Tugas 2 Peng. Pendidikan

Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Unduh sebagai odt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

Tugas 2

Nama :Syahdan Ananda


Nim : 56628735

1. Kebijakan penerintahan militerisme jepang meliputi dua hal, yaitu:


(1) Meniadakan semua pengaruh Barat di Indonesia melalui penjepangan,dan
(2) Memobilisasi segala kekuatan dana dan sumber yang ada untuk mencapai
kemenangan perang Asia Timur Raya.

Implikasi pendudukan pemerintahan militerisme jepang pada sistem pendidikan di


Indonesia menyebabkan pendidikan banyak mengalami perubahan. Beberapa
perubahan itu diantaranya adalah:
A. Dualisme pendidikan yang ada pada zaman penjajahan belanda dihapuskan.
Beberapa sekolah diintegrasikan karena dihapuskannya dualisme pendidikan itu.
Dualisme pendidikan dalam hal ini dipahami sebagai sistem pendidikan
berdasarkan kaum pergerakan Indonesia dan sistem pendidikan untuk anak-
anak pegawai belanda, priyayi dan orang-orang kaya.
Pada masa pemerintahan jepang, pendidikan di sekolah sifatnya terbuka untuk
seluruh lapisan rakyat Indonesia. Salah satu sekolah rendah yang diadakan bagu
semua lapisan masyarakat Indonesia, adalah Sekolah Rakyat 6 tahun ( kokumik
gakho ). Sekolah desa masih tetap ada dan namanya diganti menjadi sekolah
pertama. Susunan jenjang sekolah menjadi:

1) Sekolah Rakyat 6 tahun ( termasuk sekolah pertama )


2) Sekolah menengah 3 tahun
3) Sekiolah menengah tinggi 3 tahun
4) Perguruan tinggi

2. INS ( Indonesia Nederlandsche school ) didirikan oleh Mohammad Sjafei ( lahir di


Matan, Kalbar tahun 1895) pada tanggal 31 Oktober 1926 di Katu Tanam ( Sunater
Barat ).

Setelah kemerdekaan Indonesia, Moh. Sjafei mengembangkan asas-asas


pendidikan INS menjadi dasar-dasar pendidikan Republik Indonesia.

Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam, adalah:


A. Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
B. Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
C. Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
D. Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertamggjng jawab
E. Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan

3. Koentjaraningrat (2005) berpendapat bahwa kebudayaan dibeda-bedakan sesuai


dengan wujudnya, yaitu :
a. Kebudayaan Fisik. Kebudayaan sebagai artifacts benda-benda fisik, meliputi
semua benda hasil karya manusia yang bersifat konkret, dan bisa diraba, serta
difoto.
b. Kebudayaan Sistem Sosial. Kebudayaan sebagai sistem tingkah laku dan
tindakan yang berpola. Kebudayaan dalam wujud ini masih bersifat konkret,
dapat difoto dan dapat difilmkan. Semua tindakan yang dilakukan dari waktu ke
waktu, dari masa ke masa, merupakan pola-pola tingkah laku yang dilakukan
berdasarkan sistem. Oleh karena itu, pola-pola tingkah laku manusia disebut
“sistem sosial”.
c. Kebudayaan sebagai sistem budaya. Wujud kebudayaan adalah gagasan, dan
tempatnya pada pikiran tiap orang yang menganut kebudayaan tersebut, yang
dibawanya kemana ia pergi. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat abstrak dan
tidak dapat difoto dan difilmkan dan hanya dapat dipahami dan diketahui ( oleh
individu penganut kebudayaan lain ) setelah ia mempelajarinya. Kebudayaan
dalam wujud gagasan juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu yang
disebut “sistem budaya”.
d. Kebudayaan sebagai sistem ideal. Kebudayaan sebagai sistem gagasan yang
ideologis, gagasan-gagasan yang sejak awal telah dipelajari oleh individu
penganut kebudayaan karena itu sangat sukar diubah. Istilah untuk menyebut
unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain itu
adalah “ nilai-bilai budaya”,. Yang menentukan sifat dan corak dari pikiran, cara
berpikir serta tingkah laku manusia penganut suatu kebudayaan. Gagasan-
gagasan inilah yang akhirnya menghasilkan berbagai benda yang diciptakan
manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.

4. Proses pembudayaan adalah tindakan yang menimbulkan dan menjadikan sesuatu


lebih bermakna untuk kemanusiaan. Proses tersebut diantaranya:

1. Internaslisasi : merupakan proses penyerapan realitas obyektif dalam kehidupan


manusia
2. Sosialisasi : Proses interaksi terus menerus yang memungkinkan manusia
memperoleh identitas diri serta keterampilan-keterampilan sosial.
3. Enkulturasi : Berbaurnya seseorang ke dalam suatu lingkungan kebudayaan, di
mana desain khusus untuk kehidupan kelihatan sebagai sesuatu yang alamiah
belaka
4. Difusi : Meleburnya suatu kebudayaan dengan kebudayaan lain sehingga
menjadi satu kebudayaan.
5. Akulturasi : Percampuran dua atau lebih kebudayaan yang dalam
percampuran itu masing-masing umurnya masih kelihatan.
6. Asimilasi : proses peleburan dari kebudayaan satu ke kebudayaan lain.

Anda mungkin juga menyukai