sistem Eropa. Hasil pendidikan dengan sistem tersebut
melahirkan anak-anak yang bertabiat kasar, kurang memiliki rasa kemanusiaan sehingga
tumbuh rasa individualisme.

Melihat hasil pendidikan tidak sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia, maka dipikirkan
sistem pendidikan nasional yang berdasarkan budaya bangsa Indonesia dengan
mengutamakan kepentingan masyarakat. Akhirnya pada tanggal 3 Juli 1922 berdirilah Taman
Siswa oleh Ki Hajar Dewantara. Taman berarti tempat bermain atau tempat belajar, dan
Siswa berarti murid. Ketika pertama kali didirikan, sekolah Taman Siswa ini diberi nama
"National Onderwijs Institut Taman Siswa". .

Setelah berdiri, maka tokoh Taman Siswa, yaitu Ki Hajar Dewantara, R.M. Sutomo
Suryokusumo, R.M.H. Suryoputro, dan Ki Pronowidigdo, mengadakan pertemuan untuk
menentukan sikap selanjutnya. Pendirian Taman Siswa menimbulkan berbagai kritik, baik
dari kalangan bangsa Indonesia maupun dari pemerintah kolonial. Olehnya itu demi
perkembangan, maka pada tanggal 20-22 Oktober 1923 diadakan kongres dengan hasil
sebagai berikut:

 Mengumumkan bahwa Taman Siswa merupakan "Badan Wakaf" (Institut Pendidikan


yang berdiri sendiri, bebas dari pemerintah).
 Menyatakan prinsip-prinsip Taman Siswa.
 Menyusun kembali institutraat menjadi hoofdraat (Majelis Tinggi), yang kemudian
diubah lagi menjadi Majelis Luhur

Jawaban
Soal 3 : Kemukakan unsur-unsur kebudayaan bangsa Indonesia tersebut
1. Sistem Bahasa
Dalam kebudayaan, bahasa menjadi unsur penting karena fungsinya. Fungsi dari
bahasa adalah sebagai alat komunikasi anggota masyarakat sehingga mereka dapat
berinteraksi satu sama lain. Tanpa bahasa, sebuah kebudayaan tidak akan tercipta
karena hakikatnya kebudayaan dapat diciptakan setelah adanya interaksi dari
masyarakatnya.
2. Sistem mata pencaharian dan ekonomi.
Unsur yang kedua ini adalah unsur yang pasti ada di dalam sebuah kebudayaan. Hal
ini disebabkan oleh mata pencaharian dan ekonomi masyarakat akan mempengaruhi
kebudayaan yang akan terbentuk di sana. Misalnya, kebudayaan para petani akan
berbeda dengan kebudayaan para nelayan.
3. Sistem peralatan hidup dan teknologi.
Peralatan hidup dan teknologi ini diciptakan manusia untuk mempermudah mereka
untuk hidup. Dengan seperti itu, kebudayaan masyarakat yang mempunyai teknologi
yang lebih canggih akan sangat berbeda dengan kebudayaan di masyarakat yang
masih menggunakan alat sederhana.
4. Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial
Dalam unsur yang satu ini, suatu kebudayaan di dalam masyarakat pasti mempunyai
aturan-aturannya sendiri, misalnya dalam adat perkawinan, hajatan, dan lainnya.
Sistem organisasi sosial setiap kebudayaan pun akan berbeda.
5. Sistem ilmu pengetahuan
Setiap kebudayaan, ilmu pengetahuan menjadi hal penting karena dengan sistem
inilah suatu kebudayaan akan bertahan. Kemudian, sistem ilmu pengetahuan antara
satu masyarakat dengan masyarakat lainnya sangat berbeda. Sebagai contohnya yaitu
ilmu astronomi yang dimiliki masyarakat pesisir pantai akan lebih baik daripada
masyarakat yang tinggal di pegunungan.
6. Sistem kepercayaan atau religi.
Setiap kebudayaan, sistem kepercayaan atau religi menjadi sistem yang paling penting
karena bisa menentukan setiap aturan yang ada di dalam masyarakat tersebut.
Contohnya yaitu masyarakat Hindu yang mengagungkan hewan sapi, sedangkan
dalam masyarakat lainnya tidak. Bahkan, untuk masyarakat yang tidak mempercayai
adanya Tuhan pun, mereka masih mempunyai sistem ini.
7. Sistem kesenian
pun seni tarik suara. Dengan adanya sistem ini, setiap masyarakat mempunyai ciri
khas yang unik yang membedakan masyarakat tersebut dengan masyarakat lainnya.

Jawaban
Soal 4 :Gambarkan kerangka lingkaran menurut Koentjaraningrat
Kerangka kebudayaan merupakan dimensi analisis dan konsep kebudayaan yang
dikombinasikan ke dalam suatu bagan lingkaran yang ditujukan untuk menunjukkan bahwa
kebudayaan bersifat dinamis. Berikut adalah gambaran Kerangka Budaya menurut
Koentjaraningrat (1985)

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa Sistem Budaya digambarkan dengan lingkaran
yang paling dalam" dan merupakan inti, kemudian Sistem Sosial digambarkan dengan
lingkaran kedua di sekitar inti, sedangkan Kebudayaan Fisik digambarkan dengan lingkaran
yang paling luar Adapaun pembagian lingkaran menjadi 7 (Tujuh) bagian adalah
melambangkan 7 Unsur Kebudayaan Universal menurut konsep B Malinowski, Ketujuh
Unsur Kebudayaan Universal tersebut dapat mempunyai Tiga Wujud
Kebudayaan, yaitu Sistem Budaya Sistem Sosial, dan Kebudayaan Fisik Menurut Dimensi
Wujudnya, maka Kebudayaan mempunya 3 wujud, yaitu
1. Wujud Sistem Budaya Sifatnya Abstrak, Tidak bisa dilihat Berupa kompleks gagasan,
ide-ide, konsep, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya yang berfungsi
untuk mengatur mengendalikan dan memberi arah kepada perilaku manusia serta
perbuatannya dalam masyarakat
Disebut sebagai Sistem Budaya karena gagasan, pikiran, konsep, norma dan
sebagainya tersebut tidak merupakan bagian-bagian yang terpisahkan, melainkan
saling berkatan berdasarkan asas-asas yang erat hubungannya sehingga menjadi
sistem gagasan dan pikiran yg relatif mantap dan kontinyu
2. Wujud Sistem Sosial
Bersifat Konkret, dapat diamati atau diobservasi

Anda mungkin juga menyukai